Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MATA KULIAH
Oleh :
1. Ulva Kasmarantina NIM 20206013131
2. Nanik Oktaria NIM 20206013132
3. Narullita NIM 20206013133
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Tantangan Pendidikan global
dalam manajemen strategi ini dan kami sangat berterima kasih kepada Dosen kami pada mata
kuliah Perencanaan Strategi Pendidikan yang telah memberikan tugas untuk membuat Makalah ini.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai konsep Perencanaan strategi Pendidikan. Walaupun kami menyadari
masih banyak kekurangan didalam tugas pembuatan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.dan dapat menjadi
referensi pembaca dalam memahami konsep Perencanaan strategi Pendidikan terutama menjawab
tantangan dunia Pendidikan dalam era globalisasi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi .................................................................................. 3
2.2 Pengertian Manajemen strategi .................................................................... 4
2.3 Implementasi manajemen strategis dalam era globalisasi…………………… 5
2.4 Tantangan Pendidikan Nasional di era globalisasi ........................................ 10
2.5 Persiapan Pendidikan nasional dalam era global.......................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama
bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi
berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan
terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi
berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam
bidang pendidikan.
Dunia Pendidikan siap atau tidak siap harus bisa Menyusun strategi yang mampu
bertahan dalam menghadapi derasnya arus globalisasi untuk bisa bertahan.
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini
2
BAB II
ISI
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara
kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh
besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan
istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.
Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-
masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan
semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
3
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan
keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global
memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.[26]
Pengertian globalisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses masuknya ke ruang
lingkup dunia, menjadi global atau mendunia. Peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain
dapat kita saksikan secara langsung tanpa harus mendatanginya.
Pada bagian ini akan dipaparkan definisi manajemen strategis yang dikutip dari beberapa
ahli dan dari berbagai sumber. Pertama, Menurut David (2002:5) dalam Rivai (2015:1)
manajemen strategis adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan,
dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional untuk mencapai tujuan organisasi.
Yang dimaksud keputusan lintas fungsional adalah keputusan manajemen berdasarkan
perpaduan manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen
sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen.
Kemudian, Pearce II dan Robinson (2007:5) dalam Rivai (2015:1) menyebutkan manajemen
strategis adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.
Masih bersumber dari Rivai (2015:1), Hill and Jones (1998:3) menjelaskan bahwa strategy is
a specific pattern of decisions and actions that managers take to achieve an organization goals.
Manajemen strategik adalah sebagai usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan
perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi yang telah ditentukan.
Pengertian ini juga mengandung implikasi bahwa perusahaan berusaha mengurangi
kelemahannya dan berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungan bisnisnya. Pengertian
tersebut juga menunjuk bahwa perusahaan berusaha untuk mengurangi efek negatif yang
ditimbulkan oleh ancaman bisnis. Inti persoalan yang hendak dicari solusinya oleh manajemen
strategik adalah keunggulan kinerja perusahaan Collins dan Porras (1997), Marcus (2006),
Peters dan Waterman, Jr, (1982) dalam Suwarsono Muhammad (1994:6-7). Selanjutnya,
Menurut Thomas L.Wheelen ± J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
4
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang.
Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi,
dan evaluasi. Barney, (2007:27) dalam Handayani (2016) Manajemen strategis (strategic
management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi.
Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasiorganisasi
dapat mempertahankan kinerjanya. Grant, (2008:10) dalam Handayani (2016) Strategi juga
dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya
untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan.
Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi
strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing. Michael A. Hitt & R.
Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006;55) dalam Handayani (2016) Manajemen strategis
adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai,
dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
Selanjutnya Muhammad (2013: 6) dengan memakai kata strategik, yang menurut penulis
sama saja dengan kata strategis menambahkan bahwa manajemen strategik dapat diartikan
sebagai usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai
dengan visi yang telah ditentukan. Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik benang merah yaitu
manajemen strategis mengandung makna adanya pemanfaatan peluang bisnis dengan
perencanaan yang matang dalam melakukan setiap tindakan dan pengambilan keputusan
sehingga tujuan yang ditargetkan bisa terwujud sesuai harapan.
5
perusahaan-perusahaan dalam menyongsong era globalisasi. Manajemen strategik dapat
didefinisikan sebagai gabungan antara seni dan ilmu dalam hal mengformulasikan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan keputusan lintas fungsi, yang
memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya di masa datang. Secara tidak
langsung definisi manajemen strategi adalah menyatukan atau menggabungkan manajemen
pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi computer
untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi.
Menurut Taufiqurokhman (2016:119-120) ada 8 (delapan) hal penting dalam manajemen
strategik, yaitu:
1. Pejabat Strategi - Pejabat strategi adalah personal yang paling bertanggungjawab atas
berhasil atau gagalnya suatu organisasi. Pejabat strategi bias menyandang berbagi title 8 jabatan
seperti kepala eksekutif, presiden, pemilik, ketua dewan pengurus, direktur eksekutif, ketua
penanggungjawab, ketua atau pengusaha.
2. Misi Perusahaan - Misi perusahaan adalah suatu pernyataan yang bertujuan membedakan
suatu bidang usaha dari perusahaan sejenisnya yang lain. Suatu misi perusahaan didefinisikan
dalam ruang lingkup operasional perusahaan yang meliputi bidang produksi dan pemasaran.
3. Peluang dan Ancaman Eksternal - Peluang dan ancaman eksternal meliputi bidangbidang
ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan, teknologi, dan
perkembangan yang kompetitif yang secara signifikan sangat mempengaruhi organisasi pada
masa yang akan datang.
4. Kekuatan dan Kelemahan Internal - Kekuatan dan kelemahan internal adalah aktivitas
organisasi yang harus selalu dikendalikan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi di bidang fungsional
atau bisnis adalah aktivitas manajemen strategi. Organisasi berusaha mengikuti strategi
mempergunakan kekuatan internal dan memperbaiki kelemahan internal.
5. Tujuan Jangka Panjang - Tujuan jangka panjang dapat didefinisikan sebagai hasil spesifik
di mana sebuah organisasi merumuskan hal tersebut pada misi dasar perusahaan. Jangka
panjang diartikan lebih dari satu tahun. Tujuan adalah penting bagi suksesnya organisasi karena
mereka membantu evaluasi, menciptakan sinergi, mengkoordinasikan secara fokus dan
menetapkan dasar untuk mengefektifkan perencanaan, organising, motivasi, dan aktivitas
kontroling. Tujuan yang dimaksud dalam arti adanya tantangan bisa diukur konsisten, masuk
akal dan jelas.
6
6. Strategi - Strategi adalah berarti bahwa tujuan jangka panjang akan bias dicapai. Strategi
bisnis mengandung unsur-unsur ekspansi geografis, difersifikasi, akuisisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, likuidasi dan joint venture.
7. Tujuan Tahunan - Tujuan tahunan adalah tujuan jangka pendek di mana organisasi harus
mencapai hal tersebut untuk melangkah ke tujuan jangka panjang. Seperti tujuan jangka
panjang, tujuan tahunan dapat diukur secara kuantitatif, realistis, konsisten dan prioritas. Tujuan
tahunan adalah penting untuk implementasi strategi, sedang tujuan jangka panjang adalah
penting dalam formulasi strategi.
8. Policy - Policy adalah suatu upaya agar tujuan tahunan bisa dicapai. Policy meliputi:
petunjuk-petunjuk, aturan-aturan dan prosedur yang dibuat untuk menunjang usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7
membangun strategi ini agar dapat menangani secara efektif pasar-pasar tertentu yang
mempunyai pembatasan seperti ini dan memusatkan perhatian yang sangat besar pada
pemerintah negara tuan rumah guna memastikan bahwa perlindungan tersebut tetap berlaku. (
Porter,M.E., 1996).
5. Analisa lingkungan eksternal - Lingkungan eksternal perusahaan seringkali bersifat
menantang dan kompleks, perusahaan harus mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal mereka.
Lingkungan eksternal ada dua bagian yaitu lingkungan umum mencakup lima segmen :
demografi, ekonomi, politik hukum, sosial budaya dan teknologi. Bagian ke dua yaitu lingkungan
industri : faktor-faktor ancaman masuknya peserta/pelaku baru, kekuatan posisi pemasok,
kekuatan posisi pembeli, ancaman produk pengganti dan intensitas persaingan. Manajer harus
mengerti posisi perusahaan mereka, 10 relatif terhadap pesaing, dalam hal dimensi strategi yang
penting. (Hitt, Ireland, Hoskisson, 1997).
.6. Analisis Lingkungan Internal - Karena perekonomian global, sumber keunggulan bersaing
tradisional, mencakup biaya, tenaga kerja, biaya modal dan bahan baku menjadi tidak efektif
secara relatif. Para manajer dievaluasi dalam hal kemampuan mereka untuk
mengidentifikasikan, memelihara dan menggunakan kompetensi inti perusahaan mereka. Baik
lingkungan internal maupun eksternal mempengaruhi usaha perusahaan untuk mencapai daya
saing strategi dan laba di atas rata-rata. Akan tetapi dalam perekonomian global, mungkin
kompetensi inti, sifat lingkungan umum, industri dan bersaing, harus dipandang sebagai dasar
utama untuk perumusan dan penerapan strategi. Seringkali, pesaing mempelajari bagaimana
untuk meniru manfaat strategi suatu perusahaan. Dengan demikian, setiap perusahaan
ditantang untuk menggunakan keunggulan bersaing yang dimiliki saat ini sementara secara
bersamaan juga menggunakan sumber daya, kemampuan dan kompetensinya untuk
mengembangkan keuntungan yang relevan di masa depan. Sebagai hasil analisis dari
lingkungan internal dan eksternal perusahaan adalah informasi yang dibutuhkan untuk
membentuk suatu strategi intent dan mengembangkan strategi mission. (Hitt, Ireland, Hoskisson,
1997). Strategi intent adalah pendayagunaan sumber daya internal, kemampuan serta
kompetensi inti perusahaan untuk melakukan apa yang semula dianggap sebagai tujuan yang
tidak dapat dicapai dalam lingkungan yang bersaing. Strategi mission merupakan pernyataan
tujuan unik perusahaan dan lingkup operasinya dalam hal produk dan pemasaran.
7. Strategi Tingkat Bisnis - Strategi tingkat bisnis (business level strategy) menekankan
tindakan yang harus diambil untuk menyediakan nilai bagi konsumen dan mendapatkan
keunggulan bersaing melalui pendayagunaan kompetensi inti dalam pasar suatu produk tertentu.
8
Kompetensi inti merupakan sumber daya dan kemampuan yang telah ditentukan sebagai
sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan terhadap pesaingnya. Strategi tingkat bisnis,
yang merupakan tindakan terkoordinasi dalam pasar produk tertentu. Keunggulan biaya,
pembedaan, biaya rendah terfokus, pembedaan terfokus dan biaya 11 rendah / pembedaan
terintegrasi merupakan lima strategi yang harus dilakukan.(Hitt, Ireland, Hoskisson, 1997).
Strategi keunggulan biaya mengharuskan perusahaan menyediakan produk yang dapat diterima
konsumen pada harga serendah mungkin yang tetap bersaing. Strategi pembedaan
mengharuskan perusahaan menyediakan produk yang dianggap konsumen sebagai satu yang
unik sehingga penting bagi mereka. Strategi terfokus mengharuskan perusahaan melakukan
spesialisasi yaitu menyediakan pelayanan yang lebih untuk merampingkan segmen pasar
melalui pembedaan atau keunggulan biaya. Dengan strategi biaya rendah/ pembedaan
terintegrasi, perusahaan bermaksud untuk menyediakan produk secara terdiferensiasi yang
dihargai konsumen, dengan biaya rendah.
8. Strategi Tingkat Perusahaan - Strategi tingkat perusahaan (corporate level strategy) adalah
tindakan yang diambil untuk mendapatkan keunggulan bersaing melalui pemilihan dan
pengolahan sejumlah bisnis / usaha yang bersaing dalam beberapa industri atau pasar produk.
Strategi tingkat perusahaan berhubungan dengan dua pertanyaan : usaha apa yang harus dipilih
perusahaan dan bagaimana perusahaan harus mengolah seluruh usahanya. (Hitt, Ireland,
Hoskisson, 1997).
9. Strategi Akuisisi dan Restrukturisasi Akuisisi adalah transaksi di mana seluruh perusahaan
membeli pengendalian atau 100% kepemilikan perusahaan lain agar bisa lebih efektif
menggunakan kompetensi intinya dengan menjadikan perusahaan yang diakuisisi sebagai
perusahaan yang mendukung portfolio bisnisnya. Akuisisi merupakan strategi yang populer
selam beberapa tahun, tetapi akhir-akhir ini jumlah dan ukuran akuisisi meningkat pesat.
10. Strategi Internasional - Strategi internasional berhubungan dengan penjualan produk
kepada pasar diluar pasar domestik perusahaan. Strategi internasional biasanya berusaha
memanfaatkan empat peluang penting : potensi peningkatan ukuran pasar, peluang
pengembalian investai yang besar, skala ekonomis dan pengetahuan dan potensi keunggulan
lokasi. (Hitt, Ireland, Hoskisson, 1997 ).
11. Kepemimpinan Strategis - Kepemimpinan strategis efektif diperlukan untuk merumuskan
dan menerapkan strategi dengan sukses. Kepemimpinan strategis mencakup kemampuan untuk
mengantisipasi, memiliki visi dan mempertahankan fleksibilitas, memberi wewenang kepada
orang-orang lain dalam menciptakan perubahan strategis. Tim manajemen puncak terdiri dari
manajer kunci yang merumuskan dan menerapkan strategi perusahaan. Umumnya manajer
9
adalah pejabat korporasi dan atau anggota dalam dewan direktur. Manajer menentukan arah
strategis perubahan.
12 mempengaruhi daya saing strategis dan kemampuannya memperoleh keuntungan di atas
rata-rata. Kepemimpinan strategis mencakup penentuan arah strategis, pemanfaatan dan
pemeliharaan kompetensi inti, pengembangan modal manusia, pemeliharaan budaya korporat
yang efektif, penekanan praktik±praktik etis, dan pembangunan pengendalian strategis. ( Hitt,
Ireland,Hoskisson, 1997 ).
10
instansi pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dunia Pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar
dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak
terbatas.
Globalisasi mau tidak mau menjadi perhatian khusus dari setiap organisasi usaha,
social maupun organisasi Pendidikan. Negara yang tidak mau berubah akan ketinggalan
karena dinamisnya perubahan.
Persaingan dalam dunia Pendidikan mulai terlihat dari tingkat Play group, SD,
SLTP, SLTA, Universitas bahkan institusi-institusi Pendidikan lainnya.
Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula
perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat
(orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini
menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan
maupun pasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa
sehingga industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau akan
tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.
Dengan kata lain dunia Pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen
strategi dan operasi yang pada dasarnya banyak diterapkan dalam dunia usaha, sebagai
Langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecendrungan baru guna mencapai dan
mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat menghasilkan manusia-
manusia yang memiliki sumber daya berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Manajemen strategi dalam dunia pendidikan bisa kita ibaratkan sebagai sebuah upaya
membangun input untuk menghasilkan output, input dalam dunia pendidikan adalah berupa
tenaga pengajar/ dosen yang berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan,
administrasi yang baik, sedangkan outputnya adalah berupa lulusan suatu instansi pendidikan
yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman.( Subiyanto,2013)
11
perencanaan, baik perencanaan jangka pendek, menengah, maupun perencanaan jangka
panjang. Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibuat untuk kepentingan
jangka pendek, misalnya untuk satu bulan hingga satu tahun ajaran. Perencanaan jangka
menengah adalah perencanaan untuk pekerjaan yang memerlukan waktu 2-5 tahun,
sedangkan perencanaan jangka panjang meliputi perencanaan sekitar 5-10 tahun. Proses
perencanaan menjadi salahsatu keterampilan yang penting mengingat perencanaan yang
baik merupan setengah dari kesuksesan suatu pekerjaan. Prinsip perencanaan yang baik,
akan selalu mengacu pada: pertanyaan: “Apa yang dilakukan (what), siapa yang
melakukan (who), kapan dilakukan (when). Di mana dilakukan (where), dan bagaimana
sesuatu dilakukan (how)”, Detail perencanaan inilah yang akan menjadi kunci kesuksesan
pekerjaan.
2. keterampilan melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan mempunyai
sumberdaya yang cukup besar mulai sumberdaya manusia yang terdiri dari guru,
karyawan, dan siswa, sumberdaya keuangan, hingga fisik mulai dari gedung serta sarana
dan prasarana yang dimiliki. Salah satu masalah yang sering melanda lembaga
pendidikan adalah keterbatasan sumberdaya. Kepala sekolah harus mampu
menggunakan dan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
Walaupun terbatas, namun sumberdaya yang dimiliki adalah modal awal dalam
melakukan pekerjaan. Karena itulah, seni mengola sumberdaya menjadi ketrerampilan
manajerial yang tidak bisa ditinggalkan.
3. kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Tahapan ini mengisyaratkan kepala sekolah membangun prosedur
operasional lembaga pendidikan, memberi contoh bagaimana bekerja, membangun
motivasi dan kerjasama, serta selalu melakukan koordinasi dengan ber bagai elemen
pendidikan. Tidak ada gunanyua perencanaan yang baik jika dalam implementasinya tidak
dilakukan secara sungguh-sungguh dan professional.
4. kepala sekolah harus mampu melakukan tugas-tgas pengawasan dan pengendalian.
Pengawasan (supervisi) ini meliputi supervise manajemen dan juga supervisi dalam
bidang pengajaran. Sepervisi manajemen artinya melakukan pengawasan dalam bidang
pengembangan keterampilan dan kompetensi adminstrasi dan kelembagaan, sementara
supervisi pengajaran adalah melakukan pengawasan dan kendali terhadal tugas-tugas
serta kemampuan tenaga pendidik sebagai seorang guru. Karenanya kepala sekolah juga
harus mempunyai kompetensi dan keterampilan professional sebagai guru, sehingga ia
mampu memberikan supervisi yang baik kepada bawahannya. (Lazismu.2009)
12
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
1. Pendidikan berwawasan global dibutuhkan sebagai salah satu upaya untuk membuat
dunia Pendidikan mampu bertahan dalam era globalisasi
2. Manajemen strategi membantu dunia pendidika untuk menetapkan tujuan, visi dan misi
dalam mencipatakan Pendidikan bermutu dan berwawasan global
3. Banyak tantangan yang dihadapi oleh dunia Pendidikan dalam menghadapi era global
tetapi jika tidak mampu bertahan maka akan terlindas oleh zaman
4. Manajemen strategi dalam dunia pendidikan bisa kita ibaratkan sebagai sebuah upaya
membangun input untuk menghasilkan output, input dalam dunia pendidikan adalah berupa
tenaga pengajar/ dosen yang berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan,
administrasi yang baik, sedangkan outputnya adalah berupa lulusan suatu instansi
pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, makan dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat diharapakan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua
13
SUMBER PUSTAKA
https://helmyluthfi.wordpress.com/konsep-dasar-dalam-manajemen-strategik/
https://www.kosngosan.com/2017/03/makalah-konsep-dasar-manajemen-strategi
terbaru.html?m=1
https://henypratiwi.wordpress.com/2013/05/22/tantangan-pendidikan-nasional-dalam-
menghadapi-dunia-global/
https://media.neliti.com/media/publications/286520-manajemen-startegis-dalam-era-
globalisas-7aa3e0b0.pdf
14