Anda di halaman 1dari 5

PERTIMBANGAN TANAH, TOPOGRAFI, AIR, JALAN DAN

FAKTOR LUAR : ARSITEKTUR FENGSHUI


Vira Nurul Huda 27318260, Wahyu Prakoso

A. PERTIMBANGAN TANAH, TOPOGRAFI DAN AIR


Ilmu fengshui saat memilih lokasi tanah yang akan dibeli, baik untuk tempat tinggal
maupun untuk tempat usaha masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat tionghoa.

Sebelum seorang ahli Feng Shui melakukan perhitungan tentang baik buruknya arah dan
kedudukan lahan, maka seorang ahli Feng Shui akan menilai objek tanah yang dicermati.
Penilaian objek tanah tersebut mencakup beberapa faktor, antara lain, yaitu:

1. Menganalisis nilai topografi atau tinggi rendahnya permukaan tanah terhadap bangunan
yang akan didirikan. Tidak semua tempat yang tinggi membawa keberuntungan dalam
kehidupan.
2. Mencermati faktor eksterior, seperti, bentuk sungai, jalan raya, atau sudut-sudut tajam yang
terdapat di lingkungan sekitar, bahkan termasuk mengukur jarak aman objek tersebut
apabila harus mendekati lereng atau tebing.
3. Mengetahui kualitas tanah yang akan dipilih, termasuk jenis tanah dan kepadatan tanah.

Cara tersebut merupakan bagian dari komunitas budaya yang masih bertahan sampai saat
ini. Pakar Feng Shui juga menggunakan salah satu metode tersebut, misalnya merasakan
getaran ‘Qi’ tanah atau merasakan ’Qi’ udara di sekitar tanah yang dianalisis. Namun,
sebenarnya untuk menilai kualitas tanah, yang lebih penting dalam ilmu Feng Shui adalah
melihat jenis tanah yang dimaksud secara seksama. Hal ini hampir sama dengan ahli
geologi saat melakukan studi kelayakan terhadap lahan untuk pembangunan real estate.

Pengamatan tanah dilakukan dengan tujuan agar supaya kita bisa mengetahui kualitas yang
terkandung beserta klasifikasi sifatnya, serta pengaruh magnetik yang terjadi, baik terhadap
nilai bangunan atau terhadap orang yang menempatinya. Dengan demikian, penilaian akan
lebih rinci. Walaupun arah hadap dan lokasi bangunan sudah baik, tetapi jika tidak
memikirkan kualitas tanah yang terkandung, maka akan merugikan penghuni rumah atau
bangunan tersebut, misalnya akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
keretakan bangunan, patahnya pondasi bangunan, dan sebagainya. Ada beberapa kriteria,
sifat, dan pengaruh tanah yang patut dipertimbangkan sebelum membangun rumah, yaitu :

1. Tanah Berbatu
Rumah atau bangunan yang dibangun di atas tanah yang berbatu, misalnya rumah yang
dibangun di atas karang, merupakan pilihan Feng Shui yang buruk. Orang yang tinggal di
tanah berbatu akan sering mendapatkan tekanan batin yang cukup berat, sehingga
karirnya akan selalu mendapatkan masalah atau hambatan. Biaya pembuatan rumah juga
akan sering membengkak, karena pada waktu penggalian pondasi akan terbentur batu
yang keras.

2. Tanah Bekas Sawah


Saat ini, tidak sedikit para pengembang membangun perumahan di area bekas
persawahan. Area ini sengaja dipilih karena menjanjikan keuntungan yang lebih. Namun,
dalam ilmu Feng Shui, membangun rumah di bekas lahan persawahan kurang
memberikan keberuntungan. Area persawahan dianggap membawa energi negatif, seperti
keringnya rezeki. Secara logika, anggapan Feng Shui ini dianggap ada benarnya, karena
pada saat pembangunan rumah atau bangunan perlu dilakukan pengeringan terlebih
dahulu hingga betul-betul kering, bahkan perlu ditimbun dengan tanah hingga menjadi
kering dan padat.

Hal pertama dan yang paling utama adalah mengevaluasi sejarah kavling tanah. Adapun
baiknya menghindari membangun ditempat yang dahulunya merupakan lokasi dari :
1. Rumah Sakit
Karena lokasi ini masih menampung frekuensi atau energi dari orang yang sudah
meninggal atau sakit.
2. Rumah Duka
Karena energi dukacita masih bisa berdiam ditempat tersebut.
3. Tanah Pemakaman
Karena dapat mempengaruhi emosi penghuni yang labil, kesepian rohani, serta dalam
kasus tertentu penghuni melihat penampakan sebuah roh atau nyawa seseorang dari
dimensi lain.
4. Rumah Potong Hewan
Karena masih menampung energi ketakutan dan kesedihan.
5. Tempat Ibadah
Karena energi dari aktivitas spiritual dikategorikan sebagai energi yin yang.
6. Pos Polisi
Karena medan energi dari penderitaan dan kesulitan masih berdiam disitu.

Untuk memperbaiki atau membangkitkan kembali pola energy dari tanah tersebuh
seyogyanya kita merobohkan bangunan seluruh bangunan kemudian membiarkannya
terbuka dibawah sinar matahari selama kurun waktu tertentu, serta membuang lapisan
tanah teratas minimal 1 meter dan menggantinya dengan timbunan tanah yang baru dari
sumber yang bagus yang tentu saja tidak mengandung energi yang negative.

B. PERTIMBANGAN FENGSHUI JALAN DAN FAKTOR LUAR


Prinsip feng shui pada dasarnya sederhana, karena mengikuti pola yin yang
atau keseimbangan. Schingga dengan penerapan nilai-nilai feng shui yang
baik pada rumah tinggal, maka akan memberikan kenyamanan bagi penghuni
rumah dan memberikan nilai serta harga jual yang lebih tinggi.
Feng shui merupakan seni Cina kuno dan ilmu penempatan obyek dalam rang
untuk menciptakan aliran energi yang shat, yang disebut "qi". Feng shui
merupakan suatu hubungan yang seimbang dengan alam dan hubungan antara
satu sama lain untuk menciptakan suatu kesinambungan yang baik di dalam
praktek maupun di dalam prinsipnya shingga menciptakan dampak yang baik
bagi alam dan manusia.
Posisi rumah terhadap jalan dianggap baik jika terletak di ujung serangkaian
loop di jalan berkelok-kelok dari lingkaran lalu lintas, material krikil dan
tanah. Dianggap tidak baik jika terletak pada -junction (tusuk sate) dan
persimpangan Y, dekat landasan bandara, kanal, dinding, di dekat jembatan,
viaduk, jalan layang atau cekung, simpang susun jalan raya, dekat tikungan
tajam atau berjalan panjang, terletak di jalan buntu dan cul-de-sac, pada jalan
sudut karena energi yang ada pada posisi ini terlalu besar, pada posisi jalan
raya yang lebih tinggi dari tapak (Harjanto,2008).
Menurut ilmu fengshui kuno, bentuk jalan pada lokasi rumah mewakili aliran
energi air dimana aliran energi air in mewakili keberuntungan materi atau
kekayaan seseorang.
Menurut pakar fengshui Aries Harjanto, terdapat pedoman mum untuk
menentukan jenis jalan pada rumah. Jenis jalan dibedakan menjadi dua
macam yaitu jalan Yin dan Jalan Yang. Jalan Yin adalah jalan yang arus lalu
lintasnya dari arah kanan ke kiri. Sedangkan jalan Yang adalah jalan yang arus
lalu lintasnya dari kiri ke kanan dilihat dari dalam rumah.
Nah, aturan umum yang harus dipatuhi adalah harus seimbangnya energi Yin
dan Yang. Artinya, jalan tersebut tidak boleh terlalu lambat atau rawan
kemacetan lalu lintas, ataupun terlalu lapang atau sepi. Selain itu aturan dasar
lain sebaiknya pola jalan yang dilalui sedikit berliku-liku.
Selain itu, jalan juga dibedakan menjadi dua arah, yaitu arah masuk dan arah
keluar. Idealnya jika jalan arah masuk dari sektor menguntungkan, sebaiknya
arah keluar berada di sektor merugikan untuk menjaga keseimbangan Y in
dan Yang.
Terakhir, sebaiknya hindari rumah yang berada di pertigaan T, belokan
perempatan (hook) pertigaan berbentuk Y, ataupun dekat dengan bundaran
jalan. Hindari juga lokasi rumah dekat dengan rel kereta api, dekat dengan
jalan tol atau dekat jalan layang dan berada di bawah jembatan.
Saran Aries sebagai pakar praktisi fengshui, sebaiknya gantung lonceng angin
di depan rumah Anda jika rumah menghadap ke persimpangan berbentuk T
atau Y.
Jika memungkinkan bangun tembok di dean rumah untuk menutupi
pandangan persimpangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai