Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN PENANGANAN


GULMA PADA TANAMAN JAGUNG
DI KELURAHANTOGO-TOGO,
KECAMATAN BATANG , KABUPATEN JENEPONTO , PROVINSI
SULAWESI
SELATAN

OLEH:
REUVITA RASYA FAHERSYAH
05. 01. 19. 1787
3B PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN


PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA 2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Evaluasi Kegiatan
Penyuluhan Penanganan gulma pada tanaman jagung Di Kelurahan
togo-togo, Kecamatan batang , Kabupaten jeneponto Provinsi Sulawesi
Selatan” dengan tepat waktu.Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang membantu
pembuatan laporan ini serta tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih
kepada Ibu Ir. Hermaya Rukka, M.Si, Bapak Arief Sirajuddin, S.ST.,
M.I.Kom, Bapak Muzakkir Azis, S.ST dan Ibu Atika, S.ST selaku dosen
dan PLP Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan yang telah membantu dan
membimbing demi kelancaran pembuatan laporan ini hingga
selesai.Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan
laporan ini. Namun penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan
manfaat bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya
masukan berupa kritik atau saran yang membangun demi kesempurnaan
pembuatan laporan selanjutnya.

Gowa, 20 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................1
B. Tujuan....................................................................2
C. Manfaat .................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi.............................................3
B. Tujuan evaluasi....................................................3
C. Manfaat evaluasi...................................................5
D. Jenis jenis evaluasi..............................................5
E. Prinsip evaluasi....................................................8
F. Prinsip evaluasi penyuluhan pertanian ............9
G. Arateristik..............................................................9
H. Pengertian Gulma ...............................................10
I. Rekomendasi pengendalian ..............................10
J. Sasaran pembuatan ...........................................10
K.
III. METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan waktu...............................................11
B. Penentuan responden ........................................11
C. Jenis dan sumber data.......................................11
D. Analisis evaluasi.................................................11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi potensi wilayah................................13
B. Hasil......................................................................18
V. PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................27
B. Saran.....................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...................................................................29
LAMPIRAN ................................................................................33

iii
DAFTAR TABEL

Tabel. 2. Jenis dan Luas Lahan di Kelurahan


Togo-Togo Tahun 2020 ................................................................15
Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut
Umur Di Kelurahan Togo-Togo Tahun 2020.................................16
Tabel 4. Data Populasi Ternak di Kelurahan
Togo-Togo Tahun 2020.................................................................17

iv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1..........................................................................................29
LAMPIRAN 2..........................................................................................33

v
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering


dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari
kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan
pertanian.Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai
upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan
pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk
memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja
penyuluhan, mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

Begitu pula dengan evaluasi dampak penyuluhan pertanian,


bagaimana pengaruhnya terhadap petani yang telah dilakukan kegiatan
penyuluhan pertanian oleh penyuluh itu sendiri. Karena tanpa melakukan
evaluasi dampak penyuluhan ini seorang penyuluh pertanian tidak akan
bisa memperbaiki kinerjanya selama ini. Seorang Penyuluh Pertanian Ahli
untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dengan benar harus
merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakannya dengan
metoda ilmiah, untuk itu maka tahapan-tahapan yang dilakukan harus
jelas, sistematis dan mengikuti kaidah berfikir ilmiah.

Petani Indonesia mayoritas adalah petani padi. Tanaman padi (Oryza


sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia. Hampir 90
% masyarakat Indonesia mengonsumsi beras yang merupakan hasil
olahan padi sebagai makanan utamanya. Sehingga padi menjadi tanaman
pangan yang banyak diusahakan di Indonesia. Berbicara masalah padi
2

maka tidak bias di pisahkan dengan yang namanya.

B. Tujuan
1. Untuk memahami perubahan perilaku, sikap dan keterampilan
petani tentang penangganan gulma pada tanaman jagung
2. Menggambarkan perubahan perilaku, sikap dan keterampilan
petani tentang penanganan gulma pada tanaman jagung
3. Untuk menilai keefektifan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
C. Manfaat
1. Menemukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
tentang penanganan gulma pada tanaman jagung

2. Penyempurnaan kebijaksanaan penyuluhan tentang penanganan


gulma pada tanaman jagung
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan untuk menilai (to decide the value
of) sesuatu keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang
diamati (Hornby dan Parnwell, 1972 dalam Mardikanto dan Sutarni, 2008).
Evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil suatu kegiatan
melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistematis
serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui kebenarannya.
Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun
pada hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok
tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik awal, evaluasi proses,
evaluasi akhir maupun evaluasi dampak (DEPTAN, 2007).
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting bila dilihat dari
segi manfaat sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program
atau kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan
pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau
program penyuluhan dan kinerja penyuluh, mempertanggungjawabkan
kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan dan tujuan
yang telah ditetapkan (Erwin, 2012)
Evaluasi merupakan suatu proses untuk melakukan pengamatan atau
pengumpulan fakta dan menggunakan beberapa standar atau kriteria
pengamatan tertentu.
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan yang
sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program yang akan
datang dan pengambilan keputusan. Dalam tulisan ini tujuanevaluasi
dibagi menjadi tiga tujuan (Cerbea and Tepping, 1977; FAO,1984, dalam
Werimon A., 1992), disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit.
Berikut dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.:
4

a) Tujuan Kegiatan (activity objective)

 Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program


(keadaan umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya,
masalah, kebutuhan dan minat, sumber daya, faktor-faktor
pendukung).

 Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.

 Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai


akibat intervensi program/kegiatan penyuluhan

 Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan


program.

 Mengidentifikasi "strong dan weak points" dalam perencanaan


dan pelaksanaan program.

 Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.

 Tujuan Managerial (managerial objective)

 Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk


pengambilan keputusan.

 Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program

 Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake


holder.

 Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih


baik.
5

b) Tujuan Program (Program objective)

Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk


memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu
dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
1. Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
2. Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-
lembaga terkait
3. Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan
dari masyarakat.

C. Manfaat Evaluasi

1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan


dilaksanakan
2. Perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani
dan pelaksanaan penyuluhan pertanian
3. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian

D. Jenis-jenis Evaluasi

1. Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun


pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian
dapat diketahui sejauh mana perubahan perilaku petani, hambatan yang
dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa
jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan.

Dalam evaluasi dikenal beberapa klasifikasi evaluasi seperti :


Evaluasi Formatif dan sumatif, Evaluasi Formal dan Informal, Evaluasi
Internal dan Eksternal, Evaluasi Proses dan Produk (out put), Evaluasi
Deskriptif dan Inferensial, Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan Analitik,
6

Evaluasi on going, terminal dan ex post evaluation, Evaluasi Teknis dan


Ekonomis, Evaluasi Program, Monitoring dan Evaluasi Dampak.

2. Evaluasi Program Penyuluhan

Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri


dengan evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya.

Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah


suatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut
akan diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat
memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi itu
kemudian diambil keputusan, apakah suatu program akan diteruskan,
atau direvisi, atau bahkan diganti sama sekali. Hal ini didasarkan pada
pengertian evaluasi, yaitu suatu proses pengumpulan informasi melalui
pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk
mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu
kegiatan yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.

Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan


pengambilan keputusan dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya.
Dengan melalui evaluasi suatu program dapat dilakukan secara
sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara
cermat. Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal, dapat
dipercaya sehingga penentuan kebijakan akan tepat, dengan catatan
apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut benar,
akurat dan lengkap.

Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang


dilakukan dengan harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh. Jadi
evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Untuk
7

melihat tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah berjalan


diperlukan kegiatan evaluasi.

3. Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian

Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani


(kognitif, afektif, dan psikomotor).

Kognitif :Kemampuan mengembangkan intelegensia (pengetahuan,


pengertian, penerapan, analisis, sintesis)

Afektif :Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan menghayati


Psikomotor :
Gerak motor : kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan, ketahanan
dan keharmonisan

Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai


seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku
petani dan keluarganya.

4. Evaluasi Metode

Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan penyuluhan


pertanian yang dilakukan penyuluh pertanian dalam rangka mencapai
perubahan perilaku sasaran.

5. Evaluasi Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan pertanian,


sangat penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian, efektifitas
penyuluhan pertanian sebagian tergantung pada alat bantu penyuluh,
perlengkapan, peralatan, bahan-bahan sarana prasarana yang digunakan.
Evaluasi sarana-prasarana pada dasarnya mengevaluasi kesiapan
perangkat sarana-prasarana yang menunjang kegiatan penyuluhan.

6. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak


8

Penyuluhan

Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian


dapat merupakan kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan
lebih sahih dari pada evaluasi dengan menggunakan cara tunggal.

Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian merupakan


proses yang sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh
evaluator melalui pengumpulan dan analisis informasi secara sistematik
mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan
penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi,
efektifitas/efisiensi pencapaian / hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada
perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya.

E. Prinsip Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu keadaan,
gejala,atau kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Mardikanto (1993),
kegiatan evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang
terdiri atas :
1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari kegiatan perencanaan program, artinya, tujuan
evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah
dinyatakan dalam perencanaan programnya.
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :Obyektif, artinya
selalu berdasarkan pada fakta.Menggunakan pedoman tertentu
yang telah dibakukan (standardized).Menggunakan metoda
pengumpulan data yang tepat dan teliti.
3. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk
mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :
9

b. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat


pencapaian tujuan dan tingkat penyimpangan pelaksanaannya.

c. Uraian kualitataif, agar dapat diketahui faktor-faktor; penentu


keberhasilan, penyebab kegagalan, dan faktor penunjang serta
penghambat keberhasilan tujuan program yang direncanakan.
5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya :
a. Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai
untuk meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program.
b. Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdayanya
sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci,
tetapi tidak banyak manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan
harus dipusatkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis (memiliki
dampak yang luas dan besar bagi tercapainya tujuan program).

F. Prinsip - Prinsip Evaluasi Penyuluhan Pertanian Antara Lain:

1) Bagian integral dari proses penyuluhan pertanian


2) Tujuan penyuluhan pertanian yang bersangkutan dengan berbagai
alat
3) Metode dan hasil kegiatan penyuluhan pertanian
4) Hasil-hasil kuantitas dan kualitas
5) Mencakup tujuan, kegiatan dan metode pengumpulan, analisis dan
interpretasi data,pembandingan hasil, pengambilan keputusan dan
penggunaan hasil.

G. Karakteristik Proses Evaluasi

1) Evaluasi merupakan proses terstruktur


2) Evaluasi didasarkan pada indikator yang dapat diamati
3) Evaluasi menganalisis hal-hal rumit menjadi sederhana
4) Evaluasi menghasilkan informasi yang tidak memihak dan disetujui
semua orang dankeputusan yang andal masuk akal.
10

5) Evaluasi mengeliminir pengaruh pribadi evaluator

H. Pengertian gulma

Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang


menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang
diinginkan manusia dan sejenis tumbuhan yang individu-individunya
sering kali tumbuh pada tempat – tempat dimana mereka menimbulkan
kerugian pada perkebunan manusia (Sastroutomo S,1990). Pengertian
gulma sebenarnya mencakup semua jenis tanaman dalam dunia tumbuh
– tumbuhan. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi
apa yang ada diperkebunan. Contohnya perkebunan yang baru diolah,
maka gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim,
sedangkan pada perkebunan yang sudah lama ditanami, gulma yang
tumbuh adalah gulma tahunan (Fryer,1988) Secara umum gulma
berperan sebagai salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) bagi
tanaman budidaya untuk mendapatkan kebutuhan unsur hara, air, cahaya
matahari dan ruang tumbuh sehingga secara tidak langsung dapat
menurunkan produksi

I. Rekomendasi Pengendalian
- Tepat sasaran
- Tepat mutu
- Tepat jenis pestisida
- Tept waktu
- Tepat dosis
- Tepat cara penggunaan

J. Sasaran Pembuatan

Sasaran pembuatan inovasi ini adalah petani. Agar dapat


memudahkan petani dalam membasmi hama.
11

III. METODE PELAKSANAAN


A. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan
selama 45 hari yaitu tanggal 27 juli sampai 08 agustus 2021, bertempat di
kelurahn togo-togo, kec batang, kabupaten jeneponto.
B. Penentuan Responden
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan dievaluasi.
Dalam kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian, sampel yang akan
dievaluasi adalah seluruh anggota kelompok tani yang pernah
mendapatkan materi penyuluhan pertanian tentang penanganan gulma
pada tanaman jagung dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif
adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta
dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami,
melainkan dalam numerik. Adapun sumber data yaitu data primer dimana
evaluator secara langsung memperoleh data dari responden dengan cara
pemberian kuesioner.
D. Analisis Evaluasi

Analisis adalah cara mengolah data sehingga menjadi informasi


yang mudah dibaca dan dimengerti dan dapat bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang akan di evaluasi. Prosedur Analisis
evaluasi:
a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen
pengumpulan data.
b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan
pengisian instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap


pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data
12

menurut variabel-variabel yang diteliti.


d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam
tabel induk penelitian.
e. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan
realiabilitas instrumen pengumpulan data.
f. Tahap keputusan, yaitu tahap terakhir dengan melihat hasil dari
tabel / diagram yang nantinya akan dijadikan sebagai
kesimpulan evaluasi.

Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat


pengetahuan, sikap dan keterampilan adalah dengan
menggunakan Rating Scale atau skala nilai kemudian diolah dan
ditabulasi dengan menggunakan garis Continuum.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Tingkat pengetahuan = jumlah jawaban yang diperoleh x 100%
Nilai         tertinggi yang dicapai
13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Potensi Wilayah

1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi


Wilayah binaan penyuluhan pertanian Kelurahan Togo-Togo
terletak di sebelah Selatan terletak pada wilayah administrasi
Kecamatan Batang, yang mempunyai luas wilayah 7.94 km 2 atau
sekitar 24.03% dari luas Kecamatan Batang. Adapun Kelurahan Togo-
Togo merupakan ibukota Kecamatan Batang dengan jarak tempuh dari
ibukota Kabupaten jeneponto sekitar 13 Km dan berada pada daerah
dengan ketinggian dari permukaan laut sekitar ± 0 – 500 m dpl, dengan
batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
o Sebelah Utara berbatas dengan Kelurahan Bontoraya
o Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Tarowang
o Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Bungeng dan Kecamatan
Tarowang
o Sebelah Barat berbatas dengan Desa Camba-Camba
Adapun pemerintahan administratif Kelurahan Togo-Togo berada
di Lingkungan Bontorea dengan pembagian wilayah administrasi dibagi
menjadi 7 pemerintahan lingkungan, dengan perincian sebagai berikut:
o Lingkungan Bulorapa
o Lingkungan Sarroanging
o Lingkungan Borongloe
o Lingkungan Cappong
o Lingkungan Ballapaleng
o Lingkungan Bontoala
o Lingkungan Lulu
14

2. Tanah dan Kondosi Geografis


Tanah di Kelurahan Togo-Togo mempunyai komposisi tanah yang
terdiri dari tanah berpasir sampai tanah berat dengan tanah agak
kemerah-merahan sampai hitam. Adapun jenis tanah yaitu bertekstur liat
dan berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50% tidak mempunyai
struktur, produktifitas sedang sampai tinggi

3. Iklim
Kelurahan Togo-Togo merupakan daerah yang termasuk
kategori dataran Rendah dengan ketinggian mencapai 0 - 500 meter di
atas permukaan laut. Adapun Suhu udara rata-rata 27-33 0C dengan
curah hujan 1500 mm/Tahun. Tipe iklim Kelurahan Togo-Togo yaitu Tipe
D dengan jumlah curah hujan mencapai 2-3 bulan dengan bulan kering
bisa mencapai 8 – 9 bulan. Adapun puncak curah hujan Kelurahan Togo-
Togo terjadi pada bulan Januari – Februari dan puncak Kemarau pada
bulan Oktober – November.

1. Penggunaan Lahan
Data lahan secara umum merupakan gambaran jumlah luas lahan
yang ada di wilayah tertentu yang meliputi lahan sawah, lahan kering,
pekarangan dan lain sebagainya. Lahan lahan ini biasanya digunakan
untuk bercocok tanam oleh masyarakat setempat dalam
membudidayakan tanaman yang akan dekembangkan atau di
budidayakan.
Adapun data jenis dan luas lahan secara umum di Kelurahan Togo-
Togo Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut:
15

Tabel. 2. Jenis dan Luas Lahan di Kelurahan Togo-Togo Tahun 2020


Jenis Lahan

Lahan Total
Kering Pekaranga Lahan
Sawah
Uraian / n
Kebun

Non Tadah Jumla


Tehnis
Tehnis Hujan h

Luas Lahan
29.00 57.00 328.00 414.00 250.00 32.64 696.64
(Ha)

Persentase
4.16 8.18 47.08 59.42 35.89 4.69 100.00
(%)

Sumber : Data Sekunder 2020

2. Keadaan Penduduk
Dalam perencanaan program keadaan penduduk menurut umur
diperlukan untuk mengetahui jumlah penduduk yang sudah masuk
dalam usia kerja atau dengan kata lain untuk mengetahui jumlah
penduduk produktif dan jumlah penduduk non produktif. Data keadaan
penduduk menurut umur di Kelurahan Togo-Togo dapat di lihat pada
tabel berikut:
16

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Umur Di Kelurahan Togo-Togo


Tahun 2020
Umur Persentase
No Laki – Laki Perempuan Total
(Tahun) (%)
1. 0–4 134 153 287 7.25
2. 5-9 165 178 343 8.67
3. 10 – 14 165 198 363 9.17
4. 15 – 19 165 182 347 8.77
5. 20 – 24 121 149 270 6.82
6. 25 – 29 152 131 283 7.15
7. 30 – 34 142 168 310 7.83
8. 35 - 39 127 158 285 7.20
9. 40 – 44 132 152 284 7.18
10. 45 – 49 162 182 344 8.69
11. 50 – 54 123 128 251 6.34
12. 55 – 59 86 93 179 4.52
13. 60 – 64 48 65 113 2.86
14. 65 – 69 65 61 126 3.18
15 70 - 74 35 54 89 2.25
- >75 Tahun 32 51 83 2.10
Jumlah Penduduk 1854 2103 3957 100
Usia Produktif (20 – 59) 1045 1161 2206 55.75
Usia non produktif (0 – 19) + (60 - >75) 809 942 1751 44.25
Sumber : Daya Sekunder 2020

Pada tabel sebelumnhya menunjukkan bahwa jumlah penduduk


Kelurahan Togo-Togo pada Tahun 2020 sebanyak 3957 orang dengan
perbandingan jumlah laki-laki sebanyak 1854 orang (46.85%) dan jumlah
perempuan sebanyak 2103 orang (53.15%). Adapun jumlah penduduk
usia produktif di Kelurahan Togo-Togo dengan usia produktif dari 20 – 59
Tahun mencapai 2206orang atau sekitar 55.75% sedangkan jumlah usia
non produktif dengan kriteria umur 0 – 19 Tahun di tambah 60 - >75
Tahun mencapai 1751 orang atau sekitar 44.25%. Hal ini
menggambarkan bahwa Kelurahan Togo-Togo mempunyai potensi untuk
pengembangan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat menuju
kearah yang lebih baik utamanya di sektor pertanian. Dengan tingginya
17

usia produktif di Kelurahan Togo-Togo dapat menjadi sumber tenaga kerja


dalam mendukung sektor pertanian serta sektor lainnya.
6. Keadaan Pertanian
1 Penggunaan Areal Pertanian
wilayah administrasi/ lingkungan di Kelurahan Togo-Togo Tahun
2020 berdasarkan jumlah luas lahan sawah, kebun dan pekarangan yang
paling luas adalah Lingkungan Batucidu dengan luas 199.25 Ha atau
sekitar 23.41% dari total luas lahan di Kelurahan Togo-Togo dan yang
paling sedikit adalah Lingkungan Balombonga dengan luas 78.55 Ha atau
sekitar 9.23%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan sektor
pertanian utamanya pengembangan tanaman pangan sebagai arah
kebijakan pembangunan di Kelurahan Togo-Togo bisa menjadi pioneer
atau contoh di Lingkungan Batucidu tanpa mengesampingkan wilayah
yang lainnya.
2 Peternakan
Potensi Kepemilikan Ternak merupakan sumber daya yang dimiliki
oleh masyarakat setempat berupa hewan yang biasa di pelihara oleh
masyarakat yang biasa di pelihara oleh masyarakat untuk membantu
perekonomian dengan menjualnya kepasar atau sekedar sebagai
konsumsi untuk kebutuhan sendiri. Adapun potensi kepemilikan hewan
ternak yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Togo-Togo dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. Data Populasi Ternak di Kelurahan Togo-Togo Tahun 2020

Jenis Ternak
Total
Ternak
Ternak Besar Ternak Unggas Ternak
Uraian Kecil
Ker Kam Itik
Sapi Kuda Jumlah Ayam Itik Jumlah
bau bing Manila
Jumlah
116 19 1.345 1.480 2.176 3.674 26.130 4.891 34.695 38.351
(Ekor)
Persentase 0.30 0.05 3.51
3.86 5.67 9.58 68.13 12.76 90.49 100.00
(%)
Sumber : Daya Sekunder 2020

7.Kelembagaan
18

1.Kelembagaan Penyuluh Pertanian


Penyuluh Pertanian termasuk Tenaga bantu Penyuluh Pertanian
yang bertugas di Wilayah BP3K Tanah Kongkong Kecamatan Ujungbulu
sebanyak 5 Orang dengan klasifikasi tingkat pendidikan dan keahlian
sebagai berikut :
1. S-1 PERTANIAN 25 Orang
2. S-1 PROTEKSI 15 Orang
Bila dilihat dari latar Belakang keahlian Penyuluh Pertanian yang
ada di Wilayah BP3K Tanah Kongkong perlu memperoleh pendidikan dan
latihan teknis dari semua sektor dalam upaya pembekalan sebelum
melaksanakan tugasnya di lapangan.
Penyuluh Pertanian di Wilayah BP3K Tanah Kongkong disamping
mempunyai masing-masing Wilayah Binaan sendiiri, dalam melaksanakan
tugasnya banyak berkeja dalam bentuk Tim untuk saling melengkapi.
2. Kelembagaan Petani
Untuk memudahkan dalam pembinaan sekaligus wadah
berkumpul untuk belajar dan saling berbagi pengalaman dibidang
usahatani, maka Petani di Kelurahan Tanah Kongkong membentuk
kelompok tani. Adapun jumlah kelompok tani sebanyak 32 kelompok
dengan jumlah anggota sebanyak 743 orang.

B. Hasil

Evaluasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan


keterampilan petani tentang penangan penyakit blas. Evaluasi yang
dilakukan terdiri dari evaluasi awal dan evaluasi akhir. Materi penyuluhan
dilakukan dengan menggunakan rating scale kemudian ditabulasi dan
diolah dengan menggunakan garis kontinuum

1. Evaluasi Awal (Pra Penyuluhan)


19

Dari hasil data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari 35


responden
atas kuesioner yang telah dibagikan, maka dapat dinilai sebagai berikut :
a) Tingkat Pengetahuan
Skor yang diperoleh = 493
Skor tertinggi = 22 x 3 x 12 = 792
Skor terendah = 22 x 1 x 12 = 264
= 493 x 100%
792
= 62,2%
Nilai skor yang diperoleh dari hasil evaluasi awal tingkat pengetahuan
adalah 493, sehingga bisa dikatakan bahwa pengetahuan petani
sebelum dilakukan penyuluhan masih berada pada kriteria kurang
mengetahui tentang penanganan penyaakit blas. Hasil pengolahan
data terlampir di halaman belakang dan jika diperoleh garis continuum
nya sebagai berikut:

TM =33,3% = nilai rendah x 100%


Nilai tinggi

KM = 66,6% = nilai sedang x 100%


Nilai tinggi

(note nilai sedang didapat dari jumlah responden x 2 x


jumlah soal= 22 × 2 × 12 = 528)

M = 100 % = nilai tertinggi x 100


Nilai tertinggi̲̲

TM 62,2% KM M
20

33,3% 66,6% 100%

0 264 493 528 792

Keterangan : M = Mengetahui (3)


KM = Kurang Mengetahui (2)
TM = Tidak Mengetahui (1)
b) Tingkat Sikap

Skor yang diperoleh = 475


Skor tertinggi = 22 x 3 x 11 = 726
Skor terendah = 22 x 1 x 11 = 242
= 475 × 100%
726
= 65,4%
Nilai skor yang diperoleh dari hasil evaluasi awal tingkat sikap
adalah 475, sehingga bisa dikatakan bahwa sikap petani sebelum
dilakukan penyuluhan masih berada pada kriteria kurang setuju
tentang penanganan penyakit blas. Hasil pengolahan data terlampir di
halaman belakang dan jika diperoleh garis continuum nya sebagai
berikut:

TS 65,4% KS S
33,3% 66,6% 100%

0 242 475 484 726

Keterangan : S = Setuju (3)


KS = Kurang Setuju (2)
21

TS = Tidak Setuju (1)

c) Tingkat Keterampilan

Skor yang diperoleh = 306


Skor tertinggi = 22 x 3 x 10 = 660
Skor terendah = 22 x 1 x 10 = 220
= 306 × 100%
660
= 46,3 %

Nilai skor yang diperoleh dari hasil evaluasi awal tingkat sikap
adalah 306, sehingga bisa dikatakan bahwa keterampilan petani
sebelum dilakukan penyuluhan masih berada pada kriteria kurang
terampil tentang penanganan penyakit blas. Hasil pengolahan data
terlampir di halaman belakang dan jika diperoleh garis continuum nya
sebagai berikut:
TT 46,3% KT T
33,3% 66,6% 100%

0 220 306 440 660

Keterangan: T = Terampil (3)


KT = Kurang Terampil (2)
TT = Tidak Terampil (1)

EVALUASI AWAL TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP


DAN KETERAMPILAN
22

Jumlah skor yang diperoleh = 1.274


Jumlah skor tertinggi yang diperoleh = 22 x 3 x 33 = 2.178
Jumlah skor terendah yang diperoleh = 22 x 1 x 33 = 726
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan,sikap dan keterampilan petani
responden terhadap penanganan gulma pada tanaman jagung diperoleh
nilai:
1.274× 100% =2,77 %
2.178
Digambarkan dalam bentuk garis Continum sebagai berikut:

2,77%
TM KM M
33,3% 66,6% 100 %

0 726 1.452 1.274 2.178

Keterangan : M = Merespon (3)


KM = Kurang Merespon (2)
TM = Tidak Merespon (1)
Maka dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan
tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam
menerapkan penanganan gulma pada tanaman jagung berada pada
tingkat kriteria “Kurang Merespon” 2,77%yaitu %

2. Evaluasi Akhir (Pasca Penyuluhan)

Dari hasil data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari 22


responden atas kuesioner yang telah dibagikan, maka dapat dinilai
sebagai berikut :

a. Tingkat Pengetahuan
Skor yang diperoleh = 662
23

Skor tertinggi = 22 x 3 x12 = 792


Skor terendah = 22x 1 x12 = 264
= 662× 100%
792
= 83,5 %
Nilai skor yang diperoleh dari hasil evaluasi akhir tingkat
pengetahuan adalah 662 , sehingga bisa dikatakan bahwa
pengetahuan petani setelah dilakukan penyuluhan sudah berada pada
kriteria mengetahui tentang penanganan penyakit blas. Hasil pengolahan
data terlampir di halaman belakang dan jika diperoleh garis continum
nya sebagai berikut:
TM KM 83,5% M
33,3% 66,6% 100%

0 264 528 792

662

Keterangan : M = Mengetahui (3)

KM = Kurang Mengetahui (2)

TM = Tidak Mengetahui (1)

b. Tingkat Sikap
Skor yang diperoleh = 599
Skor tertinggi = 22 x 3 x11 = 726
Skor terendah = 22 x 1 x11 = 242

=599 × 100%
726
= 82,5%
Nilai skor yang diperoleh dari hasil evaluasi akhir tingkat sikap
24

adalah 599 , sehingga bisa dikatakan bahwa sikap petani setelah


dilakukan penyuluhan sudah berada pada kriteria setuju tentang
penanganan penyakit blas. Hasil pengolahan data terlampir di
halaman belakang dan jika diperoleh garis continuum nya sebagai berikut:

TS KS 66,4% S
33,3% 66,6% 100%

242 484 726

599

Keterangan : S = Setuju (3)


KS = Kurang Setuju (2)
TS = Tidak Setuju (1)
c. Tingkat Keterampilan
Skor yang diperoleh = 560
Skor tertinggi = 22 x 3 x 10 = 660
Skor terendah = 22 x 1 x 10 = 220
=560 × 100%
660
= 84,8%
Nilai skor yang diperoleh dari hasil evaluasi akhir tingkat
keterampilan adalah 560 , sehingga bisa dikatakan bahwa
keterampilan petani setelah dilakukan penyuluhan sudah berada pada
kriteria terampil tentang penanganan gulma pada tanaman jagungHasil
pengolahan data terlampir di halaman belakang dan jika diperoleh garis
continuum nya sebagai berikut:
TT KT 46,3% T
33,3% 66,6 100%
660
25

220 440
560
Keterangan : T = Terampil (3)
KT = Kurang Terampil (2)
TT = Tidak Terampil (1)

EVALUASI AKHIR TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP


DAN KETERAMPILAN

Jumlah skor yang diperoleh = 1.821


Jumlah skor tertinggi yang diperoleh = 22 x 3 x33 = 2.178
Jumlah skor terendah yang diperoleh =22 x 1 x 33 = 726
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan,sikap dan keterampilan petani
responden terhadap penanganan gulma pada tanaman jagung diperoleh
nilai:
= 1.821× 100%
2.178
=83,6 %
Digambarkan dalam bentuk garis Continum sebagai berikut:
83,6%
TM KM M
33,3% 66,6% 100%

726 2.178
1.821
Keterangan : M = Merespon (3)
KM = Kurang Merespon (2)
TM = Tidak Merespon (1)

Maka dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan


tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam
26

menerapkan penanganan penyakit blas berada pada tingkat kriteria


“Merespon” yaitu 83,6 %.
C. Pembahasan
Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan responden tentang penangan penyakit blas.
Untuk itu dilakukan evaluasi awal dan akhir untuk mengetahui tingkat
pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan.
Selanjutnya hasil evaluasi awal dan hasil evaluasi akhir ditabulasikan
untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
responden berdasarkan kategori nilai yang dicapai.
Hasil rekapitulasi digunakan untuk mengetahui perubahan
perolehan nilai presentase dan nilai maksimum pada tingkat
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Hasil analisis data Evaluasi awal dan akhir


KEMAMPUAN NILAI NILAI DIPEROLEH
MAX EVALUAS % EVALUASI % NILAI %
I AWAL AKHIR
PENGETAHUAN 792 493 62,2 662 83,5 169 21,3
% %
SIKAP 726 475 65,4 599 82,5 124 17,1
% %
KETERAMPILAN 660 306 46,3 560 84,8 254 38,5
% %
Catatan :nilai = evaluasi akhir – evaluasi awal
% = % evaluasi akhir - % evaluasi awal
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa setelah dilakukan
penyuluhan lalu dievaluasi kembali, ternyata pengetahuan responden
meningkat sebanyak 21,3 % yaitu dari 62,2% ke 83,5 %, sikap meningkat
17,1% dari65,4 % menjadi 82,5 %, dan keterampilan meningkat
sebanyak 38,5 % dari 46,3 % menjadi 84,8%.
V. PENUTUP
27

A. Kesimpulan
1. Tingkat Pengetahuan petani tentang penanganan penanganan
gulma pada tanaman jagung pada evaluasi awal yaitu sebelum
melakukan penyuluhan mencapai 62,2 % (Kurang Mengetahui)
dan pada evaluasi akhir yaitu setelah melakukan penyuluhan
tingkat pengetahuan petani mencapai 83,5 % (Mengetahui) yang
berarti adanya peningkatan sebesar 21,3 %.
2. Tingkat Sikap petani tentang penanganan gulma pada tanaman
jagung pada evaluasi awal yaitu sebelum melakukan
penyuluhan mencapai 65,4% (Kurang Setuju) dan pada
evaluasi akhir yaitu setelah melakukan penyuluhan tingkat
pengetahuan petani mencapai 82,5 % (Setuju) yang berarti
adanya peningkatan sebesar 17,1%.
3. Tingkat Keterampilan petani tentangpenangana gulma pada
tanaman jagung pada evaluasi awal yaitu sebelum melakukan
penyuluhan mencapai 46,3% (Kurang Terampil) dan pada
evaluasi akhir yaitu setelah melakukan penyuluhan tingkat
pengetahuan petani mencapai 84,8% (Terampil) yang berarti
adanya peningkatan sebesar 38,5%.
B. Saran

Setelah mempelajari dan membuat laporan ini, maka penulis


menyarankan kepada Mahasiswa untuk perlu membekali diri dengan
peningkatan kemampuan dan teknik dalam menunjang kegiatan
evaluasi penyuluhan dilapangan demi tercapainya tujuan dalam
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Online http://
subhansubhan318.blogspot.co.id/2015/02/blog-post.html . Diakses pada
Tanggal 4 November 2020 2011. Mardikanto, T. 1999. Prinsip-
Prinsip Penyusunan Programa. Http//:bppkotamuko.com. Diakses
pada tanggal 3 Maret 2020.
______. 2003. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.
Http//:unspress.ac.id. Diakses pada tanggal 14 April 2019.
______.1999. Prinsip-Prinsip Penyusunan Programa.
Http//:bppkotamuko.com. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
Padmowihardjo, 2002. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas
Terbuka, Jakarta.
Panduan Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) II Jurusan Penyuluhan
Pertanian dan Penyuluhan Peternakan. Politeknik Pembangunan
Pertanian Gowa. 2020.

Setiana L, 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.


Ghalia Indonesia. Ciawi-Bogor.
----------------, 2013. Pengembangan Instrumen Evaluasi Non-Tes. .
Diakses pada 3 November 2020
Padmowihardjo S. 2002. Evaluasi Penyuluhan Pertanian, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Sulaiman, Abu. 2017. Contoh Laporan Evaluasi Penyuluhan
Pertanian.
https://abusulaiman21.wordpress.com/2017/09/19/contoh-laporan-
evaluasipenyuluhan-pertanian-penanganan-penyakit-bloat-pada-
kambing/
Zai, Muhammad Hairul. 2017. Evaluasi Penyuluhan Pertanian.

https://muhammadhairulzai1604.wordpress.com/2017/02/07/evalua
si penyuluhan-pertanian-2/
29

LAMPIRAN
Lampiran 1
DATA KUISIONER PRA PENYULUHAN YANG DITABULASI
I. Pengetahuan (Kognitif)
NILAI INDIKATOR
NO NAMA TOTA
SAM RESPONDEN L
PEL NILAI
TOTA
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII L
1. Akri 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 0
2. Taufik r 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 0
3. Awaluddin 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 0
4. Muh anwar 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0
5. Irfandi 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0
6. Darwis 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 0
7. Salauddin.b 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 0
8. Syahruddin 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 0
9. Abdullah 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 0
10. Arcil 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0
11. Ansar 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 0
12. Bustang 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0
13 m.jabir 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0
14 Hasanuddin 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 0
15 Jumari 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0
16 Abdulrahim 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 0
17 Umar 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 0
18 Haryono 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 0
19 H abdulrahman 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 0
20 Ansar 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 0
21 Alim bahar 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 0
22 Darwis.a 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
JUMLAH 0

II. Sikap (Afektif)


30

NILAI INDIKATOR
NO NAMA TOTAL
SAM RESPONDEN NILAI
PEL
I II III IV V VI VII VIII IX X XI

1. Akri 2 3 2 3 1 1 1 1 3 2 1 0

2. Taufik r 2 2 2 3 3 3 3 1 1 1 2 0
3. Awaluddin 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 2 0
4. Muh anwar 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0
5. Irfandi 2 3 1 2 1 2 3 2 1 1 2 0
6. Darwis 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
7. Salauddin.b 1 2 3 1 2 1 3 1 2 1 3 0
8. Syahruddin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
9. Abdullah 1 2 1 3 2 1 3 1 2 1 3 0
10. Arcil 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 1 0
11. Ansar 2 1 3 1 2 1 3 1 2 3 2 0
12. Bustang 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 0
13 m.jabir 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 0
14 Hasanuddin 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 0
15 Jumari 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 0
16 Abdulrahim 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 1 0
17 Umar 1 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 0
18 Haryono 1 2 1 3 1 3 1 1 3 2 3 0
19 H abdulrahman 3 1 3 1 2 2 3 2 2 2 1 0
20 Ansar 1 1 1 2 3 1 3 1 1 3 2 0
21 Alim bahar 2 2 1 3 1 1 3 3 3 3 1 0
22 Darwis.a 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 0
JUMLAH 0

III. Keterampilan (Psikomotorik)


NILAI INDIKATOR
NO NAMA TOTAL
SAM RESPONDEN NILAI
PEL
I II III IV V VI VII VIII IX X
31

1. Akri 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0
2. Taufik r 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 0
3. Awaluddin 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 0
4. Muh anwar 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 0
5. Irfandi 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 0
6. Darwis 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 0
7. Salauddin.b 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 0
8. Syahruddin 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0
9. Abdullah 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0
10. Arcil 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 0
11. Ansar 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 0
12. Bustang 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 0
13 m.jabir 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 0
14 Hasanuddin 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0
15 Jumari 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 0
16 Abdulrahim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0
17 Umar 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 0
18 Haryono 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 0
19 H abdulrahman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
20 Ansar 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0
21 Alim bahar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
22 Darwis.a 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 0
JUMLAH 0
32

Lampiran 2

DATA KUISIONER PASCA PENYULUHAN YANG DITABULASI

I. Pengetahuan (Kognitif)

NILAI INDIKATOR
NO NAMA TOTA
SAM RESPONDEN L
PEL NILAI
TOTA
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII L
1. Akri 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 0
2. Taufik r 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 0
3. Awaluddin 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
4. Muh anwar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 0
5. Irfandi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 0
6. Darwis 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
7. Salauddin.b 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 0
8. Syahruddin 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
9. Abdullah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 0
10. Arcil 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
11. Ansar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 0
12. Bustang 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 0
13 m.jabir 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 0
14 Hasanuddin 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0
15 Jumari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
16 Abdulrahim 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
17 Umar 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 0
33

18 Haryono 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 0
19 H abdulrahman 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
20 Ansar 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 0
21 Alim bahar 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
22 Darwis.a 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
0

II. Sikap (Afektif)

NILAI INDIKATOR
NO NAMA TOTAL
SAM RESPONDEN NILAI
PEL
I II III IV V VI VII VIII IX X XI

1. Akri 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 0
2. Taufik r 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 0
3. Awaluddin 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 0
4. Muh anwar 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 0
5. Irfandi 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 0
6. Darwis 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 0
7. Salauddin.b 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 0
8. Syahruddin 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 0
9. Abdullah 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 0
10. Arcil 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
11. Ansar 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 0
12. Bustang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
13 m.jabir 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 0
14 Hasanuddin 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
15 Jumari 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 0
16 Abdulrahim 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0
17 Umar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
18 Haryono 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0
19 H abdulrahman 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 0
20 Ansar 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 0
21 Alim bahar 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
22 Darwis.a 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0
0
34

III. Keterampilan (Psikomotorik)

NILAI INDIKATOR
NO NAMA TOTAL
SAM RESPONDEN NILAI
PEL
I II III IV V VI VII VIII IX X

1. Akri 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 0
2. Taufik r 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 0
3. Awaluddin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
4. Muh anwar 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 0
5. Irfandi 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 0
6. Darwis 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 0
7. Salauddin.b 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 0
8. Syahruddin 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 0
9. Abdullah 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 0
10. Arcil 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 0
11. Ansar 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 0
12. Bustang 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 0
13 m.jabir 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 0
14 Hasanuddin 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0
15 Jumari 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 0
16 Abdulrahim 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 0
17 Umar 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
18 Haryono 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
19 H abdulrahman 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
20 Ansar 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
21 Alim bahar 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 0
22 Darwis.a 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0
0
35

Lampiran 3

KUISIONER EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN TENTANG


PEMBUATAN

PENANGANAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG

A. Tingkat Pengetahuan

1) Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan gulma


pada tanaman jagung?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)


36

2) Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat dan bahan yang digunakan


untuk penanganan gulma pada tanaman jagung?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)

3) Apakah Bapak/Ibu mengetahui takaran bahan-bahan dalam


penanganan gulma pada tanaman jagung?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)

4) Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara penanganan gulma pada


tanaman jagung

b. Mengetahui (3)

c. Kurang Mengetahui (2)

d. Tidak Mengetahui (1)

5) Apakah Bapak/Ibu mengetahui manfaat gulma ?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)


37

c. Tidak Mengetahui (1

6) Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa tidak banyak penangan


pada tanaman jagung?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)

7) Apakah Bapak/Ibu mengetahui keunggulan penanganan gulma ?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)

8) Apakah Bapak/Ibu mengetahui berapa lama proses


penanganan gulma pada tanaman jagung?

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)

9) Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengaplikasian


penanganan gulma ?
38

a. Mengetahui (3)

b. Kurang Mengetahui (2)

c. Tidak Mengetahui (1)

B. Tingkat Sikap

1. Apakah Bapak/Ibu setuju dengan diadakannya penyuluhan


tentang penanganan gulma pada tanaman jagung ?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)

2. Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa beberapa penangganan gulma


dapat menghemat biaya?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)


39

3. Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa cara membuat pupuk organik


cair dari limbah

rumah tangga ini mudah?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)

4. Apakah Bapak/Ibu setuju dalam penanganan gulma pada


tanaman jagung ini menggunakan alat yang mudah ditemukan?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)

5. Apakah Bapak/Ibu setuju dalam penanganan gulma pada


tanaman jagung ini tidak memakan waktu yang banyak?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)

6. Apakah Bapak/Ibu setuju dalam penanganan gulma pada


40

tanaman jagung ini dapat dilakukan oleh siapa saja?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)


41

7. Apakah Bapak/Ibu setuju dengan penanganan gulma pada


tanaman jagung dapat menambah hasil dari tanaman?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)

8. Apakah Bapak/Ibu setuju dengan penanganan gulma pada


tanaman jagung ini mudah dilakukan?

a. Setuju (3)

b. Kurang Setuju (2)

c. Tidak Setuju (1)

C. Tingkat Keterampilan

1) Berapa lama waktu yang Bapak/Ibu butuhkan untuk membuat


penanganan gulma pada tanaman jagung ?

a. 30 menit (3)

b. 20 menit (2)

c. 10 menit (1)
42

2) Kapan waktu yang baik saat melakukan penangnan ini?

a. Pagi (3)

b. Siang (2)

c. Malam (1)

3) Berapa biaya yang di keluarkan dalam proses penanganan gulma


ini?

a. Rp. 50.000 (3)

b. Rp. 30.000 (2)

c. Rp. 20.000 (1)

4) Bagaimana cara menyimpan bahan penangnan ini agar bertahan


lama?

a. Dimasukkan kedalam botol dan ditutup dengan rapat (3)

b. Dimasukkan kedalam botol dan ditutup tidak terlalu rapat (2)

c. Dibiarkan dimana saja (1)

5) Berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penanganan


gulma ini?

a. 2 orang (3)

b. 3 orang (2)
43

c. 5 orang (1)

6) Bagian tanaman mana yang di tangani pada saat penanganan


gulma ini ?

a. Semua bagian tanah dan tanaman (3)

b. Daun tanaman (2)

c. Batang tanaman (1)

7) Bagaimana cara cepat dalam membuat penanganan gulma


tersebut?

a. Di tabur (3)

b. Di blender (2)

c. Di tumbuk (1)
44

Lampiran 4. LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul Materi : Penanganan gulma pada tanaman jagung


Tujuan :Diharapkan petani mau dan mampu menangani gulma
pada tanaman jagung

Metode : ceramah dan diskusi


Media : folder, speaker, peta singkap
Waktu : 40 menit
Tempat : kantor BPP batang

Togo-togo, 27 juli 2021

Penyuluh
Reuvita rasya
45

Pelaksanaan :

Pokok kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu (menit) Keterangan


- Perkenalan diri
Pendahuluan Pembukaan ±3 menit - Maksud dan tujuan
- Persiapan
- Pengertian gula
Pelaksanaan Isi/materi ±25 menit - Cara Penanganan
- Diskusi/tanya jawab
Pengakhiran - ±5 menit - Kesimpulan
46

SINOPSIS

Judul Materi : Penangan gulma pada tanaman jagung


Bagian awal :
A. Latar Belakang
Kehadiran gulma di lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan
hasil danmutu biji. Penurunan hasil pada jenis gulma, ke-padatan, lama
persaingan, dansenyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. Secara
keseluruhan, kehilangan hasilyang disebabkan oleh gulma melebihi
kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama
dan penyakit. meskipun demikian, kehilangan hasil akibat gulma sulit diper
kirakan karena pengaruhnya tidak dapat segera diamati. Beberapa
penelitian menunjukksebuah korelasi negatifantara bobot kering gulma
dan hasil jagung, dengan penurunan hasil hingga 95%
(Violic2000). Jagung yang ditanam secara monokultur dan dengan
masukan rendah tidakmemberikan hasil persaingan yang intensif dengan
gulma (Clay dan Aquilar 1998).Secara konvensional, gulma pada
pertanaman jagung dapat dikendali-kan
melalui pengolahan tanah dan penyiangan, tapi pengolahan tanah secara 
konvensionalmembutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Pada
tanah dengan tekstur
lempung pasir, lempung berdebu, dan liat, jagung yang dibudidayakan tan
pa olah tanahmenghasilkan hasil yang sama dengan yang dengan
pengolahantanah konvensional (Widiyati et al. 2001, Efendi dan Fadhly
2004, Efendi et al. 2004,Fadly dkk. 2004, dan Akil dkk. 2005).Gulma pada
pertanaman jagung tanpa olah tanah dikendalikan dengan
herbisida.Sebelum jagung ditanam, herbisida disemprotkan untuk me-
matikan gulma yang tumbuhdi areal pertanaman. Setelah jagung tumbuh,
gulma masih perlu dikendalikan untukmelindungi tanaman. Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara penyiangan dengantangan, penggunaan alat
mekanis, dan penyemprotan herbisida. Formulasi atau namaher-bisida
yang tersedia di pasaran cukup beragam. Pemilihan dan penggunaan
 
herbisida hutan pada jenis gulma di pertanaman. Penggunaan herbisida
secara berlebihan akan merusak lingkungan. untuk menekan atau meniad
akan dampak negatif penggunaan herbisida terhadap lingkungan, keguna
an perlu dibatasi denganmemadukan dengan cara pengendalian lainnya
47

Pengendalian gulma pada tanaman jagung


1. Pengendalaian Gulma Dengan Cara Mekanis
Teknik pengendalian gulma secara mekanis antara lain adalah sebagai
berikut :

1. Menggunakan tangan
teknik pengendalian gulma dengan mekanik pada jenis-jenis gulma
terutama yang berdaun lebar, yang baru tumbuh dan memiliki perakaran
yang dangkal dapat dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan
tangan.

1. Menggunakan cangkul
Pengendalian gulma dengan menggunakan cangkul, sangat mudah
dilaksanakan, yaitu dengan cara mengcangkul permukaan tanah yang
ditumbuhi oleh gulma/tanaman pembohong yang tidak mendukung dan
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat
mengcangkul gulma yang ditanam di kedalaman cangkul dapat
mengangkat tanaman gulma berikut dengan akarnya, dengan kemiringan
45°, kemudian gulma yang telah dicangkul dibersihkan dari tanah yang
masih tumbuh dan selanjutnya gulma-gulma tersebut dibuang.

1. Membunbun tanaman jagung


Pembumbun tanaman yang umumnnya dilakukan petani dengan
menggunakan cangkul. Tanah disekitar tanaman diambil dengan cangkul
dan dipindahkan ke sekitar perakaran tanaman. Ditinjau dari produktifitas
kerja, kegiatan pembumbunan konvensional ini sangat melelahkan dan
biaya tinggi. Untuk membumbun lahan seluas 1 Ha diperlukan waktu 176
jam. Jika kapasitas kerja petani 8 jam/hari, maka diperlukan waktu 21 hari
untuk pembumbunan. Namun demikian kegiatan pembumbunan perlu
dilakukan mengingat manfaatnya untuk memperkokoh dan memperkuat
pertanaman.

2. PENGENDALAIAN DENGAN CARA HERBISIDA


pengendalian gulma secara kimia
1. Pengertian herbisida
Herbisida adala zat kimia yang dapat menekan pertumbuhan gulma dan
bahkan dapat mematikannya.

Penggunaan herbisida atau zat kimia lain untuk membasmi gulma, harus
dilakukan secara hati-hati dan bijaksana dengan menerapkan 6 (enam)
tepat, yaitu:

 Tepat mutu
 Tapat waktu
48

 Tepat sasaran
 tepat takaran
 Tepat konsentrasi
 Tepat cara aplikasinya
Selain itu, harus pula mempertimbangkan efisiensi, efektifitas, dan aman
bagi lingkungan.

2. Cara kerja herbisida


cara kerja herbissida di kelompokkan menjadi dua yaitu:

herbisida kontak dan sistemik.

1. kontak herbisida
Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena semprotan
saja, terutama bagian yang berhijau daun dan aktif
berfotosintesis. Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara cepat,
2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian
mati. Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus segera
dilakukan. Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali secara cepat
sekitar 2 minggu kemudian. Contoh kontak herbisida adalah paraquat.

1. Herbisida sistemik
cara kerja herbisida ini di alirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan
mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai
ke perakarannya. Keistimewaanya, dapat mematikan tunas – tunas yang
ada dalam tanah. Sehingga menghambat pertumbuhan gulma
tersebut. Contoh herbisida sistemik adalah glifosat, sulfosat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas herbisida sistemik, yaitu:

 Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif


 Cuaca cerah waktu menyemprot
 Tidak menyaksikan hujan
 

1. Selektivitas herbisida
Herbisida ada yang selektif da nada yang tidak selektif. Herbisida selektif
hanya membasmi gulma dan tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
contoh : herbisida propanil, membasmi gulma golongan berdaun pita,
herbisida 2,41D amina membasmi gulma berdaun lebar dan teki. Saat ini
beredar dengan dagang Herbisida GOL da GOLMA.

Herbisida tidak selektif, herbisida ini dapat membasmi gulma sekaligus


tanamannya, contoh: herbisida glifosat, membasmi semua gulma dan
tanaman yang mengandung butir hijau daun.
49

Selektif tidaknya suatu herbisida tergantung juga takaran yang digunakan


semakin tinggi takaran yang digunakan, akan semakin berkurang
selektivitasnya.

1. Waktu aplikasi herbisida


waktu aplikasi herbisida harus disesuaikan dengan tujuan dan
sasarannya. Herbisida untuk penyiapan lahan (pra-tanam), dan herbisida
untuk pemeliharaan (pra-tumbuh dan pasca-tumbuh) berbeda
penggunaanya.

Pratanam adalah herbisida yang disemprotkan kepada gulma yang


sedang tumbuh sebagai penyiapan lahan sebelum tanam. Herbisida
pra=tanam adalah glifosat dan paraqua, dengan takaran sesuai anjuran.

Pratumbuh, herbisida yang diaplikasikan pada gulma belum berkecambah


tetapi tanaman sudah tumbuh.

Aplikasi herbisida biasanya dilakukan pada 0-4 hari setelah pengolahan


tanah (sebelum atau setelah tanam).

Biji-biji gulma akan berkecambah pada umur 3-5 hari setelah pengolahan
tanah. Oleh karena itu, aplikasi herbisida pra-tumbuh harus dilakukan
sebelum 3-4 hari setelah pengolahan tanah.

Pasca-tumbuh, aplikasi herbisida ini dilakukan pada gulma dan tanaman


sudah tumbuh. Herbisida pasca-tumbuh yang tidak selektif seperti glifosat
yang bisa juga digunakan untuk memelihara atau penyiangan, asalkan
dalam penyemprotannya tidak boleh mengenai tanaman padi (harus
menggunakan corong), karena bila terkena akan menimbulkan keracunan

B. Tujuan
Tujuan penanganan gulma pada tanaman jagung , yaitu :
1. Memberi ilmu dan pelajaran bagi petani dalam menangani gulma
pada tanaman jagung

.
Togo-togo, 27 juli 2021

Penyuluh
Reuvita rasya fahersyah

Anda mungkin juga menyukai