Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA DAN


ASAL USUL MUHAMMADIYAH

Dosen Penganpuh:

SUSI HERLINDA, S.PD., M.PD

Disusun oleh:

Nama NIM Fakultas/Jurusan


1. Nuraminah 190604006 FKIP/ Pendidikan Vocasional Elektronika
2. Muti'ah 190603003 FKIP/ Pendidikan IPA
3. Dyah Retno Wulandari 190603013 FKIP/ Pendidikan IPA
4. Novita Sari 190602060 FKIP/ Pendidikan Bahasa Inggris

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam bidang keperawatan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Novemver 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Masalah latar belakang………………………………………..1
2. Formulasi masalah .....................................................................3
3. Tujuan Masalah .........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Memahami Muhammadiyah ................................................8
B. Muhammadiyah pada masa penjajahan .............................10
C. Muhammadiyah pada saat kemerdekaan ...........................11
D. Muhammadiyah pada orde lama .......................................... 12
E. Muhammadiyah pada orde baru ......................................... 12
F. Muhammadiyah tentang reformasi ....................................13
G. Dimana upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam..13
BAB III KESIMPULAN................................................................18
BAB IV SARAN..............................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat Islam di Indonesia menempati jumlah terbesar dibandingkan
dengan agama lain, oleh karena itu sebagian besar aturan hukumnya
mencerminkan nilai-nilai Islam. Dan juga sebagian besar pemimpin
bangsa berasal dari Islam. Namun ironisnya jika melihat kondisi bangsa
Indonesia yang semakin mengalami banyak permasalahan bahkan dalam
beberapa kasus ditinggalkan oleh bangsa non muslim lainnya. Sudah
lebih dari 60 tahun sejak Indonesia merdeka dan Islam sendiri jauh lebih
lama mengakar di Indonesia bahkan Islam sebagai pemerintahan hadir di
Indonesia sekitar abad ke-12, namun nyatanya Islam sudah masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Saat itu ada jalur pelayaran
internasional yang padat dan melalui Selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Tang di Tiongkok, Sriwijaya di Asia Tenggara
dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad ke 7. Dengan waktu itu,
pengaruh Islam harus tertanam kuat pada umat Islam, jika proses
dakwah yang berlangsung selama periode tersebut berjalan dengan baik.
Memang perjalanan Islam di Indonesia berlangsung dengan berbagai
media, terutama di tengah era globalisasi seperti saat ini. Namun jika
kita melihat sejarah Islam di Indonesia, peran terbesar penyebaran Islam
di Indonesia adalah melalui para pedagang. Salah satu isyarat yang
membenarkan tesis tersebut adalah bahwa awal tumbuhnya umat Islam
berada di kota-kota pelabuhan besar pada masanya, tanda lain juga
ditunjukkan dengan peninggalan sejumlah makam kuno. Perkembangan
dakwah Islam Indonesia pada masa kini memang tidak terlepas dari
sejarah Islam di Indonesia sendiri, karena yang kita terima sekarang
merupakan sebuah estafet ilmu pengetahuan dari generasi sebelumnya,
dan disini akan sedikit dibahas tentang perkembangan dakwah Islam di
1
Indonesia. Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah memberikan
kerangka bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia.
Sikap dan jiwa ilmu yang dibentuk oleh dunia Islam pada Abad
Pertengahan melahirkan tokoh ensiklopedis dari berbagai ilmu.
Peradaban dan kemajuan bidang ilmu yang telah dicapai oleh umat
Islam sebelumnya sudah tidak terlihat lagi bahkan umat Islam terkesan
statis dalam bidang pemikiran, termasuk bidang pemikiran keagamaan.
Di Indonesia, proses perubahan hakikat pemikiran tentang Islam, Selain
itu faktor kondisi internal umat Islam terjadi setelah terbukanya
komunikasi yang luas dengan negara Timur Tengah yang menjadi pusat
Islam. Proses perubahan ini dilakukan oleh individu dalam kelompok
masyarakat yang ingin memperjuangkan jati diri dan prinsip ajaran
Islam di tengah kehidupan bangsa Indonesia. Bisnis diwujudkan dengan
mendirikan organisasi tertentu. Di antara organisasi-organisasi tersebut,
Muhammadiyah dipandang memiliki peran yang sangat penting dalam
menyebarkan ide-ide reformasi Islam dan memiliki pengaruh yang kuat
di kalangan masyarakat menengah Indonesia (Din Syamsuddin). Proses
perubahan ini dilakukan oleh individu dalam kelompok masyarakat yang
ingin memperjuangkan jati diri dan prinsip ajaran Islam di tengah
kehidupan bangsa Indonesia. Bisnis diwujudkan dengan mendirikan
organisasi tertentu. Di antara organisasi-organisasi tersebut,
Muhammadiyah dipandang memiliki peran yang sangat penting dalam
menyebarkan ide-ide reformasi Islam dan memiliki pengaruh yang kuat
di kalangan masyarakat menengah Indonesia (Din Syamsuddin). Proses
perubahan ini dilakukan oleh individu dalam kelompok masyarakat yang
ingin memperjuangkan jati diri dan prinsip ajaran Islam di tengah
kehidupan bangsa Indonesia. Bisnis diwujudkan dengan mendirikan
organisasi tertentu. Di antara organisasi-organisasi tersebut,
Muhammadiyah dipandang memiliki peran yang sangat penting dalam

2
menyebarkan ide-ide reformasi Islam dan memiliki pengaruh yang kuat
di kalangan masyarakat menengah Indonesia (Din Syamsuddin).
B. Formulasi masalah
1. Bagaimana perkembangan dakwah Islam di nusantara?
2. Apa asal muasal Muhammadiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan dakwah Islam di nusantara
2. Untuk mengetahui asal muasal Muhammadiyah

3
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan berkembangnya era dakwah Islam juga mulai merambah
berbagai media dan metode, tidak seperti sebelumnya yang hanya
menyebar dari mulut ke mulut sambil berdagang. Islam memang agama
yang sangat menghargai ilmu pengetahuan, karena wahyu yang pertama
diturunkan sebagai perintah untuk membaca, tidak hanya sebatas
membaca tulisan tetapi juga membaca tanda-tanda kebesaran Tuhan di
dunia. Padahal, kegiatan dakwah merupakan hal yang fleksibel dan
dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode dan terencana dengan
tujuan menemukan kebahagiaan dalam hidup berdasarkan ridha Tuhan
Yang Maha Esa. Dakwah adalah upaya peningkatan pemahaman agama
untuk mengubah pandangan hidup, sikap batin dan tingkah laku
masyarakat yang tidak sesuai dengan tuntunan syari'at untuk
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dakwah harus
memiliki pemahaman yang mendalam bukan hanya menganggap bahwa
dakwah dalam bingkai "amar ma'ruf nahi mungkar", sekedar
menyampaikan tetapi harus memenuhi beberapa syarat yaitu
menemukan materi yang sesuai, mengetahui psikologi objek dakwah,
memilih cara yang representatif, menggunakan bahasa bijak dan
sebagainya. Secara konvensional, subjek dakwah terdiri dari dakwah
(dakwah) dan pengelola dakwah.
Padahal jika kita melihat sejarah perkembangan Islam di masa-masa
awal struktur masyarakat Islam di Nusantara pada abad 16/17
merupakan satu kesatuan dari tiga kekuatan, yaitu ekonomi yang
berbasis perdagangan pelabuhan, politik yang terwujud di istana atau
pemerintahan, dan agama seperti yang diaktualisasikan di pesantren di

4
Pesantren Jawa di Aceh atau surau di Sumatera Barat dan pusat
keagamaan lainnya. Pada masa-masa awal perkembangannya, Islam
tidak hanya bertumpu pada peran seorang dai saja, akan tetapi dibidang
lain juga dapat mempengaruhi perkembangan Islam, seperti yang kita
lihat sekarang bahwa banyak institusi yang mengajarkan Islam, juga
banyak majalah bertema Islam, film-film religi, dan hal-hal lain yang
baru saja muncul saat ini. Di masa lalu, banyak sufi juga menyebarkan
Islam, yang memiliki keistimewaan yaitu mereka menyebarkan Islam
dengan dua cara. Pertama, membentuk kader, guru dan dakwah agar
mampu mendidik Islam dan menyebarkan Islam di daerah asalnya serta
meneruskan jejak gurunya. Kedua, melalui karya tulis yang tersebar dan
dibaca di berbagai tempat jauh di luar tempat tinggal mereka. Seperti
karya Hamzah Fansuri yang memuat uraian singkat tentang sifat dan
hakikat teologi menurut teologi Islam. Namun perlu diperhatikan bahwa
proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia menurut Ahmad
Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Discovering History
terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga
teori di atas memberikan jawaban atas permasalahan zaman masuknya
Islam ke Indonesia.
1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-
13 dan asalnya dari Gujarat (Cambay), India. Dasar teori ini adalah:
Sebuah. Kurangnya fakta menjelaskan peran orang Arab dalam
penyebaran Islam di Indonesia
a. Hubungan perdagangan Indonesia dengan India telah lama melalui
jalur Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa.
b .Batu nisan Sultan Samudra Pasai adalah Malik Al Saleh tahun 1297
yang khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye,
5
WF Stutterheim dan Bernard HM Vlekke. Para ahli yang mendukung
teori Gujarat lebih fokus pada kemunculan kekuatan politik Islam, yakni
keberadaan kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga berdasarkan kesaksian
Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak
(Perureula) pada tahun 1292. Ia mengatakan bahwa di Perlak banyak
orang yang memeluk Islam dan banyak pedagang Muslim dari India
yang menyebarkan ajaran Islam.
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai kontradiksi
dengan teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah menyatakan bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan asalnya berasal dari Arab
(Mesir). Dasar teori ini adalah:
Sebuah. Pada abad ke-7, tahun 674 di pantai barat Sumatera, ada
desa Islam (Arab); Dengan pertimbangan para pedagang Arab telah
mendirikan pemukiman di Kanton sejak abad ke-4. Ini juga sejalan
dengan berita China.
a. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran Syafi'i, dengan pengaruh
aliran Syafi'i terbesar saat itu adalah Mesir dan Mekah. Sedangkan
Gujarat / India adalah penganut aliran Hanafi.
b. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yang
merupakan gelar yang berasal dari Mesir. Para pendukung teori Makkah
ini adalah Hamka, Van Leur dan TW Arnold. Para ahli yang mendukung
teori ini menyatakan bahwa abad ke-13 telah membentuk kekuatan
politik Islam, sehingga masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelum
abad ke-7 dan yang berperan penting dalam proses penyebarannya
adalah bangsa Arab sendiri.
3. Teori Persia

6
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13
dan pengangkutnya berasal dari Persia (Iran). Landasan teori ini adalah
kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia
seperti:
Sebuah. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas wafatnya Hasan
dan Hussein, cucu Nabi Muhammad, yang sangat dihormati oleh kaum
Syiah / Muslim Iran. Di Sumatera Barat peringatan tersebut disebut
dengan upacara Tabuik / Tabut. Sedangkan di pulau jawa ditandai
dengan pembuatan bubur syuro.
a. Kemiripan ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jennar dengan sufi asal
Iran adalah Al-Hallaj.
b. Penggunaan istilah Iran dalam sistem ejaan huruf arab untuk tanda
bunyi harakat.
c. Ia menemukan makam Maulana Malik Ibrahim pada tahun 1419 di
Gresik.
d. Ada Desa Leren / Leran di Giri, Gresik. Leren adalah nama salah
satu pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan PA Hussein
Jayadiningrat.
Ketiga teori ini sebenarnya masing-masing memiliki kebenaran dan
kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, berdasarkan teori tersebut
dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia secara damai pada
abad ke-7 dan mengalami perkembangannya pada abad ke-13. Proses
masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan
secara damai melalui beberapa jalur / jalur yaitu melalui perdagangan
seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Para
pedagang ini berinteraksi / bergaul dengan orang Indonesia. Pada
kesempatan inilah digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam.

7
Selanjutnya di antara para pedagang tersebut ada yang terus bermukim,
atau mendirikan desa, seperti pedagang Gujarat yang mendirikan desa
Pekojan. Dengan hadirnya kampung pedagang maka interaksi semakin
sering bahkan ada yang menikah dengan wanita Indonesia, sehingga
proses penyebaran agama Islam berkembang pesat. Perkembangan Islam
yang pesat menyebabkan munculnya ulama atau dakwah yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok
pesantren. Pondok pesantren merupakan wadah bagi anak muda dari
berbagai daerah dan komunitas untuk belajar agama Islam. Usai
menyelesaikan gubuk tersebut, para pemuda tersebut menjadi dai
menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing. Selain penyebaran
Islam melalui jalur-jalur yang dijelaskan di atas, Islam juga disebarkan
melalui seni, misalnya melalui pertunjukan seni gamelan atau wayang
kulit. Dengan demikian Islam berkembang pesat dan mudah diterima
oleh masyarakat Indonesia. Proses penyebaran Islam di Indonesia atau
proses islamisasi tidak terlepas dari peran pedagang, mubaliqh / ulama,
raja, bangsawan atau adipati. Di pulau Jawa peran mubaliqh dan ulama
termasuk dalam kelompok wali yang dikenal sebagai walisongo atau
wali sembilan.
A. Memahami Muhammadiyah
Arti bahasa (etimologis) Muhammadiyah berasal dari kata Arab
“Muhammadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul terakhir Allah. Kemudian
dapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya baik. Jadi, Muhammadiyah berarti
"umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam" atau "pengikut
Muhammad Shallallahu' alaihi wa sallam", yaitu semua umat Islam yang
mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah hamba dan utusan Tuhan yang terakhir. Terminologi
(Terminologi) Istilah Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah
amar makruf nahi munkar, keimanan Islam dan bersumber dari Alqur'an

8
dan Sunnah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H, bertepatan dengan tanggal 18 November 1912
Miladiyah di kota Yogyakarta. . Gerakan ini dinamai Muhammadiyah
oleh para pendirinya dengan maksud memiliki harapan yang baik, dapat
mencontoh dan meniru jejak perjuangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam dalam rangka menegakkan dan menegakkan Islam, semata-
mata demi terwujudnya' Izzul Islam wal Muslimin, keberhasilan Islam
sebagai realitas dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realitas. Secara
umum Muhammadiyah merupakan salah satu ormas Islam reformis di
Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad
Dahlan ini memang merupakan salah satu rantai panjang gerakan
reformasi Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya yaitu Ibnu
Taimiyah, Ibn Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab,
Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rashid Ridha, dan
seterusnya. Pengaruh gerakan reformasi terutama datang dari
Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar,
1. Faktor pendorong Muhammadiyah
Umat Islam tidak berpegang teguh pada tuntunan Alquran dan
Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan maraknya syirik, bid'ah, dan
takhayul, yang mengakibatkan umat Islam tidak menjadi kelompok yang
dihormati di masyarakat, sehingga Islam tidak memancarkan sinarnya
yang suci;
a. Tidak adanya persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, sebagai
akibat dari ketidakstabilan persaudaraan Islam dan tidak adanya
organisasi yang kuat;
b. Kegagalan beberapa lembaga pendidikan Islam dalam menghasilkan
kader-kader Islam, karena tidak mampu lagi memenuhi tuntutan zaman;

9
c. Umat Muslim kebanyakan hidup dalam dunia fanatisme yang
sempit, meniru secara membabi buta dan berpikir secara dogmatis,
dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
d. Dikarenakan terwujudnya bahaya yang mengancam kehidupan dan
pengaruh Islam, serta terkait dengan misi dan kegiatan zending umat
Kristiani di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di
kalangan masyarakat.
2. Pendiri dan Pengembangan Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H / 18 November 1912 oleh Muhammad
Darwis yang kemudian dikenal dengan KH Ahmad Dahlan. Ia adalah
seorang perwira kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib
dan sebagai pedagang. Melihat kondisi umat Islam saat itu dalam
keadaan stagnan, beku dan sarat dengan praktik mistik, ia tergerak untuk
mengajak mereka kembali pada ajaran Islam yang benar berdasarkan
Alquran dan Hadits. Oleh karena itu ia memberikan makna religius di
rumahnya di tengah kesibukannya sebagai seorang Khatib dan
pedagang. Sekali lagi ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan
kesabarannya, akhirnya ia mendapat tanggapan dari keluarga dan teman-
temannya. Profesinya sebagai trader sangat mendukung panggilannya,
sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar desa Kauman
bahkan sampai ke luar daerah dan keluar pulau jawa. Untuk
menyelenggarakan kegiatan tersebut dibentuklah perkumpulan
Muhammadiyah. Dan sekarang Muhammadiyah telah tersebar di seluruh
pelosok negara. Selain memberikan pelajaran / ilmunya kepada laki-laki,
ia juga memberikan pelajaran kepada remaja putri dalam forum belajar
yang disebut "Sidhratul Muntaha". Selama pelajaran siang hari untuk
anak laki-laki dan perempuan. Di malam hari untuk anak-anak dewasa.
Selain memberikan kegiatan bagi laki-laki, pendidikan bagi ibu dan
10
anak, ia juga mendirikan sekolah. Pada tahun 1913 sampai 1918 ia
mendirikan 5 Sekolah Dasar, pada tahun 1919 ia mendirikan Sekolah
Hooge Muhammadiyah yang merupakan sekolah lanjutan.

B. Muhammadiyah Pada Masa Kolonial


Saat ini perintisan yang dilakukan oleh KHADahlan mengarah pada
himbauan untuk mengamalkan Islam dengan baik sesuai dengan
pedoman Alquran dan As-sunah syahihah, terdapat warung-warung
KHADahlan antara lain:
1. Pada tahun 1898, ia meluruskan arah kiblat secara benar dengan
arah miring ke barat laut sebesar 24,5 derajat.
2. Berawal dari sekolah perintis di inti rumah KHA Dahlan hingga
akhirnya membangun gedung sekolah standar med de Qur'an hingga
akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus berkembang.
3. KHA Dahlan dibantu oleh KHSuja 'merintis RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 15 Februari 1923. Pada tahun
1922 didirikan masjid khusus wanita, pada tanggal 23 Februari 1923
KHA Dahlan wafat. Namun perjuangan Muhammadiyah tetap
dilanjutkan oleh murid-muridnya dan terus mengalami perkembangan
seperti:
1. H. Karim Amrullah yang bergelar H.Rasul, pimpinan kelompok
Sandi Aman di Padang bergabung dengan Muhammadiyah.
2. Dia mempercayakan Konsul di luar pulau Jawa untuk: Konsul AR
Sutan Mansyur untuk Pulau Sumatera.
a. M.Hasan Tjorong konsul untuk pulau Kalimantan.
b. D.Muntu konsul untuk pulau Sulawesi.
11
C. Muhammadiyah Pada Saat Merdeka
Kecintaan Muhammadiyah pada tanah air dibuktikan dengan
terbentuknya kelompok Hisbul Wathan yang artinya Pembela tanah air.
Beberapa di antaranya adalah Pak Sarbini dan Jend Sudirman. Setelah
Indonesia merdeka, putra terbaik Muhammadiyah Ki Bagus
Hadikusuma menjadi anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Muhammadiyah mengumumkan lahirnya
pesta Masyumi yang dilantik pada tanggal 7 November 1945.
D. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai Masyumi tahun 1955 membuat PKI dan antek-
anteknya membalas dendam dengan menuduh Masyumi terlibat dalam
pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk penguasa saat itu
untuk membubarkan Masyumi yang tentunya mengancam eksistensi
Muhammadiyah. Tapi, keputusan tertinggi tetap di tangan Presiden
Soekarno.
Akibat permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang merupakan
aktivis Muhammadiyah yang dijebloskan ke dalam penjara, yaitu:
Sebuah. Buya HAMKA
a. Tuan Kasman Singidimejo
b. dr. Yusuf Wibisono
Pada tahun 1959, keputusan presiden dikeluarkan untuk memberi
waktu kepada Masyumi untuk bubar. Kemudian demi menyelamatkan
Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap presiden, diberikan predikat
“Anggota Setia Muhammadiyah” kepada Ir. Soekarno.
E. Muhammadiyah Pada Orde Baru

12
Saat ini Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut
membantu pemerintah dalam mengalahkan PKI. Namun setelah sekian
lama berkuasa, penyimpangan mulai terjadi. Semua organisasi massa
dan politik bisa menentang kata-kata pemerintah. Pada tahun 1977,
timbulnya krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia. Hal ini
mendorong para aktivis bergabung dengan gelombang masyarakat untuk
menggulingkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim
orde baru tumbang, digantikan oleh Reformasi, salah satu penggeraknya
adalah Prof. DR.H.Amien Rais.
F. Muhammadiyah Tentang Reformasi
Dalam konferensi Tanwir di Semarang tahun 1998, Muhammadiyah
mengizinkan Prof. DR.H. Amien Rais akan melepaskan posisinya
sebagai Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar kondisi politik tidak
menghalangi perjuangan Muhammadiyah. siapa politisi sejati yang harus
diperhatikan:
1. Meningkatkan kejujuran
2. Menjadi Uswatun Khasanah Pada Tanwir Muhammadiyah
Conference bulan ini
Februari 2002 di Bali, Muhammadiyah merumuskan khittah bangsa dan
menyatakan yang isinya membenarkan pernyataan Ujung
Pandang dan Khittah Surabaya.
3. Muhammadiyah mendesak kadernya melakukan Islah

G. Dimanakah upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam

13
Dalam mensucikan ajaran Islam, Muhammadiyah berusaha
menghilangkan amalan syirik dan tahayul, bid'ah dan tahayul yang
terjadi di masyarakat dengan cara dakwah amar ma'ruf nahi munkar.
Sebuah. Bidah adalah sesuatu yang baru tanpa sosok sebelumnya.
Menurut maknanya, bid'ah adalah cara memeluk orang dalam suatu
agama yang menyerupai tatanan agama. Karena ibadah tambahan tidak
diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah, itu disebut bid'ah.
Muhammadiyah menegaskan bahwa bid'ah adalah segala perbuatan yang
dianut dalam agama yang dipandang sebagai ibadah kepada Allah.
a.Takhayul adalah sesuatu yang tidak masuk akal atau sulit dipercaya
kebenarannya.Percaya pada kekuatan selain Tuhan. Percaya pada ajaran
dinamisme, ajaran leluhur. Perbuatan takhayul yang dimaksud antara
lain :
1. Upacara penanaman kerbau
2. Bersedekah di laut
3. Persembahkan korban di tempat suci.
4. Penyembahan benda-benda suci.
b. Takhayul adalah kepercayaan yang didasarkan pada dunia khayalan
atas sesuatu yang dianggap ada, tanpa didasarkan pada fakta
kebenarannya.
Percaya pada takhayul berarti kepercayaan pada animisme, yang berarti
mempercayai sesuatu yang ada dan memberinya kekuatan tertentu. Yang
termasuk perbuatan takhayul antara lain:
1. Ada kekuatan tertentu pada belati.
2. Adanyan penguasa laut selatan.

14
3. Ada makhluk gaib menunggu pohon besar.
c. Syirik berarti menyekutukan Allah SWT, dengan sesuatu yang lain,
baik dalam keyakinan, amalan maupun ucapan. Syirik juga diartikan
sebagai beriman, beribadah, meminta pertolongan selain Allah SWT.
Yang termasuk syirik antara lain:
1. Minta bantuan untuk kekuatan supernatural.
2. Meminta bantuan roh leluhur yang telah meninggal
3. Minta bantuan pada hewan tertentu.
d. Penyembahan berhala berarti orang yang mengasosiasikan Allah
dengan sesuatu selain Allah baik dalam ucapan, keyakinan atau
perbuatan.
Prevalensi bid'ah, takhayul, dan takhayul disebabkan oleh pengaruh
tradisi non-Islam.
e. Maksud dan Tujuan didirikannya Muhammadiyah
Rumusan makna dan tujuan Muhammadiyah sejak awal berdirinya
hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan tajuk rencana,
perubahan tatanan bahasa dan terminologi. Namun dari segi isi maksud
dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah sejak awal.Pada awal
berdirinya Muhammadiyah mempunyai arti dan maksud sebagai berikut:
a. Formula pertama
Menyebarkan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
kepada penduduk bumi putra, di kediaman Yogyakarta. Dan memajukan
soal Islam kepada para anggotanya.
b. Rumus kedua

15
terjadi setelah Muhammadiyah meluas ke berbagai daerah di luar
Yogyakarta. Memperhatikan banyaknya cabang di luar Yogyakarta,
maka maksud dan tujuan Muhammadiyah harus direvisi sesuai dengan
keadaan nyata yang dialaminya. Isinya adalah untuk mempromosikan
dan menyenangkan pengajaran dan pembelajaran Islam di Hindia
Belanda, serta untuk mempromosikan dan menyenangkan hidup
sepanjang kehendak Islam kepada sekutunya.
c. Rumus ketiga
Rumus ketiga ini terjadi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Pemerintahan fasis ini menuntut agar perubahan editorial dilakukan
sesuai dengan keinginan mereka. Jadi formulanya sesuai dengan
keyakinan untuk membangun kemakmuran dengan seluruh Asia Timur
di bawah pimpinan Dai Nippon, dan memang diperintahkan oleh Tuhan
maka perkumpulan ini Harus menyebarkan Islam, sekaligus
mengamalkan kehidupan yang harmonis dengan bimbingannya.
a.) Ingin melakukan pekerjaan perbaikan umum.
b.) Ingin mengembangkan pengetahuan dan standar serta tata
krama itu baik untuk anggotanya.
d. Rumus keempat
terjadi setelah Muktamar Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta.
Rumusnya adalah menjunjung tinggi dan menjunjung tinggi Islam
sehingga bisa menciptakan komunitas muslim yang sejati
e. Rumus kelima
ini diubah pada Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Yogyakarta.
Perubahan ini hanya dalam editorial kata dapat terwujud menjadi
realisasinya. Hingga rumusan resminya, Menjunjung dan menjunjung

16
tinggi agama Islam merupakan perwujudan dari masyarakat muslim
yang sejati.
f. Formula keenam
terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta. Pada tahun
itu, Muhammadiyah harus mengubah maksud dan tujuan azaznya,
karena dengan adanya Undang-Undang nomor 8 tahun 1985 tentang
kewajiban setiap organisasi, baik yang beragama maupun non-agama
dengan memasukkan asas pancasila. Adapun maksud dan tujuan
Muktamar ke-41 adalah untuk menegakkan dan menegakkan agama
Islam sehingga terwujud masyarakat yang utama, adil dan makmur yang
diridhoi Allah SWT.

17
BAB III
KESIMPULAN
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya
dilakukan secara damai melalui beberapa jalur / jalur yaitu melalui
perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan
Gujarat. Selanjutnya di antara para pedagang tersebut ada yang terus
bermukim, atau mendirikan desa, seperti pedagang Gujarat yang
mendirikan desa Pekojan. Dari ketiga teori ini yaitu teori guharat, teori
Mekah dan teori persia sebenarnya masing-masing memiliki kebenaran
dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, berdasarkan teori
tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia secara
damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangannya pada abad ke-
13. Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya
dilakukan secara damai melalui beberapa jalur / jalur yaitu melalui
perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan
Gujarat. Para pedagang ini berinteraksi / bergaul dengan orang
Indonesia. Pada kesempatan inilah digunakan untuk menyebarkan ajaran
Islam. Selanjutnya di antara para pedagang tersebut ada yang terus
bermukim, atau mendirikan desa, seperti pedagang Gujarat yang
mendirikan desa Pekojan.

BAB IV
18
SARAN
Adapun beberapa saran penulis untuk Universitas Muhammadiyah Riau
dalam menjalankan aktivitasnya kedepan antara lain : Pertama, menata
dan mengkonsolidasi kembali seluruh amal usaha sebagai
alat/kepanjangan misi Persyarikatan sekaligus ajang kaderisasi
Muhammadiyah, termasuk menyeleksi dan membina seluruh orang yang
berkiprah di dalamnya, sehingga amal usaha itu benar-benar
mengikatkan, memposisikan, dan memfungsikan diri sebagai milik
Muhammadiyah, dan bukan milik mereka yang berada di amal usaha
apalagi milik organisasi lain; yang harus dikelola dengan sistem dan
disiplin organisasi Muhammadiyah; Kedua, Bertindak tegas terhadap
setiap anggotanya yang memiliki rangkap jabatan antara partai politik
dan amal usaha Muhammadiyah; Ketiga, Melakukan pendidikan politik
yang Islami terhadap anggotanya, terutama yang menduduki lembaga-
lembaga kenegaraan; Keempat, Dalam mengeluarkan kebijakan
hendaknya Universitas Muhammadiyah Riau merumuskanya melalui
kiriteria-kriteria atau unsur-unsur yang sangat mendetail dan mudah di
terjemahkan anggota.

19

Anda mungkin juga menyukai