DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
R-010 Akuntansi
Kelompok 2
Nurazizah (C1C021042)
Prabu Ikhlas (C1C021043)
Muti’a Azkia (C1C021044)
Ivan Leonardo (C1C021045)
Septianingsi (C1C021046)
Tasya Safitri (C1C021047)
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAMBI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu dan berjalan dengan lancar. Penulisan makalah yang berjudul “Aplikasi
Non Linear Dalam Ekonomi Dan Bisnis” dibuat dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kekurangan-kekurangan yang ada. Maka dari itu, penulis akan sangat menghargai
semua kritikan dan saran dari pembaca. Hal itu bertujuan untuk membangun
makalah ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Setelah mengetahui latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun
tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1
BAB II
PEMBAHASAN
Qd = Qs
Ket :
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
Contoh soal 1 :
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15
– Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Berapa harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar?
Penyelesaian
Permintaan : P = 15 – Q → Q = 15 – P Keseimbangan
Penawaran : P = 3 + 0,5Q → Q = -6 + 2P Pasar : Qd = Qs
Qd = Qs Q = 15 – P
15 – P = -6 + 2P Q = 15 – (7)
15 + 6 = 2P + P Q=8
21 = 3P Jadi, Pe = 7 dan Qe = 8.
P=7
2
Kurva keseimbangan pasar sebelum pajak
Pengaruh pajak. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang akan
menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak,
produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih tinggi.
Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi dari
pada harga keseimbangan sebelum pajak, di lain pihak jumlah keseimbangannya
menjadi lebih sedikit.
Contoh soal 2 :
3
sebelum pajak, dan berapa pula harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan
sesudah pajak?
Penyelesaian
P = 6 + 0,5Q → Q = -12 + 2P
Keseimbangan pasar :
Qd = Qs Q = 15 – P
15 – P = -12 + 2P Q = 15 – (9)
15 + 12 = 2P + P Q=6
27 = 3P
P = 27/3
P=9
4
a) Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
tk = P’e – Pe
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp)
adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang
menjadi tanggungan konsumen (tk).
tp = t – tk
Besarnya jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah pengenaan pajak (O'P)
dengan besarnya pajak per unit barang (t).
T = Q’e x t
5
Dalam contoh soal tadi, T = 6 x 3 = 18. Penerimaan dari pajak merupakan
salah satu sumber pendapatan pemerintah, bahkan merupakan sumber pendapatan
utama. Dengan inilah pemerintah menjalankan roda kegiatannya sehari-hari,
membangun prasarana publik seperti jalan dan jembatan, membayar cicilan utang
pada negara lain, membiayai pegawai-pegawainya, membangun proyek-proyek
sarana publik seperti rumah sakit dan sekolah, juga membeli perlengkapan
pertahanan. Jadi, pajak yang disetorkan oleh rakyat kepada pemerintah akhirnya
kembali ke rakyat lagi, dalam bentuk lain. Jika dalam melunasi pajak anda
memainkan "persetujuan rahasia" dengan petugas pajak, berarti anda berbagi
"rezeki" dengan sang oknum pajak hanya untuk merasakan keuntungan jangka
pendek, tidak menghiraukan masa depan negara dan bangsa (termasuk anak cucuk
anda sendiri!).
secara langsung, tanpa harus mengubah dulu fungsi penawaran yang berbentuk Q
= f(P) menjadi bentuk P = f(Q). Dalam hal ini rumusannya adalah
bQ = -a + P - t → P = a + bQ + t
6
keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan, namun analisisnya sedikit
berbeda.
P = a + bQ + tP Ket :
(1 – t)P = a + bQ
atau
Contoh soal 3 :
Andaikan kita memiliki data yang sama seperti pada contoh soal 1, yakni
permintaan P = 15 - Q dan penawaran P = 3 + 0,5Q. Kemudian, pemerintah
mengenakan pajak sebesar 25% dari harga jual. Hitunglah harga keseimbangan
dan jumlah keseimbangan tanpa pajak serta dengan pajak.
Penyelesaian
P = 3 + 0,5Q + 0,25P
7
0,75P = 3 + 0,5Q
atau Q = -6 + 1,5P
Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
Q = 15 – P = 15 – 8,4 = 6,6
Patut dicatat, dalam hal ini besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah
dari setiap unit barang adalah t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1.
Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap unit
barang yang dibeli adalah tk = P’e – P = 8,4 – 7 = 1,4 (atau 67%). Sedangkan
yang ditanggung oleh produsen adalah tp = t – tk = 2,1 - 1,4 = 0,7 (atau 33%).
Adapun jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah dari perdagangan barang ini
adalah T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86. Dari perhitungan-perhitungan di sini kita
dapat menyimpulkan, bahwa pada akhirnya pihak konsumen juga yang
menanggung beban lebih berat dari pajak penjualan
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia
sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap
keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita bisa
menganalisisnya seperti ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat
8
bersifat spesifik dan dapat pula bersifat proporsional. Dalam makalah ini hanya
diuraikan subsidi yang bersifat spesifik.
Contoh soal 4 :
Penyelesaian
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P → 18 = 3P, P = 6
9
Q = 15 – P = 15 – 6 = 9
sk = Pe – P’e
10
Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh produsen (sp) adalah
selisih antara besarnya subsidi per unit barang (s) dan bagian subsidi yang
dinikmati oleh konsumen (sk).
sp = s – sk
Dalam contoh soal tadi, sp = 1,5 – 1 = 0,5. Berarti dari setiap unit barang
yang diproduksi dan dijualnya, produsen menerima subsidi sebesar 0,5, atau 33%
dari subsidi per unit barang.
S = Q’e x s
11
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak (baik
orang atau badan hukum) kepada pemerintah tanpa adanya balas jasa
(kontraprestasi) secara langsung. Sistem perpajakan yang dikenakan pemerintah
terhadap suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu pajak tetap (lump-
sum tax) dan pajak proporsional (proportional tax).
1.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy (2002). Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, edisi kedua,
Yogyakarta, BPFE-YOGYAKARTA
13