Cadangan Nikel saat ini 70 % adalah jenis laterit dan sisanya sulfida, oleh karena itu
pengembangan diarahkan ke pemanfaatan nikel laterite sebagai sumber Nikel. Ada tiga
pilihan proses Pirometalurgi Nikel laterite saat ini yaitu :
Dalam ketiga proses pengolahan bahan Nikel tersebut memiliki dampak positif dan negatif
masing – masing.
Dengan permasalahan tersebut perlunya penelitian kedepan dalam bidang pengolahan Nikel
agar menciptakan suatu proses dan juga hasil yang lebih baik.
Nikel adalah unsur paduan utama dari stainless steel, dikarenakan peningkatan kebutuhan
stainlees steel, lebih dari 65% Nikel digunakan dalam industri stainless steel, dan sekitar 12%
digunakan dalam industri manufaktur super alloy atau nonferrous alloy. Indonesia sendiri
meupakan negara penghasil Nikel jenis lateritik serta menduduki posisi ke-6 pencadangan
bahan Nikel sebesar 5% dari seluruh cadangan di dunia.
Produksi feronikel dari bijih laterit memerlukan energi tinggi, karena bijih laterit umumnya
langsung di lebur untuk menghasilkan sejumlah kecil produk feronikel dan sejumlah besar
slag.
Proses pirometalurgi bijih laterit secara komersial saat ini secara garis besar terdiri atas :
Diagram alir sederhana ekstraksi nikel secara komersil dari bijih nikel laterit.
Proses pengolahan bijih nikel meliputi beberapa tahap berikut yaitu, pengeringan, peleburan
atau smelting, converting dan granulation. Proses pengolahan bijih nikel laterit ini secara
Pirometalurgi.
Selain ke 4 proses tersebut ada lagi Proses Converting/Pemurnian yaitu proses peningkatan
kadar nikel dalam matte cair. Converting dilakukan dalam Top Blown Kaldo Type Rotary
Converter (TBRC) atau dalam Pierce Smitch Converter. Kadar Nikel pada tahap ini
meningkat menjadi 78%.
Merupakan Proses akhir dari pengolahan bijih nikel menjadi matte, matte cair akan disemprot
dengan air bertekanan tertentu yang mengakibatkan pembekuan dalam bentuk granul – granul
atau partikel – partikel kecil.
Proses rekoveri pada bijih nikel laterit sangat sulit dikarenakan sifat mineraloginya yang
kompleks serta keterbatasan teknologi yang telah ada saat ini. Oleh karena itu beberapa
penelitian melakukan pengembangan proses pengolahan nikel laterit seperti : Variasi jenis
reduktor, aditif, temperatur reduksi.
Berdasarkan atas tulisan diatas telah diketahui bahwa material atau bahan nikel terutama di
Indonesia mengalami penurunan, dan oleh sebab itu Proses Pirometalurgi Nikel Pig Ion ini
sangat efektif dijalankan karena bisa mengolah bahan nikel dengan kadar rendah dan mampu
menaikan kadar Nikel tersebut.
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/172516-ID-pengolahan-nikel-laterit-
secara-pirometa.pdf
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek