XVI/16/2013
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, koreksi penjualan mobil Toyota
Kijang B 8717 SO sebesar Rp76.000.000,00 dan koreksi penjualan mobil
Opel Blazer B 1898 SU sebesar Rp36.000.000,00, sehingga total koreksi yang
masih menjadi sengketa adalah sebesar Rp112.000.000,00.
Menurut Pemohon : bahwa walaupun kendaraan Toyota Kijang ini dibeli dari Perusahaan, namun
seperti telah Pemohon Banding jelaskan di dalam Surat Banding, sewaktu
Pemohon Banding melakukan pembelian atas kendaraan ini Pemohon
Banding tidak menerima Faktur Pajak dari pihak penjual, oleh karena itu
sewaktu pembelian tidak ada PPN Masukan yang dapat Pemohon Banding
kreditkan sebab Pemohon Banding memang tidak memiliki dokumen apapun
yang dapat menjadi dasar pengkreditan PPN Masukan Pemohon Banding,
karena tidak ada PPN Masukan yang dapat dikreditkan, maka pada saat
penjualan kendaraan tersebut PPN Keluarannya juga tidak Pemohon Banding
pungut.
Menurut Pemohon : bahwa mobil Opel Blazer ini memang Pemohon Banding beli dari orang
pribadi yang tidak berstatus PKP, sehingga pada saat pembelian Pemohon
Banding tidak menerima Faktur Pajak dan tidak ada Pajak Masukan yang
dapat Pemohon Banding kreditkan, Pemohon Banding sudah memperlihatkan
dokumen-dokumen transaksi yang Pemohon Banding miliki kepada
Terbanding sewaktu proses pemeriksaan.
Menurut Majelis : bahwa dalam persidangan, telah dilakukan uji bukti antara Pemohon Banding
dengan Terbanding.
bahwa dokumen yang ditunjukkan oleh Pemohon Banding dalam uji bukti
tersebut adalah sebagai berikut :
1. voucher pengeluaran bank,
2. bukti setoran BCA,
3. cek BCA (pembayaran),
4. bukti pengeluaran kas kecil,
5. fotokopi STNK,
6. Kuitansi tanda pembayaran,
7. SPT Masa PPN :
a. Januari 2002
b. Februari 2002
c. Maret 2002
d. April 2002
e. Oktober 2001
f. November 2001
g. Desember 2001
bahwa dalam Surat Uraian Banding untuk sengketa Honda Accord, Pemohon
Banding menyatakan tidak setuju untuk dikoreksi karena mobil tersebut
berupa sedan.
bahwa pada saat uji bukti, Pemohon Banding membawa bukti berupa:
- Voucher pengeluaran bank,
- Bukti setoran BCA,
- Cek BCA,
- Bukti pengeluaran kas kecil,
- Fotokopi STNK Nomor : 0071249/MJ/001 untuk Nomor Polisi Kendaraan
B 8717 SO,
- SPT Masa PPN Masa Januari, Februari, Maret, dan April 2002,
bahwa hasil penelitian atas bukti pendukung yang diserahkan oleh Pemohon
Banding dalam uji bukti adalah sebagai berikut :
e. bahwa dalam STNK juga disebutkan jenis dan model kendaraan adalah
minibus, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf c dan Pasal
16D Undang-Undang PPN menurut Terbanding tidak termasuk jenis
kendaraan yang dikecualikan dan terutang PPN dengan tarif 10%,
f. bahwa dalam bukti pembayaran berupa cek BCA dan setoran BCA senilai
Rp126.000.000,00 tidak terdapat keterangan apakah nilai tersebut termasuk
PPN atau tidak, sehingga bisa jadi nilai pembelian tersebut sudah termasuk
PPN,
g. bahwa penelitian yang dilakukan terhadap pelaporan SPT Masa PPN untuk
masa dimana terjadi pembelian dilakukan terhadap 4 (empat) masa pajak,
yaitu Januari, Februari, Maret, dan April tahun 2002. Dalam lampiran B.1
SPT Masa Januari, Februari, Maret dan April tidak terlihat nilai PPN dan
pengkreditan Pajak Masukannya,
bahwa koreksi objek pajak (DPP) PPN atas pengalihan mobil Toyota Kijang
B 8717 SO sebesar Rp76.000.000,00 dan mobil Opel Blazer sebesar
Rp36.000.000,00 tidak dipungut PPN dan pemilik kendaraan tersebut adalah
orang pribadi (bukan PKP) walaupun bukti kepemilikan masih atas nama PT
Nivana Nisya Syahbana Utama yaitu dealer mobil, hal ini karena belum
dilakukan Balik Nama kendaraan, menurut keyakinan Majelis pemilik yang
sebenarnya adalah orang pribadi dimaksud karena keadaan seperti ini adalah
merupakan peristiwa yang sering terjadi di masyarakat, sehingga tidak
dipungut PPN oleh penjualnya karena bukan PKP, pada saat perolehannya
dan terbukti tidak ada Pajak Masukan yang dikreditkan, oleh karena itu
dikaitkan dengan ketentuan Pasal 16D Undang-Undang PPN, transaksi
penyerahan mobil Toyota Kijang dan Opel Blazer tidak memenuhi unsur-
unsur sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 16D Undang-Undang
PPN, sehingga koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan.
bahwa dengan demikian, dari seluruh koreksi Terbanding atas objek pajak
PPN karena pengalihan mobil Kijang, Opel Blazer dan mobil Daihatsu Taruna
sebesar Rp180.500.000,00, yang tetap dipertahankan adalah koreksi sebesar
Rp68.500.000,00 atas pengalihan mobil Daihatsu Taruna, sedangkan koreksi
selebihnya sebesar Rp112.000.000,00 yang terdiri dari koreksi atas
pengalihan mobil Kijang B 8717 SO sebesar Rp76.000.000,00 dan mobil
Opel Blazer sebesar Rp36.000.000,00 tidak dapat dipertahankan.
Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan dan hasil pemeriksaan
serta pembuktian dalam persidangan.