15 Perilaku UMKM Ok
15 Perilaku UMKM Ok
ABSTRAK
Upaya Pemerintah untuk meningkatkan usaha masyarakat disektor UMKM diujudkan dalam
berbagai program diantaranya program bantuan pendanaan berupa kredit program. Dalam perjalanannya
kredit program ini tidak selalu mulus dan masih cukup tinggi kredit macetnya. Penelitian ini mencoba
menganalisa perilaku nasabah terhadap kredit program yang mereka nikmati dengan mengimplementasikan
Theory of Planned Behavior dari Ajzen (1988). Populasinya adalah penerima kredit program dengan plafond
dibawah Rp 15 juta di Pasaman Barat. Sampel ditetapkan sebanyak 108 orang yang dibuat berdasarkan teori
Maholtra yaitu sebanyak 4 kali jumlah instrument. Pengukuran variabel dengan instrument yang diukur
dengan skala Likert. Analisa dilakukan secara deskriptif untuk melihat tingkat baik atau tidak baiknya
masing-masing variabel penelitian dan regresi untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan terikat.
Hasil penelitian menunjukkan niat dan perilaku nasabah kredit program masih rendah yang dilihat dari
angka TCR. Sedangkan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat adalah sikap dan
control perilaku yang dipersepsikan yang juga masih masuk kategori rendah. Artinya niat dan perilaku
nasabah kredit program yang masih rendah berawal dari sikap dan control perilaku yang rendah. Sedangkan
norma subjektif sudah masuk kategori cukup baik namun tidak berpengaruh signifikan tehadap niat dan
perilaku nasabah. Implikasi hasil penelitian ini adalah agar kredit program dapat berhasil, harus dilakukan
peningkatan pembinaan perilaku masyarakat penerima fasilitas kredit program ini melalui pembinaan sikap
dan kontrol perilaku baik berupa penyuluhan maupun dengan penerapan hukum yang konsisten sesuai
prosedur hukum yang ada.
Kata kunci : Sikap, norma subjektif, control perilaku dipersepsikan, niat dan perilaku.
ABSTRACT
Government efforts to improve the micro small and medium enterprises manifested in various
programs such as financial aid programs like credit program. In the journey of credit program is not always
smooth and the loan is still quite high. This study tries to analyze the behavior of credit program customers
by implementing the Theory of Planned Behavior of Ajzen (1988). Measurement of variables with the
instrument measured by Likert scale. Descriptive analyzes were performed to see whether or not the good
level of each variable and regression studies to examine the relationship between the independent variable
and dependent variable. The results showed that the intentions and behavior of the credit program customer
is still low level. While the variables that influence a positive and significant impact on intentions are
attitudes and perceived behavioral control are still categorized as low. That is the intention and the behavior
of customers are still low originated from the attitudes and behavior control is low. Whereas subjective
norm has been categorized quite good, but no significant effect on intentions and customer behavior.
Implications of this research is : To develop the credit program should be improving the behavior, attitudes
and perceived behavioral control of the credit program customers.
142
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
dipandang sebagai bantuan pemerintah yang boleh diketahui secara pasti maka jumlah sampel
disis-siakan. Laksana batu dilempar ke laut dalam ditetapkan berdasarkan teori Maholtra yaitu 4 atau
maka kredit program yang disalurkan ini seringkali 5 kali jumlah instrumen penelitian. Karena jumlah
instrumen sebanyak 26 item maka jumlah sampel
tidak kelihatan lagi ujung rimbanya. Cukup besar
adalah 4 x 27 = 108 orang. Responden ditentukan
kredit program berakhir dengan kredt macet. berdasarkan insidentil yakni siapa saja nasabah
Meski demikian, tidak semua debitur kredit penerima kredit program dengan plafond dibawah
program ini bermental rendah. Cukup banyak juga Rp 15 juta di Pasaman Barat yang ditemui,
mereka yang bertanggung jawab dan kredit dijadikan responden.
program dipergunakan sebaik mungkin dan
berhasil mendorong pertumbuhan bisnis mereka. LANDASAN TEORI
Tentu saja pemerintah atau siapapun juga Sebagai mana pernah kami kemukakan
dalam tulisan kami terdahulu menyangkut landasan
tidak ingin perjalanan kredit program ini berakhir
teori yang mendukung aplikasi Theory of Planned
dengan kredit macet missal karena tujuan Behavior dalam penelitian kami terdahulu, Asraf
hakikinya adalah untik mendorong pertumbuhan (2014), maka pada tulisan kami ini kami
usaha mikro, kecil dan menengah. Namun tidak kemukakan lagi keterangan-keterangan sebagai
tepat pula bila kredit program banyak yang macet berikut :”
dijadikan alasan untuk menghentikannya. Oleh
sebab itu, persoalannya adalah bagaimana Theory of Planned Behavior
merubah pola fikir kalangan pelaku usaha mikro,
Pada awalnya Ajzen dan Fishbein (1975)
kecil dan menengah agar mereka lebih memperkenalkan theory of reasoned action yang
bertanggung jawab dengan kredit yang mereka meyakini bahwa manusia pada umumnya
terima. menggunakan rasionalitas dan informasi secara
sistematis didalam melakukan tindakan. Implikasi
Penelitian ini mencoba mengungkap bagai atau akibat-akibat dari perilaku akan
mana sesungguhnya prilaku masyarakat pelaku dipertimbangkan terlebih dulu sebelum
usaha kecil dan mikro terhadap kredit program memutuskan untuk melakukan perilaku atau tidak
yang pernah mereka terima. Model penelitian ini melakukan prilaku. Menurut Eagly & Chaiken,
menggunakan model yang dikembangkan Ajzen (1993), perilaku ini merupakan sebuah perilaku
(1988) yaitu Theory of Planned Behavior. volitional, yaitu perilaku yang dilakukan orang
karena mereka telah memutuskan untuk
Manfaat penelitian ini diharapkan akan berperilaku. Dalam theory of reasoned action, niat
memberikan informasi berdasarkan riset kepada (intention) merupakan fungsi dari dua determinan
pemerintah termasuk bank-bank umum pelaksana dasar, yaitu determinan internal pribadi dan
kredit program dalam rangka pembinaan terhadap determinan ekternal atau pengaruh sosial.
masyarakat pelaku UMKM dan memperbaiki Determinan internal pribadi atau diri pribadi
pelaksanaan kredit program dimasa yang akan merupakan sikap seseorang yang melatar belakangi
datang sehingga penyaluran kredit ini benar-benar suatu perilakunya. Sedangkan determinan ekternal
dapat mendorong dan meningkatkan usaha berupa pengaruh sosial merupakan persepsi
kelompok UMKM di Indonesia. Selain itu seseorang mengenai pengaruh lingkungan
diharapkanakan menambah refernsi hasil penelitian sosialnya berkenaan dengan perilakunya apakah
tentang perilaku dan pembuktian Theory of akan melakukan suatu perilaku atau tidak
Planned Behavior secara empiris. melakukannya. Keyakinan atau asumsi lainnya
adalah perilaku umumnya secara sadar berada
Populasi dari penelitian ini adalah dalam control individu yang bersangkutan.
masyarakat pelaku UMKM yang pernah menerima Sedangkan determinan langsung dari perilaku
kredit program di Pasaman Barat dengan plafond adalah niat atau intention dari pribadi untuk
dibawah Rp 15 juta, baik yang sedang menikmati melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
kredit itu maupun yang tidak sedang menikmati
tapi pernah menerima kredit program tersebut. Ajzen (1988) yang mengembangkan theory
Pembatasan pada debitur dibawah Rp 15 juta of planned behavior menganggap bahwa teori
adalah agar penelitian ini lebih focus pada theory of reasoned action belum menjelaskan
masyarakat ekonomi kecil dan mikro yang masih mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan
perlu banyak pembinaan. Karena jumlahnya tidak sepenuhnya oleh individu yang dianggap sebagai
143
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
kekuatan atau sumber daya yang juga dibutuhkan dan norma subjektif, serta perceived behavioral
dalam melakukan perilaku. Itulah sebabnya control atau kontrol perilaku yang dipersepsikan
sehingga dalam rangka pengembangan teori (Ajzen, 1988). Sedangkan determinan langsung
sebelumnya Ajzen menambahkan sebuah dari perilaku, seperti halnya theory of reasoned
determinan lagi, yaitu perceived behavioral control action, adalah niat atau intention. Namun
atau control perilaku yang dipersepsikan. demikian menurut Ajzen (1988), perceived
Determinan ini berkenaan dengan persepsi tentang behavior control dapat mempengaruhi langsung
mudah atau tidaknya suatu perilaku untuk perilaku tanpa melalui niat. Secara skematis theory
dilakukan. Dengan demikian dalam theory of of planned behavior yang juga dijadikan model
planned behavior niat untuk berperilaku atau dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
intention dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap berikut :
Sikap
Niat
Norma Subjektif Berperilaku Perilaku
144
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
menghubungkan suatu objek dengan beberapa reaksi emosional yang merupakan komponen
atribut. Selanjutnya dikatakan bahwa sikap afektif ini banyak ditentukan oleh keyakinan atau
seseorang terhadap suatu objek sikap dapat apa yang kita percayai sebagai benar bagi obyek
diestimasikan dengan menjumlahkan hasil kali yang bersangkutan. Selanjutnya komponen
antara evaluasi terhadap atribut yang diasosiasikan perilaku atau komponen konatif dalam sikap
pada objek sikap (belief evaluation) dengan menunjukkan bagaimana perilaku atau
probabilitas subyektifnya bahwa suatu objek kecenderungangan berperilaku yang ada dalam diri
memiliki atau tidak memiliki atribut tersebut seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
(bevioral belief). dihadapinya. Bagaimana orang akan berperilaku
dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus
Menurut Loudon dan Delbitta (1993), sikap tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana
merupakan studi yang sangat penting dalam bidang keyakinan dan perasaannya terhadap stimulus
perilaku konsumen. Empat konsep definisi sikap tersebut.
adalah:
Norma Subyektif
1) Sikap adalah sejauh mana perasaan seseorang
terhadap suatu obyek: negatif atau positif, suka Menurut Dharmmesta, (1998), norma
atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. subyektif sebagai faktor sosial menunjukkan
Menunjukkan sikap sebagai suatu perasan atau tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan
reaksi penilaian terhadap suatu obyek. atau tidak melakukan tinadakan/ perilaku.
2) Sikap sebagai kecenderungan yang dipelajari Sedangkan menurut Ajzen (1988), norma
dalam merespon suatu obyek atau sekelompok subyektif merupakan kepercayaan seseorang
obyek dalam bentuk suka atau tidak suka mengenai persetujuan orang lain terhadap suatu
secara konsisten. Definisi ini melibatkan tindakan. Orang lain tersebut disebut referent, dan
kemampuan seseorang dalam menanggapi dapat merupakan orangtua, sahabat, atau atau
suatu obyek. orang yang dianggap penting bagi diri seseorang.
3) Sikap adalah organisasi yang berlangsung Fishbein dan Ajzen (1975) menerangkan bahwa
terus-menerus dari motivasi, emosi, persepsi terdapat dua faktor yang mempengaruhi norma
dan pross kognisi dalam menangani sejumlah subyektif: normative belief, yaitu keyakinan
aspek dalam dunia individu. individu bahwa referent berpikir ia harus atau
4) Sikap sebagai fungsi kekuatan keyakinan yang harus tidak melakukan suatu perilaku dan
dipegang oleh seseorang terhadap bermacam- motivation to comply, yaitu motivasi individu
macam obyek dan evaluasi terhadap keyakinan untuk memenuhi norma dari referent tersebut.
yang berhubungan dengan obyek tersebut.
Definisi ini menunjukkan konsumen Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan (perceived
memandang suatu produk adalah terdiri dari behavior control).
banyak atribut dan mereka membentuk
keyakinan terhadap masing-masing atribut itu. Ajzen (1988) mengatakan bahwa kontrol
perilaku yang dipersepsikan (perceived behavior
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen control) merupakan persepsi terhadap mudah atau
yang saling menunjang yaitu komponen kognitif sulitnya sebuah perilaku dapat dilaksanakan.
(cognitive), komponen afektif (affective) dan Variabel ini diasumsikan merefleksikan
komponen konatif (conative) (Loudon dan pengalaman masa lalu, dan mengantisipasi
Dellabita, 1993). halangan yang mungkin terjadi. Lebih lanjut
dikatakan terdapat dua asumsi mengenai control
Lebih detail Azwar (1995) mengatakan perilaku yang dipersepsikan. Pertama, kontrol
bahwa Komponen kognitif ini berisi kepercayaan perilaku yang dipersepsikan diasumsikan memiliki
seseorang mengenai obyek sikap. Seseorang dampak motivasi terhadap niat berperilaku.
mempunyai keyakinan berdasarkan apa yang Individu yang meyakini bahwa ia tidak memiliki
dilihat atau apa yang diketahui. Dari hal tersebut kesempatan untuk berperilaku, tidak akan memiliki
kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan niat yang kuat, meskipun ia bersikap positif, dan
mengenai sifat atau karakteristik umum dari suatu didukung oleh referents (orang-orang di
obyek. Sedangkan Komponen afektif ini sekitarnya). Kedua, kontrol perilaku yang
menyangkut masalah emosional subyektif dipersepsikan memiliki kemungkinan untuk
seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara mempengaruhi perilaku secara langsung, tanpa
umum, komponen ini disamakan dengan perasaan melalui variabel niat.
yang dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya
145
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
146
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
kuesioner kepada responden dan observasi mencoba suatu perilaku, dan seberapa besar
langsung. usaha yang akan digunakan untuk melakukan
sebuah perilaku. Dalam penelitian ini, niat
Variabel Penelitian berperilaku adalah niat berperilaku
menggunakan kredit program dengan baik.
Variabel pada penelitian adalah 5 buah, yaitu
3 buah variable independen, 1 buah variabel 3. Sikap.
intervening dan 1 buah variable dependen.
Penempatan Niat Berperilaku sebagai variabel Ajzen (1988) mengatakan bahwa sikap
intervening berdasarkan anggapan bahwa merupakan besarnya perasaan positif atau
meskipun Ajzen (1988) mengatakan bahwa niat negatif terhadap suatu obyek. Dalam penelitian
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan ini sikap didefinisikan sebagai perasaan positif
perilaku, namun dalam kenyataannya tidak seluruh atau negatif terhadap penggunaan kredit
niat yang ada pada individu langsung diujudkan program dengan baik.. Indikatornya adalah : 1)
dalam bentuk perilaku. Dengan demikian variabel keyakinan berperilaku yang berakibat
independen adalah : Sikap (X1), Norma Subjektif konsekwensi (behavioral belief), 2) evaluasi
(X2), dan Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan konsekuensi (evaluation of consequences)
(X3). Variabel intervening adalah Niat (I),
Sedangkan variable dependennya Perilaku (Y). 4. Norma Subjektif.
147
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
148
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
149
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
Dari hasil perhitungan TCR diatas terlihat bahwa signifikansi sebesar 0,299 ( > 0,05) sehingga data
TCR variabel sikap masuk kategori tidak baik. dinyatakan normal.
Artinya sikap para nasabah terhadap kredit
program yang disalurkan untuk membantu pelaku Sedangkan uji linieritas yang dilakukan
UMKM masih rendah dan tidak dapat mendukung dengan compare means melalui bantuan program
akan lahirnya perilaku yang baik terhadap SPSS versi 16 menunjukkan semua variabel
penggunaan kredit program yang mereka terima. independen bersifat linier terhadap variabel
dependen karena semua nilai linierity
Norma Subjektif memiliki TCR sebesar 72% menunjukkan angka < 0,05.
yang masuk kategori cukup baik. Ini artinya pihak
referent telah cukup baik memberikan masukan Hasil pengujian multikolinieritas
kepada nasabah kredit program namun apakah menunjukkan nilai tolerance menunjukkan > 0,10.
nasehat-nasehat dari referent cukup mempengaruhi Sedangkan nilai VIF semua menunjukkan < dari
perilaku baik nasabah masih harus dilihat dari hasil 10. Dengan demikian data menunjukkan terbebas
pengujian regresi linier. dari masalah multikolinieritas.
Variabel B Sig.
150
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
Dari hasil pengujian diatas terlihat bahwa sikap Selanjutnya control perilaku dipersepsikan
berpengaruh pisitif signifikan terhadap niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
berperikalu. Sedangkan norma subjektif tidak berperilaku.
berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku.
Keterangan :
151
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
rendah yaitu hanya 64% atau masuk pada 3. Variabel Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan
kategori tidak baik. Hal ini menunjukkan dalam penelitian ini memiliki TCR 62% atau
bahwa sikap para debitur kredit program yang masuk kategori tidak baik. Disini artinya tidak
dicanangkan Pemerintah untuk membantu mudah bagi nasabah kredit program untuk
pengusaha UMKM secara umum masih sangat mengontrol dirinya sendiri untuk berperilaku
rendah. Sikap serendah ini tidak akan tertentu. Kontrol diri yang rendah ini masih
menghasilkan perilaku yang baik bagi para merupakan masalah yang harus diatasi. Bila
nasabah penerima kredit program. Mereka dilihat dari pengujian hipotesis memang
pada umumnya memandang kredit itu sebagai variabel control perilaku yang dipersepsikan
bentuk bantuan Pemerintah yang tidak akan para nasabah kredit member pengaruh yang
ketat didalam kewajiban mengembalikannya. signifikan bagi niat dan perilaku yang tidak
Bila dilihat jauh kebelakang, maka kredit- baik dari pada umumnya nasabah penerima
kredit program yang macet ini sering kali kredit program di Pasaman Barat.
diputihkan sehingga mentalitas masyarakat
menjadi tidak terdidik. Mereka mengharap 4. Variabel Niat juga masuk kategori tidak baik
suatu saat bila macet pinjaman mereka pada yaitu hanya 64%. Ini artinya niat para nasabah
akhirnya juga akan diampuni oleh Pemerintah. kredit program untuk berperilaku baik sebagai
Bila dikaitkan dengan hipotesis yang dalam nasabah masih rendah. Begitu pula perilaku
penelitian ini terbukti bahwa sikap yang juga masuk kategori tidak baik yaitu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 62%, juga menggambarkan bahwa menurut
niat berperilaku baik, maka disini jelas terlihat responden, mereka belum memiliki perilaku
bahwa niat dan perilaku yang masih rendah yang semestinya berkenaan dengan
dari para nasabah kredit program bermula atau penggunaan fasilitas kredit program. Dalam
dipengaruhi oleh sikap mereka yang memang penelitian ini faktor niat sangat erat kaitannya
belum baik. Oleh karena itu agar program dengan perilaku dimana koefisien regresi
pemerintah dalam membantu UMKM dengan mencapai 0,951 dan koefisien determinasi
berbagai kredit program masih harus terus 91%. Dengan demikian dapat disimpulkann
menerus dilakukan pembinaan dan penerapan bahwa perilaku yang sangat rendah dari para
hukum yang konsisten bagi mereka yang tidak nasabah kredit program ini berawal dari niat
menggunakan kredit dengan baik sesuai yang memang tidak baik.
prosedur hukum yang berlaku.
5. Niat berperan sebagai variabel intervening
2. Untuk variabel Norma Subjektif terdapat TCR penuh (full intervening) pada pengaruh control
yang cukup baik yaitu 72%. Artinya, para perilaku yang dipersepsikan terhadap perilaku.
referent telah memberikan saran dan anjuran Artinya, faktor niat dapat mengontrol
agar masyarakat penerima kredit program hati- sepenuhnya sehingga melalui niat control
hati dalam menggunakan dana kredit. Sudah perilaku tidak signifikan lagi.
ada peringatan dari pihak referent bahwa
kredit program haris dipergunakan sebaik Implikasi
mungkin dan dikembalikan secara tertib. Akan
tetapi saran dan masukan ini tidak banyak Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa
membantu menyadarkan pada nasabah Pemerintah Indonesia masih memiliki tugas dan
penerima kredit program agar berperilaku baik tanggung jawab yang berat untuk melakukan
dalam menggunakan fasilitas kreditnya. Bila berbagai usaha agar penhyelenggaraan kredit
dilihat dari pengujian hipotesis yang hasilnya program dapat berjalan sebagaimana diharapkan
menunjukkan bahwa Norma Subjektif memang yaitu dapat mengembangkan UMKM sebagai
tidak berpengaruh signifikan terhadap niat dan sektor yang sangat penting artinya didalam system
perilaku nasabah penerima kredit program. perekonomian nasional. Perilaku nasabah kredit
Mereka cenderung tidak mengindahkan segala program di Pasaman Barat masih sangat rendah
nasehat dari pihak referent. Hal ini sangat sehingga masih merupakan kendala yang besar
dimungkinkan bahwa pengaruh faktor lain bagi suksesnya pelaksanaan program ini. Oleh
masih begitu dominan seperti mentalitas karena itu untuk meningkatkan perilaku
(sikap) yangmasih rendah dimana masih masyarakat penerima kredit program menjadi lebih
rendahnya rasa tanggung jawab pada diri baik, pemerintah harus berupaya memperbaiki
debitur. sikap mental masyarakatnya terlebih dahulu
khususnya tentang pandangan mereka mengenai
kredit program. Program pembinaan masih harus
152
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
lebih diinten sifkan lagi didalam memperbaiki untuk menindak mereka yang memang
sikap dan meningkatkan control perilaku pada diri memiliki niat dan sengaja berperilaku tidak
masyarakat UMKM sebagai sarasan kredit baik dalam menggunakan kredit program.
program.
2. Agar dilakukan penelitian serupa di berbagai
Kesimpulan daerah lain agar didapatkan kesimpulan yang
lebih luas dan menhyeluruh.
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang juga
memasukkan variabel sangsi hukum mengingat
1. Sikap berpengaruh positif dan signifikan Ajzen juga membuka diri untuk menambah
terhadap niat untuk berperilaku sehingga niat variabel lain pada model theory of planned
dan perilaku yang masih sangat rendah dari behavior yang dikembangkannya sesuai situasi
nasabah-nasabah penerima kredit program kondisi pada objek penelitian.
berawal dari sikap yang memang belum
memadai. UCAPAN TERIMA KASIH
2. Norma subjektif tidak berpengaruh signifikan Penulis mengucapkan terima kasih kepada
terhadap niat dan perilaku. Disini terlihat bahwa segenap pimpinan STIE Yappas, masyarakat
meskipun referent telah memberikan nasehat- penerima kredit program dan semua pihak yang
nasehat yang bai agar nasabah berperilaku baik telah membantu terselenggaranya bpenelitian ini
dalam meggunakan kredit program namun dengan baik.
nasehat-nasehat itu belum mampu
mempengaruhi niat dan perilaku baik nasabah DAFTAR PUSTAKA
secara signifikan.
Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis, Edisi
3. Kontrol perilaku yang dipersepsikan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
dan perilaku nasabah. Kontrol diri yang masih Assael,H. 1995. Consumer Behaviorand
rendah ini turut memberikan andil bagi niat dan th
Marketing Action, 5 edition, SouthWestern
perilaku nasabah yang secara umum masih College Publishing, Cincinatti, OH.
rendah.
Baron, R.M. and Kenny, D.A. (1986). The
4. Niat memiliki pengaruh yang positif dan moderator-mediator variable distinction in
signifikan terhadap perilaku dengn koefisien social psychological research: Conceptual,
regresi yang kuat yaitu sebesar 0,951 dan strategic, and statistical considerations.
kontribusi yang besar yaitu 91%. Dengan Journal of Personality and Social Psychology
demikian niat dapat memprediksikan perilaku. 51(6): 1173-1182.
Artinya perilaku yang belum baik nasabah
kredit program ini diawali oleh niat yang CERTIF, Lembaga Sertifikasi Profesi Keuangan
memang belum baik. Mikro, Jl. Kemang Raya No. 35, Jakarta
Selatan - 12730, Indonesia.
5. Niat juga berperan sebagai variabel intervening
penuh (full intervening) pada pengaruh control Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisa Multivariate
perilaku yang dipersepsikan terhadap perilaku. dengan Program SPSS. Universitas
Artinya, faktor niat dapat mengontrol Semarang. Indonesia.
sepenuhnya sehingga melalui niat control
perilaku tidak signifikan lagi. Hendri Sukotjo dan Sumanto Radiz A (2010),
Analisa Marketing Mix 7P terhadap
Saran-saran keputusan pembelian produk klinik
kecantikan teta, jurnal Mitra Ekonomi dan
1. Agar kredit program yang ditujukan untuk Manajemen Bisnis, vol 1 No. 2 Surabaya.
meningkatkan UMKM di Indonesia dapat
berhasil, Pemerintah masih harus melakukan Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008.
pembinaan yang intensif bagi nasabah penerima Manajemen Pemasaraqn. Jilid 2. Jakarta ; PT.
kredit termasuk penerapan hukum yang Indeks.
konsisten sesuai prosedur hukum yang ada
153
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
154
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Mei 2015 : 141 - 155 ISSN : 2337 - 3997
155