Otonomi Daerah
Otonomi Daerah
Pengertian
Secara etimologi otonomi berasal dari kata oto (auto = sendiri) dan nomoi
(nomos = aturan/ undang-undang) yang berarti mengatur sendiri, wilayah atau
bagian negara atau kelompok yang memerintah sendiri. Di dalam tata
pemerintahan, otonomi diartikan sebagai mengurus dan mengatur rumah
tangga sendiri (Muhammad Fauzan, 2006 : 64).
Otonomi juga diartikan sebagai suatu kebebasan atau kemandirian, tetapi bukan
kemerdekaan. Kebebasan dan kemandirian ini menuntut adanya
pertanggungjawaban, sehingga disebut kebebasan yang terbatas .
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa otonomi adalah hak, wewenang, dak
kewajiban daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai inisiatif dan
prakarsa daerah dengan pembatasan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi
dan tetap berada dalam kerangka Negara Kesatuan.
Safri Nugraha (dikutip Tri Hayati, 2005 : 44) menyatakan bahwa tujuan
pemberian otonomi adalah untuk :
Macam-macam Otonomi
The Liang Gie menjelaskan adanya 3 (tiga) macam otonomi :
2. Otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan
pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,
hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu
sama dengan daerah lainnya.
2. Keuangan
Referensi :
Hanif Nurcholis. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta : PT. Grasindo.
J. Kaloh. 2003. Kepala Daerah : Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan Perilaku Kepala Daerah
dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tri Hayati. 2005. Pilkada Dalam Era Reformasi Pemerintahan Daerah (Pasca Putusan
MK) dalam Pilkada Pasca Putusan MK. Jurnal Konstitusi Volume 2 Nomor 1,
Juli 2005.