Anda di halaman 1dari 4

RESUME

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

KARDIOVASKULER : ASISTOL

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Ailul Ikmah (173210001)


2. Bagas Tri Waluyo (1732100)
3. Gleadys Marieta P (173210082)
4. Nurjanah Fatimah D (173210061)
5. Agustina Ditubun (1732100)
6. Usfatun Khasanah (173210076)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CEBDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
RESUME SGD KELOMPOK 4

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER

ASISTOLE

 Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada, di
bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebalah kiri sternum. Jantung merupakan bagian
terpenting pada tubuh manusia..
 Kejadian asistol merupakan kejadian dimana merupakan penyebab dari suatu penyakit seperti
cardiac arrest atau kematian mendadak..
 Asystole adalah garis mendatar yang melintang pada layar monitor EKG. Asystole adalah
suatu keadaan dimana tidak ada aktivitas listrik.
 faktor yang dapat menyebabkan asystole, diantaranya :kekurangan metabolik yang berat,
gagal nafas.
 Asystole disebabkan karena adanya: Trauma,asidosis, hipoksia, keracunan, hipotermia,
hipoglisemia, obat dos tinggi, DLL.
 pasien tidak sadar, dengan tidak terdeteksi nadi dan napas. Atau sering disebut dengan
cardiac arrest.
 Batas waktu dilaksanakan tindakan pertama pada pasien asistol, bisa dilakukan
sesegera mungkin agar pasien tersebut mendaptkan pertolongan dan kita harus
melihat kondisi lingkungan sekitar serta letak posisi pasien.dampak terberat dalam
penyakit ini jika tidak segera ditangani bisa mengakibatkan kematian,d engan
penyakit assistol.
 Pemeriksaan diagnostiknya ada 2 tersebut. Karena asistol ini adalah dimana
keadaan tidak ada aktifitas listrik dan secara klinis pasien tidak sadar, apnea dan
tanpa nadi. Untuk mengetahui keadaan ini bisa menggunakan prosedur terserbut
yaitu elektrokardiogram dan echokardiogram
 Penatalaksanaan medisnya dengan RJP (Resusitasi Jantung Paru), intubasi
(tujuannya agar pasien tetap dapat bernapas pada saat sedang dibius, selama operasi,
atau saat mengalami kesulitan bernapas),adrenalin (sebuah obat dan hormon yang
memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh) dan pemberian atropin
(pemberian atropin diberikan secara rutin pada asistol jika pemberian adrenalin
tidak berhasil).Penanganan asistole harus cepat dengan protokol resusitasi
kardiopulmonal yang baku meliputi RJP segera, pemberian obat-obatan berupa
epinefrin dan vasopressin. Kemungkinan besar bisa di lakukan RJP di TKP. Tapi
untuk masalah pengobatan dan tindakan medis lainnya kita harus segera tlpon
ambulance atau di bawah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
 Untuk pengkajian pada pasien asistol bisa di lakukan dengan cara pemantauan hasil
dari echokardiogram ataupun elektrokardiogram. Karena pemeriksaan tersebut bisa
mengetahui keadaan pasien apakah masih ada aktivitas listrik atau tidak.Tindakan
yang harus segera diambil pada pasien yg mengalami asistol adalah melakukan CPR
(Cardiopulmonary Resuscitation).
 Trauma dapat menyebabkan Jantung berhenti berdetak. peristiwa seperti tenggelam,
menghirup asap atau sesak napas dapat menyebabkan terjadi trauma pada jantung.
Insiden yang menyebabkan perdarahan masih menurunkan tekanan darah, yang
akhirnya memicu asistol karena tidak terdapat cukup darah agar jantung dapat
memompa. Kecelakaan yang melibatkan listrik dapat menyebabkan irama jantung
menjadi tidak teratur yang mungkin akan berakhir dengan asistol.
 Jika hasil EKG menunjukkan irama seperti garis rumput (ventrikular takikardi atau
fibrilasi), maka pasien akan dilakukan defibrilasi atau diestrum sebagai terapi utama
selain di lakukam Resusitasi Jantung Paru (RJP). Dengan dilakukan defibrilasi,
gangguan irama jantung yang terjadi dapat di restart ulang. Jika iramanya kembali
normal, pasien tersebut akan dilakukan pemeriksaan gelombang listrik pada
pembuluh nadi. Jadi seseorang dapat tampak seolah-oleh hidup dengan adanya
gelombang listrik tersebut padahal jantungnya tidak bekerja. Jika denyut nadi tidak
teraba, maka akan dilakukan proses Resusitasi Jantung Paru.
 Vf pada keadaan jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya
mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus segera dilakukan adalah
CPR dan DC shock atau defibrilasi. Asistol Keadaan ditandai dengan tidak
terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk
adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil
adalah CPR.
 Yang beresiko terkena gangguan asistol adalah pasien yang henti jantung mendadak
(cardiac arrest) baik dengn diagnosa penyakit jantung ataupun tidak. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan asistole, diantaranya kekurangan metabolik yang berat,
gagal nafas akut, dan kerusakan miokardium yang luas atau ruptur aneurisma
ventrikular. selain itu juga asistole disebabkan karena adanya trauma asidosis,
hipoksia, keracunan, hipotermia, hipoglisemia, obat dos tinggi, cardiac tamponade,
hiper/hipokalemia, tension pneumotoraks, myocardial infarction akiba thrombosis,
pulmonary embolisma akibat dari thrombosis .Yang dilakukan pertama kali saat
menemukan pasien seperti ini yaitu a).BLS algoritma: meminta bantuan, lakukan
CPR. b) Beri oksigen bila tersedia. c) Pasang monitor jantung.
 Pasien yang mengalami asistole itu sudah bisa di katakan kondisi kritis mbak. Tidak
ada kategori kategori lagi mbak. Karena asistol itu keadaan apabila tidak ada
ativitas listrik. Kondisi klinisnya yaitu pasien tidak sadar, apnea dan tidak ada nadi.
Jadi bisa di garis besar bahwa asistol itu kondisi kritis.
 Tindakan yang tepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku meliputi
RJP segera, pemberian obat-obatan berupa epinefrin dan vasopressin (Lihat
Algoritme penatalaksanaan Asistol). RJP dilakukan sebanyak 5 siklus, sambil
pertimbangkan pemberian obat-obatan. Setelah 5 siklus RJP, cek kembali irama
jantung.
 Diagnosa pola nafas tidak efektif
 Diagnosa resiko bersihan jalan nafas tidak efektif
 Diagnosa penurunan curah jantung
 Diagnosa gangguan perfusi jaringan
 Penurunan curah jantung b.d. perubahan frekuensiatau irama jantung
 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan fungsi jantung kembali normal
 Kriteria Hasil: TTV dalam rentang normal, dapat mentoleransi aktifitas, tidak ada
kelelahan, tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites, tidak ada penurunan
kesadaran.
 Rasional :Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk
mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler.
 S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop umum (S3
dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke dalam serambi yang distensi. Murmur
dapat menunjukkan inkompetensi/ stenosis katup.
 Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, poplitea,
dorsalis pedis dan postibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk
dipalpasi, dan pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.

Anda mungkin juga menyukai