Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

TENTANG MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

Dosen pengampu:Dina apriana,M.Pd

OLEH KELOPOK 3

WAHYU SAPUTRA (14110190)


DIANA KOMALA PUSPA .S (14110220)
LAELI APRILIANA (14110196)
INSIA KHARISMA (14110213)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2016
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT karena atas rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Model Pembelajaran
Kooperatif tak lupa pula salawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Besar Muham-
mad SAW , yang telah membawa kedamaian di muka bumi ini.
Dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dosen pengampu dan pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan dari itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari ibu dosen pengampu serta rekan-rekan
mahasiswa khususnya, dan para pembaca pada umumnya.Dengan demikian penulis dapat
mengembangkan makalah ini agar lebih sempurna lagi.Kami ucapkan terimakasih pada
semua pihak atas dukungan dan dorongan sehingga terselesaikannya makalah ini ,dan
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua . Amin ya robbal alamin.

Pancor, 5 April 2016

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan.....................................................................................................
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 2
B. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif....................................................... 2
C. Ciri-Ciri Pembelajaran kooperatif................................................................. 2
D. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.................................................................. 3
E. Model-Model Cooperative Learning............................................................. 4
Bab III Penutup.........................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................... 11
Daftar Pustaka........................................................................................................... 12

ii
Bab 1
Pndahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Guru adalah jabatan dan pekerja profesional.Kalimat itu sudah sering didengar dan diucap-
kan,tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan.Hal ini dapat dirasakan,dinilai,diamati dari
situasi kelas,hasil belajar siswa,dan tanggapan siswa terhadap tugas pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
Sebagai seorang pendidik,diketahui bahwa profesionalisme seorang guru bukanlah
pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan,tetapi lebih pada kemampuannya
untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya.Oleh karena
itu,tugas profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak
menarik menjadikannya menarik,yang dirasakan sulit menjadi mudah,yang tadinya tidak
berarti menjadi bermakna.
Seorang guru bukan hanya sekedar mengajar saja tetapi lebih dari itu,guru harus kreatif
atau menggunakan banyak metode dalam mengajar agar apa yang disampaikan kepada
peserta didik bisa dipahami,menarik dan menyenangkan.
Permasalahan yang kita lihat banyak sekali guru yang kurang profesional dalam
membelajarkan pelajaran kepada peserta didik,karena kurangnya keahlian dalam
membelajarkan pelajaran sehingga siswa saat mengikuti pelajaran tidak terlalu
menarik,menyenangkan,dan tidak terlalu dipahami.
A. Rumusan Masalah
A. Pengertian kembelajaran kooperatif
B. Konsep dasar pembelajaran kooperatif
C. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
D. Tujuan pembelajaran kooperatif
E. Model-model kooperatif learning
B. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian kembelajaran kooperatif
B. Untuk mengetahui konsep dasar pembelajaran kooperatif
C. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran kooperatif
D. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran kooperatif
E. Untuk mengetahui model-model kooperatif learning
1
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (cooverative learning)

Slavin (dalam Isjoni,2009:15) mengemukakan,’’ In cooperative learning


methods,studen work together in four member team to master material initialy presented
by the teacher.’’.Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sisitem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur.Pembelajaran kooperatif di kenal dengan pembelajaran secara
berkelompok.Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja
kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang
bersifat interdepedensi efektif di antara anggota kelompok (Sukandi,2002:14,dalam Riyadi
Purweredjo,2009:2).
B. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia saling
asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan
saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar
( learning community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama
siswa juga.Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di
masyarakat.
C. Ciri-Ciri Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen


yang saling terkait.Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah
sbb:
1. Saling ketergantungan positif
2
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar sis-
wa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan
positif yang dapat dicapai melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan, saling
ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling
ketergantungan peran, saling ketergantungan hadiah.
2. Interaksi tatap muka
Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga mereka akan berd-
ialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga
karena biasanya siswa akan lebih enak, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.
3. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian
ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara
individual. Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok
agar semua kelompok mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada
temannya. Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota
kelompok harus memberikan kontribusi untuk kelompoknya. Intinya yang dimaksud
dengan akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-
rata penguasaan semua anggota secara individual.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa
yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru
juga dari sesama siswa.
D. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan


sistem kompetisi,di mana keberhasilan individu di tentukan atau dipengaruhi oleh keberha-
silan kelompoknya (Slavin,1994:50),Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Meningkatkan hasil belajar akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit.
3
2. Penerimaan terhadap keragaman
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbada latar belakang
dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama.
3. Pengembangan ketrampilan sosial
Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk saling
berinter-aksi dengan teman yang lain.
E. Model-Model Cooperative Learning

Model-model cooperative learning antara lain:


1. Student Teams - Achivement Division (STAD) / Divisi Pencapaiaan kelompok siswa
Tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif
yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal (Isjoni,2009:51).
Menurut Slavin (2009:143),tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana,dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan
bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Langkah-langkah untuk menggunakan STAD yaitu:
1. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing
terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik
jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan ( tinggi, sedang, rendah ).
2. Tiap anggota tim/kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusiantar sesama
anggota tim/ kelompok.
3. Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan mengevaluasi
untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
4.  Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepa-
da siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor
sempurna diberi penghargaan. Kadang- kadang beberapa atau semua tim memperoleh
penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal:TGT menggunakan turnamen
akademik,dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu,dimana para sis-
4
wa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka (Slavin,2008:163).
Langkah-langkah dalam menggunakan TGT yaitu:
1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT mengikuti aturan sebagai
berikut:Pengaturan klasikal,belajar kelompok,turnamen akademik,penghargaan tim dan
pemindahan atau bumping.
2. Pembelajaran diawali dengan memberikan pembelajaran pelajaran,selanjutnya diumu-
mkan kepada semua siswa bahwa akan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe
TGT dan siswa diminta untuk memindahkan bangku untuk membentuk meja
tim.kepada siswa disampaikan bahwa mereka akan bekerja sama dengan kelompok
belajar selama beberapa pertemuan,mengikuti turnamen akademik untuk memperoleh
poin bagi nilai tim mereka serta diberitahukan tim yang mendapat nilai tinggi akan
mendapat penghargaan.
3. Kegiatan dalam turnamen adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-4 siswa dari
tim yang berbeda dari kemampuan setara.Pada permulaan turnamen diumumkan
penetapan meja bagi siswa.Siswa diminta mengatur meja turnamen yang ditetapkan.
Nomor meja turnamen bisa diacak.
Bagan 1.Putaran permainan

Pembaca
1. Ambil satu kartu bernomor dan carilah soal yang berhubungan dengan
nomor tersebut pada lembar permainan
2. Bacalah pertanyaannya dengan keras.
3. Cobalah untuk menjawab.

Penantang 1 Penantang II
Menantang jika memang dia Boleh menantang jika penantang 1
mau(dan memberikan jawaban melewati,dan jika memang dia mau.Apabila
berbeda) atau boleh semua penantang sudah menantang atau
melewatinya melewat,penantang II memeriksa lembar
jawaban.Siapa pun yang jawabannya benar
berhak menyimpannya.

4. Pada akhir putaran pemenang mendapat satu kartu bernomor,penantang yang kalah
mengem-balikan perolehan kartunya bila sudah ada namun jika pembaca kalah tidak
5
diberikan hukuman.Penskoran didasarkan pada jumlah perolehan kartu,misalkan pada
meja turnamen terdiri dari 3 siswa yang tidak seri,peraih nilai tertinggi mendapat sekor
60,kedua 40 dan ketiga 20.
5. Dengan model yang mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan menyatukan
intelegensi siswa yang berbeda-beda akan dapat membuat siswa mempunyai nilai
dalam segi kognitif,afektif dan psikomotor secara merata satu siswa dengan siswa yang
lain.
3. Model Jigsaw
Model jigsaw ini dikembangakn oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari
Universitas Texas dan kemudian didapati oleh Slavin dan kawan-kawan.Melalui tope
Jigsaw.
Langkah-langkah menggunakan Jigsaw
1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan
karakteristik yang heterogen.
2. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertangg-
ungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
3. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempel-
ajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling memb-
antu mengkaji bagian bahan tersebut (kelompok pakar / expert group).
4. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula ( home teams )untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipela-
jari dalam kelompok pakar.
5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “ home teams “ para siswa dievaluasi
secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
4. Metode GI ( Group Investigation )
Tipe ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam tipe ini siswa
dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari melalui
investigasi. Dalam tipe ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
komunikasi dan proses memiliki kelompok.
Langkah-langkah menggunakan GI yaitu:
a. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru.
6
b. Merencanakan kerjasama
Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus tugas,dan tujuan
umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih.
c. Implementasi
Para siswa melakukan rencana yang telah dikonsep/dirumuskan pada langkah
sebelumnya.
d. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan peresentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai prespektif yang luas meng-enai topik
tersebut.
f. Evaluasi selanjutnya
Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok
terhadap pekerjaan kelas sxebagai suatu keseluruhan.
5. Model Struktural
Tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.
Contoh teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a. Mencari Pasangan ( Make a Match )
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Match) dikembangkan oleh
Larana Curran, dimana keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil bela-
jar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenanangkan.
Langkah- langkahnya yaitu:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian ).
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
4. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang
cocok.
5. Para siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama-sama.
7
6. Presentasi hasil kelompok atau kuis.
b. Bertukar Pasangan
Langkah- langkahnya yaitu:
1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau
siswa melakukan prosedur / teknik mencari pasangan.
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini
kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada
pasangan semula.
c. Berkirim Salam dan Soal
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan unt-
uk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa
mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
2. Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan meny-
ampaikan salam dan soal dari kelompoknya.
3. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4. Setelah selesai jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban
kelompok yang membuat soal.
d. Bercerita Berpasangan
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Pengajar membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian.
2. Pengajar memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam pelajaran.
3. Siswa dipasangkan
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa yang
kedua menerima bagian yang kedua.
5. Kemudian siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing
6. Sambil membaca/mendengarkan siswa mencatat beberapa kata atau frase kunci yang
ada dalam bagian masing-masing.

8
7. Siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan
berdasarkan kata kunci.
8. Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan
hasil karangan mereka.
9. Pengajar membagiakan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.
10. Diskusi mengenai topik tersebut.
e. Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay )
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat.
2. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.
3. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompo-
knya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain.
4. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan inform-
asi mereka ke tamu mereka.
5. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
6. Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
f. Keliling Kelompok
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan
pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum
jam atau dari kiri ke kanan.
g. Kancing Gemerincing
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau benda kecil
lainnya.
2. Sebelum kelompok memulai tugasnya setiap siswa dalam masing-masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan.

9
3. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat dia harus menyerahk-
an salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah.
4. Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

10
Bab II
Penutup

Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif (cooperativ learning) adalah pendekatan pembelajaran yang ber-
fokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur.Pembelajaran kooperatif di kenal dengan pembelajaran secara
berkelompok.

11
Daftar Pustaka
Drs.Sugiyanto.2010.Model-Model Pembelajaran Inovatif.yuma pustaka
Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM ).
Taniredja,Tukirman dkk.2013.Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Evektif:Bandung
Alfabeta

12

Anda mungkin juga menyukai