Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton adalah suatu bahan yang
mempunyai kekuatan yang tinggi
terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai
kekuatan relative sangat rendah
terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja
secara efektif didalam
penampang-penampang struktur
beton bertulang, hanya bagian
tertekan saja yang efektif bekerja,
sedangkan bagian beton
yang retak dibagian yang tertarik
tidak bekerja efektif dan hanya
merupakan beban mati
yang tidak bermanfaat. Hal inilah
yang menyebabkan tidak
dapatnya diciptakan srtuktur-
struktur beton bertulang dengan
bentang yang panjang secara
ekonomis, karena terlalu
banyak beban mati yang tidak
efektif. Disampimg itu, retak-
retak disekitar baja tulangan bisa
berbahaya bagi struktur karena
merupakan tempat meresapnya
air dan udara luar kedalam
baja tulangan sehingga terjadi
karatan. Putusnya baja tulangan
akibat karatan fatal
akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan
yang dirasakan pada struktur
beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah
gagasan untuk menggunakan
kombinasi-kombinasi bahan
beton
secara lain, yaitu dengan
memberikan pratekanan pada
beton melalui kabel baja
(tendon)
yang ditarik atau biasa disebut
beton pratekan.
B. Rumusan Masalah
1. Akibatnya jika beton
terkena gaya tarik?
2. Cara menutupi beban
mati?
3. Dampak jika terlalu
banyak beban mati?
C. Tujuan
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas yang diberikan
dosen dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu, bagi
diri kami pribadi makalah ini juga
diharapkan bisa
digunakan untuk menambah
pengetahuan yang lebih bagi
mahasiswa.
2. Bagi bidang kesipilan
Tujuan pemberian gaya
pratekan adalah timbul tegangan-
tegangan awal yang berlawanan
dengan tegangan- tegangan yang
oleh beban-beban kerja. Dengan
demikian konstruksi
dapat memikul beban yang lebih
besar tanpa merubah mutu
betonnya.
MAKALAH

KONTRUKSI BETON 3

DOSEN PENGAMPU :
AGUNG ISWANDI, S.T.

DISUSUN OLEH :

SARMILA
NIM : 406 2019 034
PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah- Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang bangunan tahan gempa.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya
berharap semoga makalah tentang bangunan tahan gempa ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Ketapang, 27 september 2021

SARMILA
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Maksud dan Tujuan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sejarah Beton Prategang

B. Pengertian Beton Prategang

C. Perbedaan Beton Prategang dan Bertulang

D. Kapan Beton Prategang Diperkenalkan

E. Mengapa Digunakan Beton Prategang

F. Prinsip Desain Beton Pratekan

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap
tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap
tarik. Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-
penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif
bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja
efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat.

Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur


beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu
banyak beban mati yang tidak efektif. Disamping itu, retak-retak disekitar baja
tulangan bisaberbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air
dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja
tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.

Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton


bertulang seperti diuraikan diatas, timbulah gagasan untuk menggunakan
kombinasi-kombinasi bahan beton secara lain, yaitu dengan memberikan
pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa
disebut beton pratekan.

Masalah Penggunaan beton prategang pada bangunan konstruksi sipil pada


masa sekarang menjadi hal yang lazim. Konstruksi dengan menggunakan beton
prategang memungkinkan suatu struktur dengan ukuran penampang yang lebih
kecil namun memiliki kapasitas memikul beban yang lebih besar dengan
bentang yang lebih panjang.
Dengan ukuran penampang yang lebih kecil, anggaran pembangunan
konstruksi bangunan lebih ekonomis. Untuk memperoleh anggaran yang
ekonomis, diperlukan desain konstruksi yang aman dan ekonomis. Konstruksi
yang aman berarti desain konstuksi memenuhi seluruh syarat-syarat yang telah
di tentukan dalam peraturan bangunan setempat sehingga memungkinkan
penggunanya merasa nyaman dan bangunan dapat berfungsi dengan baik.
Konstruksi yang ekonomis berarti konstruksi tersebut tidak membutuhkan biaya
yang terlalu besar namun dapat memungkinkan penghematan anggaran dalam
konstruksinya.

Desain konstruksi yang aman sekaligus ekonomis dapat diperoleh dengan


menggunakan desain yang optimum artinya desain yang kuat strukturnya dan
anggarannya paling kecil. Algoritma genetika merupakan salah satu metode
yang dapat digunakan untuk memperoleh desain yang optimum tersebut.
Algoritma genetika adalah teknik pencarian dan yang terinspirasi oleh prinsip
dari genetika dan seleksi alam (teori evolusi Darwin) yang menyatakan bahwa
kelangsungan hidup suatu 2 makhluk dipengaruhi aturan “yang kuat adalah
yang menang”. Darwin juga menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu
makhluk dapat dipertahankan melalui proses reproduksi, crossover, dan mutasi.

Salah satu penggunaan algoritma genetika adalah pada permasalahan


optimasi kombinasi, yaitu mendapatkan suatu nilai solusi optimal terhadap suatu
permasalahan yang mempunyai banyak kemungkinan solusi. Kumar dan Venkat
(2013) dalam penelitiannya melakukan optimasi beton prategang pada balok
dengan menggunakan algoritma genetika. Enam variabel desain dioptimasi
untuk memperoleh biaya minimum dari beton prategang pada balok dengan
tumpuan sederhana. Alqedra, Arafa, dan Ismail (2011) melakukan optimasi
beton prategang dan bertulang pada balok dengan algoritma genetika. Variabel
desain beton prategang dan bertulang dioptimasi untuk memperoleh biaya
minimum dari beton prategang dan bertulang pada balok dengan tumpuan
sederhana. Rana, Ahsan dan Ghani (2010) menggunakan algoritma optimasi
Evolutionary Operation (EVOP) untuk optimasi struktur atas balok I jembatan
beton prategang. Ahsan, Rana dan Ghani (2012) melakukan penelitian optimasi
biaya balok girder I jembatan pasca-tarik dengan menggunakan algoritma
optimasi Evolutionary Operation (EVOP). Fungsi fitness berupa biaya minimum
material, fabrikasi dan proses pengerjaan.

Sawant, Gore dan Salunke (2014) menggunakan SUMT (Sequential


Unconstrained Minimization Technique) untuk meminimumkan biaya balok
girder I jembatan pasca-tarik. Variabel desain berupa lebar atas dan bawah
balok girder, tinggi balok girder dan jumlah kabel. 3 Dalam penelitian ini, akan
dilakukan optimasi beton prategang pada balok sederhana dan balok di atas
empat tumpuan dengan menggunakan algoritma genetika.

Optimasi beton prategang pada balok sederhana lebih mudah dilakukan


daripada optimasi beton prategang pada balok di atas empat tumpuan. Hal ini
disebabkan karena balok di atas empat tumpuan merupakan struktur statis tak
tentu sehingga akan menimbulkan tambahan momen berupa momen sekunder
yang pada struktur statis tertentu tidak ada. Untuk menyelesaikannya maka
digunakan koefisien momen untuk struktur statis tak tentu pada beton prategang
berdasarkan hasil studi Arfiadi dan Hadi (2011). Algoritma genetika digunakan
untuk memperoleh desain optimum dari struktur tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah beton prategang?


2. Apakah itu beton prategang?

3. Konsep dasar beton prategang?

4. Bagaimana perkembangan penggunaan beton prategang?

5. Bagaimana metode pemberian pratekan dan pengangkuran ujung?


6. Apa saja keuntungan dan kerugian beton prategang?

7. Bagaimana perbedaan antara beton prategang dan beton bertulang?

C. Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui informasi tentang beton
prategang baik dari sejarah, pengertian, perbedaan, maupun cara mendesain.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Sejarah Beton Prategang

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang


insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi
dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja
yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system
panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai
dan terkenal dengan system Freyssinet.

Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur


baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton
tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan
dengan sistem ini dimungkinkanlah  penciptaan struktur-struktur yang langsing
dan bentang-bentang yang panjang.

Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan


sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre
(Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh
para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:

a.YvesGunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan
buku Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951.
Beliau memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton
pratekan yang diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh
pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki sebagai “Gaya
Parasit” maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar
belakang ilmiah dari beton pratekan.

b.Y.Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru
besar di California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu
mampu memperhitungkan gaya-gaya parast yang tejadi pada struktur. Ia
mengemukakan teorinya pada tahun 1963 tentang “ Load Balancing”.
Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang
sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah
ditetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini.. Beban-
beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan horizontal)
merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya pada struktur dapat
dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa.
Tegangan akhir dalam penampang didapat dengan  menggunakan
tegangan merata akibat “Balanced” dan tegangan lentur akibat
“Unbalanced Load”. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan
mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian baja
tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang
hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced Load. T.Y.
Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai
dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah
sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal
(ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan
dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal,
sehingga dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang
diakibatkan oleh gempa.
c.W.Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih
mendongkrak aliran” Full Prestressing”,karena penggunaanya tidak
kompetitif terhadap penggunaan beton bertulang biasa dengan
menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan Full Prestessing ini
tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton
pratekan dan Full Prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal
dari pada struktur yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan
menggunakan tulangan baja mutu tinggi.

Dengan demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W.


Abeles untuk mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip
penulangan penampang atau dikenal dengan nama “Partial Prestressing”.
Yang mana didalam penampang diijinkan diadakannya bagi tulangan,
lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik. “Partial Prestrssing” telah
disetujui oleh Chief Engineer’s Departement untuk digunakan pada
jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik boleh
terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan
memasang baja tulangan biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir
karirnya telah mengakui juga bahwa “Partial Prestressing”
mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori “Load
Balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya “Partial
Prestressing” karena pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi
praktisnya bagi perencanaan.
B. Pengertian Beton Prategang

Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan


besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. (ACI).

Dalam definisi lain, beton prategang merupakan beton bertulang yang telah
diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial
dalam akibat beban kerja. (SNI 03-2847-2002).

Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton dimana tegangan


tariknya pada kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai
batas aman dengan  pemberian  gaya  tekan  permanen,  dan  baja  prategang 
yang  digunakan untuk keperluan ini ditarik sebelumbeton mengeras (pratarik)
atau setelah beton mengeras (pascatarik).

C. Perbedaan Beton Prategang dan Beton Bertulang

Beton Bertulang Konvensional Beton Prategang

Beton dan tulangan baja normal Beton dan baja mutu tinggi
Penampang
Penampang efektif bekerja
tidak efektif

Mengalami retak Tanpa retak

Sengkang tidak menentukan > dapat dipikul


Gaya geser yang besar > sengkang
oleh kelengkungan kabel

Penampang gemuk / lebar > berat Penampang ramping > ringan

Struktur lebih berat Berat menjadi lebih ekonomis

Beton mutu tinggi & baja mutu tinggi


Penggunaan beton mutu tinggi >
menghasilkan struktur yang ekonomis
menghasilkan tulangan yang banyak
akibat berat yg berkurang

Gaya prategang memberikan kontribusi


Tulangan tidak memberikan kontribusi
terhadap perlawanan lendutan akibat beban
terhadap lendutan
mati dan hidup

Korosi terjadi akibat retak beton Tanpa retak >> tidak terjadi korosi

Beban repetisi tidak mempengaruhi tulangan Beban repetisi mempengaruhi tulangan


pada umur struktur prategang dan umur struktur

Proses produksi >> konvensional, lebih Proses produksi >> metoda khusus / rumit,
murah, penggunaan alat serta pekerja lebih lebih mahal, penggunaan alat dan skill
pekerja khusus dan supervisi yang ketat,
sedikit dan supervisi yang konvensional
tingkat ketelitian yang tinggi

Keruntuhan struktur sebelum batas runtuh


Keruntuhan struktur tanpa peringatan
dapat terdeteksi

D. Kapan Beton Prategang Diperkenalkan

Suatu penampang beton bertulang dimana penampang beton yang


diperhitungkan untuk memikul tegangan tekan adalah bagian diatas garis netral
(bagian yang diarsir), sedangkan bagian dibawah garis netral adalah bagian tarik
yang tidak diperhitungkan untuk memikul gaya tarik karena beton tidak tahan
terhadap tegangan tarik. Gaya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi
penulangan (rebar). Kelemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah berat
sendiri (self weight) yang besar, yaitu 2.400 kg/m3 , dapat dibayangkan berapa
berat penampang yang tidak diperhitungkan untuk memikul tegangan  (bagian
tarik).
Untuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban-beban
bekerja, sehingga seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya,
inilah yang kemudian disebut beton pratekan atau beton prategang (prestressed
concrete).

E. Mengapa Digunakan Beton Prategang

Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia


karena penggunaan struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak
keuntungan antara lain:

A. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.


B. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya
dapat mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan
terhadap lingkungan yang korosif.
C. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya
lintang.
D. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang
akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa
dan struktur baja.
E. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan
kualitas yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan konstruksi
serta biaya awal yang lebih rendah.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang:

1.  Kelebihan
a. Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka di daerah tarik
akibat beban kerja 
b. Beton prategang lebih tahan terhadap korosi
c. Kedap air, sehingga bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan
perairan
d. Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban
rencana bekerja, lendutan akhir setelah beban rencana bekerja akan lebih
kecil daripada beton bertulang biasa
e. Lebih efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih
ramping
f. Lebih hemat dalam penggunaan baja
g. Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat
2.  Kekurangan
a. Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat
dalam proses pembuatannya
b. Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal
c. Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

F. Prinsip Desain Beton Pratekan

Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang bisa


dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi dimana


tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras
dan gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras.
2. Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana
setelah betonnya cukup keras, barulah dberikan gaya konsentris dengan menarik
kabel tendon.
Pre-Tensioning ( Pra Tarik)

      Metode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor,
oleh karena itu disebut pretension method. Adapun prinsip dari pratarik ini
secara singkat adalah sebagai berikut :

Tahap 1:

Siapkan bekisting  (formwork) yang telah lengkap dengan lubang untuk kabel
tendon (tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok.

Tahap 2 :

Setelah beton di cor dan sudah  bisa memikul berat sendiri, tendon atau kabel
prategang dimasukkan ke dalam  Lubang Tendong (tendon duct), selanjutnya
ditarik untuk mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya prategang
adalah dengan cara mengikat salah satu angker, kemudian ujung angker lainnya
ditarik (ditarik dari satu sisi). Tetapi ada pula yang ditarik dikedua sisinya
kemudiang diangker secara bersamaan.

Tahap 3 :

Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris telah
ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya
konsentris tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap
tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap
tarik.Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-
penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif
bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja
efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat.
Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur
beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu
banyak beban mati yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja
tulangan bisaberbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air
dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan.

Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur. Dengan
kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi
bahanbeton secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton
melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.

B. Saran

1. Penggunaan struktur prategang akan lebih baik pada struktur yang memiliki
geometri yang beraturan serta memiliki besar pembebanan yang merata.

2. Sebelum mendesain suatu struktur pelat, dua hal penting yang harus
dilakukan adalah pemeriksaan lendutan dan punching shear apakah memenuhi
syarat atau tidak. Hal ini mengingat bahwa pelat adalah struktur yang tipis
sehingga syarat kekakuan lebih menentukan daripada syarat kekuatan.

3. Model struktur dalam tugas akhir ini hanya didesain untuk bangunan dua
lantai. Apabila model struktur tersebut hendak dibuat menjadi bangunan tinggi,
maka harus didesain ulang dengan menggunakan dinding geser sebagai struktur
penguat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=Bambang+Suryoatmono.
+Dalam+EDISI+KE-3+JILID+1+BETON+PRATEGANG
%2C+oleh+Edward+G.+Nawy%2C+468.+Erlangga
%2C+2002&oq=Bambang+Suryoatmono.+Dalam+EDISI+KE-
3+JILID+1+BETON+PRATEGANG%2C+oleh+Edward+G.+Nawy
%2C+468.+Erlangga
%2C+2002&aqs=chrome..69i57j69i59.2682j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://dokumen.tips/documents/makalah-beton-prategang-56b482ef1b030.html

https://tekniksipilblog006.wordpress.com/2016/10/02/makalah-beton-prategang/

http://jumantorocivilengiinering.blogspot.com/2013/06/beton-prategang-
https://www.academia.edu/37667158/Makalah_Struktur_Beton_Prategang

Anda mungkin juga menyukai