Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES PEMBENTUKAN DEFINISI


Matakuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Miftahul Khairah S. Anwar, M.Hum

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Annisa Ramadina Kusnadi P3.73.24.2.19.004
Choirunnisa Azzahra P3.73.24.2.19.007
Kheziah Amanda P3.73.24.2.19.019
Rifani P3.73.24.2.19.030
Shafa Khairunnisa P3.73.24.2.19.033
Utami Wulandari P3.73.24.2.19.036

KELAS 3A
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
Jl. Arteri Jorr Jatiwarna Pondok Melati Pondok Gede
Website : http://www.poltekkesjakarta3

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Proses
Pembentukan Definisi ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun
hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih
kepada Ibu Miftahul Khairah S. Anwar, M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun
dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku
para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Bekasi, 11 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Definisi...............................................................................................................3
1. Pengertian dari Definisi..................................................................................3
2. Kata Turunan dari Definisi.............................................................................3
3. Tujuan Definisi...............................................................................................4
4. Ciri Ciri Definisi.............................................................................................4
5. Syarat Definisi................................................................................................4
B. Bentuk Hubungan Definiens dan Definiendum.............................................5
1. Definisi Nominal.............................................................................................6
2. Definisi Formal...............................................................................................7
3. Definisi Operasional.......................................................................................8
4. Definisi Luas...................................................................................................9
5. Definisi Negasi.............................................................................................11
6. Definisi Kontras............................................................................................11
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus
dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali para Mahasiswa. Dalam
bidang pendidikan dan pengajaran di Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta, bahasa Indonesia merupakan mata kuliah pokok. Mata kuliah bahasa
Indonesia dipelajari oleh Mahasiswa berdasarkan kurikulum yang berlaku,
yang di dalamnya tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan
pokoknya adalah Mahasiswa mampu dan terampil untuk menyusun karya tulis
maupun makalah pada saat Skripsi, setelah mengalami proses belajar
mengajar dikampus. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu
aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis,
mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan dan
penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan.
Penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
menjadi tanggungjawab kita sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan
jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf kapital dan huruf miring kajian yang
sangat penting untuk dibahas guna menghindari banyak kesalahan
penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya
adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata
dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya
berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal yang dimaksud
adalah proses pembentukan definisi dan penggunannya dalam penulisan
ilmiah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembentukan definisi?
2. Bagaimana bentuk hubungan definiens dan definiendum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan definisi.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan definiens dan
definiendum.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Pengertian dari Definisi
Arti kata definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan makin
luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan. Sehingga
membuat kita kadang tidak tau maksud dari kata-kata tersebut. Seperti
penggunaan kata definisi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan arti dari kata definisi
adalah kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau
ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti). Kamus
Besar Bahasa Indonesia juga menjelaskan arti daari kata definisi adalah
rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok
pembicaraan atau studi.
Arti lainnya dari definisi adalah tingkat kejelasan (ketajaman dan
kontras) gambar. Definisi adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Definisi
memiliki arti dalam bidang ilmu elektronika. Definisi memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga definisi dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

2. Kata Turunan dari Definisi


a. Mendefinisikan

4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
mendefinisikan adalah memberikan definisi. Mendefinisikan berasal
dari kata dasar definisi.
Mendefinisikan berasal dari kata dasar definisi.
Mendefinisikan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja
sehingga mendefinisikan dapat menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.
b. Pendefisian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata


pendefinisian adalah proses, cara, perbuatan memberikan definisi.
Pendefinisian berasal dari kata dasar definisi.

Pendefinisian berasal dari kata dasar definisi. Pendefinisian


memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga
pendefinisian dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan.

3. Tujuan Definisi
Tujuan utama definisi adalah untuk memberi batasan atau makna pada
sebuah istilah sehingga menghasilkan kesepakatan untuk masyarakat
secara global.

4. Ciri Ciri Definisi


Tidak semua arti kata maupun makna kata bisa disebut dengan
definisi, sebab hal ini memiliki karakteristik tertentu. Ada dua istilah
penting untuk memahami ciri-cirinya yakni definiendum dan definiens.

5
Definiendum adalah unsur istilah atau kata yang dijabarkan.
Sementara definiens adalah unsur rangkaian kata maupun frasa atau
kalimat yang berfungsi menguraikan pengertian.

5. Syarat Definisi
a. Harus menyatakan ciri-ciri secara hakiki dari apa yang akan
dijabarkan atau dideskripsikan, yaitu menunjukkan pengertian atau
pemaknaan umum yang meliputinya beserta ciri pembedanya yang
khas atau penting.
b. Harus merupakan suatu kesetaraan arti dengan hal yang diberi makna,
maksudnya lingkup artian tidak terlampau sempit dan tidak terlampau
luas.
c. Harus menghindarkan pernyataan yang memuat syarat yang diberi
makna, artinya tidak boleh berputar-putar, tidak boleh berbelit-belit
baik secara langsung atau tidak langsung pada subyek yang
didefinisikan.
d. Harus sedapat mungkin dinyatakan dalam bentuk rumusan yang
positif, yaitu sebisa mungkin dihindari dari pernyataan negatif.
Adapun yang dimaksudkan negatif di sini bukanlah kontennya
melainkan konteks dalam perumusannya.
e. Harus dinyatakan secara tepat, singkat, dan jelas terlepas dari rumusan
yang kabur, ambigu, tidak boleh menggunakan bahasa kiasan. Sebab,
maksud membuatnya dari suatu istilah adalah untuk memberi
penjelasan serta menghilangkan makna ganda, maka dengan
dipakainya istilah-istilah yang kabur atau ambigu dapat menghalangi
maksud tersebut.

B. Bentuk Hubungan Definiens dan Definiendum


Setiap definisi terdiri dari dua bagian, yaitu definiendum dan
definiens. Definiendum adalah kata atau kelompok kata yang didefinisikan.

6
Bentuk jamak dari definiendum adalah definienda. Definiens adalah kata atau
susunan kata yang mendefinisikan. Contoh: Nasi adalah beras yang sudah
dimasak dengan cara dikukus atau ditanak. Term “Nasi” disebut definiendum
dan susunan kata-kata “beras yang sudah dimasak dengan cara dikukus atau
ditanak” disebut definiens. Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas
suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan
batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur
dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain. Definisi
merupakan langkah pertama untuk menghindari kekeliruan, terutama
kekeliruan yang disebabkan oleh faktor bahasa. Pada hakekatnya, definisi
merupakan komponen dari ilmu pengetahuan yang merumuskan dengan
singkat dan tepat tentang sesuatu objek. Definisi yang disusun dan disepakati
menjadi alat dan prasyarat untuk berfikir dengan logis. Definisi bertugas
menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat.
Sebagaimana dikemukakan diatas,
Definisi terdiri atas dua bagian, yaitu definiendum (kata yang
didefinisikan) dan definiens (sejumlah kata yang menjelaskan batasannya).
Kesulitan utama dalam membuat definisi adalah kebutuhan untuk
menggunakan istilah-istilah lain yang telah dipahami atau mudah didapat.
Penggunaan istilah dengan contoh sederhana mungkin cukup. Sebaliknya,
definisi kamus memiliki rincian tambahan, biasanya termasuk ulasan singkat
tentang asal usul kata yang menunjukkan makna sebelumnya dan bahasa
turunan.
a. Definiens yang dimulai dengan kata benda, didahului kata “adalah”.
Contoh: Teh adalah sejenis pohon berukuran kecil yang tumbuh di
alam bebas yang memiliki daun berbentuk bulat telur atau jorong,
berwarna hijau segar, dan pucuknya seringkali dilayukan kemudian
dikeringkan untuk dibuat minuman atau campuran olahan makanan.

7
b. Definiens yang dimulai dengan selain kata benda, didahului kata
“yaitu”. Contoh: Minum yaitu memasukkan air atau benda cair ke
dalam mulut dan meneguknya.
c. Definiens yang merupakan sinonim didahului kata “ialah”. Contoh:
Dahaga ialah haus

1. Definisi Nominal
Definisi ini terutama digunakan di dalam kamus, baik kamus satu
bahasa (seperti Kamus Umum Bahasa Indonesia), maupun di dalam kamus
dwibahasa (seperti kamus bahasa Inggris - Indonesia), dan kamus
etimologi. Dalam definisi ini suatu kata dibatasi dengan kata lain yang
merupakan sinonimnya (padanannya), dengan terjemahannya, atau dengan
menunjukkan asal katanya (etimologinya). Misalnya, kata "agung" dalam
KUBI Dibatasi sebagai berikut . Agung I : besar, mulia; luhur (KUBI = 19)
kata "kelapa" dapat dibatasi sebagai cocos nucifera LINN dan kata
"bhineka" sebagai bentuk selesai bhid (S) + ika Jadi dengan ringkas,
definisi nominal adalah definisi yang definisinya merupakan:
a. Nonim atau padanan definiendum ;
b. Terjemahan dalam bahasa lain;
c. Asal-usulnya. Contoh:
- Bahasa ialah alat komunikasi yang terdiri dari lambing-lambang
bunyi.
- Ikan ialah di dalam bahasa Inggris disebut fish.
- Kata demokrasi diturunkan dari kata demos dan kratein. Yang
dimaksud dengan tenaga ialah kekuatan.

2. Definisi Formal
Definisi formal atau definisi logis merupakan definisi klasifikasi dan
diferensiasi di dalam definisi ini definiendum dikeluarkan dari genus
(kelas) dan spesiesnya. Definisi formal merupakan suatu kalimat

8
pernyataan yang terdiri dari dua ruas definiendum dan ruas definiens.
Menurut peraturan kedua ruas itu harus dapat dipertukarkan tempatnya
tanpa mengubah arti. Jika X = Y adalah sebuah definisi formal, maka
pernyataan itu harus dapat diubah menjadi Y = X tanpa mengubah arti;
sama halnya dengan 9 = 4 + 5 dapat diubah menjadi 4 + 5 = 9.
Contoh: Mahasiswa = pelajar di perguruan tinggi, dapat diubah menjadi:
Pelajar di perguruan tinggi = mahasiswa. Jelas suatu definisi formal
mempunyai bentuk persamaan, yang berarti ruas kiri sama dengan ruas
kanan. Ruas itu berisi definiendum dan definiens. Perhatikan definisi
berikut.

Mahasiswa ialah Pelajar di perguruan tinggi

Definiendum Definies

Di dalam definisi formal definiens terdiri dari dua bagian pula.


Definies pelajar di perguruan tinggi terdiri atas "pelajar" dan “di
perguruan tinggi” pelajar merupakan kelas atasan mahasiswa sedang di
perguruan tinggi merupakan ciri yang membedakan mahasiswa dari siswa
SLA.

3. Definisi Operasional
Definisi operasional menunjukkan kepada kita apa yang harus kita
lakukan bagaimana melakukannya. Apa yang akan diukur dan bagaimana
mengukurnya Definisi ini kita perlukan terutama jika kita mengadakan

9
penelitian sehubungan dengan hal-hal yang tidak dapat diamati atau diukur
secara langsung seperti hasil belajar, kemampuan menalar, dan inteligensi.
Misalnya seorang petani ingin meningkatkan produksi ikannya. la
meneliti pengaruh sejenis makanan terhadap pertumbuhan ikan piaraannya.
Apa yang dijadikan tolak ukurnya? yang akan diukur dalam hal ini ialah
pertumbuhan ikan. Tetapi, ini belum jelas karena pertumbuhan ikan dapat:
dengan berbagai cara. Supaya dapat mengukur dengan tepat, "pertumbuhan
ikan" harus didefinisikan secara operasional? dapat didefinisikan sebagai
"pertambahan berat rata-rata ikan tirberi makanan dan waktu tertentu." Dari
definisi itu jelas bahwa i diukur berbentuk pertambahan berat rata-rata.
Alat yang dipertimbangkan. Penimbangan dilakukan setelah jangka waktu
tertentu. Berat rata-rata dihitung dari selisih antara berat setelah dan waktu
belum diberi makanan itu.
Satu contoh lagi. Kita ingin mengetahui apakah ada hubungan antara
taraf pendidikan orang tua dengan kemampuan berbahasa anak di bawah
lima tahun kita dapat saja membatasi kemampuan berbahasa itu sebagai
jenis dan jumlah pola kalimat yang sudah dikuasai atau jenis dan jumlah
kosa kata yang sudah dimiliki atau juga kedua-duanya. Dari uraian di atas
jelaslah bahwa definisi operasional lebih bersifat persoalan, bukan defnisi
formal dan bukan pula menurut kamus. Dalam penelitian definisi ini sangat
penting, karena definisi ini akan turut pula menentukan instrumen apa yang
dipakai serta bagaimana menganalisis datanya. Sejumlah contoh sebagai
berikut.
a. Kecepatan bicara ialah jumlah kata yang dapat diucapkan dalam
satu satuan waktu.
b. Kekuatan gempa yaitu angka yang ditunjukkan skala Richter pada
waktu gempa terjadi.
c. Kecepatan mobil ialah rata-rata jumlah kilometer yang dapat
ditempuh satu jam.
d. Prestasi atlet ialah jumlah medali yang waktu tertentu.

10
e. Pertumbuhan jasmani anak ialah pertambahan dalam jangka waktu
tertentu

4. Definisi Luas
Definisi ini merupakan uraian panjang lebar; mungkin satu paragraf,
satu bab atau bahkan meliputi seluruh karangan. Definisi ini kita perlukan
jika kita berhadapan dengan suatu konsep yang rumit, yang tidak mungkin
dijelaskan dengan kalimat pendek. Konsep "ketahanan nasional" misalnya
tidak akan jelas jika hanya didefinisikan sebagai "kemampuan dinamik
suatu bangsa yang dapat dihimpun menjadi untuk menjadi kekuatan
nasional mengatasi tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari dalam maupun lari luar". Karena itu, konsep tersebut diberi definisi
luas. Dari definisi itu kita dapat mengetahui perkembangan konsep itu,
unsur-unsurnya, didalam semua aspek kehidupan bangsa dan seterusnya.
Contoh: Apakah kolesterol? Kolesterol adalah suatu zat yang esensial
yang digunakan. untuk membentuk hormon, asam empedu, membrana sel,
dan lapisan pelindung di sekeliling saraf. Selain itu juga mash banyak
manfaat lainnya. Substansi yang larut dalam lemak ini tidak hanya
terdapat dalam darah tetapi juga di otak, sumsum tulang belalang, dan
hati. Di dalam makanan kolestrol terdapat dalam lemak hewani, minyak
dan kuning telur. Pada garis besarnya terdapat 3 golongan kolesterol.
Semua tergolong pada liporrotein, suatu senyawa organik di dalam darah
yang tersusun dari protein dalam bermacam-macam substansi lemak yang
tergolong dalam livid termasuk asam lemak dan kolesterol. Tiga golongan
besar dari kolestrol adalah sebagai berikut:
a. High Density Lipoprotein HDL-C
b. low Density Lipoprotein (LDL-C); dan
c. Very Low Density Lipoprotein (VLDL-C Kolestrol yang baik adalah
HDL-C, terdiri dari lebih banyak protein dengan sedikit kolesterol dan
trigliserid, suatu substansi lemak yang lain.

11
HDL-C membantu pembersihan pembuluh-pembuluh darah.
Semakin tinggi kadar HDL-C, maka semakin sedikit kemungkinan untuk
mendapat serangan jantung. Adapun LDL-C terdiri dari sedikit protein
dan sejumlah besar kolestrol dan trigliserid. Begitu pula, VLDL-C
mengandung sedikit sekali protein tetapi dengan jumlah kolesterol yang
sedikit saja dan besar terdiri dari trigliserid. Kolestrol biasanya dinyatakan
sebagai perbandingan antara HDL-C/LDL-C atau HDL-C/total kolesterol
(dikutip dari Klinik Dokter Sadoso Bold, 14 Februari 1986).

Perhatikan bahwa defnisi mengenai kolesterol di atas merupakan


uraian tentang pengertiannya, manfaatnya, sifatnya, pengelompokannya,
serta unsur-unsurnya. Dengan demikian pembaca dapat membedakannya
dengan zat lain. Pada contoh di atas jelas bahwa definisi luas lebih bersifat
luwes dan informal daripada definisi-definisi yang telah diuraikan terlebih
dahulu. Namun demikian, kerangka dasar definisi formal, yaitu bahwa
definisi mencangkup klasifikasi dan diferensiasi, tetap dipertahankan dan
dipergunakan sebagai dasar sar untuk mengembangkan definisi luas itu
kadang-kadang dalam suatu definisi luas seorang penulis menjelaskan
menjelaskan etimologi definiendum secara berlebihan. Yang perlu diingat
ialah bahwa hal kan dengan sadar untuk memperjelas definisi. Jika hal itu
hanya mengaburkan atau kita tidak yakin mengenai asal usul definiendum
tersebut lebih baik tidak usah dikemukakan.

Definisi luas biasanya dibuat untuk memperluas diferensianya. Hal


itu terlihat pada contoh di muka: Paragraf kedua dan selanjutnya semua
memaparkan diferensia kolesterol.

12
5. Definisi Negasi
Definisi dengan Pengingkaran (Negasi) Definisi dengan pengingkaran
mungkin disajikan dalam bentuk paragraf seperti definisi luas, atau
mungkin juga hanya terdiri atas satu kalimat.
Contoh: Yang dimaksud dengan guru di sini bukanlah guru yang
hanya memberikan informasi dengan berceramah lalu memberikan
ulangan, melainkan guru sebagai organisator, fasilitator, agen
pembaharuan dan pengganti orang tua. Perbatasan di atas dimulai dengan
pengingkaran yang diikuti dengan idenfikasi yang dimaksud. Definisi
dengan pengingkaran yang tidak diikuti dengan penjelasan lebih lanjut
tidak jelas. Perhatikan bagaimana jika definisi diatas tadi hanya
mengemukakan pengingkaran seperti berikut.
Yang dimaksud dengan guru di sini ialah bukan guru yang hanya
memberi informasi dengan ceramah kemudian memberi ulangan. Bentuk
pengingkaran saja tidak dapat membatasi pengertian dengan baik. Yang
dimaksud dengan X adalah bukan N. "Bukan N" tidak jelas menunjuk
kepada apa. Itulah sebabnya definisi dengan pengingkaran perlu
dijelaskan lebih lanjut.

6. Definisi Kontras
Definisi dengan Pertentangan/Kontras biasanya untuk menjelaskan
suatu istilah yang sulit kita dapat mempertentangkannya dengan yang lain.
Contoh: Untuk memahami desain ex-post facto sebaiknya anda mengetahui
dulu apa bedanya dengan desain eksperimental. Di dalam desain
eksperimental hubungan kausal antara variabel yang diteliti melalui suatu
perlakuan ada variabel yang dimanipulasikan Di dalam desain ex-post facto
hubungan kausal dipelajari -dilacak kembali - tanpa melakukan manipulasi
variable

Definisi dengan Contoh:

13
Dalam hal ini suatu istilah atau konsep dijelaskan dan dibatasi maknanya
dengan sejumlah contoh. Contoh: Yang dimaksud dengan variabel assigned
ialah variabel yang serupa dengan ras, golongan darah, jenis kelamin,
warna kulit, umur, dan sebagainya. Variabel semacam itu tidak dapat
dimanipulasikan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi mempunyai tugas untuk
menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Yaitu
menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud,
tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian
lain.Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-
kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.Kemampuan
berbahasa ilmiah mahasiswa merupakan salah satu tujuan utama pendidikan

15
tinggi. Untuk itu, bahasa berperan penting untuk menentukan kadar
keilmiahan suatu tulisan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Karunianti, Arum. 2019. Definisi: Pengertian, Tujuan, Ciri, Syarat, dan Contoh

Lengkap.

Enre, Abdullah Ambo, 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

M.Pd ,Prof. Dr. Supriyadi,. 2018. Keterampilan Dasar Menulis. Gorontalo

17

Anda mungkin juga menyukai