Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

THOMAS STAMFORD RAFFLES


Disusun untuk memenuhi tugas
mata pelajaran: sejarah Indonesia
guru pendamping:Putu Ari Nugraha,S.PD

OLEH :
A.A.NGR.GD.SEMARA PRAMANA SURYA (01)

I KADEK LEO MAHA PUTRA (09)

I KOMANG ANANDA KRISNA DINARTA (11)

I PUTU DODY PURNAWAN (15)

SANG PUTU SATRYA PRATAMA (35)

SMA NEGRI 2 ABIANSEMAL


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KELAS XI MIPA 5

1|Page
DAFTAR ISI

JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI. iii

BAB I PENDAHULUAN

A...Latar Belakang Masalah 4

B... Rumusan Masalah..... 5

C... Tujuan Pembahasan... 5

BAB II PEMBAHASAN…..

A...latar belakang keluarga 6

B...raffles di hindia belanda 6

C...kebijakan kebijakan raffles di bidang tertentu 7

D...kembali dari hindia belanda. 9

E...kedatangan inggris ke indonesia. 9

F... kondisi rakyat indonesia di masa pemerintahan inggris. 10

G…Kapitulasi Tuntang 11

H…Peninggalan Raffles 12

I… Raffles di singapura 13

J..Sejarah berdirinya singapura 14

K…wafatnya raffles 15

BAB III PENUTUP…..

A...Kesimpulan 16

B...Saran 16

2|Page
KATA PANGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bali, 24 november 2021

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Pemerintahan Hindia Belanda digantikan oleh pemerintahan Inggris yaitu


tahun 1811. Inggris mulai menanamkan kekuasaannya di Indonesia. Pada masa pemerintahan
Inggris yang paling terkenal adalah masa pemerintahan Raffles. Masa pemerintahan Inggris
terbilang cukup singkat yaitu hanya lima tahun terhitung mulai tahun 1811 sampai dengan
1816. Tujuan utama Raffles adalah untuk mengembangkan kekuasaan Inggris. Kebijakan
Raffles yang terkenal adalah sistem sewa tanah atau Land Rent, yaitu sistem pertanian dimana
para petani atas kehendaknya sendiri menanam dagangan cash crops yang dapat diekspor
keluar negeri. Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles pada pemerintahan kolonial
Inggris di Hindia Belanda pada tahun 1811-1816. Raffles sendiri dikenal sebagai gubernur
yang bisa mengambil hati para penduduk Jawa, ada beberapa kebijakan yang dilakukan
Raffles yang membuat penduduk Jawa menganggap pemerintahan Raffles dianggap lebih
manusiawi dibandingkan dengan Cultur Stelsel atau Tanam Paksa yang ditetapkan konial
Belanda yang dalam prakteknya sangat eksploitatif. Land Rent System yang dicanangkan
pemerintah jajahan Ingris lebih dianggap manusiawi dari pada Cultur Stelsel dimana Land
Rent System lebih berpihak kepada kepentingan pihak Inggris maupun masyarakat Indonesia.
2 Raffles ingin menciptakan suatu sistem ekonomi di Jawa yang bebes dari segala unsur
paksaan yang dahulu melekat pada sistem penyerahan paksa dan pekerjaan rodi yang
dijalankan oleh Kompeni Belanda (VOC) dalam rangka kerja sama dengan raja-raja dan para
bupati. Secara kongkret Raffres ingin menghapus segala penyerahan wajib dan pekerjaan rodi
yang selama zaman VOC salalu dibebankan kepada rakyat, khususnya para petani. Kepada
para petani ini Raffles ingin memberikan kepastian hukum dan kebebasan berusaha.

(Marwati,1993:345) Thomas Stamford Raffles sendiri tidak suka dengan adanya


tanam paksa yang dilakukan VOC pada saat itu, dari ketidak sukaaannya Raffles ingin
memberikan kepastian hukum dan kebebesan berusaha untuk para petani yang sering
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan barang ekspor yang dilkukan oleh pihak VOC.
Tentu saja kebijakan ini sangat menguntungkan untuk para penduduk Jawa khususnya para
petani, dimana meraka diberi kebebasan dalam memilih jenis tanaman yang akan ditanam
oleh para petani.

Kebijakan yang dilakuan Raffles dari tiga asas yang pertama sangat menguntungkan
untuk para petani karana para petani terbebas dari kerja rodi dan bebas menentukan tanaman
yang akan ditanam oleh para patani. Yang kedua para bupati tidak dilibatkan lagi dalam
pemungutan pajak dan harus bisa memusatakan pekerjaan dalam proyek-proyek umum untuk
memberikan pasilitas untuk kesejahteraan penduduk. Kebijakan ketiga petani membayar
pajak kepada pemerintah atas pemakaian tanah pemerintah. Kebijakan yang dilakaukan oleh
Thomas Stamford Raffles tentunya ada dampak yang ditimbulkan terutama untuk masyarakat
Jawa itu sendiri, dan juga 3 ada untuk pihak Inggris sendiri. Dampak itu sendiri ada yang
bersifat positif dan negatif. Dampak yang ditimbulkan dari adanya Land Rent System
tentunya ada berdampak juga untuk Hindia Belanda, ada banyak dampak yang ditimbulkan

4|Page
dari pelaksanaan Land Rent System yang dilakukan oleh Thomas Stamford Raffles pada masa
pemerintahannya. Salah satu dampak yang ditimbul dari pelaksaan Lend Rent System
tentunya dalam bidang ekonomi

dimana pada saat Thomas Stamford Raffles melakukan kebijakan yang


menguntungkan untuk pihak Inggris. Rangka penyusunan tugas akhir kuliah, penulis
mengadakan penelitian dengan mengambil judul Dampak Pelaksanaan Land Rent System
Pada Masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles di Hindia Belanda
Tahun 1811-1816. Salah satu daya tarik permasalah diatas dengan mengetahui adanya
dampak dari adanya Pelaksanaan Land Rent System pada saat kekuasaan Inggris.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah suatu pertanyaan yang dicarikan jawaban melaui pengumpulan


data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian tingkat ekplanasi
(Sugiono, 2011:56) rumusan masalah pada hakikatnya adalah deskripsitif tentang ruang
lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan
demikian 4 rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukan fokus pengamatan di dalam
proses penelitian nantinya (Muthalib, 2006:25) penelitian yang dilakukan dapat lebih fokus,
penulis membatasi masalah yang akan diteliti, cara pembatasan masalah dapat dirumuskan
pada suatu rumusan masalah. Bertitik tolak, penulis merumuskan masalah yang ingin diketahui
sebagai berikut: Bagaimana dampak Pelaksaan Land Rend System Pada Masa Pemerintahan
Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles di Hindia Belanda Tahun 1811-1816? Pertanyaan
Penelitian untuk rumusan masalah di atas dapat penulis rumuskan sebagai berikut?

1. Bagaimana kondisi Hindia Belanda sebelum kedatangan Inggris?

2. Bagaimana kekuasaan Inggris di Hindia Belanda?

3. Bagaimana Pelaksanaan Land Rent System?

4. Bagaimana Dampak Land Rend System?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan dapat mencapai sasaran yang

diinginkan dan ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa

tujuan yang harus dicapai untuk memecahkan permasalahan diatas, sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi Hindia Belanda sebelum kedatangan Inggris!

2. Untuk mengetahui kekuasaan Inggris di Hindia Belanda!

3. Untuk mengetahui Pelaksanaan Land Rent System!

4. Untuk mengetahui Dampak Land Rend System!

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN
A.Latar belakang keluarga

Tidak banyak yang diketahui tentang orang tua Raffles. Ayahnya, Kapten Benjamin
Raffles, terlibat perdagangan budak di Kepulauan Karibia dan meninggal mendadak ketika
Thomas masih berusia 15 tahun, sehingga keluarganya terperangkap di dalam hutang. Ia
langsung mulai bekerja sebagai seorang juru tulis di London untuk Perusahaan Hindia Timur
Britania, perusahaan dagang setengah-pemerintah yang banyak berperan di dalam
penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh Inggris di negara lain. Pada 1805 ia dikirim ke
pulau yang kini dikenal sebagai Penang, di negara Malaysia, yang saat itu masih bernama
Pulau Pangeran Wales. Itulah awal-mula hubungannya dengan Asia Tenggara.

B.Raffles di Hindia Belanda

Raffles di 1817

Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa pada tahun 1811, ketika Kerajaan
Inggris mengambil alih jajahan-jajahan Kerajaan Belanda dan ia tidak lama kemudian
dipromosikan sebagai Gubernur Sumatra, ketika Kerajaan Belanda diduduki oleh Napoleon
Bonaparte dari Prancis.

Sewaktu Raffles menjabat sebagai penguasa Hindia Belanda, ia telah mengusahakan


banyak hal, yang mana antara lain adalah sebagai berikut: dia mengintroduksi otonomi
terbatas, menghentikan perdagangan budak, mereformasi sistem pertanahan pemerintah
kolonial Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti peninggalan-peninggalan
kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Sastra Jawa serta banyak hal lainnya.
Tidak hanya itu, demi meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang mengilhami
pencarian Raffles akan Candi Borobudur, ia pun kemudian belajar sendiri Bahasa Melayu.
Hasil penelitiannya di pulau Jawa dituliskannya pada sebuah buku berjudul: History of Java,
yang menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa. Dalam melakukan penelitiannya, Raffles
dibantu oleh dua orang asistennya yaitu: John Crawfurd dan Kolonel Colin Mackenzie.

Istri Raffles, Olivia Mariamne, wafat pada tanggal 26 November 1814 di Buitenzorg
dan dimakamkan di Batavia, tepatnya di tempat yang sekarang menjadi Museum Prasasti. Di
Kebun Raya Bogor dibangun monumen peringatan untuk mengenang kematian sang istri.

6|Page
C.KEBIJAKAN KEBIJAKAN RAFFLES DI BIDANG TERTENTU

A.Kebijakan Raffles di bidang politik

 Kebijakan Raffles di bidang politik Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan (berlangsung
hingga 1964), yang dibagi lagi menjadi beberapa distrik.
 Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat. Sistem pemerintahan feodal oleh Raffles
dianggap dapat mematikan usaha-usaha rakyat.
 Penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang diperoleh secara turun-temurun. Mereka
kemudian dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah kekuasaan
pemerintah pusat.
 Politik memecah belah juga menjadi salah satu kebijakan Inggris di Indonesia.

B.Kebijakan Raffles di bidang ekonomi

 Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte
Leverantie) sejak zaman VOC yang dianggap memberatkan rakyat.

 Menetapkan sistem sewa tanah (landrent system).

 Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu oleh kepala desa tanpa melalui bupati.

 Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedangkan pemerintah membuat
pasar untuk merangsang petani menanam tanaman yang paling menguntungkan.

 Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.

C.Kebijakan Raffles di bidang sosial

 Penghapusan kerja rodi (kerja paksa).

 Penghapusan perbudakan, meskipun pada praktiknya Raffles melanggar undang-undangnya


sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan.

 Peniadaan pynbank, yaitu hukuman kejam dengan melawan harimau.

7|Page
D.Kebijakan Raffles di bidang hukum

Sistem peradilan Raffles berorientasi pada besar kecilnya kesalahan, bukan didasarkan atas warna
kulit (ras) seperti Daendels.

Berikut ini badan-badan penegak hukum yang ada pada masa Raffles.
 Court of Justice pada setiap residen

 Court of Request pada setiap divisi

 Police of Magistrate

Raffles juga meniadakan pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati, karena akan
menimbulkan dualisme dalam hukum.

E.Kebijakan Raffles di bidang ilmu pengetahuan

Berikut ini beberapa peninggalan Raffles di Indonesia yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Ditulisnya
buku berjudul

 History of Java.

 Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian
yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago

 Mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

 Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.

 Dirintisnya Kebun Raya Bogor.

8|Page
D.KEMBALI DARI HINDIA BELANDA

Pada tahun 1815 Raffles kembali ke Inggris setelah Jawa dikembalikan ke Belanda setelah
Perang Napoleon selesai. Pada 1817 ia menulis dan menerbitkan buku History of Java, yang
melukiskan sejarah pulau itu sejak zaman kuno.

Tetapi pada tahun 1818 ia kembali ke Sumatra dan pada tanggal 29 Januari 1819 ia mendirikan
sebuah pos perdagangan bebas di ujung selatan Semenanjung Malaka, yang di kemudian hari menjadi
negara kota Singapura. Ini merupakan langkah yang berani, berlawanan dengan kebijakan Britania
untuk tidak menyinggung Belanda di wilayah yang diakui berada di bawah pengaruh Belanda. Dalam
enam minggu, beberapa ratus pedagang bermunculan untuk mengambil keuntungan dari kebijakan
bebas pajak, dan Raffles kemudian mendapatkan persetujuan dari London.

Raffles menetapkan tanggal 6 Februari tahun 1819 sebagai hari jadi Singapura modern.
Kekuasaan atas pulau itu pun kemudian dialihkan kepada Perusahaan Hindia Timur Britania.
Akhirnya pada tahun 1823, Raffles selamanya kembali ke Inggris dan kota Singapura telah siap untuk
berkembang menjadi pelabuhan terbesar di dunia. Kota ini terus berkembang sebagai pusat
perdagangan dengan pajak rendah.

E.KE DATANGAN INGGRIS KE INDONESIA

Munculnya EIC

Dikutip dari Sejarah Indonesia Modern (2016) karangan MC Ricklefs, perhatian Bangsa
Inggris kepada Indonesia sudah dimulai ketika penjelajah F Drake singgah di Ternate pada 1579.
Kemudian datang ekspedisi lain yang dikirim pada abad ke-16 melalui kongsi dagang East Indian
Company (EIC). Pemerintah Inggris memberikan hak istimewa kepada EIC. Pada abad ke-18,
para pedagang Inggris banyak melakukan perdagangan di Indonesia, seperti Ambon, Banda,
Kalimantan, Makassar, dan Jakarta

Bahkan sejak Belanda dijajah Perancis, Inggris selalu mengancam kedudukan Belanda di
Indonesia.

Belanda di bawah tekanan

Di Eropa, pada Desember 1794 hingga Januari 1795, Perancis di bawah Napoleon Bonaparte
menyerbu Belanda. Setelah berhasil menduduki Belanda, Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya,
Louis Napoleon sebagai penguasa di Belanda pada tahun 1806. Louis Napoleon membubarkan VOC
yang bangkrut. Operasional VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Willem
V dari Belanda berhasil lolos dari serangan Perancis dan melarikan diri ke Inggris pada 1795. Ia
tinggal di Kew dan memerintah dari sana. Lewat surat-surat Kew terungkap, para pejabat jajahan
Belanda diperintah untuk menyerahkan wilayah mereka ke orang-orang Inggris sipaya tidak jatuh ke
tangan Perancis

9|Page
Maka sejak 1795, Inggris pun berusaha merebut Nusantara dari Perancis. Nusantara kala itu
berada di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811). Masa kepemimpinan
Daendels digantikan Jan Willem Janssens. Namun Janssens tak bertahan lama karena terus diserang
Inggris. Dengan jatuhnya pangkalan utama Perancis di Mauritius pada akhir 1810, posisi Inggris
semakin kuat untuk merebut Indonesia. Hingga pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di
pelabuhan Batavia, pusat kekuatan Belanda. Batavia dan daerah di sekitarnya jatuh ke tangan Inggris
pada 26 Agustus 1811. Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles berhasil merebut seluruh
kekuasaan Belanda di Indonesia yang ditandai dengan Perjanjian Tuntang. Perjanjian Tuntang
dilakukan pada 18 September 1811 yang berisi sebagai berikut:

 Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta, India

 Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.

 Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.

 Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.

 Raffles yang berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda, memberikan kesempatan rakyat
Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Meski keberadaan Inggris tetap menindas
rakyat Indonesia.

F.KONDISI RAKYAT INDONESIA DI MASA PEMERINTAHAN INGGRIS

Inggris pertama kali tiba di Batavia pada 4 Agustus 1811. Di bawah pimpinan Thomas Stamford
Raffles, Inggris merebut seluruh kekuasaan Belanda di Indonesia. Berdasarkan situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, perebutan kekuasaan Belanda
di Indonesia ditandai dengan Perjanjian Tuntang pada 18 September 1811. Meski pusat
kekuasaan Inggris ada di Calcuta, India, dalam pelaksanaannya Raflles berkuasa penuh di
Indonesia. Pemerintah Raffles di Indonesia cenderung mendapat tanggapan positif dari para
raja dan rakyat Indonesia, karena:

 Kerajaan dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan Daendels yang seenaknya
dan sangat kejam.
 Ketika masih berada di Malaysia, Raffles beberapa kali melakukan misi rahasia ke
ekrajaan-kerajaan anti Belanda di Indonesia, seperti Palembang, Banten, dan Yogyakarta.
Raffles berjanji akan memberikan hak-hak lebih besar kepada kerajaan-kerajaan tersebut.
 Sebagai seorang liberalis, Raffles memiliki kepribadian yang simpatik. Ia menjalankan
politik murah hati dan sabar meski dalam praktiknya berlainan.

Kondisi rakyat indonesia

Dalam buku Sejarah

Indonesia Modern (2016) oleh MC Ricklefs, dalam menjalankan pemerintahannya, Raffles


didampingi oleh Badan Penasihat yang terdiri dari Gillespie, Cranssen, dan Muntinghe.

Meski kebijakan pemerintahan yang diambil Raffles dinilai lebih longgar dan memajukan
perekonomian di Hindia, tetap saja memberikan dampak buruk pada kondiri rakyar Indoensia
masa pemerintaahan Inggris.

10 | P a g e
Beberapa dampak buruk kebijakan pemerintahan Inggris bagi rakyat Indonesia di antaranya:

 Sistem sewa tanah atau pajak tanah

Raffles menganggap satu-satunya pemilik tanah yang sah adalah pemerintah

Sehingga rakyat menjadi penyewa dan diwajibkan membayar pajak sewa dari tanah yang
diolahnya.

Mesipun sebenarnya tanah tersebut milik mereka. Bagi petani yang tidak bisa membayar
uang, bisa membayar dengan beras.

 Persaingan tidak sehat

Pengusaha pribumi dengan modal kecil akan kalah bersaing dengan pedagang besar atau
yang memiliki modal besar. Karena mereka yang memiliki modal besar akan mendapatkan
pintu politik terbuka.

 Pengekangan kekuasaan kerajaan

Meskipun ada beberapa kerajaan yang sudah dijanjikan untuk mendapatkan porsi yang
lebih besar, tetap saja dilakukan pengekangan kekuasaan. Upacara dan tatacara yang berlaku di
kerajaan-kerajaan disederhanakan. Bahkan orang-orang besar pribumi juga dibatasi
pergerakannya. Inggris menganggap bahwa kemandirian atau kekuasaan kerajaan-kerajaan dan
kedaultannya akan membahayakan posisi Inggris di Nusantara.

G.KAPITULASI TUNTANG
Latar belakang

Kapitulasi Tuntang Pada Mei 1811, kedudukan Daendels sebagai GubernurJenderal Hindia
Belanda digantikan oleh Jan Willem Janssens.

Akan tetapi, masa jabatan Jan Willem Janssens tidak bertahan lama karena armada Inggris berhasil
menerobos Batavia pada 4 Agustus 1811.

Terlebih lagi, saat ditinggal Daendels, kondisi tentara dan keuangannya telah terlanjur
menyedihkan. Inggris datang dengan 60 kapal perang yang membawa 15.000 pasukan dan 500
kuda.Armada tersebut dipimpin oleh Lord Minto, Samuel Auchmuty, dan Kolonel Gillespei.

Tidak sampai seminggu, pasukan tersebut berhasil merebut Batavia.Jan Willem Janssens yang
sempat bertahan di Bogor pun terpaksa melarikan diri ke Semarang.Di Semarang, ia sempat
mendapatkan dukungan dari para prajurit Surakarta dan Yogyakarta. Tetapi, Semarang pun
ditaklukkan secara mudah oleh Inggris, yang juga berhasil mendapatkan kepercayaan Sultan
Yogyakarta. Pada akhirnya, Jan Willem Janssens menyerah di Salatiga

11 | P a g e
Isi Kapitulasi

Tuntang Peristiwa penyerahan Belanda terhadap Inggris atas wilayah Indonesia terjadi pada 18
September 1811.

Penyerahan kekuasan Belanda kepada Inggris dituangkan dalam Perjanjian Tuntang.

Orang yang menandatangani Kapitulasi Tuntang adalah Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens dari
pihak Belanda dan Jenderal Sir Samuel Auchmuty (wakil Rafles) dari pihak Inggris.

Berikut ini isi dari Perjanjian Tuntang yang disepakati oleh Belanda dan Inggris;

 Seluruh Jawa berikut daerah taklukkannya diserahkan kepada Inggris


 Semua serdadu Belanda menjadi tawanan perang Inggris
 Semua utang yang terjadi selama pemerintahan Daendels tidak menjadi tanggung jawab
Inggris
 Semua pegawai yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat ditempatkan pada kedudukan
semula
 Tentara yang dibina para raja boleh meninggalkan kesatuan atau pulang ke rumah

Dampak Kapitulasi Tuntang

Sebagai hasil perundingan antara Belanda dan Inggris, wilayah bekas jajahan VOC otomatis jatuh ke
tangan EIC.

Dengan taklukknya pertahanan Belanda di Jawa, maka Gubernur Jenderal Lord Minto membagi bekas
daerah VOC menjadi empat gubernemen, yaitu Malaka, Sumatera Barat, Maluku dan Jawa, yang
ditambah Madura, Palembang, Makassar, Banjarmasin, serta Sunda Kecil.

Lord Minto kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur jenderal untuk
wilayah Jawa dan sekitarnya. Selain Raffles, terdapat dewan penasihat yang terdiri atas Kolonel
R.R. Gillespie, W.J. Cranssen, dan H.W. Muntinghe.

H.PENIGGALAN RAFFLES

Pemerintah kolonial Inggris menduduki Indonesia pada tahun 1811 hingga tahun 1815.
Pendudukan Inggris ini seiring dengan invasi dan kemenangan Inggris atas Hindia Belanda
(nama Indonesia saat itu).

Gubernur Jenderal Inggris di India Gilbert Elliot-Murray-Kynynmound, Earl Minto (biasa dikenal
dengan nama Baron Minto) menunjuk Sir Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa
Indonesia dengan gelar ”Letnan Gubernur”. Sebagai pemimpin pendudkan Inggris di
Indonesia, Raffles mengambil beberapa kebijakan penting:

12 | P a g e
Peninggalan Raffles yang berpengaruh besar dalam sejarah Indonesia misalnya adalah:

1. Penerapan sistem Karesidenan

Raffles membagi Jawa menjadi 16 karesidenan, yang dipimpin oleh seorang resident
berkebangsaan Eropa. Residen ini membawahi beberapa bupati yang diduduki kalangan
priyayi asli. Dalam pemerintahannya, Raffles hanya dibantu oleh sedikit orang Inggris,
sehingga masih banyak memperkerjakan tenaga administrasi Belanda.

2. Ditemukannya bunga Rafflesia dan ditemukannya kembali Candi Borobudur

Raffles adalah seorang administrator yang memiliki minat besar kepada ilmu pengetahuan. Karena
itu, dia mengirimkan berbagai ekspedisi ke berbagai penjuru wilayah kekuasaannya. Ekspedisi
ke wilayah Jawa menemukan kembali candi Borobudur, dan candi Prambanan. Ekspedisi ini
diikuti oleh Colin Mackenzie, seorang surveyor dan perwira Inggris yang membuat laporan
terhadap temuan sejarah ini.

Di Sumatra, ekpsedisi yang dikirim oleh Raffles dikuti oleh Joseph Arnold, seorang ahli botani.
Ekspedisi ini menemukan bunga Padma Raksasa, yang dikenal sekarang sebagai bunga
Rafflesia arnoldii.

3. Pembangunan Kebun Raya Bogor

Karena iklim Batavia (sekarang Jakarta) yang panas, Raffless menggunakan Buitenzorg (sekarang
Bogor) sebagai ibukotanya. Di Bogor ini, Raffles membangun taman yang sekarang menjadi
Kebun Raya Bogor.

I.RAFFLES DI SINGAPURA

THOMAS STAMFORD RAFFLES merupakan seorang pejabat kolonial Inggris, pendiri


Singapura. Pria yang lahir pada 1781 ini memulai karirnya sebagai juru tulis di East India
Company (EIC), London. Ketekunan dan kecakapannya dalam bekerja membuat karirnya cepat
menanjak. Pada 1805, dia dikirim ke Penang, Malaya, dan pada 1811, dipercaya memimpin
ekspedisi Kerajaan Inggris ke Pulau Jawa.

Dia diangkat menjadi Letnan Gubernur Jenderal untuk wilayah Jawa dan Daerah Seberang
mulai 1811 hingga 1816. Dalam menjalankan pemerintahannya, Raffles banyak membuat
kebijakan kontroversial. Salah satu kebijakannya yang sangat fenomenal adalah melakukan
reformasi kepemilikan tanah dan meringankan sistem perpajakan rakyat. Keputusan Raffles yang
radikal ini sangat merugikan EIC.

Raffles lupa, EIC sebagai perusahaan dagang serupa Kompeni dibentuk untuk menguruk
keuntungan seluasnya dari koloni. Alhasil, Raffles dievaluasi dan diminta kembali ke Inggris, pada
1816. Kepulangan Raffles ke Inggris ternyata tidak berlangsung lama. Dia berhasil menyakinkan
petinggi EIC tentang kebenaran kebijakan politik yang diambilnya untuk Pulau Jawa dan Daerah
Seberang.

13 | P a g e
Raffles bahkan mendapat gelar Sir di depan namanya sebagai penghargaan atas jerih
payahnya dalam menulis History of Java, serta minatnya yang besar terhadap bahasa dan adat
istiadat Indonesia. Dua tahun kemudian, Raffles diminta kembali ke Hindia Belanda. Kali ini
tujuannya bukan Jawa, melainkan Bengkulu. Dia tiba di Bengkulu pada Maret 1818, sebagai
Gubernur Pos Dagang Britania. Bengkulu merupakan koloni Inggris sejak abad ke-17, di bawah
Perusahaan India Timur Inggris atau EIC. Di Bengkulu, Raffles membawa instruksi EIC agar tidak
mencampuri politik dengan Belanda.

J.THOMAS STAMFORD RAFFLES DAN SEJARAH BERSIRINYA SINGAPURA.

Bersama seorang rekannya ahli botanika Inggris Joseph Arnold, Raffles menemukan
tanaman bunga raksasa yang dikenal dengan bungai bangkai. Tanaman ini kemudian diberi nama
Rafflesia Arnoldi. Kekayaan alam Bengkulu rupanya tidak terlalu menarik minat Raffles. Pada
1819, dia mengusulkan kepada Pemerintah Inggris untuk membeli daerah Singapura dari Sultan
Johor sebagai pelabuhan. Raffles sadar bahwa yang dibutuhkan Inggris di masa depan adalah kota
pelabuhan dan pusat dagang di Timur jauh. Singapura dinilai sebagai daerah yang sangat cocok
untuk dijadikan tempat itu Singapura diharapkan mampu menjadi pengganti Melaka yang sudah
diserahkan Inggris kepada Belanda secara resmi pada 21 September 1818, sesuai Konvensi
London 1814 dan Kesepakatan Wina 1815. Seperti diungkap sebelumnya, tujuan didirikannya EIC
adalah sama dengan Kongsi Dagang Belanda Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang
bertujuan mengeruk seluruh kekayaan dari koloni.

Kedatangan bangsa Inggris ke Timur juga tidak jauh berbeda dengan kedatangan bangsa
Portugis dan Belanda yang ingin menguasai pusat perdagangan rempah-rempah dunia yang berada
di Selat Melaka. Dari Penang, Inggris mengatur siasat untuk menyusun kekuatan perangnya
menguasai Selat Melaka. Rencana Inggris terbantu dengan terjadinya Revolusi Prancis yang
menyeret Belanda, pada 1779. Saat Belanda diduduki Prancis, Raja Belanda Pangeran Willem V
melarikan diri dan bersembunyi di Kota Kew, Inggris. Dari tempat persembunyiannya, Willem
membuat perjanjian dengan Inggris. Perjanjian itu berisi penyerahan kekuasaan pangkalan dagang
Belanda yang ada di Asia, terutama Melaka, kepada Inggris. Maka pada 1795, Inggris menduduki
Melaka dan pangkalan dagang Belanda. Saat perang Eropa berakhir yang ditandai dengan
perjanjian damai di Wina 1815, usai tumbangnya Napoleon, Prancis harus dikelilingi negara-
negara kuat. Di antara negara kuat itu adalah Belanda.
Untuk mengembalikan kekuatan Belanda yang telah hancur oleh perang Eropa, maka negeri-negeri
jajahan Belanda yang telah dikuasai Inggris di Timur Jauh, sejak 1975 harus segera dikembalikan.

Sementara itu, Kerajaan Inggris dan Belanda juga terikat oleh Konvensi London 1814 yang
isinya menetapkan bahwa Inggris harus menyerahkan kembali semua pangkalan dagang itu kepada
Belanda.
Pada akhir 1815 dan awal 1816, Inggris pun menyerahkan Pulau Jawa, Maluku, Melaka, dan
Kepulauan Riau, Kemaharajaan Melayu yang berada di bawah pengaruh Inggris dari 1795-1815
kepada Belanda. Meski demikian, Raffles tampak tidak rela menyerahkan begitu saja Melaka
kepada Belanda. Pada 1818, Raffles mendapat kabar dalam Kerajaan Riau-Lingga sedang terjadi
perselisihan takhta. Inggris memakai kesempatan itu untuk campur tangan. Raffles menyusun
siasatnya dengan melantik Tengku Husein menjadi Sultan Singapura, Johor, dan daerah
taklukannya, pada 6 Februari 1819. Sedangkan Tumenggung Abdul Rahman tetap menjadi Datuk
Tumenggung. Namun perannya menjadi sebagai Dipertuan Muda atau orang kedua. Sejak itulah
Kemaharajaan Melayu memiliki dua orang sultan. Sultan Abdul rahman Muazam Syah I di
Lingga, dan Sultan Husein Syah di Singapura. Melalui siasat itu, bendera Inggris Union Jack

14 | P a g e
akhirnya bisa dikibarkan dan pembangunan Singapura dimulai. Hanya dalam tempo lima bulan,
sejak pulau itu dibangun Inggris, penduduk Singapura berkembang pesat menjadi 5.000 jiwa dari
yang sebelumnya hanya 150 jiwa. Dan pada 1820 menjadi 10.000 jiwa. Keberhasilan Raffles
membangun Singapura, menimbulkan protes dari pihak Belanda yang menganggap Inggris telah
melanggar Kesepakatan Damai Wina 1815 dan Konvensi London 1814 yang sebelumnya.
Menyikapi protes Belanda itu, Pemerintah Inggris di London dan India Timur tampak tutup mata
melihat Kolonel William Farquhar sebagai Residen Kompeni Inggris terus melanjutkan
pembangunan.

Setetalh berlangsung cukup lama dan berlarut-larut, akhirnya kedua bangsa bajak laut ini
maju ke meja perundingan dan menghasilkan kesepakatan pada 17 Maret 1824 yang terkenal
Traktat London. Dalam Traktat London disebutkan Belanda mengakui Singapura sebagai milik
Inggris, dan untuk mencegah kembali terjadinya konflik di masa depan, Inggris dan Belanda
mengakui daerah khusus. Daerah khusus yang dimaksud dipisahkan oleh Selat Melaka. Kawasan
yang berada di sebelah barat dan selatan yang meliputi Riau dan sekitarnya dikuasai oleh Belanda.
Begitupun sebaliknya. Inggris menguasai wilayah di timur dan utara Selat Melaka dan Tanah
Semenanjung. Kekuasaan Inggris ini sempat berpolemik, karena berbenturan dengan Perjanjian
Wina dan Konvensi London.

Sebagai jalan keluar, maka Melaka dipertukarkan dengan Bengkulu yang pada masa itu
dikuasai oleh Inggris. Akhirnya, Inggris menyerahkan Bengkulu dan Belanda memulangkan
Melaka kepada Inggris. Pada 2 Agustus 1824, ditandatangani penyerahan Singapura dan pulau-
pulau disekitarnya antara Crawford dan Sultan Husein Syah, serta Tumenggegung Abdul Rahman
sebagai hasil Traktat London. Kepada Sultan Husein, Inggris memberikan dana kompensasi
33.200 ringgit dan 26.000 ringgit untuk Tumenggung Abdul Rahman. Inggris juga memberikan
gaji tahunan kepada sultan dan tumenggung.

Enam tahun setelah dibangun, Singapura telah berkembang menjadi pelabuhan dan pusat
perdagangan terbesar di Timjur Jauh dengan omzet sebesar 2.60.440 pound pertahun, melebihi
Melaka. Saat ini, Singapura telah menempati posisi empat besar pelabuhan teramai di dunia,
mengalahkan Melaka. Sampai di sini ulasan Cerita Pagi tentang Thomas Stamford Raffles dan
sejarah Singapura. Semoga bermanfaat.

K.WAFATNYA RAFFLES
Raffles dijadikan seorang bangsawan pada tahun 1817. Ia meninggal sehari sebelum ulang
tahunnya yang ke-45, pada 5 Juli 1826, karena apoplexy atau stroke.

15 | P a g e
1. Kesimpulan

Dengan berlandaskan makalah di atas,maka dapat disimpulkan jika makalah yang disusun
itu memiliki tema “Thomas Stamford Raffles” yaitu seseorang yang bernama raffles yang
memimpih kepemerintahan inggris di indonesai pada tahun 1811,dan sempat menjadi gubenur
jawa dan Sumatra pada saat itu.

dan raffles mengeluarkan beberapa kebijakan,dan beliau juga berperan penting dalam
memajuakn politik di Indonesia Setelah kepergian beliau,beliau juga menginggalkan beberapa
peninggalan seperti; Ditemukannya bunga Rafflesia,pembangunan kebun raya bogor serta
memiliki tujuan supaya sejarah di indonesia dapat selalu terus dilestarikan.

2. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai