Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PERDARAHAN POST PARTUM

5 – 10 April 2021

Oleh

Tri Widya Romadaningsih, S.Kep

NIM. 202093120020

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWTAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PENDARAHAN PADA POST PARTUM

Oleh

Tri Widya Romadaningsih, S.Kep

NIM. 202093120020

Banjarbaru, 9 April 2021

Mengetahui,

Koordinator Stase Maternitas Pembimbing Akademik,

Nana Astriana Hasibuan,S.Kep,.Ns,M.Kes Fitri Ayatul Azlina,S.Kep, Ns.M.Kep


NIP. 19790317201902209001
1. DEFINISI

Perdarahan post partum adalah perdarahan 500-1000 cc setelah kala III selesai
(setelah plasenta lahir). Pengukuran darah yang keluar dihitung secara tepat.
Perdarahan post partum yang melebihi 500 cc setelah bayi lahir. Pada praktisnya
tidak perlu mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan
perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila
terdapat perdarahan yang lebih normal, apabila telah menyebabkan perubahan tanda
vital (menurun kesadaran, pucat, keringat dingin, sesak nafas, tensi 100/menit) maka
penanganan harus segera dilakukan (Wiknjosastro, 2010).

2. ETIOLOGI

Menurut (Astikawati & Dewi, 2017) secara etiologi perdarahan post partum lebih
diingat dengan 4T, yaitu:

a. Tone

Diagnosis antonio uteri ditegakan setelah bayi lahir dan plasenta lahir dan
ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpul serta pada palpasi
didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih, kontraksi uterus
lembek. Antonio uteri disebabkan akibat partus cepat, persalinan karena
induksi oksitoksin pada kelahiran sebelumnya.

b. Tissue Bila plasenta tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir
disebut retensio plasenta. Sisa plasenta disebabkann karena kotiledon atau
selaput ketuban tersisa.

c. Trauma

Trauma persalinan menyebabkan laserasi atau hematoma sehingga dapat


menyebabkan perdarahan post partum. Trauma dapat disebabkan karena
episiotomi yang melebar, ruptur uteri, robekan pada perineum, vagina dan
serviks.

d. Thrombin Thrombin karena gangguan pembekuan darah. Pada pembekuan


darah akan terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan, perdarahan
merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan.
3. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang mungkin terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah
banyak (500 ml), nadi lemah, haus, pucat, lochea warna merah, gelisah, letih,
tekanan darah rendah ekstremitas dingin, dapat pula terjadi syok hemorogik

1. Menurut Mochtar (2001) gejala klinik berdasarkan penyebab ada lima yaitu :
a) Antonia Uteri Uterus berkontraksi lembek , terjadi perdarahan segera setelah
lahir
b) Robekan jalan lahir Terjadi perdarahan segera, darah segar mengalir segera
setelah bayi lahir, konterksi uterus baik, plasenta baik. Gejala yang kadang-
kadang timbul pucat, lemah, menggigil.
c.) Retensio plasenta Plasenta belum lahir selama 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik.
d) Tertinggalnya sisa plasenta selaput yang mengandung pembuluh darah ada
yang tertinggal, perdarahan segera. Gejala yang kadang-kadang timbul uterus
berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
e) Inversio uterus Uterus tidak teraba, lumen vagina berisi massa, perdarahan
segera, nyeri berat.

2. Tanda dan Gejala Terjadi perdarahan rembes atau mengucur, saat kontraksi
uterus keras, darah berwarna merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok,
pada pemeriksaan inspekulo terdapat ronekan pada vagina, serviks atau varises
pecah dan sisa plasenta tertinggal. (purwadianto, dkk, 2000).
4. PATOFISIOLOGI

Perdarahan Post Partum

Robekan jalan lahir


Penurunan Kelemahan Tubuh
nadi dan
Nyeri Akut
tekana darah
Perdarahan
Defisit
perawatan diri
Volume cairan Hb, O2 turun
menurun Kekurangan
Volume Cairan

Daya tahan
Ketidakefektifan tubuh menurun
perfusi jaringan
perifer

Ibu rentan infeksi

Risk. Infeksi
5. Klasifikasi
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500 – 600 ml dalam masa 24
jam setelah anak lahir, menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian :

a. Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir.

b. Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorrhage) yang terjadi
setelah 2 Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama
24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc
dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.

6. KOMPLIKASI
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok. Bila
terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa
berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan
intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ organ seperti gagal
ginjal mendadak (Chalik, 2000).

7. PENGKAJIAN
Pengkajian fokus pada perdarahan post portum meurut Dongoes dan Marylin E,
(2001) sebagai berikut :
a. Alasan dan keluhan pertama masuk Rumah Sakit Apa yang dirasakan saat itu
ditujukan untuj mengenali tanda atau gajala yng berkaitan dengan perdarahan
post portum misalnya antonio uteri, retensio plasenta robekan jalan lahir, vagina,
perineum, adanya sisa selaput plsenta dan biasanya ibu nampak perdarahan
banyak > 500 CC

b. Riwayat kesehatan sekarang Dikaji untuk mengetahui apakah seorang ibu


menderita penyakit yang bisa menyebabkan perdarahan post portum seperti
aspek fisiologis dan psikososialnya.

c. Riwayat kesehatan dahulu Dikaji untuk mengrtahui apakah seorang ibu perah
menderita penyakit yang lain yang menyertai dan bisa memperburuk keadaan
atau mempersulit penyambuhan. Seperti penyakit diabetus melitus dan jantung d.
Riwayat kesehatan keluarga Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah
keluarga pasien ada yang mempunyai riwayat yang sama

Pola pengkajian kesehatan menurut (Dongoes dan Marilyn E,2001) Sebagai


berikut :
1) Aktivitas istirahat Insomia mungkin teramat.
2) Sirkulasi kehilangan darah selama proses post portum
3) Integritas ego Peka rangsang, takut atau menangis sering terlihat kira-kira
3hari setelah melahirkan “post portum blues”
4) Eliminasi BAK tidak teratur sampai hari ke 2 dan ke 5
5) Makan dan cairan Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira
sampai hari ke 5
6) Persepsi sensori Tidak ada gerakan dan sensori
7) Nyeri dan ketidaknyamanan Nyeri tekan payudara dan pembesaran dapat
terjadi diantara hari ke 3 sampai hari ke 5 post partum
8) Seksualitas
a. Uterus diatas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran menurun satu jari setiap
harinya
b. Lochea rubra berlanjut sampai hari ke 2
c. Payudara produksi kolostrum 24 jam pertama

9) Pengkajian Psikologis
a. Apakah pasien dalam keadaan stabil
b. Apakah pasien biasanya cemas sebelum persalinan dan masa penyembuhan

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit darah, leukosit.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (
b/d keperawatan 3x1 diharapkan
nyeri yang dirasakan pasien - Gali bersama pasien faktor yang
dapat berkurang : dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
Kontrol Nyeri : - Bantu keluarga dalam mencari
- Menggunakan tindakan dan menyediakan dukungan
pengurangan nyeri
tanpa analgesik (2-4) - Pilih dan implementasikan
- Mengenali apa yang tindakan (mis farmakologi atau
terkait dengn gejala non farmakologi)
nyeri (2-3)
- Ajarkan prinsip manajemen
- Menggunakan sumber
nyeri
daya yang tersedia (2-4)

Tingkat Nyeri
- Panjangnya episode
nyeri (1-3)
- Mengerinyit (1-3)
- Ekspresi nyeri wajah
(1-3)
2 Risiko Setelah diberikan asuhan Kontrol Infeksi
Infeksi b/d keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan risiko infeksi - Ajarkan pasien dan keluarga
tidak terjadi : mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada perawat
Kontrol Risiko
dengan kriteria hasil sebagai - Berikan terapi antibiotik yang
berikut: sesuai
- Kemampuan mencari
informasi tentang factor - Ajarkan pasien dan keluarga
risiko meningkat mengenai teknik menghindari
- Kemampuan infeksi
mengidentifikasi faktor
- Cuci tangan sebelum dan
risiko meningkat
sesudah perawatan pada pasien
- Kemampuan
mengenali perubahan Perlindungan Infeksi
status kesehatan - Monitor adanya tanda dan gejala
meningkat infeksi dan lokal monitor
- Kemampuan kerentanan terhadap risiko
berpartisipasi dalam
skrining risiko - Instruksi pasien untuk minum
meningkat antibiotik yang diresepkan

Status Intrapartum Setelah


diberikan asuhan
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan status
intrapartum membaik dengan
kriteria hasil:
- Frekuensi kontraksi
uterus membaik
- Periode kontraksi uterus
membaik
- Intensitas kontraksi
uterus membaik
- Tekanan darah dalam
rentang normal (100 –
140 mmHg)
- Frekuensi nadi dalam
rentang normal (60 –
100 kali per menit)
- Suhu tubuh dalam
rentang normal (36,5 ⸰ -
37,5 ◦)
3 Kekurangan Keseimbangan cairan. Manajemen cairan
volume Sebagai indikator adalah:
1. Monitor tanda-tanda vital
cairan
kurang dari 1. Tekanan darah 2. Monitor status hidrasi(membran
kebutuhan normal mukosa lembab, tekanan darah, nadi)
tubuh b/d 2. Turgor kulit elastis
kehilangan 3. Membran mukosa 3. Berikan terapi IV dan cairan IV
cairan aktif lembab
4. Berikan cairan dengan tepat

4 Defisit Perawatan diri : mandi. Dukungan perawatan diri : mandi


Perawatan Sebagai indikator adalah:
1. Masuk dan keluar dari 1. Monitor kebersihantubuh (rambut,
Diri
kamar Mandi secara mandiri mulut, kulitdan kuku)
2.Mengambilalat/bahanmandi 2.Pertahankankebiasaankebersihandiri
3. Mencucibadanbagianatas 3. Berikanbantuansesuaitingkat
4.Mencucibadanbagianbawah kemandirian
5. Membersihkan area
perineum Dukungan perawatan diri: Berpakaian
1. Identifikasi area di mana pasien
membutuhkan bantuan dalam
Perawatan diri: berpakaian
berpakaian. Sebagai
indikator adalah. 2. Monitor kemampuan pasien
1. Mampu memakai berpakaian sendiri
berpakain secara mandiri 3. Pakai pakaian secara mandiri
2. Mampu membuka pakaian
secara mandiri 4. Berikan bantuan sampai pasien
mampu berpakaian sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. 2000. Obstetri


Fisiology. Bandung : Elemen.

Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4, Jakarta, EGC, 2004

Bulechek, G.M, et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi


6. UK: Mosby Inc.

Dongoes, RE. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta :


EGC.

Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2008. Nanda-I Diagnosis Keperawatan:


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Edisi II. Jakarta: EGC.

Kemenkes. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan Bayi


Baru Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. 2020

Moorhead, S., et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5.


UK: Mosby Inc.

Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Muchtar


Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai