Abstract: The Thoughts of Muhammad Iqbal and Its Influences on Law Reform in Islam.
Muhammad Iqbal ideas, especially in the renewal of Islamic Law in India, are heavily influenced
by the social dynamics that occur among the people of Europe. Iqbal believes that ijtihad is the sole
source to develop Islamic law which refers to the interests and the progress of the people.
According to his understanding, the Qur’an and the Hadith as sources of ethics are able to adopt the
dynamics of times. The Muslims, therefore, should be able to understand wholy and deeply the
messages of the Qur’an and hadith in order to find a solution to social problems. Iqbal also see the
importance of transfering the authority of individual ijtihâd to the collective ijtihâd (ijmâ‘).
Keywords: thought, Muhammad Iqbal, Islamic law
Abstrak: Pemikiran Muhammad Iqbal dan Pengaruhnya Terhadap Pembaruan Hukum Islam.
Gagasan Muhammad Iqbal khususnya pada pembaruan hukum Islam di India banyak
dipengaruhi oleh dinamika sosial yang terjadi di kalangan masyarakat Eropa. Iqbal merasa
bahwa ijtihad merupakan kebutuhan yang sangat mendesak dalam mengembangkan hukum
Islam yang mengacu kepada kepentingan umat dan kemajuan umum. Menurut Iqbal
pemahaman terhadap Alquran dan Hadis sebagai sumber etika harus mampu mengadopsi
dinamika perkembangan zaman. Untuk itu, umat Islam harus mampu memahami kandungan
nash-nash Syara’ (Alquran dan Hadis) secara utuh dan mendalam guna menemukan solusi
untuk masalah sosial yang terus berkembang dan kompleks. Iqbal juga melihat pentingnya
mengalihkan kekuasaan ijtihad individual kepada ijtihad kolektif (ijma)’.
Kata Kunci: pemikiran, Muhammad Iqbal, hukum Islam
Pendahuluan perkembangan masyarakat Muslim.
Islam sebagai sistem hidup mencakup Dimensi wahyu yang mewakili unsur
berbagai aspek kehidupan baik ilahi adalah dimensi utama dalam
kolektif maupun individual. Alquran hukum Islam. Hal inilah yang
dan Hadis sebagai sumber hukum membedakan dan menjadikan
pertama memuat prinsip-prinsip dasar keistimewaan hukum Islam dibanding
untuk membangkitkan ke sadaran sistem hukum yang lain.
manusia yang lebih tinggi dalam Hukum Islam adalah hukum yang
hubungannya dengan Tuhan dan alam bersifat keagamaan. Namun bila
semesta untuk berbagai kondisi. kemudian hukum Islam terlalu
Hukum Islam merupakan salah satu cenderung kepada dimensi tekstual
sendi penting dan utama dari ajaran- dikhawatirkan akan mengabai kan
ajaran Islam. Hukum Islam dimensi manusiawi dan konteks
mempunyai peran yang signifikan bagi historis yang senantiasa berubah dan
611
612| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 3, Juni 2015
menjawab perubahan sosial yang baru, dari Kasymir yang telah memeluk
yang belum ada ketentuannya dalam agama Islam kira-kira tiga abad
nas. Dalam artian yang dimaksud, sebelum Iqbal dilahirkan. Neneknya
ijtihad selalu berkisar pada penjelasan pindah ke Punjab pada permulaan abad
dan penafsiran nas. Hal ini berbeda ke-19 dan menetap di Sialkot.
dengan pemikiran Iqbal yang Ayahnya yang bernama Nur
meletakkan ijtihad dalam rangka Muhammad yang turut membantu
keseluruhan kegiatan atau proses yang kematangan intelektual Iqbal.
menggerakkan dan menghidupkan Selanjutnya Iqbal masuk
Islam. Letak perbedaan yang Government College di Lahore di
mencolok dengan pemikiran terdahulu mana ia bertemu dengan Thomas
bahwa pemikiran ijtihad Iqbal Arnold, yang sangat mempengaruhi
didasarkan kepada kebebasan atau pribadinya. Kedua pengaruh ini, yaitu
otonomi individu. Iqbal tidak setuju pengaruh Sayid Mir Hasan dan
bila ijtihad diklasifikasikan Thomas Arnold, telah membentuk
sebagaimana yang ada dalam teori pemikiranpemikiran Iqbal. Iqbal lulus
ulama-ulama Sunni. pada tahun 1897 dan memperoleh
beasiswa dan medali emas karena
Biografi Singkat baiknya bahasa Inggris dan Arabnya.
Muhamad Iqbal lahir di Sialkot, salah Ia akhirnya memperoleh gelar M.A
satu kota tua bersejarah di Punjab dalam bidang filsafat pada tahun
tahun 1876.11 Sialkot terletak di 1899.13
perbatasan Punjab Barat dan Kasymir, Setelah menyelesaikan
dari keluarga yang tidak begitu kaya. pelajarannya, Iqbal menjadi staff
Nenek moyangnya berasal dari dosen di perguruan tinggi Pemerintah
Lembah Kasymir.12 Ia meninggal dunia (Government College), tetapi karir
di Lahore 21 April 1938. Ayahnya sastranya telah membayangi semua
yang pegawai negeri kemudian aspek kerjanya terlebih dahulu. Pada
menjadi pedagang merupakan seorang waktu itu Iqbal mulai menulis bukunya
Muslim yang saleh dengan dalam bahasa Urdu yang pertama kali
kecenderungan kepada tasawuf. Iqbal mengenai ekonomi. Mengikuti nasehat
menerima pendidikan awalnya di Thomas Arnold, Iqbal, penyair dari
sebuah madrasah (maktab) dan Punjab itu pada tahun 190514 berangkat
kemudian di Scottish Mission School. ke Eropa untuk melanjutkan
Dalam waktu kecilnya ia mendapat pendidikannya dalam bidang filsafat
pengaruh dari Sayyid Mir Hasan, yang Barat diTrinity College dari
mengerti bakat yang besar dari Iqbal, Universitas Cambridge, sambil
dan selalu memberinya semangat menghadiri kuliah-kuliah hukum di
dalam setiap kemungkinan. Leluhur Lincoln’s Inn, London. Dari Inggris ia
Iqbal berasal dari keturunan Brahmana pergi ke Jerman di mana ia
memperoleh gelar Doktor dengan
11 W.C. Smith, Modern Islam in India, (New
disertasinya The Development of
Jersey: Pricenton University Press, 1957), h. 107.
12 Hafeez Malik dan Linda P. Malik, Filosof 13 A. Mukti Ali, Ijtihad alam Pikiran Islam
dan Penyair dari Sialkot, dalam Ihsan Fauzi dan Nurul Modern,(Jakarta: Bulan Bintang, 1990) h. 174
Agustina (pent.), Sisi Manusia Iqbal, (Bandung: 14 Hafeez Malik dan Linda P. Malik, “Filosof
Mizan,1992), h. 10. dan Penyair dari Sialkot”, h. 117-118.
Hendri K: Pemikiran Muhammad Iqbal |
615
15 Hafeez Malik dan Linda P. Malik, “Filosof 16 Muhammad. Iqbal, The Reconstruction of
dan Penyair dari Sialkot”, h. 143. Religion, h. 159-163.
616| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 3, Juni 2015
kesadaran pada manusia tentang alam Iqbal sepakat dengan apa yang
yang dipandang sebagai sebuah telah dikemukan oleh Syah Waliyullah
simbol.20 Iqbal menyatakan hal ini mengenai Hadis, yaitu cara Nabi
berdasarkan kutipan beberapa ayat, di dalam menyampaikan dakwah Islam
antaranya: “Dan di antara tanda- dengan memperhatikan kebiasaan,
tanda kekuasaan-Nya ialah cara-cara dan keganjilan yang
menciptakan langit dan bumi dan dihadapinya ketika itu. Selain itu, Nabi
berlain-lainan bahasamu dan warna juga memperhatikan sekali adat
kulitmu. Sesungguhnya pada yang istiadat penduduk setempat. Dalam
demikian itu benar-benar terdapat penyampaiannya, Nabi lebih
tanda-tanda bagi orang-orang yang menekankan pada prinsip-prinsip dasar
mengetahui” (Q.s. al- Rûm [30]: 22). kehidupan sosial bagi seluruh umat
pada saat itu, tanpa terikat oleh ruang
b. Pendapatnya Tentang Hadis dan waktu. Iqbal menanamkan prinsip-
Kajian Iqbal terhadap Hadis prinsip dasar syariat “dar’u al-mafâsid
didasarkan pada situasi dan kondisi wa jalbu almashâlih”. Iqbal juga
masyarakat yang berkembang pada memperhatikan adat istiadat serta
waktu itu. Pandangan ini, di tengah tradisi daerah setempat.22 Kaitann ya
tarik ulur kedudukan Hadis sebagai dengan keyakinan bahwa Islam
sumber hukum antara umat Islam di sebagai rahmatan lil’âlamin tanpa
suatu pihak, dan kaum orientalis di terikat oleh ruang dan waktu, maka
lain pihak yang sampai hari ini masih apa yang Nabi sampai kan pada umat
terus berlangsung. Tentu saja maksud generasi pertama tidak dapat
dan pemahamannya berangkat dari dipandang konstan atau tekstual untuk
kajian tersebut berbeda pula. Umat generasi selanjutnya yang dipastikan
Islam didasarkan pada rasa tanggung mengalami perubahan dan dinamika
jawab yang begitu besar terhadap serta melahirkan problematika yang
ajaran Islam. Sedangkan orientalis lebih kompleks. Sehingga hukum yang
mengkajinya hanya untuk kepentingan diberlakukan untuk umat generasi
ilmiah, bahkan terkadang hanya untuk sesudahnya mengacu pada prinsip
mencari kelemah an ajaran Islam. kemaslahatan.23 Iqbal sepakat dengan
Kalangan orientalis yang pertama konsep Abû Hanîfah tentang al-
melakukan studi tentang Hadis adalah istihsân. Konsep al-istihsân adalah
Ignaz Goldziher. Menurutnya, sejak sesuatu yang sangat wajar sebagai
masa awal Islam (masa sahabat) dan konsekuensi dari me mahami
masa-masa berikutnya Hadis universalitas hukum Islam. Iqbal
mengalami proses evolusi, mulai dari menga nggap wajar saja kalau Abû
sahabat dan seterusnya sehingga Hanîfah lebih banyak mempergunakan
berkembang menjadi mazhab-mazhab konsep alistihsân daripada Hadis yang
fikih. Iqbal berkesimpulan bahwa tidak masih diragukan keasliannya. Sikap ini
semua koleksi dari para ahli Hadis diambil Abû Hanîfah karena ia lebih
dapat dibenarkan.21 cenderung memandang tujuan-tujuan
ijtihad oleh sebagian ulama dipandang ada kelompok yang tidak sependapat
sebagai hal yang membahayakan dengan pemikiran di atas dan hanya
karena sangat mungkin terjadi setuju apabila ijtihad berfungsi sebagai
penyimpangan maksud-maksud nas. metode penetapan hukum. Menurut
‘Abd. al-Wahab Khallaf menyatakan mereka, sumber utama hukum Islam
ada dua kemungkinan dalam penalaran tetap Alquran dan Hadis. Ijtihad
atau ijtihad. Pertama pendapat yang digunakan, tetapi dengan tetap
salah dan kedua pendapat yang benar. merujuk kepada sumber utama.32
Pendapat yang salah adalah Menurut mereka, dengan ijtihad
pendapat yang didasarkan sebagai sumber ketiga maka
kecenderungan hawa nafsu dan kedudukan ijtihad akan setara dengan
kepentingan-kepentingan tertentu yang Alquran dan Hadis. Hal ini tidak
terlepas dari kontrol dan pengawasan mungkin, sebab hasil ijtihad bersifat
prinsip-prinsip umum yang berlaku zhanni. Sedangkan ketentuan dalam
dalam ajaran Islam. Sedangkan Alquran dan Hadis bersifat qath’i.
pendapat yang benar adalah pendapat Menghadapi perubahan sosial
yang diolah dengan kerja kontemplatif yang begitu cepat, maka ijtihad dapat
dan pemikiran yang mendalam tentang dilakukan dengan dua cara, yaitu
dalil-dalil syara’ dan dalam batas ijtihâd tarjîhi dan ijtihâd ibtidâ’i.
koridor syara’. Inilah yang disebut Pertama, ijtihâd tarjîhi adalah ijtihad
dengan ijtihad menurut Abd. al-Wahab yang dilakukan seseorang atau
Khallaf. Dari pemahaman di atas, kelompok untuk memilih pendapat
ijtihad lebih luas maknanya daripada ulama-ulama terdahulu mengenai
sekedar qiyâs atau istihsân.30 masalah-masalah tertentu, kemudian
Berdasarkan uraian di atas, menyeleksi pendapat-pendapat
disebutkan bahwa ijtihad dapat tersebut dan memilih mana yang lebih
menjadi sumber hukum Islam. râjih dan relevan dengan konteks
Menurut Ali Hasballah, ijtihad sekarang. Kedua, ijtihâd ibtidâ’i
merupakan sumber ketiga dari hukum adalah ijtihad untuk mengambil
Islam setelah Alquran dan Hadis. kesimpulan hukum mengenai
Dengan ijtihad sebagai sumber hukum, peristiwa-peristiwa baru yang belum
maka hukum Islam akan dapat dipecahkan ulama terdahulu. Ijtihad ini
berkembang dan dapat merespon pun dapat dilakukan perorangan
perubahan zaman.31 Walau demikian, maupun kelompok dengan catatan,
tentu membutuhkan persyaratan yang
30 Ibrahim Hossen mengutip rekomendasi
Lembaga Penelitian Islam al-Azhar yang menyatakan
lebih ketat dan kuat.33
bahwa ijtihad yang did asark an pemikiran ilmiah, Pemikiran serta gagasan-gagasan
yang dilakukan perorangan, bila telah mampu
memenuhi syarat dapat diterima dan boleh. Ijtihad Iqbal sangat berpengaruh dalam upaya
seperti ini disebut dengan ijtihâd fardi. Selain itu ada pem bentukan Negara Islam Pakistan
pula ijtihâd jamâ’i, yaitu ijtihad yang dilakukan
beberapa orang dari disiplin ilmu yang berbeda untuk
yang diploklamirkan oleh Muhammad
memutuskan permasalahan. Lihat Ibrahim Hossen
“Taqlid dan Tajdid, Beberapa Pengertian Dasar”, 32 Ahmad Azhar Basyir, “Pokok-Pokok Ijtihad
dalam Budhi Munawar Rahman (ed.), dalam Hukum Islam”, dalam Haidar Bagir (ed.),
Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Ijtihad., h. 40.
(Jakarta: Paramadina, 1995), h. 358. 33 Yûsuf al-Qaradhâwi, Ijtihad dalam Syariat
31 Ali Hasballah, Usul al Tasyrî al-Islâmi, Islam, Ahmad Syatori (pent.), cet. 1, (Jakarta: Bulan
(Kairo: Dâr alMa’ârif, 1964), h. 65. Bintang, 1987), h. 115-126.
Hendri K: Pemikiran Muhammad Iqbal |
623