Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RSNA

Oleh ;

NAMA : MARVIN C. IWAMONY

NIM: 12155201190058

KELAS: B

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

JURUSAN INFORMATIKA

UNIFERSITAS INDONESIA MALUKU

(UKIM)

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat, hikmat, dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas RSNA dengan
mereview jurnal .

Saya menyadari sungguh bahwa review jurnal ini masih jauh kesempurnaan, karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran untuk pengembangan penulisan di waktu yang akan datang.
Dalam pembuatan review jurnal ini, telah banyak pihak yang telah membantu sreview jurnal ini
dapat terselesaikan dengan baik.

ii
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
A. Jurnal 1 : Perancangan Routing Protocol Di Jaringan PT. Kawanua Internetindo..............................1
B. Jurnal 2 : Distribusi Jaringan Menggunakan Routting OSPF dengan Metode Redistirution................4
C. Jurnal 3 : Analisa dan Perbandingan Kinerja Routing Protocol OSPF dan EIGRP dalam Simulasi
GNS3...........................................................................................................................................................7

iii
A. Jurnal 1 : Perancangan Routing Protocol Di Jaringan PT. Kawanua Internetindo

Judul Jurnal : Perancangan Routing Protocol Di Jaringan PT. Kawanua Internetindo

Volume : 4

Tahun : 2015

Penulis : Allen A. Jostein( mahasiswa ) Meicsy E.I. Najoan(pembimbing 1)


Pinrolinvic D.K. Manembu(pembimbing 2)

Publikasi : E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4 (2015), ISSN:
2301-8402

Reveiwer : Marvin C. Iwamony (12155201190058)

Latar Belakang : Perkembangan teknologi saat ini yang semakin pesat membuat
kebutuhan manusia akan akses internet semakin meningkat. Internet
dikoneksikan dengan penyedia layanan internet. Penyedia layanan
internet adalah sebuah perusahaan atau sebuah organisasi yang
menyediakan jasa layanan koneksi akses internet untuk perseorangan,
perkantoran, kampus, sekolah, dan lain - lain.
PT. Kawanua Internetindo merupakan salah satu perusahaan
yang menyediakan jasa layanan internet di Sulawesi Utara. Sebagai
perusahaan yang bergerak dibidang jasa layanan internet, tuntutan
akan sebuah koneksi jaringan yang stabil dan handal merupakan
tantangan bagi perusahaan di era persaingan saat ini. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas suatu jaringan, misalnya : lokasi,
penggunaan alat, pemilihan jalur, proses routing dan lain-lain.

1
Routing merupakan mekanisme penjaluran sebuah data dalam
suatu jaringan. Terdapat 2 (dua) jenis routing, yaitu : static routing
dan dynamic routing, dimana pada dynamic routing terdapat beberapa
tipe routing protocol. Routing protocol dapat diartikan sebagai aturan
router-router untuk saling berkomunikasi.
Dari latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah,
bagaimana memilih dan menentukan routing protocol yang tepat pada
jaringan PT. Kawanua Internetindo.

Tujuan Penelitian : Memilih dan menentukan routing protocol yang tepat serta
mengoptimalkan layanan jaringan PT. Kawanua Internetindo.

Metode Penelitian : a. Penelitian ini dilakukan di PT. Kawanua Internetindo, dengan


objek penelitian yang dilakukan untuk menyusun tugas akhir
ini adalah pada Jaringan PT. Kawanua Internetindo yang
dimulai pada Oktober 2014 sampai Januari 2015. Data-data
yang diperoleh kemudian dianalisa dan diolah di
Laboratorium Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Unsrat.
b. Alat yang digunakan peneliti adalah Laptop Toshiba Portage
T120, Router Mikrotik RB 750, Kabel UTP dan Konektor
kabel UTP. Perangkat Lunak yang digunakan antara lain
Microsoft Office Visio 2007, Google Earth, Winbox dan
winscp.

Hasil dan Pembahasaan : Pada tabel I menunjukkan hasil pengujian ping routing protocol RIP
untuk kondisi jaringan yang ideal, sementara pada tabel II
menunjukkan hasil pengujian ping routing protocol RIP untuk kodisi
jaringan yang jalur utamanya terputus.
Pada tabel III menunjukkan hasil pengujian traceroute routing

2
protocol RIP untuk kondisi jaringan yang ideal dan kodisi jaringan
yang jalur utamanya terputus.
Pada tabel IV menunjukkan hasil pengujian ping routing protocol
OSPF untuk kondisi jaringan yang ideal, sementara pada tabel V
menunjukkan hasil pengujian ping routing protocol OSPF untuk
kodisi jaringan yang jalur utamanya terputus
Pada tabel VI menunjukkan hasil pengujian traceroute routing
protocol OSPF untuk kondisi jaringan yang ideal dan kodisi jaringan
yang jalur utamanya terputus.
Pada tabel VII menunjukkan hasil pengujian ping routing protocol
BGP untuk kondisi jaringan yang ideal, sementara pada tabel VIII
menunjukkan hasil pengujian ping routing protocol BGP untuk kodisi
jaringan yang jalur utamanya terputus.
Pada tabel IX menunjukkan hasil pengujian traceroute routing
protocol BGP untuk kondisi jaringan yang ideal dan kodisi jaringan
yang jalur utamanya terputus.

Kesimpulan : Hasil pengujian ping pada kondisi jaringan yang ideal menunjukkan
bahwa routing protocol RIP memiliki total latency (time) yang lebih
kecil dibandingkan routing protocol OSPF dan BGP, sementara untuk
jumlah paket yang hilang (loss) routing protocol BGP memiliki
persentase terkecil dibanding routing protocol RIP dan OSPF. Hasil
pengujian ping pada kondisi jaringan yang jalur utamanya terputus
menunjukkan bahwa routing protocol RIP memiliki total latency
(time) yang lebih kecil dibandingkan routing protocol OSPF dan BGP
tetapi ada banyak sekali peket data yang mengalami error (data tidak
terkirim, data hilang dalam perjalanan, data tidak kembali, dan tujuan
tidak terjangkau), sementara untuk jumlah paket yang hilang (loss)
routing protocol OSPF memiliki persentase terbaik dengan jumlah
loss yakni 0%. Hasil pengujian traceroute pada kondisi jaringan yang
ideal menunjukkan bahwa routing protocol RIP, OSPF, dan BGP,

3
memiliki jumlah hop (lompatan) yang sama untuk semua titik uji
yang telah ditentukan yakni 4 hop. Sementara hasil pengujian
traceroute pada kondisi jaringan yang jalur utamanya terputus
menunjukkan bahwa routing protocol RIP membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk mengatur kembali jalur yang akan dilewati paket
data, sedangkan routing protocol OSPF dan BGP tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk mengatur kembali jalur yang akan dilewati
paket data.

B. Jurnal 2 : Distribusi Jaringan Menggunakan Routting OSPF dengan Metode


Redistirution

Judul Jurnal : Distribusi Jaringan Menggunakan Routting OSPF dengan Metode


Redistirution

Volume : 9

Tahun : 2018

Penulis : Adia Pratama Nugraha Permana dan Ricky Firmansyah

Publikasi : Jurnal SIMETRIS, Vol. 9 No. 1 April 2018 ISSN: 2252-4983

Reveiwer : Marvin C. Iwamony (12155201190058)

Latar Belakang: Ketika pembangunan jaringan komputer dari satu area menjadi
beberapa area akan menggunakan beberapa router sebagai gateway,
maka manajemen jaringan resikonya akan semakin besar dan rumit.
Sehingga dibutuhkan Jurnal SIMETRIS, Vol. 9 No. 1 April 2018

4
ISSN: 2252-4983 520 pengaturan routing dengan jarak yang
terpendek dan cepat dalam mengirimkan paket-paket data sampai ke
tujuan (Achmad, 2015). Open Shortest Path First (OSPF) adalah
salah satu jenis routing, lebih baik, lebih kuat, lebih cepat dari
pendahulunya. OSPF di rancang untuk melampaui kemampuan dari
keterbatasan distance vector routing. Bertepatan dengan
bertambahnya router di sebuah area akan bertambah pula informasi
yang harus dimiliki oleh router pada area yang sama dalam waktu
yang sama. maka OSPF lah yang paling tepat untuk proses routing
tersebut (Dwiyanto, Putra, & Krisnaningsih, 2015). Akan tetapi,
OSPF tidaklah sempurna. Oleh karena itu, kadangkala kita perlu
menentukan dan memprediksi traffic secara manual. Sebagai contoh,
beberapa aplikasi firewall, voice, dan aplikasi tertentu mengharuskan
kita untuk menentukan rute traffic secara manual. Redistribution
adalah metode routing yang digunakan untuk meredistribusikan atau
meneruskan suatu routing ke routing yang lain agar dapat saling
menukarkan atau meng-advertise routing table masing-masing
(Masykur, 2016). Berdasarkan pada uraian di atas, penelitian ini
fokus pada bagaimana membuat sebuah topologi jaringan yang baru
dimana routing OSPF diterapkan pada jalur utama (backbone) dan
menerapkan Redistribution pada setiap router yang terhubung kepada
masing- masing client sebagai penghubung dan penerus distribusi
routing dari jalur utama (backbone) menuju jalur client.

Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa penelitian
yaitu analisa kebutuhan, desain, testing dan implementasi. Sedangkan
untuk metode pengumpulan data yang secara umum dilakukan yaitu
observasi, wawancara, dan studi pustaka. Kebutuhan yang diperlukan
untuk menerapkan routing OSPF dan Redistribution pada topologi
jaringan yang baru adalah beberapa software dan hardware yang
menunjang agar topologi tersebut dapat berjalan dengan baik. Skema

5
jaringan usulan di SMK UT PGII bersama dengan unit-unit sekolah
lainnya dibawah Yayasan Pendidikan PGII Bandung menggunakan
routing OSPF sebagai metode pencarian rute terpendek dan tercepat
serta menerapkan Redistribution sebagai penghubung dan penerus
distribusi routing dari jalur utama (backbone) menuju jalur client,
maka dilakukan pengujian test menggunakan Ping dan Traceroute
serta melakukan perhitungan akhir untuk memproleh jalur terbaik
(best path) untuk pendistribusian data dan informasi di skema
jaringan usulan. Tahap ini menggunakan software GNS3, Virtual Box
dan Mikrotik RouterOS.

Hasil dan Pembahasaan: Hasil penelitian ini, berdasarkan pada penjumlahan nilai metric
dijkstra dengan metric redistribute pada penelitian ini, jalur terbaik
(best path) dengan nilai metric yang lebih kecil akan dipilih sebagai
jalur pendistribusian terbaik dari best path lain yang memilik metric
yang lebih besar. Selain itu, redistribution dapat menghubungkan
routing dynamic OSPF dengan routing static yang terhubung pada
masing-masing client.

Kesimpulan: a. Penggunaan Routing OSPF telah berhasil dilakukan pada jalur


utama (backbone) untuk proses pendistribusian data dan
komunikasi antar router dengan baik.
b. Penggunaan Routing OSPF memudahkan pencarian jalur
terbaik (best path) untuk pendistribusian data dan pengiriman
informasi berdasarkan pada metric dijkstra didalam sistem
kerja SPF.
c. Penggunaan Metode Redistribution dapat menghubungkan
sebuah routing ke routing lainnya dan mampu memberikan
pendistribusian yang baik bersama dengan Routing OSPF
didalam pengembangan topologi jaringan yang ada di SMK
UT PGII.

6
C. Jurnal 3 : Analisa dan Perbandingan Kinerja Routing Protocol OSPF dan EIGRP
dalam Simulasi GNS3

Jurnal : Analisa dan Perbandingan Kinerja Routing Protocol OSPF dan


EIGRP dalam Simulasi GNS3

Volume : 01

Tahun : 2018

Penulis : Gede Andika Loka , Silvester Dian Handy Permana dan Ketut Bayu
Yogha Bintoro

Publikasi : Jurnal Informatika dan Sains (JISA) ISSN: 2614-8404 Vol. 01, No.
01, Juni2018

Reveiwer : Marvin C. Iwamony (12155201190058)

Latar Belakang: Internet merupakan kependekan dari interconnection-network adalah


sebuah sistem jaringan secara global yang menghubungkan banyak
jaringan sehingga milyaran pengguna di seluruh dunia bisa
terhubung. Di dalam internet ini terdapat jutaan bahkan ratusan juta
router yang saling terhubung untuk menghubungkan semua jaringan
di berbagai belahan dunia. Router adalah peralatan jaringan yang
7
digunakan untuk menghubungkan antar dua jaringan yang berbeda.
Fungsinya untuk meneruskan paket dari satu segmen jaringan ke
jaringan yang lain. Sekarang ini router lebih identik dengan alat yang
menghubungkan antara jaringan lokal di kantor ataupun di rumah
dengan jaringan internet. Fungsinya masih tetap sama yaitu
menghubungkan antara dua jaringan. Router akan meneruskan semua
permintaan dari jaringan lokal rumah atau kantor anda ke jaringan
internet.

MetodePenelitian : Metodologi penelitian yang digunakan dalam analisa dan


perbandingan ini menggunakan metode prototyping. Prototyping
adalah proses pembuatan model sederhana yang memiliki gambaran
dasar untuk melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan
kemudahan dalam proses pengembangan suatu proyek dengan
memodelkan proyek tersebut.

Hasil dan Pembahasaan: Topologi yang digunakan pada analisa adalah topologi mesh. Dipilih
topologi mesh karena memiliki tingkat restorasi dengan berbagai
alternatif rute atau penjaluran yang biasanya disiapkan dengan
dukungan perangkat lunak atau software. Software yang dimaksud
dalam hal ini adalah IOS yang ada pada setiap router. Pada topologi
mesh, router akan diuji untuk menentukan jalur mana yang terbaik
untuk bisa mencapai tujuan.

Konfigurasi pada router virtual ini akan dilakukan dengan console


menggunakan software Putty. Konfigurasi yang akan dilakukan
diantaranya masing-masing interface, memasukkan network dari
masing-masing interface ke routing protocol, memberikan batas
bandwidth maksimal ke setiap interface dan mengatur passive

8
interface pada interface fast Berikut merupakan hasil konfigurasi dari
10 router yang telah dilakukan.

Gambar merupakan tampilan pada saat melakukan console dengan


Kesimpulan :
menggunakan software Putty dimana kita bisa melakukan konfigurasi
pada router virtual. Tampilan pada console ini akan sama seperti
tampilan pada saat melakukan console dengan menggunakan PC pada
router yang sebenarnya. Di bawah ini merupakan hasil dari
konfigurasi router yang dilakukan pada masing-masing simulasi.
Tampilan hasil konfigurasi tersebut didapat dengan mengetikkan
command “show run”.

9
1. Dengan dikembangkannya sistem yang sedang berjalan
dengan sistem yang telah terkomputerisasi ini, akan
mempermudah anggota perpustakaan untuk melakukan proses
penelusuran buku dan memudahkan petugas perpustakaan
untuk memanagemen perpustkakaan pada SMK N 1 Kuta
Selatan.
2. Dengan sistem yang dibangun proses pengecekan denda
anggota, ganti rugi buku dan stock buku dapat dilakukan
dengan cepat yang terdapat dalam program yang dibangun.

10

Anda mungkin juga menyukai