Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIARE

Dosen Pengampu : Laily Isro’in S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Adelia Septi Wigatama (16631585)


2. Dian Maya Erianti (16631554)
3. Eka Sri Hartina (16631563)
4. Lucky Ida Puspitasari(16631572)
5. Istian Luthfi
6. Yoga Zainul Mustofa

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare”.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Laily Isro’in, S.Kep.,NS.,M.Kep selaku dosen pembimbing kami yang memberikan dorongan
dan masukan, serta
2. Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan do’a restu dan dukugan kepada kami.

Tak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan bermanfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr wb.

Ponorogo,05 Desember 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Definisi.................................................................................................................................4
B. Etiologi.................................................................................................................................4
C. Klasifikasi.............................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis.................................................................................................................5
E. Penatalaksanaan....................................................................................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................................9
G. Komplikasi............................................................................................................................9
H. Pencegahan.........................................................................................................................10
I. Volume dan Distribusi Cairan............................................................................................10
J. Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan..............................................................................10
K. Penilaian Dehidrasi Resusitasi Cairan................................................................................12
WOC..............................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE...............................................................14
A.PENGKAJIAN.......................................................................................................................14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................15
C. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................................................................15
BAB II...........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................................18
B. Saran...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19

3
BAB I

PEMBAHASAN
A. Definisi
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih
dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/hari) dan konsistensi (feses
cair). Diare dapat bersifat akut atau kronis. Diare dengan volume banyak terjadi bila
terdapat lebih dari satu liter feses cair perhari, sedangkan diare dengan volume sedikit
terjadi bila terdapat kurang dari satu liter feses cair yang dihasilkan perhari [ CITATION
Sme121 \l 1033 ]. Diare merupakan peningkatan fluidias dan volume feses dan frekuensi
defekasi. Factor-faktor yang mempengaruhi volume serta konsistensi feses meliputi
kandungan air di dalam kolon serta keberadaan makanan yang tidak tersepat, bahan yang
tidak terserap, dan sekresi intestinal[ CITATION Jen13 \l 1033 ].

B. Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh;
1. Infeksi virus (Rotavirus), bakteri (E.Coli, Salmonella, Shigetta, Vibrio, Campylobacter
Jejuni, dll), serta parasite (Entamoeba Hystolitica).
2. Obat-obatan tertentu (penggantian hormon tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotic,
kemoterapi, dan antasida)
3. Pemberian makanan per selang
4. Gangguan metabolic dan endokrin (diabetes, Addison, tirotoksikosis)
5. Keracunan makanan dan alergi
6. Faktor lingkungan dan perilaku [ CITATION Sme121 \l 1033 ].

Beberapa penyebab diare dengan sekuele fisiologis yang penting, sebagai berikut:

1) Enteritis, berarti peradangan yang biasanya disebabkan baiik oleh virus maupun oleh
bakteri pada traktus intestinalis.
2) Diare psikogenik, yaitu diare yang menyertai masa ketegangan saraf, yang disebabkan
oleh stimulasi berlebihan dari sistem saraf parasimpatis.
3) Kolitis Ulserativa, adalah penyakit peradangan dan ulserasi daerah yang luas dari usus
besar, penyebab dari colitis tidak diketahui. Beberapa klinis percaya bahwa penyakit ini

4
diakibatkan oleh efek distruktif imun atau alergi, tetapi juga dapat diakibatkan oleh
infeksi bacterial kronis. [ CITATION Jen13 \l 1033 ]

C. Klasifikasi
1. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari:
a. Diare akut
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi
tinja yang lembek atau cair dan terjadi secara mendadak yang berlangsung dalam
waktu kurang dari 2 minggu.
b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan peralihan antara
diare akut dan diare kronik.
c. Diare kronik
Diare kronik adalah diare hilang timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab
sensitive terhadap gluten atau gangguan metabolism yang menurun. Lama diare
kronik lebih dari 30 hari.
2. Klasifikasi diare berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, terdiri
dari :
a. Diare tanpa dehidrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan
c. Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat
badan.
d. Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.

D. Manifestasi Klinis
1. Muntah dan demam
2. Hematosechia
3. Nyeri perut sampai kram.
4. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses
5. Distensi, bising usus (boborigmus).

5
6. Anoreksia, dan rasa haus.
7. Berat badan berkurang
8. Frekuensi pernapasan cepat
9. Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejam tak efektif (tenesmus) mungkin
terjadi setiap kali defekasi
10. Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang berkaitan dengan dehidrasi
dan kelemahan. [ CITATION Bau00 \l 1057 ]

E. Penatalaksanaan
1. penatalaksanaan diare pada bayi :
a) memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencengah dehidrasi.
Gunakan ciran rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan yang cair atau
air matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat
lebih baik diberikan oralit dan air matang dari pada makanan cair. Berikan larutan ini
sebnyak anak mau dan teruskan hingga diare berhenti.
b) Anjurkan orang tua tentang pemberian suplemantasi zinc. Dosisi zinc diberikan
sesuai aturan. Anak dibawa usia 6 bulan diberikan 10 mg, anak usia diatas 6 bulan 20
mg. Zinc diberikan selama 10 – 14 hari berturut turut meskipun anak telah sembuh
dari diare.
c) Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan dukungan nutrisi untuk mencengah
kurang gizi. Asi tetap diberikan selama terjadinya diare pada diare akut cair mauypun
berdarah dan frekuensi pemberian lebih sering dari biasanya. bila anak sudah
mendapatkan makanan tambahan sebaiknya makanan tetap diteruskan sesuai umur
anak dengan menu yang sama pada saat anak sehat.
d) Nasehat orang tua atau pengasuh harus membawa anak kepetugas kesehatan bila:
1) Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat.
2) Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit
kurang berhasil.
3) Terdapat tanda-tanda dehidrasi (seperti mata tampak cekung, ubun-ubun cekung
pada bayi, bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata meskipun menangis, bila
kulit kerut dicubit tetap berkerucut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan

6
kaki teraba dingin, kencing berkurang, rasa haus yang nyata sampai kejang atau
kesadaran menurun) [ CITATION kem11 \l 1057 ]
2. Penatalaksanaan diare pada anak
a) Rehidrasi
Untuk terapi diare dengan dehidrasi ringan/ sedang, dilakukan rencana terapi sebagai
berikut:
Jumlah oralit yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan dalam 3 jam pertama.
1) Bila BB tidak diketahui berikan oralit, bila anak menginginkan lebih banyak
oralit, berikan
2) Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
3) Untuk bayi <6 bulan yang tidak mendapatkan ASI berikan juga 100-200 ml air
selama masa ini.
4) Untuk anak ˃6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan
oralit.
5) Berikan obat zinc selama 10 hari berturut-turut.
b) Berikan nutrisi
1) Pada kasus diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang diberikan tambahan cairan
lebih banyak dari biasanya. Pemberian ASI diberikan lebih sering dan lebih lama.
Pemberian makanan selama diare harus diteruskan dan ditingkatkan setelah
sembuh, tujuannya adalah memberikan makanan yang kaya nutrient sebanyak
anak mampu menerima. Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu makannya
timbul kembali setelah dehidrasi teratasi.
2) Meneruskan pemberian makan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang
normal termasuk kemampuan menerima dan mengapsorpsi berbagai nutrien,
sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dapat
dikurangi.
3) Asi memberikan imunitas atau kekebalan yang belum dapat dibuat sendiri oleh
bayi yang baru lahir.
c) Suplementasi zinc

7
Zinc sulfat diberikan pada usia ˃6 bulan sama dengan 20 mg perhari yang
dilarutkan sehingga dalam terapi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai yaitu
zinc sirup yang mengandung zinc sulfar 10 mg, diberikan 1 x 2 sendok takar.
Zinc merupakan salah satu zat dizi mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zink meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mencegah
resiko tertulangnya diare selama 2 -3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
d) Pemberian antibiotik
Pemberian angtibiotek harus berdasarkan indikasi yang sesuai, seperti diare
berdarah atau diare karena kolera, atau diare disertai penyakit lain.
e) Edukasi orang tua
Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa pemahaman tentang
penyakit diare dan terapinya, meliputi cara pemberian oralit, zinc, nutrisi yang cukup,
kebersihan diri dan makanan. Pada orrang tua juga diberikan ediksai apabila
menemukan tanda-tanda pada anak seperti BAB cair lebih sering, muntah berulang,
mengalami rasa haus yang nyata, makan minum sedikit, demam, tinja berdarah atau
tidak membaik dalam 3 hari maka anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan
terdekat (Dewantari, 2015).
3. Penatalaksana diare pada dewasa.
a) penggantian cairan dan elektrolit
Aspek paling penting adalah menjaga hidrasi yang adekuat dan keseimbangan
elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan rehidrasi oral, yang harus
dilakukan pada semua pasien, kecuali tidak dapat minum atau diare hebat
membahayakan jiwa yang memerlukan hidrasi intra vena. Idelanya, cairan rehidrasi
oral harus terdiri dari 2,5 gram natrium klorida, 2,5 gram natriun bikarbonat, 1,5
gram kalium klorida, dan 20 gram glukosa perliter air. Ciran seperti itu tersedia
secara komersial dalam paket yang mudah disiapkan dengan dicampur air. Jika
sediaan secara komersial tidak ada, ciran rehidrasi oral pengganti dapat dibuat
dengan menambahkan ½ sendok teh garam, ½ sendok teh baking soda, dan 2-4
sendok makan gula perliter air. 2 pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk
mengganti kalium. Pasien harus minum cairan tersebut sebayak mungkin sejak
meras haus pertama kalinya. Jika terapi intravena diperlukan, dapat diberikan cairan

8
normotonik, seperti cairan salin normal atau ringer laktak, suplemen kalium
diberikan sesuai panduan kimia darah. Status hidrasi harus dipantau dengan baik
dengan memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, urine, serta penyesuaian infus
jika diperlukan. Pemberian harus diubah kecairan rehidrasi oral sesegera mungkin.
[ CITATION ami15 \l 1057 ]

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kasus diare meliputi pemeriksaan laboratorium, yakni:
1. Pemeriksaan tinja [ CITATION Zei04 \l 1033 ]
2. Makroskopis dan mikroskopis
3. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan table clinitest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
4. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
5. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan menentukan pH
dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut
ASTRUP (bila memungkinkan).
6. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
7. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan faktor dalam serum
(terutama dalam penderita diare yang disertai kejang).
8. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

G. Komplikasi
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan
dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Haluaran urin kurang dari 30
ml/jam selama 2 sampai 3 jam berturut-turut, kelemahan otot, dan paresthesia. Hipotensi,
anoreksia, dan mengantuk dengan kadar kalium dibawah 3,0 mEq/L (SI: 3 mmol/L) harus
dilaporkan. Penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia jantung (takikardia atrium dan
ventrikel, fibrilasi ventrikel, dan kontraksi ventrikel premature) yang dapat menimbulkan
kematian.

Adapun dari sumber lain didapatkan komplikasi dari diare yaitu :

9
1. Dehidrasi
2. Disritmia jantung
3. Enterokolitis
4. Gangguan elektrolit
5. Kerusakan kulit
6. Malnutrisi
7. Pendarahan GI
8. Sindrom malabsorpsi
9. Sindrom Zollinger-Ellison [ CITATION Mar07 \l 1057 ]

H. Pencegahan
1. Pada anak : terapi probiotik bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan beberapa
penyakit saluran cerna termasuk diare infeksi, diare karena antibiotic, dan intoleransi
laktosa [CITATION Fir01 \t \l 1033 ].
2. Peilaku hidup bersih dan sehat [ CITATION Saf17 \l 1033 ].
3.

I. Volume dan Distribusi Cairan


Bayi baru
Jenis Cairan Usia 3 bulan Dewasa Lansia
lahir
Intraseluler 40 % 40 % 40 % 27 %
Plasma
5% 5% 5% 7%
ekstraseluler (intrasvaskular)
Intersisial 35 % 25 % 15 % 18%
Total cairan 80 % 70% 60 % 52

J. Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan


Sesuai rumus Holliday & Segard yaitu :

1. Pada orang dewasa

 BB 10 kg pertama = 1ltr/hr cairan


10
 BB 10 kg kedua = 0,5 ltr/hr cairan
 BB >> 10 kg = 20 mL x sisa BB

Example :
Dik : Usia = 30 tahun
BB saat datang = 56 kg
TB = 170 cm
Jawab :
BB pasien = 56 kg maka,
10 kg pertama : 1000 cc cairan
10 kg kedua : 500 cc cairan
46 kg terakhir : 20 mL x 36 kg =720 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc + 720 cc = 2220 mL/hari = 2,2 L/hari

2. Berdasarkan berat badan bayi dan anak (menurut Holiday dan Segard)
 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama
 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya

Atau

 BB 10 kg pertama = 1 ltr/hr cairan


 BB 10 kg kedua = 0,5 ltr/hr cairan
 BB >> 10 kg = 20 mL x sisa BB

3. Berdasarkan berat badan bayi dan anak (menurut Darrow)


 BB <3kg : 175 cc/kgBB/hr
 BB 3-10kg : 105 cc/kgBB/hr
 BB 10-15kg : 85 cc/kgBB/hr
 BB > 15kg : 65 cc/kgBB/hr

Example :

11
BB pasen : 23 kg maka,
10 kg pertama : 4cc x 10 = 40 cc cairan
10 kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc cairan
23 kg terakhir = 1 cc x 3 kg = 3 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 40 cc + 20 cc + 3 cc = 63 mL/jam . 63 mL x 24 jam =
1512 mL/hari

4. Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun )


 3 – 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan )

Example :
1. Umur pasien : 9 bulan ( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/jam = 432 mL/hari
2. Umur pasien : 4 tahun ( 2n + 8 ) = (2 x 4 tahun) + 8 = 16 mL/jam = 348 mL/hari

K. Penilaian Dehidrasi Resusitasi Cairan


Berdasarkan Maurience Kings menyatakan bahwa :

Penilaian 0 1 2
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, apatis Ngigau, koma, syok
Turgor Normal Turun Sangat turun
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Nafas 20-30 x/menit 30-40 x/menit 40-60 x/menit
Mulut Normal Kening Kening biru
Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit
Hasil pemeriksaan 0-2 dehidrasi ringan 3-6 dehidrasi sedang 7-12 dehidrasi berat

WOC

INFEKSI : bakteri, Faktor psikologis : Faktor malabsorbsi Faktor makanan :


usus, parasit cemas, takut karbohidrat, makanan basi,
protein, lemak pedas, keracunan,
alergi 12
Bakteri Merangsang Makanan tidak
berkembang biak kelenjar adrenalin terserap di usus Iritasi usus
di usus

Tekanan osmotic Produk sekretonik


metabolisme
Menutupi
permukaan usus
Pergeseran air &
Cairan lebih elektrolit dalam Mortalitas
rongga usus
Merangsang sekresi
cairan usus
Sekresi cairan
& elektrolit

Cairan & lumen

DIARE
Dinding usus
mengembang

Hipermotolitas

Frekuensi BAB meningkat Distensi Abdomen

MK : Ketidak Seimbangan
Mual,
Nutrisi Muntah
Kurang Dari
MK : Kerusakan Integritas Kebutuhan Tubuh
Kehilangan cairan & Asidosis metabolik
Gg. Keseimbangan volume
elektrolit berlebihan Kulit Perianal
cairan dan elektrolit
Nafsu Makan Menurun

Sesak
Dehidrasi
Berat Badan Menurun

MK : Resiko syok
hipovolemik

13
MK : Kekurangan MK : Resiko syok
volume cairan hipovolemik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE

A.PENGKAJIAN
I. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan

14
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang
lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus
karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari
adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
II. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengalami BAB lebih dari 3 x dalam
A. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
B. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
C. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan
3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat
rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan,
kebiasan cuci tangan,
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
E. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
III. Pemeriksaan Fisik
Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar.
Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih.
Mata : cekung, kering, sangat cekung.

15
Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt,
nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.
Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi
otot pernafasan).
Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.
Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.
Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/ BAB sering
3. Resiko syok hipofolemik b.d kehilangan cairan dan elektrolit
4. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar-kapiler
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake
makanan
6. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Kekurangan Dalam waktu 1 x 24 jam, Manajemen elektrolit/cairan
volume cairan b.d kekurangan volume cairan
1) Monitor perubahan status
kehilangan cairan pasien dapat teratasi ,
paru/jantung yang menunjukkan
aktif dengan kriteria:
kelebihan volume cairan atau
Keseimbangan cairan: dehidrasi
2) Monitor TTV yang sesuai
 Tekanan darah normal
3) Monitor respon pasien terhadap
 Denyat nadi radial
terapi elektrolit yang diresepkan
normal

16
 Denyut perifer normal 4) Monitor manifestasi dari
 Intake dan output ketidakseimbangan elektrolit
dalam 24 jam 5) Timbang BB harian dan pantau
seimbang gejala
6) Berikan cairan yang sesuai
7) Pastikan bahwa larutan intravena
yang mengandung elektrolit
diberikan dengan aliran yang
konstan dan sesuai
8) Konsultasikan dengan dokter jika
tanda dan gejala ketidakseimbangan
cairan/elektrolit
menetap/memburuk
Ketidakseimbangan Dalam waktu 2 x 24 jam, Manajemen nutrisi :
nutrisi kurang dari nutrisi pasien dapat
kebutuhan tubuh  Tentukan status gizi pasien dan
b.d penurunan seimbang , dengan kriteria:
kemampuan pasien untuk
intake makanan
status nutrisi : memenuhi kebutuhan gizi.
 Tentukan jumlah kalori dan
 Asupan makanan baik
jenis nutrisi yang dibutuhkan
 Rasio berat badan
untuk memenuhi persyaratan
normal
gizi.
Tidak ada dehidrasi
 Menciptakan lingkungan yang
optimal pada saat makan
( ditempat yang bersih dan
berventilasi)
- Beri obat-obatan sebelum
makan ( misalnya penghilang
rasa sakit atau antiemetic ) jika
diperlukan
Risiko syok keparahan syok : Manajemen hipovolemi :
hipovolemik b.d hipovolemik
 Monitor status hemodinamik,

17
kehilangan cairan  Pernafasan dangkal meliputi nadi, tekanan darah.
dan elektrolit tidak ada.  Monitor adanya tanda-tanda
 Bising usus tidak ada dehidrasi ( misalnya turgor
kulit buruk, CRT lambat
 Monitor asupan dan
pengeluaran
 Monitor adanya tanda-tanda
dehidrasi (diare)
 Dukung asupan cairan oral
 Berikan cairan IV isotonic yang
diresepkan
 Jaga kepatenan akses IV
 Instruksikan pada pasien dan
atau keluarga untuk mencatat
intake dan output dengan tepat.
 Instruksikan pada pasien atau
keluarga tindakan-tindakan
untuk mengatasi hipovolemik.

BAB II

PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal, perubahan dalam isi/
kandungan feses, dan konsistensi feses. Diare ini dapat disebabkan oleh infeksi, penggunaan

18
obat-obatan, gangguan metabolisme, keracunan, dll. Diare berdasarkan lama waktunya terbagi
menjadi diare akut, persisten, dan kronik. Sedangkan diare berdasarkan banyaknya cairan yang
hilang dari tubuh penderita meliputi diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan, diare
dengan dehidrasi sedang, dan diare dengan dehidrasi berat.

Tanda dan gejala yang tersering muncul yaitu nyeri perut sampai kram, berat badan
berkurang, frekuensi pernapasan cepat, dll. Penatalaksanaan diare berbeda-beda antara bayi, anak
dan dewasa. Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu dehidrasi, disritmia jantung, dan
pendarahan GI. Namun untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut, maka dilakukan
pencegahan pada anak-anak dengan terapi probiotik dan peilaku hidup bersih dan sehat.

Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus diare tersebut adalah
Kekurangan volume cairan, nyeri akut b.d agen cedera biologis, Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dan risiko syok dan intervensi dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Diare dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya
kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Amin zulkifli, lukman;. (2015). tatalaksana diare akut. continuing medical education, vol 42.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC) . Singapore: Elsevier.
Heather, H. T. (2016). Nanda International Inc. diagnosis keperawatan: definisi & klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.
Jennifer, Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2013). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Safitri , E. S., Rahmayanti, D., & Herawati. (2017). Perilaku hidup bersih dan sehat rumah
tangga dengan kejadian diare pada balita pinggiran sungai. Dunia Keperawatan, 78-83.
http://kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-Strategi%20Terapi%20Cairan%20pada
%20Dehidrasi.pdf

http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-DASAR-TERAPI-
CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai