Anda di halaman 1dari 133

Accelerat ing t he world's research.

PENGARUH STRUKTUR MODAL


DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP
PROFITABILITAS DAN NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
...
Elita Yuni

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PENGARUH ST RUKT UR MODAL DAN PERT UMBUHAN.pdf


Hans Wakhida

ANALISIS FAKT OR-FAKT OR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN


Zhk Zhk

01 WIHARDJO
nurul fit ri
TESIS

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN


PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

DEWA KADEK OKA KUSUMAJAYA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011

1
TESIS

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN


PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

DEWA KADEK OKA KUSUMAJAYA


NIM: 0990661012

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011

2
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Magister, Program Studi Manajemen
Program Pascasarjana Universitas Udayana

DEWA KADEK OKA KUSUMAJAYA


NIM: 0990661012

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011

3
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL……………

PEMBIMBING I, PEMBIMBING II.

Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si Drs.I Putu Yadnya, MM


NIP. 19590603.198601.1.001 NIP. 19560505.198003.1.005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Magister Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana


Universitas Udayana Universitas Udayana

Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE., MM Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp S (K)

NIP. 19620922.198702.1.002 NIP. 19590215.198510.2.001

4
PENETAPAN PANITIA PENGUJIAN TESIS

Tesis Ini Telah Diuji Pada


Tanggal 10 Juli 2011

Panitia Pengujian Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana


Universitas Udayan No 1026/H14.4/HK/2011 Tanggal 23 Mei 2011

Ketua: Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si

Anggota:
1. Drs.I Putu Yadnya, MM
2. Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si
3. Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS
4. Drs. Ketut Mustanda, MM

5
PERNYATAAN
ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,


di dalam naskah TESIS dengan judul:
“PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Tidak terdapat karya ilmiah yang diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau yang diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh
(Magister Manajemen) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Denpasar,
Mahasiswa

Nama : Dewa Kadek Oka Kusumajaya


NIM : 0990661012
PS : Magister Manajemen
PSFEUNUD

6
UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida

Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-

Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si pembimbing utama yang penuh

perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis

mengikuti program Magister Manajemen, khusus dalam penyelesaian tesis ini.

Terimakasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Drs. I Putu Yadnya, MM

sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima

kasih juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang

dijabat oleh Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp S (K) atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan

Ramantha, SE., MM., Ak., CPA Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin

yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program magister. Pada kesempatan ini,

penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Prof. Dr. Made Wardana, SE, MP,

Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Ucapan terima kasih

7
penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini,

SE., M.Si; Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS; Drs. Ketut Mustanda, MM yang telah

memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud

seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus serta

penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari

sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ajik

dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar

berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk

berkembanganya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada calon istri

dan kakak tercinta yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih

berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mah Esa selalu melimpahkan

rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan penyelesaian tesis ini serta

kepada penulis sekeluarga.

8
ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN


TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan


perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar
percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden,
keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Beberapa faktor
tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak
konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan
pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek
Indonesia pada tahun penelitian 2006 sampai dengan 2009. Metode penentuan sampel
dengan metode purposive sampling, dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka
jumlah sampel adalah sebanyak 27 perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan
data sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006
sampai dengan tahun 2009. Menjawab masalah penelitian dan pengujian hipotesis
penelitian digunakan teknik analsis jalur (path analysis), dengan alat bantu aplikasi SPSS
versi 13.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas, 2) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas, 3) struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan dan 5) profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk tidak meneliti pada sektor
manufaktur saja, melainkan seperti perbangkan, pelayanan transportasi dan
telekomunikasi yang memiliki karakteristik yang baik untuk dijadikan populasi, serta
meneliti variabel keuangan yang lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, dan untuk
perusahaan disarankan memperhatikan penentuan struktur modal yang optimal,
pertumbuhan perusahaan yang positif, dan profitabilitas untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Aset, Return on Equity, dan Price to
Book Value.

9
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND COMPANY’S GROWTH


TOWARDS PROFITABILITY AND COMPANY’S VALUE AT
MANUFACTURE’S COMPANY AT JAKARTA STOCK EXCHANGE

The value of a company is investor’s perception towards the company’s success


level which is often related to the price of the stock. The high price of stock makes the
value of the company high. The high value of the company will make the market believe
in not only the present condition of the company but also the prospect of the company.
Based on the previous studies, there are some factors influencing the value of the
company, among them are: decision of funding, dividend policy, decision of stock,
company’s growth and size of the company. Some of the factors have relationship and
influence towards the inconsistent value of the company. The present study is aimed at
finding out the influence of capital structure and the company’s growth towards the
profitability and value of company at manufacture companies of Jakarta Stock Exchange.
The population of the study was the manufacture industry registered at Indonesia
Stock Exchange which was studied from 2006 up to 2009. The method used to determine
samples was using purposive sampling method with some fixed criteria with the total
number of 27 samples of manufacture companies. The data used was the secondary data
which was obtained from Indonesian Capital Market Directory from 2006 up to 2009. To
answer the problems of the study and to test the research hypothesis, path analysis was
used together with the application of SPSS version 13.0

The result of the study shows that 1) capital structure has a positive and
significant influence towards profitability, 2) company’s growth has a positive and
significant influence towards profitability, 3) capital structure has a positive and
significant influence towards the company’s value, 4) company’s growth has a positive
and significant influence towards the value of the company and 5) profitability has a
positive and significant influence towards the value of the company.
It is recommended that the future researchers study not only the manufacture
sector, but rather as banking, transportation services and telecommunication which have
good characteristics to be used as the research population but also other financial
variables which influence the value of company and for company it is suggested that it
pay attention on determining the optimum capital structure, positive company’s growth
and profitability to improve the value of the company.
Keywords: Debt to Equity Ratio, Asset Growth, Return on Equity and Price to Book
Value.

10
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN SAMPUL………………………….………...……… i
PRASYARAT GELAR…………………………………………..………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… . iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………….. v

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS………………………………… . vi


UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………….. . vii
ABSTRAK…………………………………………………………………. . ix
ABSTRAC…………………………………………………………………. . x
DAFTAR ISI…………………………………………………...…………... . xi
DAFTAR TABEL…………………………………………….…...……….. . xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………...…….. . xv
DAFTAR ISTILAH..………………………………………………...…….. . xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. . xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... . 1
1.1 Latar Belakang…………………...…………………..………… . 1
1.2 Rumusan Masalah………………….……………...…………… . 10

1.3 Tujuan Penelitian………………….…………...………………. . 10


1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………... . 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………. . 12
2.1 Landasan Teori………………………………...………………... 12

2.1.1 Nilai Perusahaan…..……….…………………………….…….. . 12


2.1.2 Struktur Modal…………….…………………………............... . 18
2.1.2.1 Trade Off Theory….……….…………………………............... . 23

11
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan….……….…………...…...…………. . 24
2.1.4 Analisis Rasio………………..……………....………………… . 25
2.1.5 Profitabilitas…………………..………………………….……. . 31
2.1.6 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas...…………… . 35

2.1.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas....... 36


2.1.8 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan……….… 37
2.1.9 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan... 40
2.1.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan……………. 42
BAB III KRANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN………………………….………………….…… . 45
3.1. Kerangka Berpikir…………..……………….……………....... . 45
3.2 Kerangka Konseptual………..……………….……………....... . 50
3.3 Hipotesis Penelitian ………………….…………….………….. . 50
BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………….. . 52

4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian…..…...………….…. . 52


4.1.1 Rancangan Penelitian……………..…………………...….…….. . 52
4.1.2. Lingkup Penelitian………….……………..…………...……….. . 52
4.2 Variabel Penelitian…………………………………...…...…….. . 52
4.2.1 Identifikai Variabel………………….………..……………….. . 52
4.2.2 Difinisi Operasioanal Variabel…………..…………….………. . 53

4.3 Prosedur Pengumpulan Data…………………………………… . 55


4.3.1 Jenis Data………………………………...…………………….. . 55
4.3.2 Populasi dan Sampel ……………………..………….………… . 56
4.3.3 Cara Pengumpulan Sampel………….……….……………....... . 57

4.4 Metode Analisis Data…………………………...……..……….. . 57


4.4.1 Analisis Jalur (Path Analysis).……...…………………………. . 58
4.4.2 Langkah-Langkah Analisis Jalur………………………………. . 59

12
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. . 63
5.1 Statistik Deskriptif…………………..………………………….. . 63
5.2 Hasil Penelitian…………………………………………………... 66
5.2.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur…………. . 64

5.2.2 Evaluasi Terhadap Validitas Model…………………………….. . 66


5.2.2 Hasil Analisis Regresi…………….…………………………….. . 69
5.2.2 Pengujian Hipotesis……………….…………………………….. . 72
5.3 Pembahasan……………………………………………………... . 74
5.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas……………… . 74
5.3.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja Kuangan.. . 76

5.3.3 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan………….. . 76


5.3.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.. . 77
5.3.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan………….…. . 79
5.4 Impilkasi Penelitian……………………………………………... . 80

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. . 83


6.1 Simpulan………………………………………………………… . 83

6.2 Saran…………………………………………………………….. . 82
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… . 85
LAMPIRAN…………………………………………………….. . 90

13
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman
1.1 Rata-Rata Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Return on Equity, Sampel Perusahaan Manufaktur
Tahun 2005-2009…………………………………….…………. 8

4.1 Proses Pengambilan Sampel…………………………………… . 57


4.2 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009… . 58
5.1 Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Sampel Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009………. . 64

5.2 Ringkasan Model Linier……………………………………….. . 67


5.3 Ringkasan Koefisien Jalur……………………………………... . 69
5.4 Koefisien hubungan langsung, tidak langsung dan total
antar variabel…………………………………………………… . 71

14
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman
3.1 Krangka Konseptual…………………………………………….. 50
4.1 Diagram Jalur Mengenai Pengaruh Struktur Modal
dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan .……………………………… . 59
5.1 Hasil Koefisien Diagram Jalur…………………………………. . 70

15
DAFTAR ISTILAH

DER : Debt To Equity Ratio


ROE : Return On Equity

PBV : Price Book Value

16
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman
1 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,

Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia


Tahun 2005-2009……………………………………………… . 90
2 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,
Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005-2009……………………………………………… . 91
3 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,

Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia


Tahun 2005-2009……………………………………………… . 92
4 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,
Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2005-2009……………………………………………… . 93
5 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,

Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia


Tahun 2005-2009……………………………………………… . 94
6 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,
Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005-2009……………………………………………… . 95
7 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,

Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia


Tahun 2005-2009……………………………………………… . 96
8 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,
Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005-2009……………………………………………… . 97

17
9 Tingkat Pertumbuhan Debt to Equity Ratio (DER)
Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-20………………. . 98
10 Tingkat Pertumbuhan Aset Sampel Perusahaan
Manufaktur Tahun 2005-2009………………………………… . 99

11 Tingkat Pertumbuhan Return on Equity (ROE)


Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009……………. . 100
12 Tingkat Pertumbuhan Price Book Value (PBV)
Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-200..……………. . 101
13 Descriptives Statistics………………………………………….. . 102
14 Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap

Profitabilitas Tahun 2006-2009………………………………... . 103


15 Hasil Uji Regresi Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
Terdap Profitabilitas Tahun 2006-2009……..…………………. . 104
16 Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap

Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009…………………………… . 105


17 Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009………………….. 106


18 Hasil Uji Curve Fit Pengaruh ProfitabilitasTerhadap
Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009…………………………… . 107
19 Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009………... . 108
20 Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan

Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan


Tahun 2006-2009……………………………………………… . 109

18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini

telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.

Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin

meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama

perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang

dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan.

Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan

informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penilaian yang

berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market

value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham

menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di

pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor

perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting

dalam pengambilan keputusan investasi saham karena dapat membantu investor

untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Salah satu

19
pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price book value

(PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga

pasar saham dengan nilai buku per lembar saham.

Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan

ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas

perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden,

keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Beberapa

faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang

tidak konsisten.

Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia

usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh banyaknya lembaga-

lembaga keuangan yang mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat adanya

kemacetan kredit pada dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum

pemberian kredit dimasa lalu oleh perbangkan dan masalah kelayakan kredit yang

disetujui. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka manajer keuangan perusahaan

harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal yang diharapkan perusahaan

dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi

persaingan bisnis. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah

mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya modal perusahaan.

Semakin tinggi nilai perusahaaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik

perusahaan.

20
Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di

atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan

menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah

salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah

proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio

laverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari

struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan

produktivitas dan kinerja perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa

kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur

modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai

perusahaan (value of the firm).

Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki

kuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak

(bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manajer (kewajiban

membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian

penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenan dan biaya

kepailitan.

Teori trade-off memprediksi hubungan positif antara struktur modal

dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar dari

biaya tekanan financial dan biaya keagenen. Teori trade-off juga memprediksi

hubungan positif antara struktur modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja

keuangan perusahaan. Pengurangan bunga hutang pada perhitungan penghasilan

kena pajak akan memperkecil proporsi beban pajak, sehingga proporsi laba bersih

21
(net income) setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas

semakin tinggi.

Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan struktur modal diantara

adalah Christianti (2006) menemukan bahwa adanya perbedaan kepentingan

outsider dengan insider menyebabkan terjadinya agency cost dimana manajer

cendrung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai

perusahaan tetapi utuk kepentingan opportunistic. Sugihen (2003) menemukan

bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung dan negatif terhadap nilai

perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini

kembali normal, maka perusahaan kembali membaik dan nilai pasar ekuitas

ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri

dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri

yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh

hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan, menikmati

penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan

pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari

citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena

kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap

adanya isu negatif. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian penting

karena dapat menurunkan sumber berita negatif yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan

membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen.

22
Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk

secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak

memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola

pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan

pada pengendalian biaya.

Growth dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa

lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang

akan datang (Taswan, 2003). Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan

aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang

menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang

lebih baik dalam mengukur growth perusahaan (Putrakrisnanda, 2009).

Ratusan perusahaan saat ini telah menerapkan perencanaan strategis secara

menyeluruh dalam upaya mereka untuk meraih pendapatan laba yang lebih tinggi.

Tujuan jangka panjang menunjukkan hasil yang diharapkan dengan menjalankan

strategi tertentu. Strategi mempresentasikan tindakan yang akan diambil untuk

mencapai tujuan panjang. Tujuan harus kuntitatif, terukur, realistis, dapat

dimengerti, menantang, hirarkis, dapat dicapai dan selaras dengan unit organisasi.

Salah satu tujuan biasanya dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan aset. Tujuan

jangka panjang dibutuhkan pada tingkat korporasi, divisi, dan fungsional dalam

organisasi. Tujuan tersebut merupakan ukuran penting dalam tujuan keuangan

perusahaan mencangkup sesuatu yang diasosiasikan dengan pertumbuhan dalam

pendapatan, pertumbuhan dalam laba, tingkat pengembalian investasi yang tinggi,

dan perbaikan arus kas.

23
Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006), Variabel yang diteliti

adalah pertumbuhan perusahaan, perubahan harga saham dan kebijaksanaan

struktur modal, hasil analisis yang didapat adalah pertumbuhan perusahaan

mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti

bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon secara

positif oleh investor, sehingga meningkatkan harga saham dan pertumbuhan

perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan struktur

modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan melakukan pertumbuhan maka

manajer menetapkan struktur modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas

daripada hutang.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan sebagai akibat dari proses

pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan yang kompleks karena

menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efesiensi dari kegiatan

perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang

timbul terhadap perusahaan. Perusahaan perlu melakukan analisis laporan

terhadap laporan keuangan, karena laporan keuangan merupakan salah satu alat

yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Laporan keuangan sebagai

sumber informasi, akan lebih bermanfaat jika dilihat secara konperhensif misalnya

dengan membandingkan suatu periode dengan periode yang lain. Salah satu cara

pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya.

Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas

terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on

24
equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity

(ROE)

Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas

pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja

perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja

manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional

secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi

dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam

mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan

kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara

efektif untuk menciptakan laba bersih.

ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.

Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik

karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga

akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen

perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat

kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan

menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh

Wirawati (2008) menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE),

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

25
Informasi penting dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 yang terkait rata-rata DER, pertumbuhan

aset dan ROE, ditunjukkan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Rata-Rata Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return on


Equity, Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009

Tahun DER (%) Pertumbuhan Aset (%) ROE (%)


2005 100
2006 106 13.06 1,420
2007 107 22.96 1,840
2008 127 24.66 1,835
2009 10.93 3,306
Sumber: Lampiran 9, 10, dan 11

Tabel 1.1 Menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan total hutang

perusahaan manufaktur pada Tahun 2005-2008 terus mengalami peningkatan.

Pada Tahun 2005 rasio perbandingan total hutang yang dimiliki dengan total

ekuitas perusahaan sebesar 1.00 atau 100%, dan pada tahun berikutnya yaitu

Tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing sebesar 1.06 atau 106%, 1.07 atau

107%, dan 1.27 atau 127%. Dilihat dari tinggginya rasio hutang pada Tabel 1.1 di

atas diperkirakan keadaan kesehatan perusahaaan industri manufaktur di

Indonesia, yang tercermin dari perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam

ICMD (Inonesian capital market directory), secara rata-rata diperkirakan telah

berada jauh dia atas target struktur modal optimalnya (30% - 40%). Salah satu

26
cara untuk memperbaiki kondisi ini dengan jalan merencanakan program

rekstrukturisasi kearah struktur modal yang ideal.

Rata-rata pertumbuhan total aset perusahaan manufaktur Tahun 2006-2008

mengalami peningkatan setiap tahun, Tahun 2006 sebesar 13.06 %, Tahun 2007

sebesar 22.96% dan Tahun 2008 sebesar 24.66%. Sedangkan pada Tahun 2009

tingkat pertumbuhan aset perusahaan manufaktur mengalami penurunan yaitu

sebesar 10.93%, hal ini diakibatkan oleh krisis global yang dialami seluruh sektor

industri di Indonesia (Setian & Salamuddin, 2008). Sedangkan peningkatan ROE

yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 Tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing

sebesar 14.20 atau 1,420%, 18.40 atau 1,840%, 18.35 atau 1,835%, dan Tahun

2009 tingkat pertumbuhan ROE pada sampel perusahaan manufaktur yang

terdaftar di ICMD mengalami peningkatan yang sangat besar dari tahun-tahun

sebelumnya yaitu sebesar 33.06 atau 3,306% . Dengan adanya peningkatan ROE

setiap tahun penelitian menunjukkan kinerja manajemen yang mampu mengelola

sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menciptakan laba

bersih.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya di atas maka dalam

penelitian ini digunakan variabel penelitian seperti struktur modal, pertumbuhan

perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan. Perbedaan mendasar dengan

penelitian sebelumnya adalah penggunaan profitabilitas sebagai variabel

intervening endogen. Digunakan variabel profitabilitas sebagai variabel

intervening endogen guna untuk mengetahui apakah profitabilitas dapat

27
memperkuat atau memperlemah pengaruh struktur modal dan pertumbuhan

perusahaan terhadap nilai perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini:

1) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas?

2) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas?

3) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

4) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan?

5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap

profitabilitas.

2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan perusahaan

terhadap profitabilitas.

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap nilai

perusahaan.

4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan perusahaan

terhadap nilai perusahaan.

28
5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan pemahaman

yang lebih mendalam mengenai pengaruh struktur modal dan

pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, serta

sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang serupa di masa yang akan

datang.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para manajer

dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama

perusahaan.

29
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Nilai Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi

barang dan atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005). Perusahaan ada karena akan

menjadi sangat tidak efisien dan mahal bagi pengusaha untuk masuk dan

membuat kontrak dengan pekerja dan para pemilik modal, tanah dan sumber daya

lain untuk setiap tahap produksi dan distribusi yang terpisah. Sebaliknya,

pengusaha biasanya masuk dalam kontrak yang besar dan berjangka panjang

dengan tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas dengan upah tertentu dan

berbagai tunjangan lain. Kontrak yang umum semacam itu jauh lebih murah

ketimbang sejumlah kontrak spesifik dan sangat menguntungkan baik bagi

pengusaha maupun pekerja dan pemilik sumber daya lain. Perusahaan ada karena

untuk menghemat biaya transaksi semacam itu. Dengan menginternalisasi

berbagai transaksi (yaitu dengan menjalankan berbagai fungsi dalam perusahaan),

perusahaan juga menghemat pajak penjualan dan menghindari kontrol harga dan

peraturan pemerintah yang berlaku hanya untuk transaksi antar perusahaan.

Semula teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau

tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau jangka pendek.

30
Akan tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbankan laba

jangka pendek untuk meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karena

baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting, teori

perusahaan (theory of the firm) sekarang mempostulatkan bahwa maksud atau

tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai

perusahaan (value of the firm). Hal ini dicerminkan dari nilai sekarang atas semua

keuntungan perusahaan yang diharapkan di masa depan.

Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan

menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan

keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang

sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut:

1) Nilai Buku

Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai

shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung

dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham

yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity yaitu agio

saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained

earning).

2) Nilai Appraisal

Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal

independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat

beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya

penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan

31
sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil

dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan

dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari

suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan

akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode

penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi

tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam

atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan

dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai

perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan

menghasilkan pengurangan good-will dengan meningkatkan harga aktiva

perusahaan yang telah dikenal. Good-will dihasilkan sewaktu nilai

pembelian suatu perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya.

3) Nilai Pasar Saham

Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal

adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis.

Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas

diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai

pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering

dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini

dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh

spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan

keputusan pribadi.

32
4) Nilai “Chop-Shop”

Pendekatan “Chop-Shop” untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh

Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial

Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi

perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila

dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini

mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di

bawah harga penempatan mereka.

5) Nilai Arus Kas

Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat

mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang

menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus

kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum

yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal

kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari

merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham,

yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik

(intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan

emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan

nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk

memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,

2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu

33
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga

memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama

perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000) nilai perusahaan

merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan

tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan

nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat

keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham

yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi

akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun

juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Menurut Brigham&Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis

rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio

(PER), price book value ratio (PBVR), market book ratio (MBR), deviden yield

ratio, dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan

diukur dengan PBV.

Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value

(PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif

terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan

harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin

tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi

pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya

34
memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih

besar pula (Sartono, 2001), secara sederhana menyatakan bahwa price to book

value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk

mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini dihitung

dengan formula sebagai berikut (Robert, 1997):

Ps
PBV = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.1)
BVS

Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku per

lembar saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai

shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan

cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. PBV

mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :

1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat

diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya

dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value

sebagai perbandingan

2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan

yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation

3) Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai

dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi

menggunakan price book value ratio (PBV)

35
2.1.2 Srtuktur Modal

Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor

Franco Modigliani dan Merton Miller ( selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa

yang disebut sebagai salah satu artikel keuangan paling berpengaruh yang pernah

ditulis. MM membuktikan, dengan sekumpulan asumsi yang sangat membatasi,

bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau

dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara

sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apa-apa, sehingga

struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Akan tetapi, studi MM

didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak realistik, termasuk hal-hal berikut: 1)

tidak ada biaya pialang, 2) tidak ada pajak, 3) tidak ada biaya kebangkrutan, 4)

investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan, 5) semua

investor memiliki informasi yang sama dengan menajemen tentang peluang-

peluang investasi perusahaan dimasa depan, 6) EBIT tidak terpengaruh oleh

penggunaan hutang.

Meskipun beberapa asumsi di atas jelas-jelas merupakan suatu hal yang

tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting.

Dengan menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tersebut tidak

relevan, MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa yang

dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan yang selanjutnya akan

mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil karya MM menandai awal penelitian

struktur modal modern, dengan penelitian selanjutnya berfokus pada

36
melonggarkan asumsi-asumsi MM guna mengembangkan sutau teori struktur

modal yang lebih realistis.

1) Pengaruh Perpajakan

MM menerbitkan makalah lanjutan pada tahun 1963 di mana di dalamnya

mereka melonggarkan asumsi tidak adanya pajak perusahaan. Peraturan

perpajakan memperbolehkan perusahaan untuk mengurangkan

pembayaran bunga sebagai suatu beban, akan tetapi pembayaran deviden

kepada pemegang saham tidak dapat menjadi pengurangan pajak.

Perbedaan perlakuan ini mendorong perusahaan menggunakan hutang

dalam struktur modalnya. Tentu MM mendemontrasikan bahwa jika

seluruh asumsi mereka lain yang tetap berlaku, perlakuan yang berbeda ini

akan mengarah pada terjadinya suatu situasi dimana perusahaan didanai

100 persen oleh hutang.

2) Pengaruh Potensi Terjadinya Kebangkrutan.

Hasil irelevansi MM juga tergantung pada asumsi bahwa perusahaan tidak

akan bangkrut, sehingga tidak akan ada biaya kebangkrutan. Namun,

kebangkrutan pada praktiknya terjadi, dalam hal ini sangat mahal

biayanya. Perusahaan yang bangkrut akan memiliki beban akuntansi dan

hukum yang sangat tinggi, dan juga mengalami kesulitan untuk

mempertahankan pelanggan, pemasok dan karyawannya. Masalah-

masalah yang berhubungan dengan kebangkrutan kemungkinan besar akan

timbul ketika sebuah perusahaan memasukkan lebih banyak hutang dalam

37
struktur modalnya. Karena itu, biaya kebangkrutan menahan perusahaan

mendorong penggunaan hutangnya hingga ke tingkat yang berlebihan.

3) Teori Pertukaran.

Fakta bahwa bunga adalah beban pengurangan pajak menjadikan hutang

lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara

tidak langsung pemeritah akan membayarkan sebagian biaya dari modal

hutang, atau dengan cara lain, hutang memberikan manfaat perlindungan

pajak. Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin

tinggi nilai dan harga sahamnya, menurut asumsi tulisan Moddigliani-

Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai

maksimal jika perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen.

Dalam dunia nyata, perusahaan jarang menggunakan hutang 100 persen.

Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk

menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap

rendah.

4) Teori Persinyalan.

MM berasumsi bahwa investor memiliki informasi yang sama tentang

prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya, hal ini disebut

informasi simetris (symmetric information). Namun kenyataanya, para

manajer seringkali memiliki informasi yang lebih daripada pihak luar. Hal

ini disebut informasi asimetris (asymmetric information), dan memiliki

pengaruh yang penting pada struktur modal yang optimal.

38
5) Menggunakan Pendanaan Hutang untuk Membatasi Manajer.

Perusahaan dapat mengurangi arus kas yang berlebihan dengan beragam

cara. Salah satunya adalah dengan menyalurkan kembali kepada

pemegang saham melalui deviden yang lebih tinggi atau pembelian

kembali saham. Alternatif yang lain adalah untuk mengubah struktur

modal ke arah hutang dengan harapan adanya persyaratan penutupan

hutang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin. Jika

hutang tidak tertutupi seperti yang diharuskan, perusahaan akan terpaksa

dinyatakan bangkrut. Pembelian melalui hutang (laverage buyout-LBO)

adalah satu cara untuk mengurangi kelebihan arus kas. Dalam suatu LBO

hutang digunakan untuk mendanai pembelian saham sebuah perusahaan,

dimana selanjutnya akan dimiliki secara pribadi.

Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai

aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari

hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham.

Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri

dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi,

struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur

keuangannya. Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan

permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang, ekuitas saham

preferen, dan saham biasa.

Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan

dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-

39
usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana

tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal

perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan kebutuhan dananya dari

sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal

(internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan

memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut

melakukan pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana

secara eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt financing)

dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan hutang diperoleh

melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau

penerbitan saham.

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah

hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal

diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Secara matematis DER dapat

dirumuskan sebagai berikut (Robert, 1997):

Total Hutang
DER= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.2)
Total Ekuitas

Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun

jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal

sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total

40
pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi

DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang)

semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak

semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). (Robert, 1997).

2.1.2.1 Trade Off Theory

Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM masih terdapat teori struktur

modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai

perusahaan. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan

merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang

dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi

trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat

lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena

penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak

diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti

corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa

suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu (Husnan, 2000).

Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan

tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang

justru menurunkan nilai perusahaan. Walaupun model trade-off theory tidak dapat

menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut

memberikan kontribusi penting yaitu;

41
1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan

sedikit hutang.

2) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak

menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak

rendah.

2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset diamana

pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang

dan pertumbuhan yang datang (Taswan, 2003). Growth adalah perubahan

(penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu

terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004). Berdasarkan difinisi di atas dapat

dijelaskan Growth merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan

maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu

tahun).

Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang

akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase

perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur

growth perusahaan (Putrakrisnanda, 2009). Ukuran yang digunakan adalah

dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini,

pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan aset, untuk

42
membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh

perusahaan.

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai

seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber

pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber

pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang

saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber

pembiayaan karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut

membayar bunga secara tetatur.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki

kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang

dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk

memiliki biaya modal rendah, oleh sebab itu, laverage memiliki hubungan negatif

dengan tingkat pertumbuhan sehingga semakin tinggi pertumbuhan, maka

semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang

lain konstan

2.1.4 Analisis Rasio

Kinerja Keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian

kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa

alat analisis. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan

43
keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun

operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari

laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat

digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan.

Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari

analisis laporan keuangan sedangkan sudut pandang manajmen, analisis laporan

keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi konsisi-kondisi

di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk

melakukan perencanaan langkah-langkah akan meningkatkan kinerja perusahaan

di masa mendatang.

1) Rasio Likuiditas

Aktiva likuid adalah akiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar

yang akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas

dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.

Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, hutang usaha, dan

persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas hutang usaha, wesel tagih jangka

pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan

beban-beban akrual lainnya (terutama gaji).

Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan akan

membayar tagihan-tagihannya (hutang usaha) secara lebih lambat,

meminjam dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat

44
secara lebih cepat dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini

pertanda adanya masalah. Karena rasio lancar merupakan indikator

tunggal terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek

telah ditutupi oleh aktiva-aktiva yang dirahapkan dapat diubah menjadi

kas dengan cukup tepat, rasio ini merupakan ukuran solvabilitas jangka

pendek yang paling sering digunakan.

2) Rasio Manajemen Aktiva

Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur

seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio-rasio ini

dirancang untuk menjawab pertanyaan sebagi berikut: apakah jumlah total

dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat

wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat

penjualan yang diproyeksinya?. Rasio perputaran persedian dinyatakan

sebagai penjualan dibagi persediaan.

A. Mengevaluasi hutang (jumlah hari penjualan belum tertagih)

Jumlah hari penjualan belum tertagih (days sale outstanding),

digunakan untuk menilai hutang, dan dihitung dengan membagi hutang

dengan jumlah hari penjualan rata-rata untuk menemukan berapa hari

penjualan masih dicatat dalam hutang. Jadi DSO, mencerminkan rata-

rata rentang waktu perusahaan harus menunggu untuk menerima kas

setelah melakukan penjualan.

45
B. Mengevaluasi aktiva tetap (rasio perputaran aktiva tetap)

Rasio perputaran aktiva tetap mengukur seberapa efektifkah

perusahaan mempergunakan pabrik dan peralatannya. Ini merupakan

rasio dai penjualan aktiva bersih.

3) Rasio Manejemen Hutang

Seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui

hutang atau pengungkit keuangan (financial laverage). Memiliki tiga

implikasi yang penting: 1) dengan memperoleh dana melalui hutang, para

pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan

tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan, 2) kreditor

akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai

satuan batasan keamanan, sehingga mungkin tinggi proporsi dari jumlah

modal yang diberikan oleh pemengang saham, maka semakin kecil risiko

yang harus dihadapi kreditor, 3) jika perusahaan mendapatkan hasil dari

investasi yang didanai dari hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang

dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau

diungkit.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio hutang relatif tinggi

ketika perekonomian berada pada posisi normal, namun memiliki rasio

kerugian ketika ekonomi mengalami resesi. Oleh sebab itu, keputusan

akan penggunaan hutang mengharuskan perusahaan menyeimbangkan

tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang

meningkat. Rasio total hutang terhadap total aktiva, yang umumnya

46
disebut sebagai rasio hutang, akan mengukur persentase dari dana yang

diberikan kreditor. Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang

jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah

karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman

dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang

saham, di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak laverage

karena akan memperbesar ekspektasi kentungan.

A. Kemampuan untuk membayar bunga (rasio kelipatan pembayaran

bunga)

Rasio kelipatan pembayaran bunga mengukur sejauh mana laba

operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi

membayar bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban

ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor

perusahaan yang kemungkinan akan menyebabkan kebangkrutan.

B. Kemampuan untuk melayani hutang (rasio cakupan EBITDA)

Rasio time interest earned akan berguna dalam menilai kemampuan

sebuah perusahaan memenuhi beban bunga atas hutangnya, akan tetapi

rasio ini memiliki dua kelemahan: 1) Bunga bukanlah satu-satunya

beban keuangan yang bersifat tetap, perusahaan juga harus mengurangi

hutangnya sesuai jadwal, dan banyak perusahaan menyewa aktivanya

dan akibatnya harus melakukan pembayaran sewa. Jika gagal

membayar kembali hutang atau melunasi pembayaran sewanya,

perusahaan terpaksa harus menyatakan bangkrut. 2) EBIT tidaklah

47
mencerminkan seluruh arus kas yang tersedia untuk melayani hutang,

terutama perusahaan yang memiliki beban depresiasi dan amortisasi

yang tinggi. Untuk memasukkan kelemahan-kelemahan ini, para

banker dan pihak lainnya telah mengembangkan rasio kecukupan

EBITDA.

4) Rasio Profitabilitas

Menurut Brigham & Houston (2006), profitabilitas dapat diukur

dengan beberapa rasio keuangan (rasio profitabilitas) yaitu:

A. Margin laba atas penjualan (profit margin on seles), yang dihitung

dengan membagi laba bersih dengan penjualan, akan menunjukkan

laba per nilai penjualan:

B. Kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning power-

BEP), dihitung dengan membagi keuntungan sebelum beban bunga

dan pajak (EBIT) dengan total aktiva.

C. Tingkat pengembalian total aktiva, rasio antara laba bersih terhadap

total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva (return on

assets-ROA) setelah beban bunga dan pajak.

D. Tingkat pengembalian ekuitas saham biasa, rasio laba bersih terhadap

ekuitas saham biasa, dimana mengukur tingkat pengembalian atas

investasi dari pemegang saham biasa.

48
5) Rasio Nilai Pasar

Rasio nilai pasar akan menghubungkan nilai saham perusahaan

pada laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat

memberikan indikasi kepada menjemen mengenai yang dipikirkan oleh

para investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa

mendatang. Jika rasio-rasio likuditas, manajemen aktiva, manjemen

hutang, dan profitabilitas semuanya terlihat baik, maka rasio-rasio nilai

pasarnya juga akan tinggi, dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi

sesuai harapan.

A. Rasio harga/laba rasio harga/laba (price/earing) menunjukkan

seberapa banyak uang yang rela dikeluarkan oleh investor untuk

membawa setiap dollar laba yang dilaporkan.

B. Rasio harga/arus kas. Di beberapa industri, harga saham akan lebih

terikat pada arus kas daripada laba bersih.

C. Rasio nilai pasar/nilai buku. Rasio atas harga pasar saham terhadap

nilai bukunya juga akan memberikan indikasi yang lain tentang

bagaimana investor memandang perusahaan. perusahaan dengan

tingkat pengembalian ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual

dengan perkaliannya rendah.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam

mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas perusahaan dapat berbagai macam

49
seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian invetasi/aktiva, dan

tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Robert (1997) mengungkapkan bahwa

rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat dibagi atas enam jenis yaitu :

1) Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) berfungsi untuk mengukur tingkat

pengembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya. GPM dapat

diketahui dengan perhitungan sebagai berikut (Robet, 1997).

Gross Profit
GPM= … … . . … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.3)
Net Sales

Gross profit adalah net sales dikurangi dengan harga pokok penjualan,

sedangkan net sales adalah total penjualan bersih selama satu tahun. Nilai

GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai GPM semakin mendekati satu, maka

berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk penjualan dan

semakin besar juga tingkat pengembalian keuntungan.

2) Net Profit Margin (NPM)

NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih

terhadap penjualan bersihnya (Robert, 1997)

Net Income After Tax


NPM= … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.4)
Net Sales

Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar

mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan

juga berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih.

50
3) Operating Return On Assets (OPROA)

OPROA digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari keuntungan

operasional perusahaan terhadap seluruh asset yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan operasional tersebut.

Operating Income
OPROA= … … … … … . … … … … … … … … … … … (2.5)
Average Total Asset

Operating income merupakan kentungan operasional atau disebut juga

laba usaha. Average total assets merupakan rata-rata dari total asset awal

tahun dan akhir tahun. Jika total asset awal tahun tidak tersedia, maka total

asset akhir tahun dapat digunakan.

4) Return On Assets (ROA)

ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas

yang ada. ROA kadang-kadang disebut juga Return on Investment (ROI)

(Robert, 1997).

Net Income After Tax


ROA = … … … … … … … … … … … … … … … … (2.6)
Average Total Assets

5) Return on equity (ROE)

Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas

pemilik perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih

perusahaan. Return on equity atau return on net worth mengukur

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang

saham perusahaan (Sartono, 2001). ROE secara eksplisit

51
memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan return

bagi pemegang saham biasa setelah memperhitungkan bunga (biaya

hutang) dan biaya saham preferen. Seperti diketahui, pemegang saham

mempunyai klaim sisa atas keuntungan yang diperoleh perusahaan

pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang kemudian saham

preferen baru kemudian ke pemegang saham biasa (Helfert, 1996). Return

on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan

(the common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat

kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan

oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, ROE menunjukkan

keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya

pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik

karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh

perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari

perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan

mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam

bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu

perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham

tersebut di pasar modal. Oleh karena itu dalam penelitian ini rasio

profitabilitas yang digunakan adalah return on equity yang dapat

dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2001):

Laba Setelah Pajak


ROE= … … … … … . … … … … … … … … … … … … … (2.7)
Modal Sendiri

52
6) Earning Power

Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran

aktiva. Earning Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini

menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat

perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit

margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua perusahaan

mungkin akan mempunyai earing power yang sama meskipun perputaran

aktiva dan net profir margin keduanya berbeda.

2.1.6 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas

Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang

berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi

akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan

tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan

pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk

meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para

manajer (Brigham & Houston, 2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh

manajemen keuangan akan membentuk struktur keuangan yang dapat

menunjukkan komposisi perbandingan sumber dana perusahaan dalam membiayai

operasioal perusahaan. Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan

sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi

struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas.

Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang

53
diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah,

sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Denise dan Robert (2009), menemukan

bahwa strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam

perusahaan (modal sendiri) memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas

perusahaan, artinya jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana

yang dipinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil

pengembalian berupa profit untuk para pemilik akan meningkat. Penelitian yang

dilakukan oleh Kusumasari et al (2009) menemukan bahwa pengaruh struktur

modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Safieddine dan Titman (1997) menemukan bahwa

kinerja keuangan perusahaan yang meningkat seiring dengan rekapitalisasi

peningkatan laverage.

2.1.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas

Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat

profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Growth

mempengaruhi profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh

terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh

pada profitabilitas. Total aset dipilih sebagi ukuran growth dengan

mempertimbangkan nilai aset relatif stabil dibandingkan nilai market capitalized

54
dan penjualan (Shudarmadji, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany

(2006) membuktikan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh negatif terhadap

kinerja keuangan dan Kusumasari et al. (2009) membuktikan bahwa

pertumbuhan aset berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

2.1.8 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bahwa nilai

suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan

berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang),

tidak ada pajak, tidak ada kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan

tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai

informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Hasil tersebut

menunjukkan kondisi-kondisi dimana struktur modal tidak relevan, MM juga

memberikan petunjuk agar srtuktur modal menjadi relevan sehingga akan

mempengaruhi nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).

Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan

asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan

pengurangan bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang

saham tidak dapat dikurangi. Hasil penelitain mendorong perusahaan untuk

menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller

ketika memasuki efek dari pajak perseroan. Miller berpendapat bahwa investor

bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah

55
dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan

Houston, 2001).

Hasil-hasil MM yang tidak relavan juga tergantung pada asumsi tidak

adanya biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum

dan akutansi yang tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan,

pemasok dan karyawan. Bahkan kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan

melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga dibawah harga seandainya

perusahaan beroprasi. Biaya yang terkait dengan kebangkrutan, yaitu: 1)

profitabilitas terjadinya, 2) biaya-biaya yang timbul bila kesulitan keuangan akan

muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama,

mengadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus lebih sedikit

hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston, 2001).

Teori trade-off dari laverage adalah teori yang menjelaskan bahwa

struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari

pendanaan dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan)

dengan suku bunga dan kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston,

2001). Biaya dari hutang dihasilkan dari 1) peningkatan kemungkinan

kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada

risiko bisnis dan risiko keuangan, 2) biaya agen dan pengendalian tindakan

perusahaan, 3) biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi

yang lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany,

2006).

56
Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kodisi ada pajak penghasilan

perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan

hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa bila sekarang dari

financial distress dan nilai sekarang adalah agrncy cost dapat mengakibatkan

menurunnya nilai perusahaan yang memiliki laverage (Sartono, 2001).

Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di

bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai

perusahaan. Sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik

optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh

karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka

berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap

nilai perusahaan.

Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Driffield et al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage

(DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia, dan tidak

signifikan di Thailand. Penelitian yang dilakukan Syarif (2007) menemukan

bahwa peningkatan hutang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan

penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Arijit (2008) menunjukkan

bahwa penggunaan laverage ternyata berdampak negatif terhadap kesempatan

peningkatan nilai perusahaan di masa yang akan datang.

57
Ekayana (2007) dan Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan

bahwa kebijakan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan

ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset berpengaruh positif dan

signifikan terhadap price book value (PBV). Sedangkan Chen (2002) menemukan

bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap

nilai perusahaan, Chen juga membuktikan bahwa nilai perusahaan akan

meningkat jika perusahaan memilih tidak ada hutang pada struktur modal pada

perusahaan Belanda.

2.1.9 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungaanya

dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaanya

agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan

manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang

rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena

penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara

teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana

untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka

semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang

sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih

baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari

besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya

maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).

58
Kallapur dan Trombley (1999) Realisasi pertumbuhan perusahaan diukur

dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan

ekuitas. Aktiva perusahaan menunjukkan keputusan pengunaan dana atau

keputusan investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya

yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa

yang akan datang. Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk

(cash inflow) atau mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut

sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan

memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau

pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur,

dikuanlifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai.

Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan

operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha

(Helfert, 1997). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal

maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi

perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu

perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan,

dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari

investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.

Stulz (1990) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi

kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara

positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi

kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara

59
negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai

perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006) membuktikan bahwa

pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan

saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan

akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham.

Sedangkan hasil berbeda ditemukan oleh Safrida (2008) membuktikan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

nilai perusahaan.

2.1.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.

Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari

analisis laporan keuangan sedangkan sudut padang manajemen, analisis laporan

keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi konsisi-kondisi

di masa depan maupun, yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk

melakukan perencanaan langkah-langkah akan meningkatkan kinerja perusahaan

di masa mendatang

Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka

harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan perusahaan dan

memperbaiki kelemahan-kelmahannya. Analisis laporan keuangan akan

melibatkan membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-

perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan

dari waktu ke waktu. Studi-studi ini akan membantu manajemen

60
mengidentifikasikan berbagai kekurangan yang mereka miliki dan kemudian

mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya (Brigham&Houston, 2004)

Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam

mengelola perusahaan. Robert (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas

atau rasio rantabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity

merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common

stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan

oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Dengan

kata lain, ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik

saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang

semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang

diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari

perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan

mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk

saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka

secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2006)

menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset

berpengaruh positif secara statistis terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang lain

yang mendukung adalah Sari (2005) membuktikan bahwa faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah kepemilikan manajerial, rasio

61
laverage, interaksi laverage dengan investasi dan interaksi profitabilitas dengan

investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Caringsih (2008) membuktikan

bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan sedangkan ROE

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

62
BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang

berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi

akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan

tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan

pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk

meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para

manajer (Brigham & Houston, 2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh

manajemen keuangan akan membentuk struktur keuangan yang dapat

menunjukkan kompensasi perbandingan sumber dana perusahaan dalam

membiayayai operasioal perusahaan. Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam

pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan

mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi

kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan

modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin

tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan

semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan

profitabilitas yang diukur dengan return on equity (ROE).

63
Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk

mengetahui struktur modal yang optimal. Suatu struktur modal dikatakan optimal

apabila dengan tingkat risiko tertentu dapat memberikan nilai perusahaan yang

maksimal. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan

melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Nilai

perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar

modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai

perusahaan (Husnan,1998).

Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting.

Pentingnya struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara

memaksimalkan return (meminimalkan biaya modal) dengan kemampuan

perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif. Pada

umumnya, suatu perusahaan dapat memilih alternatif struktur modal.

Persoalannya adalah apakah perusahaan menggunakan hutang yang besar atau

hanya menggunakan hutang yang sangat kecil. Nilai perusahaan adalah sama

dengan nilai pasar saham ditambah pasar hutang. Apabila besarnya nilai saham

akan meningkatkan nilai perusahaan. Apabila hutang berubah, maka srtuktur

modal akan berubah pula. Perubahan dalam struktur modal akan menguntungkan

bagi pemegang saham, jika nilai perusahaan meningkat.

Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan

merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang

dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi

64
trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat

lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena

penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak

diperbolehkan.

Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara struktur modal dengan PBV yaitu penelitian yang dilakukan oleh Masdar

Mas’ud (2008) dan Taswan (2003) dalam hasil penelitiannya mengemukakan

bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book

value.

Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Pertumbuhan

mempengaruhi profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh

terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh

pada profitabilitas.

Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan

operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha

(Helfert, 1997). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal

maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi

perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu

perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan,

dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari

65
investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Sriwadany

(2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh

langsung dan positif terhadap harga saham perusahaan, yang artinya bahwa

infomasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor,

sehingga akan meningkatkan harga saham.

Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus banyak mengandalkan modal

eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada

biaya penerbitan surat hutang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak

menghandalkan hutang. Shin dan Stulz (2000) dalam penelitian menunjukkan

hasil hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap nilai

perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada

perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dan peningkatan

risiko terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara total equity risk

terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan

pertumbuhan pada perusahaan besar makan perusahaan tersebut dengan mudah

akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian

kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa

alat analisis. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan

keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun

operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari

laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat

digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan.

66
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari

ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik.

Return on equity (ROE) atau yang sering disebut juga return on common

equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri (rentabilitas modal

saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan return on equity

atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham.

Oleh karena itu semakin tinggi ROE maka akan semakin tinggi juga price book

value sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Return on equity merupakan rasio

yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya

pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena

berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan

sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah

manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila

terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak

langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal (Irawan, 1996).

Penelitian yang dilakukan oleh Wirawati (2008) menunjukkan bahwa variabel

return on equity (ROE), berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

67
3.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Struktur Modal
(X1)

H1 H3

Profitabilitas H5 Nilai Perusahaan


(X3) (Y)

H2 H4

Pertumbuhan
Perusahaan (X2)

Gambar 3.1 Kerangkan Konseptual

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian emperik yang telah

dilakukan sebelumnya, maka hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut:

1) Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

68
3) Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

4) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia?

5) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

69
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian

4.1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan

antara dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan

hubungan kausal yaitu sebab akibat, diamana ada variabel eksogen (bebas) yaitu

variabel yang mempengaruhi variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang

dipengaruhi

4.1.2 Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan

data melalui ICMD (Indonesian capital market directory) Tahun 2006-2009, dan

situs internet : (www.idx.co.id).

4.2 Variabel Penelitian

4.2.1 Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan

acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang

diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

70
1) Variabel eksogen

Variabel-variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang

tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada

anak-anak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan

pengukuran, (Sarwono & Suhayati, 2010). Dalam penelitian ini yang

dijadikan variabel eksogen adalah: Struktur Modal (X1) dan Pertumbuhan

Perusahaan (X2) .

2) Variabel endogen

Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju

kearah variabel tersebut. Variabel yang mancangkup di dalamnya adalah

mencangkup variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara

endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah

variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur, yang dijadikan variabel

perantara adalah profitabilitas (X3). Sedangkan variabel tergantung/terikat

mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya, yang dijadikan variabel

tergantung/terikat adalah nilai perusahaan (Y). (Sarwono & Suhayati,

2010).

4.2.2 Difinisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, operasional variabel didifinisikan sebagi berikut:

1) Nilai Perusahaan (Y)

Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) adalah rasio

antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada

71
perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Rasio ini digunakan

untuk menilai suatu ekuitas berdasarkan nilai bukunya. Satuan pengukuran

PBV adalah dalam persentase.

Harga per lembar saham


PBV = X 100% … … … … … … . . … … … (3.1)
Nilai buku per lembar saham

2) Struktur Modal (X1)

Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER) adalah

perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas

perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Satuan

pengukuran DER adalah dalam persentase.

Total Debt
DER = Total Equity X 100%… … … … … … … … … … … … … … … … … (3.2)

3) Pertumbuhan Perusahaan (X2)

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total

aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang dimiliki

perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap

total aktiva periode sebelumnya pada perusahaan manufaktur di BEI

Tahun 2006-2009. Satuan pengukuran perubahan total aktiva dalam

persentase.

Total aktivat - Total aktiva t-1


Perubahan total aktiva = X 100%… … … (3.3)
Total aktiva t-1

72
4) Profitabilitas (X3)

Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) adalah rasio antara

laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri pada

perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. ROE menunjukkan

seberapa banyak perusahaan yang telah memperoleh dana atas dana yang

diinvestasikan oleh pemegang saham. Satuan pengukuran ROE adalah

dalam persentase:

Laba setelah pajak (EAT)


ROE = X 100% … … … … … … … … … … … … (3.4)
Modal sendiri

4.3 Prosedur Pengumpulan Data

4.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data

dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data

sekunder dalam penelitian ini berupa debt to equity ratio (DER), pertumbuhan

aset, return on equity (ROE), dan price book value (PBV), dimana data-data

tersebut bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di

BEI periode tahun 2006-2009 yang termuat dalam Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) tahun 2008 dan 2010.

73
4.3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan semua anggota dari obyek yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bura Efek Indonesia sesuai publikasi Indonesian capital market

directory (ICMD). Pemilihan sampel perusahaan manufaktur karena perusahaan

manufaktur merupakan perusahaan terbanyak di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

populasi sebanyak 151 perusahaan manufaktur.

Sedangkan sampel adalah sekumpulan sebagian anggota dari obyek yang

diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling jenis judgement sampling yaitu sampel dipilih dengan menggunakan

pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah

penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Kriteria-kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

pengklasifikasian ICMD (Indonesian capital market directory) tahun

2006-2009.

2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara

lengkap dari tahun 2006-2009 berturut-turut.

3) Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai perubahan aktiva yang

positif pada periode penelitian tahun 2005-2009.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel dari penelitian ini dapat

dijelaskan pada tabel dibawah ini:

74
Tabel 4.1

Proses Pengambilan Sampel

No Karakteristik Sampel Ket


1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 151
dengan pengklasifikasian ICMD (Indonesian capital market
directory) Tahun 2006-2009
2 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan 37
keuangan secara lengkap dari Tahun 2006-2009.
3 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai perubahan 87
aktiva yang positif Tahun 2006-2009.
Jumlah Sampel Penelitian (Perusahaan Manufaktur) 27
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2006-2009

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari penelitian ini adalah

sebanyak 27 perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan yang menjadi sampel

dari penelitian ini sebanyak 27 perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 4.2.

4.3.3 Cara Pengumpulan Sampel

Cara pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu dengan

cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh BEI melalui

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan 2010 untuk periode

Tahun 2006-2009.

4.4 Metode Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian terlihat bahwa

hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan

75
menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini

melibatkan variabel endogen yaitu profitabilitas dan nilai perusahaan; variabel

eksogen yaitu struktur modal dan pertumbuhan perusahaan. Permasalahan yang

memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam tersebut,

maka teknik analisis yang dapat dipergunakan adalah menggunakan persamaan

silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006). Program

aplikasi SPSS versi 13.0 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data

yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.2

Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009

No Emiten No Emiten
1 15
PT Aqua Goldel Misisipi PT Multipolar
2 16
PT Delta Djakarta PT Hexindo Adiperkasa
3 17
PT Fast Food Indonesia PT Multistrada Arah Sarana
4 18
PT Indofood Sukses Makmur PT Selamat Sempurna
5 19
PT Mayora Indah PT United Tractors
6 20
PT Multi Bintang Indonesia PT Darya-Varina Laboratoria
7 21
PT SMART PT Kimia Farma
8 22
PT Tiga Pilar Sejahtera Food PT Merck
9 23
PT Hanjaya Mandala Sampoerna PT Pyridam Farma
10 24
PT AKR Corporindo PT Tempo Scan Pacific
11 25
PT Dyanaplast PT Mandom Indonesia
12 26
PT Semen Gersik PT Mustika Ratu
13 27
PT Arwana Citramulia PT Unilever Indonesia
14
PT Voksel Electric
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2006-2009

76
4.4.1 Analisis Jalur (Path Analysis)

Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat

(endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab

akibat atau “a set of hypothesized asymmetric relation among the variables”,

(Ridwan & Kuncoro, 2008).

4.4.2 Langkah-Langkah Analisis Jalur

Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model

berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk

persamaan sehingga membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada

yang menamakan sistem persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model

struktural. Mengingat model tersebut dikembangkan untuk menjawab

permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model

hipotetik.

Berdasarkan Gambar 4.1 dibuat sistem persamaan struktural sebagai

berikut:

Sub Struktur 1: X3 = β1 X1 + β2 X2 + Ɛ1… … … … … … … . . … … … … … … … … (3.5)

Sub Struktur 2: Y = β3 X1 + β4 X2 + β5 X3 + Ɛ2… … … … … … … … … … … … … (3.6)

77
Keterangan:

X1 adalah struktur modal

X2 adalah pertumbuhan perusahaan

X3 adalah profitabilitas

Y adalah nilai perusahaan

β1 adalah koefisien jalur X1 dengan X3

β2 adalah koefisien jalur X2 dengan X3

β3 adalah koefisien jalur X1 dengan Y

β4 adalah koefisien jalur X2 dengan Y

β5 adalah koefisien jalur X3 dengan Y

X1

β3
β1
X3 Y
Ɛ1 β5
β2 β4
X2
Ɛ2

Gambar 4.1 Diagram Jalur Mengenai Pengaruh Struktur Modal dan

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan.

78
Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi

yang melandasi, yaitu sebagai berikut:

1) Di dalam model analisis jalur, hubungan antaravariabel adalah linier dan

aditif. Uji lineritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip

parsimony yaitu bilamana menggunakan curve fit dan menerapkan

parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan

berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.

2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran

kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal

resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur.

3) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliabel).

4) Model yang dianalisis dispensifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan.

Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas suatu

kesalahan model. Terdapat indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu

koefisien determinasi total:

Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan:

R2m = 1 - …. … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.6)

Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2m sama dengan interprestasi koefisien

determinasi (R2) pada analisis regresi.

79
Pei = yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung

dengan rumus:

Pei = √1 − R … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … … … … … (3.7)

Langkah keempat dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau

koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram jalur. Di dalam

analsis jalur disamping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak

langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur merupakan

pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan

mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung

dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.

Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah dengan melakukan

interperstasi hasil analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan

dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan

membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian

yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan

memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif

80
difokuskan kepada nilai maximum, minimum, rata-rata (mean) dan standar

deviasi. Statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Nilai perusahaan yang diukur dengan price book value merupakan rasio

harga per lembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Tabel 5.1 dapat

dilihat bahwa nilai rata-rata nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009 sebesar 1.1976% dan standar deviasi

sebesar 0.97865% dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya.

Kondisi ini menunjukkan tidak adanya fluktuasi nilai perusahaan yang besar pada

perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat dilihat

nilai terendah 0.12% dan nilai tertinggi 5.35%. Hal ini menunjukkan sebagian

besar perusahaan manufaktur memiliki nilai perusahaan yang positif yang diukur

dengan price book value.

Struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) merupakan

perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat

rata-rata struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2005-2008 sebesar 19.1669% dan standar deviasi 16.74405%, dimana

standar deviasinya lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan

fluktuasi struktur modal yang kecil pada perusahaan manufaktur yang menjadi

sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai struktur modal terendah

sebesar 0.00% dan nilai tertinggi 82.21%. Hal ini menunjukkan sebagian besar

perusahaan manufaktur menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya.

Tabel 5.1

81
Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Sampel Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009.

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Struktur Modal 108 .00 82.21 19.1669 16.74405

Pertumbuhan
108 .00 .82 .1796 .16119
Perusahaan

Profitabilitas 108 .01 35.45 4.0028 5.12940

Nilai
108 .12 5.35 1.1976 .97865
Perusahaan

Valid N
108
(listwise)

Sumber: Lampiran 13

Pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan aset adalah

selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan periode sekarang dengan periode

sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya. Tabel 5.1 dapat dilihat

bahwa rata-rata pertumbuhan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2006-2009 sebesar 0.1796% dan standar deviasi sebesar

0.16119%, dimana satandar deviasinya lebih kecil dari rata-ratanya. Hal ini

menunjukkan fluktuasi nilai pertumbuahan perusahaan yang kecil pada

perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat

82
diketahui nilai perusahaan terendah sebesar 0.00% dan nilai tertinggi sebesar

0.82%. Hal ini menunjukkan sebagian besar perusahaan manufaktur mengalami

pertumbuhan perusahaan yang positif yang diukur dengan pertumbuhan aset.

Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) merupakan hasil

pembagian antara laba bersih dengan modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa

rata-rata profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Tahun 20006-2009 sebesar 4.0028% dan standar deviasi sebesar

5.12940% dimana nilai standar deviasinya lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal

ini menunjukkan fluktuasi frofitabilitas yang besar pada perusahaan manufaktur

yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai profitabilitas

terendah sebesar 0.01% dan tertinggi sebesar 35.45, kondisi tersebut menunjukkan

sebagian besar perusahaan menufaktur memiliki nilai profitabilitas yang posotof

yang diukur dengan return on equity.

5.2 Hasil Penelitian

Guna memperjelas dan mempermudah dalam memahami hasil penelitian

ini, langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model berdasarkan

konsep dan teori. Model tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan.

Selanjutnya mengevaluasi terhadap pemenuhan asumsi analisis jalur:

5) Di dalam model analisis jalur, hubungan antaravariabel adalah linier dan

aditif. Uji lineritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip

83
parsimony yaitu bilamana menggunakan curve fit dan menerapkan

parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan

berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.

6) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran

kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal

resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur.

7) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliabel).

8) Model yang dianalisis dispensifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan.

5.2.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur

Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur

perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur

adalah:

1) Di dalam model analisis jalur hubungan antara variabel adalah linier dan

aditif. Uji lineritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip

parsimony¸yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan,

berarti dapat ditetapkan seluruh model berbentuk linier. Berdasarkan

olahan data seperti ditampilkan pada Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa

semua hubungan ataravariabel penelitian menunjukkan hubungan linier.

Oleh karena itu, model analisi yang dibuat layak untuk diterapkan.

84
2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, seperti yang disajikan pada

Gambar 4.1 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu

arah, tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan.

Tabel 5.2
Ringkasan Model Linier
Hubungan R2 F df1 df2 P.Value Keterangan
hitung
X1→X3 0.322 50.288 1 106 0.000 signifikan
X2→X3 0.065 7.409 1 106 0.008 signifikan
X1→Y 0.219 29.790 1 106 0.000 signifikan
X2→Y 0.107 12.678 1 106 0.001 signifikan
X3→Y 0.369 61.958 1 106 0.000 signifikan
Sumber: Lampiran 14, 15, 16, 17 dan 18

Keterangan:

X1 adalah struktur modal

X2 adalah pertumbuhan perusahaan

X3 adalah profitabilitas

Y adalah nilai perusahaan

3) Ukuran variabel endogen dan eksogen yang dianalisis berskala rasio. Oleh

karena itu, analisis jalur layak digunakan dalam penelitian ini.

4) Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori

dan konsep-konsep yang relevan (Bab II dan III).

5.2.2 Evaluasi Terhadap Validitas Model

85
Dalam menguji validitas model di dalam analisis jalur digunakan koefisien

determinasi total, diukur dengan:

Pe1 = √1 − R2

= √1 − 0.369

= 0.631

Pe2 = √1 − R2

= √1 − 0.429

= 0.571

R2m = 1 - ( . )

= 1- (0.631 2 . 0.571 2)

= 0.875

Koefisien determinasi total persamaan struktural dari model penelitian sesuai

dengan perhitungan diperoleh nilai R2 m = 0.875. Koefisien determinasi total

sebesar 0.875 mempunyai arti bahwa sebesar 87.5 persen informasi yang

terkandung dapat dijelaskan oleh model yang dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu

12.5 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang dibentuk. Pei

merupakan standard error of estimate dari model regresi, Pe1 sebesar 0.631 dan

Pe2 sebesar 0.571

5.2.3 Hasil Analisis Regresi

86
Berdasarkan hasil olahan data regresi dapat diringkas koefisien jalur yang

ditampilkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Ringkasan Koefisien Jalur

Regresi Koef. Reg Standar t hitung P. Value Keterangan


Standar d Erorr
X1→X3 0.552 0.731 7.101 0.000 Signifkan
X2→X3 0.217 2.474 2.790 0.006 Signifikan
X1→Y 0.205 0.005 2.264 0.026 Signifkan
X2→Y 0.200 0.468 2.597 0.011 Signifikan
X3→Y 0.440 0.018 4.718 0.000 Signifikan
Sumber: Lampiran 19 dan 20 Data Diolah

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa struktur modal (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (X3). Sedangkan

pertumbuhan perusahaan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (X3).

Variabel struktur modal (X1), pertumbuhan perusahaan (X2), dan

profitabilitas (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

(Y). Berdasarkan ringkasan koefisien jalur pada Tabel 5.2 dapat dibuat diagram

jalur seperti pada Gambar 5.1 berikut:

87
Struktur Modal
(X1)

0.552 0.205

0.631 Profitabilitas 0.440 Nilai


Ɛ1
(X3) Perusahaan (Y)

0.217 0.200 0.571

Pertumbuahan Ɛ2
Perusahaan (X2)

Gambar 5.1. Hasil Koefisien Diagram Jalur.

Persamaan struktural untuk model tersebut adalah:

Sub Struktur 1: X3 = 0.552 X1 + 0.217 X2 + Ɛ1………………………………………………(5.1)

Sub Struktur 2: Y = 0.205 X1 + 0.200 X2 + 0.440 X3 + Ɛ2………………………………..(5.2)

Pada Gambar 5.1 merupakan koefisien hubungan langsung antar variabel.

Pengaruh struktur modal (X1) terhadap profitabilitas (X3) positif dan signifikan

sebesar 0.552, sedangkan pengaruh pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap

profitabilitas (X3) positif dan signifikan sebesar 0.217. Berdasarkan Gambar 5.1

dapat dihitung hubungan tidak langsung dan total seperti Tabel 5.4.

Tabel 5.4

Koefisien hubungan langsung, tidak langsung dan total antar variabel.

Variabe X1 X2 X3
l PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT

88
X2 - - - - - - - - -
X3 0.552 - 0.552 0.217 - 0.217 - - -
Y 0.205 0.242 0.447 0.200 0.095 0.295 0.440 - 0.440
Sumber: Lampiran 14 dan 15 Data Diolah

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung (PL)

variabel struktrur modal (X1) terhadap profitabilitas (X3) adalah 0.552. Tidak ada

pengaruh tidak langsung (PTL) di antara variabel tersebut, sehingga pengaruh

totalnya (PT) tetap sebesar 0.552. Sedangkan pengaruh langsung (PL)

pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap profitabilitas (X3) sebesar 0.217 dan

pengaruh totalnya (PT) 0.217.

Pengaruh langsung (PL) struktur modal (X1) terhadap variabel nilai

perusahaan (Y) adalah 0.205. Pengaruh tidak langsung (PTL) struktur modal (X1)

terhadap nilai perusahaan (Y) melalui profitabilitas (X3) diperoleh dari (b1 x b5)

yaitu (0.552 x 0.440) = 0.242. Sehingga pengaruh total (PT) struktur modal (X1)

terhadap nilai perusahaan (Y) adalah (0.205 + 0.242) = 0.447.

Pengaruh langsung (PL) pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap nilai

perusahaan (Y) adalah 0.200, pengaruh tidak langsung (PTL) pertumbuhan

perusahaan (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) melalui profitabilitas (X3)

diperoleh dari (b2 x b5) yaitu (0.217 x 0.440) = 0.095. Sehingga pengaruh total

(PT) pertumbuhan perusahaan (X2 terhadap nilai perusahaan (Y) adalah (0.200 +

0.095) = 0.295.

89
Pengaruh langsung (PL) profitabilitas (X3) terhadap nilai perusahaan (Y)

adalah 0.440. Tidak adanya pengaruh tidak langsung (PTL) di antara variabel

tersebut, sehingga pengaruh totalnya (PT) tetap sebesar 0.440.

5.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

1) Uji Hipotesis Pertama

H1: Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari struktur

modal terhadap profitabilitas adalah sebesar 0.552 dengan taraf

signifikansi 0.000<0.050. Hasil penelitian ini menolak hipotesis pertama

atau struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

2) Uji Hipotesis Kedua

H2: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari

pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas adalah sebesar 0.217

dengan taraf signifikansi 0.006<0.050. Hasil penelitian ini menerima

hipotesis kedua atau pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan

90
signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI

Tahun 2006-2009.

3) Uji Hipotesis Ketiga

H3: Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari struktur

modal terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0.205 dengan taraf

signifikansi 0.026<0.050. Hasil penelitian ini menerima hipotesis ketiga

atau struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

4) Uji Hipotesis Keempat

H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari

pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0.200

dengan taraf signifikansi 0.011<0.050. Hasil penelitian ini menerima

hipotesis keempat atau pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI

Tahun 2006-2009.

5) Uji Hipotesis Kelima

H5: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan

91
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari

profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0.440 dengan taraf

signifikansi 0.000<0.050. Hasil penelitian ini menerima hipotesis kelima

atau profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas.

Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa struktur modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan

manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana

merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan

perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana

perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan

debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah, sehingga DER

mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas.

Struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur

keuangan jangka panjang perusahaan. Kombinasi yang tepat antara utang dan

ekuitas diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas. Struktur modal dalam

92
penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio, dimana DER merupakan

perbandingan total utang jangka panjang dengan total modal. Hasil penelitian ini

berarti bahwa peningkatan dan penurunan pengambilan utang jangka panjang

dalam struktur modal perusahaan berpengaruh searah terhadap nilai laba bersih.

Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya.

Hasil temuan ini didukung oleh Soliha & Taswan (2002), semakin tinggi

proporsi utang maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang dilihat dari laba

yang diperolehnya, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan

nilai perusahaan kerena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil

dari biaya yang ditimbulkan.

Hasil temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Myers (1984)

yang menemukan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang

tinggi cendrung diakibatkan karena mengambil utang lebih sediki, dan

Kusumasari et al (2009) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh

tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

93
5.3.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas

Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa pertumbuhan perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan

manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

Pertumbuhan aset pada penelitian ini diukur dengan menggunakan

proporsi peningkatan dan penurunan total aset perusahaan. Hasil pengujian yang

memiliki arah positif berarti bahwa peningkatan pertumbuhan perusahaan yang

diukur melalui pertumbuhan aset akan meningkatkan profitabilitas secara

signifikan. Penelitian ini didukung dengan penelitian Haruman (2007) yang

menunjukkan investasi yang tingggi merupakan sinyal pertumbuhan di masa yang

akan datang. Sinyal tersebut dianggap investor sebagai good news yang nantinya

akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.

5.3.3 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh bahwa struktur modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

Berdasarkan teori trade-off, apabila posisi struktur modal berada di atas

target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan

menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah

salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah

94
proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio

laverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari

struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan

produktivitas dan kinerja perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa

kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur

modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai

perusahaan (value of the firm).

Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya pengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan, temuan ini didukung oleh tradeoff theory

yang menyatakan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal yang belum

optimal) peningkatan rasio utang pada stuktur modal akan meningkatkan nilai

perusahaan. Hasil temuan ini juga konsisten dengan Hasnawati (2005), yang

menyatakan secara parsial keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Hasil temuan ini berbeda dengan Sriwardany (2006), yang

menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap harga

perubahan saham, yang memberi arti bahwa kebijakan struktur modal perusahaan

yang lebih banyak menggunakan utang maka akan terjadi penurunan harga saham.

5.3.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh bahwa pertumbuhan

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

95
Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan

operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha.

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal

perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan

perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan

merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor

pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang

dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Hasil temuan ini membuktikan

bahwa pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan.

Hasil temuan ini didukung oleh Stulz (1990) menemukan bukti bahwa

perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio

utang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan

yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio utang

berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh

utang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan

pertumbuhan. Sriwardany (2006) yang menemukan bahwa pertumbuhan

perusahaan mempunyai positif terhadap perubahan harga saham pada perusahaan.

Hasil temuan berbeda oleh Safrida (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan

perusahaan negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

96
5.3.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis kelima diperoleh bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

Profitabilitas yang diukur dengan return on equity atau sering disebut juga

return on common equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri

(rentabilitas modal saham). Investor akan membeli saham saham dan akan tertarik

dengan return on equity atau bagian dari total profitabilitas ke pemegang saham.

Oleh karena itu semakin tinggi ROE maka semakin tinggi juga price book value

sebagai ukuran dari nilai perusahaan.

Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas

pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja

perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja

manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional

secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi

dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam

mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan

kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara

efektif untuk menciptakan laba bersih.

97
Hasil temuan ini menyatakan bahwa return on equity (ROE) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang sekaligus mendukung hasil

temuan dari Hidayanti (2010) yang membuktikan return on equity berpengaruh

positif dan signifikan terhadap price book value perusahaan manufaktur.

5.4 Implikasi Penelitian

Terdapat dua implikasi dalam penelitian ini yaitu:

1) Implikasi teoritis

Hasil penelitian ini mendukung trade-off theory. Esensi trade-off theory

dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang

timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan

hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang

sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Hasil

penelitian ini telah mendukung beberapa penelitian terdahulu antara lain

penelitian penelitian dari Ekayana (2007) yang menyatakan bahwa debt to equity

ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value. Selanjutnya

hasil penelitian ini juga seiring dengan hasil penelitian dari Wirawati (2008) yang

mengemukakan bahwa ROE berhubungan positif dan signifikan terhadap PBV.

Keselarasan temuan penelitian ini dengan pendahulunya, maka model

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan

price book value masih cukup konsisten untuk dapat direplikasi untuk obyek

98
penelitian yang sama pada periode yang berbeda atau obyek yang berbeda pada

periode yang sama.

2) Implikasi praktis

Hasil penelitian yang menemukan bahwa struktur modal berpangaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa

peningkatan utang jangka panjang berarti akan menaikkan laba bersih perusahaan,

kecendrungan peningkatan nilai utang jangka panjang pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia guna meningkatkan

pengembangan bisnis dan dapat meningkatkan laba.

Hasil penelitian yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pengelolaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, fluktuasi nilai aset berupa peningkatan atau peurunan nilai

current asset dan non current asset, akan berpengaruh terhadap rasio tingkat

pengembalian aset. Hasil ini juga diartikan bahwa pihak manajemen

mengutamakan strategi pertumbuhan khususnya pertumbuhan aset dalam

meningkatkan profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa struktur modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan

price book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan struktur

modalnya sebagian besar dibiayai dengan hutang. Adanya hutang, perusahaan

akan mendapatkan penghematan atas pajak, akan tetapi penggunaan hutang yang

99
terlalu besar juga akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban dalam

pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan risiko kebangkrutan yang

semakin tinggi. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih

diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih

besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pertumbuhan

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

memberikan arti bahwa setiap adanya peningkatan aset yang dimiliki oleh suatu

perusahaan merupakan suatu sinyal yang positif bagi investor, pertumbuhan aset

yang positif juga memberikan arti bahwa manajemen telah mampu mengelola

perusahaan dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga perusahaan

perlu memperhatikan dan terus meningkatkan ROE dengan cara meningkatkan

labanya. Return on equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi

pemilik perusahaan (the common stockholder). Pertumbuhan ROE menunjukkan

prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan

keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan

investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal

dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu

perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di

pasar modal

100
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

2) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas.

3) Struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

5) Profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

101
6.2 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:

1) Bagi Perusahaan

Disarankan kepada perusahaan, penentuan struktur modal dengan

menggunakan hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat lebih besar,

tambahan hutang masih diperkenankan) sebagai sumber pendanaanya

dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan. Sedangkan dari

pertumbuhan perusahaan yang positif menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam peningkatan aset memiliki potensi yang tinggi untuk

menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang.

2) Bagi Peneliti Berikutnya

Kepada peneliti, khususnya yang berminat meneliti pengaruh

struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan

nilai perusahaan, disarankan agar melakukan penelitian lanjutan dengan

memperluas sampel perusahaan yang mencangkup semua jenis perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini hanya menggunakan variabel struktur modal,

pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap nilai perusahaan. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

meneliti variabel keuangan lainnya yang memiliki pengaruh lebih besar

terhadap nilai perusaha

102
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Baddarruzaman. 2004. Analisi Hubungan Struktur Modal Dengan


Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perbangkan (Studi
Kasus Saham Lima Bank Terbesar Berdasarkan Aset dan Modal di BEJ.
Thesis.
Baneda, Nancy L. 2003. Estimating Free Cash Flow and Valuing A Growth
Company, Journal of Asset Management. (online), (www.google.com).
Bhaduri, Saumitra.2002. Determinants of Corporate Borrowing : Some Evidence
from the Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance.
Summer, Vol. 2, No. 2, pp.200-215.
Brigham, E.F., dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Penerjemah
Hermawan Wibowo. Edisi Kedelapan. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta:
Erlangga

Brigham, E.F., dan J. Houston. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Edisi Indonesia. Buku
II. Jakarta: Salemba Empat.
Carningsih, 2008. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan
Antara Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi.
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. (online), (www.google.com).
Chandra, T. 2007. Signifikansi Corporate Strategy Perusahaan-Perusahaan Go
Public d Bursa Efek Jakarta. Thesis. (online), (www.google.com).
Christiawan dan Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang
Kinerja dan Nilai Perusahaan. Thesis. (online), (www.google.com).

Christianti, A. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada


Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta : Hipotesis Static Trade-off
atau Pecking Order Theory. Seminar Nasional Akuntansi.

Chen, K., 2002, The Influence of Capital Structure on Company Value With
Different Growth Opportunities, Paper for EFMA Annual Meeting,
University of Lausanne. (online), (www.google.com).
Chen, Anlin dan Kao, Lanfeng. 2005. The Conflict Between Agency Theory and
Corporate Control on Managerial Ownership: The Evidance from Taiwan
IPO Perfomace. International Journal Of Business, 10 (1).
Danise, Dickins and Robert, Houmes. 2009. Revisiting The Relationship Between
Insider Ownership And Perfomance, Journal of Business and Economic
Studies. Vol. 15, No. 2. East Carolina Universitas-Jaksonville University.

103
Driffeild, N., V. Mahambare, and S.Pal. 2007. “How Does Ownership Structure
Affect Capital Structure and Firm Value? Recent Evidence From East
Asia”. (online), (www.google.com).
Ekayana, Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
tahun 2001-2005), ASET Vol.9 Nomer 2,Agustus 2007.
Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan
Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi.
Haruman, Tendi. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan
Instutisional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEJ). The First PPM National Conference on
Management Reseach. Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Universitas
Widyatama Bandung.
Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Deviden
Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta. Usahawan:
No.09/Th XXXIX, September 2005.
Hair J.F., R.E. Anderson R.L. Tatham, dan W.C Black, 1995. Multivariat Data
Analysis. Fourt Edition, New Jersey: Prentice Hall.
Helferd, E.A. 1997. Teknik Analsis Keuangan. Penerjemah Hermawan Wibowo.
Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Husnan, 1998, Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (keputusan jangka


panjang), Buku 1, Edisi 4, BPFE.
Husnan, S., 2000. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjeng, BPFE Yogyakarta, pp.7.
Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
ICMD.2010. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2010.

ICMD.2008. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2008.


Jiraporn dan Liu. 2007. Capital Structure, Staggered Boards, and Firm Value.
Avalaible from: http://papers.ssrn.com.
Kallapur, Sanjay, dan Mark A. Trombley, 1999, The Association Between
Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth, Journal of
Business & Accounting 26, April/May, 505519.

104
Keown. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Edisi 9,
Indeks. Jakarta.

Kusumasari, Artini, dan Nitiyasa. 2010. Pengaruh Risiko Bisnis, Pertumbuhan


Aset, Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan di PT
Telekomunikasi Selular. Jurnal. (online). www.google.com
Masdar Mas’ud. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal dan Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan, Manajemen Dan
Bisnis Volume 7 Nomor 1 Maret 2008.
Myers, S.C., 1984. The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance. Vol. 39, hal:
572-592.
Putrakrisnanda. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Mnufaktur di Indonesia.(online), (www..scribd.com).
Ozkan, Aydin. 2001. Determinants of Capital Structure and Adjusment to Long
Run Target : Evidence from UK Company Panel Data. Journal of Business
Finance & Accounting 28 (1) & (2), January/ March.
Ridwan dan Kuncoro, E.A. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis
Jalur. Alfabeta, Bandung.
Robert Ang. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia,
Jakarta.
Saurabh dan Arijit. 2008. Do Leverage, Deviden Policy and Perfomance Influence
The Future Value of Firm? Evidence From India. Available at:
hhtp://ssrn.com/abstract=1158251.
Sarwono J dan Suhayati E. 2010. Rizet Akuntasi Menggunakan SPSS, Graha Ilmu,
Bandung.

Saidi, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan


Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Vo.XI (1).

Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global.


Salemba Empat: Jakarta.
Safieddine, A., dan Titman. 1997. Debt and Corporate Perfomance Evidence from
Unsuccessful Takeover, National Bureau of Economic Research Working
Paper 6068, hal 1-34.
Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Jakarta. Thesis. (online), (www.google.com).

105
Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE.

Sari, 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Investasi Sebagai Variabel Moderating. Thesis. (online),
(www.google.com).
Setian B dan Kuncoro D. 2008 Carut-Marut Krisis Global 2008. Institute For
Global Justice (IGJ). (Online), (http://teguhtimur.com/2008/11/03/krisis-
global-2008).
Stulz, R.M. 1990. Managerial Discreation and Optimal Financing Policies.
Journal Of Financial Economic. Vol.26, Hal: 3-27. Or (online),
(www.google.com).
Shin, H.H., dan R.M Stulz. 2002. Firm Value, Risk, and Growth Opportunities.
Bangking and Monetory Economics at The Ohio State University, and
Reseach, hal 1-35. Or (online), (www.google.com).
Syarif F. 2007. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Deviden dan Earning
Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi 47. (online), (www.google.com).
Suguhen. 2003. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan
Kinerja Keuangan Serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur di
Indonesia.Disertasi. (online), (www.google.com).

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Soliha Dan


Taswan, 2002, Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan
Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya, (online),
(www.google.com).
Sudarmadji, Murdoko, dan Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan terhadap Voluntary
Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Procedding PESAT, vol. 2, 21-22
Agustus 2007. Auditorium Kampus Gunadarma.
Sujoko dan Subiantoro. 2007. Pengaruh Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor
Intern dan Faktor Ektern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperik Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Nol 9, No.1, hal 41-48.
Sriwardany. 2006. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijaksanaan
Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur. Thesis. (online), (www.google.com).

Soliha, E., dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi. September 2002. (online), (www.google.com).

106
Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang Dan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, Vol.10 No.2.
Wirawati. 2008. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Price BooK Value
Dalam Penilaian Saham DI Bursa Efek Jakarta Dalam Kondisi Krisis
Moneter, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 No.1.
Yuhasril. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Farmasi Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Thesis.
(online), (www.google.com).

107
Lampiran 1

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009 2
1 Akasha Wira Internasional 1.44 2.22 0.03 -0.04
2 Aqua Goldel Misisipi 0.78 0.77 0.74 2.87 0.09 0.12 0.13 0.14
3 Cahaya Kalbar 0.83 0.44 1.80 1.58 -0.14 0.43 -0.01 -0.06
4 Davomas Abadi 1.24 1.77 2.27 4.37 0.55 0.43 -0.06 -0.23
5 Delta Djakarta 0.32 0.32 0.29 0.34 0.06 0.04 0.18 0.09
6 Fast Food Indonesia 0.66 0.68 0.67 0.63 0.28 0.30 0.25 0.33
7 Indofood Sukses Makmur 2.33 2.10 2.61 3.08 0.10 0.82 0.33 0.02
8 Mayora Indah 0.61 0.58 0.73 1.32 0.06 0.22 0.54 0.11
9 Multi Bintang Indonesia 1.52 2.08 2.14 1.73 0.06 0.02 0.51 0.06
10 Nippon Indosari Corperindo 0.92 1.36 0.82 0.12
11 Pioneerindo Goument Internasional 33.05 832.64 64.47 15.28 -0.01 -0.02 0.10 0.11 2,1
12 Parisidha Aneka Niaga 2.31 1.87 2.14 1.63 0.01 0.01 -0.02 0.23
13 Sekar Laut 4.45 0.79 0.90 1.00 0.71 0.13 0.10 -0.02
14 Sinatar TOP 0.45 0.36 0.44 0.72 -0.02 0.11 0.21 -0.12
15 SMART 1.38 1.06 1.29 1.17 0.16 0.52 0.24 0.02
16 Tiga Pilar Sejahtera Food 2.76 2.82 1.26 1.60 0.02 0.42 0.28 0.33
17 Tunas Baru Lampung 1.83 1.37 1.62 2.15 0.41 0.20 0.14 -0.01
18 Ultra Jaya Milk 0.54 0.53 0.64 0.53 0.00 0.09 0.26 0.01
19 Bentoel Internasional Investama 0.65 0.97 1.50 1.58 0.27 0.64 0.15 -0.03
20 Gudang Garam 0.69 0.65 0.68 0.55 -0.02 0.10 0.01 0.13
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah

108
Lampiran 2

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009 20
21 Hanjaya Mandala Sampoerna 1.55 1.21 0.94 1.00 0.06 0.24 0.03 0.10 6

22 Argo Pantes 5.20 14.33 0.00 -0.05 -0.08 -0.15 -1

23 Century Textile Industry 1.23 1.99 3.75 4.51 0.16 0.22 -0.31 -1
- - -
24 Eratex Djaja 21.36 17.33 13.93 -2.26 0.03 -0.05 -0.42 -0.42 3

25 Panasia Filament 9.06 2.73 3.97 -0.04 -0.09 -0.04 -0.20 2


26 Panasia Indosyntec 1.47 0.69 0.88 1.29 0.07 -0.09 0.01 -0.13
27 Roda Vitatex 0.24 0.57 0.56 0.35 0.46 0.09 0.00 0.12 1
28 Sunson Textile Manufacturer 2.75 2.92 2.98 2.19 -0.02 0.02 0.00 -0.03 -
- -
29 Tifico Fiber Indonesia 5.62 27.44 10.63 -4.59 -0.05 -0.01 -0.13 -0.20 -
30 Unitex -0.06 0.02 -0.06

31 APAC Citra Centertex 15.29 8.50 12.98 216.26 -0.07 0.05 -0.07 -0.17
32 Ever Shine Tex 0.75 0.85 0.99 0.40 -0.10 0.02 -0.02 -0.02 -1
33 Hanson Internasional 1.36 1.96 4.88 -1.01 -0.11 -0.22 -1.00 -0.60 -4
34 Indo Acidatama 1.47 1.06 0.79 1.04 -0.02 0.01 0.18 0.05 1
35 Indorama Synthetics 1.38 1.51 1.62 1.50 -0.03 0.10 0.14 -0.23
- -
36 Karwell Indonesia 9.89 12.00 15.14 -2.68 -0.35 -0.06 -0.50 -0.33
37 Pan Brothers 2.56 3.73 4.85 8.69 0.42 0.50 0.14 -0.14
38 Primarindo Asia Infrastructure 0.20 -0.07 0.11 -0.12
39 Ricky Putra Globalindo 0.63 0.76 0.72 1.00 0.24 0.11 0.12 -0.07 1
40 Sepatu Bata 0.73 0.43 0.60 0.47 -0.11 0.22 0.21 0.04 1
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah

Lampiran 3

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009 200

41 Surya Intrindo Makmur 1.34 2.29 1.97 0.12 -0.19 -0.31 -0.26 -24

109
42 Barito Pacific 1.17 0.64 0.57 1.22 -0.24 8.72 0.02 -0.05 -0
43 Sumalindo Lestari Jaya 4.69 2.61 2.20 5.53 0.22 0.25 0.14 -0.07 -12
44 Tirta Mahakam Resources 3.20 1.88 1.79 3.33 -0.33 -0.03 0.03 0.11 0
45 Fajar Surya Wisesa 1.69 1.91 1.91 1.84 0.19 0.10 -0.01 -0.01 8
46 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 1.57 1.84 1.82 1.78 -0.08 0.09 0.26 -0.16 9
47 Kertas Basuki Rachmat Indonesia 2.77 1.23 -0.01 -0.02
48 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 2.38 2.97 2.81 2.65 -0.08 0.07 0.21 -0.11 -11
49 Suparma 2.26 2.08 1.22 1.36 0.05 0.09 0.04 -0.09 5
Surabaya Agung Industry Pulps
50 &Kertas 2.12 1.98 0.04 0.21 -0.05 -0.04 0
51 Toba Pulps Lestari 1.55 1.33 1.33 1.38 -0.01 0.21 -0.18 8
52 AKR Corporindo 0.86 1.09 1.57 1.81 0.20 0.47 0.39 0.24 12

53 Asia Pacific Fiber -0.10 -0.07


54 Budi Acid Jaya 3.76 2.90 1.31 1.70 -0.05 0.60 0.14 -0.06 9
55 Colorpark Indonesia 0.84 1.05 1.29 1.86 0.24 0.26 0.54 -0.15 11
56 Eterindo Wahanatama 0.34 0.43 0.19 0.68 0.10 -0.15 -0.05 0.28 2
57 Lautan Luas 2.10 2.43 2.42 3.11 0.14 0.17 0.61 -0.10 5
58 Sorini Agro Asia Corporindo 0.67 0.72 0.83 0.95 0.08 0.31 0.32 -0.24 7
59 Tri Polyta Indonesia 0.96 0.66 0.68 0.23 -0.09 0.16 16
60 Unggul Indah Cahaya 0.54 0.58 1.13 1.29 0.02 -0.05 0.18 -0.28 1
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 4

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009 2006
61 Duta Pertiwi Nusantara 0.20 0.29 0.38 0.34 0.02 0.07 -0.09 0.00 -2.4
62 Ekadharma Internasioanal 0.35 0.29 0.39 1.03 0.00 0.14 0.66 0.17 9.9
63 Intanwijaya Internasional 0.12 0.13 0.15 0.10 -0.04 0.04 -0.02 -0.10 -4.0
64 Resource Alam Indonesia 0.72 0.84 1.09 0.82 -0.14 -0.12 0.30 0.17 -25.0
65 Aneka Kemasindo Utama 0.18 0.48 0.56 0.62 0.24 0.05 -0.20 -0.24 0.3
66 Argha Karya Prima Industry 1.41 1.36 1.32 1.17 0.00 0.06 0.06 -0.03 2.4
67 Asahimas Flat Glass 0.30 0.42 0.37 0.35 0.04 0.08 0.11 -0.01 1.5
68 Asiaplast Industries 1.17 0.98 1.27 1.20 -0.09 0.10 -0.06 0.10 0.0

110
69 Berlina 1.70 1.66 1.34 1.29 0.03 -0.06 0.12 0.17 -3.7
70 Dyanaplast 1.57 1.71 1.63 1.79 0.05 0.00 0.10 0.05 1.7
71 Kageo Igar Jaya 0.42 0.44 0.53 0.38 0.06 0.14 -0.07 0.04 5.6
72 Langgeng Makmur Industri 0.35 0.35 0.36 0.43 0.01 0.05 0.05 -0.04 0.8
73 Layabd Internasional 1.24 1.10 1.38 1.54 0.05 0.15 22.56 0.00 4.3
74 Sekawan Intri Pratama 2.06 0.75 0.48 0.04
75 Siwani Makmur 0.53 0.57 0.92 1.19 0.05 0.10 -0.12 -0.19 2.5
-
76 Titan Kimia Nusantara 3.52 6.62 36.75 1.48 -0.01 -0.26 13.52 -0.11 -77.2
77 Trias Sentosa 1.20 1.07 1.18 1.08 -0.04 0.06 0.01 -0.11 2.6
78 Yanaprima Hastapersada 6.98 2.00 0.93 0.52 -0.03 -0.09 0.44 0.06 15.6
79 Holcim Indonesia 2.98 2.37 2.19 1.93 -0.04 0.02 0.14 -0.12 8.3
80 Indocement Tunggal Perkasa 0.87 0.59 0.45 0.33 -0.09 0.04 0.12 0.18 9.8
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 5

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009 20
81 Semen Gersik 0.62 0.35 0.27 0.30 0.03 0.14 0.25 0.22 2
82 Alumindo Light Metal Industry 1.10 1.74 2.07 2.76 0.55 0.10 0.19 -0.10 1
83 Bentojaya Manunggal 0.12 0.31 0.35 0.28 0.21 0.38 0.52 -0.01
84 Citra Tubindo 0.70 1.13 0.87 1.06 0.49 0.01 0.30 -0.11 2

85 Gunawan Diajaya Steel -86.71 11.08 1.47 -0.54


86 Indah Aluminium Industry 10.57 6.39 5.39 7.12 0.17 -0.13 0.29 -0.42 1
87 Intamaraya 1.44 2.01 2.84 -0.04 -0.06 -0.39 2

88 Jakarta Kyoei Steel Worsk -0.09 0.10 0.04 -0.10


89 Jaya Pari Steel 0.25 0.06 0.22 0.48 -0.08 0.42 0.49 -0.10 1

90 Lion Metal Works 0.23 0.27 0.26 0.15 0.17 0.05 1


91 Lionmesh Prima 0.99 0.86 1.16 0.64 0.03 0.44 -0.01 0.18
92 Pelangi Indah Canindo 3.50 3.70 2.28 2.90 0.08 0.67 0.30 -0.08 -
93 Pelat Timah Nusantara 1.41 2.05 0.62 -0.23

111
94 Tembaga Mulia Semanan 8.19 7.28 10.16 14.61 0.14 0.24 -0.01 -0.15 2
95 Tira Austenite 1.37 2.33 2.14 1.94 0.36 -0.03 -0.04 -0.12
96 Kedaung Indah Can 1.09 1.39 0.28 0.31 -0.13 -0.43 0.07 -0.02 -2
97 Kedawung Setia Industrial 3.58 1.82 1.44 1.13 0.14 0.23 -0.10 0.13
98 Arwana Citramulia 1.10 1.50 1.68 1.58 0.31 0.32 0.17 0.12 1
99 Intikeramik Alamasri Industri 5.78 2.27 1.27 1.28 -0.03 0.13 0.02 -0.03

100 Keramik Indonesia Asosiasi 5.80 0.01 0.04 0.59


Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 6

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009
101 Mitra Investindo 5.33 5.50 0.03 -0.15
-
102 Mulya Industrindo 0.08 0.01 -0.02 -0.13
103 Surya Toto Internasional 2.93 2.24 1.88 1.84 0.07 0.01 0.13 -0.02
104 Jembo Cable Company 4.11 4.70 4.39 6.72 0.12 0.30 0.43 -0.13
105 Kabelindo Murni 0.83 0.80 0.98 1.06 0.07 0.56 0.06 -0.23
106 KMI Wire and Cable 1.74 1.92 0.22 -0.19
107 Sumi Indo Kabel 0.62 0.58 0.34 0.25 0.08 0.00 0.08 -0.10
Supreme Cable Manufacturing -
108 & Commerce 1.51 1.15 2.67 2.15 0.03 0.92 -0.13 -0.08

109 Voksel Electric 0.78 0.82 1.61 2.70 0.14 0.71 0.45 0.06
110 Astra Graphia 0.82 0.98 0.99 1.53 0.13 0.07 0.35 -0.08
111 Metrodata Electronics 1.46 1.73 2.88 2.74 0.11 0.57 0.11 -0.18
112 Multipolar 2.39 3.63 3.65 5.35 0.36 0.31 0.16 0.04
113 Myoh Technology 1.23 2.85 4.13 0.00 -0.21 -0.08
114 Sat Nusapersada 2.54 2.44 0.52 0.87 0.08 0.29 0.12 -0.07
-
115 Astra Internasional 1.81 1.41 1.17 1.21 0.05 0.10 0.27 0.10
116 Astra Otopart 0.71 0.57 0.48 0.45 0.00 0.14 0.15 0.17
-
117 Gajah Tunggal 2.68 2.41 2.54 4.28 0.03 0.16 0.03 0.04
-
118 Goodyear Indonesia 0.66 0.62 0.94 2.45 0.01 0.27 0.76 0.10
119 Hexindo Adiperkasa 2.10 2.19 2.68 1.36 0.13 0.15 0.43 0.04
-
120 Indo Kordsa 0.87 0.61 0.52 0.48 0.11 0.02 0.08 -0.19
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah

112
Lampiran 7

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009
121 Indomobil Sukses Internasional 21.23 20.90 27.04 17.78 -0.04 0.11 0.14 -0.09
122 Indospring 5.89 6.13 6.61 7.45 0.07 0.22 0.53 -0.32
123 Intraco Penta 1.80 1.69 1.83 2.46 -0.04 0.04 0.32 -0.09
124 Multi Prima Sejahtera 0.88 0.77 0.79 1.21 -0.07 0.28 0.31 -0.25
125 Multistrada Arah Sarana 0.95 0.99 0.40 0.85 0.32 0.26 0.32 0.07
126 Delta Dunia Petroindo 1.61 1.03 2.05 -0.11
127 Fortune Mate Indonesia 0.56 0.52 0.63 0.01
128 Polysindo Indonesia -0.04
129 Nipress 1.28 1.48 2.18 1.64 0.16 0.31 0.12 -0.03
130 Polychme Indonesia 1.94 2.19 2.15 2.81 -0.10 0.04 -0.07 -0.04
131 Prima Alloy Steel 3.33 3.68 3.19 3.84 0.06 -0.09 0.02 -0.24
132 Selamat Sempurna 0.55 0.53 0.66 0.63 0.08 0.16 0.12 0.01
133 Tunas Ridean 3.44 4.24 2.91 2.50 -0.05 0.17 0.07 -0.51
134 United Tractors 1.58 1.44 1.26 1.05 0.06 0.16 0.76 0.07

135 Inter Delta -0.10 -0.14 0.55 -0.07


136 Modern Internasional 5.98 1.85 1.89 1.49 0.02 0.02 -0.13 -0.02
137 Perdana Bangun Pusaka 2.05 2.17 2.24 2.22 0.00 -0.05 -0.15 0.79
138 Darya-Varina Laboratoria 0.41 0.35 0.21 0.26 0.01 0.01 0.14 0.23
139 Indofarma 0.96 0.45 2.46 2.25 0.32 0.47 -0.04 -0.25
140 Kalbe Farma 0.78 0.36 0.33 0.38 0.00 0.11 0.11 0.20
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 8

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan


Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.

DER Pertumbuhan Aset


No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 20007 2008 2009 20

113
141 Kimia Farma 0.39 0.45 0.53 0.53 0.07 0.10 0.04 0.08
142 Merck 0.21 0.20 0.18 0.15 0.30 0.17 0.13 0.16 3
143 Pyridam Farma 0.21 0.27 0.42 0.42 0.09 0.15 0.04 0.01
144 Schering Plough Indonesia 70.30 70.74 22.90 0.34 0.30 0.55 0.03 17
145 Tasiho Phamaceutical Indonesia 0.43 0.37 0.30 0.08
146 Tempo Scan Pacific 0.26 0.23 0.26 0.29 0.06 0.12 0.07 0.10 1
147 Mandom Indonesia 0.19 0.11 0.08 0.12 0.23 0.08 0.26 0.09 1
148 Mustika Ratu 0.14 0.10 0.13 0.17 0.00 0.08 0.12 0.03
149 Unilever Indonesia 0.76 0.95 0.98 1.10 0.20 0.15 0.22 0.15 7
150 Ades Water Indonesia 0.11 5
Textile Manufacturing Company
151 Jaya 0.75 -
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 9

Tingkat Debt to Equty Ratio (DER) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2008

DER

No Emiten 2005 2006 2007 2008

1 Aqua Goldel Misisipi 0.78 0.77 0.74 2.87

2 Delta Djakarta 0.32 0.32 0.29 0.34

3 Fast Food Indonesia 0.66 0.68 0.67 0.63

4 Indofood Sukses Makmur 2.33 2.10 2.61 3.08

5 Mayora Indah 0.61 0.58 0.73 1.32

6 Multi Bintang Indonesia 1.52 2.08 2.14 1.73

7 SMART 1.38 1.06 1.29 1.17

8 Tiga Pilar Sejahtera Food 2.76 2.82 1.26 1.60

Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 1.55 1.21 0.94 1.00

10 AKR Corporindo 0.86 1.09 1.57 1.81

114
11 Dyanaplast 1.57 1.71 1.63 1.79

12 Semen Gersik 0.62 0.35 0.27 0.30

13 Arwana Citramulia 1.10 1.50 1.68 1.58

14 Voksel Electric 0.78 0.82 1.61 2.70

15 Multipolar 2.39 3.63 3.65 5.35

16 Hexindo Adiperkasa 2.10 2.19 2.68 1.36

17 Multistrada Arah Sarana 0.95 0.99 0.40 0.85

18 Selamat Sempurna 0.55 0.53 0.66 0.63

19 United Tractors 1.58 1.44 1.26 1.05

20 Darya-Varina Laboratoria 0.41 0.35 0.21 0.26

21 Kimia Farma 0.39 0.45 0.53 0.53

22 Merck 0.21 0.20 0.18 0.15

23 Pyridam Farma 0.21 0.27 0.42 0.42

24 Tempo Scan Pacific 0.26 0.23 0.26 0.29

25 Mandom Indonesia 0.19 0.11 0.08 0.12

26 Mustika Ratu 0.14 0.10 0.13 0.17

27 Unilever Indonesia 0.76 0.95 0.98 1.10

Rata-rata (%) 100 106 107 127

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah

Lampiran 10

Tingkat Pertumbuhan Aset Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009.

Pertumbuhan Aset

No Emiten 2006 2007 2008 2009

1 Aqua Goldel Misisipi 0.09 0.12 0.13 0.14

115
2 Delta Djakarta 0.06 0.04 0.18 0.09

3 Fast Food Indonesia 0.28 0.30 0.25 0.33

4 Indofood Sukses Makmur 0.10 0.82 0.33 0.02

5 Mayora Indah 0.06 0.22 0.54 0.11

6 Multi Bintang Indonesia 0.06 0.02 0.51 0.06

7 SMART 0.16 0.52 0.24 0.02

8 Tiga Pilar Sejahtera Food 0.02 0.42 0.28 0.33

Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 0.06 0.24 0.03 0.10

10 AKR Corporindo 0.20 0.47 0.39 0.24

11 Dyanaplast 0.05 0.00 0.10 0.05

12 Semen Gersik 0.03 0.14 0.25 0.22

13 Arwana Citramulia 0.31 0.32 0.17 0.12

14 Voksel Electric 0.14 0.71 0.45 0.06

15 Multipolar 0.36 0.31 0.16 0.04

16 Hexindo Adiperkasa 0.13 0.15 0.43 0.04

17 Multistrada Arah Sarana 0.32 0.26 0.32 0.07

18 Selamat Sempurna 0.08 0.16 0.12 0.01

19 United Tractors 0.06 0.16 0.76 0.07

20 Darya-Varina Laboratoria 0.01 0.01 0.14 0.23

21 Kimia Farma 0.07 0.10 0.04 0.08

22 Merck 0.30 0.17 0.13 0.16

23 Pyridam Farma 0.09 0.15 0.04 0.01

24 Tempo Scan Pacific 0.06 0.12 0.07 0.10

25 Mandom Indonesia 0.23 0.08 0.26 0.09

116
26 Mustika Ratu 0.00 0.08 0.12 0.03

27 Unilever Indonesia 0.20 0.15 0.22 0.15

Rata-rata (%) 13.06 22.96 24.66 10.93

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah

Lampiran 11

Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009.

ROE

No Emiten 2006 2007 2008 2009

1 Aqua Goldel Misisipi 10.92 12.99 14.60 14.60

2 Delta Djakarta 10.02 10.32 16.11 21.43

3 Fast Food Indonesia 23.92 27.17 25.96 28.48

4 Indofood Sukses Makmur 13.13 13.63 12.07 20.44

5 Mayora Indah 9.65 13.09 15.76 23.53

6 Multi Bintang Indonesia 2.08 42.68 64.59 323.59

7 SMART 24.37 28.03 22.67 15.61

8 Tiga Pilar Sejahtera Food 0.14 4.50 7.34 8.82

Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 62.00 44.94 48.40 48.63

10 AKR Corporindo 12.33 14.97 13.06 15.78

11 Dyanaplast 1.74 0.20 0.00 14.93

12 Semen Gersik 23.56 26.79 31.27 32.62

13 Arwana Citramulia 14.86 18.60 19.17 18.65

14 Voksel Electric 13.70 17.39 1.66 14.27

15 Multipolar 3.31 3.50 12.69 6.98

117
16 Hexindo Adiperkasa 11.41 15.11 8.06 34.30

17 Multistrada Arah Sarana 23.56 2.27 0.23 11.98

18 Selamat Sempurna 14.67 16.66 16.75 26.69

19 United Tractors 20.25 26.04 23.90 27.58

20 Darya-Varina Laboratoria 12.74 10.80 13.94 13.02

21 Kimia Farma 5.05 5.75 5.84 6.28

22 Merck 36.74 31.93 30.13 41.42

23 Pyridam Farma 2.65 2.60 3.33 5.17

24 Tempo Scan Pacific 14.03 13.60 14.34 14.94

25 Mandom Indonesia 16.48 16.51 14.07 14.15

26 Mustika Ratu 3.44 3.98 7.34 6.64

27 Unilever Indonesia 72.69 72.88 77.64 82.21

Rata-rata (%) 1,420 1,840 1,835 3,306

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah

Lampiran 12

Tingkat Pertumbuhan Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
2006-2009.

PBV

No Emiten 2006 2007 2008 2009

1 PT Aqua Goldel Misisipi 3.24 3.36 2.87 4.90

2 PT Delta Djakarta 0.85 0.56 0.62 1.68

3 Fast Food Indonesia 2.85 2.90 2.87 3.63

4 Indofood Sukses Makmur 2.53 3.38 0.95 3.07

5 Mayora Indah 1.28 1.24 0.70 2.18

118
6 Multi Bintang Indonesia 5.84 5.86 3.03 35.45

7 SMART 4.07 4.88 1.06 1.53

8 Tiga Pilar Sejahtera Food 1.92 2.24 1.81 1.40

Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 7.74 4.48 4.41 4.36

10 AKR Corporindo 1.64 3.37 1.40 2.11

11 Dyanaplast 0.66 0.60 0.51 0.57

12 Semen Gersik 3.92 5.01 3.07 4.39

13 Arwana Citramulia 1.16 1.49 1.26 0.80

14 Voksel Electric 1.31 2.18 0.79 0.91

15 Multipolar 0.34 0.30 0.22 0.26

16 Hexindo Adiperkasa 2.19 1.66 2.11 7.38

17 Multistrada Arah Sarana 0.31 0.41 0.24 0.23

18 Selamat Sempurna 1.12 2.02 1.02 2.43

19 United Tractors 4.07 5.42 1.32 3.72

20 Darya-Varina Laboratoria 2.05 1.94 1.06 1.54

21 Kimia Farma 1.05 1.87 0.45 0.71

22 Merck 3.80 4.20 2.43 5.06

23 Pyridam Farma 0.41 0.65 0.39 0.81

24 Tempo Scan Pacific 2.09 1.60 0.81 1.36

25 Mandom Indonesia 2.07 2.26 1.35 1.85

26 Mustika Ratu 0.52 0.45 0.22 0.53

27 Unilever Indonesia 21.26 19.13 19.20 22.77

Rata-rata (%) 297 309 208 428

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah

119
Lampiran 13

Descriptives Statistics

Descriptive Statistics

Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation

Struktur Modal 108 .00 82.21 19.1669 16.74405

Pertumbuhan
108 .00 .82 .1796 .16119
Perusahaan

Profitabilitas 108 .01 35.45 4.0028 5.12940

Nilai Perusahaan 108 .12 5.35 1.1976 .97865

Valid N (listwise) 108

120
Lampiran 14

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Profitabilitas

121
Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .322 50.288 1 106 .000 .672 .174

The independent variable is Struktur Modal.

122
Lampiran 15

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Tahun
2006-2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Profitabilitas

Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .065 7.409 1 106 .008 2.542 8.134

The independent variable is Pertumbuhan Perusahaan.

123
Lampiran 16

124
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-
2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .219 29.790 1 106 .000 .673 .027

The independent variable is Struktur Modal.

125
Lampiran 17

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Tahun 2006-2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Nilai Perusahaan

126
Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .107 12.678 1 106 .001 .841 1.984

The independent variable is Pertumbuhan Perusahaan.

127
Lampiran 18

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-
2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .369 61.958 1 106 .000 .734 .116

The independent variable is Profitabilitas.

128
Lampiran 19

Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal danPertumbuhan Perusahaan Terhadap


ProfitabilitasTahun 2006-2009.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate

1 .607(a) .369 .357 4.11457

a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal

129
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1037.631 2 518.815 30.645 .000a
Residual 1777.617 105 16.930
Total 2815.248 107
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal
b. Dependent Variable: Profitabilitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.478 .731 -.655 .514
Struktur Modal .169 .024 .552 7.101 .000
Pertumbuhan
6.902 2.474 .217 2.790 .006
Perusahaan
a. Dependent Variable: Profitabilitas

130
Lampiran 20

Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan


Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan Tahun 2006-2009.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate

1 .655(a) .429 .412 .75039

a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.919 3 14.640 25.999 .000a
Residual 58.561 104 .563
Total 102.479 107
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

131
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .414 .134 3.100 .002
Struktur Modal .012 .005 .205 2.264 .026
Pertumbuhan
1.214 .468 .200 2.597 .011
Perusahaan
Profitabilitas .084 .018 .440 4.718 .000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

132

Anda mungkin juga menyukai