Anda di halaman 1dari 16

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN HUTAN RAJALELO

(TAHURA) KABUPATEN BENGKULU TENGAH


PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL

OLEH :

FEBRI SYAHPUTRA
NPM: 1721160048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020

1
KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN HUTAN RAJALELO
(TAHURA) KABUPATEN BENGKULU TENGAH
PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL

Diajukan Kepada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Pendidikan Biologi

OLEH:

FEBRI SYAHPUTRA
NPM. 1721160048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020
BAB 1

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia mempunyai berbagai macam keanekaragaman hayati melimpah.

Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan

ekosistem dan berbagai bentuk hewan, serta tanaman di dunia, oleh karena itu

untuk mengetahui ciri-ciri fisik seperti bentuk tubuh, warna, kebiasaan hidup dan

ukuran tubuh perlu dilakukan identifikasi melalui pengamatan, selain burung

serangga juga mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

ekosistem lingkungan(Nofiadi, dkk, 2017).

Serangga Merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling dominan

diantara spesies hewan lainnya dalam filum arthropoda.Oleh karena itu serangga

dimasukan dalam kelompok hewan yang lebih besar dalam filum arthropoda atau

binatang beruas (Hadi, dkk, 2009).

Kupu-kupu berperan penting dalam ekosistem dan dapat membantu proses

penyerbukan pada tumbuhan sedangkan Kerusakan habitat yang menyebab-kan

penurunan keanekaragaman tumbuhan inang, menjadi salah satu faktor penyebab

penurunan keanekaragaman kupu-kupu (Lamatoa, dkk, 2013).Seperti satwa

lainnya, kupu-kupu juga menghadapi ancaman kelangkaan dan kepunahan,

terutama disebabkan alih fungsi hutan (Koneril, dan Saroyo, 2012.Selain bernilai

ekologis, kupu-kupu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi (Febrita, dkk,

2014).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutra dkk, (2012), Kupu-kupu

yang didapatkan terdiri dari 42 spesies, 55 subspesies, 32 genera dari delapan

3
famili. Sebanyak lima spesies kupu-kupu yang belum didapatkan pada beberapa

penelitian yang pernah dilakukan di Sumatera yaitu satu spesies dari famili

Amathusiidae (Zeuxidia amethystus Butler), satu spesies dari famili Danaidae

(Euploea crameri C & R. Felder), satu spesies dari famili Lycaenidae (Arhopala

avatha de Niceville) dan dua spesies dari famili Nymphalidae (Euthalia mahadeva

Fabricius dan Lebadea martha Fruhstorfer).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Modeong, dkk, (2020), ditemukan

sebanyak 21 spesies Nymphalidae dengan jumlah individu sebanyak 208 Individu.

Spesies paling banyak didapatkan adalah Parthenos shylvia sebanyak 42 individu

(20,19%). Spesies Parthenos shylvia yang ditemukan memiliki ciri-ciri bagian

dorsal dan ventral dominan berwarna orange, mempunyai corak hitam dan corak

putih pada bagian pangkal dan ujung sayap.Spesies tersebut dominan didapatkan

pada semua habitat.Spesies berikutnya yang banyak ditemukan adalah Idea

blanchardii (22 individu atau 10.58%).Idea blanchardii memiliki ciri-ciri bagian

ventral dan dorsal dominan berwarna putih gading dan mempunyai corak hitam

bergaris. Spesies yang paling sedikit ditemukan adalah Neptis ida dengan jumlah

2 individu (0,96%).

Kupu-kupu merupakan bagian dari biodiversitas yang harus dijaga

kelestariannya.Kupu-kupu memberikan keuntungan bagi kehidupan

manusia.Secara ekologis kupu-kupu memberikan sumbangan dalam menjaga

keseimbangan ekosistem dan memperkaya biodiversitas (Rahayuningsih, dkk,

2012).

4
Kupu-kupu juga sering dimanfaatkan sebagai objek wisata atau rekreasi

dan objek observasi penelitian.Hal ini karena jumlahnya yang banyak dan

morfologinya yang indah.Keberadaan spesies kupu-kupu dipengaruhi oleh

keberadaan tumbuhan inang yang menjadi pakan bagi kupu-kupu fase larva dan

imago.Kondisi Hapanasan dengan berbagai macam tumbuhan yang relatif baik

menjadi faktor penting yang menyebabkan tingginya jumlah spesies di hutan

tersebut (Chahyadi dan Bibas, 2016).

Seperti satwa lainnya, kupu-kupu juga dapat mengalami kelangkaan dan

kepunahan.Keberadaan kupu-kupu di hutan kerangas kawasan Cagar Alam

Mandor perlu mendapat perhatian, karena ada perubahan kawasan hutan oleh

pembalakan liar dan penambangan emas tanpa ijin (PETI). Kupu-kupu sangat

bergantung pada tumbuhan disekitarnya, sehingga rusaknya jenis tumbuhan akan

berdampak pada keberadaan kupukupu.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

terhadapkeberadaan kupu-kupu di kawasan Cagar Alam Mandor (Florida, dkk,

2015).

Keanekaragaman hayati harus dijaga dari kerusakan habitat dan

kepunahan maupun penurunan keanekaan jenis hayatinya.Seperti satwa lainnya,

kupu-kupu juga mengalami ancaman kelangkaan jika tidak dilakukan

perlindungan, pelestarian serta pembinaan habitat agar tetap lestari.Faktor biotik

yang mempengaruhi kelimpahan dan persebaran kupu-kupu adalah tumbuhan

yang menjadi tumbuhan inang (host plant) atau tumbuhan pakan (food plant) yang

menyediakan nektar bagi kupu-kupu.(Lestari, dkk, 2018).

5
Kupu-kupu dapat digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan.Artinya

keberadaan kupu-kupu yang beragam di suatu area dapat memberikan indikasi

bahwa area tersebut masih alami dan belum terganggu, Preferensi kupu-kupu

terhadap tumbuhan adalah kecenderungan atau ketertarikan kupu-kupu terhadap

tumbuhan.Kupu-kupu menggunakan tumbuhan sebagai tempat hinggap,

tumbuhan pakan, (foodplant), atau tumbuhan inang (hostplant).(Mas’ud, dkk,

2019).

Taman Hutan Raya (TAHURA) merupakan salah satu kawasan konservasi

yang perlu mendapatkan perhatian khusus berkaitan dengan peningkatan tingkat

ekosistem di kawasan tersebut yang memiliki perpaduan konsep taman, hutan,

dan kebun koleksi.(Maysaroh, 2010).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di Taman Hutan Rajalelo

(TAHURA) Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada daerah taman

hutan dan sekitarnya tepatnya di dekat gerbang masuk tahura Desa Tanjung

Terdana Kabupaten Bengkulu Tengah dikarenakan banyak terdapat tanaman

bunga yang merupakan penghasil nektar untuk makanan bagi kupu-kupu. Selain

itu masih sedikitnya informasi tentang keanekaragaman kupu-kupu di TAHURA,

sehingga dengan dilakukan penelitian ini dapat memberikan informasi penting

untuk menentukan rencana pengelolaan dimasa yang akan datang, sehingga

Taman Hutan Rajalelo (TAHURA) dapat bermanfaat sebaimana mestinya.

B. Rumusan Masalah

6
Bagaimana Keanekaragaman Kupu-Kupu Di Taman Hutan Rajalelo (Tahura)

Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Keanekaragaman Kupu-Kupu Di Taman Hutan Rajalelo

(Tahura) Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat sebagai

berikut :

1. Memberikan informasi pada masyarakat khususnya Masyarakat di

lingkungan Taman Hutan Rajalelo (Tahura) Tentang Keanekaragaman

Kupu-Kupu yang terdapat di Taman Hutan Rajalelo (Tahura) Kabupaten

Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.

2. Menambah wawasan mengenai Keanekaragaman Kupu-Kupu yang

terdapat di Taman Hutan Rajalelo (Tahura) Kabupaten Bengkulu Tengah

Provinsi Bengkulu.

3. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

7
A. MorfologiKupu-Kupu Secara Umum

Kupu-kupu dapat dibedakan berdasarkan sumber pakannya menjadi kupu-

kupu pemakan sari bunga dan kupu-kupu pemakan buah busuk (frugivorous

butterfly).Kupu-kupu yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini adalah

kupu-kupu pemakan buah busuk, karena kupu-kupu ini sangat peka terhadap

perubahan lingkungan, mudah diamati, dan mudah untuk disampling (Haryanto,

dkk, 2020), (Dendang, 2009).

1. Kepala (Caput)

Matanya yang tersembunyi dan terletak di antara rambut halus

serta antena pada Kupu-kupu memiliki bentuk yang berbeda-beda ada

yang seperti bulu ayam dan sisir.Sesuai dengan pernyataan Elmovriani,

dkk, (2016) Kupu-Kupu memiliki mata menjemuk yang menutupi

sebagian besar kepala. Memiliki antena yang bervariasi ukuran dan

strukturnya

2. Sayap

Kupu-Kupu memiliki sayap yang cantik yang berbeda antara sayap

kupu-kupu jantan dan betina Sesuai dengan pendapat Dendang, B. (2008)

kupu-kupu jantan mempunyai sayap belakang dengan tepi anal melipat,

yang dilengkapi dengan organ kelamin sekunder, dengan bulu lebat. Pada

umumnya bentuk kupu-kupu jantan dan betina serupa, tetapi beberapa

jenis mempunyai bentuk yang tidak sama (dimorphism). Beberapa jenis

kupu-kupu misalnya Papilio memmnon, kupu-kupu betina mempunyai

bentuk dan pola warna yang beragam.

8
3. Dada (Thoraks)

Thorak kupu-kupu mempunyai 2 pasang sayap serta 3 pasang

kaki.Sayap yang digunakan untuk terbang berupa membran dengan venasi

yang merupakan dasar klasifikasi yang penting (Andrian, R., dkk, 2019).

B.HabitatKupu-Kupu

Kupu-kupu merupakan serangga yang keberadaannya ditentukan oleh

kemampuan distribusi dan adaptasi terhadap faktor lingkungan.Faktor yang sangat

berperan penting terhadap keberadaan kupu-kupu adalah tumbuhan.Tumbuhan

digunakan kupu-kupu sebagai tumbuhan inang dan sumber pakan. Penurunan

keanekaragaman jenis tumbuhan di sutau habitat akibat degradasi akan

berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu. Tumbuhan yang menjadi

sumber pakan bagi kupu-kupu, akan dibantu oleh hewan dalam proses

penyerbukan sehingga dikenal sebagai serangga polinator. Salah satu hewan yang

menjadi pollinator adalah kupu-kupu. Oleh karena itu, keberadaan kupu-kupu di

suatu habitat juga penting bagi tumbuhan untuk membantu dalam proses

penyerbukan (Setiawan, dkk, 2018).

Kupu-kupu pada umumnya dapat dijumpai hampir di semua

habitat.Habitat yang berbeda merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan

kupu-kupu yang hidup di dalamnya.Kelangsungan hidup kupukupu dalam suatu

habitat sangat bergatung pada keberadaan tanaman inang baik yang berfungsi

sebagai sumber makanan baik untuk fase dewasa maupun fase larvanya. Makanan

kupu-kupu fase dewasa adalah nektar, sehingga kupu-kupu akan sering

9
mengunjungi bunga. Oleh karena itu kupukupu secara alami berperanan sebagai

pollinator (Rahayu, dan Tuarita, 2013).

C. Klasifikasi dan Deskripsi Kupu-Kupu

Klasifikasi Kupu-kupu dalam sebuah kutipan yang terdapat dalam buku

Keanekaragaman Kupu-Kupu karya Ruslan (2015).

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Superfamili : Papilionoidea

Famili : Papilionidae

Kupu-kupu merupakan serangga yang termasuk dalam ordo Lepidoptera.

Serangga tersebut memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem yaitu

mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman

hayati di alam Keanekaragaman kupu-kupu di suatu tempat berbeda dengan

tempat yang lain. Faktor yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu pada suatu

habitat sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan baik faktor biotik maupun

abiotic (Hengkebala, 2020).

Kupu-kupu memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian meliputi

bagian kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Tubuh kupu-kupu ditipang

oleh kerangka luar (exosceleton), rangka luarnya sebagian besar berupa lapisan

kitin yang tidak tertembus air dan tidak larut dalam asam organik. Kepala kupu-

kupu terdiri dari enam ruas dengan gerakan kepala yang terbatas. Tiga ruas

10
pertama berasosiasi dengan mata majemuk, mata tunggal, dan antena. Tiga ruas

lainnya berasosiasi dengan bagian mulut. Maksila (rahang atas), beradaptasi

sebagai alat penghisap berbentuk belahan tabung yang dapat digulung ketika

tidak digunakan dan dijulurkan ketika digunakan untuk menghisap nektar, di

sebut dengan probosis. Palpus labialis merupakan bagian bibir yang sangat

senisitif sebagai alat peraba.Antena dilengkapi dengan sel-sel syaraf yang

berfungsi sebagai alat pencium dan peraba (Munifah, 2012).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2021.

Bertempat diTaman dan Danau yang terdapat di Taman Hutan Rajalelo (Tahura)

Desa Tanjung Tedana Kecamatan Pondok Kubangyang berada pada titik

koordinat -3,736909,102.317110 dengan luas ±1 HektarSedangkan identifikasi

dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah toples, pinset, buku tulis, pena, kamera, penggaris,

dan jaring serangga (insect net), Termohigrometer, jarum suntik, alat tulis, dan

perlengkapan lainya yang dianggap perlu. Bahan yang di pergunakan dalam

penelitian yaitu alkohol 70%.

C. Metode Penelitian

11
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Pada metode survei yaitu

penangkapan Kupu-Kupu dilakukan dengan menjelajahi lokasi penelitian dan

dengan cara pencuplikan (penangkapan) langsung, menggunakan alat tangkap

Kupu-Kupu yaitu insect net.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Dilapangan

Kegiatan ini berupa pengambilan sampel yang dilakukan secara eksplorasi

yaitu dengan cara menjelajah area Taman Hutan Rajalelo (TAHURA) di Desa

Tanjung Tedana Kecamatan Pondok Kubang. Dalam pengambilan sampel setiap

specimen yang ditemukan di ambil dan kemudian dikoleksi.lalu dimasukan ke

dalam kotak koleksi. Setiap jenis Serangga Kupu-Kupu yang di temukan di Foto

dan dicatat ciri-ciri yang kemungkinan berubah setelah spesies tersebut di

awetkan.Serta data ekologis juga di catat seperti suhu udara, kelembaban dan PH.

2. Dilaboratorium

Kegiatan di laboratorium yaitu melakukan identifikasi jenis-jenis serangga

yang diperoleh. Serangga tersebut sebelum di identifikasi terlebih dahulu dibuat

insektarium, difoto, kemudian di identifikasi dengan menggunakan alat seperti :

buku tulis, pena, kamera, kaca pembesar, pinset, penggaris, kantong plastik,

sterofoam. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol 70%.Untuk

identifikasi jenis-jenis serangga ini menggunakan buku panduan yaitu Borror, dkk

(1992).

a. Koleksi Serangga

12
Serangga-serangga yang telah didentifikikasi, spesies serangga yang

mewakili kemudian di koleksi kering, dengan menyuntikan alkohol 70% pada

bagian belakang badan serangga lalu di bagian luar tubuh sapulah (menggunakan

kuas) dengan alkohol 70%. Setelah kering spesimen diberi label, lalu dimasukan

kedalam insektarium dengan diberi label pada setiap spesies dan pada sisi kotak

dibuat catatan kecillainya.

b. Analisis Data

Analisis data untuk mengetahui Keanekaragaman Jenis Serangga

menggunakan indeks Shanon-Weiner (H’) dengan rumus :

H’= -∑ {(ni/N) log (ni/N)}

Dimana :

Ni = jumlah individu jenis ke- i

N = jumlah total individu semua jenis

Kriteria indeks keanekaragaman (H’) sebagai berikut :

H ¿3 (Keanekaragaman Tinggi)

H = 1-3 (Keanekaragaman Sedang)

H¿1 (Keanekaragaman Rendah)

13
DAFTAR PUSTAKA

Andrian, R., Anwar, S., Muhammad, M., A., dan Junaidi, A. 2019.Identifikasi
Kupu-Kupu Menggunakan Ekstraksi Fitur Deteksi Tepi (Edge Detection)
dan Klasifikasi K-Nearest Neighbor (KNN).Jurnal Teknik Informatika
dan Sistem Informasi.Volume 5 Nomor 2 Agustus 2019. p-ISSN : 2443-
2210.

Borror, D, J., Triplehorn, C, A., & Jhonson, N, F. 1992. Pengenalan Pelajaran


Serangga. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Chahyad, E., dan BIBAS, E. Jenis-Jenis Kupu-Kupu (Sub Ordo Rhopalocera)


yang Terdapat di Kawasan Hapanasan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi
Riau.Jurnal Riau Biologia 1. (8): 50-56, Januari 2016.

Dendang, B. 2008.Keragaman Kupu-Kupu Di Resort Selabintana Taman


Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam.Vol. VI No. 1 : 25-36, 2009.

Elmovriani, D., Prasetyo, A. P. B., dan Ridlo, S. Keanekaragaman Jenis Kupu-


Kupu Di Wana Wisata Penggaron Sebagai Bahan Penyusun Modul
Pembelajaran Biologi. Journal of Innovative Science Education.JISE 5 (1)
(2016).

Febrita, E, Yustina, dan Dahmania. 2014. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu


(Subordo Rhopalocera) Di Kawasan Wisata Hapanasan Rokan Hulu
Sebagai Sumber Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati. Jurnal
Biogenesis,Vol. 10, Nomor 2, Februari 2014.

Florida, M.,Setyawati, T. R., dan Yanti, A. H. 2015. Inventarisasi Jenis Kupu


kupu pada Hutan Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten
Landak.Jurnal Protobiont. Vol. 4 (1) : 260-265.

Haryanto, T., Widhiono, I., dan Budianto, B. H. 2020.Keragaman Kupu-kupu


Pemakan Buah Busuk di Perbatasan Zona Rehabilitasi Taman Nasional
Gunung Ciremai Kecamatan Cigugur, Kuningan.A Scientific Journal.Vol
37, No 2 Mei 2020 : 91-96.

14
Hegengbala, S., Koneri, R., dan Katili, D. Y. 2020.Keanekaragaman Kupu-Kupu
di Bendungan Ulung Peliang Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe,
Sulawesi Utara .Jurnal Bios Logos. Vol. 10 (No.2), Agustus 2020, 63 –
70.

Koneril, R., dan Saroyo. 2012. Distribusi Dan Keanekaragaman Kupu-Kupu


(Lepidoptera) Di Gunung Manado Tua, Kawasan Taman Nasional Laut
Bunaken, Sulawesi Utara.Jurnal Bumi Lestari. Volume 12 No. 2, Agustus
2012, hlm. 357 – 365.

Lamatoa, D. C., Koneri, R., Siahaan, R., dan Maabuat, P. V. 2013.Populasi


Kupu-Kupu (Lepidoptera ) Di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Jurnal
Ilmiah Sains. Vol. 13 No. 1, April 2013.

Lestari, V. C., Erawan, T. S., Melanie, Kasmara, H., dan Hermawan, W. 2018.
Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Familia Nymphalidae dan Pieridae di
Kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar Alam
Pananjung Pangandaran.Jurnal Agrikultura. 29 (1): 1-8.

Mas’ud, A., Corebima, A. D. Ade Haerullah, A., Hasan, S., dan Alisi.Jenis
Kupu-Kupu Pengunjung Bunga Mussaenda dan Asoka di Kawasan Cagar
Alam Gunung Sibela Pulau Bacan.

Modeong, A. S., Koneri, R., dan Dapas, F. N. 2020.Kelimpahan dan


Keanekaragaman Kupu-Kupu Nymphalidae di Hutan Kota Kuwil
Minahasa Utara Sulawesi Utara.JURNAL MIPA. 9 (2) 70-74.

Munifah. 2012. Keanekaragaman Kupu-Kupu di Kawasan Taman Kyai Langgeng


Magelang. Yogyakarta : Papilio memnon.

Nofiadi, S., Listyorini, T., dan Susanto, A. 2017.Animasi Metamorfosis Kupu-


Kupu.Jurnal SIMETRIS. Vol 8 No 1 April 2017.

Rahayu, S. E., dan Tuarita, H. Struktur Komunitas Kupu-Kupu Pada Area Wana
Wisata Air Terjun Coban Rais Di Batu.Seminar Nasional.

Rahayuningsih, M., Oqtafiana R., dan Priyono, B. 2012.Keanekaragaman Jenis


Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidae Di Dukuh Banyuwindu Desa
Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal.Jurnal MIPA. 35
(1) (2012).

Ruslan, H. 2015. Keanekaragaman Kupu-Kupu. Jakarta : LPU-UNAS.

Setiawan, R., Wimbaningrum, R., dan Fatimah S. 2018. Keanekaragaman Jenis


Kupu-Kupu (Lepidoptera:Rhopalocera) di Zona Rehabilitasi Blok Curah

15
Malang Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Journal of Science
and Technology.Vol 7 (2) : 252 – 258 (Agustus 2018).

Maisyaroh, W., (2010).Struktur Komunitas Tumbuhan Tanah di Taman Hutan


Raya R. Soerjo Cangar Malang.jurnal Pembangunan dan Alam Lestari.

Sutra, N. S. M., Dahelmi, dan Salmah, S. 2012.Spesies Kupu-Kupu


(Rhopalocera) Di Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun, Kepulauan
Riau.Jurnal Biologi Universitas Andalas. 1(1) – September 2012 : 35-44.

16

Anda mungkin juga menyukai