Sebelum seorang ahli Feng Shui melakukan perhitungan tentang baik buruknya arah dan
kedudukan lahan, maka seorang ahli Feng Shui akan menilai objek tanah yang dicermati.
Penilaian objek tanah tersebut mencakup beberapa faktor, antara lain, yaitu:
1. Menganalisis nilai topografi atau tinggi rendahnya permukaan tanah terhadap bangunan
yang akan didirikan. Tidak semua tempat yang tinggi membawa keberuntungan dalam
kehidupan.
2. Mencermati faktor eksterior, seperti, bentuk sungai, jalan raya, atau sudut-sudut tajam yang
terdapat di lingkungan sekitar, bahkan termasuk mengukur jarak aman objek tersebut
apabila harus mendekati lereng atau tebing.
3. Mengetahui kualitas tanah yang akan dipilih, termasuk jenis tanah dan kepadatan tanah.
Cara tersebut merupakan bagian dari komunitas budaya yang masih bertahan sampai saat
ini. Pakar Feng Shui juga menggunakan salah satu metode tersebut, misalnya merasakan
getaran ‘Qi’ tanah atau merasakan ’Qi’ udara di sekitar tanah yang dianalisis. Namun,
sebenarnya untuk menilai kualitas tanah, yang lebih penting dalam ilmu Feng Shui adalah
melihat jenis tanah yang dimaksud secara seksama. Hal ini hampir sama dengan ahli
geologi saat melakukan studi kelayakan terhadap lahan untuk pembangunan real estate.
Pengamatan tanah dilakukan dengan tujuan agar supaya kita bisa mengetahui kualitas yang
terkandung beserta klasifikasi sifatnya, serta pengaruh magnetik yang terjadi, baik terhadap
nilai bangunan atau terhadap orang yang menempatinya. Dengan demikian, penilaian akan
lebih rinci. Walaupun arah hadap dan lokasi bangunan sudah baik, tetapi jika tidak
memikirkan kualitas tanah yang terkandung, maka akan merugikan penghuni rumah atau
bangunan tersebut, misalnya akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
keretakan bangunan, patahnya pondasi bangunan, dan sebagainya. Ada beberapa kriteria,
sifat, dan pengaruh tanah yang patut dipertimbangkan sebelum membangun rumah, yaitu :
1. Tanah Berbatu
Rumah atau bangunan yang dibangun di atas tanah yang berbatu, misalnya rumah yang
dibangun di atas karang, merupakan pilihan Feng Shui yang buruk. Orang yang tinggal di
tanah berbatu akan sering mendapatkan tekanan batin yang cukup berat, sehingga
karirnya akan selalu mendapatkan masalah atau hambatan. Biaya pembuatan rumah juga
akan sering membengkak, karena pada waktu penggalian pondasi akan terbentur batu
yang keras.
Hal pertama dan yang paling utama adalah mengevaluasi sejarah kavling tanah. Adapun
baiknya menghindari membangun ditempat yang dahulunya merupakan lokasi dari :
1. Rumah Sakit
Karena lokasi ini masih menampung frekuensi atau energi dari orang yang sudah
meninggal atau sakit.
2. Rumah Duka
Karena energi dukacita masih bisa berdiam ditempat tersebut.
3. Tanah Pemakaman
Karena dapat mempengaruhi emosi penghuni yang labil, kesepian rohani, serta dalam
kasus tertentu penghuni melihat penampakan sebuah roh atau nyawa seseorang dari
dimensi lain.
4. Rumah Potong Hewan
Karena masih menampung energi ketakutan dan kesedihan.
5. Tempat Ibadah
Karena energi dari aktivitas spiritual dikategorikan sebagai energi yin yang.
6. Pos Polisi
Karena medan energi dari penderitaan dan kesulitan masih berdiam disitu.
Untuk memperbaiki atau membangkitkan kembali pola energy dari tanah tersebuh
seyogyanya kita merobohkan bangunan seluruh bangunan kemudian membiarkannya
terbuka dibawah sinar matahari selama kurun waktu tertentu, serta membuang lapisan
tanah teratas minimal 1 meter dan menggantinya dengan timbunan tanah yang baru dari
sumber yang bagus yang tentu saja tidak mengandung energi yang negative.