DISUSUN OLEH
NAMA : FAHRI
NIM : PO7103119001
NAMA : Fahri
NIM : PO7103119001
Puskesmas Dolo
Senin, 12 oktober 2020
DISUSUN OLEH:
NAMA : FAHRI
NIM: PO7103119001
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN POLTEKKES
KEMENKES PALU
2020
SAMPUL DALAM
Laporan ini telah diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Tugas
Mata Kuliah Praktikum Surveilans Epidemiologi
DISUSUN OLEH:
NAMA : FAHRI
NIM: PO7103119001
NAMA : FAHRI
KELAS : TINGKAT 2 REGULER
NIM : PO7103119001
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yan Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunianya sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Praktik Surveilans Epidemiologi.
Laporan ini disusun untuk melengkapi penilaian tugas mata kuliah
praktik Surveilans Epidemiologi di jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Palu.
Perlu disadari bahwa penyusunan laporan ini tidak dapat selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati disampaikan terimakasih yang sebesar
besarnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN
1. Sampul luar ...................................................................................i
2. Sampul dalam ................................................................................ii
3. Lembaran pengesahan....................................................................iii
4. Lembaran persetujuan.......................... ..........................................iv
5. Kata pengantar........................ ........................................................v
6. Daftar isi..........................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Ruang lingkup
2.2. tinjauan teoritis tentang kasus/ penyakit yang ditemukan yang menjadi pokok
pembahasan
BAB 3 HASIL
3.1. Gambaran umum lokasi praktek (demografi,geografi, penduduk secara umum
dan penduduk sasaran)
3.2. hasil praktikum surveilans epidemiologi di lahan praktek (pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data).
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam
Lemas
Berat badan turun
Tidak nafsu makan
Nyeri dada
Berkeringat di malam hari
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa
kasus gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak
dalam tubuh penderita selama 20–30 tahun. Beberapa gejala kusta yang
dapat dirasakan penderitanya adalah:
Jika kusta menyerang sistem saraf, maka kehilangan sensasi rasa termasuk
rasa sakit bisa terjadi. Hal ini bisa menyebabkan luka atau cedera yang
terdapat di tangan atau kaki tidak dirasakan oleh penderitanya, akibatnya
bisa muncul gejala hilangnya jari tangan atau jari kaki.
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini
dan pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk
mencegah komplikasi sekaligus mencegah penularan lebih luas. Selain itu,
menghindari kontak dengan hewan pembawa bakteri kusta juga penting
untuk mencegah kusta.
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta
kepada masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah
penting dalam mendorong para penderita untuk mau memeriksakan diri
dan mendapatkan pengobatan. Pemberian informasi ini juga diharapkan
dapat menghilangkan stigma negatif tentang kusta dan diskriminasi
terhadap penderita kusta.
4. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue. Dengue adalah birus penyakit yang ditularkan dari nyamuk
Aedes Spp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini telah
menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya semakin meningkat
dan penyebarannya semakin luas, penyakit DBD merupakan penyakit
menular yang pada umumnya menyerang pada usia anak-anak umur
kurang dari 15 tahun dan juga menyerang pada orang dewasa. Penyakit ini
berkaitan dengan kondisi lingkungan, iklim, mobilisasi yang tinggi,
kepadatan penduduk, perluasan perumahan dan perilaku masyarakat.
Demam yang mendadak tinggi hingga 39 derajat Celcius merupakan
gejala utama dari demam berdarah dengue. Demam ini akan berlangsung
terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat dan biasanya
diikuti gejala demam berdarah sebagai berikut:
Nyeri kepala
Menggigil dan lemas
Nyeri di belakang mata, otot, dan tulang
Ruam kulit hingga kemerahan
Kesulitan menelan makanan dan minuman
Mual dan muntah
Gusi berdarah
Mimisan
Timbul bintik-bintik merah pada kulit
Muntah darah
Buang air besar berwarna hitam
Pada fase demam, demam berdarah dengue biasanya diikuti oleh fase kritis
selama 2-3 hari. Pada fase kritis inilah suhu tubuh menurun, hingga bagian
tubuh seperti tangan dan kaki dingin dan biasanya merasa seperti sudah
sembuh. Padahal, pada fase ini Anda harus waspada, sebab bisa terjadi
sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.Penyebab Demam
Berdarah Dengue
Nyamuk ini biasanya ‘bekerja’ dari pagi hingga sore hari, meskipun
terkadang juga menggigit pada malam hari. Ia menyukai tempat gelap dan
sejuk, sehingga lebih banyak ditemukan di dalam rumah dibandingkan di
luar rumah yang panas.
dari permukaan laut dan bentuk permukaan tanah maka desa – desa diwilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Dolo 36,05 km2 terdiri atas 11 Desa
pada tahun 2019. Luas desa yang ada di kecamatan dolo mulai dari yang
terluas sampai dengan terkecil sebagai berikut : Desa waturalele ( 12,34 km 2),
desa Tulo (4,68 km2), desa Langaleso ( 3,34 km2 ). desa Kotarindau (2,86
km2). Desa Maku (2,40 km2), desa watubula (2,04 km2), desa Karawana (1,98
km2). Desa Soulowe (1,97 km2). Desa Potoya (1,83 km2). Desa Kotapulu (1,67
4.68
3.34
2.86
2.40
1.83 1.98 1.97 2.04
1.67
1.04
desa dan 37 dusun, Dari 37 dusun ada satu dusun yang terjauh berada di desa
waturalele dusun 3. Pada tahun 2019 terjadi perubahan tempat palayanan dari
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
Tabel I.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan
Jenis Kelamin Puskesmas Dolo Tahun 2017
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total
(Tahun)
0-4 1.128 1.011 2.139
5-9 971 913 1.884
10-14 1.126 979 2.105
15-19 1.267 1.028 2.295
20-24 1.026 882 1.908
25-29 841 738 1.579
30-34 859 821 1680
35-39 878 859 1.737
40-44 836 782 1.618
45-49 688 694 1.382
50-54 572 612 1.184
55-59 456 492 948
60-64 358 299 657
65+ 527 589 1.116
Jumlah 2018 11.533 10.699 22. 232
tahun lebih banyak, artinya masih banyak generasi muda yang akan
banyaknya penduduk usia muda juga menjadi tanggung jawab bersama untuk
Maku
Waturalele
Watubula
Soulowe
Karawana
Potoya
Tulo
Kotapulu
Kotarindau
Kabobona
Langaleso
Tulo (3782), sedangkan Desa Watubula (1027) dan Desa Waturalele (1043)
Waturalele
Watubula
Soulowe
Karawana
Potoya
Tulo
Kotapulu
Kotarindau
Kabobona
Langaleso
c. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah rasio banyaknya penduduk per kilometer
persegi. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Dolo terletak di Desa
Kabobona dengan kepadatan sebesar 1858 jiwa/km2 dan terendah di Desa
Waturalele sebesar 86 jiwa/km2 dan Desa Watubula sebesar 503 jiwa/km2.
Maku
Waturalele
Watubula
Soulowe
Karawana
Potoya
Tulo
Kotapulu
Kotarindau
Kabobona
Langaleso
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
d. Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, kematian dapat
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Perubahan
pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini
Waturalele 0
Watubula 1
Soulowe 0
Karawana 0
Potoya 1
Tulo 1
Kotapulu 1
Kotarindau 0
Kabobona 0
Langaleso 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
terjadi di empat desa yaitu Kotapulu, Potoya, Tulo dan Watubula. Secara
Waturalele
Watubula
Soulowe
Karawana
Potoya
Tulo
Kotapulu
Kotarindau
Kabobona
Langaleso
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
terkait kesehatan, juga faktor budaya dan pernikahan dini yang dinilai
Waturalele
Watubula
Soulowe
Karawana
Potoya
Tulo
Kotapulu
Kotarindau
Kabobona
Langaleso
h. Morbilitas
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Target cakupan pelayanan penderita Diare Balita yang datang ke sarana
kesehatan adalah 20% dari perkiraan jumlah penderita Diare Balita
(Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di satu wilayah kerja dalam
waktu satu tahun).
4. Interprestasi data
4 penyakit menular tahun 2019 dan 2020
1. DBD (Demam Berdarah Dengue)
Jenis Kelamin Umur Alamat Penyakit
L 10 tahun Soulowe DBD
P 5 tahun Soulowe DBD
P 9 tahun Soulowe DBD
L 6 bulan Tulo DBD
L 10 tahun Soulowe DBD
P 22 tahun Soulowe DBD
L 24 tahun Soulowe DBD
P 10 tahun Soulowe DBD
P 12 tahun Soulowe DBD
L 36 tahum Soulowe DBD
p 62 tahun Kabobona DBD
L 7 tahun Kotarindau DBD
L 7 tahun Kotarindau DBD
2019 Column1
Berdasarkan grafik diatas, penderita penyakit TB paru pada tahun 2019 paling
banyak terjadi pada bulan februari, dan pada tahun 2020 penderita penyakit TB
paru juga banyak terjadi pada bulan februari
Grafik perbandingan penderita penyakit DBD berdasarkan umur
9
0
0 - 1 tahun 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 40-50 tahun > 50 tahun
2019 Column1
0
Laki-laki Perempuan
2019 Column1
Grafik diatas nenunjukkan bahwa sejak tahun 2019 penderita DBD paling banyak
laki-laki, dan tahun 2020 penderita penyakit DBD terbanyak juga berjenis
kelamin laki-laki.
Grafik perbandingan penderita penyakit DBD berdasarkan tempat tinggal
(DESA)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
kotarindau kotapulu potoya soulowe tulo kabobona
2019 Column1
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa desa yang paling banyak penderita
penyakit DBD pada tahun 2019 yaitu desa soulowe sedangkan pada tahun 2020
penderita penyakit DBD terbanyak yaitu di desa kotapulu
2. Penyakit HIV
Jenis kelamin Umur alamat Penyakit
L 34 Tulo HIV
L 31 Potoya HIV
P 28 Karawana HIV
P 26 Kotapulu HIV
L 22 Karawana HIV
P 20 Soulowe HIV
P 23 Tulo HIV
L 21 Potoya HIV
L 24 Kotapulu HIV
Grafik perbandingan penderita penyakit HIV berdasarkan jenis kelamin
3.5
2.5
1.5
0.5
0
laki-laki perempuan
2019 Column1
Grafik diatas nenunjukkan bahwa sejak tahun 2019 penderita HIV paling banyak
laki-laki, dan tahun 2020 penderita penyakit HIV Ssama banyaknya.
3.5
2.5
1.5
0.5
0
0-1 tahun 2-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun > 50 tahun
2019 Column1
1.5
0.5
0
tulo potoya karawana kotapulu soulowe
2019 Column1
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa desa yang paling banyak penderita
penyakit HIV pada tahun 2019 yaitu desa potoya dan karawana sedangkan pada
tahun 2020 penderita penyakit HIV terbanyak yaitu di desa tulo dan kotapulu.
3. Penyakit kusta
Jenis kelamin Umur Alamat Penyakit
L 65 tahun Maku Kusta
L 50 tahun Maku Kusta
L 53 tahun Potoya Kusta
L 56 tahun Maku Kusta
P 48 tahun watubula Kusta
Grafik perbandingan penyakit kusta berdasarkan usia
2.5
1.5
0.5
0
0-1 tahun 2-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun > 50 tahun
2019 Column1
2.5
1.5
0.5
0
laki-laki perempuan
2019 Column1
Grafik diatas nenunjukkan bahwa sejak tahun 2019 penderita KUSTA paling
banyak laki-laki, dan tahun 2020 penderita penyakit KUSTA yang paling banyak
yaitu perempuan
2.5
1.5
0.5
0
maku potoya watubula
2019 Column1
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa desa yang paling banyak penderita
penyakit KUSTA pada tahun 2019 yaitu desa maku, sedangkan pada tahun 2020
penderita penyakit KUSTA terbanyak yaitu di desa watubula
4. Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru
2019 Column2
Berdasarkan grafik diatas, penderita penyakit TB paru pada tahun 2019 paling
banyak terjadi pada bulan januari, dan pada tahun 2020 penderita penyakit TB
paru juga banyak terjadi pada bulan januari
Grafik perbandingan penderita penyakit TB paru berdasarkan jenis kelamin
40
35
30
25
20
15
10
0
laki-laki perempuan
2019 Column1
Grafik diatas nenunjukkan bahwa sejak tahun 2019 penderita penyakit TB paru
paling banyak laki-laki, dan tahun 2020 penderita penyakit TB paru yang paling
banyak yaitu laki-laki
14
12
10
0
0-1 tahun 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun
2019 Column1
2019 Column1
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa desa yang paling banyak penderita
penyakit TB paru pada tahun 2019 yaitu desa kotarindau dan tulo, sedangkan pada
tahun 2020 penderita penyakit TB paru terbanyak yaitu di desa watubula
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue. Dengue adalah birus penyakit yang ditularkan dari
nyamuk Aedes Spp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini
telah menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya semakin
meningkat dan penyebarannya semakin luas, penyakit DBD merupakan
penyakit menular yang pada umumnya menyerang pada usia anak-anak
umur kurang dari 15 tahun dan juga menyerang pada orang dewasa.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan, iklim, mobilisasi yang
tinggi, kepadatan penduduk, perluasan perumahan dan perilaku
masyarakat
a. host
Sebagian besar Penderita penyakit DBD terbanyak berdasarkan usia yaitu pada
usia balita, dari umur 0-1 tahun sebanyak 14 orang. Karena kurangnya perhatian
orang tua tentang pentingnya pemberian imunisasi kepada anak.dan penyakit
DBD lebih banyak di derita oleh anak laki-laki. Karena anak laki-laki lebih aktif
bermain pada pagi sampai sore hari.
b. Agent
Sebagian besar penyakit DBD di sebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan dari nyamuk aedes aegepty
c. Environment
Sebagian besar penyakit DBD banyak terjadi di desa soulowe karena
kondisi lingkungannya yang kurang bersih dan kurangnya perhatian
masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Cara pencegahan
Pada dasarnya, upaya pencegahan demam berdarah dengue dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan rumah. Selain itu, pastikan Anda
juga menjaga kebersihan lingkungan di sekitar Anda. Cara terbaik untuk
mengendalikan nyamuk Aedes aegypti adalah dengan menyingkirkan
habitatnya. Anda harus mengosongkan wadah air yang terbuka, sehingga
nyamuk tidak dapat bertelur di dalam wadah-wadah terbuka tersebut.
Untuk mencegah gigitan nyamuk, Anda dapat mengenakan pakaian yang
menutupi kulit sepenuhnya. Menggunakan losion antinyamuk dan
kelambu saat beristirahat juga bisa membantu.
a. Host
Sebagian besar penyakit TB paru banyak di derita oleh lansia yaitu pada
umur lebih dari 50 tahun berjumlah 26 orang. Dikarenakan pada usia
lansia yaitu pada umur lebih dari 50 tahunterjadi penurunan tingkat
kekebalan tubuh dan Sebagian besar di derita oleh laki laki memiliki
kebiasaan sering merokok dan kurang memperhatikan Kesehatan diri.
b. Agent
c. Environment
d. Pencegahan
A. Kesimpulan
B. SARAN
1. Penyakit DBD
Untuk mengurangi jumlah penyakit DBD, sebaiknya lebih
ditingkatkan kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan
sehat. Serta selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Peran dari
pihak Puskesmas Dolo, lebih ditingkatkan lagi penyuluhan pada
masyarakat setempat. Serta dilakukan monitoring pada lingkungan
masyarakat dengan melakukan fogging focus, abatesasi, dan
pemeriksaan jentik berkala.
2. Penyakit TB paru
Untuk mengurangi terjadinya kasus TBC paru, dapat dilakukan
pemberatasan yang mengacu pada program DOTS (Directly Observed
Treatmeant Short Course) yang artinya pengobatan jangka pendek
dengan pengawasan langsung, selain itu tidak terlepas dari aspek sosial
budaya masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, petugas
kesehatan seperti dokter diharapkan selalu menambah pengetahuan dan
keterampilan agar dapat lebih optimal dalam mendiagnosa atau
mendeteksi penyakit TBC paru pada stadium dini..
3. Penyakit kusta
Untuk mengurangi terjadinya kasus penyakit kusta diharapkan dari
pihak puskesmas memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
memberikan informasi kepada msyarakat terutama di daerah endemik.
Langkah ini merupakan Langkah penting dalam mendorong para
penderita untuk mau memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan.
4. Penyakit HIV
Diharapkan dari pihak puskesmas terus memonitoring dan
memberikan motivasi serta menghibur para penderita penyakit HIV
agar tetap tetap semangat dan supaya mereka tidak stress dalam
menjalani hidup. Pihak puskesmas juga di harapkan untuk melakukan
penyuluhan terkait dengan informasi tentang penyakit HIV.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN