01 WIHARDJO
nurul fit ri
TESIS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
1
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
2
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
3
Lembar Pengesahan
Mengetahui,
Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE., MM Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp S (K)
4
PENETAPAN PANITIA PENGUJIAN TESIS
Anggota:
1. Drs.I Putu Yadnya, MM
2. Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si
3. Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS
4. Drs. Ketut Mustanda, MM
5
PERNYATAAN
ORISINALITAS TESIS
Denpasar,
Mahasiswa
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-
sebesar-besarnya kepada Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si pembimbing utama yang penuh
perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis
sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
kasih juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang
dijabat oleh Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp S (K) atas kesempatan yang diberikan
kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan
Ramantha, SE., MM., Ak., CPA Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin
yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program magister. Pada kesempatan ini,
penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Prof. Dr. Made Wardana, SE, MP,
Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Ucapan terima kasih
7
penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini,
SE., M.Si; Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS; Drs. Ketut Mustanda, MM yang telah
memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud
seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus serta
penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ajik
dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar
berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk
berkembanganya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada calon istri
dan kakak tercinta yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mah Esa selalu melimpahkan
rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan penyelesaian tesis ini serta
8
ABSTRAK
9
ABSTRACT
The result of the study shows that 1) capital structure has a positive and
significant influence towards profitability, 2) company’s growth has a positive and
significant influence towards profitability, 3) capital structure has a positive and
significant influence towards the company’s value, 4) company’s growth has a positive
and significant influence towards the value of the company and 5) profitability has a
positive and significant influence towards the value of the company.
It is recommended that the future researchers study not only the manufacture
sector, but rather as banking, transportation services and telecommunication which have
good characteristics to be used as the research population but also other financial
variables which influence the value of company and for company it is suggested that it
pay attention on determining the optimum capital structure, positive company’s growth
and profitability to improve the value of the company.
Keywords: Debt to Equity Ratio, Asset Growth, Return on Equity and Price to Book
Value.
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN SAMPUL………………………….………...……… i
PRASYARAT GELAR…………………………………………..………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… . iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………….. v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………...…….. . xv
DAFTAR ISTILAH..………………………………………………...…….. . xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. . xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... . 1
1.1 Latar Belakang…………………...…………………..………… . 1
1.2 Rumusan Masalah………………….……………...…………… . 10
11
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan….……….…………...…...…………. . 24
2.1.4 Analisis Rasio………………..……………....………………… . 25
2.1.5 Profitabilitas…………………..………………………….……. . 31
2.1.6 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas...…………… . 35
12
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. . 63
5.1 Statistik Deskriptif…………………..………………………….. . 63
5.2 Hasil Penelitian…………………………………………………... 66
5.2.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur…………. . 64
6.2 Saran…………………………………………………………….. . 82
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… . 85
LAMPIRAN…………………………………………………….. . 90
13
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1.1 Rata-Rata Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Return on Equity, Sampel Perusahaan Manufaktur
Tahun 2005-2009…………………………………….…………. 8
14
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
3.1 Krangka Konseptual…………………………………………….. 50
4.1 Diagram Jalur Mengenai Pengaruh Struktur Modal
dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan .……………………………… . 59
5.1 Hasil Koefisien Diagram Jalur…………………………………. . 70
15
DAFTAR ISTILAH
16
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,
Tahun 2005-2009……………………………………………… . 93
5 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER,
17
9 Tingkat Pertumbuhan Debt to Equity Ratio (DER)
Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-20………………. . 98
10 Tingkat Pertumbuhan Aset Sampel Perusahaan
Manufaktur Tahun 2005-2009………………………………… . 99
18
BAB I
PENDAHULUAN
berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market
value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham
pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor
perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting
untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Salah satu
19
pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price book value
(PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga
ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas
faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang
tidak konsisten.
Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia
pemberian kredit dimasa lalu oleh perbangkan dan masalah kelayakan kredit yang
perusahaan.
20
Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di
atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan
salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah
modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai
kepailitan.
dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar dari
biaya tekanan financial dan biaya keagenen. Teori trade-off juga memprediksi
hubungan positif antara struktur modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja
kena pajak akan memperkecil proporsi beban pajak, sehingga proporsi laba bersih
21
(net income) setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas
semakin tinggi.
cendrung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai
bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung dan negatif terhadap nilai
perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini
kembali normal, maka perusahaan kembali membaik dan nilai pasar ekuitas
dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri
yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh
penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan
pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari
citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena
adanya isu negatif. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian penting
22
Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk
memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola
Growth dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa
lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang
menyeluruh dalam upaya mereka untuk meraih pendapatan laba yang lebih tinggi.
dimengerti, menantang, hirarkis, dapat dicapai dan selaras dengan unit organisasi.
Salah satu tujuan biasanya dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan aset. Tujuan
jangka panjang dibutuhkan pada tingkat korporasi, divisi, dan fungsional dalam
23
Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006), Variabel yang diteliti
mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti
modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan melakukan pertumbuhan maka
daripada hutang.
perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang
terhadap laporan keuangan, karena laporan keuangan merupakan salah satu alat
sumber informasi, akan lebih bermanfaat jika dilihat secara konperhensif misalnya
dengan membandingkan suatu periode dengan periode yang lain. Salah satu cara
terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on
24
equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity
(ROE)
mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja
Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga
kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan
menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh
25
Informasi penting dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 yang terkait rata-rata DER, pertumbuhan
Tabel 1.1
Pada Tahun 2005 rasio perbandingan total hutang yang dimiliki dengan total
ekuitas perusahaan sebesar 1.00 atau 100%, dan pada tahun berikutnya yaitu
Tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing sebesar 1.06 atau 106%, 1.07 atau
107%, dan 1.27 atau 127%. Dilihat dari tinggginya rasio hutang pada Tabel 1.1 di
berada jauh dia atas target struktur modal optimalnya (30% - 40%). Salah satu
26
cara untuk memperbaiki kondisi ini dengan jalan merencanakan program
mengalami peningkatan setiap tahun, Tahun 2006 sebesar 13.06 %, Tahun 2007
sebesar 22.96% dan Tahun 2008 sebesar 24.66%. Sedangkan pada Tahun 2009
sebesar 10.93%, hal ini diakibatkan oleh krisis global yang dialami seluruh sektor
yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 Tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing
sebesar 14.20 atau 1,420%, 18.40 atau 1,840%, 18.35 atau 1,835%, dan Tahun
sebelumnya yaitu sebesar 33.06 atau 3,306% . Dengan adanya peningkatan ROE
bersih.
27
memperkuat atau memperlemah pengaruh struktur modal dan pertumbuhan
profitabilitas?
perusahaan?
profitabilitas.
terhadap profitabilitas.
perusahaan.
28
5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
1) Manfaat Teoritis
datang.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para manajer
perusahaan.
29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
barang dan atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005). Perusahaan ada karena akan
menjadi sangat tidak efisien dan mahal bagi pengusaha untuk masuk dan
membuat kontrak dengan pekerja dan para pemilik modal, tanah dan sumber daya
lain untuk setiap tahap produksi dan distribusi yang terpisah. Sebaliknya,
pengusaha biasanya masuk dalam kontrak yang besar dan berjangka panjang
dengan tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas dengan upah tertentu dan
berbagai tunjangan lain. Kontrak yang umum semacam itu jauh lebih murah
pengusaha maupun pekerja dan pemilik sumber daya lain. Perusahaan ada karena
perusahaan juga menghemat pajak penjualan dan menghindari kontrol harga dan
30
Akan tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbankan laba
jangka pendek untuk meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karena
baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting, teori
perusahaan (value of the firm). Hal ini dicerminkan dari nilai sekarang atas semua
menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan
keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang
1) Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained
earning).
2) Nilai Appraisal
31
sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil
penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi
atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan
adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis.
Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas
pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering
keputusan pribadi.
32
4) Nilai “Chop-Shop”
perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila
menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik
emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan
33
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000) nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio
(PER), price book value ratio (PBVR), market book ratio (MBR), deviden yield
ratio, dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan
Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value
harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin
34
memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih
besar pula (Sartono, 2001), secara sederhana menyatakan bahwa price to book
value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk
mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini dihitung
Ps
PBV = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.1)
BVS
Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku per
lembar saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan
cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. PBV
1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat
dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value
sebagai perbandingan
35
2.1.2 Srtuktur Modal
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor
Franco Modigliani dan Merton Miller ( selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa
yang disebut sebagai salah satu artikel keuangan paling berpengaruh yang pernah
bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau
dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara
sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apa-apa, sehingga
struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Akan tetapi, studi MM
didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak realistik, termasuk hal-hal berikut: 1)
tidak ada biaya pialang, 2) tidak ada pajak, 3) tidak ada biaya kebangkrutan, 4)
investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan, 5) semua
penggunaan hutang.
dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan yang selanjutnya akan
36
melonggarkan asumsi-asumsi MM guna mengembangkan sutau teori struktur
1) Pengaruh Perpajakan
seluruh asumsi mereka lain yang tetap berlaku, perlakuan yang berbeda ini
37
struktur modalnya. Karena itu, biaya kebangkrutan menahan perusahaan
3) Teori Pertukaran.
lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara
Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai
rendah.
4) Teori Persinyalan.
manajer seringkali memiliki informasi yang lebih daripada pihak luar. Hal
38
5) Menggunakan Pendanaan Hutang untuk Membatasi Manajer.
hutang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin. Jika
adalah satu cara untuk mengurangi kelebihan arus kas. Dalam suatu LBO
aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari
hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham.
dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi,
permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang, ekuitas saham
39
usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana
tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal
(internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan
melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau
penerbitan saham.
hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal
diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan
Total Hutang
DER= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.2)
Total Ekuitas
Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun
sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total
40
pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang)
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). (Robert, 1997).
Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM masih terdapat teori struktur
modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa
tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang
justru menurunkan nilai perusahaan. Walaupun model trade-off theory tidak dapat
menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut
41
1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan
sedikit hutang.
rendah.
pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang
Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu
maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu
tahun).
perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur
dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini,
42
membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang
kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang
memiliki biaya modal rendah, oleh sebab itu, laverage memiliki hubungan negatif
semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang
lain konstan
kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa
alat analisis. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan
43
keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun
operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari
Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari
di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk
di masa mendatang.
1) Rasio Likuiditas
yang akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas
persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas hutang usaha, wesel tagih jangka
pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan
44
secara lebih cepat dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini
tunggal terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek
kas dengan cukup tepat, rasio ini merupakan ukuran solvabilitas jangka
dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat
wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat
45
B. Mengevaluasi aktiva tetap (rasio perputaran aktiva tetap)
akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai
modal yang diberikan oleh pemengang saham, maka semakin kecil risiko
investasi yang didanai dari hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang
diungkit.
46
disebut sebagai rasio hutang, akan mengukur persentase dari dana yang
jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah
bunga)
47
mencerminkan seluruh arus kas yang tersedia untuk melayani hutang,
EBITDA.
4) Rasio Profitabilitas
48
5) Rasio Nilai Pasar
pada laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat
para investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa
pasarnya juga akan tinggi, dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi
sesuai harapan.
C. Rasio nilai pasar/nilai buku. Rasio atas harga pasar saham terhadap
2.1.5 Profitabilitas
49
seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian invetasi/aktiva, dan
dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat dibagi atas enam jenis yaitu :
Gross Profit
GPM= … … . . … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.3)
Net Sales
Gross profit adalah net sales dikurangi dengan harga pokok penjualan,
sedangkan net sales adalah total penjualan bersih selama satu tahun. Nilai
GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai GPM semakin mendekati satu, maka
Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar
mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan
50
3) Operating Return On Assets (OPROA)
Operating Income
OPROA= … … … … … . … … … … … … … … … … … (2.5)
Average Total Asset
laba usaha. Average total assets merupakan rata-rata dari total asset awal
tahun dan akhir tahun. Jika total asset awal tahun tidak tersedia, maka total
(Robert, 1997).
51
memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan return
perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari
tersebut di pasar modal. Oleh karena itu dalam penelitian ini rasio
52
6) Earning Power
Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran
berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para
sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi
Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang
53
diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka
perusahaan, artinya jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana
yang dipinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil
pengembalian berupa profit untuk para pemilik akan meningkat. Penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh Safieddine dan Titman (1997) menemukan bahwa
peningkatan laverage.
Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat
54
dan penjualan (Shudarmadji, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany
Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bahwa nilai
suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan
berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang),
tidak ada pajak, tidak ada kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan
tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai
informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Hasil tersebut
menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller
ketika memasuki efek dari pajak perseroan. Miller berpendapat bahwa investor
bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah
55
dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan
Houston, 2001).
dan akutansi yang tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan,
muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama,
mengadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus lebih sedikit
dengan suku bunga dan kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston,
risiko bisnis dan risiko keuangan, 2) biaya agen dan pengendalian tindakan
2006).
56
Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kodisi ada pajak penghasilan
hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa bila sekarang dari
financial distress dan nilai sekarang adalah agrncy cost dapat mengakibatkan
bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik
optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka
nilai perusahaan.
(DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia, dan tidak
penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Arijit (2008) menunjukkan
57
Ekayana (2007) dan Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan
bahwa kebijakan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan
ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset berpengaruh positif dan
signifikan terhadap price book value (PBV). Sedangkan Chen (2002) menemukan
bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
meningkat jika perusahaan memilih tidak ada hutang pada struktur modal pada
perusahaan Belanda.
agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan
teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana
semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih
baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari
58
Kallapur dan Trombley (1999) Realisasi pertumbuhan perusahaan diukur
keputusan investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya
yang akan datang. Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk
(cash inflow) atau mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut
sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan
pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur,
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari
59
negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai
saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan
akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham.
nilai perusahaan.
Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari
di masa depan maupun, yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk
di masa mendatang
perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan
60
mengidentifikasikan berbagai kekurangan yang mereka miliki dan kemudian
merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common
oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Dengan
kata lain, ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik
diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari
secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.
berpengaruh positif secara statistis terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang lain
61
laverage, interaksi laverage dengan investasi dan interaksi profitabilitas dengan
62
BAB III
PENELITIAN
berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para
pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan
kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan
modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin
63
Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk
mengetahui struktur modal yang optimal. Suatu struktur modal dikatakan optimal
apabila dengan tingkat risiko tertentu dapat memberikan nilai perusahaan yang
perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan (Husnan,1998).
hanya menggunakan hutang yang sangat kecil. Nilai perusahaan adalah sama
dengan nilai pasar saham ditambah pasar hutang. Apabila besarnya nilai saham
modal akan berubah pula. Perubahan dalam struktur modal akan menguntungkan
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi
64
trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan.
antara struktur modal dengan PBV yaitu penelitian yang dilakukan oleh Masdar
bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book
value.
pada profitabilitas.
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari
65
investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Sriwadany
langsung dan positif terhadap harga saham perusahaan, yang artinya bahwa
eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada
biaya penerbitan surat hutang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak
hasil hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap nilai
risiko terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara total equity risk
kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa
alat analisis. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan
keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun
operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari
66
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari
ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik.
Return on equity (ROE) atau yang sering disebut juga return on common
saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan return on equity
atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham.
Oleh karena itu semakin tinggi ROE maka akan semakin tinggi juga price book
value sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Return on equity merupakan rasio
yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya
langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal (Irawan, 1996).
67
3.2 Kerangka Konseptual
Struktur Modal
(X1)
H1 H3
H2 H4
Pertumbuhan
Perusahaan (X2)
68
3) Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
Indonesia?
69
BAB IV
METODE PENELITIAN
antara dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan
hubungan kausal yaitu sebab akibat, diamana ada variabel eksogen (bebas) yaitu
dipengaruhi
data melalui ICMD (Indonesian capital market directory) Tahun 2006-2009, dan
berikut:
70
1) Variabel eksogen
Perusahaan (X2) .
2) Variabel endogen
endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah
variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur, yang dijadikan variabel
2010).
Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) adalah rasio
antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada
71
perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Rasio ini digunakan
Total Debt
DER = Total Equity X 100%… … … … … … … … … … … … … … … … … (3.2)
persentase.
72
4) Profitabilitas (X3)
seberapa banyak perusahaan yang telah memperoleh dana atas dana yang
dalam persentase:
berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
sekunder dalam penelitian ini berupa debt to equity ratio (DER), pertumbuhan
aset, return on equity (ROE), dan price book value (PBV), dimana data-data
BEI periode tahun 2006-2009 yang termuat dalam Indonesian Capital Market
73
4.3.2 Populasi dan Sampel
2006-2009.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel dari penelitian ini dapat
74
Tabel 4.1
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari penelitian ini adalah
cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan 2010 untuk periode
Tahun 2006-2009.
hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan
75
menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini
silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006). Program
aplikasi SPSS versi 13.0 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data
Tabel 4.2
No Emiten No Emiten
1 15
PT Aqua Goldel Misisipi PT Multipolar
2 16
PT Delta Djakarta PT Hexindo Adiperkasa
3 17
PT Fast Food Indonesia PT Multistrada Arah Sarana
4 18
PT Indofood Sukses Makmur PT Selamat Sempurna
5 19
PT Mayora Indah PT United Tractors
6 20
PT Multi Bintang Indonesia PT Darya-Varina Laboratoria
7 21
PT SMART PT Kimia Farma
8 22
PT Tiga Pilar Sejahtera Food PT Merck
9 23
PT Hanjaya Mandala Sampoerna PT Pyridam Farma
10 24
PT AKR Corporindo PT Tempo Scan Pacific
11 25
PT Dyanaplast PT Mandom Indonesia
12 26
PT Semen Gersik PT Mustika Ratu
13 27
PT Arwana Citramulia PT Unilever Indonesia
14
PT Voksel Electric
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2006-2009
76
4.4.1 Analisis Jalur (Path Analysis)
(endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab
berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk
yang menamakan sistem persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model
permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model
hipotetik.
berikut:
77
Keterangan:
X3 adalah profitabilitas
X1
β3
β1
X3 Y
Ɛ1 β5
β2 β4
X2
Ɛ2
78
Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi
reliabel).
kesalahan model. Terdapat indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan:
R2m = 1 - …. … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.6)
Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2m sama dengan interprestasi koefisien
79
Pei = yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung
dengan rumus:
Pei = √1 − R … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … … … … … (3.7)
analsis jalur disamping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak
langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur merupakan
mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung
BAB V
80
difokuskan kepada nilai maximum, minimum, rata-rata (mean) dan standar
Nilai perusahaan yang diukur dengan price book value merupakan rasio
harga per lembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Tabel 5.1 dapat
Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009 sebesar 1.1976% dan standar deviasi
sebesar 0.97865% dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
Kondisi ini menunjukkan tidak adanya fluktuasi nilai perusahaan yang besar pada
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat dilihat
nilai terendah 0.12% dan nilai tertinggi 5.35%. Hal ini menunjukkan sebagian
besar perusahaan manufaktur memiliki nilai perusahaan yang positif yang diukur
Struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) merupakan
perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat
standar deviasinya lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan
fluktuasi struktur modal yang kecil pada perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai struktur modal terendah
sebesar 0.00% dan nilai tertinggi 82.21%. Hal ini menunjukkan sebagian besar
Tabel 5.1
81
Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Sampel Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009.
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Pertumbuhan
108 .00 .82 .1796 .16119
Perusahaan
Nilai
108 .12 5.35 1.1976 .97865
Perusahaan
Valid N
108
(listwise)
Sumber: Lampiran 13
selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan periode sekarang dengan periode
sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya. Tabel 5.1 dapat dilihat
Efek Indonesia Tahun 2006-2009 sebesar 0.1796% dan standar deviasi sebesar
0.16119%, dimana satandar deviasinya lebih kecil dari rata-ratanya. Hal ini
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat
82
diketahui nilai perusahaan terendah sebesar 0.00% dan nilai tertinggi sebesar
pembagian antara laba bersih dengan modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa
5.12940% dimana nilai standar deviasinya lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal
yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai profitabilitas
terendah sebesar 0.01% dan tertinggi sebesar 35.45, kondisi tersebut menunjukkan
ini, langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model berdasarkan
83
parsimony yaitu bilamana menggunakan curve fit dan menerapkan
reliabel).
perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur
adalah:
1) Di dalam model analisis jalur hubungan antara variabel adalah linier dan
olahan data seperti ditampilkan pada Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa
Oleh karena itu, model analisi yang dibuat layak untuk diterapkan.
84
2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, seperti yang disajikan pada
Gambar 4.1 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu
Tabel 5.2
Ringkasan Model Linier
Hubungan R2 F df1 df2 P.Value Keterangan
hitung
X1→X3 0.322 50.288 1 106 0.000 signifikan
X2→X3 0.065 7.409 1 106 0.008 signifikan
X1→Y 0.219 29.790 1 106 0.000 signifikan
X2→Y 0.107 12.678 1 106 0.001 signifikan
X3→Y 0.369 61.958 1 106 0.000 signifikan
Sumber: Lampiran 14, 15, 16, 17 dan 18
Keterangan:
X3 adalah profitabilitas
3) Ukuran variabel endogen dan eksogen yang dianalisis berskala rasio. Oleh
85
Dalam menguji validitas model di dalam analisis jalur digunakan koefisien
Pe1 = √1 − R2
= √1 − 0.369
= 0.631
Pe2 = √1 − R2
= √1 − 0.429
= 0.571
R2m = 1 - ( . )
= 1- (0.631 2 . 0.571 2)
= 0.875
sebesar 0.875 mempunyai arti bahwa sebesar 87.5 persen informasi yang
terkandung dapat dijelaskan oleh model yang dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu
12.5 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang dibentuk. Pei
merupakan standard error of estimate dari model regresi, Pe1 sebesar 0.631 dan
86
Berdasarkan hasil olahan data regresi dapat diringkas koefisien jalur yang
Tabel 5.3
profitabilitas (X3).
(Y). Berdasarkan ringkasan koefisien jalur pada Tabel 5.2 dapat dibuat diagram
87
Struktur Modal
(X1)
0.552 0.205
Pertumbuahan Ɛ2
Perusahaan (X2)
Pengaruh struktur modal (X1) terhadap profitabilitas (X3) positif dan signifikan
profitabilitas (X3) positif dan signifikan sebesar 0.217. Berdasarkan Gambar 5.1
dapat dihitung hubungan tidak langsung dan total seperti Tabel 5.4.
Tabel 5.4
Variabe X1 X2 X3
l PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT
88
X2 - - - - - - - - -
X3 0.552 - 0.552 0.217 - 0.217 - - -
Y 0.205 0.242 0.447 0.200 0.095 0.295 0.440 - 0.440
Sumber: Lampiran 14 dan 15 Data Diolah
variabel struktrur modal (X1) terhadap profitabilitas (X3) adalah 0.552. Tidak ada
perusahaan (Y) adalah 0.205. Pengaruh tidak langsung (PTL) struktur modal (X1)
terhadap nilai perusahaan (Y) melalui profitabilitas (X3) diperoleh dari (b1 x b5)
yaitu (0.552 x 0.440) = 0.242. Sehingga pengaruh total (PT) struktur modal (X1)
diperoleh dari (b2 x b5) yaitu (0.217 x 0.440) = 0.095. Sehingga pengaruh total
(PT) pertumbuhan perusahaan (X2 terhadap nilai perusahaan (Y) adalah (0.200 +
0.095) = 0.295.
89
Pengaruh langsung (PL) profitabilitas (X3) terhadap nilai perusahaan (Y)
adalah 0.440. Tidak adanya pengaruh tidak langsung (PTL) di antara variabel
profitabilitas.
profitabilitas.
90
signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI
Tahun 2006-2009.
perusahaan
nilai perusahaan
Tahun 2006-2009.
perusahaan
91
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari
5.3 Pembahasan
merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan
perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan
debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan
keuangan jangka panjang perusahaan. Kombinasi yang tepat antara utang dan
92
penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio, dimana DER merupakan
perbandingan total utang jangka panjang dengan total modal. Hasil penelitian ini
dalam struktur modal perusahaan berpengaruh searah terhadap nilai laba bersih.
Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang
Hasil temuan ini didukung oleh Soliha & Taswan (2002), semakin tinggi
proporsi utang maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang dilihat dari laba
yang diperolehnya, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan
nilai perusahaan kerena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil
Hasil temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Myers (1984)
93
5.3.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas
proporsi peningkatan dan penurunan total aset perusahaan. Hasil pengujian yang
akan datang. Sinyal tersebut dianggap investor sebagai good news yang nantinya
salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah
94
proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio
modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai
signifikan terhadap nilai perusahaan, temuan ini didukung oleh tradeoff theory
yang menyatakan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal yang belum
optimal) peningkatan rasio utang pada stuktur modal akan meningkatkan nilai
perusahaan. Hasil temuan ini juga konsisten dengan Hasnawati (2005), yang
nilai perusahaan. Hasil temuan ini berbeda dengan Sriwardany (2006), yang
perubahan saham, yang memberi arti bahwa kebijakan struktur modal perusahaan
yang lebih banyak menggunakan utang maka akan terjadi penurunan harga saham.
95
Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan
pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang
Hasil temuan ini didukung oleh Stulz (1990) menemukan bukti bahwa
berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh
Hasil temuan berbeda oleh Safrida (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
96
5.3.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas yang diukur dengan return on equity atau sering disebut juga
(rentabilitas modal saham). Investor akan membeli saham saham dan akan tertarik
dengan return on equity atau bagian dari total profitabilitas ke pemegang saham.
Oleh karena itu semakin tinggi ROE maka semakin tinggi juga price book value
mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja
97
Hasil temuan ini menyatakan bahwa return on equity (ROE) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang sekaligus mendukung hasil
1) Implikasi teoritis
timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan
sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Hasil
penelitian penelitian dari Ekayana (2007) yang menyatakan bahwa debt to equity
ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value. Selanjutnya
hasil penelitian ini juga seiring dengan hasil penelitian dari Wirawati (2008) yang
price book value masih cukup konsisten untuk dapat direplikasi untuk obyek
98
penelitian yang sama pada periode yang berbeda atau obyek yang berbeda pada
2) Implikasi praktis
peningkatan utang jangka panjang berarti akan menaikkan laba bersih perusahaan,
Efek Indonesia, fluktuasi nilai aset berupa peningkatan atau peurunan nilai
current asset dan non current asset, akan berpengaruh terhadap rasio tingkat
meningkatkan profitabilitas.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
akan mendapatkan penghematan atas pajak, akan tetapi penggunaan hutang yang
99
terlalu besar juga akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban dalam
memberikan arti bahwa setiap adanya peningkatan aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan merupakan suatu sinyal yang positif bagi investor, pertumbuhan aset
yang positif juga memberikan arti bahwa manajemen telah mampu mengelola
labanya. Return on equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi
prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan
perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di
pasar modal
100
BAB VI
6.1 Simpulan
sebagai berikut:
profitabilitas.
terhadap profitabilitas.
perusahaan.
perusahaan.
101
6.2 Saran
1) Bagi Perusahaan
102
DAFTAR PUSTAKA
Chen, K., 2002, The Influence of Capital Structure on Company Value With
Different Growth Opportunities, Paper for EFMA Annual Meeting,
University of Lausanne. (online), (www.google.com).
Chen, Anlin dan Kao, Lanfeng. 2005. The Conflict Between Agency Theory and
Corporate Control on Managerial Ownership: The Evidance from Taiwan
IPO Perfomace. International Journal Of Business, 10 (1).
Danise, Dickins and Robert, Houmes. 2009. Revisiting The Relationship Between
Insider Ownership And Perfomance, Journal of Business and Economic
Studies. Vol. 15, No. 2. East Carolina Universitas-Jaksonville University.
103
Driffeild, N., V. Mahambare, and S.Pal. 2007. “How Does Ownership Structure
Affect Capital Structure and Firm Value? Recent Evidence From East
Asia”. (online), (www.google.com).
Ekayana, Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
tahun 2001-2005), ASET Vol.9 Nomer 2,Agustus 2007.
Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan
Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi.
Haruman, Tendi. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan
Instutisional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEJ). The First PPM National Conference on
Management Reseach. Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Universitas
Widyatama Bandung.
Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Deviden
Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta. Usahawan:
No.09/Th XXXIX, September 2005.
Hair J.F., R.E. Anderson R.L. Tatham, dan W.C Black, 1995. Multivariat Data
Analysis. Fourt Edition, New Jersey: Prentice Hall.
Helferd, E.A. 1997. Teknik Analsis Keuangan. Penerjemah Hermawan Wibowo.
Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
104
Keown. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Edisi 9,
Indeks. Jakarta.
105
Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE.
Soliha, E., dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi. September 2002. (online), (www.google.com).
106
Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang Dan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, Vol.10 No.2.
Wirawati. 2008. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Price BooK Value
Dalam Penilaian Saham DI Bursa Efek Jakarta Dalam Kondisi Krisis
Moneter, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 No.1.
Yuhasril. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Farmasi Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Thesis.
(online), (www.google.com).
107
Lampiran 1
108
Lampiran 2
23 Century Textile Industry 1.23 1.99 3.75 4.51 0.16 0.22 -0.31 -1
- - -
24 Eratex Djaja 21.36 17.33 13.93 -2.26 0.03 -0.05 -0.42 -0.42 3
31 APAC Citra Centertex 15.29 8.50 12.98 216.26 -0.07 0.05 -0.07 -0.17
32 Ever Shine Tex 0.75 0.85 0.99 0.40 -0.10 0.02 -0.02 -0.02 -1
33 Hanson Internasional 1.36 1.96 4.88 -1.01 -0.11 -0.22 -1.00 -0.60 -4
34 Indo Acidatama 1.47 1.06 0.79 1.04 -0.02 0.01 0.18 0.05 1
35 Indorama Synthetics 1.38 1.51 1.62 1.50 -0.03 0.10 0.14 -0.23
- -
36 Karwell Indonesia 9.89 12.00 15.14 -2.68 -0.35 -0.06 -0.50 -0.33
37 Pan Brothers 2.56 3.73 4.85 8.69 0.42 0.50 0.14 -0.14
38 Primarindo Asia Infrastructure 0.20 -0.07 0.11 -0.12
39 Ricky Putra Globalindo 0.63 0.76 0.72 1.00 0.24 0.11 0.12 -0.07 1
40 Sepatu Bata 0.73 0.43 0.60 0.47 -0.11 0.22 0.21 0.04 1
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah
Lampiran 3
41 Surya Intrindo Makmur 1.34 2.29 1.97 0.12 -0.19 -0.31 -0.26 -24
109
42 Barito Pacific 1.17 0.64 0.57 1.22 -0.24 8.72 0.02 -0.05 -0
43 Sumalindo Lestari Jaya 4.69 2.61 2.20 5.53 0.22 0.25 0.14 -0.07 -12
44 Tirta Mahakam Resources 3.20 1.88 1.79 3.33 -0.33 -0.03 0.03 0.11 0
45 Fajar Surya Wisesa 1.69 1.91 1.91 1.84 0.19 0.10 -0.01 -0.01 8
46 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 1.57 1.84 1.82 1.78 -0.08 0.09 0.26 -0.16 9
47 Kertas Basuki Rachmat Indonesia 2.77 1.23 -0.01 -0.02
48 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 2.38 2.97 2.81 2.65 -0.08 0.07 0.21 -0.11 -11
49 Suparma 2.26 2.08 1.22 1.36 0.05 0.09 0.04 -0.09 5
Surabaya Agung Industry Pulps
50 &Kertas 2.12 1.98 0.04 0.21 -0.05 -0.04 0
51 Toba Pulps Lestari 1.55 1.33 1.33 1.38 -0.01 0.21 -0.18 8
52 AKR Corporindo 0.86 1.09 1.57 1.81 0.20 0.47 0.39 0.24 12
Lampiran 4
110
69 Berlina 1.70 1.66 1.34 1.29 0.03 -0.06 0.12 0.17 -3.7
70 Dyanaplast 1.57 1.71 1.63 1.79 0.05 0.00 0.10 0.05 1.7
71 Kageo Igar Jaya 0.42 0.44 0.53 0.38 0.06 0.14 -0.07 0.04 5.6
72 Langgeng Makmur Industri 0.35 0.35 0.36 0.43 0.01 0.05 0.05 -0.04 0.8
73 Layabd Internasional 1.24 1.10 1.38 1.54 0.05 0.15 22.56 0.00 4.3
74 Sekawan Intri Pratama 2.06 0.75 0.48 0.04
75 Siwani Makmur 0.53 0.57 0.92 1.19 0.05 0.10 -0.12 -0.19 2.5
-
76 Titan Kimia Nusantara 3.52 6.62 36.75 1.48 -0.01 -0.26 13.52 -0.11 -77.2
77 Trias Sentosa 1.20 1.07 1.18 1.08 -0.04 0.06 0.01 -0.11 2.6
78 Yanaprima Hastapersada 6.98 2.00 0.93 0.52 -0.03 -0.09 0.44 0.06 15.6
79 Holcim Indonesia 2.98 2.37 2.19 1.93 -0.04 0.02 0.14 -0.12 8.3
80 Indocement Tunggal Perkasa 0.87 0.59 0.45 0.33 -0.09 0.04 0.12 0.18 9.8
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.
Lampiran 5
111
94 Tembaga Mulia Semanan 8.19 7.28 10.16 14.61 0.14 0.24 -0.01 -0.15 2
95 Tira Austenite 1.37 2.33 2.14 1.94 0.36 -0.03 -0.04 -0.12
96 Kedaung Indah Can 1.09 1.39 0.28 0.31 -0.13 -0.43 0.07 -0.02 -2
97 Kedawung Setia Industrial 3.58 1.82 1.44 1.13 0.14 0.23 -0.10 0.13
98 Arwana Citramulia 1.10 1.50 1.68 1.58 0.31 0.32 0.17 0.12 1
99 Intikeramik Alamasri Industri 5.78 2.27 1.27 1.28 -0.03 0.13 0.02 -0.03
Lampiran 6
109 Voksel Electric 0.78 0.82 1.61 2.70 0.14 0.71 0.45 0.06
110 Astra Graphia 0.82 0.98 0.99 1.53 0.13 0.07 0.35 -0.08
111 Metrodata Electronics 1.46 1.73 2.88 2.74 0.11 0.57 0.11 -0.18
112 Multipolar 2.39 3.63 3.65 5.35 0.36 0.31 0.16 0.04
113 Myoh Technology 1.23 2.85 4.13 0.00 -0.21 -0.08
114 Sat Nusapersada 2.54 2.44 0.52 0.87 0.08 0.29 0.12 -0.07
-
115 Astra Internasional 1.81 1.41 1.17 1.21 0.05 0.10 0.27 0.10
116 Astra Otopart 0.71 0.57 0.48 0.45 0.00 0.14 0.15 0.17
-
117 Gajah Tunggal 2.68 2.41 2.54 4.28 0.03 0.16 0.03 0.04
-
118 Goodyear Indonesia 0.66 0.62 0.94 2.45 0.01 0.27 0.76 0.10
119 Hexindo Adiperkasa 2.10 2.19 2.68 1.36 0.13 0.15 0.43 0.04
-
120 Indo Kordsa 0.87 0.61 0.52 0.48 0.11 0.02 0.08 -0.19
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah
112
Lampiran 7
Lampiran 8
113
141 Kimia Farma 0.39 0.45 0.53 0.53 0.07 0.10 0.04 0.08
142 Merck 0.21 0.20 0.18 0.15 0.30 0.17 0.13 0.16 3
143 Pyridam Farma 0.21 0.27 0.42 0.42 0.09 0.15 0.04 0.01
144 Schering Plough Indonesia 70.30 70.74 22.90 0.34 0.30 0.55 0.03 17
145 Tasiho Phamaceutical Indonesia 0.43 0.37 0.30 0.08
146 Tempo Scan Pacific 0.26 0.23 0.26 0.29 0.06 0.12 0.07 0.10 1
147 Mandom Indonesia 0.19 0.11 0.08 0.12 0.23 0.08 0.26 0.09 1
148 Mustika Ratu 0.14 0.10 0.13 0.17 0.00 0.08 0.12 0.03
149 Unilever Indonesia 0.76 0.95 0.98 1.10 0.20 0.15 0.22 0.15 7
150 Ades Water Indonesia 0.11 5
Textile Manufacturing Company
151 Jaya 0.75 -
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.
Lampiran 9
Tingkat Debt to Equty Ratio (DER) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2008
DER
Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 1.55 1.21 0.94 1.00
114
11 Dyanaplast 1.57 1.71 1.63 1.79
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
Lampiran 10
Pertumbuhan Aset
115
2 Delta Djakarta 0.06 0.04 0.18 0.09
Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 0.06 0.24 0.03 0.10
116
26 Mustika Ratu 0.00 0.08 0.12 0.03
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
Lampiran 11
ROE
Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 62.00 44.94 48.40 48.63
117
16 Hexindo Adiperkasa 11.41 15.11 8.06 34.30
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
Lampiran 12
Tingkat Pertumbuhan Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
2006-2009.
PBV
118
6 Multi Bintang Indonesia 5.84 5.86 3.03 35.45
Hanjaya Mandala
9 Sampoerna 7.74 4.48 4.41 4.36
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
119
Lampiran 13
Descriptives Statistics
Descriptive Statistics
Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation
Pertumbuhan
108 .00 .82 .1796 .16119
Perusahaan
120
Lampiran 14
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009.
121
Model Summary Parameter Estimates
122
Lampiran 15
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Tahun
2006-2009.
123
Lampiran 16
124
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-
2009.
125
Lampiran 17
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Tahun 2006-2009.
126
Model Summary Parameter Estimates
127
Lampiran 18
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-
2009.
128
Lampiran 19
Model Summary
129
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1037.631 2 518.815 30.645 .000a
Residual 1777.617 105 16.930
Total 2815.248 107
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.478 .731 -.655 .514
Struktur Modal .169 .024 .552 7.101 .000
Pertumbuhan
6.902 2.474 .217 2.790 .006
Perusahaan
a. Dependent Variable: Profitabilitas
130
Lampiran 20
Model Summary
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.919 3 14.640 25.999 .000a
Residual 58.561 104 .563
Total 102.479 107
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
131
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .414 .134 3.100 .002
Struktur Modal .012 .005 .205 2.264 .026
Pertumbuhan
1.214 .468 .200 2.597 .011
Perusahaan
Profitabilitas .084 .018 .440 4.718 .000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
132