Anda di halaman 1dari 16

Kajian Penggunaan Implementasi Ragam Bahasa

Jurnalistik dalam Media Informasi dan Komunikasi


Media Massa

Amanda Putri Ristanti


Mahasiswa S1/Sastra Indonesia/Rombel 2/ UNNES
amandaristanti02@students.unnes.ac.id

ABSTRAK : Ragam bahasa jurnalistik merupakan salah satu bagian penting yang harus
ada pada dunia pers. Bertujuan untuk mengetahui pentingnya ragam bahasa jurnalistik
dalam media informasi dan komunikasi media massa, dan guna mengetahui bagaimana
sikap untuk menghadapi berita yang ada di dunia maya. Penggunaan bahasa
jurnalistik dalam penulisan berita atau artikel akan membuat naskah menjadi ringkas, padat,
mudah dipahami, efektif, efisien, dan nyaman dibaca. Peran dan fungsi media memasuki
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Karena media massa adalah bentuk transportasi
komunikasi yang didefinisikan sebagai penyebaran pesan secara cepat dan terus menerus
kepada audiens yang besar dan beragam dalam upaya memengaruhi mereka dalam
beberapa cara dan tidak dapat terpisahkan. Komunikasi yang dilakukan oleh media massa
bersifat satu arah, dimana media massa sebagai pengirim pesan pada audience tanpa
menerima umpan balik. Informasi yang disampaikan bersifat meluas, dimana informasi
dapat menjangkau banyak orang sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Informasi yang
disampaikan media massa bersifat cenderung terbuka, dimana informasi dapat diterima oleh
siapa saja. Dalam hal ini, media massa mampu mengontrol nilai sosial dan menyembunyikan
makna yang buruk ke dalam sebuah kalimat yang baik sehingga tidak akan terjadi
kekacauan. Keberadaan internet sebagai media online membuat informasi yang belum
terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat.

Kata Kunci : Ragam Bahasa, Jurnalistik, Hoax, Komunikasi, Informasi, Media massa

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia, kemajuan teknologi,


perkembangan dunia usaha, pemerintahan, dan segala informasi lain
yang bisa diakses melalui pemberitaan media massa. Mudahnya akses
untuk menjangkau sebuah informasi yang dapat dipercaya, tentu tidak
lepas dari adanya informasi di dalamnya. Gagasan demi gagasan yang
terus muncul, juga bisa mendasari suatu berita.

Selain dengan menyajikan produk berita, yang berasal dari


narasumber maupun liputan. Reporter saat ini harus dibekali ilmu
kejurnalistikan, hal ini berfungsi agar seorang reporter mencari
sebuah berita dengan baik, bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat.
Kini dunia digital tidak terbatas oleh waktu dan bisa di jangkau kapan
saja dimana saja.

Pada bahasa jurnalistik, dapat ditemukan ragam bahasa yang


digunakan oleh pers atau dunia pertelevisian berita untuk melengkapi
sajian berita mereka. Termasuk pada media media massa audio
(radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet).

Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat


karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi
yang sedang berkembang, selain itu manusia juga bisa saling
berinteraksi satu sama lain. Melalui media informasi juga sebuah
pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat
kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi
pembuat dan target.

Peran dan fungsi media massa memasuki berbagai aspek kehidupan


masyarakat. Media massa adalah bentuk transportasi komunikasi
massa, yang dapat didefinisikan sebagai penyebaran pesan secara
luas, cepat, dan terus menerus kepada audiens yang besar dan
beragam dalam upaya untuk memengaruhi mereka dalam beberapa
cara.

Peran dan fungsi media massa kini tak dapat terpisahkan dari


kehidupan khalayak. Bentuk media massa pun kian berkembang.
Peran dan fungsi media massa menjadi kebutuhan penting dalam
komunikasi manusia. Peran dan fungsi media massa digunakan untuk
menyampaikan berbagai tujuan dan urusan banyak pihak.

1.2 Rumusan Masalah


a) Mengapa ragam bahasa jurnalistik diperlukan dalam media
informasi komunikasi ?
b) Bagaimana sikap kita menghadapi berita jika bahasanya tidak
sesuai dengan kebahasaan jurnalistik ?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pentingnya ragam bahasa jurnalistik dalam
media informasi dan komunikasi media massa
b) Untuk mengetahui sikap menghadapi berita hoaks ataupun
yang tidak sesuai dengan kebahasaan jurnalistik

II. Landasan Teori

2.1 Kajian Pustaka

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang


berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Misalnya ketika kita di tanah Jawa, mayoritas
masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa.

Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh


dunia persuratkabaran (dunia pers = media massa celak). Dalam
perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk
media massa audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia
(internet). Ragam bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa
yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam
khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas.

Media komunikasi adalah suatu alat atau sarana yang digunakan


untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media
komunikasi juga dijelaskan sebagai sebuah sarana yang dipergunakan
sebagai memproduksi, reproduksi, mengolah, dan mendistribusikan
untuk menyampaikan sebuah informasi.

Media massa merupakan sarana komunikasi dalam penyampaian


pesan, sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita ke
masyarakat luas. Dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti
radio, surat kabar, TV dan film, komunikasi yang ditunjukkan terhadap
orang banyak. Media massa memberikan info perihal perubahan,
bagaimana hal itu berjalan dan hasil yang dicapai.
2.2 Kerangka Teoritis

2.2.1 Teori Ragam Bahasa Jurnalistik

(Rahardi, 2006 : 65) mengatakan bahasa jurnalistik sebagai salah satu


ragam bahasa yang digunakan tidak hanya oleh dunia persurat
kabaran atau dunia pers atau media masa cetak melainkan juga
media massa audio, media massa audiovidual, dan multimedia atau
internet. Lebih lanjut menyatakan bahwa bahasa jurnalistik
merupakan salah satu ragam bahasa yang dibentuk karena spesifikasi
materi yang disampaikan.

Lain lagi dengan Rosihan Anwar menjelaskan bahwa bahasa jurnalistik


adalah bahasa pers yaitu bahasa yang digunakan oleh wartawan.
Yang dimaksud dengan bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa
yang memiliki beberapa karakteristik yaitu singkat, padat, jelas,
sederhana, lancar, lugas, dan menarik. Lebih lanjut ia menyatakan
bahwa bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku yang
harus tunduk pada berbagai kaidah tata bahasa, ejaan yang benar,
dan mengikuti perkembangan kosa kata dalam masyarakat (Anwar,
1984 : 1).

Kemudian Dr. Yus Badudu menjelaskan bahasa jurnalistik merujuk


pada bahasa surat kabar dilihat dari karakteristik yang dimilikinya.
Menurutnya, bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana,
jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh
bahasa surat kabar mengingat bahwa surat kabar dibaca oleh lapisan-
lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.
Mengingat bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya
dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah
dipahami. Orang tidak mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya
karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar itu
(Anwar, 1984 : 2).

Dewabrata, mengatakan penampilan bahasa ragam jurnalistik yang


baik biasa ditengarai dengan kalimat yang mengalir lancar dari atas
sampai akhir, menggunakan kata yang merakyat, akrab di telinga
masyarakat, tidak menggunakan susunan yang kaku, formal dan sulit
dicerna. Susunan kalimat jurnalistik yang baik menggunakan kata
yang paling tepat untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya.
Bahkan nuansa yang terkandung dalam masing-masing kata pun perlu
diperhitungkan.

Dari definisi di atas, dapat dipahami bahasa jurnalistik adalah bahasa


yang digunakan oleh wartawan untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak dan memiliki ciri khusus yaitu singkat, padat,
sederhana, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik itu sendiri
memiliki karakter yang berbeda berdasarkan jenis tulisan yang akan
diberitakan. Namun demikian bahasa jurnalistik tidak meninggalkan
kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia baku dalam hak
pemaikaian kosakata, struktur sintaksis, dan wacana. Sering dijumpai
beberapa penyimpangan bahasa jurnalistik dibandingkan kaidah
bahasa Indonesia baku.

Karakteristik atau ciri-ciri bahasa jurnalistik yang utama adalah


sebagai berikut :

 Hemat Kata. Memilih kata yang lebih ringkas: kemudian = lalu,


kurang lebih = sekitar, melakukan pencurian = mencuri,
memberikan saran = menyarankan.

 Lugas. To the point, tidak berbunga-bunga, tidak


menggunakan kata-kata berona (colorful words): menitikkan air
mata = menangis; memiliki sebuah asa = berharap.

 Umum atau Sederhana. Menggunakan kata-kata populer yang


dipahami orang awam.

 Menghindari  Jenuh.

Penggunaan bahasa jurnalistik dalam penulisan berita atau artikel


akan membuat naskah menjadi ringkas, padat, mudah dipahami,
efektif, efisien, dan enak dibaca.

Pada dasarnya, bahasa jurnalistik harus menarik untuk dibaca. Inilah


mengapa bahasa jurnalistik harus efisien dan efektif, disebabkan
apabila bahasa yang digunakan terlalu bertele-tele dan tidak mudah
dipahami. Maka, minat baca dari masyarakat maupun pembaca juga
akan menurun terhadap berita atau informasi yang disampaikan.
Dalam media online biasanya para pembaca akan menilai dari sisi
bahasa judul terlebih dahulu. Oleh sebab itu penting untuk
memberikan judul yang menarik.
2.2.2 Media Informasi dan Komunikasi

Menurut buku pengantar ilmu komunikasi, media informasi


merupakan alat atau saran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar
psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka
media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera
manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima oleh
pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum
dinayatakan dalam tindakan.

Selama 60 tahun, pandangan tentang komunikasi ini telah


didefinisikan melalui tulisan ilmuwan politik Harold Lasswell (1948). Ia
mengatakan bahwa cara paling nyaman untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini : a)
siapa?, b) berkata apa?, c) melalui saluran apa?, d)kepada siapa?, e)
dengan efek apa?. Menurut Effendy “komunikasi adalah suatu proses
dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dengan
bertujuan untuk memberi tahu, mengeluarkan pendapat, mengubah
pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung”.

Jadi, dalam hal ini komunikasi merupakan sebuah proses interaksi.


Dalam hal ini komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan
manusia untuk menjalin hubungan dengan lingkungan sekitarnya.

2.2.3 Media Massa

Cangara (2002) menyatakan bahwa media massa merupakan suatu


alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan menggunakan alat
komunikasi mekanis dari sumber pesan ke penerima pesan atau
khalayak umum. Alat mekanis komunikasi yang dimaksud oleh
Cangara adalah berbagai media massa yang ada di masyarakat seperti
surat kabar, televisi, radio, hingga film. Media massa, yang biasa
disebut masyarakat dengan media, merupakan istilah yang digunakan
sejak tahun 1920-an untuk mengidentifikasi berbagai media atau
pers. 

Untuk memperjelas pemahaman mengenai pengertian media massa,


Cangara menjelaskan karakteristik media massa sebagai berikut:
Komunikasi yang dilakukan oleh media massa bersifat satu arah,
dimana media massa sebagai pengirim pesan pada khalayak atau
audience tanpa menerima umpan balik
atau feedback.  Audience  sendiri memang memungkinkan untuk
memberikan feedback,  namun tidak bisa dilakukan langsung sehingga
tidak terjadi komunikasi dua arah. 

Informasi yang disampaikan bersifat meluas dan serempak, dimana


informasi dapat menjangkau banyak orang sekaligus dalam waktu
yang bersamaan. Hal ini membuat media massa mampu mengatasi
hambatan jarak dan waktu dalam penyampaian informasi atau pesan
komunikasi.

Media massa merupakan sesuatu yang terikat dengan lembaga,


dimana ada banyak orang yang mengelola dan menjalankan proses
penyampaian informasi.  Informasi yang disampaikan media massa
bersifat cenderung terbuka, dimana informasi tersebut dapat diterima
oleh siapa saja. Selama orang tersebut mengakses media massa yang
bersangkutan, sehingga tidak ada hambatan baginya untuk
menerima informasi yang diberikan.

Media massa menggunakan peralatan teknis dalam prosesnya dan


cenderung bersifat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar, dan
lain sebagainya. 

III. PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya ragam bahasa jurnalistik dalam media komunikasi dan


informasi

Bahasa jurnalistik sangat diperlukan sebagai alat komunikasi dalam


media massa. Menurut F. Rahardi, bahasa jurnalistik merupakan salah
satu jenis bahasa yang digunakan dan tidak hanya pada dunia
persurat kabaran, dunia pers ataupun media masa cetak saja.
Namun, juga media massa audio, media massa audiovisual, dan
multimedia atau internet. Bahasa jurnalistik yang bersifat padat,
ringkas, dan jelas membuat penyampaian komunikasi dengan
berbagai jenisnya akan lebih efektif digunakan.

Hal lain yang menjadi pentingnya bahasa jurnalistik dalam media


massa adalah mampu mengontrol nilai sosial. Bahasa jurnalistik
mampu menyembunyikan makna yang buruk ke dalam sebuah kalimat
yang baik sehingga tidak akan terjadi kekacauan. Dengan bahasa
jurnalistik, tingkah laku yang tertutup atau terbuka dapat dikontrol
dengan baik.

Penggunaan istilah dalam bahasa jurnalistik yang tidak terdapat dalam


bahasa Indonesia akan membuat pembaca yang mengerti arti
sebenarnya dari istilah tersebut lebih mengontrol nilai sosial yang ia
miliki.

Masyarakat kini dapat mengetahui berbagai macam fenomena dari


seluruh dunia hanya dengan melihat media massa. Dengan
penggunaan bahasa jurnalistik yang juga mengadopsi beberapa istilah
asing di dalamnya, masyarakat secara perlahan juga akan menyerap
perubahan ini sehingga lebih mudah beradaptasi ketika menggunakan
istilah tersebut.

Misalnya saja istilah tagar atau netizen yang kini semakin banyak
digunakan. Istilah ini memberikan pergeseran bahasa yang tadi terasa
kaku menjadi lebih ramah di telinga.

Bahasa jurnalistik memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat


dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Bahasa jurnalistik mampu
memberikan pengaruh kepada setiap pembacanya. Itulah mengapa
banyak negara yang menggunakan media massa untuk
menggerakkan rakyatnya dalam sebuah program karena kekuatan
penggerak yang diberikan oleh media massa begitu kuat.

Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang paling mudah dimengerti


sehingga lebih luas cakupan jangkauannya. Bahasa jurnalistik bisa
dipahami oleh banyak orang karena tidak menggunakan pola bahasa
yang rumit dan selalu beradaptasi dengan istilah asing atau daerah.

Bahasa jurnalistik yang digunakan saat ini merupakan gabungan


bahasa Indonesia dan istilah populer di masyarakat sehingga
masyarakat tidak merasa canggung akibat penggunaan bahasa yang
terlalu formal. Namun dengan begitu, masyarakat juga akan lebih
mengetahui tentang struktur bahasa dengan cara yang lebih nyaman.

Bahasa jurnalistik sewajarnya didasarkan atas kesadaran terbatasnya


ruangan dan waktu. Salah satu sifat dasar jurnalisme menghendaki
kemampuan komunikasi cepat dalam ruangan serta waktu yang relatif
terbatas. Meski pers nasional yang menggunakan bahasa Indonesia
sudah cukup lama usianya, sejak sebelum tahun 1928 (tahun Sumpah
Pemuda), tapi masih terasa perlu sekarang kita menuju suatu bahasa
jurnalistik Indonesia yang lebih efisien.

3.2 Sikap dalam menghadapi berita hoaks ataupun yang tidak sesuai
dengan kebahasaan jurnalistik

Keberadaan internet sebagai media online membuat informasi yang


belum terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. Hanya dalam
hitungan detik, suatu peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan
diakses oleh pengguna internet melalui media sosial. Namun, saat ini
banyak orang menggunakan media sosial untuk menyebarkan
kebencian, provokasi, dan hoaks.

Arti hoaks adalah informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi


sebenarnya. Arti hoaks adalah salah satu tren terburuk yang pernah
ada dalam sejarah penggunaan media sosial. Dalam artikel kali ini,
akan dijelaskan secara lengkap mengenai arti hoaks, tujuan, ciri-
cirinya yang dihimpun dari berbagai sumber.

Lalu, apa itu hoaks? Menurut Psikolog Inggris Robert Nares (1753-
1829), istilah hoaks muncul sekitar akhir abad ke 18, diartikan sebagai
usaha untuk menipu. Hoaks pun sering digunakan sebagai istilah lain
dari rumor.

Namun orang yang membaca berita hoaks tidak menyadari bahwa


berita yang ia baca itu hoaks. Terdapat berbagai hal yang
melatarbelakanginya, pertama, ia tidak tahu sama sekali apa itu berita
hoaks. Kedua, ia langsung tersulut emosi sehingga pemikiran
jernihnya hilang. Ketiga, ia tahu bahwa berita itu hoaks akan tetapi
karena ia benci dengan orang dalam hoaks itu, kemudian ia pun ikut
menyebarkan. Nah yang ketiga adalah orang yang paling tidak
bermoral, karena ia mengorbankan hati nuraninya.
Untuk itu kita sebaiknya mengenali ciri-ciri berita hoaks,  kemudian
menandai kejanggalan – kejanggalan dengan pedoman berikut ini:

 Berita pertama kali didistribusikan melalui email, mailing list,


forum, blog, facebook, yang kemudian disebarluaskan
via  twitter.
 Isinya bertentangan dengan logika umum dan ilmu
pengetahuan atau terdapat kontradiksi dengan fakta yang
sudah umum diketahui.
 Menggunakan istilah yang terkesan ilmiah, yang memanfaatkan
ketidaktahuan atau keawaman pembaca.
Bentuk kalimat yang mendorong pembaca untuk
menyebarluaskan pesan tersebut.
 Sumber berita tidak jelas identitasnya.
 Tidak ada link sumber untuk informasi yang dianggap penting.
Penulis yang baik pasti mencantumkan sumber ilmiah dalam
tulisannya. Jika tidak dicantumkan sumber maka waspadalah
terhadap keilmiahan artikel tersebut.

Ada beberapa cara untuk menghadapinya, antara lain :

 Berpikir terlebih dahulu jika ingin meneruskan pesan yang


belum jelas kebenarannya
 Cari informasi berita asli
 Cek berita atau informasi yang di dapat
 Kembangkan rasa penasaranmu setiap saat, jangan langsung
menyebarkan suatu berita tanpa mengecek kebenarannya
 Berhati-hatilah dengan judul yang provokatif
 Segera adukan kepada Kementerian Komunikasi dan
Informatika apabila menemukan berita hoaks
 Ikut serta dalam grup diskusi antihoax  di media sosial

Contoh sajian berita hoaks dan analisisnya :

1. Kapal Tenggelam di Danau Toba

Penjelasan:

Sebuah video beredar di media sosial sejak hari Senin (14/1/2019)


soal kabar yang sebut adanya kapal penyeberangan dari Tiga Ras ke
Simanindo dengan 183 penumpang dan 40 sepeda motor tenggelam
di Danau Toba, Sumatera Utara. Faktanya pihak Pelabuhan Tiga Ras,
Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara
membantah adanya kapal penyeberangan dari Pelabuhan Tiga Ras-
Simanindo tenggelam di perairan Danau Toba. Adapun video yang
dimaksud bukanlah kejadian tenggelamnya kapal Feri di Danau Toba,
video tersebut sudah pernah diunggah oleh Channel Tribun Jogja
Official pada 4 Maret 2016 yang dalam keterangannya disebutkan
sebagai Kapal Revalia 2 yang tenggelam.

2. Ustaz Arifin Ilham Berobat Ke Malaysia Naik Jet Pribadi Milik


Prabowo

Penjelasan:

Ustad Arifin Ilham, yang sempat dikabarkan meninggal dunia namun


terbukti merupakan kabar bohong (hoaks), dirujuk ke Penang,
Malaysia untuk menjalani perawatan intensif atas penyakit kanker
nasofaring dan getah bening stadium 4A yang dialaminya. Ustad Arifin
Ilham diberangkatkan dengan menggunakan jet pribadi yang
dipinjamkan oleh sahabat. Hal ini dikonfirmasi lagi oleh Ustadz Yusuf
Mansur melalui akun instagramnya.

Beredar kabar di media sosial (Facebook) yang menyatakan bahwa jet


yang ditumpangi Ustad Arifin adalah milik calon presiden nomor urut
02, Prabowo Subianto. Faktanya adalah berita tersebut tidak benar.
Jet pribadi yang digunakan Ustadz Arifin Ilham adalah milik PT Elang
Lintas Indonesia atau Elang Indonesia. Elang Indonesia merupakan
perusahaan penyewaan pesawat jet pribadi dan ambulans udara.
Perusahaan ini berkantor di Ruko Dynasty Walk block 29C/1, Jalur
Sutera, Alam Sutera, Tangerang, Indonesia.

3. Jual Bali demi bayar utang

Salah satu akun facebook bernama Sandy Yah memposting link berita


dengan tulisan "Jika Rakyat Mengizinkan Daerah Bali Kita Jual Untuk
Bayar Utang" pada Oktober 2017. Namun, link berita tersebut dihapus
dan adminnya menghilang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani langsung menepis kabar tersebut. Dia
menyampaikan klarifikasi melalui akun resmi Instagramnya. Sri
Mulyani mengatakan ke depan akan menempuh jalur hukum bagi
pelaku penyebar berita hoaks ini.

"Pada bulan Oktober 2017 telah beredar berita fitnah/hoax tentang


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang seolah-olah
mengeluarkan pernyataan 'Jika Rakyat Mengijinkan Daerah Bali Kita
Jual Untuk Bayar Hutang'. Link berita tersebut telah dihapus dan
adminnya juga telah menghilang.

Namun demikian, sebuah akun facebook bernama Sandy Yah, pada


tanggal 10 Agustus 2018 mengunggah screen shot berita tersebut dan
mendapatkan banyak tanggapan serta share. Berita tersebut adalah
fitnah keji dan tidak benar!

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak untuk


diperjualbelikan. NKRI sejak diproklamirkan oleh Pendiri Bangsa kita,
terus kita jaga kedaulatan dan kemerdekaannya dengan membangun
sampai ke pelosok negeri - untuk menciptakan rakyat Indonesia yang
sejahtera, adil dan makmur. Itu adalah mandat konstitusi UUD 1945
yang kita jalankan secara konsisten dan penuh kesungguhan.
Keuangan Negara, APBN termasuk kebijakan utang negara selalu kita
jaga dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab - Keuangan Negara,
APBN dan utang negara dibahas dan disetujui oleh DPR dalam bentuk
UU APBN, dan diperiksa dan di audit oleh BPK dan
dipertanggungjawabkan di depan DPR. Semua informasi, data dan
kebijakan dibahas secara terbuka dan disampaikan secara transparan
kepada publik melalui website Kemenkeu. Masyarakat harus semakin
hati-hati dan jangan percaya kepada berita fitnah dan berita palsu
serta tidak benar seperti di atas.

Peredaran berita fitnah dan tidak benar tersebut sengaja dilakukan


untuk menyerang Pemerintah, kebijakan Fiskal dan Keuangan Negara
secara tidak berdasar, dan untuk menyerang pribadi Menteri
Keuangan RI. Tindakan hukum bagi pembuat dan pengedar berita
hoaks akan dilakukan terhadap Pemilik akun bernama Sandy Yah yang
mengedarkan berita fitnah dan tidak benar."
IV. PENUTUP

4.1 Simpulan

Bahasa Jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang digunakan


tidak hanya dalam dunia pers atau media massa cetak melainkan juga
media massa audio, media massa audiovidual, dan multimedia atau
internet. Dengan spesifikasi materi yang di sampaikan, dilihat dari
karakteristiknya bahasa ini digunakan wartawan. Penampilan bahasa
ragam jurnalistik yang baik biasa diawali dengan kalimat yang
mengalir lancar dari atas sampai akhir, menggunakan kata yang
merakyat, akrab di telinga masyarakat, tidak menggunakan susunan
yang kaku, formal dan sulit dicerna. Susunan kalimat jurnalistik yang
baik menggunakan kata yang paling pas untuk menggambarkan
suasana serta isi pesannya. Dari definisi di atas, dapat dipahami
bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak dan memiliki ciri khusus
yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik. Bahasa
jurnalistik itu sendiri memiliki karakter yang berbeda berdasarkan jenis
tulisan yang akan diberitakan atau dalam segi memilih kata yang lebih
bisa di pahami orang awam. Inilah mengapa bahasa jurnalistik harus
efisien dan efektif, disebabkan apabila bahasa yang digunakan terlalu
bertele-tele dan tidak mudah dipahami, maka minat baca dari
masyarakat maupun pembaca juga akan menurun terhadap berita
atau informasi yang disampaikan. Oleh sebab itu, penting untuk
memberikan judul yang menarik agar orang tertarik ketika
membacanya.

Antara media informasi dan komunikasi harus berjalan seimbang,


dikarenakan keduanya adalah aspek penting dalam penyampaian
pesan atau informasi kepada penerima umpan balik. Untuk menjalin
hubungan dengan lingkungan sekitarnya menggambarkan proses
interaksi yang tidak hanya satu arah. Informasi yang disampaikan
bersifat meluas dan serempak, dimana informasi dapat menjangkau
banyak orang sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

Informasi yang disampaikan media massa bersifat cenderung terbuka,


dimana informasi tersebut dapat diterima oleh siapa saja. Selama
orang tersebut mengakses media massa yang bersangkutan, maka
tidak ada hambatan baginya untuk menerima informasi yang
diberikan. Hal lain yang menjadi pentingnya bahasa jurnalistik dalam
media massa adalah mampu mengontrol nilai sosial. Keberadaan
internet sebagai media online membuat informasi yang belum
terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. Maka dari itu, perlu
berhati-hati dalam menyikapi kasus hoaks tersebut.

4.2 Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa artikel ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis
akan terus memperbaiki artikel ini dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran tentang pembahasan artikel
diatas.

Penulis tentu menyarankan agar beberapa hal yang terkait dalam


Penggunaan Implementasi Ragam Bahasa Jurnalistik Dalam Media
Informasi Dan Komunikasi Media Massa, seperti :

 Dalam Penggunaan ragam bahasa jurnalistik, wartawan


seringkali abai dan terkesan melupakan hal ini. Padahal,
informasi tersebut dapat membantu mereka di media.
Seharusnya, mereka bersikap tanggung jawab dalam
menyampaikan berita atau meliput dengan baik tanpa adanya
rekayasa yang di sengaja maupun tidak di sengaja.

 Media Informasi komunikasi adalah satu aspek penting dalam


penyampaian berita di khalayak umum. Alangkah baiknya jika,
media tersebut bisa menyampaikan berita secara aktual tanpa
menyinggung atau merugikan suatu pihak dan instansi
tertentu.

 Belajar dari artikel ini, penulis menyampaikan lebih jauh


mengenai hoaks dan bagaimana cara membedakan serta
mengatasinya, diharapkan dapat dijalankan dengan baik
sehingga terhindar dari kabar hoaks yang merugikan.
 Dari artikel ini, penulis juga berharap agar khalayak umum
dapat menjaga kesantunan berbahasa yang ada kaitannya dan
timbal balik dalam media informasi komunikasi.

Daftar Pustaka

Agiesta, Fellyanda Suci. 2018. Merdeka.com. 4 Kabar bohong yang pernah bikin geger
Indonesia, ini faktanya. diunduh di Semarang, 16 November 2020.

Ambar, 2017. Pakarkomunikasi.com. Bahasa Jurnalistik – Karakter – Prinsip. diunduh di


Semarang, 12 November 2020.

Baran, Stanley J. 2012. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta: Erlangga). 1(5). Hal 5

Carina, 2019. Pakarkomunikasi.com. 12 Pentingnya Bahasa Jurnalistik Dalam Media Massa .


diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Komunikasi, Pakar. 2017. Pakarkomunikasi.com. Pengertian Media Massa Menurut Para Ahli.
diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Lararenjana, Edelweis. 2020. Merdeka.com. Mengenal Arti Hoax Atau Berita Bohong Ketahui
Jenis Dan Ciri-Cirinya. diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Musthopa, Rma. 2017. Eprints.walisongo.ac.id. diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Pendidikan, Dosen. 2020. Dosenpedidikan.co.id. 24 Pengertian Media Menurut Para Ahli.


diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Raharja, Widuri. 2017. Index/php. Media Informasi : Fungsi Media Informasi. diunduh di
Semarang, 12 November 2020.

Rahman, Adi Fida. 2019. Detik.inet. 10 Hoaks Temuan Kominfo yang Hebohkan Masyarakat
Sepekan ini. diunduh di Semarang, 16 November 2020.

Romeltea. 2017. Romeltea.com. Pengertian Bahasa Jurnalistik Dan Contoh Penggunaannya.


diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Sulesmono, Alya Heri. 2017. Bhayangkari.co.id. Cara Bijak Menghadapi Cerita Hoax.
diunduh di Semarang, 12 November 2020.

Sumadaria, As Haris. 2014.Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Anda mungkin juga menyukai