Anda di halaman 1dari 4

Nama : FERNANDA SKW

Nim : 192022000117 / B1 / Sem 4

UTS DASAR JURNALISTIK


PREVIEW 1

Jurnalistik adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita membaca, mendengar,
atau menonton program berita, maka sadar atau tidak sadar kita terlibat dalam dunia jurnalistik, minimal
sebagai objek atau sasaran (target audience) dari para jurnalis. Di era media social saat ini, para pengguna
media social atau penguna internet aktif juga melakukan aktivitas jurnalistik dalam pengertian teknis,
yakni meliput dan menyebarluaskan informasi terbaru, atau dalam artian lain Jurnalistik merupakan
sebuah pemberitaan atau informasi yang disampaikan oleh seorang jurnalis kepada masyarakat
agar masyarakat lebih paham akan berita penting terbaru yang ada saat ini. Dengan adanya
informasi tersebut dapat juga memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi apapun
tentang berbagai hal yang ingin mereka ketahui. Akan tetapi berita yang diberikan oleh seorang
jurnalis pun tidak luput dari beberapa kesalahan maupun pelanggaran yang dianggap tidak baik
jika dipublikasikan atau melanggar aturan.
Penyiaran berita atau informasi yang tidak memenuhi kode etik jurnalis dapat terjadi karena
adanya ketidaksengajaan.kebebasan per sudah seharusnya dimanfaatkan dengan baik  tanpa
menimbulkan kerugian baik secara moril maupun financial  bagi narasumber yang diberitakan.
Tindakan penyimpangan  kode etik jurnalis seperti ini sangat bertentangan dengan nilai dan
moral pancasila sebagai idiologi Negara. Pers seharusnya menghasilkan berita yang factual dan
jelas sumbernya yang berisi rekayasa pengambilan gambar dan pemuatan atau pengambilan
gambar,foto ,suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber  berita.
Oleh sebab itu di dunia pers Indonesia sendiri memiliki kode etik jurnalistik yang berguna
untuk mencegah para jurnalis untuk melakukan hal yang melewati kode etik tersebut atau
melanggar aturan yang ada. Akan tetapi meskipun sudah dilakukan adanya aturan kode etik
jurnalistik kepada jurnalis, tidak membuat para jurnalis di Indonesia selalu menaati aturan yang
ada. Seperti contoh pada pemberitaan dibawah ini :
Seperti berita diatas dimana terdapat berita pernikahan Artis Raffi ahmad dan Nagita
Slavina yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun TV, Apakah berita yang
dipublikasikan ini sudah menjalankan aturan KEJ dengan Konsisten? Pelanggaran atau
Penyimpangan apa yang dilakukan sehingga melanggar aturan KEJ? Apa akibat dari
pemberitaan palsu tersebut? Pasal apa saja yang dilanggar jurnalis tersebut dalam pemberitaan
ini ? menurut saya, pada pemberitaan diatas sangat banyak sekali hal yang melanggar aturan KEJ
seperti :
- Pelanggaran yang dibuat oleh jurnalis tersebut adalah pelanggaran privasi, yang mana
seharusnya Acara pernikahan tidak di publikasi kan di media massa atau TV, tidak hanya
itu kerusakan rumah tangga dan semua kehidupan pribadi artis merupakan hak privasi
yang dimiliki seseorang tersebut. Baiknya jika ingin menayangkan berita harusnya sang
jurnalis meminta izin pada subjek yang terlibat.
Hal ini termasuk pelanggaran Kode Etik jurnalistik pasal 9, dimana yang berbunyi :
“Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk
kepentingan public”
Seperti yang dijelaskan pada pasal 9 bahwa wartawan harus menghormati hak kehidupan
pribadi narasumber, akan tetapi pada pemberitaan tadi jelas tidak menerapkan aturan
privasi yang dimiliki artis tersebut hingga akibatnya membuat artis yang diberitakan
merasa dirugikan sekali dengan membuat opini publik yang buruk pada pasangan artis ini
dan hal ini juga tidak masuk pada kepentingan publik yang harusnya ditayangkan karena
tidak membawa manfaat apapun bagi publik.
PREVIEW 2
Dalam melakukan tugasnya seorang jurnalis tidak hanya harus menaati aturan dari
Kode Etik Jurnalistik saja, akan tetapi juga harus memiliki 9 elemen jurnalisme yang
menjadi suatu pegangan seorang jurnalis dalam melaksanakan tugasnya. Bill Kovach dan
Tom Rosenstiel (2001) menjelaskan tentang 9 elemen jurnalis yang penting dimiliki oleh
seorang jurnalis.

1. Kewajiban pertama junalisme adalah kebenaran


Fungsi utama seorang jurnalis adalah untuk menyampaikan kebenaran. Yang perlu kamu ingat
adalah fakta tidak sama dengan kebenaran. Dengan memaparkan fakta-fakta yang diperoleh dari
lapangan lalu menyusunnya menjadi sebuah berita, berita tersebut akan menguak kebenaran
dengan sendirinya. Kebenaran ini juga memiliki makna relatif dan semua tergantung siapa yang
membacanya. Namun, jurnalis juga bertugas untuk memaparkan fakta-fakta secara adil dan
terpercaya, berlaku saat ini, dan dapat dijadikan bahan untuk investigasi lanjutan.

2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada masyarakat

Salah satu komitmen yang harus dipegang teguh seorang jurnalis adalah tidak boleh berpihak
kepada siapapun (netral), baik itu penguasa maupun pemilik media. Komitmen tersebut tak boleh
luntur karena itulah dasar dari kepercayaan masyarakat kepada media yang dikonsumsinya. Para
pelaku media juga harus mendapat kepercayaan masyarakat bahwa berita yang dipublikasikan
tidak diarahkan demi kepentingan iklan.

3. Inti jurnalisme adalah disiplin dalam melakukan verifikasi

Jurnalisme itu berbeda dengan propaganda, fiksi, maupun hiburan. Yang membedakan hal
tersebut terletak pada verifikasi informasi. Verifikasi data ini bisa dalam metode mewawancarai
berbagai macam sumber agar tidak hanya melihat dari dua sudut pandang saja, tapi dari seluruh
sudut pandang. Metode ini digunakan agar jurnalis bisa objektif dan tidak bias pada suatu kasus
tertentu.

4. Jurnalis harus menjaga independensi dari sumber yang diliput

Jika terjun ke dalam dunia jurnalisme, seorang jurnalis harus mengetahui bahwa independensi
tidak sama dengan bersikap netral. Dalam menulis tajuk misalnya, pemimpin redaksi harus
bersikap independen di mana tulisannya tersebut harus berdasarkan pemikirannya sendiri (tidak
memihak pada pihak siapapun). Sehingga harus ada jarak antara jurnalis dengan sumber agar
jurnalis dapat melihat dengan ‘kepalajernih’ kasus yang sedang diliputnya.

5. Menjalankan kewajiban sebagai pengawas yang independen terhadap kekuasaan.

Jurnalis memiliki kemampuan yang tak terbatas sebagai watchdog terhadap kekuatan besar yang
dapat memengaruhi persepsi masyarakat, dalam hal ini berbentuk pemerintahan atau lembaga
besar. Karena adanya jarak antara yang berkuasa dengan yang lemah itulah peran jurnalis
diperlukan sebagai “penyambung lidah masyarakat” yaitu untuk menyampaikan pesan kepada
satu pihak dengan yang lainnya dan tetap berpegang teguh pada prinsip jurnalisme.

6. Menyediakan forum bagi masyarakat untuk saling kritik dan berkompromi.

Fakta yang dipaparkan oleh jurnalis dalam suatu media lebih baik meninggalkan ruang bagi
publik untuk beropini. Hal ini dapat mengajarkan masyarakat untuk bersikap kritis terhadap
informasi yang diberikan. Apapun yang diberikan oleh media bisa menjadi bahan untuk diskusi
dan agar masyarakat dapat mengambil sikap pada suatu permasalahan.
7. Berjuang untuk membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan

Agar membuat masyarakat tertarik dengan berita yang diangkat, jurnalis harus pintar dalam
mengemas fakta yang dimiliki agar menarik tapi tetap relevan. Dalam hal ini berarti: jurnalis di
media cetak harus pintar dalam mengolah kata-kata agar beritanya dibaca, jurnalis di TV harus
pintar mengemas naskah dengan gambar agar tetap relevan, dan jurnalis di radio harus cerdik
membacakan naskah agar didengar. Pada akhirnya, seorang jurnalis harus memiliki kemampuan
story-telling with a purpose.

8. Membuat berita tetap komprehensif dan proporsional

Kovach dan Rosentiel mengambil contoh surat kabar yang memuat judul berita yang sensasional
sehingga pembaca tertarik untuk membacanya. Namun kekurangan dari judul dan isi berita yang
sensasional itu tak bisa menjaga loyalitas pembacanya. Berita yang proporsional dan
komprehensif dapat dilihat dari bagaimana seorang jurnalis mengemas fakta-fakta yang
dimilikinya dan tetap bisa menuliskannya menjadi satu tulisan yang utuh. Jurnalis yang baik
tidak akan menambahkan fakta yang tidak ada.

9. Tetap berkewajiban untuk mendengarkan hati nurani

Setiap jurnalis, baik dari jurnalis junior hingga pimpinannya harus memiliki kompas moral
(compass moral), yaitu memiliki etika dan tanggung jawab. Jangan takut untuk menyuarakan
pendapat yang berbeda dengan rekan kerja maupun dengan atasan. Tapi perbedaan pendapat
tentu saja harus didasari oleh data-data yang akurat agar tidak asal ‘ceplas-ceplos’. Para
pimpinan pun harus bersikap terbuka dan siap mendengarkan suara dari para jurnalis yang terjun
langsung kelapangan agar mereka tetap merasa dihargai.

Inti sembilan elemen jurnalisme itu adalah wartawan atau media harus memegang teguh
kebenaran. Dalam jurnalistik, parameter kebenaran adalah fakta, data, atau peristiwa yang
sebenarnya terjadi. Dengan demikian, manipulasi informasi yang biasanya dikenal
dengan framing, sangat bertentangan dengan kaidah jurnalistik

Anda mungkin juga menyukai