Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jean Piaget mengemukakan bahwa perkembangan intelektual (kognitip)
merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan kematangan anak (Zulela,
2012: 52). Pada dasarnya kita harus ketahui bahwa anak mempunyai tahap-
tahap perkembangan kogntitip yang harus di pelajari oleh seorang guru atau
yang lain sehingga nantinya dalam pemberian atau pemerolehan buku bacaan
kepada anak bisa tersampaikan dengan baik dengan materi yang diberikan
kepada anak berdasarkan tahap perkembangannya. Untuk itu dalam pemilihan
buku bacaan kepada anak kita harus sesuaikan dengan karakter dan tahap
perkembangan anak kemudian buku bacaan itu untuk tarap anak-anak harus
diselingkan dengan gambar-gambar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Kognitip Anak?
2. Bagaimana Mengidentifikasi Buku-buku yang Tepat untuk Anak Sesuai
Kategori?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Kognitip Anak
2. Untuk Mengetahui Buku-buku yang Tepat untuk Anak Sesuai Kategori

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kognitip Anak


Perkembangan intelektual (kognitif) anak, pada umumnya merujuk
pada teori Jean Piaget yang mengemukakan bahwa perkembangan intelektual
merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan kematangan anak (Zulela,
2012: 52). Menurut Ornstein (Mulyasa, 2010:135) pandangan yang paling
menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan kognitif adalah yang
diberikan oleh Jean Piaget, berupa teori terinci tentang perkembangan intelek-
tual (kognitif) dari lahir sampai dewasa.
Menurut Mulyasa (2010:136) ada empat tahap pokok perkembangan
intelektual (kognitip) anak yang dikemukakan oleh Jean Piaget adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun).
Anak mengalami kemajuan dalam operasi-operasi reflek dan belum
mampu membedakan apa yang ada disekitarnya hingga ke aktivitas
sensorimotor yang kompleks, di mana terjadi formasi-formasi baru
terhadap organisasi pola-pola lingkungan. Individu-individu mulai
menyadari bahwa benda-benda disekitarnya mempunyai keberadaan, dapat
ditemukan kembali dan mulai mampu membuat hubungan-hubungan
sederhana antara benda-benda yang mempunyai persamaan.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun).
Pada tahap ini obyek-obyek dan peristiwa mulai menerima arti
secara simbolis. Sebagai contoh, kursi adalah (benda) untuk diduduki,
sekolah adalah tempat belajar, masjid, gereja, pura (yang dikenal masing-
masing individu) adalah tempat beribadah. Anak menyadari bahwa
kemampuannya untuk belajar tentang konsep-konsep yang lebih kompleks
meningkat bila dia diberi contoh-contoh yang nyata atau yang familiar
(telah dikenal).

2
3. Tahap Operasi Nyata (7-11 tahun).
Anak mulai ngatur data ke dalam hubungan-hubungan logis dan
mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data dalam situasi
pemecahan masalah. Operasi-operasi demikian bisa terjadi jika obyek-
obyek nyata memang ada, atau pengalaman-pengalaman lampau yang
aktual bisa disusun.
4. Tahap Operasi Formal (11- Seterusnya).
Tahap ini ditandai oleh perkembangan kegiatan-kegitan (operasi)
berpikir formal dan abstrak. Individu mampu menganalisis ide-ide,
memahami tentang ruang dan hubungan-hubungan yang bersifat
sementara (temporal).
Sedangkan menurut Zulela (2012:52) juga membagi menjadi empat
tahap pokok perkembangan intelektual (kognitif) anak yang dikemukakan
oleh Jean Piaget adalah sebagai berikut:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun).
Dalam usia 1,5 tahun. Anak menyukai aktivitas atau permainan
bunyi yang mengandung perulangan-perulangan yang ritmis. Anak
menyukai bunyi-bunyian yang bersajak dan berirama. Bunyi-bunyian itu
dapat berupa nyanyian, kata-kata yang dinyanyikan.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun).
Dalam tahap ini anak mulai dapat “mengoperasikan” sesuatu yang
sudah mencerminkan aktivitas mental dan tidak lagi bersifat fisik.
Karakter pada tahap ini antara lain:
1) Anak mulai mengaktualisasi diri lewat bahasa, bermain, menggambar
(mencoret-coret).
2) Jalan pikiran anak masih egosentris, menempatkan dirinya sebagai
pusat perhatian, anak belum bisa menempatkan sesuatu dari sudut
pandang orang lain.
3) Anak menggunakan simbol lewat gerakan tertentu dan kemudian lewat
bahasa dalam pembicaraan.

3
4) Anak mengalami proses asimilasi tentang sesuatu yang didengar,
dilihat, dirasakan, dengan cara menerima ide-ide dalam bentuk skema
dalam kognisinya. Pada masa ini buku-buku yang ditampilkan berupa
gambar yang menarik, buku yang memberi kesempatan kepada anak
untuk berekspresi, buku cerita yang menampilkan tokoh dan alur yang
mencerminkan tingkah laku dan perasaan anak.
3. Tahap Operasional Kongkret (7-11 tahun).
Pada tahap ini anak mulai memahami logika secara stabil.
Karakteristik anak pada tahap ini antara lain:
1) Anak dapat membuat klasifikasi sederhana, mengklasifikasi objek
berdasarkan sifat-sifat umum, misalnya klasifikasi warna, klasifikasi
karakter tertentu.
2) Anak dapat membuat urutan sesuatu secara semestinya, menurut abjad,
angka, besar kecil, dan lain-lain.
3) Anak mulai dapat mengembangkan imajinasi ke masa lalu dan masa
depan.
4) Anak mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan masalah
sederhana, ada kecendrungan memperoleh ide-ide sebagaimana orang
dewasa, namun belum mampu berpikir abstrak karena jalan pikrannya
masih konkret.
4. Tahap Operasi Formal (11-12 tahun).
Tahap ini adalah tahap awal adolesen, anak sudah mampu berpikir
abstrak. Karakteristik penting dalam tahap ini, antara lain:
1) Anak sudah mampu berpikir ilmiah, teoritis dan beragumentasi.
2) Anak sudah mampu mengikuti buku yang beralur cerita ganda (berplot
dan subplot, yang membawa anak untuk memahami persoalan
(konflik) dan karakter yang lebih kompleks.

4
B. Mengidentifikasikan buku-buku yang tepat untuk anak sesuai
kategorinya
Semakin hari semakin banyak buku-buku yang diterbitkan bagi anak-
anak. Orang tua dan pustakawan harus pandai-pandai memilih buku-buku bagi
anak-anak dirumah atau disekolah. Lebih-lebih apabila buku-buku yang dapat
disedikan itu hanya kecil sekali jumlahnya dibandingkan jumlah buku yang
beredar di pasaran buku. Guru harus mempertimbangkan, baik kurikulum
maupun kebutuhan anak-anak, kemudian mencocokkan pertimbangan itu
dengan buku-buku yang tersedia.
Dalam memilih buku juga perlu diperhatikan tujuan pemakaian buku
tertentu. Apakah buku tersebut mengandung ilustrasi dan foto-foto sebagai
bagian dari unit kegiatan? Apakah buku tersebut dapat menolong anak
memahami topik yang dipelajari? Jika anak-anak termotivasi untuk
mempelajari lebih banyak tentang topik tertentu, misalnya binatang purba,
badak bercula, monumen, atau pahlawan, besarnya minat yang muncul akan
menolong mereka meningkatkan perhatian selama membaca buku.
Selanjutnya, perlu kiranya diuraikan aspek-aspek sastra yang bagus dan
cara menyajikan karya sastra kepada anak-anak. Untuk itu, pertama-tama guru
perlu mengamati anak-anak dengan aktif mengunjungi kegiatan mereka,
memperhatikan bahasa yang mereka gunakan, dan mengamati hubungan sosial
mereka. Dengan memahami anak-anak guru akan dapat menanggapi dengan
memilih buku-buku yang bermakna bagi mereka (Irfan, 2011: 105-106).
Menurut Zulela (2012:50-57) Pemilihan bacaan harus mempertimbang-
kan hal-hal yang berhubungan dengan tahap perkembangan kejiwaan anak.
Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pertimbangan Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual (kognitif) anak, pada umumnya merujuk
pada teori Jean Piaget yang mengemukakan bahwa perkembangan
intelektual merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan kematangan
anak, yang membedakan dalam empat tahap yaitu:
a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun).

5
b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun).
c. Tahap Operasional Kongkret (7-11 tahun).
d. Tahap Operasi Formal (11-12 tahun).
Dari karakteristik di atas, maka implikasi terhadap buku-buku
bacaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Buku-buku bacaan narasi yang mengandung urutan logis dari
sederhana ke kompleks.
2) Buku-buku bacaan yang mengandung cerita sederhana, baik
pengisahan maupun tokoh yang dilibatkan.
3) Buku-buku bacaan yang menampilkan berbagai objek gambar
secara bervariasi, mungkin berbentuk diagram atau model
sederhana.
2. Perkembangan Moral
Kemungkinan implikasinya terhadap buku bacaan sastra, antara lain:
a. Pemilihan bacaan sastra untuk anak, harus disesuaikan dengan karakter
anak. Misalnya: bacaan untuk anak yang berusia 4,5 tahun, akan baik
jika dipilihkan bacaan yang dapat melatih anak untuk bertanggung-
jawab.
b. Pilihkan buku bacaan sastra yang menawarkan unsur moral,
mengandung nasihat tentang moral sebagai mode dalam kehidupan.
3. Perkembangan Emosional dan Personal
Kemungkinan implikasinya dalam pemilihan buku bacaan sastra
adalah masalah yang terkandung dalam bacaan tersebut sebaiknya mampu
memberikan kepuasan kepada anak yang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Contoh anak pada masa awal adolesen akan lebih
menyukai bacaan yang berisi kesukseasan seorang anak atau kelompok
anak dalam pertualangan pencarian, penemuan sesuatu.

4. Perkembangan Bahasa

6
Noam Chomsky; seorang linguis “penemu” teori tata bahasa
generatif transformasi, berkeyakinan bahwa dalam diri anak terdapat
semacam “alat” yang berfungsi sebagai sarana memperoleh bahasa.
Sebagai implikasi dari teori di atas dalam pemilihan bacaan sastra
untuk anak Sekolah Dasar (SD), maka yang terutama adalah bahwa
pemilihan bahan bacaan harus didasarkan pada materi yang dapat
dipahami anak. Ditulis dengan bahasa yang sederhana, dengan
mempertimbangkan kosakata, struktur, dan sekaligus berfungsi untuk
meningkatkan kekayaan kosakata dan kemampuan berbahasa anak.
5. Pertumbuhan Konsep Cerita
Perkembangan kebahasaan anak sejalan dengan perkembangan
intelektual dan aspek-aspek personalitas yang lain. Kenyataan ini dapat
digunakan sebagai pijakan pemahaman bahwa dalam usia itu anak mulai
dapat memproduksi bahasa, dapat menerima dan mengembangkan
pemahaman tentang dunia. Salah satunya sarananya melalui cerita. Mulai
umur 3-4 tahun anak pada umumnya sudah mulai minta dibacakan buku
cerita, jika ia sering melihat orang disekelilingnya melakukannya. Hal ini
merupakan kebutuhan anak untuk melihat dunia melaui buku cerita.
Pemilihan kriteria buku bacaan sastra anak haruslah mencakup
keseluruhan aspeknya. Aspek-aspek pada fiksi misalnya, yang harus
dicermati meliputi sebagai berikut:
a. Alur cerita
b. Urutan penyajian
c. Penokohan
d. Tema dan moral

BAB III

7
PENUTUP

A. Kesimpulan
perkembangan intelektual (kognitip) merupakan hasil interaksi dengan
lingkungan dan kematangan anak. Tahap-tahap perkembangan intelektual
(kognitip) pada anak dibagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu tahap sensorimotor
(0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional kongkret (7-
11 tahun), tahap operasi formal (11-12 tahun).
B. Saran
Saran penulis disini adalah dalam pemberian buku bacaan pada anak
hendaknya seorang guru harus mempertimbangkan karakter anak dan tahap-
tahap perkembangan intelektual (kognitip) anak sehingga nantinya bisa
tersampaikan kepada anak.

DAFTAR PUSTAKA

8
M. Irfan. 2011. Pendidikan Bahasa dan Sastra. Yuma pressindo.
Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, karakteristik, dan im-
plementasi. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
PT Remaja Rosdakarya offset: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai