Anda di halaman 1dari 2

ASESMEN TEKNIK TES

Nama : Slamet Tuhuteru

Nim : 2018-39-020

Prodi : Bimbingan Konseling

UTS : Asesmen teknik tes

Jawab :

1. Dapat di amati contoh kasus kasus tersebut, bahwa pada saat penerimaan siswa baru dalam
sekolah inklusi kepala sekolah meminta bantuan guru BK tentang pertimbangan mengenai
penerimaan siswa baru sekolah inklusinya. Jadi ini berkaitan dengan cara penanganan guru BK
atas permasalahannya siswa-siswi disabilitas yang masing-masing memiliki kekurangan dalam
bentuk fisiknya/cacat, contohnya seperti : Tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna laras,
tuna ganda, tuna daksa.

Dari dari beberapa contoh diatas dapat kita cermati bahwa pemberian layanan orientasi
kepada siswa-siswi penyandang disabilitas bukanlah hal yang mudah selayaknya anak normal
lainnya, sehingga cara yang digunkan juga harus kreatif, inovatif, tentunya harus sesuai dengan
kebutuhan mereka siswa-siswi agar dapat dengan mudah di pahami oleh mereka.

Dengan demikian saran saya adalah

1. Pemberian layanan orientasi diawali dengan melakukan Tes Psikologi seperti, Tes
Intelegensi, Tes Bakat, Tes Prestasi, Tes Kreativitas, Tes Kepribadian, Inventori Minat,
Prosedur-Prosedur Perilaku, Neuropsychological Test, kepada para peserta didik baru di sekolah
pendidikan inklusi. Agar dapat mengetahui tentang minat dan bakat peserta didik sesuai dengan
kemampuan IQnya.

2. Guru/pengajar yang lain harus bisa memberikan materi-meteri yang mudah dan sesuai
dengan apa yang mereka pahami. Karena menurut Ilahi, (2013:27): “Pendidikan inklusif
merupakan konsep pendidikan yang mempresentasikan keseluruhan aspek yang berkaitan
dengan keterbukaan dalam menerima anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh hak dasar
mereka sebagai warga Negara.”

2. Perlu diketahui bahwa kita tidak bisa secara langsung memaksakan kemauan kita terhadap
anak, karena itu bisa menyebabkan rasa kebencian dan menambah keras kepalanya terhadap kita.
Itu semua dikarenakan minatnya terhadap sesuatu yang dia mau dan apa yang dia inginkan
terhadap sesuatu itu sehingganya harus terpenuhi. Jadi dalam hal ini ada juga para ahli/pakar
sudah mengemukakan, salah satunya adalah Tampubolon (1991: 41) : “Minat adalah suatu
perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.”

Jadi cara penyelesaiannya adalah dengan menggunkan metode Layanan Konseling


Perorangan, karena fungsi pengentasan dan advokasi dari layanan ini, dapat membangunkan lagi
motivasi-motivasi baru sehingga membuat anak (peserta didik), itu sadar tentang sesuatu yang
lebih penting dan apa yang lebih di utamakan, sehingga membangun minat belajarnya kembali
dan menghilangkan rasa bosannya akibat motivasi baru yang didapatkannya. Tentunya semua itu
tidak terlepas dari kerja sama antara kedua belah pihak yaitu guru dan orang tua.

Hurlock, mengatakan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai
bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan
mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun.
Sehingga minat tidak bersifat permanen tetapi minat bersifat sementara dan dapat berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai