Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pengetahuan Bahan Teknik

Dosen Pengampu : Dwi Indra Prasetya, S.T., M.T.


Program Studi :Teknik Industri
NIM : 352010210
Nama : Fadli Ardiansyah
Kelas : IE.20.C.4

Proses Pengolahan Nikel

Cadangan Nikel saat ini 70 % adalah jenis laterit dan sisanya sulfida, oleh karena itu
pengembangan diarahkan ke pemanfaatan nikel laterite sebagai sumber Nikel. Ada tiga
pilihan proses Pirometalurgi Nikel laterite saat ini yaitu :

1. Pengolahan menjadi feronikel jenis shot/ingot dan feronikel luppen.


2. Pengolahan nikel matte.
3. Pengolahan menjadi nickel pig iron (NPI).

Dalam ketiga proses pengolahan bahan Nikel tersebut memiliki dampak positif dan negatif
masing – masing.

Dengan permasalahan tersebut perlunya penelitian kedepan dalam bidang pengolahan Nikel
agar menciptakan suatu proses dan juga hasil yang lebih baik.

Nikel adalah unsur paduan utama dari stainless steel, dikarenakan peningkatan kebutuhan
stainlees steel, lebih dari 65% Nikel digunakan dalam industri stainless steel, dan sekitar 12%
digunakan dalam industri manufaktur super alloy atau nonferrous alloy. Indonesia sendiri
meupakan negara penghasil Nikel jenis lateritik serta menduduki posisi ke-6 pencadangan
bahan Nikel sebesar 5% dari seluruh cadangan di dunia.

Produksi feronikel dari bijih laterit memerlukan energi tinggi, karena bijih laterit umumnya
langsung di lebur untuk menghasilkan sejumlah kecil produk feronikel dan sejumlah besar
slag.

Proses pirometalurgi bijih laterit secara komersial saat ini secara garis besar terdiri atas :

- Rotary kiln electric furnace (RKEF)


Proses RKEF banyak digunakan untuk menghasilkan feronikel dan nikel-matte.
- Nipoom Yakin Oheyama Process
Merupakan proses reduksi langsung garnierite ore yang menghasilkan feronikel dalam
suatu rotary kiln.
- Nickel Pig Iron (NPI)
Nickel Pig Iron diproduksi di china mulai tahun 2006 untuk menjawab tingginya
harga dan permintaan nikel. Nickel Pig Iron (NPI) merupakan ferronickel yang
memiliki kadar nikel yang rendah (1,5-8%).

Diagram alir sederhana ekstraksi nikel secara komersil dari bijih nikel laterit.

Proses pengolahan bijih nikel meliputi beberapa tahap berikut yaitu, pengeringan, peleburan
atau smelting, converting dan granulation. Proses pengolahan bijih nikel laterit ini secara
Pirometalurgi.

1. Proses Pengeringan/ Drying.


Proses pengeringan merupakan tahap awal pengolahan bijih nikel dan dilakukan
dengan menggunakan rotary dryer. Pada tahap ini, bijih nikel yang awalnya
memimiliki kadar air sekitar 35%, setelah dikeringkan kadar airnya menjadi sekitar
20%. Setelah pengeringan, bijih nikel dikirim dan simpan didalam Gudang.
2. Kalsinasi – Reduksi , bijih nikel yang sudah di keringkan masuk kedalam rotary kiln
untuk direduksi, pada tahap awal kadar air bijih nikel berkurang menjadi 0%. Proses
Reduksi akan mengkonversi bijih nikel oksida menjadi logam nikel dan logam besi.
Pada tahap ini ditambahkan juga batubara dan diakhir proses ditambahkan sulphur
cair, jadilah sebuah produk yang bernama Calcine/Kalsin.

3. Electric Furnace Smelting/ Proses Peleburan (Tungku Listrik).


Kalsin dilebur dalam tungku listrik menjadi matte, selain mate pada tahap ini
dihasilkan slag/pengotor. Tahap ini menghasilkan Nikel matte yang mengandung
nikel 27%. Matte cair ditampung dalam ladle untuk selanjutnya ditransfer menuju
converter.
4. Refining yaitu proses pemisahan unsur – unsur lain yang tidak dikehendaki dari
produk ferronickel untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Selain ke 4 proses tersebut ada lagi Proses Converting/Pemurnian yaitu proses peningkatan
kadar nikel dalam matte cair. Converting dilakukan dalam Top Blown Kaldo Type Rotary
Converter (TBRC) atau dalam Pierce Smitch Converter. Kadar Nikel pada tahap ini
meningkat menjadi 78%.

Proses Granulasi/ Granulating.

Merupakan Proses akhir dari pengolahan bijih nikel menjadi matte, matte cair akan disemprot
dengan air bertekanan tertentu yang mengakibatkan pembekuan dalam bentuk granul – granul
atau partikel – partikel kecil.

Proses rekoveri pada bijih nikel laterit sangat sulit dikarenakan sifat mineraloginya yang
kompleks serta keterbatasan teknologi yang telah ada saat ini. Oleh karena itu beberapa
penelitian melakukan pengembangan proses pengolahan nikel laterit seperti : Variasi jenis
reduktor, aditif, temperatur reduksi.

Berdasarkan atas tulisan diatas telah diketahui bahwa material atau bahan nikel terutama di
Indonesia mengalami penurunan, dan oleh sebab itu Proses Pirometalurgi Nikel Pig Ion ini
sangat efektif dijalankan karena bisa mengolah bahan nikel dengan kadar rendah dan mampu
menaikan kadar Nikel tersebut.
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/172516-ID-pengolahan-nikel-laterit-
secara-pirometa.pdf

Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Anda mungkin juga menyukai