Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESUME

SGD ASUHAN KEPERAWATAN


STEMI

Dosen Pembimbing : Leo Yosdim Romli.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

DisusunOleh :
Kelompok 1

AinunDyah Pitaloka 17.321.0042

Lukman Adi Nawawi 17.321.0018

Lulus Indra Susila 17.321.0019

MeykoSetyo Panggalih 17.321.0057

Silvi anggraeni Novita sari 17.321.0037

Syerly Nurkumalasari 17.321.0074

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CEBDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

Binti (7a)
Pertanyaan :
 Jika ada pasien STEMI mengalami serangan secara mendadak dan dalam kondisi
kritis. Pengkajian primer apa yang paling anda utamakan dan penanganan apa yang
akan anda lakukan? Terimakasih
Jawaban :
 Pengkajian primer apa yang paling diutamakan pada saat pasien STEMI mengalami
serangan mendadak. pengkajian primer yang paling utama menurut kami adalah
pengkajian circulation. Penanganan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
suplay oksigen pada pasien dengan pemberian oksigen. (Silvi, 7a)
 Apa alasan anda mengambil circulation. Kenapa bukan airway ? (Binti,7a)
 Memang pada dasar airway paling utama di setiap point asuhan keperawatan
.Namun dalam kasus STEMI ini kan penghentian aliran darah yg membawa
oksigen ke jantung akibat penyumbatan nah kelompok mengutamakan circulatioan
untuk meningkatkan suplay oksigen dahulu kepada pasien. Agar oksigen bisa
sampai ke jantung. (Nindia,7a kelompok 12)
 Seperti yang dijelaskan saudara nindia alasan kami untuk mengambil circulation
adalah dikarenakan hal yang paling penting disini adalah meningkatkan suplay
oksigen terlebih dahulu pada px. Untuk saudara nindia terimakasih atas bantuan
menjawabnya. (Silvi, 7a)
1. Ika niken (7b)
Pertanyaan :
 Tindakan apa saja yang akan kita lakukan terhadap pasien dengan kasus ini yang
dalam kondisi kritis di ruang perawatan intensive?
Jawaban :
 Tindakan apa saja yang akan kita lakukan pada pasien STEMI dalam kondisi kritis di
ruang perawatan intensive. tindakan yang akan dilakukan yaitu memantau oksigenasi
pasien, observasi ttv, pemberian terapi. Terimakasih (Silvi,7a)
2. Riska Agustin (7a)
Pertanyaan :
 pada manifestasi klinis di ppt tadi di sebutkan penurunan pengeluaran urin dapat
mengindikasikan syok kardioganik, nah bisa di jelaskan bagaimana penurunan
pengeluaran urin tersebut bias mengindikasikan syok kardioganik?

Jawaban :
 karena pada saat syok kardiogenik itu terjadi semua aliran darah pada jaringan tubuh
melemah atau berkurang termasuk pada organ ginjal yang nantinya bias kekurangan
pasokan oksigen sehingga urin keluar sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali.
(syerly, 7b)
3. Peny (7a)
Pertanyaan :
 pada terapi ada pemberian ISDN, tolong jelaskan bagimana sebaiknya pemberian
ISDN diberikan?
Jawaban :
 berikut adalah cara penggunaan isdn: Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang
tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan isosorbide dinitrate. Jangan
menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Isosorbide
dinitrate dapat dikonsumsi 30 menit sebelum makan atau saat perut kosong.
Minumlah isosorbide dinitrate tablet dengan segelas air putih dan telan obat secara
utuh. Untuk tablet sublingual, letakkan di bawah lidah dan biarkan hingga obat larut.
Jika Anda lupa mengonsumsi tablet isosorbide dinitrate, segera konsumsi obat ini
begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika
sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Pastikan Anda selalu
memantau kondisi tekanan darah dan denyut jantung setelah menggunakan obat ini.
(Meyko, 7b)
4. Fawaidatul (7b)
Pertanyaan :
 Apa hubungan dari angina pectoris dengan stemi? Dengan tanda gejala yang tertera
apa yang menjadi pembeda stemi dengan angina pectoris?
Jawaban :
 Apa hubunganya? Angina itu bisa tanda awal terjadinya infark miokard, nah
pembedanya itu jika angina lama waktunya serangan lebih singkat dan faktor yang
menimbulkan serangan, tergantung aktifitas karena kurangnya pasokan oksigen ke
dalam jantung, kalau infark miokard itu waktunya lebih lama, tidak mereda meskipun
di pakai istirahat dan terjadi tidak berkaitan dengan aktifitas jadi kapan pun bisa,
Kedua duanya sama- sama nyeri namun infark miokard lebih berat di sertai mual,
muntah dan keringat dingin berdebar- debar. (Syerly,7b)
 Kan ada ya, biasanya dimasyarakat meninggal krna angina itu apa mungkin karna
kurangnya penegetahuan trus menjadi infark miokard ya kak? Terimakasih,
(Fawaidatul, 7b)
 Nah itu bisa saja ya karena terlambatnya pemberian pertolongan, kalau masyarakat
bilangnya mungkin masuk angin biasa, nanti kerokan sembuh sendiri. Lalu besoknya
semakin parah baru di bawa kerumah sakit dan akhirnya tidak bisa tertolong. (Syerly,
7b)
5. Zeisva (7b)
Pertanyaan :
 Ketika ada keluarga yang mengalami nyeri dada ,nafas yang memendek , mual
muntah dll seperti yang sudah disebutkan di manifestasi klinis tersebut , lalu langkah
pertama yang harus dilakukan itu seperti apa ?
Jawaban :
 Apabila ada keluarga yang seperti itu, itu sudah berlangsung berapa lama apakah
nyeri dadanya berasal dari jantung atau dari luar jantung. Jika dicurigai nyeri dada
yang berasal dari jantung dibedakan apakah nyerinya berasal dari koroner atau bukan.
Lalu saat di pakai istirahat sudah membaik atau masih belum, nah jika masih belum
maka segera hubungi tenaga kesehatan atau di bawa kedokter untuk pemberian terapi.
Karena infak miokard ini harus di tangani dengan cepat dan tepat agar bisa
meminimalisir komplikasi yang lebih parah terutama bisa terjadi kematian.
(syerly,7b)
6. Meisharoh (7a)
Pertanyaan :
 Ada penjelasan dari pemberian ISDN ya, nah apa yang harus dilakukan bila pasien
tetap mengeluh nyeri setelah pemberian ISDN?
Jawaban :
 Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi :
a. Stimulasi dan masase kutaneus. Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara
umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara Spesifik
menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi
dapat mempunyai dampak melalui system control desenden. Masase dapat membuat
pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi otot (Smeltzer dan Bare, 2002).
b. Terapi es dan panas Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat
proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran
darah kesuatu area dan kemungkinan dapatt urut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan. Baikterapi es maupun terapi panas harus digunakan
dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit
(Smeltzer dan Bare, 2002).
c. Trancutaneus electric nerve stimulation Trancutaneus electric nerve stimulation
(TENS) menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang
dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau
mendengung pada area nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri akut maupun
nyeri kronis (Smeltzer dan Bare, 2002).
d. Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada
nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang
bertanggungjawab terhadap teknik kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang
menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit
terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat
menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi system control desenden, yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Smeltzer dan
Bare, 2002).
e. Teknik relaksasi Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang dengan
nyeri kronis mendapatkannya manfaat dari metode relaksasi. Perioder elaksasi yang
teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan keteganga notot yang terjadi
dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer dan Bare, 2002).
(Meyko, 7b)
7. Salma (stikes budi luhur cimahi)
Pertanyaan :
 Apakah IMA dapat berpengaruh ke organ yang lain? Jika iya bagaimana cara
pencegahannya?
Jawaban :
 IMA dapat berpengaruh ke organ lain atau komplikasi seperti
-Regurgitasi mitral
-Ruptur jantung
-Ruptur septum ventrikel
-Infark ventrikel kanan
-Perikarditis
-Aneurisma ventrikel kiri
-Trombus ventrikel kanan
dan cara pencegahanya adalah dengan cara memberikan perawatan yang intensif
kepada pasien sesuai dengan intervensi yang sudah kita rencnakan. (Meyko, 7b)
8. Prastika (7a)
Pertanyaan :
 Mengapa infark miokard akut pada wanita meningkat setelah menopause ? Dan
manakah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu pada tanda dan gejalanya infark
miokard akut,apakah gangguan pertukaran gas atau nyeri ?
Jawaban:
 Wanita setelah menopause lebih rentan infark miokard akut karena tidak ada estrogen
yang memiliki efek positif pada dinding dalam pembuluh darah yang menjadikanny a
lebih fleksibel. Makan terlalu banyak terutama makanan yang banyak mengandung
lemak dan kolesterol dapat mengakibatkan pembentukan plak-plak pada pembuluh
darah yang lambat laun menjadit rombus yang menyumbat pembuluh darah jantung.
Tanda dan gejala dari infark miokard akut harus diutamakan untuk mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat karena dengan munculnya tanda dan gejala
menandakan terjadinya gangguan pertukaran gas (kadar oksigen dalam pembuluh
darah). Tanda dan gejala dari infark miokard akut adalah nyeri dada sebelah kiri yang
tiba-tiba dan terasa seperti ditindih benda berat. (Lulus, 7a)
9. Nur yesi (7a)
Pertanyaan :
 Apakah penanganan utama untuk pasien IMA jika sirkulasi darah mengalami
penurunan sehingga tidak tersuplai darah dengan adekuat
Jawaban :
 Jika pasien mengalami penurunan sirkulasi darah maka harus langsung berhenti
melakukan aktivitas dan segera menghubungi rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan pertolongan. Kemudian dilakukanya tindakan Primary Percutaneous
Coronary Intervention (pPCI) karena merupakan pilihan utama dalam terapi reperfusi
dibandingkan dengan fibrinolisis. Dengan pPCI maka risiko perdarahan akibat
fibrinolisis dapat dihindarkan. Indikasi dilakukan primary PCI adalah :
Diutamakan dilakukan dalam kurang dari 120 menit setelah kontak dengan petugas
medis Pasien dengan gagal jantung akut yang berat atau syok kardiogenik, kecuali
pada kondisi yang diakibatkan oleh keterlambatanprosedur PCI. (lulus, 7a)

10. Fitri (7b)


Pertanyaan :
 Apa saja komplikasi yang bisa dialami oleh pasien stemi?
Jawaban :
 Komplikasi yang dapat terjadi antara lain disritmia, shock kardiogenik, gagal jantung
dan lain lain yang dapat menimbulkan kematian. (Lukman, 7a)
 Tolong jelaskan bagaimana stemi bisa menyebabkan komplikasi gagal jantung. (Fitri,
7b)
 Karena dalam fase akut dan sub akut setelah STEMI, seringkali terjadi komplikasi
berupa disfungsi miokardium. Komplikasi akut yang dapat terjadi berupa kegagalan
pompa dengan remodelling patologis disertait anda dan gejala klinis kegagalan
jantung dan dapat berakhir dengan gagal jantung kronik. (lulus, 7a)
11. Zain (7a)
Pertanyaan :
 Apa saja yang menjadi indikasi pasien stemi masuk keruang intensif?
Jawaban :
 salah satu pasien yang dapat masuk kedalam ICU adalah pasien yang mengalami sakit
berat, dan dalam keadaan tidak stabil, yang memerlukan terapi intensif seperti
bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infuse secara terus menerus. Nah
Stemi merupakan salah satutipeseranganjantung yang dinilai paling serius adalah ST
Segment Elevation Myocardial Infraction (STEMI). STEMI merupakan kondisi
dimana ada gangguan suplai darah. Penyumbatan total pada arteri koroner dapat
menyebabkan meluasnya kerusakan pada area jantung. Sehingga menjadikan pasien
stemi harus di rawat secara intensif. (lukman, 7a)
12. Rizki Utami (7b)
Pertanyaan :
 Dari ketiga diagnose contoh ksust rsbt ,diagnose manakah yang menjadi diagnose
prioritas , mengapa?
Jawaban :
 Menurut kelompok kami diagnose prioritas dengan kasus stemi yaitu intolerasi
aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen dengan kebutuhan, mengapa
alasan kami memilih diagnose tersebut, karena intinya IMA terjadi jika suplay
oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga
menyebabkan kematian sel" jantung tersebut adapaun hal yang menimbulkan
gangguan oksigen yaitu berkurangnya suplay oksigen kemiokard dan meningkatnya
kebutuhan oksigen tubuh, kurang lebihny aseperti ini jawaban yang dapat saya
sampaikan, apabila ada yang belum paham bisa bertanya kembali, terimakasih.
(Ainun, 7b)
 Izin memberikan saran terkait dx yg diambil kelompok. Kelompok kan hanya
mengambil 3 dx utk kasus IMA ini dan yg saya tahu, 'gangguan pertukaran gas b.d
perubahan suplai oksigen `menurun' bisa dimasukkan untuk menjadikan dx Lalu,
untuk dx prioritas pun itu dilihat dari penyebab utamanya terlebih dahulu. Apakah
memang betul kita hrs menangani masalahi ntoleransi aktivitas dulu ketimbang
ketidakefektifan pola nafas sedangkan pasien yaitu IMA yg mana IMA ini tuh
terjadi jika suplai O2 tidak sesuai dgn kebutuhan tdk tertangani dgn baik?
(Rosa anugrah, kelompok 14 (STIKes Budi Luhur Cimahi).
 Baik kak rosa Terimakasih atas saranya Jadi mengapa alasan kami memilih dx
prioritas intoleransi aktifitas karena benar kata kak rosa bahwa untuk menentukan
dx prioritas itu kan dilihat dari penyebab utama terlebih dahulu untuk kasus yang
kami ambil dalam stemi ini lebih condong ke intoleransi aktifitas kak, penghentian
aliran darah yang membawa oksigen ke jantung akibat penyumbatan, jadi kurang
lebih seperti itu ,Terimakasih kak. (Ainun, 7b)
13. Nur Aini (7a)
Pertanyaan :
 Saat ada pasien yang mengalami penurunan COP dan diikuti oleh penurunan
sirkulasi yg menyebabkan otot jantung tidak tersuplai darah dg adekuat termasuk
bagian tubuh yang lain, penanganan seperti apa yang dapat dilakukan supaya normal
Kembali?
Jawaban :
 Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP, tetapi
jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung mekanisme kompensasi pada
akhirnya semakin memperberat kondisi karena kebutuhan oksigen semakin
meningkat,sedangkan suplai oksigen tidak bertambah Oleh karena itu segera
aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen akan memicu
terjadinya infak : aktifitas berlebih, emosi, makan terlalu banyak, dll Hipertropi
miokard bisa memicu terjadinya infak karena semakin banyak sel yang harus
disuplai oksigen sedangkan asupan oksigen menurun akibat pemompaan yang tidak
efektif, kurang lebih ini yang bisa saya sampaikan,apabila kurang paham bisa
ditanyakan.(Ainun, 7b)
14. Nur Janah (7b)
Pertanyaan :
 Tolon gjelaskan tata laksana pra ruma hsakit dan tata laksana diruang emergensi
lalu dimanifestasi kliniskan ada penurunan keluaran urin dapat mengindikasikan
syok kardiogenik itu apa penyebabnya dan apakah slalu ada dalam setiap penyakit
stemi atau hanya pada beberapa orang saja tolong dijelaskan
Jawaban :
 Tatalaksana Pra Rumah Sakit : prognosis STEMI sebagian besar tergantung adanya 2
kelompok komplikasi umum yaitu: komplikasi elektrikal (aritmia) dan komplikasi
mekanik (pump failure). Sebagian besar  kematian di luar Rumah Sakit pada STEMI
disebabkan adanya fibrilasi ventrikel mendadak, yang sebagian besar terjadi dalam 24
jam pertama onset gejala. Dan lebih dari separuhnya terjadi pada jam pertama.
Sehingga elemen utama tatalaksana pra hospital pada pasien yang dicurigai STEMI
antara lain:
1.Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis.
2.Melakukan terapi perfusi.
 Tatalaksana di Ruang Emergensi: Tujuan tatalaksana di IGD pada pasien yang
dicurigai STEMI mencakup: mengurangi/menghilangkan nyeri dada, identifikasi
cepat pasien yang merupakan kandidat terapi perfusi segera, triase pasien risiko
rendah keruangan yang tepat di rumahsakit dan menghindari pemulangan cepat pasien
dengan STEMI.
TatalaksanaUmum:
1.oksigen
2. Nitrogliserin (NTG)
3.Terapinitrat
4. Morfin
5. Aspirin
6. Penyekat Beta
7. Terapi Reperfusi
8.Prognosis,
Kurang lebihnya ini yang dapat sayasampaikan ,apabila ada yang kurang paham bisa
ditanyakan kak,terimakasih. (Ainum, 7b)
 Iya mbak untuk yang manifestasinya gimana ya belum dijelaskan sama mau Tanya
terapi perfusinya itu meliputi apa aja ya mbak trmksh. (Nurjanah, 7b)
 Manifestasinya, mengapa karena pada saat syok kardiogenik itu terjadi semua aliran
darah pd jaringan tubuh melemah/ berkurang termasuk pd organ ginjal yg nantinya
bisa kekurangan pasokan oksigen sehingga urin keluar sedikit/ bahkan tidak keluar
sama skali, apakah selalu ada pd px stemi, jawabnya iya Terapi Reperfusi di niakan
memperpendek  lama oklusi koroner, meminimlakan derajat disfungsi dan dilatasi
ventrikel dan mengurangi  kemungkinan pasien STEMI berkembang menjadi pump
failure atau takia ritmia ventricular yang maligna. Sasaran terapi perfusi pada pasien
STEMI adalah door-to-needle (atau medical contact-to-needle) time untuk memulai
terapi fibrino litik dapat dicapai dalam 30 menit atau door-to-ballon) time untuk PCI
dapat dicapai dalam 90 menit.dan ini penting bahwa semua pasien yang menderita
serangan jantung secara teratur dan terus malakukan terapi jangka panjang dengan
obat-obatan seperti: ASPIRIN® clopidrogel statin (cholesterol lowering) drugs beta
blockers (obat-obat yang memperlambat denyut jantung dan melindungi otot jantung)
ACE inhibitors (obat yang meningkatkan fungsi miokard dan aliran darah). (Ainun.
7b)

Anda mungkin juga menyukai