KD
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG KUNTI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
TANGGAL 13 – 19 APRIL 2021
OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.KD
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG KUNTI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
TANGGAL 13 – 19 APRIL 2021
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.KD
Umur : 54 tahun
Alamat : Br. Dinas Kaja, Ds. Muncan, Kec. Selat, Kab.
Karangasem
Pendidikan : Tidak sekolah
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh tani
Jenis Kelamin : Perempuan
No RM : 039XXX
Tanggal Dirawat (MRS) : 08 Maret 2021
Tanggal Pengkajian : 13 April 2019
Ruang Rawat : Ruang Kunti
Aniaya fisik √ 54 th
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan criminal
Jelaskan:
Pasien mengatakan pernah mengamuk, memukul dan menendang suaminya saat di
rumah,
Ya Tidak √
- - -
Masalah keperawatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Saat dikaji, pasien mengatakan tidak memiliki pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan.
Masalah keperawatan : -
IV. PEMERIKSAAAN FISIK
1. Ukuran Vital :
TD : 108/79 mmHg
N : 73 x/menit
S : 36,6o C
P : 18 x/menit
2. Ukuran : BB : 48 kg TB 152 cm
Turun Naik √
Jelaskan : Saat dikaji pasien mengatakan berat badannya merasa naik selama
dirawat di rumah sakit jiwa sekitar 2 kg.
3. Keluhan fisik :
Ya Tidak √
Jelaskan:
Saat dikaji pasien mengatakan tidak memiliki keluhan pada fisiknya.
Keterangan:
= perempuan = laki-laki
= meninggal
= cerai
= klien
Jelaskan :
Pasien mengatakan berusia 54 tahun. Pasien mengatakan bahwa aorang
tuanya telah meninggal dunia. Pasien merupakan anak keempat dari 4 bersaudara
dan 3 saudara pasien telah meninggal dunia. Pasien tinggal serumah bersama suami,
anak laki-lakinya, menantu, dan 2 cucunya. Pasien mengatakan di keluarganya tidak
ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
Masalah keperawatan : -
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan menerima dirinya apa adanya dan menyukai semua anggota
tubuhnya.
b. Identitas diri :
Saat pengkajian, pasien dapat mengidentifikasikan dirinya dengan benar.
Pasien mampu menyebutkan namanya dengan inisial “D”, pasien mampu
meyebutkan asalanya dari Muncan Karangasem dan umur 54 tahun.
c. Peran :
Pasien adalah seorang ibu dan istri di rumah. Pasien memiliki seorang suami
dan 3 orang anak yang sudah menikah.
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan bisa berkumpul dengan
keluarganya di rumah.
e. Harga diri :
Pasien mengatakan sudah tabah dan menerima keadaan serta penyakitnya yang
sekarang dan menerima kekurangan diri pasien.
Masalah / Diagnosa Keperawatan : -
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Saat pengkajian, pasien mengatakan merindukan tinggal bersama suami dan
cucunya di rumah. Orang terdekat pasien adalah suami pasien.
b. Peranserta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:
Pasien mengatakan saat dirumahnya dia sepeti biasa mengikuti kegiatan yang
ada di banjar. Pasien mengatakan hanya bekerja sebagai buruh tani.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Pasien tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Masalah / Diagnosa Keperawatan : -
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan menganut agama Hindu dan percaya dengan adanya Tuhan
yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan selalu bersembahyang bersama keluarga di rumah dan Pura
jika ada hari raya besar seperti Galungan, Kuningan dan odalan.
Masalah / Diagnosa Keperawatan : -
9. Tingkat Kesadaran
❑ Bingung
❑ Sedasi
❑ Stupor
❑ Disorientasi
❑ Waktu
❑ Tempat
❑ Orang
Jelaskan :
Pada saat pengkajian pasien terlihat sadar penuh. Pasien tidak mengalami
kebingungan maupun kacau. Orientasi orang, waktu, dan tempat masih dalam
keadaan baik.
Masalah Keperawatan : -
10. Memori
❑ Gangguan daya ingat jangka panjang
❑ Gangguan daya ingat saat ini
❑ Gangguan daya ingat jangka pendek
❑ Konfabulasi
Jelaskan :
Saat pengkajian, pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang,
maupun jangka pendek. Saat pengkajian, pasien mampu menyebutkan nama,
jumlah saudara, dan nama suami serta anak cucunya.
Masalah Keperawatan : -
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
❑ Mudah beralih
❑ Tidak mampu berkonsentrasi
❑ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Saat diajak berbincang-bincang, kontak mata pasien masih terjaga. Pasien dapat
berhitung dengan benar 1- 25
Masalah Keperawatan : -
12. Kemampuan penilaian
❑ Gangguan ringan
❑ Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian.
Masalah keperawatan : -
13. Daya tilik diri
❑ Mengingkari penyakit yang diderita
❑ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : -
Masalah keperawatan: -
- Sistem pendukung ✓
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
- Mempersiapkan makanan ✓
- Mencuci buaian ✓
- Mengatur keuangan ✓
- Lain-lain
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan :-
DO:
- Pasien tampak tegang saat
bercerita Resiko Perilaku
- Pembicaraan pasien cepat Kekerasan
saat berbicara
- Tampak pandangan mata
pasien tajam
- Nada suara pasien terdengar
tinggi
- Tampak tangan pasien
mengepal saat berbincang
(SLKI) (SIKI)
DIAGNOSA
HARI / TGL / JAM TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
KEPERAWATAN
Selasa, Resiko Perilaku TUK 1
13 April 2021 Kekerasan Klien Membina Hubungan
Pukul 14.30 – 14.50 WITA Saling Percaya
Fase Orientasi
“Selamat siang ibu.
“Nama saya KD” Triana
Perkenalkan saya mahasiswa
jurusan Keperawatan dari
Poltekkes Denpasar yang akan
merawat ibu, nama saya Triana
Utari. Hari ini saya dinas siang
dari jam 14.30 sampai jam
14.50 WITA. Boleh saya tahu
nama ibu siapa?”
“Ibu senangnya di panggil “Panggil Bu D saja dik”
siapa?”
“Selama 3 hari kedepan saya “Iya dik”
yang bertugas untuk
mengunjungi dan memberikan
perawatan selama ibu dirumah
sakit”
Triana
“Baiklah bagaimana kalau
“Iya boleh”
sekarang kita berbincang –
bincang mengenai perasaan
yang ibu alami dan rasakan
selama ini”
“Apakah ibu ingat tanggal lahir “Saya ingat lahir tahun 1966
ibu kapan? Boleh saya tau saja dik”
berapa umur ibu?” “Umur saya sudah 54 tahun”
“Boleh saya tahu hobi ibu “Boleh, saya suka jahit canang
apa?” di rumah”
Fase Terminasi:
“Sesuai janji kita tadi, kita
sudah mengobrol 20 menit,
sekarang sudah pukul 14.50
WITA, untuk saat ini kita
sudahi dulu ya bu. Nanti kita
mengobrol lagi tentang
penyebab dan tanda-tanda
perilaku kekerasan”
Triana
“Setelah kita mengobrol tadi, “ Baik dik”
bagaimana perasaan ibu ?”
“Bagaimana kalau besok kita “Boleh ”
bertemu lagi membicarakan
mengenai pengenalan tentang
penyebab dan tanda-tanda
peilaku kekerasan ibu nggih?”
Fase Orientasi
“Selamat pagi, ibu. Sesuai janji “Kabar saya baik.”
kita kemarin, hari ini saya
kembali lagi. Bagaimana kabar Triana
ibu hari ini?”
“Baiklah ibu. Apakah ibu masih “Nama adik, Triana.”
ingat nama saya?”
“Wah bagus sekali ibu masih
mengingat nama saya.”
“Sesuai janji kita 2 hari yang “Iya dik”
lalu, hari ini kita akan
mengobrol tentang penyebab dan
tanda-tanda perilaku kekerasan.
Kita mengobrol disini saja ya
ibu”
Kerja: “Iya dik saya waktu ini marah-
“Apa yang meyebabkan ibu bisa marah dan kesal karena saya
marah dan mengamuk? Nah ibu sakit kepala tidak hilang. Saya
bisa ceritakan apa yang ibu sudah berobat ke rumah sakit
rasakan saat marah?” serta pengobatan bali tapi masih
belum sembuh dan karena itu
saya mengamuk dan menendang
suami saya”
Triana
“Saat ibu marah apa ada
“Perasaan saya kesal dan juga
perasaan tegang, kesal,
bingung tidak karuan saat itu
mengepalkan tangan, mondar
dik”
mandir? Atau mungkin ada hal
lain yang dirasakan?”. Nah yang
ibu rasakan itu termasuk tanda-
tanda perilaku kekerasan”
Fase Terminasi:
Fase Orientasi
“Selamat sore ibu. Sesuai janji “ Sore dik, kabar saya baik”
kita kemarin, hari ini saya
kembali lagi ngin mengobrol
dengan ibu. Bagaimana kabar
ibu hari ini?” Triana
“Baiklah ibu. Apakah ibu masih “Saya lupa namanya adik”
ingat nama saya?”
“Perkenalkan ibu, nama saya “Iya saya sedikit ingat sekarang”
Triana Utari, bisa dipanggil
Triana saja”.
“Bagaimana kalau sekarang kita “Bisa dik”
latihan cara lain untuk merespon “Boleh dik disini saja ya”
marah ibu, yaitu dengan cara
mengungkapkan sesuatu dengan
cara yang baik kepada orang
yang dianggap bermasalah
dengan ibu”
“Bagaimana jika kita
berbincang-bincang selama 15
menit, apakah Ibu setuju?”
“Dimana ibu ingin berbincang-
bincang?”
Fase Kerja
Sekarang kita latihan cara bicara
yang baik bila sedang marah. “Nggih dik”
Ada tiga caranya pak, yaitu : “Tolong ambilkan saya air”
a. Meminta dengan baik tanpa “Maaf saya tidak bisa”
marah dengan nada suara “Saya merasa ingin marah Triana
yang rendah serta tidak dengan perkataanmu”
menggunakan kata-kata
kasar, misalnya: ‘Tolong
ambilkan saya air minum
itu’. Coba ibu praktekkan.
Bagus ibu”.
b. Menolak dengan baik, jika
ada yang menyuruh dan ibu
tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak
bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan’.
c. Mengungkapkan perasaan
kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat
kesal, ibu dapat mengatakan:
’Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu’
“Coba ibu praktekkan sekarang.
Bagus ibu sudah mampu “Terimakasih dik”
mempraktekkan”
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah
kita bercakap-cakap tentang cara “Saya merasa lebih baik”
menyalurkan marah dengan
mengungkapkan kepada
seseorang yang telah membuat Triana
ibu kesal?”
“Besok kita akan membicarakan “Bisa dik”
cara lain untuk mengontrol rasa
marah ibu dengan memukul
bantal/kasur, apakah ibu setuju?”
“Bagaimana kalau kita “Boleh dik tidak apa”
mengobrol di sini lagi jam 16.30
WITA lagi ya bu, ditempat ini
saja.”
Minggu, 18 April 2021 Resiko Perilaku TUK 4 :
Pukul 16.30 – 16.45 Kekerasan Pasien mampu
WITA mendemonstrasikan perilaku
yang terkontrol
Fase Kerja
“Nah, kalau ibu sedang marah “Nggih saya mengerti dik”
coba ibu langsung duduk dan
tarik nafas dalam terlebih
dahulu. Jika tidak reda juga
marahnya, rebahkan badan agar
rileks. Ibu bisa rebahkan diri di Triana
kasur sambil menarik nafas
dalam agar marah yang ibu
rasakan mereda. Selain itu, ibu
bisa memukul kasur atau bantal
jika ibu merasa ingin marah”
“Nah sekarang ibu bisa coba apa “Iya akan saya coba nanti dik”
yang sudah saya arahkan”
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah “Saya mengerti dan akan
kita bercakap-cakap tentang melakukannya saat saya merasa
mendemonstrasikan perilaku ingin marah”
yang terkontrol?”
“Besok kita akan membicarakan “Iya boleh dik”
cara penggunaan obat yang
benar, apakah ibu setuju?”
“Bagaimana kalau kita “Iya bisa dik, disini saja ya”
mengobrol di sini lagi jam
10.30 WITA lagi ya bu,
ditempat ini saja.”
Senin, 19 April 2021 Resiko Perilaku TUK 5 :
Pukul 10.30 – 10.45 Kekerasan Pasien menggunakan obat
WITA dengan benar
Fase Orientasi
“Selamat pagi ibu. Sesuai janji “Pagi dik, masih ingat dik, Triana
kita kemarin, hari ini saya ya”
kembali lagi ingin mengobrol
dengan ibu. Bagaimana kabar
ibu hari ini?” Triana
“Baiklah ibu. Apakah ibu masih
ingat nama saya?”
“Bagaimana kalau sekarang kita “Iya boleh dik”
membicarakan penggunaan obat
yang benar”
“Bagaimana jika kita “Iya setuju dik”
berbincang-bincang selama 15
menit, apakah Ibu setuju?”
“Dimana ibu ingin berbincang- “Disini saja kita mengobrol
bincang? Baiklah kita disini saja nggih”
mengobrol.”
Fase Kerja
“Baik ibu, tadi saya sudah lihat “Biasanya pagi saya dapat 2 obat
obat apa saja yang ibu konsumsi dik”
disini, apakah ibu tau kapan saja
ibu harus minum obat?”
“Nah pertama saya akan “Baik dik”
menjelaskan dosis, frekuensi
serta manfaat minum obat”
“Jadi, ibu memiliki 3 jenis obat
yang harus diminum teratur Triana
yang pertama Stelosi 5 mg 2x2 ,
Clobazam 10 mg 1x1, Hexymer “Iya dik saya sudah mengerti”
2 mg 1x1” “Nanti kalua obat sudah habis
“Jika ibu teratur minum obat saya akan kontrol lagi”
tersebut ibu akan tenang, marah
ibu tidak akan terjadi tanpa
sebab”
“Jika ibu merasa kondisi ibu
sehat dan berhenti minum obat
ataupun obat ibu habis silahkan
ibu langsung konsultasikan
dengan dokter mengenai kondisi
ibu, sebab jika putus obat, ibu
akan kambuh lagi dan sulit
untulk mengembalikan keadaan
semula”
Fase Terminasi:
“Saya senang dan akan
“Bagaimana perasaannya
mengingat obat yang didapat”
setelah bercakap cakap tentang
penggunaan obat?”
Diagnosa
Paraf
Hari/Tanggal Keperawatan Tindakan Evaluasi
O:
Pasien tampak membalas salam dan
berjabat tangan, sesekali
memerhatikan lingkungan sekitar,
pasien mengutarakan masalahnya,
pasien menerima kehadiran perawat,
sesekali tersenyum kepada perawat
dan pasien menjawab semua
pertanyaan perawat.
A:
TUK 1 (Membina hubungan saling
percaya) tercapai.
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan
untuk mencapai TUK 2
(Mengidentifikasi penyebab marah).
Rabu, Resiko Perilaku TUK 2 S:
14 April 2020 Kekerasan Pasien dapat “Iya dik saya waktu ini marah-marah
Pukul 10.50 wita mengindentifikasi dan kesal karena saya sakit kepala
penyebab dan tanda- tidak hilang. Saya sudah berobat ke
tanda perilaku rumah sakit serta pengobatan bali
kekerasan tapi masih belum sembuh dan karena
itu saya mengamuk dan menendang
suami saya” Triana
“Perasaan saya kesal dan juga
bingung tidak karuan saat itu dik”
O:
Pasien tampak berusaha
mengidentifikasi penyebab dan tanda
perilaku kekerasan
A:
TUK 2 (Pasien dapat
mengidentifikasi penyebab marah)
tercapai
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan
untuk mencapai TUK 3 (Pasien
dapat mengidentifikasi tanda
gejala, perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan dan akibat dari
perilaku kekerasan)
O:
Kontak mata pasien cukup baik,
pasien mendengarkan perawat
dengan baik
A:
TUK 4 (Pasien dapat
menggunakan obat dengan benar)
terccapai
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan
untuk mencapai TUK 5
Senin, Resiko Perilaku TUK 5 : S:
19 April 2020 Kekerasan Pasien menggunakan “Biasanya pagi saya dapat 2 obat
pukul 10.45 wita obat dengan benar dik”
“Baik dik”
“Iya dik saya sudah mengerti” Triana
“Nanti jika obat sudah habis saya
akan kontrol lagi”
O:
Kontak mata pasien cukup baik,
pasien mendengarkan perawat
dengan baik
A:
TUK 5 (Pasien dapat
menggunakan obat dengan benar)
tercapai
P:
Pertahankan kondisi pasien
LEMBAR PENGESAHAN
Clinical Teacher/CT