1075389972 (1)
1075389972 (1)
警 塁鬱
‡聰颯楊卜仄写蜀 洸覺珀
J襲 雛 Rtta Pattimutt No■ 鶴
「l Tttepon(0911,353377F叡 353069
AM80N
贔轟 慾鍮筵,
iて 鸞:鬱 壼鐵鍛愈炸
Zy)
‐ 鰈[hし■5凩 饒
∫
″
Itingkat I
:掲 XP。 19轟 鬱鍮蓋璽遍 藍994022攀 01
LKIP DINAS KESEHATAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencapaian status kesehatan masyarakat merupakan kinerja sistem kesehatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah serta berbagai komponen masyarakat.
Kinerja pembangunan kesehatan dicapai melalui pendekatan enam sub-sistem dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN), yaitu sub-sistem (1) Upaya Kesehatan; (2) Pembiayaan
Kesehatan; (3) Sumberdaya Manusia Kesehatan; (4) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Makanan; (5) Manajemen dan Informasi Kesehatan; dan (6) Pemberdayaan Masyarakat.
Keenam sub-sistem tersebut saling terkait dengan berbagai sistem lain dari luar SKN antara
lain sistem pendidikan, sistem ekonomi dan sistem budaya. Selain itu, manajemen
kesehatan (mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan
pertanggungjawaban pembangunan kesehatan) harus terus dikembangkan. Di samping itu,
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan juga perlu terus dikembangkan melalui
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Paradigma baru sistem penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat dalam kerangka Otonomi Daerah dan era reformasi telah
mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas
Kesehatan Provinsi dibidang pelayanan kesehatan. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah
Provinsi Maluku telah menetapkan Peraturan Gubernur Maluku No. 16 Tahun 2017 tentang
Uraian tugas Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator, dan Pengawas di Lingkungan
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Hal tersebut dilakukan untuk lebih mengefektifkan kinerja
Organisasi Pemerintahan, khususnya pada tingkat Provinsi Maluku.
Dalam rangka melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku di bawah payung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Maluku Tahun 2014-2019, maka sesuai arahan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008, Dinas Kesehatan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
diwajibkan untuk menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra). Merujuk pada RPJMD
Provinsi Maluku yang memuat sejumlah agenda utama, maka Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku wajib menjabarkan agenda utama yang berkaitan dengan Tugas Pokok dan
Fungsinya dimaksud. Terkait dengan tugas pokok dan fungsi tersebut, evaluasi derajat
kesehatan di Provinsi Maluku masih rendah. Data tahun 2019 menunjukkan Angka Kematian
Bayi berada pada angka 5/1000 KH dan Angka Kematian Ibu 114/100.000 KH. Ratio tenaga
kesehatan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk juga masih belum mencapai apa
yang ditargetkan pada tahun 2019, namun jika dibandingkan dengan tahun 2018 ada
TAHUN 2019 1
LKIP DINAS KESEHATAN 2
peningkatan jumlah SDM Kesehatan. Disisi lain sarana dan prasarana kesehatan di Rumah
Sakit dan Puskesmas masih terbatas. Keterbatasan infrastruktur jalan termasuk alat
transportasi darat dan laut yang dapat digunakan masyarakat untuk dapat menjangkau unit
pelayanan terdekat juga menjadi kendala yang dihadapi. Agar dapat mencapai tujuan
kinerja sebagaimana yang diharapkan, maka Dinas Kesehatan Provinsi Maluku harus
meningkatkan dan melaksanakan perencanaan yang terpadu dan berkelanjutan dengan
sektor terkait lainnya guna mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku setiap tahunnya
menyampaikan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku kepada Gubernur Maluku.
Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019 merujuk pada
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019 dan Penetapan Kinerja Tahun 2019.
B. TUJUAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban
Kepala Dinas Kesehatan secara tertulis kepada Gubernur atas pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan bidang kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun
2019.
Tupoksi di atas dipandang telah sesuai dengan struktur organisasi Dinas Kesehatan
sebagaimana disebutkan sebelumya. Tupoksi ini menjadi acuan utama dalam rangka
TAHUN 2019 2
LKIP DINAS KESEHATAN 3
menjabarkan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur, dari Kepala Dinas
hingga Bidang dan Seksi..
Sebagaimana tantangan yang dihadapi terkait perbedaan struktur organisasi di antara
provinsi dengan kabupaten/kota, maka diperlukan langkah-langkah koordinatif dalam rangka
mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai kebijakan baik yang bersifat vertikal (antara
provinsi dengan pusat maupun provinsi dengan kabupaten/kota, ) maupun secara horisontal
(di antara sesama Kabupaten/Kota, maupun lintas sektor terkait). Perbedaan struktur
dimaksud dapat dipandang sebagai hal yang lumrah mengingat otonomi masing-masing
kabupaten/kota dalam merumuskan dan memutuskan kebijakan struktur organisasi yang
dipandang sesuai dengan realitas kebutuhannya.
D. ISU STRATEGI
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan pada prinsipnya merupakan
pelayanan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
di Provinsi Maluku. Namun demikian, mengingat realitas di masing-masing Kabupaten/Kota
khususnya di masing-masing Gugus Pulau yang terkait dengan ketersediaan Sumber Daya
yang terdistribusi tidak merata di semua Gugus Pulau, maka diperlukan upaya yang serius
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka mencapai
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2019 oleh masing-masing
Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi perkembangan kapasitas yang ada di setiap Gugus
Pulau. Mengingat SPM sebagai hak mendasar setiap warga negara, maka seyogyanya SPM
menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan Provinsi Maluku memiliki nilai
strategis dalam kedudukannya sebagai salah satu OPD di antara OPD lainnya untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan. Nilai-nilai strategis yang
dimiliki Dinas Kesehatan, meliputi:
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang merupakan pengelolaan kesehatan yang
terpadu, berkesinambungan, paripurna, dan berkualitas meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Persentase derajat kesehatan masyarakat di Maluku menunjukkan adanya peningkatan
yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Realitas ini mengharuskan adanya upaya yang
terintegrasi dan konsisten guna mewujudkan masyarakat Maluku yang sehat melalui
sejumlah kebijakan strategis untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar
maupun rujukan kepada masyarakat yang tersebar di semua Gugus Pulau, khususnya
di wilayah terpencil dan perbatasan.
TAHUN 2019 3
LKIP DINAS KESEHATAN 4
TAHUN 2019 4
LKIP DINAS KESEHATAN 5
TAHUN 2019 5
LKIP DINAS KESEHATAN 6
TAHUN 2019 6
LKIP DINAS KESEHATAN 7
1. Dokter, Dokter Umum dan Dokter Spesialis termasuk dalam hal ini adalah dokter
dengan status PNS dan Non PNS
2. Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis, meliputi dokter gigi dengan status PNS, dan Non
PNS
3. Perawat, yang terdiri atas lulusan S1 Keperawatan, D-III Keperawatan..
4. Bidan, terdiri dari lulusan D-I Kebidanan dan D-III Kebidanan.
5. Perawat Gigi, terdiri dari pendidikan AKG.
6. Farmasi, yang meliputi tenaga SMP/SAA, D-III Farmasi dan S1 Apoteker.
7. Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas), meliputi tenaga dengan pendidikan SKM,
M.Kes, dan lain-lain.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Kesling), terdiri dari pendidikan APK/AKL dan SPPH.
9. Tenaga Gizi, terdiri atas Sarjana (S1) Gizi dan SPAG.
10. Keterapian Fisik, meliputi tenaga fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara.
11. Keteknisian Medis, terdiri atas tenaga Radiografer, teknisi Elektromedis, analis
kesehatan, Refraksionis Optisien, Teknisi Transfusi, perekam medis, dan penata
anestesi.
F. SISTEMATIKA PELAPORAN
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku Tahun 2019 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
1. Kata Pengantar
2. Eksekutif Summary
3. ISI
Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan gambaran umum kondisi kesehatan di
Provinsi Maluku, dan uraian singkat tentang tujuan, tugas pokok dan fungsi,
nilai-nilai strategis, serta Sumber Daya Manusia Kesehatan.
TAHUN 2019 7
LKIP DINAS KESEHATAN 8
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja. Bab ini menjelaskan beberapa hal
penting dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Tahun 2019
Bab III Akuntabilitas Kinerja. Bab ini memuat antara lain uraian perwujudan Sasaran
Stratregis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan analisis pencapaian kinerja
program/kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019
Bab IV Penutup. Bab ini memuat kesimpulan menyeluruh tentang Kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019 berdasarkan pada analisis
pencapaian kinerja yang ada.
Lampiran terdiri dari dokumen-dokumen pendukung, Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019.
TAHUN 2019 8
LKIP DINAS KESEHATAN 9
BAB II
PERENCANAAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Dokumen perencanaan yang menjadi dasar bagi perencanaan kinerja Dinas kesehatan
Provinsi Maluku dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bidang Kesehatan adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2014-2019 dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2014-2019.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif yang memuat program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Dinas Kesehatan untuk kurun waktu tahun 2014-2019, dengan penekanan pada
pencapaian sasaran prioritas nasional,dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam
Renstra Dinas Kesehatan memuat visi, misi, tujuan, nilai-nilai, kebijakan, program, sasaran
strategis, dan indikator kinerja pada rentang waktu tersebut.
I. VISI :
Visi merupakan pandangan obsesif yang mengandung harapan (ekspektasi) tentang
kondisi tertentu yang ingin dicapai di masa mendatang. Dalam konteks pembangunan, Visi
yang dikembangkan untuk kurun waktu ke depan, tentu tidak bisa dilepas-pisahkan dengan
apa yang sudah atau pernah dan sementara dilakukan, karena hakekat pembangunan
adalah sebuah on-going process. Oleh sebab itu, merujuk pada Visi Pemerintah Daerah
yang terkandung dalam RPJM Provinsi Maluku 2014-2019, yaitu “Mantapnya Pembangunan
Maluku Yang Rukun, Religius, Damai, Sejahtera, Aman, Berkualitas dan Demokratis Dijiwai
Semangat Siwalima Berbasis Kepulauan Secara Berkelanjutan”. Terdapat 3 agenda utama
atau misi untuk mencapai Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku yaitu :
1. Memantapkan Masyarakat Maluku yang Rukun, Religius, Aman dan Damai
2. Menjadikan Masyarakat Maluku yang Berkualitas dan Sejahtera
3. Mewujudkan Pembangunan Provinsi Maluku yang Adil & Demokratis Berbasis
Kepulauan Secara Berkelanjutan
Apabila dilihat ketiga agenda utama tersebut di atas, maka peran sektor
kesehatan dalam pencapaian visi menjadi sangat sentral. Dari tiga agenda tersebut sektor
kesehatan terutama akan berperan pada poin kedua, dan secara tidak langsung juga dapat
berpengaruh pada poin satu dan poin tiga. . Hal ini merupakan tantangan sekaligus
TAHUN 2019 9
LKIP DINAS KESEHATAN 10
kesempatan bagi sektor kesehatan untuk menjadi “main stream” dalam pembangunan
daerah Provinsi Maluku.
Selain itu, sebagai bagian integral dari Pemerintah Provinsi Maluku, Visi Dinas
Kesehatan 5 (lima) tahun ke depan pun harus mengacu pada Visi Pemerintah Daerah
seperti yang terdapat dalam dokumen RPJM dimaksud, Salah satu Misi yang tampak terkait
dengan aspek kesehatan adalah Misi kedua, yaitu Maluku yang berkualitas dan sejahtera.
Dalam perspektif Misi ini, pembangunan Maluku dalam jangka waktu lima tahun ke depan,
diorientasikan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Maluku dalam berbagai aspek
termasuk kesehatan. Dengan tercapainya kualitas hidup sehat masyarakat Maluku,
diharapkan produktivitas masyarakat akan semakin berkembang dan mengarah pada
meningkatnya taraf kesejahteraan mereka.
Berdasarkan Visi Pemerintah Daerah Provinsi Maluku sebagaimana tertuang di
dalam RPJM Tahun 2014-2019, maka Visi Dinas Kesehatan 2014-2019 mendatang adalah:
“TERWUJUDNYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP SEHAT MASYARAKAT MALUKU,
DIDUKUNG OPTIMALISASI MANAJEMEN KESEHATAN BERBASIS GUGUS PULAU”.
Secara garis besar, Visi di atas menegaskan posisi masyarakat Maluku sebagai
sasaran interventif pembangunan di bidang kesehatan, baik dalam kedudukan mereka
sebagai objek maupun selaku subjek. Aksentuasi terhadap kedudukan tersebut dipandang
penting, karena optimalisasi manajemen organisasi, hakekatnya tidak dimaksudkan untuk
memenuhi dan melayani kebutuhan organisasi itu sendiri, tetapi sesungguhnya
diorientasikan pada kepentingan masyarakat.
Hidup sehat merupakan nilai yang tercermin dalam perilaku manusia baik secara
individu maupun kelompok (kolektif). Sehubungan dengan hal itu, maka diperlukan berbagai
upaya untuk menciptakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
II. MISI
Mengacu pada Visi di atas, maka Misi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas manajerial kelembagaan hingga ke aras desa dalam rangka
memperkuat upaya pengelolaan kesehatan berbasis Gugus Pulau.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana kesehatan yang semakin memberi ruang dan
peluang memadai bagi aksesibilitas masyarakat sebagai pencerminan tata kelola
kesehatan berbasis Gugus Pulau yang efektif dan efisien, adil, merata, terjangkau dan
berkualitas.
3. Mempersiapkan sumberdaya aparatur pelayan kesehatan yang profesional, responsif
dan antisipatif dalam rangka meningkatkan kapasitas untuk mengedepankan upaya
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
TAHUN 2019 10
LKIP DINAS KESEHATAN 11
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembangunan kesehatan di Provinsi Maluku adalah, Meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat Maluku dalam berbagai aspek kehidupan secara
berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Bertolak dari Tujuan Umum di atas, dan dengan mempertimbangkan Visi dan Misi, maka
Tujuan Khusus pembangunan kesehatan di Provinsi Maluku adalah:
a. Meningkatnya kesehatan ibu dan anak yang didukung oleh peningkatan akses
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat secara berkualitas, dengan pendekatan
Gugus Pulau
b. Terkendalinya Penyakit Menular maupun Tidak Menular, melalui pelayanan
kesehatan yang merata dan berkualitas.
c. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan yang
memadai dan sesuai standar.
d. Tercapainya peningkatan kualitas manajemen dan jaminan pembiayaan kesehatan,
sistem informasi [KIE] serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Tercapainya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan berprilaku hidup
bersih dan sehat.
f. Tercapainya peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan
keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, perbekalan kesehatan dan makanan.
IV. SASARAN
Adapun sasaran pembangunan kesehatan untuk mewujudkan kualitas hidup sehat
masyarakat Maluku dalam berbagai aspek secara berkesinambungan, adalah:
1. Pelibatan masyarakat untuk bersama-sama dan secara pro-aktif ikut menanggulangi
masalah kesehatan.
▪ Memberdayakan masyarakat umumnya dan masyarakat miskin pada khususnya agar
berkemampuan terutama dalam mengembangkan kualitas hidup sehat dan sekaligus
dapat mencegah penyakit.
TAHUN 2019 11
LKIP DINAS KESEHATAN 12
V. STRATEGI
Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2014-2019, adalah:
1. Meningkatkan kapasitas pusat-pusat pelayanan kesehatan pada 56 gugus pelayanan.
2. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan ibu dan anak.
TAHUN 2019 12
LKIP DINAS KESEHATAN 13
TAHUN 2019 13
LKIP DINAS KESEHATAN 14
VIII. KEGIATAN
Mengacu pada program-program pelayanan kesehatan yang telah teridentifikasi di
atas, maka berbagai kegiatan sebagai implikasi penjabaran program dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari kegiatan:
a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
b. Penyediaan jasa kebersihan kantor
c. Penyediaan alat tulis kantor
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
f. Penyediaan makanan dan minuman rapat
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
h. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/teknis perkantoran
i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan:
a. Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas
b. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung kantor
c. Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
e. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
f. Pemeliharaan rutin/berkala Jaringan Siknas Online Bidang Kesehatan
TAHUN 2019 14
LKIP DINAS KESEHATAN 15
TAHUN 2019 15
LKIP DINAS KESEHATAN 16
3. Masyarakat luas yang memerlukan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan
berkualitas.
4. Sarana dan prasarana di Rumah Sakit dan Puskesmas serta jaringannya.
TAHUN 2019 16
LKIP DINAS KESEHATAN 17
Perjanjian kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja dijabarkan dari sasaran,
program serta indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra).
Untuk dapat mengukur pencapaian sasaran maupun indikator kinerja, maka disusun target
pencapaian sasaran dalam Dokumen Renstra Bidang Kesehatan Tahun 2014 – 2019
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.
Sasaran Strategis 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat
Target
No Program Sasaran Indikator Kinerja
2019
Program Peningkatan
Menurunkan angka kematian Ibu
1 Ibu Melahirkan dan Angka Kematian Ibu 127/100.000 KH
menjadi 127/100.000 KH di tahun 2019
Anak
Meningkatnya cakupan persalinan oleh
Persalinan oleh Nakes
2 tenaga kesehatan menjadi 48% di 48%
(PN)
tahun 2019
Cakupan pelayanan ANC Meningkatnya cakupan pelayanan ANC
3 75%
(K4) (K4) menjadi 75 % di tahun 2019
Program Peningkatan
Menurunkan angka kematian bayi
7 Pelayanan Kesehatan Angka Kematian Bayi 6/1000 KH
menjadi 6/1000 KH di tahun 2019
Anak Balita
Menurunkan angka kematian balita
8 Angka Kematian Balita 7/1000 KH
menjadi 7/1000 KH Di tahun 2019
Meningkatnya cakupan kunjungan
Cakupan kunjungan
9 neonatal lengkap menjadi 65% di tahun 65%
neonatal lengkap (KNL)
2019
Meningkatnya cakupan kunjungan bayi
10 Cakupan kunjungan bayi 70%
menjadi 70% di tahun 2019
Cakupan penanganan Meningkatnya cakupan penanganan
11 komplikasi neonatal komplikasi neonatal (PKN) menjadi 31%
(PKN) 31% di tahun 2019
Meningkatnya cakupan kunjungan
12 Cakupan kunjungan balita 45%
balita menjadi 45% pada tahun 2019
Program Perbaikan Menurunkan prevalensi Menurunnya prevalensi balita gizi
13 8%
Gizi Masyarakat balita gizi kurang kurang menjadi 8% di tahun 2019
Menurunkan prevalensi Menurunnya prevalensi balita gizi
14 1%
balita gizi buruk buruk menjadi 1% di tahun 2019
Menurunnya prevalensi Menurunkan prevalensi balita stunting
15 25%
balita stunting menjadi 25% di tahun 2019
TAHUN 2019 17
LKIP DINAS KESEHATAN 18
Meningkatnya Angka
Program Pencegahan Meningkatnya Angka Penemuan
Penemuan Kasus Baru
1 dan Penanggulangan Kasus Baru TB menjadi 70/100.000 70/100.000 pddk
TB menjadi 70/100.000
Penyakit Menular penduduk di tahun 2019
penduduk di tahun 2019
Meningkatnya Angka Keberhasilan
2 Success Rate Pengobatan TB menjadi >95% tahun > 95 %
2019
TAHUN 2019 18
LKIP DINAS KESEHATAN 19
TAHUN 2019 19
LKIP DINAS KESEHATAN 20
Meningkatnya penyelenggaraan
Pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan rujukan bagi
10 keluarga miskin di kelas 100%
keluarga miskin di kelas III RS menjadi
III RS
100 % di tahun 2019
Pengadaan,
Peningkatan dan Rasio Puskesmas
Meningkatnya rasio Puskesmas
perbaikan sarana dan dengan luas wilayah
11 dengan luas wilayah administrasi 246
prasarana administrasi
pemerintahan
Puskesmas/ Pustu pemerintahan
dan Jaringannya
Rasio Puskesmas
Meningkatnya rasio Puskesmas
Pembantu dengan luas
12 Pembantu dengan luas wilayah 506
wilayah administrasi
administrasi pemerintahan
pemerintahan
Meningkatnya ketersediaan Alat
Kesehatan Dasar di 39 Gugus
13 Ketersediaan Alkes 61%
Pelayanan Kesehatan menjadi 80% di
tahun 2019
TAHUN 2019 20
LKIP DINAS KESEHATAN 21
Pengadaan,
Peningkatan dan
perbaikan sarana dan Rasio RS dengan Meningkatnya rasio Rumah Sakit
14 44
prasarana penduduk dengan penduduk
RS/RSJ/RS Paru dan
RS Mata
Meningkatnya Rasio
Program sumber Tersedianya dokter dengan ratio
15 dokter dengan 40 : 100,000
daya kesehatan 40:100.000 penduduk di tahun 2019
penduduk
Meningkatnya Rasio
Tersedianya dokter gigi dengan ratio
16 dokter gigi dengan 11:100,000
11:100.000 penduduk di tahun 2019
penduduk
Meningkatnya Rasio Tersedianya dokter spesialis dengan
17 dokter spesialis dengan ratio 5:100.000 penduduk di tahun 6:100,000
penduduk 2019
Meningkatnya Rasio
Tersedianya perawat dengan ratio
19 perawat dengan 117:100.000
117:100.000 penduduk di tahun 2019
penduduk
Meningkatnya Rasio
Tersedianya apoteker dengan ratio
20 apoteker dengan 11:100,000
11:100.000 penduduk di tahun 2019
penduduk
Meningkatnya Rasio Tersedianya sarjana kesmas dengan
21 sarjana kesmas dengan ratio 35:100.000 penduduk di tahun 35:100,000
penduduk 2019
Peningkatan Meningkatnya jumlah tenaga
Surat Tanda Registrasi
22 kapasitas kesehatan yang memiliki Surat Tanda 1500
Tenaga Kesehatan
sumberdaya aparatur Registrasi
Program Obat dan Meningkatnya persentase
Ketersediaan obat dan
23 Perbekalan
vaksin
ketersediaan obat dan vaksin di 91%
Kesehatan kab/kota menjadi 91 % di tahun 2019
Meningkatnya persentase
Pengunaan obat generik penggunaan obat generik di fasilitas
24 di Puskesmas pelayanan kesehatan dasar di
95%
kab/kota menjadi 95% di tahun 2019
Meningkatnya persentase
Pengunaan obat generik penggunaan obat generik di fasilitas
25 di Rumah Sakit pelayanan kesehatan rujukan di
70%
kab/kota menjadi 70% di tahun 2019
TAHUN 2019 21
LKIP DINAS KESEHATAN 22
Meningkatnya persentase
penggunaan obat rasional di sarana
Penggunaan obat
28 rasional
pelayanan kesehatan dasar di 70%
kab/kota menjadi 70 % pada tahun
2019
Meningkatnya persentase produk
Program
alkes dan PKRT yang memenuhi
29 Pengawasan Obat Alkes dan PKRT
persyaratan keamanan, mutu dan
85%
dan Makanan
manfaat menjadi 85% di tahun 2019
Meningkatnya makanan jajanan anak
Makanan jajajan anak sekolah yang memenuhi persyaratan
30 sekolah kesehatan menjadi 75 % di tahun
75%
2019
Meningkatnya produk Industri Rumah
Industri Rumah Tangga Tangga Pangan yang memenuhi
31 Pangan persyaratan kesehatan menjadi 90 %
90%
di tahun 2019
Meningkatnya persentasi puskesmas
Program Standarisasi terakreditasi minimal 1 puskesmas di
32 Pelayanan Akreditasi Puskesmas Kab/kota 15 %
Kesehatan
Program Promosi
Kesehatan dan Semua Desa memiliki Pos Kesehatan
33 Pemberdayaan
Pos Kesehatan Desa
Desa 32% di tahun 2019
32%
masyarakat
Meningkatnya tatanan keluarga sehat
34 Tatanan keluarga sehat
menjadi 65 % di tahun 2019
65%
Meningkatnya organisasi masyarakat
yang memanfaatkan sumber daya
35 Organisasi masyarakat untuk mendukung kesehatan menjadi 12
12 organisasi masyarakat di tahun
2019
Persentase desa yang yang
memanfaatkan dana desa 10% untuk
Aparatur pemerintahan
36 desa
kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis 45%
Masyarakat (UKBM) menjadi 45% di
tahun 2019
Meningkatnya jumlah model interfensi
Toga, Toma dan Tokoh
37 adat
menjadi 5 model interfensi pada tahun 5
2019
Meningkatnya persentase keluarga
Program Keluarga menghuni
menghuni rumah yang memenuhi
38 Pengembangan rumah yang memenuhi
syarat kesehatan menjadi 57% di
57%
Lingkungan Sehat syarat kesehatan
tahun 2019
Meningkatknya persentase keluarga
Keluarga menggunakan
39 air bersih
menggunakan air bersih menjadi 77% 77%
di tahun 2019
Meningkatnya persentase keluarga
Keluarga menggunakan
menggunakan jamban memenuhi
40 jamban memenuhi
syarat kesehatan menjadi 70% di
70%
syarat kesehatan
tahun 2019
Meningkatnya persentase Kab/Kota
41 Kabupaten/kota sehat
sehat menjadi 18 % di tahun 2019
18%
Pengelolaan limbah Meningkatnya persentase pengelolaan
42 yang memenuhi syarat limbah yang memenuhi syarat 40%
kesehatan kesehatan menjadi 40 % di tahun
TAHUN 2019 22
LKIP DINAS KESEHATAN 23
2019
Jumlah Kabupaten/Kota
yang memiliki rencana
Program Manajemen
lima tahun dan Tersedianya Rencana Lima Tahun
1 Pembangunan
anggaran kesehatan dan anggaran kesehatan di Kab/Kota
11 Kab/Kota
Kesehatan
terintegrasi dari
berbagai sumber
Dokumen manajemen
Tersedianya dokumen manajeman
2 pembangunan
pembangunan kesehatan
1
kesehatan
Program Standarisasi Perda Sistem Kesehatan Daerah
Sistem Kesehatan
3 Pelayanan
Daerah
dijadikan rujukan untuk Perda SKD 11 Kab/Kota
Kesehatan Kab/Kota
Berfungsinya sistem informasi
kesehatan yang evidence based di
4 SIK evidence based
Provinsi dan 11 Kab/Kota di tahun
11 Kab/Kota
2019
TAHUN 2019 23
LKIP DINAS KESEHATAN 24
TAHUN 2019 24
LKIP DINAS KESEHATAN 26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1. Capaian Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Capaian
No Program Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi
%
Tahun 2019 26
LKIP DINAS KESEHATAN 27
Pada Indikator Kinerja ” Menurunkan angka kematian ibu per 100.000 Kelahiran
Hidup”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 127 per 100.000 Kelahiran Hidup,
realisasi yang dicapai adalah 114 per 100.000 Kelahiran Hidup atau 111.40% dari target
yang ingin dicapai. Adapun gambaran Angka Kematian Ibu di Provinsi Maluku sejak tahun
2014 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada Gambar 1.
286
234
157
138 132
114
Gambar 1: Grafik Capaian Angka Kematian Ibu Tahun 2014 s/d 2019
Angka Kematian Ibu sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 masih meningkat
dan belum mencapai apa yang ditargetkan pada tahun-tahun tersebut. Namun pada tahun
2016 angka ini mengalami penurunan, melebihi target yang ditetapkan sebesar 178 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH) menjadi 157 per 100.000 Kelahiran Hidup, pada tahun 2017
menurun menjadi 138 per 100.000 kelahiran hidup dan ditahun 2018 AKI menurun
mencapai 132 per 100.000 Kelahiran Hidup lebih rendah dari target yang ditetapkan ditahun
2018 sesesar 144 per 100.000 Kelahiran Hidup dan di tahun 2019 menurun menjadi 114 per
100.000 KH dari target yang ditetapkan sebesar 127 per 100.000 KH. Hal ini berarti adanya
peningkatan dalam kualitas pelayanan kesehatan ibu, yang didukung oleh faktor kinerja
SDM kesehatan maupun sarana prasarana pendukung yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan, terutama bagi kabupaten DTPK yang selama ini menjadi
penyumbang terbesar terhadap tingginya angka kematian ibu di Provinsi Maluku.
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap penurunan AKI yaitu adanya
pemberdayaan masyarakat melalui posyandu, desa siaga, kunjungan rumah yang dilakukan
oleh petugas kesehatan, serta program dari sektor terkait yang dilaksanakan secara
integrasi.
Tahun 2019 27
LKIP DINAS KESEHATAN 28
45
30
Tahun 2019 28
LKIP DINAS KESEHATAN 29
secara terpadu belum optimal, serta masih tingginya budaya masyarakat untuk
memeriksakan kehamilan pada “dukun beranak” atau “mama biang”. Untuk itu perlu adanya
peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara
terpadu serta dibangun kemitraan antara bidan dan dukun.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan kunjungan nifas (KF)”, target
pada tahun 2019 adalah 65% dengan realisasi sebesar 32% atau mencapai 49.23% dari
target. Hal ini disebabkan karena kunjungan nifas pertama (6–42 jam) dan kunjungan
neonatus pertama (6-48 jam) masih dijalankan secara terpisah, dengan demikian perlu
dipadukan antara kunjungan nifas dan kunjungan neonatus
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi obstetric
(PK)”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 35%, sedangkan realisasinya
sebesar 15% dari target yang ingin dicapai. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
sarana prasarana yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, dan belum semua
puskesmas mampu melaksanakan Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED), serta sulitnya akses ke fasilitas kesehatan. Dengan demikian maka semua
fasilitas kesehatan perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan Pelayanan Keluarga Berencana”,
target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 60%, realisasinya sebesar 35% atau
58.33% dari target yang ingin dicapai
Capaian
No Program Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi
%
Tahun 2019 29
LKIP DINAS KESEHATAN 30
Cakupan Meningkatnya
penanganan cakupan penanganan
5 komplikasi komplikasi neonatal 31% 17% 54.84%
neonatal (PKN) menjadi 31% di
(PKN) tahun 2019
Meningkatnya
Cakupan
cakupan kunjungan
6 kunjungan 45% 20% 44.44%
balita menjadi 45%
balita
pada tahun 2019
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan angka kematian bayi per 1000 Kelahiran
Hidup”, target pada tahun 2019 adalah 6 per 1000 Kelahiran Hidup, realisasinya sebesar 5
per 1000 Kelahiran Hidup. Berikut ini dapat dilihat grafik pencapaian Angka Kematian Bayi di
Provinsi Maluku selama 5 (Lima) tahun terakhir yaitu tahun 2014 sampai dengan tahun
2019.
12
6 6
5 5
Gambar 3: Grafik Capaian Angka Kematian Bayi Tahun 2014 s/d 2019
Berdasarkan trend pada Gambar 3 di atas dapat terlihat bahwa angka kematian bayi
fluktuatif selama 4 tahun terakhir. Target yang ditetapkan untuk angka kematian bayi Tahun
2018 yaitu 21/1000 KH, dan berdasarkan data hasil laporan rutin sampai dengan triwulan IV
tahun 2018 Angka kematian bayi mencapai 6/1000 KH. Dengan demikian telah mencapai
target yang diharapakan. Pada tahun 2019 target Angka Kematian Bayi yaitu 15/1000 KH
dan realisasinya yaitu 5/1000 KH
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan angka kematian balita per 1000 Kelahiran
Hidup”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 7 per 1000 Kelahiran Hidup,
Tahun 2019 30
LKIP DINAS KESEHATAN 31
realisasi yang dicapai adalah 1 per 1000 Kelahiran Hidup atau 700% dari target yang ingin
dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan kunjungan neonatal lengkap”,
target pada tahun 2019 adalah 65%, realisasinya sebesar 35% dari target yang ingin
dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan kunjungan bayi”, target pada
tahun 2019 adalah 70%, realisasinya sebesar 29% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi
neonatal”, target pada tahun 2019 adalah 31%, realisasi yang dicapai adalah 17% dari
target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan kunjungan balita”, target yang
ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 45%, realisasinya sebesar 20% dengan capaian
44.44% dari target yang ditetapkan. Hal ini mengalami penurunan dari tahun 2016 karena
masih terdapat pemahaman masyarakat yang salah bahwa balita akan berkunjung ke
Fasilitas kesehatan hanya ketika sakit.
Tabel 3.3. Capaian Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1 Program Menurunnya
Menurunkan
Perbaikan prevalensi balita gizi
prevalensi balita 8% 5% 160%
Gizi kurang menjadi 8 %
gizi kurang
Masyarakat di tahun 2019
Menurunnya
Menurunkan
prevalensi balita gizi 100%
prevalensi balita 1% 0
2 buruk menjadi 1% di
gizi buruk
tahun 2019
Menurunkan
Menurunnya
prevalensi balita
prevalensi balita 25% 18% 137%
3 stunting menjadi 25%
stunting
di tahun 2019
Tahun 2019 31
LKIP DINAS KESEHATAN 32
Meningkatkan Meningkatnya
cakupan cakupan pelayanan
5 65% 60% 93%
pelayanan balita balita (D/S) menjadi
(D/S) 65% di tahun 2019
Capaian
No Program Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi
%
Menurunkan Menurunnya
prevalensi ibu prevalensi ibu hamil
hamil dengan dengan kekurangan 18% 20% 90%
6
kekurangan energik kalori menjadi
energi kalori 18% pada tahun 2019
Menurunnya
Menurunkan
prevalensi ibu hamil
prevalensi ibu 20% 18% 111%
7 anemi menjadi 20 %
hamil anemi
di tahun 2019
Meningkatnya
Meningkatnya
cakupan ASI ekslusif
cakupan ASI 50% 16% 32%
8 menjadi 50 % di
eksklusif
tahun 2019
Meningkatkan
Meningkatkan cakupan Rumah
cakupan RT tangga konsumsi
75% 55% 73%
9 konsumsi garam garam beryodium
beryodium menjadi 75% pada
tahun 2019
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan prevalensi balita gizi kurang”, target pada
tahun 2019 adalah 8%, realisasinya sebesar 5% dengan capaian 153% dari target yang
ditetapkan
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan prevalensi balita gizi buruk”, target yang
ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 1%, realisasi yang dicapai adalah 0. Hal ini berarti
target yang ditetapkan tercapai
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan prevalensi balita stunting”, target pada tahun
2019 adalah 25%, realisasinya sebesar 18% dengan capaian 137% dari target yang ingin
dicapai. Hal ini disebabkan karena adanya upaya penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat dengan melibatkan Ibu Kepala Daerah sebagai “Mama/Ibu Perangi Stunting” di
kabupaten/kota, dibawah koordinasi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku sebagai
Duta Parenting (Perangi Stunting).
Tahun 2019 32
LKIP DINAS KESEHATAN 33
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan vitamin A pada bayi dan balita”,
target pada tahun 2019 adalah 78%, realisasinya sebesar 70% dengan capaian 90% dari
target yang ditetapkan
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan pelayanan balita (D/S)”, target
pada tahun 2019 adalah 65%, realisasinya sebesar 60% dengan capaian 93% dari target
yang ditetapkan
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan
energik kalori”, target pada tahun 2019 adalah 18%, realisasinya sebesar 20% dengan
capaian 90% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan prevalensi ibu hamil anemi”, target pada
tahun 2019 adalah 20%, realisasinya sebesar 18% dengan capaian 111% dari target yang
ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan ASI eksklusif”, target pada tahun
2019 adalah 50%, realisasinya sebesar 16% dengan capaian 32% dari target yang
ditetapkan
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan rumah tangga konsumsi garam
beryodium”, target pada tahun 2019 adalah 75%, realisasinya sebesar 55% dengan
capaian 73% dari target yang ditetapkan
Indikator yang ada pada Program Perbaikan Gizi Masyarakat ada yang belum mencapai
target, dan hal ini disebabkan multi faktor antara lain faktor ekonomi keluarga, rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang bagaimana mengolah makanan yang sehat, serta
indicator kebersihan dan kesehatan lingkungan yang dapat berpengaruh pada kesehatan.
Perbaikan gizi masyarakat masih rendah karena dukungan lintas sektor terkait yang belum
optimal, untuk itu perlu dilakukan beberapa hal antara lain :
a. Mengevaluasi kembali pelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD) tentang
perbaikan gizi masyarakat yang selama ini melibatkan lintas sektor terkait dan
dikoordinir oleh Bappeda
b. Melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan hasil evaluasi, mengingat 30 %
upaya perbaikan gizi masyarakat berasal dari sektor kesehatan dan 70 % dari
lintas sektor terkait
Adapun gambaran tentang prevalensi balita kurang gizi sejak tahun 2014 sampai dengan
tahun 2019 dapat dilihat pada Gambar 4:
Tahun 2019 33
LKIP DINAS KESEHATAN 34
5,5 5
4,22 4,7
2,61
Gambar 4. Capaian Prevalensi Gizi Kurang Tahun 2014 s/d Tahun 2019
Gambar 4 memperlihatkan bahwa Prevalensi Gizi Kurang dari tahun 2014 sampai
tahun 2015 berhasil diturunkan dari 4.22% menjadi 2,61%, dan pada tahun 2016 hingga
2017 kembali meningkat menjadi 18% namun pada tahun 2018 prevalensi gizi kurang
berhasil diturunkan menjadi 4,7% atau sebesar 13,3% dari tahun sebelumnya. Angka ini
menunjukkan bahwa apa yang ditargetkan pada tahun 2018 yaitu sebesar 9% telah berhasil
dicapai, bahkan melampaui apa yang ditargetkan, tetapi pada tahun 2019 capaian ini
mengalami peningkatan sebesar 0,53% yaitu dengan capaian 5%
Penurunan angka kematian bayi sangat berpengaruh kepada kenaikan Angka
Harapan Hidup (AHH). Hal ini dikarenakan Angka kematian bayi sangat peka terhadap
perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat terutama pada penurunan
angka kematian bayi dan kenaikan AHH. Meningkatnya AHH secara tidak langsung juga
memberi gambaran tentang peningkatan kualitas hidup. Untuk capaian Angka Harapan
Hidup, Provinsi Maluku berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2014
s/d 2018 dapat dilihat sebagai berikut :
Tahun 2019 34
LKIP DINAS KESEHATAN 35
Penyebab kematian bayi di Provinsi Maluku, juga disebabkan oleh berbagai indikator
antara lain kurangnya kesadaran ibu untuk membawa dan memeriksakan kesehatan ibu dan
bayi di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor lain yang menjadi kendala dalam mencapai
sasaran ini adalah :
1. Faktor ekonomi
2. Faktor budaya
3. Faktor geografis
4. Faktor transportasi
Program kegiatan yang menunjang capaian sasaran indikator kinerja yang berkaitan
dengan Angka Kematian Ibu dan bayi serta gizi masyarakat yang bersumber
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Ibu,
Anak dan Gizi Masyarakat Bersumber APBN
Tahun 2019 35
LKIP DINAS KESEHATAN 36
Tahun 2019 36
LKIP DINAS KESEHATAN 37
Meningkatnya Angka
Keberhasilan
Success Rate Pengobatan TB > 95 % 59% 61.46%
2
menjadi >95% tahun
2019
Meningkatnya Angka
Kesembuhan TB
Cure Rate 81% 45% 55.28%
3 menjadi 81% di tahun
2019
Meningkatnya
persentase desa yang
mencapai UCI
Desa UCI 69% 60% 87.21%
4 (Universal Child
Immunization) menjadi
69 % di tahun 2019
Meningkatnya
cakupan Imunisasi
Imunisasi Dasar
Dasar Lengkap 90% 54,5% 60,56%
5 Lengkap
menjadi 90% di tahun
2019
Meningkatnya cakupan
Campak dosis imunisasi campak
6 51.1% 45,9% 89.82%
kedua dosis kedua menjadi
5.1% di tahun 2019
Ditemukannya anak
usia < 15 tahun
Angka Acute
dengan gejala lumpuh >2/100. 1,24/10
7 Flaccid 62 %
layuh akut sebesar > 000 0.000
Paralysis (AFP)
2/100.000 anak di
tahun 2019
Tahun 2019 37
LKIP DINAS KESEHATAN 38
Meningkatnya
Sistem persentasi sinyal
Kewaspadaan kewaspadaan dini yang 100% 94,27% 94,27%
9
Dini direspon menjadi 100%
di tahun 2019
Meningkatnya
persentase korban krisis
Krisis Kesehatan kesehatan yang 100% 100% 100%
10
mendapatkan
pelayanan kesehatan
Menurunnya API
Annual Paracite 3.1/1000 0,84/1000
menjadi 3,1/1000 369%
11 Incidence penddk penddk
penduduk
Menurunnya jumlah
Kasus Rabies
kematian akibat rabies 0 4 0%
12 pada manusia
pada manusia
Menurunnya insidens
diare pada balita
Insidens diare 90 20,69 22,98%
13 (Meningkatnya
penemuan kasus)
Menurunnya insidens
Insidens pneumonia pada balita
90 71,65 79,6%
14 pneumonia (Meningkatnya
penemuan kasus)
Meningkatnya ODHA
ODHA yang (Orang dengan HIV
mendapat AIDS) yang mendapat
55% 18.48% 33.6%
16 pengobatan pengobatan ARV
ARV sebanyak 55% di tahun
2019
Tahun 2019 38
LKIP DINAS KESEHATAN 39
Persentase Meningkatnya
Kabupaten/Kota persentase
yang Kabupaten/Kota yang
melaksanakan melaksanakan
50% 18,2% 3,64%
18 kebijakan kebijakan Kawasan
Kawasan Tanpa Tanpa Rokok minimal
Rokok minimal 50% sekolah di tahun
50% sekolah 2019
Presentasi
penurunan Menurunnya prevalensi
prevalensi merokok pada usia ≤ 18 9.1 8,8 103.41%
19
merokok pada tahun
usia ≤18 tahun
Meningkatnya jumlah
Puskesmas yang
PTM Terpadu melaksanakan program 1 28,9 2890%
20
pengendalian PTM
terpadu
Meningkatnya jumlah
Posbindu PTM desa dengan kegiatan 190 610 321%
21
Posbindu PTM
Meningkatnya jumlah
Cancer Cervix wanita 30-50 tahun
50 15,2 30,4%
22 dan payudara yang dideteksi dini Ca
Cervix dan Payudara
Tahun 2019 39
LKIP DINAS KESEHATAN 40
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan angka kesembuhan TB”, target pada tahun
2019 adalah 81%, realisasinya sebesar 45% dengan capaian 55,28% dari target yang
ditetapkan
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase desa yang mencapai Universal
Child Immunization (UCI)”, target pada tahun 2019 adalah 69%, realisasinya sebesar 60%
dengan capaian 87.21% dari target yang ditetapkan
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap”, target
pada tahun 2019 adalah 90%, realisasinya sebesar 54,5% dengan capaian 60.56% dari
target yang ditetapkan.
Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja memasukkan zat
kekebalan tubuh pada bayi agar bayi terlindung dari berbagai penyakit, diantaranya
Hepatitis B, BCG, DPT, Polio dan Campak. Bayi dikatakan memperoleh imunisasi dasar
lengkap apabila ke-5 imunisasi ini. Lima imunisasi dasar ini dapat diperoleh di posyandu,
puskesmas, rumah sakit atau klinik bersalin. Adapun manfaat imunisasi antara lain ;
1. Agar terhindar dari penyakit
2. Agar tidak mengalami cacat
3. Mencegah kematian pada bayi
Hal lain yang harus diperhatikan adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
seperti adanya bekas kemerahan seperti luka kecil pasca imunisasi BCG, namun itu tidak
berbahaya karena akan hilang dengan sendirinya. Selain itu setelah imunisasi DPT bayi
akan mengalami demam tetapi akan hilang setelah 1-2 hari setelah diberi obat penurun
panas. Demikian juga halnya dengan imunisasi campak.
Adapun penyebab rendahnya capaian imunisasi dasar lengkap antara lain masih
kurang aktifnya petugas dalam memberikan pelayanan kepada sasaran yang tidak datang
ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya yang dikenal dengan Drop Out Follow Up
(DOFU). Selain itu masih ada hambatan lain yang terkait dengan budaya setempat dimana
bayi berusia 0 – 7 hari tidak dibolehkan dibawa keluar rumah, sehingga imunisasi Hepatitis
B-0 (HB0) tidak dapat diberikan. Dengan demikian maka akan berpengaruh pada cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan
kerjasama dengan Tokoh Agama (TOGA), Tokoh Masyarakat (TOMA), PKK, maupun
organisasi masyarakat lainnya dalam membangun strategi komunikasi yang mendukung
peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan imunisasi campak dosis kedua”,
target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 51.1%, realisasi yang dicapai sampai
dengan Bulan Desember 2019 adalah 45,9% dengan capaian 89.82% dari target yang
ditetapkan.
Tahun 2019 40
LKIP DINAS KESEHATAN 41
Pada Indikator Kinerja ”Ditemukannya anak usia < 15 tahun dengan gejala
lumpuh layuh akut per 100.000 anak”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah
> 2 per 100.000 anak, realisasinya sebesar 1,24 per 100.000 anak dengan capaian 62%
dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase KLB yang ditangani < 24 jam”,
target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 100%, realisasi yang dicapai adalah 100%
dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase signal kewaspadaan dini yang
direspon”, target pada tahun 2019 adalah 100%, realisasinya sebesar 94,27% dari target
yang ingin dicapai. Hal ini disebabkan karena di semua kabupaten/kota sudah ada petugas
yang dilatih Early Warning Alert and Response System sehingga apabila ada kejadian yang
menonjol, maka petugas segera melapor untuk ditindaklanjuti.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase korban krisis kesehatan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah
100%, realisasi yang dicapai adalah 100% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan API per 1000 penduduk”, target yang ingin
dicapai pada tahun 2019 adalah 3,1 per 1000 penduduk, realisasi yang dicapai adalah 0,84
per 1000 penduduk dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan jumlah kematian akibat rabies pada
manusia”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 0, realisasi yang dicapai
adalah 4 atau tidak mencapai target.
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan insidens diare pada balita (penemuan
kasus)”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 90%, realisasi yang dicapai
adalah 20,69% atau 42.066 kasus diare di 11 Kab/Kota
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan insidens pneumonia pada balita”, target
yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 90%, realisasi yang dicapai adalah 71,65%
dengan capaian 79,6% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Menurunkan prevalensi HIV dan AIDS dari total
populasi”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah < 0,2%, realisasi yang dicapai
adalah < 0,2% atau 100% dari target yang ditetapkan.
Prevalensi HIV adalah jumlah pendudul laki –laki dan perempuan yang berusia 15-49
tahun yang positif HIV dibagi dengan jumlah penduduk laki–laki dan perempuan pada usia
yang sama (yaitu 15-49 tahun), dikalikan dengan 100%. Untuk mendapatkan angka ini,
idealnya dilakukan dengan survey, namun untuk pelaksanaan survey diperlukan dukungan
sumber daya dan anggaran yang cukup besar, sehingga salah satu upaya yang dilakukan
untuk menurunkan prevalensi HIV yaitu melalui kegiatan mobile VCT ke populasi berisiko.
Tahun 2019 41
LKIP DINAS KESEHATAN 42
Angka prevalensi HIV dan AIDS dari total populasi di Provinsi Maluku tahun 2017 mencapai
<0,2%. Angka ini sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu <0,2%. Hal ini berarti, Provinsi
Maluku berhasil menekan angka prevalensi HIV dan AIDS. Sekalipun sudah mencapai
target, namun perlu peningkatan kapasitas petugas dalam pelayanan Perawatan, Dukungan
dan Pengobatan (PDP) terhadap ODHA di Rumah Sakit maupun puskesmas.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) yang
mendapat pengobatan ARV”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 55%,
realisasinya sebesar 18,48%.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan jumlah Kabupatan/Kota yang memiliki
Perda KTR”, target pada tahun 2019 adalah 11 Kabupaten/Kota, realisasinya sebesar 4
Kabupaten/Kota atau 36,36% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase Kabupaten/Kota yang
melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok”, target yang ingin dicapai pada tahun
2019 adalah 50%, realisasinya sebesar 18.2% atau 36.4% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan jumlah puskesmas yang melaksanakan
program pengendalian PTM terpadu”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 1
puskesmas, realisasinya 28.9% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan jumlah desa dengan kegiatan posbindu
PTM”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 190 desa, realisasinya sebesar
610 desa atau 321% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan jumlah wanita 30-50 tahun yang dideteksi
dini Ca Cervix dan payudara”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 50,
realisasi yang dicapai adalah 15,2 atau 30,4% dari target yang ditetapkan.
Tahun 2019 42
LKIP DINAS KESEHATAN 43
3 Layanan Capaian
761,150,000 420,113,211 55,19
Eliminasi Malaria
4 Layanan Pengendalian
Penyakit Filariasis dan 1,084,550,000 784,589,600 72,34
Kecacingan
5 Layanan Pencegahan
dan Pengendalian 134,216,000 109,335,900 81,46
Penyakit HIV AIDS
6 Layanan Pengendalian
227,222,000 199,437,000 87,77
Penyakit TBC
Tahun 2019 43
LKIP DINAS KESEHATAN 44
8 Layanan Pencegahan
dan Pengendalian 600,000,000 584,373,200 97,40
Penyakit frambusia
9 Layanan Pencegahan
dan Pengendalian 423,309,000 372,852,400 88,08
Penyakit Hepatitis
Meningkatnya
Cakupan cakupan puskesmas
Program puskesmas mampu mampu
Upaya melaksanakan melaksanakan
1 73 23 31.51%
Kesehatan penjaringan penjaringan
Masyarakat kesehatan anak kesehatan anak usia
usia sekolah sekolah menjadi 73%
di tahun 2019
Meningkatnya
Cakupan Cakupan puskesmas
puskesmas mampu mampu Pelayanan
2 Pelayanan Kesehatan Peduli 60 15 25%
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Remaja (PKPR) menjadi 60% di tahun
2019
Cakupan Meningkatnya
puskesmas mampu cakupan puskesmas
pelayanan mampu pelayanan
3 20 11 55%
Pelayanan Pelayanan
Kekerasan Kekerasan terhadap
terhadap anak. anak menjadi 20% di
Tahun 2019 44
LKIP DINAS KESEHATAN 45
tahun 2019
Tahun 2019 45
LKIP DINAS KESEHATAN 46
Tabel 3.9 Capaian Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Perorangan
Tahun 2019 46
LKIP DINAS KESEHATAN 47
Meningkatnya
Program
persentasi PKM
Standarisasi Akreditasi
8 terakreditasi (min 1 15 pkm 54 Pkm 360%
Pelayanan Puskesmas
Kesehatan pusk di Kab/kota)
Tahun 2019 47
LKIP DINAS KESEHATAN 48
Tabel 3.10 Capaian Program Pengadaan, Peningkatan Dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas/Pustu dan jaringannya, Serta Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan Prasarana RS/RSJ/RS Paru dan RS Mata
Pengadaan,
Peningkatan Rasio
Meningkatnya rasio
dan Puskesmas
Puskesmas dengan
perbaikan dengan luas
1 luas wilayah 246 226 91.86%
sarana wilayah
administrasi
Puskesmas/ administrasi
pemerintahan
Pustu dan pemerintahan
jaringannya
Rasio
Meningkatnya rasio
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Pembantu dengan
2 dengan luas 506 524 103.55
luas wilayah
wilayah
administrasi
administrasi
pemerintahan
pemerintahan
Meningkatnya
ketersediaan Alat
Ketersediaan Kesehatan Dasar di
3 61 41,85 68.61
Alkes 39 Gugus Pelayanan
Kesehatan menjadi
61% di tahun 2019
Pengadaan,
Peningkatan
dan
perbaikan Rasio RS Meningkatnya rasio
4 sarana dan dengan Rumah Sakit dengan 36 23 63.88%
prasarana penduduk penduduk
RS/RSJ/RS
Paru dan RS
Mata
Tahun 2019 48
LKIP DINAS KESEHATAN 49
administrasi pemerintahan”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 506 puskesmas
pembantu per luas wilayah, realisasi yang dicapai adalah 524 per luas wilayah, atau dengan kata
lain ada 496 Puskesas Pembantu. Jadi capaiannya sebesar 103,55% dari target yang ingin
dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan ketersediaan alat kesehatan dasar di 39 gugus
pelayanan kesehatan”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 80%, realisasinya
sebesar 41.85% atau 52,31% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio Rumah Sakit dengan penduduk”, target
yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 36, realisasinya sebesar 23% atau 63,88% dari target
yang ingin dicapai.
Sehubungan dengan indikator program upaya kesehatan perorangan, program
pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas pembantu
dan jaringannya serta program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru/rumah sakit mata, maka rumah sakit sebagai salah
satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberian
pelayanan kesehatan guna peningkatan derajat kesehatan masyarakat Pembentukan Rumah
Sakit Pratama merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi ketersediaan rumah
sakit dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama
masyarakat miskin dan tidak mampu di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan tertinggal
serta daerah yang belum tersedia rumah sakit atau rumah sakit yang telah ada, sulit dijangkau
akibat kondisi geografis.
Tabel 3.11 Capaian Program Sumber Daya Kesehatan dan Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur.
Capai
No Program Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi
an
Tersedianya dokter
Meningkatnya
Program dengan ratio
Rasio dokter 40: 17.3:
1 sumber daya 40:100.000 100.000 100.000
43,25
dengan
kesehatan penduduk di tahun
penduduk
2019
Tersedianya dokter
Meningkatnya
gigi dengan ratio
Rasio dokter 11: 2.85 :
2 11:100.000 100.000 100.000
25,9
gigi dengan
penduduk di tahun
penduduk
2019
Meningkatnya Tersedianya dokter
Rasio dokter spesialis dengan
6: 5.6 :
3 spesialis ratio 5:100.000 100.000 :100.000
93,3
dengan penduduk di tahun
penduduk 2019
Tahun 2019 49
LKIP DINAS KESEHATAN 50
Tersedianya bidan
Meningkatnya
dengan ratio
Rasio bidan 95 : 96,1 :
4 100:100.000 100.000 100.000
96,1
dengan
penduduk di tahun
penduduk
2019
Tersedianya perawat
Meningkatnya
dengan ratio
Rasio perawat 117: 204,9:
5 117:100.000 175,1
dengan 100.000 100.000
penduduk di tahun
penduduk
2019
Tersedianya
Meningkatnya
apoteker dengan
Rasio apoteker 11 : 8,9:
6 ratio 11:100.000 89
dengan 100.000 100.000
penduduk di tahun
penduduk
2019
Meningkatnya Tersedianya sarjana
Rasio sarjana kesmas dengan ratio
35: 31,15:
7 kesmas 35:100.000 89
100.000 100.000
dengan penduduk di tahun
penduduk 2019
Peningkatan Surat Tanda Meningkatnya jumlah
kapasitas Registrasi tenaga kesehatan
8 1500 7932 528
sumberdaya Tenaga yang memiliki Surat
aparatur Kesehatan Tanda Registrasi
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter per 100.000 penduduk”, target
yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 40 per 100.000 penduduk, realisasi yang dicapai
adalah 17,3 per 100.000 penduduk atau 43,25% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter gigi per 100.000 penduduk”,
target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 11 per 100.000 penduduk, realisasi yang
dicapai adalah 2.85 per 100.000 penduduk atau 25.9% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter spesialis per 100.000
penduduk”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 6 per 100.000 penduduk,
realisasi yang dicapai adalah 5.6 per 100.000 penduduk atau 93,3% dari target yang ingin
dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio bidan per 100.000 penduduk”, target
yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 95 per 100.000 penduduk, realisasi yang dicapai
adalah 96,1 per 100.000 penduduk atau 96,1% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio perawat per 100.000 penduduk”,
target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 117 per 100.000 penduduk, realisasi yang
dicapai adalah 204,9 per 100.000 penduduk atau 175,1% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio apoteker per 100.000 penduduk”,
target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 11per 100.000 penduduk, realisasi yang
dicapai adalah 8,9 per 100.000 penduduk atau 89% dari target yang ingin dicapai.
Tahun 2019 50
LKIP DINAS KESEHATAN 51
Tahun 2019 51
LKIP DINAS KESEHATAN 52
standar menjadi
45% di tahun 2019
Meningkatnya
persentase
penggunaan obat
Penggunaan rasional di sarana
6 70% 71% 101,4
obat rasional pelayanan
kesehatan dasar di
kab/kota menjadi 70
% pada tahun 2019
Tahun 2019 52
LKIP DINAS KESEHATAN 53
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase produk alkes dan PKRT yang
memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan manfaat”, target pada tahun 2019 adalah
85%, realisasinya sebesar 85% atau 100% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan makanan jajanan anak sekolah yang
memenuhi persyaratan kesehatan”, target pada tahun 2019 adalah 75%, realisasinya
sebesar 75% atau 100% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Produk industri rumah tangga pangan yang
memenuhi persyaratan kesehatan”, target pada tahun 2019 adalah 90%, realisasinya
sebesar 91% atau 101,1% dari target yang ingin dicapai.
Tahun 2019 53
LKIP DINAS KESEHATAN 54
Program
Promosi Semua Desa
Kesehatan Pos Kesehatan memiliki Pos 187.19
1 100% 59,9%
dan Desa Kesehatan Desa %
Pemberdayaa 32% di tahun 2019
n masyarakat
Meningkatnya
Tatanan tatanan keluarga
2 65% 10% 15,38%
keluarga sehat sehat menjadi 65 %
di tahun 2019
Meningkatnya
organisasi
masyarakat yang
memanfaatkan
Organisasi sumber daya untuk
3 12 8 66.67
masyarakat mendukung
kesehatan menjadi
12 organisasi
masyarakat di tahun
2019
Persentase desa
yang yang
memanfaatkan dana
Aparatur desa 10% untuk
4 pemerintahan kegiatan Usaha 45 45 100
desa Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
menjadi 45% di
tahun 2019
Meningkatnya jumlah
Toga, Toma model interfensi
5 dan Tokoh menjadi 5 model 5 4 80
adat interfensi pada tahun
2019
Pada Indikator Kinerja ”Semua desa memiliki pos kesehatan”, target pada tahun 2019
adalah 32%, realisasinya sebesar 59,5% atau 187.19% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Tatanan keluarga sehat ”, target pada tahun
2019 adalah 65%, realisasinya sebesar 10% atau 15,38% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan organisasi masyarakat yang memanfaatkan
sumber daya untuk mendukung kesehatan”, target pada tahun 2019 adalah 12 organisasi,
Tahun 2019 54
LKIP DINAS KESEHATAN 55
realisasinya sebesar 8 organisasi atau 66.67% dari target yang ingin dicapai.
Pada Indikator Kinerja ”Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk
kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)”, target pada tahun 2019 adalah
45%, realisasinya sebesar 45% dengan capaian 100% dari target yang ditetapkan.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan jumlah model intervensi”, atau model intervensi
yang berbasis kearifan lokal dalam intervensi masalah kesehatan di masyarakat, ditargetkan pada
tahun 2019 adalah 5 model, dan realisasinya sebanyak 4 model atau 80% dari target yang ingin
dicapai.
Tahun 2019 55
LKIP DINAS KESEHATAN 56
ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 18%, namun belum terealisasi. Hal ini disebabkan karena
untuk mencapai kab/kota sehat ada banyak kriteria yang harus dipenuhi antara lain Pembentukan
Forum Provinsi/Kabupaten/Kota yang dikoordinir oleh Bappeda, Forum Komunikasi Desa Sehat
serta kelompok kerja dan kriteria teknis lainnya yang belum terpenuhi.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase pengelolaan limbah yang memenuhi
syarat kesehatan, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 40%, realisasinya 10%
dengan capaian 25% dari target yang ditetapkan
2 Program Upaya
1,264,878,000 552,060,800 43.65
Kesehatan Masyarakat
Rapat Internal
Terintegrasi PIS PK 26,250,000 8,965,000 34.15
Germas
Penguatan
Implementasi Analisis
PIS PK Tingkat
1,238,628,000 543,095,800 43.85
Puskesmas Pusat
Gugus pada 11
Kabupaten/Kota
3 Program Perbaikan
17,116,205,750 12,589,197,665 73.55
Gizi Masyarakat
Pertemuan Koordinasi
Terpadu dalam
959800000 621,440,600 64.75
Percepatan Penurunan
Stunting dan Gizi Buruk
Tahun 2019 56
LKIP DINAS KESEHATAN 57
Monev Percepatan
Penurunan Stunting dan 744236000 188,034,000 25.27
Gizi Buruk
Pengadaan Makanan
15412170750 11,779,723,065 76.43
Tambahan Ibu Hamil
4 Program Kemitraan
Peningkatan 4,803,568,000 4,757,573,000 99.04
Pelayanan Kesehatan
Kemitraan asuransi
kesehatan masyarakat
4,803,568,000 4,757,573,000 99.04
(BPJS)
PNS/TNI/POLRI/Mandiri
5 Program Manajemen
Pembangunan 1,315,836,000 549,720,216 41.78
Kesehatan
Pertemuan Pra
Penyusunan RKA DAK 236,918,000 158,610,250 66.95
Tahun 2019
Pertemuan Pra
Rakontek DAK Tahun 236,918,000 0 0
2019
Monitoring
Pemanfaatan Dana 305,000,000 1,400,000 0.46
DAK
6 Program Upaya
Kesehatan 239,473,000 161,260,200 67.34
Perorangan
Tahun 2019 57
LKIP DINAS KESEHATAN 58
Capaian
No Program Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi
(%)
1 Program Jumlah
Manajemen Kabupaten/Kot
Pembangun a yang memiliki
Tersedianya
an rencana lima
Rencana Lima
Kesehatan tahun dan 11 11
Tahun dan anggaran 100
anggaran Kab/Kota Kab/Kota
kesehatan di
kesehatan
Kab/Kota
terintegrasi dari
berbagai
sumber
2 Tersedianya
Dokumen
dokumen
manajemen
manajeman 1 1 100
pembangunan
pembangunan
kesehatan
kesehatan
Tahun 2019 58
LKIP DINAS KESEHATAN 59
Pada Indikator Kinerja ”Perda sistem kesehatan daerah dijadikan rujukan untuk
Perda SKD Kabupaten/Kota”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 11
Kabupaten/Kota, realisasi yang dicapai adalah 11 Kabupaten/Kota atau 100%
Pada Indikator Kinerja ”Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence
based di provinsi dan 11 kabupaten/Kota”, target yang ingin dicapai pada tahun 2019
adalah 11 Kabupaten/Kota, realisasi yang dicapai adalah 11 Kabupaten/Kota atau 100%
dari target yang ingin dicapai.
Tahun 2019 59
LKIP DINAS KESEHATAN 62
BAB IV
PENUTUP
TAHUN 2019 61
LKIP DINAS KESEHATAN 62
Demikian penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2019 Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku. Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam
mengevaluasi program dan kegiatan agar ditahun yang akan datang, permasalahan dan
hambatan yang dialami selama ini dapat diperbaiki
TAHUN 2019 61
LKIP DINAS KESEHATAN 62
TAHUN 2019 61