Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

UJIAN TENGAH SEMESTER

“ PEMULIAAN TANAMAN ”

DOSEN PENGAMPU :

HIDAYAT PRATAMASARI, S.Si., M.Si

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD ARSAD

NPM : 184110553

KELAS : AGROTEKNOLOGI 6 E

PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata
kuliah pemuliaan tanaman ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada Dosen dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
maupun bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen pengampu
bapak HIDAYAT PRATAMASARI, S.Si., M.Si yang telah banyak meluangkan
waktu, pemikiran maupun tenaga dalam memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis telah berusaha


semaksimal mungkin dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Pekanbaru, APRIL 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................4
B. KEANEKARAGAMAN TANAMAN..........................................................5
C. TUJUAN.........................................................................................................6
D. MANFAAT....................................................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
A. STRATEGI PEMULIAAN TANAMAN......................................................7
B. PENTINGNYA KEANEKARAGAMAN TANAMAN SEBAGAI BAHAN
DASAR DALAM PEMULIAAN TANAMAN.................................................12
C. KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS TANAMAN...................................................................................13
BAB III. PENUTUP..............................................................................................16
A. KESIMPULAN............................................................................................16
B. SARAN.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu


maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Seringkali pemuliaan tanaman
disamakan dengan penangkaran tanaman yang mana kegiatan memelihara
tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian. Padahal kegiatan
penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Beda halnya dengan pelaku dari pemuliaan tanaman yang disebut pemulia
tanaman. Karena didasarkan pada pengetahuannya, biasanya seorang pemuliaan
tanaman dapat menguasai genetika serta agronomi. Seorang pemulia tanaman
dapat merakit kultivar dengan lebih baik dan memiliki ciri-ciri yang khas.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu
genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat. Pengetahuan
mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman
merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga
buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagaisenidanilmu
memperbaiki keturunan tanaman demi keselamatan manusia.
Melalui kegiatan pemuliaan, diharapkan dapat dihasilkan beragam kultivar
unggul baru, selain memiliki produktivitas yang tinggi, juga memiliki beberapa
karakter lain yang mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing.
Pemuliaan tanaman sendiri didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan penelitian
dan pengembangan genetik tanaman (modifikasi gen ataupun kromosom) untuk
merakit kultivar/varietas unggul yang berguna bagi kehidupan manusia. tujuan
umum dalam pemuliaan tanaman yaitu, peningkatan kepastian terhadap hasil
yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan. Peningkatan kepastian
terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen,
ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik
bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang

4
lain. Hasil yang tinggi menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk
diolah lebih lanjut.

B. KEANEKARAGAMAN TANAMAN

Di dunia ini terdapat bermacam-macam tumbuhan dengan warna, bentuk,


dan ukuran yang berbeda-beda . Banyak dari spesies tumbuhan tersebut dapat
ditemukan di Indonesia. Banyaknya spesies tersebut tidak lain dikarenakan
adanya perbedaan dan persamaan ciri pada tumbuhan. Dengan banyaknya spesies
yang ada maka para ahli mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan
dan perbedaan ciri makhluk hidup.

Tumbuhan dimasukkan ke dalam kingdom Plantae. Ciri-ciri kingdom


Plantae adalah memiliki zat hijau daun atau klorofil, dapat membuat makanan
sendiri (autrotof) kecuali tanaman parasit, tidak dapat bergerak aktif, memiliki
dinding sel, dan memiliki vakuola sel yang besar.

Tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan tingkat tinggi dan


tumbuhan tingkat rendah. Tumbuhan tingkat tinggi diklasifikasikan menjadi
beberapa divisi, yaitu:

1. Tumbuhan tidak berpembuluh


a) Divisi Hepatophyta (Lumut hati)
b) Divisi Anthocerophyta (Lumut tanduk)
c) Divisi Bryophyta (Lumut daun)
2. Tumbuhan berpembuluh
a. Tumbuhan tidak berbiji

1. Divisi Psilophyta (Paku purba atau Paku telanjang)


2. Divisi Lycophyta (Paku kawat)
3. Divisi Sphenophyta atau Equisetophyta (Paku ekor kuda)
4. Divisi Pterophyta atau Polipodiophyta (Paku sejati)

5
b. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
1. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)
a) Divisi Coniferophyta (Pinus)
b) Divisi Cycadophyta (Pakis haji)
c) Divisi Ginkgophyta (Ginkgo)
d) Divisi Gnetophyta (Melinjo)
2. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
Divisi Anthophyta (Tumbuhan berbunga)

C. TUJUAN

1. Untuk mengenal masalah strategi tanaman,pentingnya keanekaragaman


tanaman sebagai bahan dasar dalam pemuliaan tanaman.
2. Unttuk mengenal lebih lanjut keanekaragaman hayati untuk meningkatkan
kualitas tanaman.

D. MANFAAT

Agar mahasiswa dapat mengetahui kenekaragaman hayati itu berperan sangat


penting dalam meningkatkan atau memproduksi jenis tanaman.

6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. STRATEGI PEMULIAAN TANAMAN

Pemuliaan tanaman mencakup tindakan penangkaran koleksi


bahan/material pemuliaan (dikenal pula sebagai plasma nutfah atau germplasms),
penciptaan kombinasi sifat-sifat baru (biasanya melalui persilangan yang intensif),
dan seleksi terhadap bahan yang dimiliki. Semua tindakan ini dilakukan setelah
tujuan spesifik program pemuliaan ditentukan sebelumnya.

1. Koleksi plasma nutfah


Plasma nutfah adalah bahan baku dasar pemuliaan karena di sini
tersimpan berbagai keanekaragaman sifat yang dimiliki oleh masing-
masing nomor koleksi (aksesi). Tanpa keanekaragaman, perbaikan sifat
tidak mungkin dilakukan.
Usaha pencarian plasma nutfah baru berarti eksplorasi ke tempat-
tempat yang secara tradisional menjadi pusat keanekaragaman hayati (atau
hutan) atau dengan melakukan pertukaran koleksi. Lembaga-lembaga
publik seperti IRRI dan CIMMYT menyediakan koleksi plasma nutfah
bagi publik secara bebas bea, namun untuk kepentingan bisnis diatur oleh
perjanjian antara pihak-pihak yang terkait.
2. Peningkatan keragaman genetik
Apabila aksesi tidak ada satu pun yang memiliki suatu sifat yang
diinginkan, pemulia tanaman melakukan beberapa cara untuk merakit
individu yang memiliki sifat ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan
adalah introduksi bahan koleksi, persilangan, manipulasi kromosom,
mutasi dengan paparan radioaktif atau bahan kimia tertentu, penggabungan
(fusi) protoplas/inti sel, manipulasi urutan gen, transfer gen, dan
manipulasi regulasi gen.
Empat cara yang disebut terakhir kerap dianggap sebagai bagian
dari bioteknologi pertanian (green biotechnology). Tiga cara yang terakhir

7
adalah bagian dari rekayasa genetika dan dianggap sebagai "pemuliaan
tanaman molekular" karena menggunakan metode-metode biologi
molekular.

a. Introduksi

Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi)


merupakan cara paling sederhana untuk meningkatkan keragaman
(variabilitas) genetik. Seleksi penyaringan (screening) dilakukan terhadap
koleksi plasma nutfah yang didatangkan dari berbagai tempat dengan
kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Pengetahuan tentang pusat
keanekaragaman (diversitas) tumbuhan penting untuk penerapan cara ini.
Keanekaragaman genetik untuk suatu spesies tidaklah sama di semua
tempat di dunia. N.I. Vavilov, ahli botani dari Rusia, memperkenalkan
teori "pusat keanekaragaman" (centers of origin) bagi keanekaragaman
tumbuhan.

Contoh pemuliaan yang dilakukan dengan cara ini adalah


pemuliaan untuk berbagai jenis tanaman buah asli Indonesia, seperti
durian dan rambutan, atau tanaman pohon lain yang mudah diperbanyak
secara vegetatif, seperti ketela pohon dan jarak pagar. Introduksi dapat
dikombinasi dengan persilangan.

b. Persilangan

Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk


meningkatkan variabilitas genetik, bahkan sampai sekarang karena murah,
efektif, dan relatif mudah dilakukan. Berbagai galur hasil rekayasa
genetika pun biasanya masih memerlukan beberapa kali persilangan untuk
memperbaiki penampilan sifat-sifat barunya.
Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen
dalam populasi. Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat
pemahaman akan proses reproduksi tanaman yang bersangkutan (biologi
bunga). Berbagai macam skema persilangan telah dikembangkan

8
(terutama pada pertengahan abad ke-20) dan menghasilkan sekumpulan
metode pemuliaan yang telah diterapkan pada berbagai perusahaan
perbenihan.

c. Manipulasi kromosom

Yang termasuk dalam cara ini adalah semua manipulasi ploidi,


baik poliploidisasi (penggandaan genom) maupun pengubahan jumlah
kromosom. Gandum roti dikembangkan dari penggabungan tiga genom
spesies yang berbeda-beda. Semangka tanpa biji dikembangkan dari
persilangan semangka tetraploid dengan semangka diploid. Pengubahan
jumlah kromosom (seperti pembuatan galur trisomik atau monosomik)
biasanya dilakukan sebagai alat analisis genetik untuk menentukan posisi
gen-gen yang mengatur sifat tertentu. Galur dengan jumlah kromosom
yang tidak berimbang seperti itu mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya.

d. Pemuliaan dengan mutasi

Pemuliaan tanaman dengan bantuan mutasi (dikenal pula sebagai


pemuliaan tanaman mutasi) adalah teknik yang pernah cukup populer
untuk menghasilkan variasi-variasi sifat baru. Teknik ini pertama kali
diterapkan oleh Stadler pada tahun 1924, tetapi prinsip-prinsip
pemanfaatannya untuk pemuliaan tanaman diletakkan oleh Åke
Gustafsson dari Swedia.Tanaman dipaparkan pada sinar radioaktif dari
isotop tertentu (biasanya kobal-60) dengan dosis rendah sehingga tidak
mematikan tetapi mengubah sejumlah basa DNA-nya. Mutasi pada gen
akan dapat mengubah penampilan tanaman. Pada tanaman yang dapat
diperbanyak secara vegetatif, induksi jaringan kimera sudah cukup untuk
menghasilkan kultivar baru. Pada tanaman yang diperbanyak dengan biji,
mutasi harus terbawa oleh sel-sel reproduktif, dan generasi selanjutnya
(biasa disebut M2, M3, dan seterusnya) diseleksi.

9
e. Manipulasi gen dan ekspresinya
Metode-metode yang melibatkan penerapan genetika molekular
masuk dalam kelompok ini, seperti teknologi antisense, peredaman gen
(termasuk interferensi RNA), rekayasa gen, dan overexpression. Meskipun
teknik-teknik ini telah diketahui berhasil diterapkan dalam skala
percobaan, belum ada kultivar komersial yang dirilis dengan cara-cara ini.

f. Transfer gen

Transfer gen sebagai alat untuk menghasilkan keragaman genetik


tanaman mulai dikembangkan sejak 1980-an, setelah orang menemukan
enzim endonuklease restriksi dan mengetahui cara menyisipkan fragmen
DNA organisme asing ke dalam kromosom penerima, dan diciptakannya
alat sekuensing DNA. Teknik transfer gen juga memerlukan keterampilan
dalam budidaya jaringan untuk mendukung proses ini. Karena
memerlukan biaya sangat tinggi, hanya industri agrokimia yang sanggup
menggunakan metode ini. Akibat dari hal ini berkembanglah isu
"penguasaan gen" sebagai isu politik baru karena gen-gen "buatan" dan
kultivar yang dihasilkan dikuasai oleh segelintir perusahaan multinasional
besar.

3. Indentifikasi dan seleksi terhadap bahan pemuliaan


Bahan atau materi pemuliaan dengan keanekaragaman yang luas
selanjutnya perlu diidentifikasi sifat-sifat khas yang dibawanya, diseleksi
berdasarkan hasil identifikasi sesuai dengan tujuan program pemuliaan,
dan dievaluasi kestabilan sifatnya sebelum dinyatakan layak dilepas
kepada publik. Dalam proses ini penguasaan berbagai metode percobaan,
metode seleksi, dan juga "naluri" oleh seorang pemulia sangat diperlukan.

a. Identifikasi keunggulan

Usaha perluasan keanekaragaman akan menghasilkan banyak


bahan yang harus diidentifikasi. Pertimbangan sumber daya menjadi faktor
pembatas dalam menguji banyak bahan pemuliaan. Pada masa lalu

10
identifikasi dilakukan dengan pengamatan yang mengandalkan naluri
seorang pemulia dalam memilih beberapa individu unggulan. Program
pemuliaan modern mengandalkan rancangan percobaan yang diusahakan
seekonomis tetapi seakurat mungkin. Percobaan dapat dilakukan di
laboratorium untuk pengujian genotipe/penanda genetik atau biokimia, di
rumah kaca untuk penyaringan ketahanan terhadap hama atau penyakit,
atau lingkungan di bawah optimal, serta di lapangan terbuka. Tahap
identifikasi dapat dilakukan terpisah maupun terintegrasi dengan tahap
seleksi.

b. Seleksi

Banyak metode seleksi yang dapat diterapkan, penggunaan


masing-masing ditentukan oleh berbagai hal, seperti moda reproduksi
(klonal, berpenyerbukan sendiri, atau silang), heritabilitas sifat yang
menjadi target pemuliaan, serta ketersediaan biaya dan fasilitas, serta jenis
kultivar yang akan dibuat.

Tanaman yang dapat diperbanyak secara klonal merupakan


tanaman yang relatif mudah proses seleksinya. Keturunan pertama hasil
persilangan dapat langsung diseleksi dan dipilih yang menunjukkan sifa-
sifat terbaik sesuai yang diinginkan.

c. Evalusi

Bahan-bahan pemuliaan yang telah terpilih harus dievaluasi atau


diuji terlebih dahulu dalam kondisi lapangan karena proses seleksi pada
umumnya dilakukan pada lingkungan terbatas dan dengan ukuran populasi
kecil. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah keunggulan yang
ditunjukkan sewaktu seleksi juga dipertahankan dalam kondisi lahan
pertanian terbuka dan dalam populasi besar. Selain itu, bahan pemuliaan
terpilih juga akan dibandingkan dengan kultivar yang sudah lebih dahulu
dirilis. Calon kultivar yang tidak mampu mengungguli kultivar yang sudah
lebih dahulu dirilis akan dicoret dalam proses ini. Apabila bahan

11
pemuliaan lolos tahap evaluasi, ia akan dipersiapkan untuk dirilis sebagai
kultivar baru.

f. Pembenihan

Benih kultivar unggul yang dirilis dikuasai oleh pemulia yang


merakitnya dan hak ini dinamakan "perlindungan varietas" atau "hak
pemulia" (breeder's right). Benih di tangan pemulia disebut benih pemulia
("breeder seed") dan terbatas jumlahnya. Benih pemulia tersedia hanya
terbatas dan perbanyakannya sepenuhnya dikontrol oleh pemulia.

B. PENTINGNYA KEANEKARAGAMAN TANAMAN SEBAGAI BAHAN


DASAR DALAM PEMULIAAN TANAMAN

Program pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik tumbuhan


harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan peduli. Program
ketahanan pangan dapat terbantu apabila didukung oleh sumber daya manusia
yang menguasai permasalahan sumber daya genetik tanaman didukung ilmu
genetika dan pemuliaan tanaman. Selama ini, peranan sumber daya pemulia
kurang dimaksimalkan dalam menjaga dan melestarikan sumber daya genetik,
sehingga terdapat kesenjangan antara kemampuan pada pemulia dengan kondisi
sumber daya genetik tanaman.

Untuk dapat menjadikan sumber daya genetik sebagai penopang utama


ketahanan pangan, harus dilakukan pengembangan sumber daya pemulia,
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemulia tanaman adalah insan yang
memiliki kegiatan profesi perakitan varietas tanaman dengan kerangka genetik
baru dengan memanfaatkan sumber daya genetik yang ada. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya genetik yang dilakukan antara lain dengan koleksi, pemurnian galur,
persilangan, induksi keragaman maupun pembuatan transgenic. Pemulia juga
seorang ahli dan seniman yang kreatif, penyabar, berpendirian kuat serta bekerja
sesuai dengan rencana

12
Pekerjaan seorang pemulia tanaman sangat mempengaruhi keberhasilan
program ketahanan pangan berkelanjutan. Apabila kelestarian sumber daya
genetik dapat dijaga dan perakitan varietas unggul dapat terus dilakukan, maka
program ketahanan pangan dapat dipertahankan. Konsep sederhana ketahanan
pangan bagi masyarakat adalah tersedianya bahan pangan bagi semua anggota
masyarakat, pada waktu dibutuhkan. Kondisi ini dapat dicukupi dari
keanekaragaman pangan yang ada dan tersedianya varietas unggul sesuai dengan
preferensi masyarakat.

Apabila skala ketahanan pangan sampai tingkat negara, maka seluruh


warga negara tercukupi kebutuhan pangannya sepanjang tahun. Peran pemulia
tanaman semakin penting, karena harus menjaga kelestarian sumber daya genetik
sepanjang masa, dan menghasilkan varietas unggul yang berskala nasional.
Standar kualitas pangan yang dihasilkan harus mampu memenuhi jumlah, nilai
kalori, gizi dan preferensi rakyat.

C. KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


TANAMAN

Keanekaragaman hayati, atau “keragaman biologis” sangatlah penting bagi


seluruh kehidupan di bumi. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki
berbagai tipe hutan yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis masing-masing
daerah. Hutan Indonesia pun kaya akan keanekaragaman hayati.

Sebuah kecenderungan umum yang ditunjukan oleh analisis


keanekaragaman hayati pada berbagai sistem pertanaman (misal perbandingan
antara pertanian industri dan pertanian organik) ditemukan bahwa
keanekaragaman tanaman pertanian yang lebih tinggi menghasilkan
keanekaragaman hayati yang lebih tinggi pada ekosistem pertanian, meski ini
tidak selalu terjadi. Sebuah analisis dari studi yang membandingkan
keanekaragaman hayati didapatkan bahwa ketika dibandingkan dengan sistem
pertanaman organik, sistem konvensional memiliki kekayaan spesies yang lebih

13
rendah dibandingkan sistem organik. Hanya 16% dari survei tersebut yang
menemukan kondisi sebaliknya.

Tercakup di dalamnya keanekaragaman sumber daya genetik (varietas, ras,


klon) dan spesies yang digunakan untuk makanan, pakan ternak, serat, bahan
bakar dan obat-obatan. Ini juga termasuk keanekaragaman spesies yang tidak
dibudidayakan yang mendukung produksi (mikroorganisme tanah, predator,
penyerbuk), dan seluruh yang berada di lingkungan yang lebih luas yang
mendukung agroekosistem (pertanian, pastoral, hutan dan perairan) serta
keanekaragaman agroekosistem.

Komponen keanekaragaman hayati agroekosistem dapat diklasifikasikan


sesuai dengan peran mereka dalam lahan pertanian. Altieri dan Nichols (2004)
menjelaskan bahwa ada dua komponen penting keanekaragaman hayati dalam
agroekosistem, yaitu keanekaragaman hayati yang terencana dan keanekaragaman
hayati yang berasosiasi dengannya. Keanekaragaman hayati yang terencana,
meliputi tanaman dan hewan yang secara sengaja dimasukkan oleh petani ke
dalam agroekosistem, variasinya tergantung dari manajemen dan pengaturan
tanaman secara sementara. Keanekaragaman hayati yang berasosiasi dengannya,
terdiri dari seluruh tumbuhan dan hewan, herbivora, karnivora, pengurai, dan lain-
lain, serta dari lingkungan sekitar agroekosistem, yang saling berhubungan atau
berinteraksi.

Keberadaan agrobiodiversitas secara langsung menentukan produktivitas,


keberlanjutan, dan resiliensi agroekosistem terhadap gangguan biotik dan abiotik.
Pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa agrobiodiversitas dapat:

a) Meningkatkan produktivitas, keamanan pangan, dan peningkatan


ekonomi, Mengurangi tekanan pertanian pada daerah rentan, hutan dan
spesies terancam punah,
b) Membuat sistem pertanian lebih stabil, kuat, dan berkelanjutan,
c) Berkontribusi pada manajemen hama dan penyakit yang baik,

14
d) Konservasi tanah dan meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah,
Berkontribusi pada sistem intensifikasi berkelanjutan,
e) Diversifikasi produk dan peluang pendapatan/ekonomi,
f) Mengurangi atau membagi resiko kepada individu dan negara,
g) Membantu memaksimalkan penggunaan sumber daya dan lingkungan
secara efektif,
h) Mengurangi ketergantungan pada input eksternal,
i) Meningkatkan nutrisi manusia dan menyediakan begitu banyak obat dan
vitamin, dan
j) Melestarikan struktur ekosistem dan stabilitas keanekaragaman spesies
(Thrupp, 1997) .

15
BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil telaah dari berbagai literatur menunjukkan bahwa keanekaragaman


fungsional pada lahan pertanian (agrobiodiversitas) berperan penting dalam
meningkatkan layanan ekosistem dan layanan ini dapat ditingkatkan melalui
penganekaragaman tanaman pada lahan pertanian (diversified farming system)
sebagai bagian dari sistem intensifikasi yang berkelanjutan (sustainable
intensification). Berbagai jenis tanaman refugia berupa tanaman berbunga yang
berperan sebagai sumber nutrisi atau mikrohabitat bagi musuh alami demikian
juga tanaman perangkap dan tanaman penolak sebagai inang alternatif serangga
herbivor dapat diintegrasikan dalam lahan pertanian dengan sistem polikultur,
interkropping atau agroforestri untuk mencapai tujuan tersebut. Pengelolaan
agrobiodiversitas tidak hanya perlu dilakukan pada skala lahan pertanian (on
farm) tetapi juga dalam skala lanskap dengan mempertimbangkan keanekaragamn
lanskap, keberadaan vegetasi alami dan hutan serta jarak atau koneksi vegetasi
non budidaya tersebut dengan lahan pertanian. Pada gilirannya sistem ini tidak
hanya dapat menurunkan penggunaan senyawa kimia tetapi juga mampu
meningkatkan produktivitas sehingga mendukung sistem pertanian berkelanjutan.

B. SARAN

Dalam meningkatkan keanekaragaman hayati untuk pemuliaan tanaman kita harus


melestarikan serta mengelola sebaik mungkin supaya tidak berlebihan,kemudian
strategi dan keanekaragaman tanaman mesti harus dilaksanakan dengan benar dan
baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://cameliaflorikaada.blogspot.com/p/babi-pendahuluan-1_22.html
https://metaluwitasari.wordpress.com/ipa-1/klasifikasi-zat/keanekaragaman-
makhluk-hidup/keanekaragaman-tumbuhan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?
page=ebook&code=ka&view=yes&id=1
( Semua daftar pustaka diakses pada 21 APRIL 2021, pukul 10.30 – 14.45 )

17

Anda mungkin juga menyukai