Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU POST PARTUM NORMAL


RSUD NAIBONAT

OLEH:

NAMA : NOVITA AYU A. BANI


NIM : PO530320919238
RUANGAN : NIFAS

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING INSTITUSI

Ester Rau Amd.Kep Dr. Ina Debora Ratu Ludji S.Kep.,Kp.M.Kes

POLTEKKES KEMEKES KUPANG


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NURSE
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
A. Masa Nifas (Post Partum)
1. Pengertian
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, peiode ini tidak
pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu.
Walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan
kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari
perubahan tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang serius (Cunnningham
Gary, 2018).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2019).
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-
kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha,2018).
Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode :
1. Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8minggu.
3. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan. mempunyai
komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan atau tahunan.
2. Etiologi
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2020), Etiologi post partum dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
dan hematoma.
2. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi
didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
Tanda dan Gejala
a. Tanda permulaan persalinan.
Pada permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum terjadi
persalinan, dapat terjadi tanda -tanda sebagai berikut :
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Perasaan sering kencing karena kandung kemih tertekan olehbagian
terbawah janin.
- Lightening atau setting, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot
rahim.
- Terjadi pengeluaran lendir, di mana lendir menutup seviks di lepaskan
dan bisa bercampur darah (Bloody show).
- Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah
hamil.
 Anatomi post partum
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di
dalam rongga pelvis dan di topang oleh lantai pelvis, dan genetalia externa,
yang terletak di perium. Stuktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang
menjadi matur akibat rangsangan hormone ekstrogen dan progesterone
(Syarifudin & Fratidhini, 2019).

1. Struktur Eksterna

- Vulva
Vulva adalah nama yang di berikan untuk struktur genetalia eksterna. Kata
ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri di batasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.

- Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak
dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis.
Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea.
- Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
Labia mayora melindungi Labiya minora, meatus urinarius dan introitus
vagina. Penurunan produksi hormone menyebabkan atrofi labia mayora.
- Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan
kulit yang panjang, sempit, tidak berambut yang memanjang ke arah
dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchett. Kelenjar-kelenjar
dilabia minola juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak
membuat labia minora sensitive, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.
- Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitive
dari pada badannya. Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu
substasi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi
sebagai feromon.

2. Struktur Internal
- Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba falopi. Dua fungsi ovarium adalah menyelanggarakan ovulasi dan
memproduksi hormone.
- Tuba Fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke
arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.
- Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung, yang
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk
simetris. Uterus terdiri dari 3 bagian, fundus yang merupakan tonjolan
bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan
bagian utama yang mengelilingi cavum oteri dan istmus.
 Diding uterus terdiri dari 3 lapisan
- Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu
lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapis : lapisan
permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan
dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan miometrium.
- Peritoneum suatu membrane serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung
kemih dan serviks.
- Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
stimulasi ekstrogen dan progesterone. Cairan vagina berasal dari
traktus genetalis atas atau bawah. Apabila pH naik di atas lima, insiden
infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina
mempertahankan kebersihan relative vagina.

 Fisiologi reproduksi wanita bagian interna terdiri dari :


- Liang senggama (vagina) adalah liang atau saluran fibromuskuler elastis
yang menghubungkan uterus dan vulva, terletak di antara saluran kemih
dan liang dubur. Di bagian ujung yang atasnya terletak mulut rahim.
Ukuran panjang dinding 8cm dan dinding belakang 10cm bentuk dinding
bagian dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae sedangkan dinding
tengahnya dan bagian yang lebih keras di sebut kolumne rugalum. Lipatan
lipatan ini memungkinkan vagina pada persalinan melebar, sesuai
fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir. Sedangkan fungsi penting
dari vagina adalah saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid dan
secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, jalan lahir waktu
bersalin, dengan sekretnya yang asam. Vagina merupakan barier untuk
menghalangi perjalanan infeksi secara asenderen.
- Rahim (uterus) adalah suatu struktur otot yang cukup kuat , bagian
luarnya ditutupi oleh peritoneum dan bagian dalamnya di lapisi oleh
mukosa rahim. Uterus berbentuk seperti buah pear atau alpukat yang
sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan
mempunyai rongga atau dindingnya terdiri dari otot otot polos.

 Bagian uterus antara lain :


- Fundus uteri adalah bagian uteri proksimal, disini kedua tubafalopi masuk
ke uterus.
- Korpus uteri adalah bagian uterusterbesar pada kehamilan, bagian ini
mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.
- Servik uteri terdiri dari pars vaginalis servisis uteri dan pars supra
vaginalis servisis uteri
Dinding uterus terdiri dari : endometrium melapisi kavun uteri dan
mempunyai arti penting setiap bulan berfungsi dalam siklus haid pada
wanita dalam masa produksi, tempat janin tumbuh dan berkembang. Saluran
telur (Tubafalopi) : adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan
kiri. Panjangnya 12 sampai 13cm, diameternya 3 sampai 8mm. Fungsi tuba
sangat penting yaitu sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum
yang di lepaskan saat ovulasi, tempat terjadi pembuhan.
3. Fisiologi
 Involusiuterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum, berat uterus
menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah pelahiran uterus
mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran uterus kembali ke
ukuran sebelum hamil (Dewi Vivian&Sunarsih, 2020).
 Iskemiamiometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
 Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam
otot uterus.
 Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus.
 Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka
ini mengecil, pada akhir minggu ke- 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada
akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus (Sitti saleha,2018). Pengeluaran lengkap
tempat perlekatan plasenta memerlukan waktu sampai 6 minggu. Jika
terjadi gangguan pada proses ini, dapat terjadi perdarahan pada puerperal
awitan lambat. Segera setelah pelahiran, kemudian ukurannya mengecil
secara cepat dalam waktu satu jam (Cunningham Gary,2018).
 Perubahan pada servik dan vagina
Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru, karena adanya kontraksi dan
retraksi. Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar
dan tampak bercelah. vagina teregang pada waktu persalinan namun
lambat laun akan mencapai ukuran yang normal. Nampak berubah kembali
pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6
sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan
ovulasi.
 Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa, dan lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda- beda pada setiap wanita. Komposisi
lochea adalah jaringan endometrial, darah dan limfe. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi. Tahap lochea yaitu :
- Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa post
partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut.
- Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini bewarna merah kuning berisi darah dan lendir, pengeluaran
pada hari ketiga sampai kelima post partum.
- Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan. Warnanya
kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah dan lebih banyak
serum.
- Alba (kuning-putih) : 10-14hari
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat, putih
kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir servik,
dan serabut jaringan yang mati.
Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal seperti menstruasi,
jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
 Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata- rata 18
minggu post partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung dari
hormon prolaktin. Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai pada
minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Menstruasi mungkin tidak terlambat,
dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
 Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran
darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saatnifas.
 Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang begitu
lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
 Nyeri setelah pelahiran
Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada inteval
tertentu dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada saat persalinan
namun lebih ringan.
 Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi
dan menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum kembali normal
dalam 2 minggu.
 Laktasi
Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum. Colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.
4. Patofiologis
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan
psikologis, pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terj
adi peningkatan kadar ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga muncul
masalah keperawatan nyeri akut, dan perubahan pada vagina dan
perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis, personal hygine yang
kurang baik, pembulu darah rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor dan
terjadi juga pendarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko infeksi.
Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di
pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara
berurai dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara
maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus.
Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui
tidakefektif. Pada perubahan psikologis akan muncul taking in
(ketergantungan), taking hold ( ketergantungan kemandirian), letting go
(kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan membutuhkan
perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada diri sendiri
dan lemas, sehingga muncul maslah keperawatan gangguan pola tidur,
taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri dan bayi , akan
cenderrung informasi karena mengalami masalah keperawatan kurang
pengetahuan.
5. Komplikasi
a. Perdarahan post partum (apa bila kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama setelah kelahiran bayi).
b. Infeksi
- Endometritis (radang edometrium)
- Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
- Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
- Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjadi
keras dan berbenjol-benjol)
- Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada
pengobatan bisa terjadi abses)
- Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada
kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri).
- Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik
38,3°C, Nadi <100x/menit, edema, peradangan dan kemerahan pada
tepi, pusat aunanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab,
lukanya meluas).
6. Manifestasi Klinis
a. Laserasi Perineum Biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan, luas
robekan didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan :
 Derajat pertama (robekan mencapai kulit dan jaringan)
 Derajat kedua (robekan mencapai otot-otot perineum)
 Derajat tiga (robekan berlanjut ke otot sfinger ari)
 Derajat empat (robekan mencapai dinding rektum anterior)
b. Laserasi Vagina Sering menyertai robekan perineum, robekan vagina
cenderung mencapai dinding lateral (sulci) dan jika cukup dalam, dapat
mencapai levatorani.
c. Cedera Serviks Terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang
keluar. Laserasi serviks akibat persalinan terjadi pada sudut lateral ostium
eksterna, kebanyakan dangkal dan pendarahan minimal.

7. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan tambahan yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium
b. USG bila diperlukan
8. Penatalaksanaan
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk.
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.
9. Pathway

Penyebab persalinan
(penurunan hormon, plasenta
menjadi tua, distensi rahim)

Persalinan normal

Massa nifas

Perubahan psikologis

Perubahan fisiologis
Payudara Taking in
Taking hold Letting go
Kontraksi uterus
Penurunan Keadaan Ibu
Adekuat hormone lemah
progerteron Belajar Mampu
Tidak endogen tentang hal menyesuai
adekuat baru & kan diri dg
Kontraksi
Terfokus mengalami
uterus kuat keluarga
pada diri perubahan
Peningkatan sendiri yg
Kontraksi prolaktin
Lochea sifgnifikan Mampu
uterus
lemah mendekatkan
Butuh diri dengan
involux Pembentukan Butuh keluarga
Asi pelayanan dan
informasi
pendarahan perlindungan
Mandiri
Kuman
Asi keluar Kurang
mudah
berkembang Deficit pengetahuan
Menerima
Ammonia perawatan
tanggung
uteri diri
jawab

Nyeri

Reflek bayi Kelainan bayi


baik dan ibu

Efektif Tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai