Anda di halaman 1dari 4

KONSEP KEPERAWATAN PROFESSIONAL BAGI PERAWAT KAMAR BEDAH

1. Karakter Perawat Kamar Bedah Profesional


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat profesional wajib memiliki
bebarapa unsur-unsur sebagai berikut :
1) Pengetahuan yang teoritis, praktis, dan klinis
2) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki
3) Menggunakan teori atau hasil pembelajaran yang berbasis EBP (Evidence Base
Practice)
4) Mensintesis informasi dari berbagai sumber
5) Menggunakan ilmu keperawatan yang telah dikembangkan ke dalam praktek
keperawatan
6) Berbagi atau mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dengan rekan kerja,
klien, keluarga, dan orang lain dengan tujuan meningkatkan hasil kualiatas
perawatan dan kesehatan.
b. Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi (Spirit of Inquiry)
Perawat professional yang memiliki rasa tahu yang tinggi memiliki ciri khusus sebagai
berikut:
1) Berpikir terbuka dan memiliki keinginan untuk mengeksplorasi pengetahuan baru.
2) Mengikuti perkembangan ilmu keperawatan.
3) Ikut serta dalam mengumpulkan informasi yang bersumber dari klien, keluarga klien,
sumber terkait sebagai informasi yang mendukung dalam memajukan kualitas
perawatan.
4) Berkomitmen untuk belajar seumur hidup.
c. Akuntabilitas
Dari tinjauan literatur dan beberapa sumber pustaka bahwa hal-hal di bawah ini dapat
meningkatkan akuntabilitas perawat bedah pada klien, organisasi dan dalam sebuah
sistem yang sedang berlaku :
1) Ikut terlibat dalam organisasi profesional.
2) Memiliki wawasan tentang literatur keperawatan.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab serta menerapkan self-
regulation (suatu kemampuan yang dimilki oleh seorang perawat dalam mengontrol
tingkah laku, dan memanipulasi sebuah perilaku dengan menggunakan kemampuan
pikirannya sehingga perawat dapat bereaksi terhadap lingkungannya).
4) Meningkatkan kualitas perawatan melalui dialog dengan para ahli kesehatan dan
mengikuti perkembangan evidence base nursing practice.
5) Memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri.
6) Meningkatkan pengetahuan (contoh: studi lanjut, mengikuti seminar dan kajian
ilmiah lainnya).
7) Mempelajari dan memahami perundang-undangan keperawatan berlaku saat ini.
8) Mengikuti program uji kompetensi perawat bedah.
d. Otonomi (Autonomy)
Beberapa strategi di bawah ini akan menunjang otonomi perawat pada klien,organisasi
dan sistem/ kebijakan tertentu, sebagai berikut:
1) Bertindak dengan percaya diri dalam lingkup kerja perawat.
2) Meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan.
3) Berkonsultasi dan berkolaborasi dengan rekan kerja dan pakar/ ahli.
4) Mengevaluasi dan belajar dari insiden-insiden kritis.
5) Mengkomunikasikan dengan jelas alasan pengambilan kebijakan, dan keputusan.
6) Mendukung segala keputusan dengan menyesuaikan pada evidence base nursing
practice, pembelajaran, dan pengalaman klinis.
7) Mengambil peran kepemimpinan baik di lingkup formal dan informal.
8) Mempromosikan kebijakan organisasi yang mendukung perawat bertindak dalam
lingkup praktik.
9) Memberikan masukan pada setiap keputusan yang mempengaruhi praktik
keperawatan.
10) Mempertanyaan peran organisasi ketika organisasi terkait tidak mendukung
perawatan pasien yang berkualitas.
e. Advokasi
Perawat yang berperan sebagai advokasi wajib memiliki hal-hal sebagai berikut:
1) Mengerti tentang apa yang sedang dialami, dipikirkan, dan dirasakan oleh klien.
2) Membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan klien.
3) Terlibat di dalam praktik keperawatan dan aktif dalam memajukan kualitas
pelayanan kesehatan.
4) Memiliki pengetahuan tentang kebijakan yang berdampak pada pelayanan kesehatan
f. Inovasi dan Visioner
Menjadi perawat yang inovatif dan memiliki visi harus memperhatikan nilai
profesionalisme sebagai berikut ini:
1) Mengembangkan budaya inovasi untuk meningkatkan praktik keperawatan.
2) Menampilkan inisiatif untuk ide-ide baru dan terlibat melalui aksi langsung.
3) Mempengaruhi masa depan keperawatan, pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem
perawatan
g. Kollegialitas dan Kolaborasi (Collegiality and Collaboration)
Beberapa saran bagi perawat dalam mengembangkan kolaborasi kemitraan dalam
konteks professional sebagi berikut:
1) Bertindak sebagai mentor bagi perawat, mahasiswa keperawatan, dan rekan kerja
untuk meningkatkan dan mendukung terciptanya lingkungan yang profesional.
2) Berkomitmen membangun kerjasama dengan tenaga kesehatan lain.
h. Etika dan Nilai
Etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Sedangkan etika keperawatan adalah cerminan dari perilaku perawat yang berdampak
pada kehidupan pasien, rekan kerja, dan masyarakat. Lingkungan yang aman dan etika
yang baik sangat penting bagi profesionalisme.
2. Kompetensi Perawat Kamar Bedah
a. Kompetensi
Pengetahuan yang wajib dimiliki oleh seorang perawat bedah adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
2) Pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
3) Tindakan medik yang akan/ harus dilakukan
4) Macam-macam peralatan bedah
5) Pengetahuan tentang standar praktik keperawatan bedah
6) Pengetahuan tentang asuhan keperawatan bedah
7) Kode etik dan legal aspek keperawatan bedah
b. Keterampilan
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang perawat bedah, yaitu:
1) Keterampilan teknis pembedahan
2) Resusitasi jantung
3) Komunikasi terapeutik
4) Keterampilan problem solving
5) Mengambil keputusan
6) Keterampilan melakukan proses keperawatan (pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi).
c. Sikap
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai berikut:
1) Caring
2) Komitmen
3) Kreatif
4) Komunikatif
5) Otonomi
3. Sertifikasi Perawat Kamar Bedah
Beberapa sertifikasi atau pelatihan yang harus dimiliki oleh seorang perawat bedah antara
lain yaitu:
a. Surat Tanda Registrasi
b. Sertifikasi pelatihan perawat bedah
c. Sertifikasi pelatihan perawat kamar bedah lanjutan (advance)
d. Pelatihan RJP
e. Sertifikasi yang berhubungan dengan sub spesialisasi keperawatan bedah
4. Kendala-Kendala Untuk Mencapai Perawat Professional
Kendala yang mungkin ditemui salah satunya yaitu tidak semua perawat bisa mengikuti
perkembangan ilmu dan tehnologi melalui pelatihan kamar bedah dikarenakan kurangnya
atau tidak adanya pengalaman di kamar bedah

Anda mungkin juga menyukai