Anda di halaman 1dari 7

RESUME

KONSEP APRESIASI PROSA FIKSI

A. Pengertian Pengertian Prosa Fiksi


Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi,biasa juga diistilahkan dengan prosa
cerita,prosa narasi,narasi,atau cerita ber plot.Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan
atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan,latar serta tahapan
dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga
menjalin suatu cerita,Rumusan yang dipaparkan itu adalah rumusan dalam artian
konvensional karena sebuah prosa fiksi sering kali justru anticerita dan tidak berplot.Dalam
bentuk prosa fiksi yang nonkonvensional itu tujuan pengarang umumnya hanya ingin
menampilkan gagasan secara aktual lewat karya prosa yang ditampilkannya.Untuk
memahaminya,pembaca harus memiliki bekal ilmu humanitas terutama psikologi dan filsafat
(Aminuddin,2015:66).
Sebagai salah satu genere sastra,karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi (1)
pengarang atau naraor,(2) isi penciptaan,(3) media penyampai isi berupa bahasa,(4) elemen-
elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga
menjadi suatu wacana.Pada sisi lain,dalam rangka memaparkan isi tersebut,pengarang akan
memaparkan lewat (1) penjelasan atau komentar,(2) dialog maupun monolog,dan (3) lewat
lakuan atau action (Aminuddin,2015:66).
Karya fiksi lebih lanjut masih dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk,baik itu
roman,novel,novelet,maupun cerpen.Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu
pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita,kompleksitas isi
cerita,serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri.Akan tetapi,elemen-elemen
yang dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi
ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur trtentu mengandung
perbedaan.Oleh sebab itulah,hasil telaah suatu roman,misalnya pemahaman ataupun
keterampilan lewwat telaah itu,dapat juga diterapkan baik dalam rangka menelaah novel
maupun cerpen (Aminuddin,2015:66).
B. Pendekatan Apresiasi Prosa Fiksi
1. Apresiasi Prosa Fiksi dengan Pendekatan Struktural
Apresiasi Prosa Fiksi dengan Pendekatan Struktural Arif.(2016). Diunduh pada
tanggal 9 Desember 2017. http:// arissimeluecut.Blogspot .com/ 2016 / 07 /teori- sastra-
pendekatan -struktural .Teori strukturalisme adalah teori yang mengkaji karya sastra dari
aspek unsur-unsur pembangun karya sastra itu sendiri yang melihat bagaimana
sistematika unsure-unsur tersebut menjadi unity.
Apresiasi Prosa Fiksi Dengan Pendekatan Struktural Darma.(2014). Diunduh pada
tanggal 11 Januari 2018. http://ueu6915.weblog.esaunggul.ac.id/2014/05/13/apresiasi-
prosa-fiksi-dengan-pendekatan-struktural/. Pengkritik juga harus memahami dengan baik
prinsip-prinsip teori Struktur jika ingin mengkritik teks kesusasteraan berasaskan idea
struktur. Terdapat bebrapa prinsip teori yang patut difahami pengkritik, antaranya:
a Keseluruhan,iaitu melihat perhubungan antara struktur secara keseluruhan, bukannya
terpisah.
b Perkaitan; setiap satu stkrutur adalah berkait dengan sturktur yang lain. Tanpa
perkaitan ini tidak mungkin makna teks dapat ditemui.
c Transformasi; makna terhasil daripada satu proses transformasi. tema kemiskinan
terhasil kesan daripada perhubungan pemilihan bahasa dengan persoalan.
d Regulasi diri; stuktur bergerak dan berfungsi dalam lingkaran tekstual teks, bukannya
akibat daripada pengaruh pengarang atau aspek-aspek di luar teks.
e Binari oposisi; maka terhasil daripada setentanfgan duaan.
2. Apresiasi Prosa Fiksi dengan Pendekatan Respon Pembaca
Menurut Darma. (2014). Diunduh pada tanggal 9 Desember 2017. http:// ueu6915 .
weblog.esaunggul.ac.id/2014/05/13/pendekatan-respons-pembaca/. Pendekatan reader
response menitikberatkan pada pembentukan estetika dalam sebuah teks, sedangkan
pendekatan resepsi lebih berfokus pada dampak yang timbul, senang tidaknya pembaca,
dan latar belakang penilaian pembaca. Dengan kata lain, resepsi merupakan reader
judgment.
hakikatnya pendekatan reader response dan resepsi sama-sama mengacu pada
keterlibatan pembaca dalam membangun sebuah makna pada suatu teks. Pendekatan
reader response memiliki cakupan yang lebih luas dari resepsi karena tidak hanya
membicarakan penerimaan pembaca, melainkan juga melibatkan interpretasi pembaca.
Dalam pendekatan reader response, dikenal beberapa istilah pembaca. Pembaca yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pembaca biasa, yaitu pembaca dalam arti sesungguhnya. Pembaca biasa adalah
orang yang membaca suatu karya sastra sebagai karya biasa, bukan dengan tujuan
penelitian.
b. Pembaca ideal, yaitu pembaca yang membaca karya sastra sebagai bahan penelitian.
c. Pembaca implisit, yaitu peranan bacaan yang terletak di dalam teks itu sendiri, yakni
keseluruhan petunjuk tekstual bagi pembaca sebenarnya.
d. Pembaca eksplisit, yaitu dapat pembaca yang dapat disebut juga pembaca fiktif,
imajiner, atau imanen.
e. Pembaca terinformasi (informed readers), yaitu pembaca yang memiliki kemampuan
literasi yang cukup.
3. Apresiasi Prosa Fiksi dengan dengan Pendekatan Psikologis

Menurut Ihsan (2016). Diunduh pada tanggal 9 Desember 2017. http:// simpulan
ilmu.blogspot.co.id/2016/07/beberapa-pendekatan-dalam-apresiasi.Pendekatan ini di
gunakan untuk menemukan nilai psikologis (kejiwaan), nilai kejiwaan dalam sebuah
puisi/cerfin (fiksi) dapat digali untuk memberikan pencerahan batin kepada pembaca.
Menurut Frederica (2015). Diunduh pada tanggal 9 Desember 2017. http:// frederica
17.blogspot.co.id/2015/11/makalah-mengapresiasikan-puisi-dalam. Psikologi dengan
puisi selalu berhubungan dan tercakup dalam dua aspek yaitu unsur intrinsik dan
eksrinsik. Dalam aspek eskrinsik berbicara tentang yang berkaitan faktor-faktor
pengarangan dalam proses krativitasnya. Sementara unsur intrinsik membicarakan
tentang unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam karya sastra seperti tema,
perwatakan, plot, latar, dan amanah.
4. Apresiasi Prosa Fiksi dengan Pendekatan Moral
Menurut Ary wibowo (2011).Pendekatan Moral. Http://Motivasi Gegagalan.
blogspot.co.id. Daiunduh pada tanggal 10 januari 2018. Pendekatan moral bertolak dari
asumsi dasar bahwa salah satu tujuan kehadiran sastra ditengah-tengah masyarakat
pembaca adalah berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk berbudaya, berpikir dan berketuhanan. Memang karya sastra tidak safah,
gagasan, tema, dan pesan-pesan tertentu. Dengan pendekatan moral ini, peneliti hendak
melihat sejauh mana karya sastra itu memiliki moral. Moral dalam pengertian filsafat
merupakan suatu konsep yang telah dirumuskan oleh sebuah masyarakat bagi menetukan
kebaikan atau keburukan. Karena itu moral merupakan suatu norma tentang kehidupan
yang telah diberikan kedudukan istimewa dalam kegiatan ataupun kegiatan sebuah
masyarakat.
a. Konsep dan criteria
Pendekatan moral mempunyai konsep sebagai berikut:
1) Sebuah karya sastra yang bernilai tinggi adalah sebuah karya sastra yang
mengandung moral yang tinggi, yang dapat mengangkat harkat umat. Dalam hal
ini karya sastra, karya sastra diciptakan penulis tidak semata-mata mengandalkan
bakat dan kemahiran berekspresi, lebih dari itu, seorang penulis melahirkan
karya sastra karena ia juga memiliki visi, aspirasi, itikad baik, dan perjuangan,
sehingga karya sastra yang dihasilkannya memiliki nilai tinggi. Karya sastra
yang hanya mementingkan nilai seni tanpa memperhatikan moral dinilai sebagai
karya yang tidak bermutu.
2) Dalam memberikan ukuran baik dan buruk lebih menititk beratkan kepada
masalah isi seperti tema, pemikiran, falsafah, dan pesan-pesan dibandingkan
dengan masalah bentuk. Masalah bentuk dalam pendekatan ini memang agak
diabaikan, karena pandangan bahwa mutu karya sastra bukan ditentukan oleh
bagaimana karya sastra disajikan tetapi bagaimana kemampuan karya tersebut
memotivasi masyaraat kearah kehidupan yang lebihh baik.
3) Masalah didaktis, yakni pendidikan dan pengajaran, yang dapat mengantarkan
pembaca kepada suatu arah tertentu. Oleh sebab itu karya sastra yang baik adalah
karya sasra ynag memperlihatkan tokoh-tokoh yang memiliki kebijaksanaan dan
kearifan sehingga pembaca dapat mengambilnya sebagai teladan.
4) Pendekatan moral menghendaki sastra menjadi medium perekaman keperluan
zaman, yang memiliki semangat menggerakkan masyarakat kearah budi pekerti
yang terpuji. Karya sastra dalam hal ini dinilai guru yang dapat dijadikan
panutan.
5) Pendekatan ini percaya bahwa masyarakat tidak dapat meningkatkan kualitas
hidupnya bila dibantu oleh pemikir, ilmuwan, budayawan, sastrawan. Oleh
karena itu, pendekatan moral menempatkan karya sastra lebih dari suatu seni.
6) Aspek kesejarahan pergerakkan kemajuan masyarakat dari suatu zaman ke
zaman yang lain. Artinya pendekatan moral menganalisis juga masalah
perjuangan umat manusia melepaskan diri dari keterbelakangan dan kebodohan.
b. Metode atau langkah kerja
Dari gambaran tentang criteria pendekatan moral diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa pendekatan ini menitik beratkan misi sastra sebagai alat
perjuangan meningkatkan mutu kehidupan umat manusia, meningkatkan budi
pekerti anggota masyarakat. Metode atau langkah kerja pendekatan moral adalah
sebagai berikut:
1) Didalam menghadapi karya sastra yang paling pokok diperhatikan adalah isinya
yang terdiri dari pemikiran, falsafah, dan nilai-nilai. Disamping itu, diperhatikan
pula tujuan dan pesan-pesan penulis.
2) Aspek didaktis mendapat kajian secara kitis. Hal ini dapat meilhat melalui
melalui kajian perwatakan peran tokoh-tokoh.
3) Pembahasan aspek moral hendaknya dibedakan dengan pembahasan moral yang
berada dalam buku teks sekolah. Bagaimanapun masalah moral ini menjadi titik
perhatian utama, namun aspek kesastraannya jangan terlalu dikorbankan. Karya
sastra yang dihadapi mesti tetap dipandang sebagai karya sastra. Bila tidak
demikian, bisa terjadi pemakaian pendekatan moral ini menjadi kaku. Disamping
itu harus dipahami bahwa moral yang diperlihatkan didalam karya sastra tidak
semata-mata segi putihnya saja, tetapi sekaligus diperlihatkann segi hitamnya
sebagai perbandingan. Justru dialektika ini merupakan kekhasan karya sastra.
4) Pendekatan moral memperhatikan pula masalah kesan dan resepsi pembaca,
karena yang mentukan berfaedah atau tidak berfaedah sebuah karya sastra
tergantung kepada kesan dan rersepsi pembaca. Bisa saja sebuah karya sastra
membawa misi yang besar ditinjau dari segi konsep moralitas, namun tidak
banyak gunanya bila pembaca tidak mampu menangkap atau memahami misi
tersebut.
c. Kekuatan dan kelemahan
Memperhatikan kosepsi pendekatan moral ini terlihat bahwa kekuatan
pendekatan moral ini adalah pada upaya memandang karya sastra sebagai karya yang
mengandung nilai-nilai, pemikiran, dan falsafah hidup yang akan membawa
mannusia menuju kearah kehidupan manusia yang lebih bermutu. Kelemahan
pendekatan ini antara lain 1) berkecenderungan untuk melengahkan masalah bentuk
dengan lebih banyak memperhatikan aspek isi, 2) sukar sekali merumuskan konsep
moral, karena pengertian moral bisa berubah-ubah dan tidak sama bagi setiap orang
dan pada setiap waktu, 3) pendekatan moral berkecenderungan untuk menjurus
kepada ukuran nilai moral keagamaan, 4) terdapat kemungkinan untuk
mengidentikkan apa yang dilukiskan pengarang dalam karyanya dengan sikap hidup
beragama pengarang.
5. Apresiasi Prosa Fiksi dengan Pendekatan Feminisme
Arti sederhana kajian satra feminis adalah pengkaji memandang dengan kesadarn
husus kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan
budaya,satra, dan kehidupan kita. Jenis kelamin inilah yang membuat perbedaan diantara
semuanya yang juga membuat perbedaan pada diri pengarang,pembaca, perwatakan, dan
pada faktor luar yang mempengaruhi situasi karang mengarang.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2015. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: sinar baru algensindo bandung.

Arief.2016. “Teori Sastra Pendekatan Struktural”. http:// arissimeluecut.blogspot.com. diakses


pada tanggal 9 desember 2017.

Darma.2014.” Apresiasi Prosa Fiksi Dengan Pendekatan Struktural”. http:// ueu6915. weblog.
esaunggul .ac.id/2014/05/13/apresiasi-prosa-fiksi-dengan-pendekatan-struktural/. Diakases
pada tanggal 11 Januari 2018.

Frederica Pangaribuan.2015.”Mengapresiasikan Puisi dalam Pendekatan Psikologis”. http://


frederica17. blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 09 Desember 2017.

Ihsan. 2016.”Pendekatan Apresiasi Puisi”.http://simpulanilmu.blogspot.co.id. Diakses Pada


Tanggal 09 Desember 2017.

Darma.2014.” Pendekatan Respons Pembaca”. http://ueu6915. weblog. esaunggul. ac.id .Diakses


Pada tanggal 09 Desember 2017

Aminuddin.1987.Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar Baru.

Ary wibowo (2011).”Pendekatan Moral”. Http://Motivasi Gegagalan. blogspot.co.id. Daiunduh


pada tanggal 10 januari 2018

Anda mungkin juga menyukai