Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 2, Oktober 2014 doi: 10.9744/pemasaran.8.2.

47-54
ISSN 1907-235X

ANALISIS eWOM, BRAND IMAGE, BRAND TRUST DAN MINAT BELI


PRODUK SMARTPHONE DI SURABAYA

Hatane Semuel1*; Adi Suryanata Lianto2


1
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
2
Alumni Magister Manajemen Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
Emails: samyhatane@gmail.com; adioz_skyline@hotmail.com
*
Korespondensi penulis

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk memahami pengaruh eWOM melalui media internet terhadap Brand Image, Brand
Trust dan Minat Beli. Tujuan yang lebih spesifik dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh eWOM terhadap
brand image, brand trust dan minat beli smartphone. Penelitian dilakukan terhadap 250 konsumen sebagai purposif
sampling, dan dianalisis menggunakan program SPSS Version 13 untuk melihat profil konsumen, ukuran pemusatan serta
variasi tiap indikator variabel penelitian, dan SmartPLS Version 2.00 untuk menguji hubungan pengaruh dalam model SEM.
Hasil penelitian yang didapat, eWOM berpengaruh langsung terhadap brand image, brand trust dan minat beli, sedangkan
brand image berpengaruh langsung terhadap brand trust dan minat beli, serta brand trust berpengaruh langsung terhadap
minat beli. Brand image, brand trust merupakan mediasi antara eWOM terhadap minat beli, sehingga secara total
memperkuat pengaruh tersebut. Jalur yang menyatakan hubungan pengaruh yang paling kuat adalah eWOM berpengaruh
positif terhadap brand image dan kemudian berpengaruh positif terhadap minat beli

Kata kunci: eWOM, brand image, brand trust, minat beli.

Abstract: This study was conducted to understand the influence of eWOM, through the Internet, on Brand Image, Brand
Trust and Buying interest. More specific objectives of this research is to analyze the influence of eWOM on brand image,
brand trust and buying interest of a smartphone. Research conducted on 250 consumers as purposive sampling, and
analyzed using SPSS Version 13 to see the profile of consumers, measures of central tendency and variation of each
indicator of variable of research, and SmartPLS Version 2:00 to examine the relationship of influence with SEM models.
The results obtained, eWOM directly effect on brand image, brand trust and buying interest, while brand image directly
influence brand trust and buying interest, and brand trust directly influence the buying interest. Brand image, brand trust is
the mediation between eWOM and buying interest, such that in total it strengthen the influence. The strongest relationship is
that eWOM positively influence brand image and eWOM postively influence buying interest.

Keywords: eWOM, brand image, brand trust, buying interest.

PENDAHULUAN berpengaruh terhadap persepsi risiko dan persepsi


kualitas dari suatu produk, yang selanjutnya mem-
Menurut lembaga survey Nielsen 2013 per- pengaruhi minat beli (Hawkins & Mothersbaugh
tumbuhan smartphone sebesar 23% di Indonesia dan 2010). eWOM menjadi sebuah “venue” atau sebuah
masih akan terus meningkat. Smartphone merupakan tempat yang sangat penting untuk konsumen mem-
jenis produk yang mahal, sehingga memiliki resiko berikan opininya dan dianggap lebih efektif di-
keuangan dalam pembeliannya. Untuk produk mahal, bandingkan WOM ofline, karena tingkat aksesibilitas
keterlibat konsumen akan tinggi, dan merek dapat dan jangkauannya yang lebih luas (Jalilvand 2012).
digunakan sebagai indikator kualitas produk dalam Bentuk word of mouth yang baru ini telah menjadi
mengurangi resiko pembelian (Monroe & Suri 2003). faktor penting dalam pembentukan perilaku kon-
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa brand sumen. Adanya rekomendasi ataupun review yang
image dan electronic word of mouth merupakan diberikan konsumen lain misal dalam sebuah sharing
isyarat ektrinsik bagi konsumen, (Hawkins & review platform ataupun komunitas akan mampu
Mothersbaugh 2010). mempengaruhi minat beli konsumen, (Jalilvand
Kemajuan teknologi internet menjadikan penye- 2012). E-marketer menjelaskan bahwa 61% konsu-
baran word of mouth tidak terbatas pada komunikasi men terpengaruh dengan review, blogs dan sharing
tatap muka, namun sudah dalam bentuk electronic review platform sejenisnya. Laporan dari CNNIC
word of mouth. Banyak penelitian menunjukkan menjelaskan bahwa ada sebesar 53,9% konsumen
bahwa brand image dan electronic word of mouth akan melakukan pencarian mengenai pendapat atau

47
48 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54

komentar produk yang akan dibeli, 78,9% akan me- 2002). Maksudnya, brand image adalah sejumlah
lihat komentar mengenai produk dan 90% konsumen kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan
akan membuat komentar mengenai suatu produk. dengan merek. Pelanggan mungkin mengembangkan
Infogroup.Inc menemukan adanya 80% konsumen serangkaian kepercayaan merek mengenai posisi
yang berencana membeli produk secara online akan setiap merek menurut masing-masing atribut. Keper-
mencari review produk sebelum membuat keputusan cayaan merek membentuk citra merek atau brand
pembelian. image. Setiap pelanggan memiliki kesan tertentu
Brand image sebuah perusahaan mampu mem- terhadap suatu merek, yang dapat timbul setelah
pengaruhi keuntungan jangka panjang, mendorong melihat, mendengar, membaca atau merasakan sen-
keinginan konsumen membeli produk dengan harga diri merek produk, baik melalui TV, radio, maupun
premium, meningkatkan harga jual saham, keunggul- media cetak, (Kotler 2002). Brand image adalah
an kompetitif dan kesuksesan pemasaran, (Yoo & persepsi pelanggan terhadap suatu merek yang
Donthu 2001), WOM dapat memberikan pengaruh digambarkan melalui asosiasi merek yang ada dalam
yang sangat kuat pada persepsi konsumen terhadap ingatan pelanggan. Keller (1993, p.3), “Brand image
sebuah produk (Jalilvand 2012). Kepercayaan ter- is perceptions about brand as reflected by the brand
hadap merek adalah kemauan konsumen memper- association held in consumen memory.”
cayai merek dengan segala resikonya karena adanya Brand trust didefinisikan sebagai rasa aman
harapan yang dijanjikan oleh merek dalam memberi- yang dimiliki oleh pemakai produk, dalam interaksi-
kan hasil yang positif, (Lau & Lee 1999). nya dengan sebuah merek yang didasarkan pada
Persaingan bisnis dengan mengedepankan varia- persepsi bahwa merek tersebut dapat dipercaya dan
bel brand image, electronic word of mouth, dan brand memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan kon-
trust terjadi pada produk smartphone saat ini. Di sumen, (Keller 1993). Kepercayaan merek merupa-
indonesia smartphone yang terkenal seperti produk kan sebuah perilaku kerelaan konsumen pada umum-
Samsung, Iphone, Blackberry, Nokia dan Sonny nya untuk bergantung pada kemampuan merek ter-
Ericsson, sehingga smartphone memiliki segmen luas sebut menggambarkan fungsi produknya, (Chaudhuri
dan diperuntukan pada masyarakat dengan kelas & Holbrook 2001). Brand trust adalah sesuatu yang
social menengah atas. Pemasar smartphone perlu dapat dipercaya dan dapat diandalkan, (Dawar &
mengetahui dampak dari brand image, brand trust Pillutla 2000). Kerelaan tidak terlalu berpengaruh,
dan word of mouth serta minat beli konsumen dengan karena argumen yang percaya jika seorang konsumen
baik. Untuk itu penelitian tentang hubungan eWOM, mau bergantung pada merek, (Morgan dan Hunt
Brand Image dan Brand Trust serta Minat Beli 1994).
Smartphone di Surabaya.” perlu dilakukan. Adanya internet menciptakan sebuah paradigma
baru dalam komunikasi Word Of Mouth dan inilah
STUDI KEPUSTAKAAN awal munculnya istilah electronic Word of Mouth
(eWOM.). Fenomena eWOM dianggap sebagai
Pendekatan pemasaran tidak lepas dari pende- evolusi dari komunikasi tradisional interpersonal
katan perilaku pelaqnggan karena manusia sebagai menuju generasi baru dari cyberspace. Kemajuan
pelanggan merupakan subyek maupun obyek pe- teknologi informasi, menyebabkan semakin banyak
masaran. Perusahaan yang dapat membaca perilaku konsumen mencari informasi yang dibutuhkan ter-
pelanggan melalui kebutuhan dan keinginannya serta hadap suatu produk sebelum melakukan pembelian
mampu memenuhinya, akan keluar sebagai peme- seperti melalui OpenRice.com (review sharing palt-
nang dalam persaingan pemasaran. Mengetahui form), TokoBagus (Online shop), KASKUS (Online
keinginan pelanggan berarti mengakui, menghargai Community), blog, Facebook (Social Media). Aktivi-
dan mengerti akan kebutuhan pelanggan. Pelanggan tas eWOM dapat menciptakan pernyataan negatif atau
akan membeli produk atau jasa yang dinilai positif yang dibuat oleh konsumen aktual, potential
memberikan kepuasan yang paling optimal. Perilaku atau konsumen sebelumnya mengenai produk atau
konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang perusahaan dimana informasi ini tersedia bagi orang-
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan orang ataupun institusi melalui via media internet,
mempergunakan barang dan jasa termasuk di dalam- (Henning-Thurau et al. 2004)
nya proses pengambilan keputusan pada persiapan Minat beli adalah sesuatu kekuatan psikologis
dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swasta & yang ada di dalam individu, yang yang berdampak
Handoko 2000). pada melakukan sebuah tindakan (Schiffman &
Brand image dapat diartikan “The set of beliefs Kanuk 2007). Suatu produk dikatakan telah di-
consumers hold about a particular brand“ (Kotler konsumsi apabila telah diputuskan konsumen untuk
Semuel: Analisis Ewom, Brand Image, Brand Trust dan Minat Beli Produk Smartphone 49

dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh tinggi, dan sebaliknya akan mengarahkan pada
nilai produk yang dievaluasi. Apabila manfaat yang penurunan persepsi kualitas, (Herr et al. 1991). Pesan
dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk eWOM adalah pesan yang sangat penting bagi kon-
mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya sumen ketika ingin mendapatkan informasi mengenai
semakin tinggi. Sebaliknya apabila manfaatnya lebih kualitas produk atau jasa, dan akan menjadi referensi
kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya penting dalam proses pembuatan keputusan (Cheva-
pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya lier and Mayzlin 2006). Berdasarkan uraian ini, maka
akan beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. hipotesis pertama penelitian ini adalah:
Perilaku pembelian konsumen seringkali diawali H1: Terdapat pengaruh electronic word of mouth
dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan dari luar, terhadap brand image.
baik berupa rangsangan pemasaran maupun rang-
sangan lingkungan. Rangsangan tersebut kemudian Referensi eWOM yang positif merupakan salah
diproses di dalam diri seseorang sesuai dengan satu upaya untuk membangun kepercayaan terhadap
karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil merek, (Jansen et al. 2009), artinya eWOM sangat
keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen menentukan brand trust. Pernyataan ini juga dapat
yang dipergunakan untuk memproses rangsangan menjelaskan bahwa eWOM dilakukan oleh konsu-
tersebut sangat kompleks, dan salah satunya adalah men yang dapat mengindikasikan bahwa informasi
motivasi konsumen untuk membeli. Minat beli tersebut layak untuk dipercaya, ketika informasi
merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli tersebut diberikan oleh perusahaan tidak memiliki
suatu merek atau mengambil tindakan yang ber- tendensi untuk mengambil keuntungan secara finan-
hubungan dengan pembelian yang diukur dengan sial. eWOM memiliki efek yang kuat pada proses
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembeli- membangun kepercayaan dan menyebabkan proba-
an (Assael 2001). Minat beli konsumen merupakan bilitas yang lebih tinggi dalam proses pembelian (East
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam et al. 2008). Uraian di atas mendukung hipotesis
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa penelitian ke-2 penelitian ini sebagai berikut:
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan H2: Terdapat pengaruh electronic word of mouth
pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut terhadap brand trust.
(Swastha & Handoko 2000). Artinya bahwa minat
beli konsumen merupakan tindakan dan hubungan Brand trust juga mempengaruhi minat beli yang
sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, dilakukan oleh konsumen. Di mana norma subyektif-
nya adalah variabel Brand Trust dan sikap. Variabel
kelompok maupun organisasi untuk menilai, mem-
brand trust mempengaruhi minat pembelian dengan
peroleh dan menggunakan barang serta jasa melalui
hasil semuanya menunjukkan nilai positif dan taraf
proses pertukaran atau pembelian yang diawali
signifikansi di bawah 5% yaitu 0.00. Kepercayaan
dengan proses pengambilan keputusan yang me-
konsumen terhadap merek jelas-jelas mempengaruhi
nentukan tindakan tersebut. Menurut Kotler (2002:
minat pembelian, karena konsumen memiliki sikap
181), customer buying decision – all their experience yang lebih waspada terhadap merek yang belum
in learning, choosing, using, even disposing of a dikenal. Adanya hubungan yang kuat dan positif
product. Minat beli konsumen adalah sebuah perilaku signifikan secara keseluruhan brand trust mempenga-
konsumen yang mempunyai keinginan dalam mem- ruhi keputusan pembelian.
beli atau memilih suatu produk, berdasarkan peng- H3: Terdapat pengaruh brand trust terhadap minat
alaman dalam memilih, menggunakan dan meng- beli konsumen.
konsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Brand image berpengaruh terhadap keputusan
Hipotesis Penelitian pembelian konsumen dan merupakan salah satu
faktor kunci yang dipertimbangkan. Hal itu telah
Citra merek yang positif akan lebih sering menunjukkan bahwa Brand image merupakan isyarat
diingat oleh konsumen jika diucapkan secara positif, ekstrinsik untuk evaluasi kualitas produk, dan hasil
sebaliknya menjadi kurang diingat jika diucapkan yang lebih baik Brand image di persepsi kualitas
secara negatif dari mulut ke mulut, (Herr et al. 1991). tinggi (Grewal et al. 1998). Dengan demikian, ketika
Selain itu, citra merek yang lebih tinggi menyebabkan isyarat intrinsik konsumen atau atribut lainnya dari
persepsi kualitas yang lebih tinggi dan yang lebih produk tidak dapat membantu konsumen menilai
rendah akan menyebabkan penurunan kualitas yang kualitas produk, Brand image biasanya digunakan
dirasakan. Ucapan dari mulut ke mulut yang lebih sebagai dasar evaluasi. Menurut Aaker & Keller
positif juga menyebabkan persepsi kualitas yang lebih (1990), brand image yang baik dapat meningkatkan
50 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54

loyalitas konsumen merek, kepercayaan, dan juga Electronic Word of Mouth diukur dengan enam
minat untuk membeli produk dari brand yang indikator, Brand Image diukur dengan enam indi-
dipercayainya. Oleh karena itu, brand image memiliki kator, Brand Trust diukur dengan sebelas indikator,
pengaruh langsung pada volume penjualan produk sedangkan Minat Beli diukur dengan tiga indikator.
(Park, Jaworski, & MacInnis 1986).
H4: Terdapat pengaruh brand image terhadap minat Brand Image
beli konsumen.
H1 H4

Word of mouth adalah saluran komunikasi


informal utama konsumen. Hal ini mempengaruhi Electronic Word of H5 Minat Beli
Mouth
keputusan jangka pendek dan jangka panjang kon- H6
sumen untuk membeli suatu produk. Dengan demiki- H2 H3
an, Word of mouth memainkan peran penting dalam Brand trust
perilaku konsumen (Herr et al. 1991; Bone 1995).
Arndt (1967) menunjukkan bahwa konsumen yang Gambar 1. Model
Gambar Hipotesis
1: Model Penelitian
Hipotesis Penelitian
terkena kata positif dari mulut ke mulut lebih
mungkin untuk membuat keputusan pembelian, METODE PENELITIAN
konsumen yang terkena kata negatif dari mulut ke
mulut cenderung untuk tidak membuat keputusan Populasi untuk penelitian ini adalah masyarakat
pembelian. Buttle (1998:242), “Word of mouth has
di Surabaya yang berusia minimal 17 tahun dan
been shown to influence a variety of conditions:
mengetahui tentang produk smartphone. Sampel
awareness, expectations, perceptions, attitudes, beha-
diambil sebanyak 250 responden dengan mengguna-
vioural intentions and behaviour”. Maksudnya bahwa
kan purposive sampling. Data diperoleh melalui
komunikasi dari mulut ke mulut dapat mempengaruhi
beberapa macam kondisi, yaitu kesadaran, harapan, kuisioner dengan skala Likert 1-5, yang telah
persepsi, sikap, keinginan berbuat, dan perilaku. digunakan secara luas sebagai skala interval. Data
Dimana perilaku yang dimaksudkan di sini adalah dianalisis dengan menggunakan paket program
perilaku konsumen dalam melakukan keputusan SPSS-13 dan Partial Least Square dengan program
pembelian yang diawali dari minat konsumen ter- aplikasi software Smart PLS-2. Alasan memakai alat
hadap suatu produk atau jasa. analisi ini karena kesesuaian software dengan ke-
H5: Terdapat pengaruh electonic word of mouth butuhan pengolahan data. Pengujian dilakukan ter-
terhadap minat beli konsumen. hadap berbagai instrument terkait dengan Structural
Equation Model untuk melihat kesesuaian model
Dalam literatur pemasaran, brand personality yang digunakan. Pengujian hipotesis dilakukan
dan brand trust dibahas karena berada dalam interaksi dengan menggunakan paket program PLS-2, yang
timbal balik. Vázquez, Río, dan Iglesias (2002) disebutkan.
membangun sebuah skala pengukuran ekuitas merek
dan menunjukkan brand trust sebagai nama merek PEMBAHASAN
fungsional bagi konsumen. Ambler (1997) meng-
evaluasi kepercayaan sebagai bagian dari merek. Deskriptif Profil Responden
Kepercayaan merek memberikan kontribusi penjelas-
an yang lebih baik dari ekuitas merek, sementara itu Jumlah responden jenis kelamin laki-laki mau-
tidak memainkan peran mediasi. Lau & Lee (2000) pun perempuan dengan jumlah yang relatif sama.
juga menyatakan bahwa karakteristik merek yang Perbandingannya antara 48,4% perempuan dan
membangun citra merek relatif lebih penting dalam 51,6% laki-laki. Jumlah yang relatif sama ini mem-
pengaruhnya terhadap kepercayaan konsumen pada presentasikan bahwa pencarian informasi lewat blog
merek. atau web dapat diakses oleh laki-laki maupun
H6: Terdapat pengaruh Brand Image terhadap Brand perempuan.
Trust. Usia 26-30 tahun merupakan responden dengan
jumlah paling banyak yaitu sebesar 96 (38,4%).
Hipotesis yang telah dirumuskan di atas dapat Responden usia ini memiliki kecenderungan aktif
digambarkan pada Gambar 1, dengan menampilkan untuk mencoba berbagai hal baru. Pengalaman-
variabel penelitian yang merupakan variabel laten. pengalaman yang didapatkan dinilai dapat memenuhi
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel- kebutuhan rasa ingin tahu terhadap berbagai hal baru.
variabel ini tidak ditampilkan dalam gambar. Selain itu, identitas sosial sebagai kelompok moderen
Semuel: Analisis Ewom, Brand Image, Brand Trust dan Minat Beli Produk Smartphone 51

juga dapat mendorong responden kelompok usia keragaman Brand Trust secara parsial dapat di-
paling muda ini sehingga terkesan lebih banyak aktif gambarkan oleh eWOM dan Brand Image dari dalam
dan tertarik dalam mencari informasi lewat internet. model sebesar 38.9%, dan persamaan (3) menunjukan
Jumlah terbanyak kedua adalah responden usia antara bahwa keragaman minat beli secara parsial dapat
31-40 tahun sebanyak 69 responden (27,6%). digambarkan oleh eWOM, Brand Image dan Brand
Responden terbanyak ketiga adalah responden usia Trust dari dalam model sebesar 35.3%. Pada model
antara 41-50 tahun yaitu sebanyak 52 responden SEM secara keseluruhan dapat dinilai ukuran good-
(20,8%). ness of fit melalui nilai Q², dan dapat dihitung sebagai
Berdasarkan pada frekuensi pembelian smart- berikut:
phone dalam 6 bulan kedepan, sebanyak 72 respon- Q² = 1 – (1 – R1²)(1 – R2²)(1- R3²)
den (28,8%) menyatakan akan membeli produk = 1-(1-0,278)(1-0,389)(1-0,353)
Iphone. 104 responden (41,6%) menyatakan akan = 0,715
membeli produk Samsung. 29 responden (19,6%)
menyatakan akan membeli produk Blackberry. 10 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Q²=0,715
responden (4%) menyatakan akan membeli produk > 0, artinya bahwa model SEM yang digunakan
Nokia. 11 responden (4,4%) menyatakan akan mem- dalam penelitian ini memiliki predictive relevance
beli produk Sony Ericsson. 4 responden (1,6%) yang tinggi, sehingga layak untuk dilakukan analisa
menyatakan akan membeli produk lain-lain. Ber- lebih lanjut.
dasarkan frekuensi pembelian, sebagian besar respon-
den penelitian ini dapat dinyatakan cukup mengikuti Outer dan Inner Model
trend atau kemajuan teknologi dalam produk smart-
phone. Outer model menjelaskan hubungan antara indi-
Pendapatan responden terbanyak antara Rp kator dan variabel sedangkan inner model menjelas-
3.500.00; - Rp 5.500.000,- per bulan dengan pekerja- kan hubungan antar variabel penelitian. Outer dan
an adalah sebagai pegawai swasta dan pendidikan inner model sebagaimana ditunjukkan Gambar 2.
terakhir adalah S1. Kebanyakan responden memiliki Setiap indikator variabel yang tergambar, memiliki
usia muda, sehingga masih belum bekerja atau ber- loading harus memiliki nilai > 0.60 untuk syarat
status sebagai mahasiswa/pelajar, sehingga pendapat- validitas konstruk.
an berada dibawah Rp 1.500.000,-. Mahasiswa/ Hasil olahan menunjukan bahwa dan hanya satu
pelajar yang membeli merek smartphone dengan indikator dari Brand Image dengan nilai loading
harga mahal, hal ini dikarenakan pendapatan yang terkecil sebesar 0,738. Temuan ini menunjukkan
diterima oleh pelajar adalah uang yang didapat dari bahwa indikator variabel memiliki validitas konstruk
orang tua. Mahasiswa/pelajar dapat saja membeli yang representatif, ini yang disebut dengan outer
smartphone yang mahal dengan uang yang diberi dari model yang baik.
orang tua. Demikian halnya dengan inner model, yang
menggambarkan hubungan pengaruh antar variabel
Analisis Kausal penelitian. Hasil dari inner model dapat terlihat pada
Tabel-1. diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
Analisis kausal digunakan untuk mengetahui
hubungan pengaruh antar variabel yang telah dijelas- dari eWOM terhadap Brand Image maupun terhadap
kan di atas. Berdasarkan model yang dikemukakan, Brand Trust dan juga terhadap Minat Beli. Brand
maka diperoleh tiga persamaan yang digambarkan Image juga terlihat memiliki pengaruh positif ter-
pada Gambar 1. Persamaan yang dimaksud adalah: hadap Brand Trust maupun Minat Beli. Demikian
Brand Image = 0.527 eWOM; R2= 0.278, (1) halnya dengan variabel Brand Trust juga terlihat
Brand Trust = 0.409 Brand Image + 0.302 eWOM; memiliki pengaruh positif terhadap Minat Beli.
R2=0.389 (2)
Minat Beli = 0.198Brand Trust + 0.288 Brand Pengujian Hipotesis Penelitian
Image + 0.227eWOM; R2=0.353 (3)
Pengujian hipotesis penelitian ini untuk mem-
Berdasarkan tiga persamaan di atas terlihat buktikan pengaruh setiap variabel terhadap variabel
bahwa koefisien determinasi dari masing-masing yang lain. Pengujian didasarkan pada nilai t-value
persamaan adalah sebagai berikut: persamaan (1) dengan ketentuan bahwa jika nilai t-value > 1,960
menunjukkan bahwa eWOM dapat menggambarkan maka pengaruh variabel tersebut terhadap variabel
variasi Brand Image secara parsial dari dalam model yang lain dinyatakan signifikan. Tabel 1 menunjuk-
sebesar 27.8%, persamaan (2) menjelaskan bahwa kan hasil pengujian hipotesis penelitian.
52 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54

eWOM terbukti berpengaruh terhadap Brand dengan banyak orang melalui web atau blog. Penguji-
Image. Nilai tvalue sebesar 9,360 menunjukkan bahwa an temuan penelitian juga menunjukkan bahwa
pengaruh eWOM terhadap Brand Image adalah signi- eWOM yang semakin baik menyebabkan semakin
fikan. Hal ini berarti kualitas dari eWOM memiliki tingginya Brand Image.
pengaruh positif terhadap Brand Image. eWOM eWOM juga terbukti berpengaruh terhadap
difungsikan sebagai salah satu cara dari marketing Brand Trust, menunjukkan bahwa pengaruh eWOM
sehingga konsumen dapat langsung mengerti dan terhadap Brand Trust adalah signifikan. Hal ini berarti
jelas akan suatu merek produk smartphone. Untuk itu, eWOM yang positif memiliki pengaruh positif
berbagai informasi yang bermanfaat dan berbagai terhadap Brand Trust. Untuk itu berbagai informasi
pendapat dari orang lain yang positif terkait dengan yang dapat dipercaya, dan berbagai atribut lain terkait
suatu brand maka eWOM dapat mendorong dengan eWOM menunjukkan kompetensi dari web
timbulnya Brand Image. Hasil pengujian hipotesis atau blog untuk memberikan informasi yang sebenar-
penelitian menunjukkan bahwa eWOM berpengaruh benarnya. Sehingga eWOM positif dapat meningkat-
terhadap Brand Image. Temuan ini dapat dijelaskan kan Brand Trust. Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa ketika penilaian responden terhadap eWOM eWOM berpengaruh terhadap Brand Trust karena
semakin baik menyebabkan semakin tingginya Brand konsumen telah mendapat info dari web merasa yakin
Image suatu merek. eWOM merupakan media untuk dan percaya dari review berbagai orang yang telah
menyampaikan berbagai informasi dan dapat menjadi mecoba produk, jadi eWOM positif meningkatkan
media untuk melakukan hubungan pembicaraan Brand Trust.

Gambar 2. Outer Model dan Inner Model

Tabel 1. Inner Model dan Pengujian Hipotesis


Original Keterangan
Standard
Hipotesis Penelitian Sample t-value Pengujian
Deviation
Estimate Hipotesis
Terdapat pengaruh eWOM terhadap Brand Image 0.527 0.056 9.360 Diterima
Terdapat pengaruh eWOM terhadap Brand Trust 0.302 0.066 4.551 Diterima
Terdapat pengaruh Brand Image terhadap Brand Trust 0.409 0.075 5.495 Diterima
Terdapat pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli 0.288 0.066 4.331 Diterima
Terdapat pengaruh Brand Trust terhadap Minat Beli 0.198 0.070 2.839 Diterima
Terdapat pengaruh eWOM terhadap Minat Beli 0.227 0.080 2.838 Diterima
Semuel: Analisis Ewom, Brand Image, Brand Trust dan Minat Beli Produk Smartphone 53

Brand Image berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli. Untuk itu, semakin baik atau bagus
Brand Trust, Sebelum melihat sebuat merek smart- review seseorang pada blog atau web maka akan
phone, konsumen memiliki sejumlah harapan tertentu menimbulkan minat beli yang tinggi. Hasil analisis
dari layanan yang akan diterimanya. Ketika semua tersebut menunjukkan bahwa eWOM yang positif
layanan memenuhi harapan konsumen maka ter- pada produk smartphone berpengaruh kepada Minat
bangun kepercayaan akan merek tersebut. Untuk itu, Beli konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumen
Brand Image yang didapatkan oleh konsumen telah melihat dan membaca berbagai informasi yang
memiliki dampak terhadap kepercayaan karena ketika disampaikan oleh konsumen lainnya yang kemudian
merek tersebut mampu menciptakan rasa percaya diberitakan lewat blog atau web yang terpecaya.
akan layanan yang diharapkan oleh konsumen. Hasil Sehingga orang yang sedang mencari informasi
analisis tersebut menunjukkan bahwa Brand Image tersebut dan hasilnya bagus atau positif maka akan
pada produk smartphone berpengaruh kepada Brand membuat keinginan membeli produk tersebut,
Trust. Sehingga Brand Image yang positif akan eWOM juga mempengaruhi minat beli seseorang
menyebabkan kenaikan pada Brand Trust dan begitu secara langsung. Hasil analisis menunjukan bahwa
juga sebaliknya jika Brand Image jelek atau turun hubungan pengaruh antara eWOM terhadap Minat
maka Brand Trust juga akan menurun. Beli signifikan, dan kedudukan Brand Image maupun
Pengujian keempat adalah pengujian untuk Brand Trust dalam model ini bukan mediasi sem-
menjelaskan pengaruh Brand Image terhadap Minat purna antara eWOM terhadap Minat Beli. Namun
Beli. Brand Image terbukti berpengaruh signifikan demikian kedudukan kedua mediasi ini dapat me-
terhadap Minat Beli, artinya bahwa suatu barang ningkatkan pengaruh total eWOM terhadap Minat
dengan merek yang baik atau bagus maka konsumen Beli dengan koefisien pengaruh menjadi 0.490, atau
cenderung untuk mengulang pembelian pada merek meningkat 0.490 – 0.277 = 0.213.
tersebut dibandingkan dengan merek lainnya. Untuk
itu, tinggi rendahnya Brand Image memiliki dampak KESIMPULAN
yang terhadap Minat Beli. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa Brand Image yang baik pada Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa
produk smartphone berpengaruh kepada Minat Beli eWOM terbukti berpengaruh positif terhadap Brand
konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumen telah Image produk smartphone, juga berpengaruh positif
mengetahui keuntungan yang akan didapatkan dan terhadap Brand Trust produk smartphone, dan Minat
merek dari produk smartphone yang akan dibelinya. Beli produk smartphone. Hasil penelitian ini men-
Tetapi jika Brand Image tersebut jelek maka kon- dukung Herr, (1991), bahwa Brand Image positif
sumen mungkin akan berpikir ulang untuk membeli akan lebih sering diingat oleh konsumen jika diucap-
merek tersebut. kan secara positif dari mulut ke mulut, sebaliknya
Pengujian kelima adalah pengujian untuk men- menjadi kurang diingat jika diucapkan secara negatif
jelaskan pengaruh Brand Trust terhadap Minat Beli. dari mulut ke mulut. Hasil penelitian juga mendukung
Brand Trust terbukti berpengaruh signifikan terhadap Buttle, (1998) yang menyimpulkan bahwa komuni-
Minat Beli, artinya bahwa suatu barang dengan merek kasi dari mulut ke mulut dapat mempengaruhi
yang telah dipercaya maka konsumen cenderung perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pem-
untuk mengulang pembelian pada merek tersebut belian yang diawali dari minat beli konsumen ter-
dibandingkan dengan merek lainnya. Untuk itu, tinggi hadap suatu produk atau jasa.
rendahnya Brand Trust memiliki dampak yang Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa
terhadap Minat Beli. Hasil analisis tersebut menun- terdapat pengaruh positif antara Brand Image ter-
jukkan bahwa Brand Trust yang baik pada produk hadap Brand Trust, dan Minat Beli produk smart-
smartphone berpengaruh kepada Minat Beli kon- phone, hal ini mendukung hasil penelitian Aaker &
sumen. Hal ini disebabkan karena konsumen telah Keller (1990), yang menemukan bahwa brand image
percaya akan suatu merek maka konsumen tersebut yang baik dapat meningkatkan loyalitas konsumen
akan membeli kembali merek yang telah dipercayai- merek, kepercayaan, dan juga minat untuk membeli
nya tersebut. Kepercayaan akan merek tersebut jika produk dari brand yang dipercayainya. Hasil ini juga
diingkari oleh pemilik merek maka akan sulit bagi mendukung penemuan Park, Jaworski, & MacInnis,
konsumen untuk berminat membeli kembali produk (1986), brand image memiliki pengaruh langsung
tersebut. pada volume penjualan produk.
Pengujian terakhir adalah pengujian untuk Hasil penelitian menunjukan pengaruh positif
membuktikan pengaruh eWOM terhadap Minat Beli. antara Brand Trust terhadap Minat Beli produk
eWOM terbukti secara signifikan mempengaruhi smartphone. Hal ini mendukung hasil penelitian
54 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54

James E. Haefner, Zsuzsa Deli-Gray, and Al Rosen- Herr, P.M., Kardes, F.R., and Kim, L. (1991). Effects
bloom (2011), yang menyatakan bahwa adanya of word-of-mouth and product-attribute informa-
hubungan yang kuat positif signifikan brand trust tion on persuasion: An accessibility-diagnosti-
terhadap keputusan pembelian. city perspective. Journal of Consumer Research.
17(4), 454-462.
DAFTAR PUSTAKA Jalilvand, M.R. (2012). The Effect of Electronic
Word-of-Mouth on Brand Image and Purchase
Aaker, D.A., and Keller, K.L. (1990). Consumer Intention. Journals of Marketing Inteligence and
Evaluations of Brand Extensions, Journal of Planning. 30(4), 5-5.
Marketing, 54(1), pp. 27-41. James E. Haefner, Zsuzsa Deli-Gray and Al Rosen-
Ambler, Tim, and Flora Kokkinaki. (1997). Measures bloom. (2011). Managing Global Transitions.
of Marketing Success. Journal of Marketing 9(3), pp. 249-273.
Management. 13, 665-678. Jansen, B.J., Zhang, M., Sobel, K., and Chowdury, A.
Arndt, J. (1967). Role of product-related conver- (2009). Twitter Power: Tweets as Electronic
sations in the diffusion of a new product. Word of Mouth. Journal of the American
Journal of Marketing Research. 4, 291–5. Society for Information Science and Technology,
Assael, H. (2001). Consumers Behavior and Market- 60(11), 2169–2188.
ing Action, Edisi 3, Kent Publishing Company,
Keller, K.L. (1993, January). Conceptualizing, Mea-
Boston Massachusset, AS.
suring, and Managing Customer-Based Brand
Bone, P.F. (1995). Word-of-Mouth Effects on Short-
term and Long-term Product Judgments. Jour- Equity. Journal of Marketing. 57, 1-22.
nal of Business Research. 32(3): 213-223. Kotler, P. dan Keller, K.L. (2007). Manajemen
Buttle, F.A. (1998). Word of mouth: Understanding Pemasaran. Ed. 12. Jilid 2. Penerbit PT Indeks:
and managing re-ferral marketing. Journal of Jakarta.
Strategic Marketing, 6, 241-254. doi:10.1080/ Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi,
096525498346658 Millienium, Jakarta: Penerbit PT. Prenhallindo.
Chaudhuri, A. and Holbrook, M.B. (2001). "The Lau, G.T., and Lee, S.H. (2000). Consumer Trust in
chain of effects from brand trust and brand affect Brand and The Link to Brand Loyalty. Journal
to brand performance: the role of brand loyalty". of Market Focused Management. 4, pp. 341-370
Journal of Marketing, 65, 81-94. Monroe, K., Suri, R. 2003. The Effects of Time
Chevalier, J., and Mayzlin, D. (2006). The Effect of Constraints on Consumer’s Judgments of Prices
Word of Mouth on Sales: Online. Book and Products. Journal of Consumer Research,
Reviews. Journal of Marketing Research. 43(3), 30, 92-104.
345- 354. Morgan, R.M., and Shelby, D.H. (1994, July) The
Dawar, N., and Madan, M.P. (2000). Impact of Commitment-Trust Theory of Relationship
Product Harm Crisis on Brand Equity: The Marketing. Journal of Marketing. 58, pp. 20-38.
Moderating Role of Consumer Expectations,” Park, C.W., Jaworski, B.J., and Maclnnis, D. J. (1986)
Journal of Marketing Research. 37(2), 215-226. Strategic brand concept-image management.
East, R., Hammond, K., & Lomax, W. (2008). Journal of Marketing. 50(4) October, pp.135-
Measuring the impact of positive and negative 145.
word of mouth on brand purchase probability. Schiffman, L.G. and Kanuk, L.L. (2007). Consumer
International Journal of Research in Marketing.
behaviour. Singapore: Prentice Hall Internatio-
25(3), 215-224.
nal.
Grewal, K., and Baker, B. (1998). The Effect of Store
Name. Brand Name and Price Discounts on Swasta dan Handoko. (2000). Manajemen Pemasar-
Consumers' Evaluations and Purchase Inten- an, Analisis Perilaku Konsumen, Edisi 1,
tions. Cetakan 3. Yogyakarta.
Hawkins, D.I., & Mothersbaugh, D.L. (2010). Con- Vazquez, R., Del Rio, A.B., & Iglesias, V. (2002).
sumer Behavior: Building Marketing Strategy Consumer-based brand equity: Development
(11th ed.). New York: McGraw-Hill. and validation of a measurement instrument.
Hennig-Thurau., Gwinner, K.P., Walsh, G., and Journal of Marketing Management, 18(1/2), pp.
Gremier, D.D. (2004). ElectronicnWord-of- 27–48.
Mouth Via Consumer-Opinion Platforms: What Yoo, B. and Donthu, N. (2001). Developing and
Motives Consumers to Articulate Themselves Validating a Multidimensional Consumer Based
On the Intenet. Journal of Interactive Marketing. Brand Equity Scale. Journal of Business
18(1). Winter 2004. Research. 52(1), pp. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai