Anda di halaman 1dari 5

2.

4 Kehamilan Lewat Waktu

2.4.1 Definisi

Kehamilan umunya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT). Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu dan ini
merupakan periode terjadinya persalinan normal, kehamilan posterem atau disebut juga
dengan kehamilan serotinus, kehamilan lewat bulan, kehamilan lewat waktu adalah
kehmailan yang berlangsung sanpai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari haid
terakhir (HPHT)vdengan siklus haid rata-rata 28 hari.
Kehamilan serotinus menurut WHO adalah suatu kehamilan 42 minggu atau lebih
yang di hitung berdasarkan HPHT, kehamilan serotinus merupakan indikasi untuk dilakukan
terminasi dengan maksud untuk mencegah terjadinya anoksia janin
Menurut standar internasional dari American Collage of Obstretricians and
Gynocologist, kehamilan jangka panjang atau prolanged pregnancy ialah kehamilan yang
terjadi dalam jangka waktu 42 minggu (294 hari) atau lebih yang dihitung dari HPHT, yang
dimaksud lengkap 42 minggu ialah 41 minggu 7 hari jika 41 minggu 6 hari belum bisa
dikatakan lengkap 42 minggu. Kehamilan yang terjadi dalam jang waktu lebih dari 40
minggu sampai 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau pregnancy postdate.

2.4.2 Diagnosa Kehamilan Lewat Waktu

Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosis


kehamilan posterem karena diagnisis ini ditegakan berdasarkan umur kehmailan, bukan
terhadap kondisi kehamilan. Ada beberapa kasus yang dinyatakan sebagai kehamilan
posterem. Kasus kehamilan posterem yang tidak dapat ditegakan secara pasti diperikan
sebesar 22%. Dalam menentukan doagnosis kehamilan posterem di smaping dari riwayat
haid, sebaiknya dilihat pulan hasil pemeriksaan antenatal

a. Riwayat Haid
Diagnosis kehamilan psoterm tidak sulit untuk ditegakan bilamana HPHT
diketahui dengan pasti. Untuk riwayat haid yang dapat dipercaya, diperlukan
beberapa kriteria antara lain:
 Penderita harus yakin betul dengan HPHT
 Siklus 28 hari dan teratur
 Tidak minum pil antihamil stidaknya 3 bulan terakhir
Selanjutnya diagnosis di tentukan dengan mneghitung menururt rurmus Naegele.
Berddasarkan riwayat haid, seorang ibu hamil sebagai kehmailan posterem
kemungkinan adalah sebagai berikut:
 Terjadi kesalahan dalam mennetukan tanggal HPHT atau akbiat
menstruasi abnormal.
 Tanggal haid terakhir diketahui jelas, tetapi terjadi kelambatan ovulasi.
 Tidak ada kesalahan mennetukan haid terakhir dan kehamilan memang
berlangsung lewat bulan( keadaan ini sekitar 20-30 % dari seluruh ibu
hamil yang diduga kehamilan posterem)
b. Riwayat Pemeriksaan Antenatal
Tes kehamilan bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik sesudah
terlambat 2 minggu, maka dapat diperkirakan kehmailan memang telah
berlangsung 6 minggu. Melalui gerakan janin atau quickening pada umunya
dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada primigravida
dirasakan sekita umur kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida pada 16
minggu. Petunjuk umum untuk menentukan persalinan adalah quickening di
tambah 22 minggu pada prmigravida atau ditambah 24 minggu pada
multigravida. Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan melakukan pemeriksan djj
dengan stetoskop Laennec DJJ dapat didengar mulai umur kehamilan 18-20
minggu, sedangkan untuk memakai Doppler dapat terdengar pada usia kehamilan
10-12 minggu.
Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih
dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:
 Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif
 Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan Doppler.
 Telah kewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali.
 Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali denga
stetoskop Laennce.

c. Tinggi Fundus Uteri


Dalam trimester pertama pemeriksaan tinggi fundus uteri serial dalam sentime
terdapat bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan. Lebih
dari 20 minggu tinggi fundus uteri dapat menentukan umur kehamilan secara
kasar.
d. Pemeriksaan USG
Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil pemeriksaan uktrasonografi
pada trimester pertama. Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegle dapat
mencapai 20%. Bila telah di lakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama
semenjak trimester pertama, hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Pada umur
kehamilan 16-24 minggu, ukuran diameter biparietal dan panjang femur
memeberikan ketepatan sekitar 7 hari dari taksiran persalinan. Selain CRL
(Crown-rump length) diameter biparietal dan panjang femur, beberapa parameter
dalam pemeriksaan USG juga dapat dipakai seperti lingkar perut, lingkar kepala
dan beberapa rumus yang merupakan perhitungan dari beberapa hasil pemeriksaan
parameter tersebut diatas.. sebaliknya, pemeriksaan sesaat setelah trimeseter III
dapat dipakai untuk menentukan berat janin, keadaan air ketuban ataupun keadaan
plasenta yangs ering berkaitan dengan kehamilan postterm, tetapi sukar untuk
memastikan usia kehamilan.
e. Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa pemeriksaa laboratorium untuk menentukan diagnosis kehamilan
lewat waktu/bulan /psottrem yairu sebagai berikut:
 Kadar lesitin/spingomielin
Bila lesitin/spingomielin dlam cairan amnion kadarnya sama, maka umur
kehamilan seitar 22-28 minggu, lesitin 1,2 kali kadar spingomielin : 28-32
minggu, pada kehmilan gena[ bulan rasio menjadi 2:1. Pemeriksaan ini
tidak dapat diakai untuk menentukan kehamilan posterm, tetapi hanya
digunakan untuk menentukan apakah janin cukup umur/matang untuk
dilahirkan yang berkaitan dengan mencegah kesalhan dalam tidnakan
pengakhiran kehamilan.
 Aktivitas tromboplastin cairan amnion (ATCA)
Hatswell berhasil membyktikan bahwa cairan anion mempercepat waktu
pembekuan darah. Aktivitas ini meningkat dengan bertambhanya umru
krhamilan. Pada umur kehamilan 4141 minggu ATCA berkisar antara 45-
65 detik, pada umur kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan ATCA
kurang dari 45 detik. Bila didaptkan ATCA antara 42-46 detik
menunjukan bahwa kehamilan berlangsung lewat waktu.
 Sitologi cairan amnion
Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat sel lemak dalam cairan
amnion. Bila jumlah sel yang mengandung lemak melebihi 10% maka
lkehamilan diperkirakan 36 minggu dan apabila 50% atau lebih, maka
umurkr kehamilan 39 minggu atau lebih.

2.4.3 Etiologi Kehamilan Lewat Waktu


Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya
kehamilan possterm belum jelas. Beberapa teori yang diajukan pada umumnya menyatakan
bahwa terjadinya kehamilan possterem sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya
penelitian. Beberapa teori diajukan antara lain:
 Pengaruh pogesteron
Penurunan hormon pogesteron dalam kehamilan dopercaya merupakan
kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses
biomolekuker pada persalinan dan meningkatnya sesnitivitas uterus
terhadap oksitosin, sehingga beberapa peneliti menduga bahwa terjadinya
kehamilan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh
progesteron.
 Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalina pada kehamilan postterm
memeberi kesan atau dipecaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan
oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang usia kehamilan lanjut
diduga sebagai slaha satu faktor penyebab kehamilan postterm.
 Teori Kortisol/ACTH janin
Dalam teori ini diajukan sebgai pemberi tanda untuk dimulainya
persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol
plasma janin. Plasma Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga
produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen,
selanjutnya mempengaruhi terhadap meningkatnya produksi prostaglandin
Selain teori yang menduga penyebab terjadinya kehamilan lewat waktu/postterm
ini,ada juga penyebab terjadinya kehamilan lewat waktu/postterm yaitu dari usia ibu dan
paritas. Untuk usia ibumerupakan faktor resikio berkaitan dengan keseiapan ibu bersalin
berusia < 20 tahun atau >35 tahun, maka ibu teresbut beresiko tinggi. Usia < 20 tahun organ
reproduksi belumlah terbentuk dengan sempurna, demikian pada alat-alat yang melengkapai
rahim. Otot-otot rahim dan tulang panggul, fungsi hormon, indung telur rahim belum
sempurna, kondisi fisik dan psikis yang belum mantang dapat menyebabkan kontraksi yang
tidak adekuat sehingga dapat menyebabkan persalinan lebih bulan. Sedangkan pada usia ibu
> 35 tahun segi biologis perekmbangan alat-alat reproduksinya sudah mengalami
kemunduran yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang abnormal diantaranya
adalah kehamilan dan persalinan dengan serotinus.

2.4.4 Penatalaksanaan Kehamilan Lewat Waktu


Faktor resiko terhadap janin jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu
tiga kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya
pada janinbdapat bertambah besa, tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kadungan. Tataklasanaan kasus
yang dilakukan dengan cara menentukan apakah kehamilan telah berlangsung lewat bulan
(postterm) atau bukan, jika ditemukan lewat bulan maka yang penting dilakukan adalah
momitoring janin sebaik-baiknya dengan cara pemantauan Djj, nadi, his tiap 30 menit dan
memastikan semuanya dalam batas normal.
Mengidentifikasi kondisi janin dan keadaan yang mmebahyakan janin dengan cara
pemeriksaan kardiotografi sepeti Nonstress Test (NST) dan contraction stress test untuk
mengetahui kesejahteraan janin sebagai reaksi terhadap gerakan janin atau kontraksi uterus
dan pemeriksaan USG untuk menetukan besar janin, denyut jantung janin, gangguan
pertumbuhan janin,bkeadaan dan derajat kematangan plasenta, jumlah(indeks cairan amnion
dan kualitas air ketuban). Apabila tidak ada tanda-tanda insuffisiensi plasenta persalina
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat. Melakukan pemeriksaan serviks dengan
skor bishop. Bishop score adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan responya
terhadap suatu idnuksi persalinan, jika bishop score rendah, artinya serviks belum matang dan
memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi di banding serviks yang matang
Pada umunya penatalaksanaan sudah mulai sejak umur kehamilan 41 minggu dengan
melihat kematangan serviks, mengingat dengan bertambahnya umur kehamilan maka dapat
terjadi keadaan yang kuarang menguntungkan, seperti janin tumbuh makin besar atau
sebaliknya, terjadi kemunduran fungsi plasenta dan oligohidranion
2.4.5 Pencegahan Kehamilan Lewat Waktu
Kehamilan lewat waktu ini dpat dicegah dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur, minimal 4 kali selama hamil yaitu 1 kali pada trimester pertama,1 kali pada
trimester kedua dan dua kali ada trimester ketiga. Pemeriksaan yang teratur membuat ibu
hamil dan dokter mengetahui dengan benar usia janin yang di kandunng, dan bisa mencegah
segala hal yang bisa membahayakan ibu dan janin jika terjadi kehamilan lewat waktu

Sumber:
Nurhidayati, T., Astyandini, B., & Setiasih, S. (2019). IDENTIFIKASI PENANGANAN KEHAMILAN
SEROTINUS DI RSUD DR. H SOEWONDO KENDAL. Midwifery Care Journal, 1(1), 10-18.

Arianti, N. M. D. P., Sutriyani, T., & Nisa’I, D. (2021). HUBUNGAN USIA IBU DAN PARITAS
DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN POST DATE DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA
BATU. Biomed Science, 7(2), 18-24.

Sukemi, R. (2021). Literature Review: Asuhan Kebidanan Dengan Serotinus. JURNAL ANTARA


KEBIDANAN, 4(3), 152-159.

Prawiroharjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka; 2008.h.685-691.

Anda mungkin juga menyukai