Anda di halaman 1dari 8

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PASIEN GANGGUAN


KARDOVASKULER VF ( Ventrikel Fibrilasi )

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Diajeng Dwi Rosita (173210007)


2. Prastika Agustina D. (173210031)
3. Zain Rachma Afifah (173210040)
4. Anita Dyahsuwardi (173210044)
5. Novika Ayu Pratama (173210060)
6. Tri Wahyu Utami (173210075)
7. Pungki Rindiawati ( C010518047)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif. Pada
aritmia ini, denyut jantung tidak terdengat dan tidak teraba serta tidak ada respirasi. Fibrilasi
ventrikel adalah keadaan irama jantung yang sangat kacau, yang biasanya berakhir dengan
kematian dalam waktu beberapa menit, kecuali jika tindakan penanganan tepat segera
dilakukan.( Price SA, Wilson LM, 2006). fibrilasi ventrikel merupakan keadaan pretermina
(Rilantono LI Dkk, 2004).

1. Bagaimana patofisilogi dari fibrilasi vertikel dengan begitu banyak etiologi yang
tertera..? dan dimakalah ditulis penyebab dari fibrilasi vertikel ada obat-obatan,
keracunan dan sepsis, jelaskan obat-obatan apa saja yang menjadi penyebab fibrilasi
veertikel, terus keracunan yang seperti apa yang bisa menjadi penyebab fibrilasi, dan
sepsis tolong jelaskan pengertian dan bagaimana bisa menjadi penyebab fibrilasi
vertikel..?
 Etiologi poin disebutkan bawa FV disebabkan karena obat-obatan keracunan dan
sepsis, yang dimaksud obat2an disini adalah penggunaan obat2an terlarang seperti
kokain dan metamfetamin, kemudian untuk yang keracunan disini yang
dimaksudkan karena terjadi efek samping dan obat2an digoxin, antidepresan
trisiklik dan antipsikotik dan yang terakhir yaitu sepsis, sepsis adalah infeksi berat
pada sepsis ini dapat terjadi penurunan tekanan darah yang disertai dengan tanda
kegagalan sirkulasi, keadaan ini disebut dengan syok septik. Pada awal syok
terjadi proses imflamasi yang berlebihan yang menimbulkan vasodilasi dan
kebocoran.
 Gambaran patofisiologi
Hipotesis pertama menjelaskan onset fibrilasi ventrikel selama gelombang
turbuensi memicu heterogenitas dalam jaringan jantung. Proses penting pada
fibrilasi ventrikel berkaitan erat dengan penyakit yang meningkatkan
heterogenitas, seperti penyakit jantung koroner, kardiomiopati, dan penyakit
jantung kongenital. Penyakit ini berhubungan dengan perubahan struktural dan
elektrofisiologi pada lapisan jantung yang meningkatkan derajat heterogenitas
jantung. Perubahan ini termasuk dalam formasi ineksitabilitas jaringan (fibrosis),
remodeling gap junction, dan perubahan ion. Dengan kata lain, fibrilasi ventrikel
berkaitan dengan penyakit seperti Long QT, Short QT, dan sindrom Brugada,
dimana mutasi dari kanal ion menyebabkan dispersi durasi potensial aksi.
2. Tindakan apa saja yang akan dilakukan terhadap pasien dengan kasus yang dalam kondisi
kritis di ruang perawatan intensive ?
 Tahap tatalaksana pasien dengan pasien dengan henti jantung adalah :
1. Panggil bantuan untuk juga mempersiapkan automated external defibrillator
(AED). Mulai resusitasi jantung paru (RJP) sesegera mungkin.
2. Saat melakukan RJP, tekan pada dada dengan kedalaman 2 inch dengan
kecepatan 100 kali/menit. Diantara setiap kompresi, dada harus kembali pada
posisi normal (recoil sempurna).
3. Gunakan AED sesegera mungkin setelah bantuan datang
4. Lanjutkan RJP sampai penolong lain datang
5. Lakukan kompresi 30 kali diikuti dengan pemberian bantuan napas 2 kali.
3. Pasien VF dengan indikasi yang seperti apa hingga bisa masuk dalam kategori kritis ?
 Vertricular fibrillation atau vertikel fibrilasi adalah salah satu jenis gangguan
irama jantung. Bilik jantung yang seharusnya berdenyut, menjadi hanya bergetar
saat terjadi vertikel fibrilasi. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan aliran
listrik pada jantung.
Akibatnya jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh, sehingga
pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh akan
berhenti. Kondisi ini merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan
penanganan, karena dapat menimbulkan kematian hanya dalam waktu beberapa
menit.
Pemeriksaan tambahan akan dilakukan setelah kondisi vertikel fibrilasi teratasi,
dengan tujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya VF. Pemeriksaan tersebut
antara lain adalah :
1. Tes Darah
Pengambilan sampel darah bertujuan untuk menguji keberadaan enzim hati tertentu
yang bocor kedalam aliran darah pasien jika hati pasien mengalami kerusakan akibat
serangan jantung.
2. Rontgen Dada
Gambaran Rontgen dada pasien bertujuan untuk memeriksa ukuran dan bentuk jantung
serta pembuluh darah
3. Ekokardiogram
Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung
pasien.
4. Kateterisasi Koroner (Angiogram)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah arteri koroner pasien menyempit
atau tersumbat. Pewarna cair disuntikkan melalui tabung panjang tipis (kateter) yang
dimasukkan melalui arteri pasien, biasanya arteri yang terdapat di kaki pasien. Pewarna
cair akan membuat arteri pasien menjadi terlihat pada X-Ray yang akan
memperlihatkan daerah penyumbatan arteri.
5. CT scan atau MRI,
untuk memeriksa jika terdapat gangguan lain pada jantung melalui gambaran jantung
yang lebih jelas lagi.

4. Di pembahasan askep menyebutkan bahwa teori dan kasus terdapat perbedaan tanda dan
gejalah pada pasien VF, tolong jelaskan apa penyebab dari sesak nafas pada kasusu
tersebut ?
 Vertikel fibrilasi adalah salah satu jenis gangguan irama jantung. Bilik jantung
yang seharusnya berdenyut, menjadi hanya bergetar saat terjadi vertikel fibrilasi.
Hal ini disebabkan karena adanya gangguan aliran listrik pada jantung,
karena gangguan aliran listrik pada jantung ini menyebabkan jantung tidak
mampu memompa darah keseluruh tubuh, sehingga pasokan darah yang
membawa oksigen dan nutrisi ke organ organ tubuh berkurang, bahkan bisa saja
terhenti, karena itu pasien tersebut sesak nafas.

5. Jika penyebab sesak nafas tersebut dari penyakit penyerta misalnya asma, bagaimana
penanganannya ?
 Kita atasi dulu sesak nafasnya denga n penanganan pertama asma, kemudian jika
masih sesak kita langsung lakukan tatalaksana untuk vertikel fibrilasi
6. Sebagai perawat bagaimana cara agar pasien VF tidak terjadi komplikasi ?
 Gaya hidup sehat dapat menjaga kesehatan jantung dan mencegah serangan
jantung yang dapat berujung pada ventrikel fibrilasi, bahkan kematian. Mulailah
melakukan beberapa perubahan pada gaya hidup Anda dengan langkah-langkah
berikut: Menerapkan pola makan dengan gizi yang seimbang. Menjaga berat
badan agar tetap ideal, sesuai dengan indeks masa tubuh (IMT). Berhenti
merokok. Olahraga teratur, selama 30 menit tiap hari.

7. Apabila di dekat lingkungan rumah kalian terdapat px yang mengalami ventrikel fibrasi
tidak sadarkan diri, anda sebagai tenaga medis pasti ingin melakukan pertolongan
pertama dengan semakasimal mungkin sambil menunggu ambulance datang, yang saya
ingin tanyakan, apabila penatalaksanaan dalam penanganan px yang mengalami ventrikel
fibrasi tidak urut sesuai aturan penatalaksanaan medis apakah berpengaruh dalam kondisi
pasien dan apakah bisa mengakibatkan kematian apabila terlambat dalam penanganan..?
 iya benar bila terlambat dalam penanganan akan mengakibatkan kematian ,karena
komplikasi dari VF yaitu
1. Kehilangan fungsi saraf
2. Kerusakan otak
3.perubahan fungsi mental
4 .kulit terbakar akibat proses kejut jantung
5. Cedera tulang rusuk akibat tindakan CPR
6.koma
7. Kematian mendadak karena detak jantung yang cepat dan tak menentu
membuat jantung tiba-tiba berhenti memompa darah.

8. Komplikasi apa saja yang bisa ditimbulkan oleh VF?


 komplikasi dari VF yaitu
1. Kehilangan fungsi saraf
2. Kerusakan otak
3.perubahan fungsi mental
4 .kulit terbakar akibat proses kejut jantung
5. Cedera tulang rusuk akibat tindakan CPR
6.koma
7. Kematian mendadak karena detak jantung yang cepat dan tak menentu
membuat jantung tiba-tiba berhenti memompa darah.
9. Bagaimana cara mengurangi resiko dari tindakan cpr dan kejut jantung? Sehingga tidak
menimbulkan masalah..?
 Untuk mengurangi resiko dari tindakan CPR dan kejut jantung dapat dilakukan
tindakan tersebut sesuai SOP yang benar, berikut merupakan SOP dari tindakan
tersebut:
SOP CPR:
a) Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk Anda maupun orang
lain. Jangan dekati korban bila melihat bahaya, seperti kabel listrik yang menjuntai,
percikan api, longsoran batu, dan lainnya.
b) Cek respons atau kesadaran korban. Jika tingkat kesadaran korban menurun, tepuklah
bahunya. Jika korban masih tidak merespons, mintalah bantuan orang sekitar untuk
menelepon ambulans, mengambilkan kotak P3K, dan alat Automated External
Defibrillator (AED).
c) Sembari menunggu bantuan, lanjutkan dengan mengecek napas korban selama 5-10
detik. Jika tidak bernapas segera lalukan resusitasi jantung dan paru atau CPR dengan
kompresi dada. Agar kompresi dada efektif, korban harus dalam posisi terlentang pada
permukaan yang rata dan keras.
d) Berikan 30 kali kompresi dada pada pertengahan dada (pertengahan bagian bawah tulang
sternum), dengan kecepatan minimal 100-120 kali per menit.
e) Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan metode head tilt-
chin lift. Caranya letakkan tangan di dahi korban dan tengadahkan kepala korban.
Letakkan ujung jari di bawah dagu, dan angkat dagu korban. Pastikan tidak ada sisa
makanan sekitar area mulut.
f) Berikan dua kali bantuan napas. Tutup hidung dengan ibu jari dan telunjuk. Tiup sekitar 1
detik untuk membuat dada terangkat, kemudian lanjutkan dengan tiupan berikutnya.
g) Lanjutkan 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas dalam 2 menit atau sekitar 5
kali pengulangan. Setiap 2 menit, lakukan pengecekan napas kembali.
h) CPR baru bisa dihentikan saat korban memberi respon (biasanya terbatuk) atau mulai
bernapas lagi, saat penolong tidak mampu lagi memberikan pertolongan, saat tim medis
sudah datang, atau sudah ada keputusan dari dokter.
i) Jika korban mulai bernapas setelah diberikan CPR, lakukan posisi pemulihan. Tarik
lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung tangannya menempel pada pipi.
Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki bagian terjauh korban.
j) Balikkan atau miringkan korban ke arah penolong. Biarkan lutut kaki yang sudah ditekuk
tetap dalam posisi demikian. Tengadahkan kepala korban untuk mempertahankan jalan
napas. Pantau keadaan korban hingga bantuan medis tiba.
k) Jika korban mulai bernapas setelah diberikan CPR, lakukan posisi pemulihan. Tarik
lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung tangannya menempel pada pipi.
Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki bagian terjauh korban.Balikkan atau miringkan
korban ke arah penolong. Biarkan lutut kaki yang sudah ditekuk tetap dalam posisi
demikian. Tengadahkan kepala korban untuk mempertahankan jalan napas. Pantau
keadaan korban hingga bantuan medis tiba.
SOP kejut jantung:
a) Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
c) Memberikan sedative, atau analgesic bilai perlu
d) Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
e) Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan
f) Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule untuk
cardioversi mulai dengan 50 joule)
g) Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan paddle 2
dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
h) Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang
menyentuh pasien ataupun bad pasien
i) Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol
agar arus masuk dengan baik.
j) Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi watt second
yang lebih tinggi
k) Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.

Selama pemberian shock iantung ini ada yang harus diperhatikan yaitu pasien harus
1. Tidak ada kontak dengan orang lain
2. Tidak ada kontak dengan benda berbahan metal atau konduktor.
3. Saat paddle kontak langsung atau bersentuhan dengan pasien pastikan paddle tidak
terhubung dengan barang yang terbuati dari metal.
4. Pastikan dada pasien kering.
5. Karena dialiri Arus yang besar kemungkinan akan terjadi luka bakar oleh karena itu
pastikan peletakan paddle yang tepat.

10. Mengapa pada VF bisa terjadi peningkatan berat badan?


 Dikarenakan kelebihan berat badan membuat jantung harus bekerja dengan lebih
keras, i terlebih ketika fase relaksasi atau fase diastole. Jumlah lemak perut yang
lebih besar atau obesitas perut dikaitkan dengan peradangan yang lebih besar
yang bisanya merusak jantung. Berlebihnya lemak perut dikaitkan dengan
peningkatan kadar trigliserida yang membuat plak pecah. Inilah mengapa tidak
hanya berat tubuh, lingkar pinggang juga perlu kamu perhatikan untuk
mengurangi terjadinya masalah jantung terkait dengan kelebihan berat.
11. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami fibrilasi ventrikel?
 Faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fibrilasi ventrikel,
antara lain:
 Riwayat pernah mengalami episode fibrilasi ventrikel sebelumnya.
 Riwayat penyakit jantung sebelumnya. Kelainan jantung bawaan.
 Kelainan otot jantung (kardiomiopati). Cedera yang berpotensi menimbulkan
kerusakan otot jantung, seperti tersengat listrik.
 Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau metamfetamin.
 Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti magnesium atau kalium.

12. Apakan semua pemeriksaan penunjang pada pasien VF perlu dilakukan semuanya?
tetapi kalo hanya salah satu pemeriksaan penunjang saja apa akan efektif ?
 perlu dilakukan karena jika hanya berpatokan pada satu pemeriksaan saja untuk
hasilnya kurang akurat

Anda mungkin juga menyukai