Anda di halaman 1dari 18

BAB 5

MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN
PERHITUNGAN VOLUME BETON PADA BALOK B10
LANTAI 4 ZONA 2

5.1 LANDASAN TEORI


Balok merupakan batang horizontal dari rangka struktur yang memikul
beban tegak lurus sepanjang batang tersebut biasanya terdiri dari dinding, pelat
atau atap bangunan dan menyalurkannya pada tumpuan atau struktur bawahnya
(Dipohusodo, 1994). Balok mempunyai gaya lentur, akan tetapi balok tidak
mempunyai beban aksial atau beban terpusat. Balok beton adalah bagian dari
struktur yang berfungsi sebagai penyalur momen menuju struktur kolom. Balok
dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktural yang dominan memikul
gaya dalam berupa momen lentur dan gaya geser. Balok adalah elemen struktur
yang berfungsi menyalurkan beban ke kolom. Balok merupakan bagian struktur
yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Balok
berfungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan terhadap beban.
Balok juga merupakan bagian struktur inti bangunan selain kolom dan
pondasi. Dalam struktur balok terbuat dari besi dan beton yang merupakan
gabungan antara material yang tahan terhadap tarik dan tekan. Besi merupakan
material yang dapat menahan gaya tarik sedangkan beton merupakan material
yang dapat menahan gaya tekan maka gabungan dari kedua material ini dapat
menahan gaya tekan dan tarik pada bangunan.

5.2 METODE PELAKSANAAN


Metode pelaksanaan pekerjaan balok pada proyek Perluasan Rumah
Sakit Tiara, Bekasi terdiri dari beberapa urutan pekerjaan yang harus
dilaksanakan dengan baik agar hasil dari pekerjaan sesuai dengan perencanaan
yang sudah direncanakan. Berikut dibawah ini penjelasan detail mengenai
tahapan pelaksanaan pekerjaan balok dapat dilihat pada Gambar 5.1 Diagram
Alir Pelaksanaan Pekerjaan Balok.

Mulai

Pengukuran dan Marking

Pemasangan Scaffolding dan Bekisting

Pemasangan Tulangan Balok

Pemasangan Beton Decking

Checklist oleh Quality Control (QC)

Pelaksanan Pembersihan Area Cor

Pengecoran

Perawatan Beton (Curing)

Pelepasan Bekisting

Selesai

Gambar 5.1 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Balok


Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan balok
pada diagram alir diatas adalah sebagai berikut:
5.2.1 Pengukuran dan Marking
Pekerjaan pengukuran dan marking pada proyek Perluasan Rumah Sakit
Tiara, Bekasi dilakukan oleh pihak surveyor untuk menentukan ketinggian atau
elevasi, dan posisi balok yang akan dibuat sebagai patokan pekerjaan balok
supaya sesuai dengan perencanaan yang ada pada shopdrawing (gambar kerja).
Pada pekerjaan pengukuran digunakan alat kerja yaitu theodolite dan waterpass.

Gambar 5.2 Pengukuran dan Marking

5.2.2 Pemasangan Scaffolding dan Bekisting


Tahap pemasangan scaffolding dan bekisting dilakukan supaya ada
tumpuan pada proses penulangan untuk balok. Pertama dilakukan pemasangan
scaffolding dengan menggunakan sistem manual. Setelah selesai selanjutnya
dilakukan pemasangan bekisting menggunakan polywood. Bekisting merupakan
penyangga sementara atau cetakan beton yang berfungsi untuk menampung
dan menumpu adukan beton agar bentuk, ukuran dan posisi sesuai dengan yang
telah direncanakan. Berikut tahapan pemasangan bekisting yang dilakukan pada
proyek Perluasan Rumah Sakit Tiara, Bekasi:
Setelah scaffolding terpasang pada posisi yang telah ditentukan, lalu
letakan girder memanjang diatas u-head.
a. Letakkan dan susun hollow diatas girder secara melintang.
b. Memasang papan sebagai penyangga dari bekisting balok.
c. Memasang polywood sebagai alas bekisting.
Gambar 5.3 Pemasangan Scaffolding dan Bekisting Balok

Setelah pemasangan bekisting selesai dilakukan tahap pengecekan


terhadap tinggi level pada bekisting balok dengan alat kerja yaitu waterpass.
Tahao ini dilakukan agar elevasi antara lantai ke lantai diatasnya sesuai dengan
ketentuan dari shopdrawing yang telah direncanakan dan permukaan bawah
dari balok rata atau tidak ada lendutan.

5.2.3 Pemasangan Tulangan Balok


Tahap pemasangan tulangan dilakukan langsung di lokasi yang sudah
direncanakan. Dimensi dan penulangan balok pada proyek Perluasan Rumah
Sakit Tiara, Bekasi bervariasi sesuai dengan yang tertera pada gambar
shopdrawing. Berikut dibawah ini adalah tahap-tahapan penulangan balok:
a. Penulangan dilakukan langsung diatas bekisting pelat yang sudah
dipasang, kemudian besi diangkat ke lantai yang akan dilakukan
pekerjaan penulangan dengan menggunakan mesin hoist sebelumnya
besi sudah dilakukan pembengkokan berdasarkan data yang telah
direncanakan.
b. Lakukan penulangan pada balok dengan memasang tulangan bawah
dahulu kemudian dilanjutkan dengan tulangan atas yang diletakkan pada
bekisting balok.
c. Memasang tulangan samping berdasarkan data yang telah direncanakan.
d. Memasang sengkang dengan jarak yang sudah diatur sesuai
perencanaan yang telah ditentukan, lalu ikat sengkang dengan kawat
bendrat.
Gambar 5.4 Pemasangan Tulangan Balok

5.2.4 Pemasangan Beton Decking


Tahap pemasangan beton decking adalah tahap yang berfungsi untuk
jarak selimut beton pada alas dan samping balok. Pada pelat lantai dipasang
juga cakar ayam (sengkang pembatas) agar antara tulangan atas dan bawah
tidak menempel satu sama lain.

Gambar 5.5 Pemasangan Beton Decking

5.3.1 Checklist oleh Quality Control (QC)


Tahap selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap tulangan dan dimensi
yang dilakukan oleh Quality Control (QC). Pada penulangan pelat lantai yang
diperiksa adalah penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak
tulangan, beton decking, dan cakar ayam.
Gambar 5.6 Checklist

5.2.6 Pelaksanaan Pembersihan Area Cor


Pelaksanaan pembersihan pada area yang akan dicor merupakan
tahapan sebelum tahap pengecoran. Tahap pembersihan dilakukan
menggunakan mesin air compressor yang bertujuan untuk membersihkan area
yang akan di cor dari kotoran seperti serpihan-serpihan polywood atau sisa-sisa
kawat bendrat dan debu.

Gambar 5.7 Pelaksanaan Pembersihan Area Cor

5.2.9 Pengecoran
Tahap pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pelat lantai
sehingga balok dan pelat lantai menjadi satu kesatuan. Karena pada proyek
Perluasan Rumah Sakit Tiara, Bekasi terbagi menjadi dua zona maka untuk
mempercepat proses pengerjaan dan memotong waktu pelaksanaan. Pada
tahap ini beton yang digunakan dengan mutu K-300 dengan slump test sebesar
12 cm. Berikut dibawah ini langkah-langkah pengerjaan pengecoran adalah
sebagai berikut:

a. Pertama-pertama menyiapkan alat yang akan digunakan untuk proses


pengecoran seperti vibrator dan concrete pump.
b. Bahan dasar beton seperti pasir, kerikil, semen dan air diproses di dalam
mixing truck.
c. Setelah mixing truck sampai di lokasi proyek, lakukan slump test sebelum
melakukan pengecoran untuk mengetahui kualitas beton telah memenuhi
atau belum.
d. Setelah melakukan slump test, campuran yang telah diaduk oleh truck
mixer dialirkan ke dalam concrete pump.
e. Setelah itu concrete pump akan memompa cairan beton hingga naik ke
pipa besi dan disemprotkan ke area yang ingin di cor.
f. Pada saat proses pengecoran, getarkan cairan beton pada area yang
telah ditungkan oleh cairan beton dengan vibrator untuk mengeluarkan
udara-udara yang timbul pada saat penuangan cairan beton agar cairan
merata dan padat.

Gambar 5.8 Pengecoran

5.2.8 Perawatan Beton (Curing)


Perawatan beton (curing) dilakukan setelah tahap pelepasan bekisting
selesai, maka curing langsung dilakukan. Pada tahap curing dilakukan dengan
cara menyirami permukaan beton dengan air secara berkala selama tujuh hari.
Tahap curing bertujuan untuk mencegah penguapan air yang berlebihan yang
mengakibatkan terjadinya penyusutan yang besar sehingga dapat mengurangi
kekuatan beton dan menimbulkan retak pada dinding beton.

Gambar 5.9 Perawatan Beton Curing

5.2.9 Pelepasan Bekisting


Tahap pelepasan bekisting balok dilakukan setelah ±14 hari agar beton
benar-benar mengeras. Setelah beton mencapai umur yang telah
direncanakan, maka bekisting akan dilepas. Setelah bekisting dilepas
selanjutnya pelepasan scaffolding yang menjadi penopang dari bekisting balok
tersebut.

Gambar 5.10 Pelepasan Bekisting


5.3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN VOLUME BETON BALOK
Pengerjaan pengecoran pada proyek Perluasan Rumah Sakit Tiara,
Bekasi dibagi menjadi dua zona, hal ini dilakukan untuk mempermudah
dalam pengerjaan pengecoran. Pada setiap zona memiliki beberapa tipe
balok disetiap lantainya. Penulis melakukan pengamatan dan perhitungan
kebutuhan volume beton pada balok dilantai 4 zona 2.
Sebuah balok terdiri dari tulangan utama, sengkang, dan tulangan
pinggang. Berikut ini merupakan perhitungan kebutuhan volume beton
pasa balok tipe B10 lantai 4 zona 2 as 3/B – D:

5.3.2 Volume Balok


Hasil perhitungan volume pada balok dengan tipe B10 yang terletak pada
as 3/B – D zona 2 adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Volume Balok Lantai 4
Zona 1 Tipe B10 As 3/B–D
Dimensi
Tipe Jumlah Volume
No. As
Balok (Unit) Panjang Lebar Tinggi Balok (m3)
(m) (m) (m)
1 B10 3/B-C 1 7,500 0,250 0,650 1,219
2 B10 3/C-D 1 7,500 0,250 0,650 1,219
Total Volume Balok 2,438

5.3.2 Perhitungan Volume Tulangan Balok


Menghitung volume pengecoran diawali dengan perhitungan volume
tulangan balok yang meliputi perhitungan tulangan utama dan perhitungan
volume tulangan sengkang. Berikut dibawah ini merupakan acuan dalam proses
perhitungan volume tulangan balok:

Luas
No Jenis Diameter
Tulangan
. Tulangan Tulangan (m)
(m2)
1 D10 0,010 0,0000785
2 D16 0,016 0,000201
Tabel 5.2 Jenis Tulangan Pada Balok Beserta Luasnya
Gambar 5.11 Denah Balok Tipe B10 Lantai 4 Zona 2 As 3/B–D

A. Perhitungan Volume Tulangan Utama


Data penulangan pada balok dengan tipe balok B10 pada lantai 4 zona 2
as 3/B – D adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3 Detail Tulangan Balok B10

1. Tulangan bagian atas


Berikut perhitungn tulangan bagian atas pada balok dengan tipe B10
dengan data-data yang telah didapat pada proyek Perluasan Rumah
Sakit Tiara, Bekasi:
lebar balok 1
×lebar balok 2
Panjang balok- 2
Panjang balok bersih = jumlah balok
0, 250
×0,250
7,500- 2
= 1
= 7,469 m
Diameter tulangan = 0,016 m
a) Tulangan tumpuan
1
×panjang balok bersih
Panjang tulangan = 4
1
× 7,469
= 4
= 1,86725 m
Jumlah tulangan = 8 buah (kiri) + 8 buah (kanan)
= 16 buah tumpuan
Panjang total = Panjang tulangan × jumlah tulangan
= 1,86725 × 16
= 29,876 m
Volume tulangan = luas tulangan × Panjang total
= 0,000201 × 29,876
= 0,006005076 m3
b) Tulangan lapangan
1
× panjang balok bersih
Panjang tulangan = 2
1
× 7,469
Jumlah tulangan = 2
= 3,7345 m
Jumlah tulangan = 3 buah
Panjang total = panjang tulangan × jumlah tulangan
= 3,7345 × 3
= 11,2035 m
Volume tulangan = luas tulangan × panjang total
= 0,000201 × 11,2035
= 0,0022519035m3
c) Total vol.tul. atas = vol. tul. tumpuan + vol. tul. lapangan
= 0,006005076 + 0,0022519035
= 0,0082569795 m3
2. Tulangan bagian bawah
Perhitungan tulangan bagian bawah pada balok dengan tipe B10 adalah
sebagai berikut.
lebar balok 1
×lebar balok 2
Panjang balok- 2
Panjang balok bersih = jumlah balok

0, 250
×0,250
7,500- 2
= 1
= 7,469 m
Diameter tulangan = 0,016 m
a) Tulangan tumpuan
1
×panjang balok bersih
Panjang tulangan = 4
1
× 7,469
= 4
= 1,86725 m
Jumlah tulangan = 4 buah (kiri) + 4 buah (kanan)
= 8 buah tumpuan
Panjang total = Panjang tulangan × jumlah tulangan
= 1,86725 × 8
= 14,938 m
Volume tulangan = luas tulangan × Panjang total
= 0,000201 × 14,938
= 0,003002538 m3
b) Tulangan lapangan
1
× panjang balok bersih
Panjang tulangan = 2
1
× 7,469
Jumlah tulangan = 2
= 3,7345 m
Jumlah tulangan = 8 buah
Panjang total = panjang tulangan × jumlah tulangan
= 3,7345 × 8
= 29,876 m
Volume tulangan = luas tulangan × panjang total
= 0,000201 × 29,876
= 0,006005076 m3
c) Total vol.tul. bwh = vol. tul. tumpuan + vol. tul. lapangan
= 0,003002538 + 0,006005076
= 0,009007614 m3
3. Tulangan sambungan lewatan (overlap)
Perhitungan tulangan sambungan lewatan pada balok B10 adalah
sebagai beikut.
a) Sambunggan bagian atas (tumpuan)
Panjang tulangan = 40 × D
= 40 × 0,016
= 0,640 m
Jumlah tulangan = 8 buah (kiri) + 8 buah (kanan)
= 16 buah tumpuan
Panjang total = panjang tulangan × jumlah tulangan
= 0,640 × 16
= 10,240 m
Volume tulangan = luas tulangan × panjang total
= 0,000201 × 10,240
= 0,00205824 m3
4. Total volume tulangan utama
Perhitungan volume total tulangan utama pada balok dengan tipe B10
adalah sebagai berikut.
volume tulangan bagian atas + volume tulangan
Total volume = bagian bawah + volume sambungan lewatan
= 0,0082569795 + 0,009007614 + 0,00205824
= 0,019322833 m3
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat bahwa jumlah
volume total untuk tulangan utama pada b alok dengan tipe B10 adalah sebesar
0,019322833 m3. Berikut dibawah ini merupakan hasil perhitungan dalam
bentuk tabel.
Tipe Jumla Tul.
No Hasil
Balo As h Tul. Atas Tul. Bawah Sambunga
. m3
k (Unit) n
0,00900761 0,0020582
1 B10 3/B-C 1 0,00825698 0,0193228
4 4
0,00900761 0,0020582
2 B10 3/C-D 1 0,00825698 0,0193228
4 4
Total Volume Tulangan Utama 0,0386457
Tabel 5.4 Hasil perhitungan Volume Tulangan Utama

B. Perhitungan Volume Tulangan Sengkang


Perhitungan untuk volume tulangan sengkang diiperlukan data panjang
sengkang, jumlah sengkang serta panjang total. Berikut perhitungan volume
tulangan sengkang untuk balok tipe B10.
1. Tulangan sengkang pada tumpuan kiri
Perhitungan tulangan sengkang balok bagian tumpuan kiri pada balok
dengan tipe B10 adalah sebagai berikut.
Panjang sengkang = (2 × (lebar balok bersih) + 2 × (tebal balok
bersih) + 4 × (2,5d) + 2 × (6d))
= (2 × (0,250-0,04-0,04) + 2 × (0,650-0,04-0,04) + 4

× (2,5 × 0,01) + 2 × (6 × 0,01))


= (2 × (0,170) + 2 × (0,570) + 4 × (0,025) + 2 ×
(0,06))
= (0,340 + 1,140 + 0,100 + 0,120)
= 1,700 m
 1 panjang balok 
 × 
Jumlah sengkang = 
4 jarak sengkang 

 1 7, 469 
 4 × 0,125 
=  
= 14,938
= 15 buah
Panjang total = panjang sengkang × jumlah sengkang
= 1,700 × 15
= 25,500 m
Volume sengkang = luas tulangan × panjang total
= 0,0000785 × 25,500

= 0,00200175 m3

2. Tulangan sengkang bagian lapangan


Perhitungan tulangan sengkang bagian lapangan pada balok dengan tipe
B10 pada as 3/B-D adalah sebagai berikut.
 1 panjang balok 
 × 
Jumlah sengkang = 
4 jarak sengkang 

 1 7, 469 
 4 × 0, 200 
=  
= 9,336
= 9 buah

Panjang total = panjang sengkang × jumlah sengkang


= 1,700 × 9
= 15,300 m
Volume sengkang = luas tulangan × panjang total
= 0,0000785 × 15,300
= 0,00120105 m3
3. Tulangan sengkang bagian tumpuan kanan
Perhitungan tulangan sengkang bagian tumpuan kanan pada balok
dengan tipe B10 pada as 3/B-D adalah sebagai berikut.
 1 panjang balok 
 × 
Jumlah sengkang = 
4 jarak sengkang 

 1 7, 469 
 4 × 0,125 
=  
= 14,938
= 15 buah
Panjang total = panjang sengkang × jumlah sengkang
= 1,700 × 15
= 25,500 m
Volume sengkang = luas tulangan × panjang total
= 0,0000785 × 25,500
= 0,00200175 m3

4. Total volume tulangan sengkang


Perhitungan volume total sengkang pada balok dengan tipe B10 pada as
3/B-D adalah sebagai berikut.
Total volume = volume sengkang tumpuan kiri + volume
sengkang
lapangan + volume sengkang tumpuan kanan
= 0,00200175 + 0,00120105 + 0,00200175
= 0,00520455 m3

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat bahwa jumlah


volume total untuk tulangan utama pada balok dengan tipe B10 adalah sebesar
0,00520455 m3. Berikut dibawah ini merupakan hasil perhitungan dalam bentuk
tabel.
Tipe Jumla Sengkang
No Sengkang Sengkang Hasil
Balo As h Tump.
. Tump.Kiri Lapangan m3
k (Unit) Kanan
0,0012010 0,0020017
0,0052045
1 B10 3/B-C 1 0,00200175
5 5 5
3/C- 0,0012010 0,0020017
0,0052045
2 B10 1 0,00200175
D 5 5 5
Total Volume Sengkang 0,0104091
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Volume Tulangan Sengkang

C. Perhitungan Total Volume Tulangan Balok


Perhitungan total volume balok tipe B10 pada as 3/B-D adalah sebagai
berikut.
Total volume = volume tulangan utama + volume tulangan
sengkang
= 0,019322833 + 0,00520455
= 0,0024527383 m3
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan diatas mengacu pada
standar detail proyek perluasan Rumah Sakit Tiara, Bekasi, maka diperoleh
hasil perhitungan volume total tulangan balok pada balok dengan tipe B10 pada
as 3/B-D sebesar 0,0024527383 m3.

Tipe Jumlah Volume Tulangan (m3) Hasil


No. As
Balok (Unit) Utama Sengkang m3
1 B10 3/B-C 1 0,0193 0,0052 0,0245
2 B10 3/C-D 1 0,0193 0,0052 0,0245
Total Volume Tulangan Balok 0,0491
Tabel 5.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Volume Total Tulangan pada Balok
Tipe B10 pada As 3/B-D Proyek Perluasaan Rumah Sakit Tiara, Bekasi

D. Perhitungan Volume Beton


Perhitungan total volume tulangan utama dengan balok tipe B10 pada as
3/B-D dengan data yang telah diperoleh pada proyek Perluasan Rumah
Sakit Tiara, Bekasi adalah sebagai berikut.
Volume Balok = 2,438 m3
Volume Beton = volume balok – volume total tulangan balok
= 2,438 – 0,0491
= 2,389 m3
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan mengacu pada
standar detail proyek Perluasan Rumah Sakit Tiara, Bekasi, maka diperoleh hasil
perhitungan volume beton pada balok dengan tipe B10 pada as 3/B-D sebesar

Hasil rekapitulasi perhitungan volume balok tipe B10 pada as 3/B-D pada
lantai 4 zona 2 proyek Perluasan Rumah Sakit Tiara, Bekasi dalam bentuk tabel
sehingga akan mempermudah dalam pembacaan data volume beton.

Tabel 5.7 Hasil Rekapitulasi Volume Beton

Total Volume
Tipe Jumlah
No. As Hasil m3
Balok (Unit)
Balok Tulangan
1 B10 3/B-C 1 2,438 0,0491 2,4871
2 B10 3/C-D 1 2,438 0,0491 2,4871
Total Volume Balok 4,9742

Hasil perhitungan berdasarkan volume beton diatas menghasilkan total


volume beton pada balok dengan tipe B10 pada as 3/B-D sebesar 4,9742 m3
Volume Beton
Kebutuhan truck mixer = Kapasitas Truck Mixer
4,9742
= 7
= 0,7106
= 1 truck mixer
Jika kebutuhan truck mixer untuk tipe balok B10 pada as 3/B-D dengan
volume beton yang membutuhkan sebanyak 4,9742 m 3, maka dapat
menggunakan 1 truck mixer yang berukuran besar dengan kapasitas truck
mixer sebesar 7 m3

Anda mungkin juga menyukai