Anda di halaman 1dari 4

A.

Syariat Islam
Syariat islam adalah hukum-hukum Allah yang tersirat dan tersurat dalam Alquran
dan Sunnah. Syariat Islam yang sudah di kodifikasi secara sistematik dan mudah di pahami
disebut fikih. Syariat Islam bersifat global dan berlaku universal , sedangkan fikih bersifat
khusus dan temporal , karena itu Syariat Islam akan tetap abadi sedangkan fikih dapat
berubah dari masa ke masa berdasarkan kebutuhan umat Islam terhadap detil-detil atauran
syariat Islam sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya manusia. Kehidupan sosial budaya
manusia yang berubah dari waktu ke waktu menuntut adanya peekembangan fikih Islam.
Misalnya , perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi sekarang ini menuntut adanya
reinterpretasi terhadap produk-produk hukum fikih yang telah di tetapkan oleh para ulama
masa lalu. Karena itu fikih Islam bersifat dinamis dan fleksibel serta senantiasa aktual dan
terbuka. Oleh karena relatifitas fikih , maka terbuka pula terhadap kemungkinana adanya
perbedaan-perbedaan (ikhtilaf) di kalangan umat Islam dalam masalah fikih.
Syariat Islam berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia , baik dlam kaitan
individu maupun sosial. Tujuan syariat adalah mewujudkan kehidupan individu dan sosial
menju kebahagiaan abadi dunia akhirat.
Beberapa prinsip dasar Syariat Islam adalah sebagai berikut :
1. Syariat Islam itu berdasarkan kemampuan manusia ; tidak ada aturan Islam yang diluar
kemampuan manusia.
2. Syariat Islam itu mudah sehingga orang yang melakukannya tidak mengalami kesulitan.
3. Syariat islam mengatur secara rinci dan jelas pada hal-hal yang bersifat tetap , tidak
terpengaruh oleh ruang dan waktu seperti masalah ubudiyah (ritual-peribadatan).
Sedangkan untuk hal-hal terpengaruh oleh ruang dan waktu syariat Islam mengaturnya
dalam bentuk global dan garis besar , sehingga menmungkinkan umat untuk melakukan
ijtihad setiap waktu , seperti masalah politik , ekonomi , budaya dan sebagainya.

Syariat itu di turunkan guna memelihara agama (hifdzu al din) , jiwa (hifazu al-nafs) , akal
(hifazu al aql) , harta (hifazu al mal) , dan keturunan (hifazu al nasl).

Syariat Islam bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan jiwa , dengan jalan mengenal
Allah dan beribadat Kepada-Nya , mengokohkan hubungan antar manusia serta menegakkannya di
atas lanadasan kasih sayang , persamaan dan keadilan , hingga tercapailah kebahagiaaan di dunia
maupun di akhirat.

Tujuan syariat islam adalah untuk membersihkan dan mensucikan jiwa,dengan jalan
mengnal Allah dan beribadat kepada-Nya,mengokohkan hubungan antar manusia serta
menegakkannya di atas landassan kasih sayang,persamaan dan keadilan ,hingga tercapailah
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

B. Ibadah
Ibadah berarti perhambaan , yaitu memperhambakan diri kepada Allah , sesuai
dengan tuntutan-Nya. Ibadah ada yang di lakukan secara langsung antara seseorang dengan
Allah di sebut pula dengan istilah ibadah mahdhah atau ibadah ritual. Ada pula ibadah yang
di lakukan melalui hubungan antara manusia yang sering di sebut ibadah ghair mahdhah
atau muamalah.
Ibadah mahdhah berkaitan dengan bentuk-bentuk ritual yang khas , seperti sholat , puasa ,
haji dan sebagainya. Perturan mengenai pelaksanaan ibadah ini telah di tetapkan secara pasti
melalui Alquran dan dioperasikan oleh contoh Rasulullah yang tercantum dalam As-sunnah.

1.Ketentuan dan Makna Salat


Salat adalah bentuk ibadah yang terjadi dari bacaan-bacaan dan gerakan yang di mulai dari
takbiratul ihram di akhiri dengan dalam dengan syarat-syarat tertentu.Salat merupakan ibadah
pokok yang sangat menentukan ibadah- ibadah lainnya.Apabila salat d lakukan,maka ibadah yang
lainnya akan memiliki makna ibadah.Hal ini menunukkan bahwa ibadah salat merupakan ibadah
salat merupakan ibadah yang paling penting.

Setiap muslim wajib melaksanakan salat lima kali dalam sehari semalam.Apabila dalam keadaan
sakit,salat d lakukan sesuai dengan kemampuan yaitu sambil duduk atau berbaring.Sedangkan
apabila dalam perjlanan bisa di lakukan dengan cara di jamak,yaitu mengumpulkan salat dalam satu
waktu:

 Zuhur,asar ,dan isa bisa d ringkas (qasar )menjadi 2 rekaat


 Subuh tidak boleh d jamak
 Magrib boleh d jamak tetapi tidak boleh di qasar

Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingat Allah
itu paling besa...(QS.Al-Ankabut,29:45)

Namun dari kesempurnaan salat yang kita lakukan salat yang paling baik d lakukan adalah salat
berjamaah.Salat berjamaah mengandung implikasi sosial ,yaitu rahirnya persaudaraan dan
keasatuan di antara umat islam,menanamkan kepemimpinan,dan mengembangkan sikap
demokratis.

2.Ketentuan dan makna puasa


Puasa (shaum)menurut asal katanya berarti menahan ,sedangkan menurut istilah syra` berarti
menahan dari makan dan minum serta yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam
matahari.

Berdasarkan pengertian di atas,puasa ajaran islam adalah menahan diri untuk tidak makan,minum
dan segala yang membatalkan puasa yang d mulai sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari.

Puasa termasuk dalam ibadah mahdhah, karena itu tata cara dan pelaksanaannya telah di atur
secara lengkap oleh syariat islam berdasarkan firman Allah dan Rasul-Nya.
Waktu puasa di mulai dari terbit fajar sampai tenggelam matahari ,karena itu tidak boleh(haram)
berpuasa siang malam ,berpuasa terus menerus atau berpuasa malam hari dan berbuka siang hari.

Berbuka pada bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim yang telah baligh(dewasa),dan
sehat.Bagi anak-anak di suruh berpuasa sebagai pendidikan atau latihan sehingga dewasa nanti
sudah terbiasa puasa.

Di samping puasa Ramadhan ada juga puasa wajib lainnya yaitu puasa nazar.Puasa nazar adalah
puasa yang di janjikan ,yaitu seseorang yang berjanji apabila memperoleh sesuatu akan
berpuasa.Misalnya akan berpuasa apabila ia lulus kuliah ia akan puasa.maka wajib melaksanakan
puasanya

Wajib puasa Ramadhan di dasrkan kepadaa firman Allah:

Wahai orang -orang yang beriman di wajibkan atasa kamu puasa, sebagaimana telah di wajibkan
kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.(QS.Albaqarah,2: 183).

Untuk memulai ibadah puasa di lakukan dengan menetkan awal dan akhir bulan Ramdhan yang di
tentukan dengan dua cara yaitu:

1.hilal (melihat bulan sabit pertanda awal bulan ramadhan)

2.hisab(perhitungan),yaitu menghitung posisi hilal dengan bantuan ilmu falak (astronomi).

Apabila sudah di tentukan waktu puasa ,maka hendaknya niat pada malam harinya.Niat adalah
bermaksud (secara sengaja)untuk melakukan sesuatu.Berniat puasa adalah bermaksud
melaksanakan puasa pada malam harinya pula di ucapkan.Orang yang hendak berpuasa di anjurkan
untuk makan sahur karna makan sahur merupakan sunah Rasul.Demikian pula,ketika datang waktu
terbenam matahari atau waktu salat magrib ,maka segeralah berbuka puasa atau batalkan puasa.

Dalam melaksanakan ibadah puasa terdapat bagi orang-orang tertentu dapat keringanan untuk
tidak berpuasa dengan ketentuan tertentu pula,sebagaimana di ungkapkan Allah dalam Alquran:

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka),maka(wajiblah baginya berpuasa )sebanyak hari yang di tinggalkan itu
pada hari-hari yang lain.Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya(jika mereka tidak
(berpuasa)membayar fidyah,(yaitu) memberi makan seorang miskin.Barangsiapa dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan,maka itulah yeng lebih baik baginya.Dan berpuasa lebih baik bagimu jika
kamu mengetahuinya.(QS.2: 184)

Berdasarkan ayat di atas , maka orang-orang yang boleh membatalkan puasanya sebagai beriku:

a. Orang yang sakit


Orang yang sakit boleh berbuka puasa, tetapi wajib menggantinya di luar bulan puasa

apabila ia telah sembuh.

b. Orang yang sedang berada di perjalanan (musafir)


Orang yang sedang berada di perjalanan atau berpergian boleh tidak berpuasa, tetapi ia

Wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan sebanyak hari yang di tinggalkannya.

c. Wanita yang sedang haid (menstruasi) dan nifas


Wanita yang sedang haid dan nifas tidak boleh (haram) berpuasa , tetapi ia wajib untuk
mengganti (mengqadha) puasnya sebanyak hari yang di tinggalkannya pada hari-hari di luar
bulan ramanadhan.
d. Perempuan yang sedang hamil atau menyesuai
Perempuan yang hamil yang apabia berpuasa dikhawatirkan dapat mengganggu dirinya atau
bayi yang sedang di kandungnya boleh tidak ia berpuasa , tetapi ia wajib qadha.
e. Orang yang tidak mampu lagi berpuasa
Orang yang tidak mampu lagi berpuasa karena terlalu tua , atau orang yang sakit dan tidak
mempunyai harapan untuk sembuh , mereka boleh tidak berpuasa , tetapi wajib
menggantinya dengan cara membayar fidyah , yaitu memberi makan fakir miskin setiap hari
seharga makanan yang biasa ia makan setiap hari. Misalnya ia makan dua kali setiap kali
makan Rp. 10.000,- maka fidyah adalah 2x Rp. 10.000,-x 29 hari ( jumlah hari puasa yang
harus dibayar)
Adapun hal-hal yang dapat membedakan

Anda mungkin juga menyukai