Anda di halaman 1dari 19

Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No.

1 | September 2019

Peran Visi Bagi Kelanggengan Bisnis Keluarga

Andreas Heryjanto
Magister Manajemen, Universitas Bunda Mulia
email: aheryjanto@bundamulia.ac.id

ABSTRACT
Business longevity is one of the goals of a family business, where business is expected to last
for a long time, whether in the hands of family members or handled by professionals. The
longevity of a family business is influenced by the values in it. Values that are needed in the
family business are usually embedded in a vision. In vision contained the values, beliefs,
principles, and binding promises, which characterize a family business.
The embodied vision by all owners and employees is able to satisfy customers, which
ultimately perpetuates a family business. In order to realize the sustainability of the family
business, integration between family harmony, tolerance of differences, participation and
openness among stakeholders are needed.
Based on the business vision, the factors such as competitive value proposition, distinctive
capabilities, dynamic capabilities, trust and commitment are created, which are useful for
achieving the longevity of a family business.

ABSTRAK
Kelanggengan bisnis merupakan salah satu tujuan bisnis keluarga, di mana bisnis diharapkan
dapat berlangsung dalam waktu yang lama, entah di tangan anggota keluarga ataupun
ditangani oleh profesional. Kelanggengan suatu bisnis keluarga dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang ada di dalamnya. Nilai-nilai yang sangat dibutuhkan dalam bisnis keluarga biasanya
terkandung dalam suatu visi. Di dalam visilah terkandung nilai-nilai, keyakinan, prinsip, dan
janji yang mengikat, yang memberikan ciri khas suatu bisnis keluarga.
Pengejawantahan visi dengan tepat oleh seluruh pemilik dan karyawan mampu memuaskan
pelanggan, yang akhirnya melanggengkan suatu bisnis keluarga. Untuk mewujudkan
tercapainya kelanggengan bisnis keluarga tersebut, diperlukan keterpaduan antara harmoni
keluarga, toleransi terhadap perbedaan, partisipasi dan keterbukaan di antara pemangku
kepentingan.
Bersumber dari visi bisnis terciptalah faktor-faktor janji nilai bersaing, kemampuan unik,
kemampuan dinamis, kepercayaan dan komitmen, yang bermanfaat untuk tercapainya
kelanggengan suatu bisnis keluarga.
Key words : Business longevity, vision, trust and commitment

30
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

LATAR BELAKANG semakin kompleks dan kompetitif. Dari


Keberlanjutan bisnis keluarga visilah, pimpinan bisnis menentukan tujuan
meliputi kelanggengan (longevity) bisnis bisnis jangka panjang berikut strateginya,
dilihat dari dimensi waktu maupun agar bisnis keluarga langgeng untuk jangka
continuity yaitu keberaturan peralihan waktu yang panjang.
lintas generasi dalam rentang waktu yang Salah satu bisnis keluarga yang
panjang (Heryjanto, 2016). Dengan membuktikan kedahsyatan visi bagi
demikian, kelanggengan bisnis (business kelanggengan bisnisnya adalah Bandeng
longivity) merupakan salah satu tujuan Juwana “Elrina” (selanjutnya disebut
bisnis keluarga. Bisnis diharapkan dapat Bandeng Juwana). Bandeng Juwana
berlangsung dalam waktu yang lama, entah merupakan bisnis keluarga yang menjual
di tangan anggota keluarga ataupun makanan oleh-oleh khas Semarang seperti
ditangani oleh profesional. Bandeng Duri Lunak, Wingko, Moaci,
Menurut Tàpies dan Moya (2012), Lunpia, dan makanan khas daerah lainnya.
kelanggengan suatu bisnis keluarga Bisnis keluarga Bandeng Juwana yang saat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di ini telah menjadi salah satu icon Kota
dalamnya. Nilai-nilai yang sangat Semarang tersebut diawali tahun 1981 oleh
dibutuhkan dalam bisnis keluarga biasanya dr. Daniel dan istrinya. Sebagai pemain
terkandung dalam suatu visi. Di dalam kedelapan di bisnis bandeng saat itu,
visilah terkandung nilai-nilai, keyakinan, Bandeng Juwana harus berjuang keras
prinsip, dan janji yang mengikat, yang mensejajarkan diri dengan pemain lama.
sangat mewarnai kehidupan suatu bisnis Mengawali dengan berbisnis di emperan
keluarga. Oleh karena itu, iklim bisnis rumahnya yang hanya mampu menjual
yang produktif, etis dan bermoral, serta beberapa ekor bandeng, saat ini telah
yang mengarah pada kelanggengan untuk berkembang pesat dengan beberapa outlet
jangka waktu yang panjang sangat dan tempat produksi yang mempekerjakan
dipengaruhi oleh visi bisnis tersebut. Visi +/- 1.000 karyawan. Visi bisnis keluarga
yang diyakini dan diejawantahkan oleh yang merupakan buah pemikiran dari dr.
seluruh pemangku kepentingan bisnis Daniel sebagai pendiri bisnis bersama
tersebut memungkinkan bisnis keluarga keluarga dan konsultan bisnisnya, telah
bertahan di tengah persaingan bisnis yang menjadikan bisnis keluarganya mampu

31
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

bertahan bahkan berkembang sampai saat TUJUAN PENELITIAN


ini. Visi Bandeng Juwana “Wujud kasih Adapun tujuan dari penelitian ini
dan berkat Tuhan serta pengamalan adalah :
kasih” mampu diejawantahkan menjadi - Memberikan gambaran bagaimana
keunggulan bisnisnya. peranan visi dalam melanggengkan
Penelitian ini terfokus pada peranan bisnis Bandeng Juwana
visi bisnis keluarga yang mampu - Memberikan gambaran faktor-faktor
mempertahankan kelanggengan bisnis apa saja yang terbentuk dari visi tersebut
keluarga “Bandeng Juwana” di tengah
persaingan bisnis oleh-oleh yang sangat TINJAUAN PUSTAKA
kompetitif di Kota Semarang. Kelanggengan bisnis
Kelanggengan menyangkut
MASALAH PENELITIAN kecocokan dan ketahanan bisnis keluarga
Masalah penelitian ini adalah ke masa depan dilihat dari dimensi waktu,
bagaimana Bandeng Juwana mampu entah di tangan keluarga atau profesional
mempertahankan kelanggengan bisnisnya (Heryjanto, 2016). Untuk mencapai
di tengah persaingan bisnis oleh-oleh di kelanggengan, penerus bisnis harus
Kota Semarang yang semakin kompetitif, berpikiran terbuka dan obyektif. Suatu
dengan persoalan-persoalan penelitian : bisnis keluarga dituntut lebih kreatif saat
menghadapi dinamika pasar dan
 Bagaimana visi mampu
persaingan yang semakin ketat (Susanto et.
melanggengkan bisnis Bandeng
al., 2007). Penerus bisnis dapat
Juwana ?
melanjutkan atau menghentikan strategi,
 Faktor-faktor apa saja yang terbentuk
identitas maupun produk / bisnis inti,
dari visi tersebut ?
dengan tetap mempertahankan nilai-nilai
positif yang telah dibuat oleh generasi
pendahulu agar bisnis dapat berlangsung
untuk jangka waktu yang panjang. Nilai-
nilai tersebut dapat dipakai sebagai faktor
pendorong bagi kelanggengan bisnis
keluarga, berupa : keinginan untuk melihat

32
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

bisnis bertumbuh dan berkontribusi bagi form of a “credo” or formal doctrine”.


masyarakat, menyediakan tempat kerja Visi bersifat holistik, yang memiliki
yang nyaman, dan menyediakan sumber kekuatan energi yang penuh untuk
pengalaman, kesempatan serta tanggung mengarahkan tujuan yang diimpikan suatu
jawab profesional yang menantang bagi bisnis (Morden, 1997). Pimpinan bisnis
anggota-anggota keluarga (Ward, memiliki tanggung jawab khusus untuk
2004:106). Dengan demikian, generasi mengomunikasikan visi bersama di
penerus bisnis harus tetap memelihara lingkungan internalnya, dengan
semangat kewirausahaan (spirit of menerapkan iklim bisnis yang etis,
enterprise) yang telah dirintis oleh generasi bermoral, serta menumbuhrasakan ke arah
terdahulu, dengan mendefinisikan kembali tujuan yang ingin dicapai (Conte, Siano,
bisnis yang dipercayakan kepadanya. dan Vollero, 2017). Dengan nilai-nilai
Namun demikian, bisnis rintisan mulia yang dikandung di dalam visi bisnis
awal tidak harus dipertahankan apabila itulah akan mengarah pada kelanggengan
sudah tidak sesuai dengan lingkungan bisnis, seperti yang diungkapkan oleh
bisnisnya. Penerus bisnis memiliki Tàpies dan Moya (2012), yaitu : “Quality,
kebebasan untuk beradaptasi dan honesty and hard work are values that
berkembang, mengakuisisi perusahaan highly contribute to company longevity”
lain, termasuk menjual atau menutup bisnis Visi bisnis akan mewarnai, mengukir, dan
awal ketika tidak lagi menguntungkan membentuk profil sumberdaya unggul,
dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang menjadi faktor penting untuk
yang telah dirintis oleh pendiri. mencapai kelanggengan bisnis keluarga.
Visi yang efektif adalah yang
Visi mampu memberikan inspirasi, menantang
Visi sangat mewarnai kehidupan dan dapat dipercaya, sehingga mendorong
suatu bisnis keluarga, karena di dalamnya setiap individu di dalam bisnis tersebut
terkandung suatu keyakinan, nilai-nilai, untuk melakukan yang terbaik. Visi yang
prinsip, dan janji yang mengikat. Seperti demikian akan membangkitkan komitmen
yang dinyatakan oleh Yoeli and Berkovich dari seluruh karyawan yang terlibat
(2010) : “Vision as a means of guiding (Susanto et al.,2008), karena :
organizational activity, very often in the

33
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

 Seluruh karyawan memiliki tujuan dengan mengoptimalkan sumber-sumber


dan perasaan bersama
daya yang dimiliki suatu bisnis keluarga
 Lebih banyak tanggung jawab yang
bisa didelegasikan agar ditemukan cara-lebih-baik (better)
 Mendorong kreativitas, sehingga atau cara-berbeda (different) dalam
banyak ide yang disumbangkan
menjalankan aktivitas yang sama
Janji Nilai Bersaing (Carpenter dan Sanders, 2009).
Kemampuan mengembangkan
keunggulan menjadi relevan untuk KEMAMPUAN UNIK DAN
mengatasi ketatnya persaingan akibat KEMAMPUAN DINAMIS
perubahan selera konsumen yang begitu Resource-based View (RbV)
cepat. Janji nilai bersaing (competitive menjelaskan tentang sebuah paket sumber
value proposition) adalah segugus barang daya (resources), keahlian (skills) dan
fisik, layanan dan / atribut tambahan kemampuan (capabilities) (Warnerfelt,
unggul yang sesuai dengan kebutuhan 1984) yang melekat dalam bisnis keluarga
pelanggan (De Wit dan Meyer, 2005). untuk memperoleh keunggulan-bersaing
Menurut Carpenter dan Sanders (2009), (competitive advantage). Tokarczyk et. al.
produk dan layanan yang berkualitas (2007) mengungkapkan bahwa RbV
diharapkan mendukung kelanggengan menganggap suatu perusahaan sebagai
bisnis keluarga ke masa depan. Banyaknya sumber daya (organizational
item produk yang ditawarkan, produk competencies) yang tertanam dalam proses
berkualitas, layanan prima, tempat internal, sumber daya manusia atau aset
strategis, strategi harga yang tepat, serta tanwujud lainnya dapat memberikan
promosi yang menarik, semuanya keunggulan-bersaing bagi perusahaan
dilakukan dalam upaya menciptakan dalam situasi tertentu. Agar suatu bisnis
keunggulan tersebut. Produk dan layanan mampu berkompetisi dalam jangka
yang ditawarkan oleh bisnis keluarga panjang, sumber daya yang dimilikinya
tersebut haruslah mempunyai nilai yang harus bercirikan VRINE, yaitu : value,
lebih tinggi bagi konsumen / pelanggan rarity, inimitability, nonsubstitutability
dibandingkan dengan alternatif yang (Barney, 1991 ; Hooley, Piercy dan
disediakan oleh pesaing (De Wit dan Nicoulaud, 2012:136) dan exploitability
Meyer, 2005). Hal itu dapat dilakukan (Carpenter dan Sanders, 2009:103). Suatu

34
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

bisnis yang memiliki sumberdaya dengan harga lebih mahal, maka kriteria
bercirikan VRINE tersebut disebut inimitability sempurna terpenuhi dan
memiliki kemampuan unik. Kemampuan selama pesaing tidak bisa mendapatkan
unik adalah kemahiran meracik assets yang manfaat yang sama dengan menggunakan
menciptakan suatu keunikan untuk kombinasi sumber daya bernilai yang
perusahaan (Ihalauw, 2013). berbeda, tercapailah kriteria non-
Suatu bisnis yang memiliki sumber substitutability sempurna. Untuk
daya yang bernilai (valuable resources), mewujudkan itu semua, suatu bisnis harus
memampukannya untuk memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan strategi-strateginya mengeksploitasinya (exploitability) atas
secara efektif dan efisien (Barney, 1991), sumber daya yang dimilikinya agar
Dengan sumber daya yang bercirikan memiliki keunggulan bersaing.
rarity, memungkinkan suatu bisnis
Namun demikian, suatu bisnis tidak
menciptakan kelangkaan relatif terhadap
mungkin mampu mempertahankan
suatu permintaan. Dengan demikian,
kemampuan unik sumberdaya yang
menurut Carpenter dan Sanders (2009)
dimilikinya selamanya. Untuk
suatu bisnis yang memiliki sumber daya
mempertahankannya, harus tetap
yang bercirikan valuable dan rarity akan
memperhatikan pengaruh pasar yang
terjamin keunggulannya selama pesaing
dinamis dalam upaya memperbaharui
belum memilikinya atau mampu
sumber daya dan mengembangkan new
menemukan pengganti yang mirip. Salah
capabilitiesnya (Carpenter dan Sanders,
satu cara yang dapat dilakukan suatu bisnis
2009:108; Hooley, Piercy dan Nicoulaud
agar sumberdaya yang dimilikinya tetap
2012:136). Dengan menyesuaikan diri
valuable dan rarity (Hooley, Piercy dan
dengan kondisi lingkungan eksternal yang
Nicoulaud, 2012) yaitu melalui tacitness,
dinamis, suatu bisnis harus memperbaharui
yaitu keahlian dan pengetahuan tanwujud
dan mengembangkan sumberdaya yang
yang dihasilkan dari belajar dan
dimilikinya. Kemampuan baru
melakukan.
(kemampuan dinamis) dapat diperoleh
Selama pesaing belum berhasil
melalui proses pembelajaran (learning),
memperoleh sumber daya yang valuable
inovasi dan kreativitas yang melibatkan
dan rare dengan cepat, atau diperolehnya

35
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

seluruh sumber daya yang dimiliki bisnis bisnis dan keluarga, dengan bekerja
tersebut. (Carpenter Sanders, 2009; Hooley, bersama untuk merencanakan atau
Piercy dan Nicoulaud, 2012). Kemampuan memecahkan masalah serta
dinamis (dynamic capabilities) adalah mengembangkan aturan-aturan keluarga
kemahiran perusahaan untuk memodifikasi yang adil dan menerapkannya secara
dan merevisi sumberdaya dan keahliannya konsisten untuk seluruh anggota keluarga
sesuai dengan perubahan lingkungan (Carlock dan Ward, 2001:11). Bisnis
(Carpenter dan Sanders, 2009). keluarga cenderung stabil, konservatif, dan
menjadi loyal terhadap visi, misi dan nilai-
Kepercayaan (trust) dan Komitmen
nilai pendiri karena keluarga memiliki
Menurut Lee (2004), keunikan
komitmen jangka panjang terhadap
bisnis keluarga dalam aras tertingginya
bisnisnya (Susanto et al., 2008). Namun
adalah kepercayaan (trust) dan komitmen.
demikian, komitmen bukan hanya untuk
Kedua faktor itu mutlak diperlukan, karena
penerus bisnis dan karyawan, karena
menurut Grote (2003) bahwa kesuksesan
komitmen pendirilah yang menyebabkan
bisnis keluarga tidak dapat dilepaskan dari
bisnis bisa terus bertahan. Oleh karena itu,
family rivalries. Bahkan menurut Freud
penting untuk membangun komitmen
(Carlock dan Ward, 2001) “intensity of
bisnis bagi keluarga serta membuat
family and work relationship is created by
perencanaan guna mewujudkan komitmen
conflicts between ‘lieben und arbeiten’
tersebut.
(love and work)” yang sangat mudah
memicu konflik di antara keluarga dan
METODE PENELITIAN
bisnis.
Penelitian ini menggunakan metode
Kepercayaan (trust) adalah
penelitian kualitatif. Desain yang
keyakinan seseorang tentang ketulusan
digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pihak lain terhadap kepentingan bersama,
kasus. Dengan desain studi kasus ini,
sedangkan komitmen adalah kesediaan
diharapkan dapat diperoleh gambaran
seseorang untuk secara sukarela
secara cermat terhadap gejala-gejala dan
mengikatkan diri pada tujuan bersama
fakta-fakta aktual yang tidak dapat
(Ihalauw, 2013). Kepercayaan akan
dipisahkan dari latar alamiahnya (Creswell,
muncul dari pengalaman individu dalam
2015; Ghony dan Fauzan, 2012). Dalam

36
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

studi kasus ini, yang dipakai adalah kasus penelitian yang terangkum dalam beberapa
tunggal, yaitu bagaimana peran visi bisnis bagian berikut ini :
dalam mempertahankan kelanggengan  PERANAN VISI DALAM
bisnis Bandeng Juwana. MELANGGENGKAN BISNIS
Wawancara mendalam terhadap BANDENG JUWANA
beberapa informan kunci, studi Visi merupakan fondasi bisnis
dokumentasi, serta observasi pasif dengan keluarga, karena di dalamnya
waktu yang berbeda-beda, diharapkan terkandung suatu keyakinan, nilai-nilai,
tercapai triangulasi dalam penelitian ini. prinsip, dan janji yang mengikat. Visi
Wawancara dilakukan kepada informan yang diyakini oleh seluruh pemangku
kunci yang bersedia diwawancarai secara kepentingan dan diejawantahkan dengan
langsung yaitu Daniel (pendiri bisnis) dan tepat akan menghasilkan kekuatan untuk
Arif (menantu yang aktif menangani bisnis melanggengkan suatu bisnis keluarga.
sehari-hari). Observasi dilakukan dengan Hal ini terwujud dengan sempurna di
cara pengamatan, dengan tidak terlibat bisnis keluarga Bandeng Juwana.
dalam kegiatan-kegiatan subyek penelitian Seperti yang dinarasikan dengan
dan tidak berinteraksi dengan mereka gamblang oleh pendiri Bandeng
secara langsung. Observasi dilakukan Juwana, dr. Daniel, demikian :
hanya pada hal-hal yang terkait dengan “Visi / misinya : kasih sama kreatif
(kasih dan kreatif)
topik yang diteliti atau yang sangat relevan
Saya ngajari (mendidik) pegawai
dengan data yang dibutuhan. Sedangkan saya :
‘Kowe harus kasih sama kreatif’
studi dokumentasi diperoleh dari dokumen
(kamu harus berbuat kasih dan
(buku harian, surat-surat, aturan, memo), kreatif)
Suatu ketika ada rombongan
foto, serta informasi yang tersedia di
datang satu bus, tour-leadere (tour-
internet. leadernya)
turun masuk sini, tanya ….. (nama
pesaing utamanya) di mana?
HASIL DAN PEMBAHASAN Ooo di …... (menunjukkan nomor
yang dituju)
Dari hasil wawancara mendalam,
Mbok saya dianterken, dianterken
observasi dan dokumentasi yang sama pegawai saya”1
diperoleh, terjawablah persoalan-persoalan 1
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 Januari
2018

37
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

(tolong saya diantarkan, terus dengan tepat oleh seluruh pemilik dan
diantarkan oleh pegawai saya)
pegawai mampu memuaskan
Masuk ke sana terus dianterken
(diantarkan) semua. Tinggal pelanggan, yang akhirnya
pulang
melanggengkan bisnis keluarga
Kira-kira setengah jam rombongan
itu ke sini semua, tersebut.
karena di sana digetak sama
Walaupun untuk mewujudkan visi
(dibentak oleh) kasirnya
Tour-leader bilang : Yuk pindah tersebut terkadang terasa merugikan
wae (aja ke) Bandeng Juwana.
bisnis sendiri, tetapi hal tersebut tetap
Bandeng Juwana luwih apik wong
e (lebih baik orangnya) harus dilakukan. Hal ini juga diyakini
oleh pendiri Bandeng Juwana di dalam
menjalankan bisnisnya, seperti yang
Pada waktu mendengar kejadian
diungkapkan berikut ini :
tersebut, sebenarnya dr. Daniel dalam
“Seperti orang parkir di sini,
hati mengatakan bahwa karyawannya
tukang parkir ndak boleh tanya
bertindak bodoh. Bagaimana mungkin (tidak boleh bertanya) mau beli di
mana.
calon pembeli menanyakan ke pesaing,
Kalau parkir di mana-mana ada
malahan diberi tahu dan bahkan diantar tulisannya :
parkir khusus untuk toko …. saya
sampai ke tempat yang dituju. Tetapi,
punya ndak (tidak)
dia tidak berani mengatakan terus Malah kencing (buang air kecil)
tempat saya, kan bersih
terang ke pegawai tersebut, karena
Tapi buat saya ndak (tidak)
bagaimanapun juga yang mengajarkan masalah,
karena saya punya toko itu
tentang kasih adalah dirinya sendiri.
merasakan bahwa
Dan itu berarti pegawai tersebut sedang narik (menumbuhkan minat) orang
masuk ke toko itu sukar
mengamalkan visi yang diajarkannya.
bagaimana orang bisa laku kalau
Akhirnya, dr. Daniel baru sadar bahwa orang itu tidak masuk toko
Jadi dia masuk sini duduk, ndak
kasih itu luar biasa. Kejadian itu
(tidak) beli saya sudah untung
memungkinkan konsumen bisa Dia tahu di sini ada ini … dia tahu.
suk ben nek butuh itu ke sini (lain
merasakan betapa primanya layanan
kali kalau membutuhkan itu, dia
yang diberikan kepada mereka, akan ke sini)
Nunut ke toilet ya nggak papa
sehingga mereka sangat terkesan
(Numpang ke toilet ya tidak apa-
dengan tindakan pegawainya tersebut. apa)
Justru di sinilah pengejawantahan visi

38
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

Buat saya ndak (tidak) masalah”2 diyakininya yaitu kasih. Hal itu terbukti
justru menguntungkan bagi
Masalah utama di kawasan tersebut kelangsungan hidup bisnis tersebut.
adalah masalah lahan parkir yang Selanjutnya untuk mewujudkan
terbatas. Para pesaing menerapkan visi tersebut harus memberikan manfaat
parkir untuk pembeli di tokonya, kepada masyarakat pada umumnya dan
sedangkan Bandeng Juwana justru konsumen pada khususnya. Seperti yang
membebaskan lahan parkirnya dipakai diungkapkan oleh dr. Daniel berikut ini
oleh yang membutuhkan, termasuk :
pengunjung yang hanya melihat-lihat “Seringkali mahasiswa itu datang
dari Yogya, dari mana-mana,
saja. Bahkan dr. Daniel menganggap
Ngajari bikin bandeng (melatih
suatu keuntungan apabila orang mau cara mengolah bandeng)
dan kita itu biasanya banyak sekali
parkir dan datang ke tokonya walaupun
mahasiswa yang praktek di sini
tidak membeli sama sekali. Menurutya, ndak ada satupun yang kita
paling sukar meminta konsumen untuk umpetin. Sak bumbunya kita ......
(Tidak satupun yang kita
mau masuk ke toko. Pada waktu sembunyikan. Seluruh bumbunya
konsumen sudah masuk toko, biasanya kita berikan)
Untung saya tuh kalau ngajari koyo
mereka akan dengan mudah dipengaruhi ngono, itu saya promosi
oleh suasana toko dan tidak terlalu (Keuntungan saya kalau
mengajarkan seperti itu, itu saya
mempermasalahkan harga lagi. Selain promosi)
itu, keuntungan lainnya apabila mereka Buat saya mengutungkan karena
banyak yang tahu Bandeng Juwana
puas dengan layanan yang diberikan, Hampir tiap minggu pasti ada”3
mereka tidak segan-segan untuk
Bagi dr. Daniel, dengan
merekomendasikan ke orang lain,
mengejawantahkan visinya berarti juga
sehingga terjadilah word of mouth
menguntungkan bagi Bandeng Juwana.
(getok tular). Bagaimanapun tindakan
Orang semakin tahu tentang aneka
yang dilakukannya selama ini
ragam oleh-oleh produk bandeng dan
merupakan pengejawantahan visi yang
Kota Semarangpun dikenal dengan

2 3
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 Januari Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 Januari
2018 2018 dan 17 Maret 2018

39
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

oleh-oleh produk bandengnya. Dengan Dengan landasaran kasih itu yang


demikian, banyak wisatawan yang ndak (tidak) mungkin jadi mungkin
Dengan tetap profesional”4
mampir di kota Semarang akan mencari
oleh-oleh bandeng sebagai oleh-oleh
 FAKTOR-FAKTOR YANG
khas kota Semarang. Dengan
TERBENTUK DARI VISI
mengajarkan tentang seluk beluk Visi yang diyakini dan
mengolah bandeng tersebut, juga diejawantahkan di dalam bisnis keluarga
merupakan promosi yang secara tidak akan memberikan dampak yang luar
langsung akan membentuk loyalitas biasa, yang berpengaruh terhadap
pelanggan. Para mahasiswa yang pernah kelangsungan bisnis keluarga tersebut.
diajarkan tentang bandeng tersebutpun Hal ini disebabkan visi bisnis tersebut
tahunya kalau membeli produk bandeng akan membentuk beberapa faktor yang
di Bandeng Juwana, termasuk bermanfaat di dalam persaingan, yaitu :
merekomendasikan ke teman-temannya
pun di Bandeng Juwana.
JANJI NILAI BERSAING

Di samping itu, pengelolaan Janji nilai bersaing (competitive

Bandeng Juwana yang dilakukan value proposition) terwujud apabila

bersama-sama oleh generasi pertama barang/jasa serta layanan yang

dan kedua memerlukan keterpaduan ditawarkan mampu memberikan solusi

antara harmoni keluarga, toleransi yang lebih baik daripada pesaing. Di

terhadap perbedaan, partisipasi dan sinilah pentingnya peran visi untuk

keterbukaan, agar kelanggengan bisnis mewujudkannya. dr. Daniel menyadari

keluarga tercapai. Visi yang dimiliki bahwa Bandeng Juwana bukanlah

dan diejawantahkan dengan sempurna pemain pertama di bisnis tersebut, maka

oleh keluarga Bandeng Juwana tersebut menawarkan solusi yang lebih baik atas

mampu menjaga harmoni keluarganya, kebutuhan pelanggan merupakan faktor

seperti yang diungkapkan oleh Arif yang penting. Dengan mempelajari pola

berikut ini : konsumsi pelanggan yang sebagian

“Dengan kasih itu …. Meniadakan besar membeli untuk oleh-oleh,


banyak perbedaan…. Beda karakter
4
beda sifat Wawancara dengan Arif, tanggal 13 Oktober 2018

40
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

dikaitkan dengan jadwal transportasi lengkap dibanding para pesaingnya.


pesawat udara dan kereta api saat itu, Bandeng Juwana senantiasa berusaha
maka Bandeng Juwana saat merintis untuk memenuhi tokonya dengan aneka
bisnis membuka layanannya lebih awal ragam oleh-oleh yang dibutuhkan oleh
dibanding pesaing. pelanggan dan pelancong yang gemar
“….. jam 08.00, istri saya buka membawa oleh-oleh khas daerah.
jam 07.00 di emperan” kata dr.
“Toko harus semepek (selengkap)
Daniel.5
(“….. (pesaing utama membuka mungkin, tiap kali harus ada yang
tokonya) jam 08.00, istri saya baru.
membuka toko Di sini ndak (tidak) ada yang jual
jam 07.00 di teras rumah” kata dr. tongki (hasil persilangan bebek
Daniel) jantan dan
entok betina)
Ditambahkan pula oleh Arif : Ya itu memang tidak besar ya ….
tapi buat saya itu ……. sangat
“Toko lain lebaran tutup, kami penting itu lengkap
buka”6 Jadi orang ke sini apa saja ada”
Berbisnis lebih awal dari pesaing kata dr. Daniel7

utama ternyata berdampak signifikan Menjadi toko oleh-oleh serba ada


pada keberhasilan mempertahankan menjadikan Bandeng Juwana menjadi
pelanggan dan menarik konsumen yang jujugan utama para pemburu oleh-oleh
baru. Termasuk pula membuka toko saat khas daerah. Dengan terbatasnya lahan
pesaing tutup. Di bisnis oleh-oleh, parkir, pembeli cenderung efisiensi
pelanggan tidak boleh dikecewakan waktu di satu tempat untuk
yang diakibatkan karene kecele, mendapatkan berbagai jenis oleh-oleh
sehingga tidak bisa mendapatkan yang dibutuhkan.
produk yang ingin dibawa tepat pada Selain itu, Bandeng Juwana juga
waktunya. memahami kebutuhan pelanggan untuk
Selain itu, produk yang ditawarkan mencoba produk baru, sehingga
oleh Bandeng Juwana relatif paling disediakanlah sampel gratis untuk
semua jenis roti yang baru dibuatnya.
5
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 Januari
2018
7
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 Januari
6
Wawancara dengan Arif, tanggal 13 Oktober 2018 2018

41
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

Dari sampel inilah, biasanya muncul Arif, salah satu penerus bisnis Bandeng
produk-produk baru andalan yang akan Juwana, menambahkan demikian :

menambah omzet perusahaan. Selain itu “Ada sesuatu yang beda dari toko
dengan adanya sampel tersebut, akan yang lain
variasi dari bandeng ini sangat
menyempurnakan produk tersebut dari
banyak dibanding yang lain
saran dan kritikan konsumen yang Kepengin (inginnya) yang dibawa
mencobanya. Penyediaan sampel inilah dari Semarang yang ciri khasnya
dari bandeng Kalau sini ada
menjadi faktor janji nilai bersaing yang bandeng duri lunak, otak-otak
utama dalam upaya memenuhi kepuasan bandeng biasa ….
Kita ada bandeng teriyaki, ada sate
konsumen.
bandeng, ada aneka pepes
“Jadi roti semua kasi (diberikan) nasi goreng bandeng, nasi bakar
sample semua” kata dr. Daniel8 bandeng
tahu bakso jadi tahu bandeng, sate
KEMAMPUAN UNIK
bandeng ada, bergedel bandeng”10
(DISTINCTIVE CAPABILITIES)
Kemampuan unik yang dimiliki Dengan bahan dasar ikan bandeng,
oleh suatu bisnis memudahkan Bandeng Juwana berusaha menciptakan
pelanggan untuk membedakannya dari variasi produk yang luar biasa, sehingga
pesaing. Ada ciri khas yang dimiliki saat ini memiliki 78 variasi produk
bisnis tersebut yang tidak dimiliki oleh dengan bahan utama bandeng. Variasi
pesaingnya. Bersumber dari visi bisnis produk dari bahan utama yang sama ini
Bandeng Juwana, terciptalah aneka menjadikannya Bandeng Juwana
bandeng yang tidak dilakukan oleh memiliki keunikan, karena pilihan yang
pesaingnya. diberikan sangat banyak yang tidak
“Masakan bandeng termasuk roti dimiliki oleh para pesaingnya. Bahkan
yang isinya bandeng …..
Itu semua 78 macem” kata dr. Bandeng Juwana secara berkala juga
Daniel9 mengadakan acara Bazar Bandeng agar
produk-produk bandengnya dikenal oleh
8
Wawancara dengan dr Daniel, tanggal 27 Januari
para pelanggannya.
2018

9 10
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 Januari Wawancara dengan Arif, tanggal 13 Oktober
2018 2018

42
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

Selain itu, untuk mewujudkan Untuk mewujudkan kemampuan


keunikan tersebut, Bandeng Juwana dinamis ini, Bandeng Juwana mampu
juga membuat bermacam-macam memberdayakan seluruh karyawannya
produk yang terkenal dari berbagai untuk berperan serta dalam mewujudkan
daerah yang laku di pasaran dengan kreativitas produk. Setiap ulang tahun
merk sendiri (private label) “Dyriana” perusahaan juga diadakan lomba
berdampingan dengan berbagai produk kreativitas menciptakan produk baru
ternama tersebut. Dengan demikian, dan diberikan hadiah. Dengan demikian
para pelanggan mempunyai berbagai kegairahan untuk senantiasa berinovasi
pilihan produk dengan variasi harga menjadikan Bandeng Juwana memiliki
sesuai dengan kemampuannya. Hal kemampuan dinamis yang sesuai
inilah yang merupakan keunikan dari dengan kebutuhan pasar.
pusat oleh-oleh Bandeng Juwana. Untuk terus mempertahankan
kemampuan dinamisnya, seluruh
KEMAMPUAN DINAMIS pemilik dan karyawan Bandeng Juwana
(DYNAMIC CAPABILITIES) berusaha mendapatkan informasi dari
Visi yang dicanangkan oleh pembeli, baik itu pelanggan maupun
Bandeng Juwana mampu menciptakan konsumen yang baru membelinya.
karya kreatif dan inovatif, sehingga Berbagai masukan, saran, kritikan dan
memunculkan kemampuan dinamis keluhan para pembeli tersebut
bisnis ini, seperti yang diungkapkan ditampung untuk dipelajari dan
oleh dr. Daniel berikut ini : selanjutnya untuk perbaikan. Selain itu
“Siapa saja yang mempunyai ide juga berbagai pengalaman yang selama
atau contoh, dibuat ini diperolehnya, dipergunakan untuk
Kasih sama kreatif (kasih dan
kreatif) itu kita jalankan terus berubah menjadi lebih sesuai dengan
Karyawan kita itu ….. pada kebutuhan pelanggan. Seperti yang
umumnya banyak sekali yang
kreatif”11 diungkapkan oleh dr. Daniel demikian :
“Jadi kita itu berusaha untuk dekat
dengan pembeli
Jadi saya itu belajar dari
11
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27 pengalaman
Januari 2018

43
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

Jadi tiap kali itu kita berubah dari mempercayakan bisnis keluarganya
pengalaman”12 kepada menantu tertua yang bernama
Arif. Berikut pernyataannya :
Ditambahkan pula oleh Arif bahwa
“Langsung saya kasikan Arif, ‘Rif,
dalam dunia bisnis oleh-olehpun harus kowe nyekel Rif’
mengikuti trend yang sedang terjadi Rif kamu cekel, nanti kamu
rembugan sama saudara-saudara,
supaya tetap sesuai dengan selera sebulan ambil berapa
konsumen, seperti yang dituturkan Saya ndak tahu. Lancar ok, jalan
lancar. Anak dan mantu jauh lebih
demikian : terbuka
“Kreativitas dan berkualitas Omong-omong blak-blakan”14
Trendnya apa ….. kami (Langsung saya berikan ke Arif,
mengikuti”13 ‘Rif, kamu pegang Rif’
Rif kamu pegang, nanti kamu
bicarakan dengan saudara-
saudara,
KEPERCAYAAN (TRUST) DAN Sebulan ambil gaji berapa
Saya tidak tahu. Lancar semuanya,
KOMITMEN berjalan lancar.
Visi mengandung suatu keyakinan, Anak dan menantu jauh lebih
terbuka
nilai-nilai, prinsip, dan janji yang Komunikasi terbuka apa adanya)
mengikat, yang apabila diyakini dan
Memberikan tongkat estafet bisnis
diejawantahkan dengan sempurna, akan
pertama kali kepada menantu tertua
menciptakan faktor kepercayaan dan
adalah suatu langkah berani di dalam
komitmen. Kedua faktor ini menjadi ciri
mewujudkan prinsip kepercayaan
khas suatu bisnis keluarga yang
(trust). Hal itu tidak terlepas dari adanya
berhasil. dr. Daniel sangat memahami
komitmen kedua belah pihak, baik dari
dan mewujudkan kedua faktor itu
pemberi kepercayaan (dalam hal ini dr.
bertumbuh dengan sempurna di bisnis
Daniel) dan penerima kepercayaan
Bandeng Juwana. Hal ini nampak dari
(dalam hal ini Arif). Untuk
tindakannya yang berani
mengokohkan kepercayaan dan
12 komitmen tersebut, diadakanlah
Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27
Januari 2018

13 14
Wawancara dengan Arif, tanggal 13 Oktober Wawancara dengan dr. Daniel, tanggal 27
2018 Januari 2018

44
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

pertemuan berkala (general meeting) masukan demi keberhasilan bisnis


setiap hari Selasa yang diikuti oleh Bandeng Juwana.
semua kepala bagian, anak-anak dan
menantunya, sementara dr. Daniel
mendengarkan dan memberikan
masukan. Arif memimpin pertemuan
tersebut untuk membiarakan masalah-
masalah yang dihadapi untuk dijadikan

BAGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KELANGENGAN BISNIS


KELUARGA

Gambar 1 di atas adalah bagan tentang memengaruhi kelanggengan bisnis, bukan


faktor-faktor apa saja yang terbentuk dari sebagai model atau teori mini. Dari bagan
visi suatu bisnis keluarga yang tersebut nampak bahwa visi memengaruhi

45
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

terbentuknya 4 faktor penting tercapainya - Kemampuan unik yang dimiliki


kelanggengan bisnis, yaitu janji nilai oleh suatu bisnis memudahkan
bersaing, kemampuan unik, kemampuan pelanggan untuk membedakannya
dinamis, serta kepercayaan dan komitmen. dari pesaing. Ada ciri khas yang
dimiliki bisnis tersebut yang tidak
KESIMPULAN dimiliki oleh pesaingnya.
Visi merupakan fondasi bisnis - Visi mampu memengaruhi
keluarga, karena di dalamnya terkandung terciptanya karya kreatif dan
suatu keyakinan, nilai-nilai, prinsip, dan inovatif, sehingga memunculkan
janji yang mengikat. Visi yang diyakini kemampuan dinamis
oleh seluruh pemangku kepentingan dan - Visi mengandung suatu keyakinan,
diejawantahkan dengan tepat akan nilai-nilai, prinsip, dan janji yang
menghasilkan kekuatan untuk mengikat, yang apabila diyakini
melanggengkan suatu bisnis keluarga. Di dan diejawantahkan dengan
satu sisi, keyakinan dan pengejawantahan sempurna, akan menciptakan faktor
visi tersebut akan memuaskan konsumen, kepercayaan dan komitmen.
di sisi yang lain memotivasi tercapainya Kedua faktor ini menjadi ciri khas
harmoni keluarga, toleransi terhadap suatu bisnis keluarga yang berhasil.
perbedaan, partisipasi dan keterbukaan,
agar kelanggengan bisnis keluarga SARAN
tercapai. Perlunya direncanakan model bisnis
selanjutnya sepeninggal generasi pertama,
Visi yang diyakini dan
agar apa yang telah dicapai saat ini dapat
diejawantahkan di dalam bisnis keluarga
berkelanjutan dari generasi ke generasi,
akan membentuk beberapa faktor yang
mengingat bisnis keluarga biasanya
bermanfaat di dalam persaingan, yaitu :
menghadapi tantangan yang sangat berat
- Janji nilai bersaing terwujud
saat memasuki generasi ketiga.
apabila barang/jasa serta layanan
Untuk mendapatkan gambaran yang
yang ditawarkan mampu
lebih mendalam tentang Bandeng Juwana,
memberikan solusi yang lebih baik
disarankan untuk penelitian selanjutnya
daripada pesaing.
menggunakan metode kualitatif dengan

46
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

desain grounded theory, agar dihasilkan Conte, Francesca, Siano, Alfonso, dan
Vollero, Agostino. 2017. CEO
teori mini yang memberikan gambaran
communication: engagement,
yang lebih lengkap tentang peran visi suatu longevity and founder centrality. An
exploratory study in Italy. Corporate
bisnis keluarga.
Communications: An International
Journal
KETERBATASAN PENELITIAN
Creswell, John W., terjemahan. 2015.
Berhubung adanya keterbatasan Penelitian Kualitatif & Desain Riset –
Memilih di Antara Lima Pendekatan.
waktu, penelitian kualitatif ini dilakukan
Cetakan 1.
melalui wawancara mendalam hanya
De Wit, Bob dan Ron Meyer. 2005.
dengan 2 informan kunci. Oleh karena itu,
Strategy Synthesis : Resolving
peneliti melengkapinya dengan melakukan Strategy Paradoxes to Create
Competitive Advantage (Text and
observasi di berbagai waktu yang berbeda,
Readings). Second edition. Thomson
serta studi dokumentasi dari situs terkait di Learning. London.
internet.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan
Almanshur. 2012. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Cetakan I. Ar-
Ruzz-Media. Jogjakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Grote, Jim. 2003. Conflicting Generations :
A New Theory of Family Business
Barney, Jay. 1991. Firm Resources and
Rivalry. Family Business Review. vol.
Sustained Competitive Advantage.
XVI. no. 2, p. 113-124
Journal of Management. Vol. 17, No.
1, p. 99-120
Heryjanto, Andreas. 2016. Disertasi :
Mitosis-bisnis, Strategi Generasi
Carlock, Randel S. dan John L. Ward.
Ketiga Lunpia Semarang
2001. Strategic Planning for the
Mempertahankan Keberlanjutan-
Family Business. first edition.
bisnis. FEB Universitas Kristen Satya
Palgrave Macmillan, New York
Wacana, Salatiga.
Carpenter, MA dan Wm. Gerard Sanders.
Hooley, Graham, Nigel F. Piercy dan
2009. Strategic Management – A
Brigitte Nicoulaud. 2012. Marketing
Dynamic Perspective Concepts and
Strategy & Competitive Positioning.
Cases. Second Edition. Pearson
fifth edition. Pearson Education
Prentice Hall, New Jersey.
Limited, England.

Ihalauw, John JOI. 2013. Family-Business


Enterprise – Regular & International
Program. Power point slides

47
Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019

Lee, Jim. 2004. The Effect of Family Ward, John L. 2004. Perpetuating the
Ownership and Management on Firm Family Business (50 Lessons Learned
Performance. SAM Advanced from Long-Lasting, Successful
Management Journal. p. 46-53 Families in Business). first edition.
Palgrave Macmillan, Hampshire
Morden, Tony. 1997. Leadership as vision.
Management Decision, Vol. 35 Iss 9 Wernerfelt, Birger. 1984. A Resource-
pp. 668 - 676 based View of The Firm. Strategic
Management Journal vol. 5:171-180
Susanto, AB et. al. 2007. The Jakarta
Consulting Group on Family Business. Yoeli, Raya dan Berkovich, Izhak. 2010.
Divisi Penerbitan The Jakarta From personal ethos to organizational
Consulting Group, Cetakan I. vision: narratives of visionary
educational leaders. Journal of
Ta`pies, Josep dan Moya, Marı´a Educational Administration Vol. 48
Ferna´ndez. 2012. Values and No. 4, 2010 pp. 451-467
longevity in family business: evidence
from a cross-cultural analysis. Journal https://www.bandengjuwana.com/,
of Family Business Management Vol. diunduh per 2 Maret 2018
2 No. 2, pp. 130-146
Jateng.tribunnews.com/.../kisah-sukses-
Tokarczyk, John et. al. 2007. A Resource- dokter-daniel-nugroho-bisnis-
Based View and Market Orientation bandeng-presto, diunduh per 2 Maret
Theory Examination of The Role of 2018
‘Familiness’ in Family Business
Success”. Family Business Review vol.
XX(1):17-31

48

Anda mungkin juga menyukai