Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk

digunakan pada bagian luar tubuh manusia (kulit) terutama untuk

membersihkan, mengharumkan, mengubah penampilan, melindungi dan

memelihara tubuh. (Tranggono dan Lathifa, 2007:7), kosmetik tidak hanya

digunakan untuk kecantikan kulit.

Sebagai salah satu bagian tubuh yang menjadi perhatian paling utama,

tak heran jika wajah menjadi pusat perhatian oleh sebagian besar mata.

Ditambah lagi dengan banyaknya iklan kecantikan yang menawarkan produk

yang dapat mempercantik atau mengurangi kadar minyak pada kulit sehingga

mendorong masyarakat berfikir bahwa kecantikan tidak hanya identik dengan

kulit putih. Saat ini berbagai macam perawatan wajah sudah banyak

ditawarkan. Mulai dari perawatan modern yang menggunakan peralatan

canggih dengan hasil yang langsung dapat dirasakan dalam waktu singkat

(Muliyawan, 2013).

Perawatan Kulit wajah sangat diperlukan oleh setiap manusia dimulai

dari usia muda hingga lanjut untuk tetap menjaga kesehatan kulit wajah.

Kebersihan dan kesehatan wajah sangat perlu diperhatikan karena tanpa

disadari kulit wajah tidak mungkin terbebas dari kotoran dan debu, ditambah

pula dengan pengaplikasian kosmetik pada wajah. Hal tersebut jika tidak

diperhatian dapat menimbulkan gangguan pada kulit wajah berupa jerawat

1
2

dan komedo. Katrine (2018:3) menyatakan tujuan dari perawatan kulit wajah

antara lain untuk meremajakan kulit wajah, memperbaiki kondisi kulit seperti

mengangkat sel-sel kulit mati, meningkatkan sirkulasi darah pada kulit wajah,

menghilangkan jerawat, serta membuat kulit wajah tetap terasa segar dan

memperlambat penuaan dini.

Mumpuni (2010:13) berpendapat bahwa umumnya jerawat muncul

pada usia remaja, tetapi tidak jarang jerawat juga muncul dan menyerang

orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seseorang yang memiliki

jerawat pada wajahnya secara otomatis mengurangi rasa percaya diri dalam

melakukan aktivitas, dikarenakan wajah kelihatan kusam dan menghitam.

Perubahan hormonal yang bisa mengakibatkan timbulnya jerawat juga terjadi

pada masa siklus menstruasi perempuan. Jerawat juga bisa disebabkan oleh

keadaaan lingkungan yang buruk karena banyak terkena debu dan bakteri

(Mumpuni,2010).

Untuk menjaga kulit agar tetap sehat dan cantik, salah satunya dengan

melakukan perawatan. Perawatan kulit wajah merupakan salah satu

penekanan utama untuk mendapatkan kulit yang cantik, sehat, dan segar.

Perawatan kulit wajah adalah cara yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan dan kecantikan kulit wajah seseorang. Perawatan kulit wajah

berjerawat dapat dilakukan dengan penggunaan kosmetik yang tepat.

Kosmetik telah dikenal sejak zaman nenek moyang, dengan memanfaatkan

bahan baku alami yang bertujuan untuk mempercantik diri.


3

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI No. 220/Menkes/Per/X/76

tangga l 6 September 1976 yang dikemukakan oleh (Wasitaatmadja 1997,

dalam Nabila & Rahmiati 2020), kosmetik adalah bahan atau campuran bahan

untuk digosokkan, diletakkan, dituangkan dipercikkan atau disemprotkan

pada bagian tubuh, dimasukkan kedalam kulit, dipergunakan pada badan atau

bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan dan memelihara,

menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat.

Masker kulit wajah merupakan salah satu jenis kosmetika tradisional

yang dapat digunakan sebagai perawatan wajah untuk mempertahankan

kesehatan kulit wajah. “Kegunaan masker banyak sekali terutama untuk

mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk yang sudah siap

mengelupas, menghaluskan dan mencerahkan kulit, meningkatkan

metabolisme sel kulit, meningkatkan peredaran darah dan getah bening,

memberikan rasa segar dan memberi nutrisi pada kulit serta kulit terlihat

cerah, sehat, halus, dan kencang” Kusantati, dkk (2009:222).

Masker terdiri dari macam-macam bentuk dan memiliki kandungan

serta fungsi yang sesuai dengan kulit wajah (Martina, 2019 dalam Nabila

2020). Menurut Astuti, dkk (2018) “Masker harus diolah dalam bentuk

tepung, karena bubuk halus dapat menutupi pori-pori kulit wajah dengan

sempurna, sehingga suhu kulit meningkat dan sirkulasi darah jadi lancar dan

fungsi kelenjar kulit meningkat. Selain itu pati dalam bentuk bubuk dapat

menghilangkan kotoran dan sel-sel kulit mati serta dapat mengencangkan

kulit wajah”.
4

Kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit wajah berjerawat

adalah kosmetika yang dapat mengurangi sebum pada wajah, serta mencegah

bakteri penyebab munculnya jerawat. Untuk mengatasi jerawat, salah satu

bahan alami untuk kosmetika tradisional adalah masker kulit kayu manis dan

tepung beras sebagai pelekat karena mengandung amilopektin.

Kulit Kayu manis (Cinnamomum burmanni) memiliki efek antibakteri

dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Streptococcus

pyogenes (Reppi,dkk., 2016). Menurut Bandar (2012) kandungan kimia kulit

kayu manis sebagian besar alkohol cinnamyl, coumarin, asam sinamat,

cinnamaldehyde, anthocynin,dan minyak esensial serta gula,protein lemak

kasar, pektin, dan lain-lain, bukan hanya bermanfaat untuk bumbu masakan

tetapi juga berguna untuk pengobatan. Menurut Bin Shan et.al (2007) kulit

kayu manis memiliki kandungan yang dominan yaitu minyak atsiri,

cinnamaldehyde, beberapa polyphenol terutama proanthocyanidin dan (epi)

catechins. Cinnamaldehyde dan proanthocynidin nyata berpengaruh sebagai

antibakteri. Reppi dkk. (2016) juga membuktikan bahwa ekstrak kulit kayu

manis hasil maserai menggunakan ekstrak etanol 80% bersifat sebagai

antibakteri terhadap E. Coli dan Streptococcus pyogenes. Senyawa yang

dianggap bersifat antibakteri adalah eugenol dan Cinnamaldehyde.

Masalah merawat kecantikan bukanlah sesuatu yang baru. Hal ini telah

dikenal sejak zaman dahulu, dan merupakan unsur kebudayaan masyarakat

sepanjang masa perkembangan umat manusia. Sebab, kecantikan dan

kesehatan lahir dan batin merupakan vitalitas hidup yang harus dimiliki setiap
5

insan,baik wanita maupun pria. Penilaian bentuk dan rupa serta norma-norma

kecantikan berubah sesuai dengan tuntutan zaman,dan dipengaruhi oleh

pertumbuhan teknologi, jenis-jenis kosmetik yang tersedia, peralatan

perawatan kecantikan atau teknik perawatan. Kemudian, berkembanglah

berbagai kosmetik baru dan peralatan modern, sehingga memungkinkan

perencanaan bermacam-macam teknik perawatan canggih. Namun dalam hal

ini, untuk keindahan kulit tidak hanya dapat diandalkan dengan memakai

berbagai kosmetik saja, apakah kosmetik yang berbentuk cair ataupun yang

berbentuk cream. Karena kosmetik mempunyai sifat membantu

menetralisasikan saja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti buat, maka masalah yang

akan diangkatkan sebagai berikut:

1. Kulit berjerawat membuat kurang percaya diri

2. Kulit kayu manis merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat

salah satunya jika di campur dengan tepung beras yang memiliki khasiat

seperti untuk mengeringkan jerawat, mencerahkan wajah dan mengobati

jerawat.

3. Penelitian kelayakan masker kulit kayu manis dengan penambahan tepung

beras sebagai perawatan kulit wajah berjerawat belum pernah dilakukan.


6

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang akan

diteliti untuk menghindari kesalah pahaman terhadap konsep dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Kelayakan masker kulit kayu manis sebagai salah satu tanaman yang

mengandung senyawa aktif sinamaldehid dan eugenol yang berkhasiat

sebagai antibakteri dan tepung beras dilihat dari Kandungan untuk

perawatan kulit berjerawat.

2. Kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras dapat dilihat dari

tekstur, aroma, dan daya lekat.

3. Kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras dapat dilihat dari

kesukaan panelis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka

dirumuskanlah permasalahan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras

dilihat dari Kandungan untuk perawatan kulit berjerawat?

2. Bagaimanakah kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras dapat

dilihat dari tekstur, aroma, dan daya lekat

3. Bagaimanakah kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras

dilihat dari kesukaan panelis?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian antara lain:


7

1. Untuk menganalisis kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras

dilihat dari kandungan dan tepung beras untuk perawatan kulit berjerawat.

2. Untuk menganalisis kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras

dilihat dari tekstur, aroma, dan dayalekat.

3. Untuk menganalisis kelayakan masker kulit kayu manis dan tepung beras

dilihat kesukaan panelis.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang membuat masker kulit kayu manis dan tepung beras

masker untuk kulit wajah berjerawat serta menambah pengalaman dan

wawasan tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan prosedur akademik

untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Bagi Dosen dan Jurusan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

cara membuat masker kulit kayu manis dan tepung beras untuk kulit wajah

yang berjerawat dan sebagai masukan tentang perkembangan pelaksanaan

penelitian sesuai prosedur untuk memperoleh gelar sarjana.

3. Bagi Panelis

Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Sains Terapan juga kesempatan untuk mencoba dan berlatih

langsung melakukan eksperimen serta menerapkan ilmu yang diperoleh.


8

4. Bagi Masyarakat sebagai Responden

Penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan

tentang cara mengobati jerawat agar lebih teliti dalam pemilihan obat

jerawat.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kulit

a. Pengertian Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang

menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan

selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Kulit disebut juga

integumen atau kutis, tumbuh dari dua macam yaitu jaringan epitel yang

menumbuh lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang

menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).

Kulit merupakn susunan serabut saraf yang teranyam secara halus,

berfungsi merasakan sentuhan atau sebagai alat peraba. Klit merupakan

organ yang paling luar sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan

kimia,cahaya matahari, mikroorganisme dan menjaga keseimbangan tubuh

dengan lingkungan. Kulit merupakan indikator untuk memperoleh kesan

umum,dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit misalnya

pucat,kekuning-kuningan,kemerah-merahan. Suhu kulit meningkat dengan

adanya kelainan pada kulit atau gangguan psikis (mis, stress, ketakutan

,atau marah) yang menyebabkan perubahan pada kulit Syaifuddin (2006).

b. Struktur Kulit

Pengetahuan struktur kulit dan daya kerja kimia dari alat-alat

kosmetik perlu diketahui, guna pemeliharaan dan perawatan

9
10

kesehatan/kecantikan kulit yang tepat.

Kulit adalah lapisan paling luar yang membungkus seluruh tubuh

dan melindungi tubuh bagian dalam. Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan,

masing-masing dari luar ke dalam.

1) Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas

epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri

dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf;

oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada

lapisan dermis. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di

tubuh, paling tebal terdapat pada telapak 6 tangan dan kaki, ketebalan

epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit.

2) Dermis

Dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan,

dermis terutama terdiri dari serabut kolagen dan elastin. Serabut-serabut

kolagen menebal dan sintesa kolagen akan berkurang seiring dengan

bertambahnya usia. Sedangkan serabut elastin terus meningkat dan

menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali

dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen akan saling

bersilang dalam jumlah yang besar dan serabut elastin akan berkurang

mengakibatkan kulit terjadi kehilangan kelenturanannya dan tampak

berkeriput (Perdana kusuma, 2007).


11

3) Hipodermis

Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut

hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan

ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di

bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda 7 menurut daerah

tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah

ke dermis untuk regenerasi (Perdanakusuma, 2007).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kulit adalah organ

terluar dari tubuh yang melapisi tubuh manusia yang berfungsi untuk

melindungi tubuh dari gangguan luar serta melindungi organ-organ lain

yang berada dibawah jaringan kulit, juga terdiri atas 2 lapisan utama

yaitu epidermis dan dermis serta di bawah dermis ada selapis jaringan

ikat longgar yaitu hipo- dermis.

4) Fungsi Kulit

Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, ekskresi, persepsi,

pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan 11 pigmen,

pembentukan vitamin D dan keratinisasi. Kulit yang sehat tidak mudah

menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah

menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.

Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,

hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan

dapat berlangsung memlalui celah antara sel, menembus sel-sel

epidermis atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang
12

melalui sel sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar

(Wasitaatmadja, 2010).

Dari uraian pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

kulit yaitu sebagai proteksi, absorbsi, ekskresi, persepsi, pengaturan

suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan 11 pigmen, pembentukan

vitamin D dan keratinisasi.

c. Jenis-jenis Kulit

Setiap orang memiliki jenis kulit wajah yang berbeda, untuk

melakukan perawatan kulit, tentunya harus bisa menganalisis jenis kulit

yang dimiliki. Jenis kulit yang berbeda juga mempunyai perawatan yang

sama sekali berbeda sesuai kondisi kulitwajah.

Rostamailis (2005) menjelaskan :

1) Kulit Jenis kulit normal, dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1)


Tidak bernyimak dan tidak kering. 2) Terlihat segar. 3) Tidak
berjerawat.
2) Jenis kulit kering, dengan ciri-ciri seperti: 1) Kulit terlihat
kering dan pori-pori halus. 2) Kulit terlihat tipis dan sensitive.
3) Berkerut.
3) Jenis kulit berminyak, dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Pori-
pori terlihat besar. 2) Muka berminyak dan tumbuh jerawat. 3)
Penyakit dan Kelainan Kulit.

1) Kulit Normal

Kulit normal merupakan kulit ideal yang sehat, tidak kusam dan

mengkilat serta memiliki kelembaban yang cukup. Menurut pendapat

Hayatunnufus (2009:11), “kulit normal dengan ciri- cirinya sebagai

berikut: pori-pori kulit kelihatan kecil dan kulit halus/licin, tidak

berminyak dan tidak berjerawat, elastisitas kulit baik, kulit kelihatan


13

sehat, bercahaya dan segar, tidak terdapat kelainan-kelainan kulit

berupa gangguan pigmentasi, komedo, jerawat, maupun noda- noda

lain, dan warna rata pada seluruh tubuh”.

2) Kulit Berminyak

Menurut Kusantati (2008:20) “kulit berminyak, dengan ciri- ciri

kulit tebal, pori-pori besar, mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat

dan berkilat”. Kulit berminyak dengan ciri-ciri sebagai berikut: terlihat

mengkilap dan berminyak, pori-pori terbuka dan besar, cenderung

berjerawat make up tidak tahan lama (Hayatunnufus (2009:11).

3) Kulit Kering

Kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan

kulitpun cenderung terlihat berkeriput (Kusantati, 2008:71). Kulit

kering yang memiliki sedikit kadar lemak sehingga kulit menjadi

kurang elastis, kaku, dan tampak kerutan. Selain itu, kelembaban kulit

juga menurun sehingga kulit tampak kasar, bersisik, dan gatal.

Dari uraian pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

kulit memiliki jenis yaitu: 1) kulit normal adalah kulit ideal yang sehat,

tidak kusam dan mengkilat serta memiliki kelembaban yang cukup, 2)

kulit berminyak adalah kulit yang tebal, pori-pori besar, mudah

menyerap kotoran, mudah berjerawat dan berkilat, 3) kulit kering

adalah kulit dengan kadar air yang kurang atau rendah.


14

4) Kulit Wajah Berjerawat

a) Pengertian Jerawat

Menurut pendapat Meita, (2011:23) dalam Ajeng (2017)

“Jerawat adalah suatau keadaan ketika pori-pori kulit tersumbat

sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat

(acne) adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan produksi

kelenjar minyak (subaceous gland) sehingga menyebabkan produksi

minyak berlebih. Kondisi ini memicu terjadinya penyumbatan

saluran folikel rambut dan pori-pori kulit (Mumpuni: 2010: 3).

Jerawat dalam bahasa Inggris adalah acne. Jerawat atau acne

vulgaris adalah suatu kelainan berupa peradangan pada lapisan

pilosebaseus (folikel rambut) yang disertai dengan penyumbatan dan

penimbunan bahan keratin. Biasanya jerawat timbul di daerah wajah,

leher, dada dan punggung yang ditandai adanya komedo (white-head

dan black-head), benjolan berwarna merah (papul), benjolan

meradang berisi nanah (pustule), benjolan keras di bawah kulit

(nodul/kista) (BPOM RI, 2009:2). Jerawat merupakan suatu

gangguan kulit yang paling umum terjadi pada remaja yang berupa

bintik-bintik, terutama pada wajah, dada bagian atas dan punggung

(Jain,2004:19).

Sebanyak 80% permasalahan kulit usia dewasa muda.

Meskibegitu, bagi yang berusia lanjut pun tak terhindar dari masalah

jerawat (Zulfikar, 2010:28) Menurut Achroni (2012:23) bahwa


15

“jerawat merupakan peradangan akibat tersumbatnya pori-pori

kulit,penyumbatan terjadi karena adanya kelebihan sekresi dari

kelenjar minyak kulit dan akumulasi sel-sel kulit mati. Kombinasi ini

mendorong bakteri berkembang biak dan menyebabkan peradangan

meningkat pada kulit”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa jerawat merupakan kondisi abnormal kulit akibat gangguan

produksi kelenjar minyak sehingga menyebabkan produksi minyak

berlebih yang dapat memicu terjadinya penyumbatan saluran folikel

rambut dan pori-porikulit.

b) Jenis-jenis Jerawat

Menurut Jain (2004: 20) jerawat dikelompokkan menjadi 3 tipe

menurut jenis dan tempat tumbuhnya yaitu:

1) jerawat ringan cirinya noda putih, noda hitam, dan


bintik- bintik, 2) jerawat sedang cirinya terdapat lebih
banyak bintik-bintik dan bisul pada wajah dan mungkin
juga pada dada atau punggung, dan 3) jerawat akut
cirinya terdapat bisul yang besar dan menyakitkan pada
wajah, dada dan punggung, bagian-bagian lain bisa
terpengaruh, dan jerawat ini bisa mengarah pada bekas
luka yangpermanen.

Menurut Mumpuni (2010) menguraikan jenis-jenis jerawat:

1) Tipe non-inflammatory yaitu tipe jerawat yang tidak


membuat sakit dan tidak akan bertambah besar. Yang
termasuk kategori ini ada dua, yaitu komedo putih
(whitehead) dan komedo hitam (blackhead). 2) Tipe
inflamatory yaitu jerawat yang sering menimbulkan rasa
sakit dan kemungkinan bisa terus bertambah besar.
Jerawat ini biasanya berwarna merah masak.
16

Menurut Pendapat Kusantati (2008:77) menyatakan jenis-jenis

jerawat adalah sebagai berikut :

1) Acne Juvenil
Acne Juvenil muncul pada masa pubertas, di mana
acne ini biasanya menyerang remaja usia 14 – 20
tahun. Penyebabnya adalah masalah hormonal yang
belumstabil dalam memproduksi sebum.
2) Acne Vulgaris
Acne Vulgaris adalah jenis jerawat yang berbentuk
komedo, yang timbul pada kulit berminyak.
3) Acne Rosacea
Acne Rosacea yaitu jerawat yang muncul pada wanita
yang berusia 30 hingga 40 tahun, tandanya mula-mula
jerawat akan tampak kemerahan kemudian menjadi
radang hingga menimbulkan sisik di lipatan hidung.
4) Acne Nitrosica
Acne Nitrosica merupakan jenis jerawat yang sangat
berbahaya karena akan menimbulkan lubang atau
bopeng.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas jenis-jenis jerawat bisa

diklasifikasikan berdasarkan tipe-tipe yang berbeda yang

menimbulkan masalah pada wajah.

c) Faktor Timbulnya Jerawat

Menurut Winarno dan Ahnan (2014:19) dalam Ajeng (2017),

“faktor-faktor yang pada umumnya menyebabkan timbulnya jerawat

adalah perubahan hormonal anatara lain pada masa pubertas,

kehamilan, menstruasi, menopause dan obat-obatan hormonal, selain

perubahan hormonal jerawat dapat disebabkan oleh kosmetik dan

pelembab yang berbasis minyak, stres pada kulit karena pakaian

ketat dan penggunaan alat kontrasepsi, infeksi bakteri, faktor

keturunan, gangguan emosional dan toksin”. Menurut Kusantati dkk


17

(2008:78), mengatakan beberapa faktor penyebab timbulnya

masalah-masalah jerawat yaitu:

(1) Genetik, mereka yang orang tuanya berjerawat selagi


muda, maka anaknya akan lebih mudah terkena
jerawat dibandingkan mereka yang tidak memiliki
genetik berjerawat.
(2) Umur dan jenis kelamin, pada umumnya jerawat
muncul pada usia pubertas dan remaja (usia 13-19
tahun).
(3) Makanan, secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa
mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat
meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal
tersebut memicu produksi hormon androgen yang
membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar minyak
yang tinggi dalam kulit merupakan pemicu paling
besar terhadap timbulnya jerawat.
(4) Gangguan pencernaan makanan, tidak teraturnya
pembuangan kotoran dapat mempengaruhi timbulnya
jerawat.
(5) Alergi terhadap makanan, alergi terhadap zat protein,
kerbohidrat dan lemak dapat menjadikan timbulnya
jerawat yangparah.
(6) Mekanis, kebiasaan memegang atau memencet
jerawat menyebabkan jerawat lebih parah, karena luka
yang terjadi memungkinkan infeksi dan menyebabkan
penyebaran infeksi keseluruhtubuh.
(7) Iklim yang lembab dan panas dapat menyyebabkan
kelenjar palit bekerja lebih giat dan dapat
memperburuk keadaanjerawat.

Sedangkan menurut Zulfikar (2010:29) ada empat faktor

penyebab timbulnya jerawat:

(1) Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh asam lemak


(sebum yang dihasilkan oleh kelenjar lemak/ sebasea
pada kulit wajah) yang berubah menjadipadat.
(2) Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormon,
kondisi fisik danpsikologis.
(3) Peningkatan populasi dan aktivitas bakteri
propionibacteri acnes karena bakteri ini terdapat di
muara kelenjar sebasea dan suka makansebum.
(4) Reaksi radang, kelenjar sebasea yang sudah
mengalami bendungan dan akhirnya pecah, isi lemak
18

tumpah ke dalam jaringan kulit dan memancing


serbuan sel darah putih karena dianggap sebagai
benda asing.

Dari pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan faktor

penyebab terjadinya jerawat adalah faktor genetik, adanya sumbatan

pori-pori kulit oleh asam lemak, peningkatan produksi sebum,

penggunaan kosmetik dan pelembab yang tidak sesuai dengan jenis

kulit, masa pubertas, dan stress serta infeksi kulit karena

menggunakan pakaian yang terlaluketat.

d) Perawatan Kulit Wajah Berjerawat

Perawatan wajah menurut Kusantati (2008 : 191) merupakan

perawatan wajah yang menjadi ketentuan alam jika setiap

pertambahan usia membawa konsekuensi penurunan kualitas tubuh.

Kulit wajah yang saat muda halus dan kencang, semakin bertambah

usia, semakin menunjukkantanda-tanda penuaan seperti kerut,

keriput, garis halus dan flek hitam. Proses penuaan pada kulit terjadi

karena kulit tidak dapat lagi menghasilkan banyak kolagen dan

elastin, yang fungsinya untuk mengencangkan dan mengenyalkan

kulit. Penurunan produksi kolagen dan elastin dialami oleh orang-

orang yang berusia di atas 30 tahun, karena kulitnya semakin tua,

semakin menipis dan kering. Banyak cara dapat dilakukan untuk

memperlambat proses penuaan dan tetap awet muda, salah satunya

dengan melakukan perawatan wajah sejak dini secara rutin.


19

Darwati (2013), menjelaskan “perawatan terdiri atas dua

bagian yaitu: perawatan dari dalam dan perawatan dari luar.

Perawatan kulit dari dalam yaitu merawat kulit dengan

mengkonsumsi bahan makanan yang dapat menyehatkan kulit, dan

banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin yang

baik untuk kulit, sedangkan perawatan kulit dari luar yaitu perawatan

yang dilakukan secara langsung pada kulit dengan pemakaian

kosmetikyang dioleskan pada permukaan kulitagar terlihat cantik,

cerah, dan sehat”. Agar kecantikan terpancarsempurna maka

perawatan kulit wajah sangat penting untuk dilakukan. Dalam

melakukan perawatan kulit wajah sebaiknya memilih bahan

alami/tradisional. Tujuan utama dari perawatan wajah adalah

mendapatkan kulit wajah yang bersih, sehat, segar dan halus. Darwati

(2013:32).

Jenis perawatan kulit wajah berjerawat terdiri atas tiga macam,

seperti yang dijelaskan Mumpuni (2010:71-73) yaitu: “(1) perawatan

secara khusus adalah untuk mengatasi dan menangani kasus-kasus

pada jerawat khusus, seperti jerawat pada punggung, (2) perawatan

daridalam adalah perawatan kulit wajah berjerawat yang dilakukan

tidak hanya pada jerawat itu sendiri, tetapi dari dalam tubuh

penderita, yaitu dengan obat- obatan sehingga mempengaruhi kerja

hormonal yang menyebabkan timbulnya jerawat, (3) dan pengobatan

dari luar adalah perawatan untuk jerawat yang bersifat sementara


20

dengan cara dioleskan, ditempelkan, dibalurkan atau digunakan

sebagai pencuci wajah”.

Rostamailis (2005:16) juga menjelaskan bahwa perawatan

kulit terbagi atas dua jenis yaitu:

1) Perawatan kulit dengan menggunakan bahan-bahan


alami/tradisional, 2) perawatan kulit dengan bahan
modern. Perawatan secara tradisional maksudnya,
perawatan menggunakan bahan alami dan sangat kecil
resikonya, sedangkan perawatan secara modern adalah
dengan menggunakan sediaan kosmetik yang berbahan
kimia yang sudah dikemas berupa produk dengan alat-
alat modern/canggih dan menggunakan bahan modern
memiliki resiko/efek samping apabila tidak hati-hati
dalam penggunaan dan penyimpanannya.

Dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

perawatan untuk kulit berjerawat adalah dengan melakukan

perawatan wajah secara khusus, perawatan secara rutin untuk

merawat kulit dari dalam dan dari luar.

2. Kosmetik

Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 19 Tahun 2015

pengertian kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk

digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir,

dan organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut,

terutama untuk membersihkan, mewangikan,mengubah penampilan, dan/atau

memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi

baik.

Menurut pendapat Muliyawan (2013:136) mengatakan bahwa kosmetik

dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu: (1) Kosmetik modern merupakan jenis
21

kosmetika yang diramu dari bahan-bahan kimia, lalu diolah dengan cara

modern menggunakan alat teknologi yang sudah canggih, dan kosmetik ini

banyak ditemukan dipasaran, toko farmasi, supermarket, dan salon-salon

kecantikan, jenis kosmetika modern termasuk pada jenis kosmetik medic

(cosmedics). (2) Kosmetika tradisional dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok

yaitu: (a) murni tradisional merupakan jenis kosmetika yang dibuat dari

bahan alami dan diolah menurut resep nenek moyang dan cara meramu yang

dikenal secara turun temurun, kosmetik yang termasuk dalam jenis ini adalah

mangir dan lulur. (b) semi tradisional yaitu kosmetik yang resepnya diambil

dari nenek moyang, dan bahan yang digunakan adalah bahan alami, namun

diolah dengan cara yang sudah modern, kosmetik tersebut dikemas secara

modern dan diberi bahan pengawet. (c) hanya menempelkan nama yang

tradisional, sementara komponen yang digunakan sudah tidak lagi tradisional.

Penggolongan kosmetik menurut kegunaan bagi kulit dibagi menjadi

kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic) dan kosmetik riasan (dekoratif

atau make-up). Kosmetik perawatan kulit yaitu untuk perawatan kulit yang

diperlukan untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, diantaranya:

kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream,

cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener), kosmetik untuk melembabkan

kulit (moisturizer), misalnya moisturizing cream, night cream, kosmetik 9

pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation,

sunblock cream dan lotion, kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas

kulit (peeling), misalnya scrub cream yang berisi butiran – butiran halus yang
22

berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver) (Tranggono, 2007 dalam Irma,

2018).

Menurut peraturan Menkes RI No 445 tahun 1998 dalam Kusantati

(2008:105) menjelaskan bahwa:

Kosmetika adalah bahan atau penambahan bahan untuk


digosokkan, diletakkan, dituangkan, dipercikkan, atau
disemprotkan, dimasukkan, dipergunakan pada badan atau bagian
badan manusia dengan maksud untuk memberikan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.

Muliyawan (2013:1) menjelaskan bahwa “kosmetik adalah penambahan

bahan yang diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis

kulit, rambut, gigi dan sebagainya dengan tujuan menambah daya tarik,

melindungi, memperbaiki, sehingga tampilannya lebih baik dari semula”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kosmetik adalah

bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar

tubuh manusia untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan,

dan memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada

kondisibaik.

Berdasarkan cara pembuatannya kosmetika dibagi atas tiga macam

seperti dijelaskan Rostamailis (2005:14-15) yaitu:

1) Kosmetik tradisional, maksudnya kosmetik alami yang dapat


dibuat sendiri, langsung dari bahan-bahan yang segar atau
bahan- bahan yang telah dikeringkan, buah-buahan atau
tanaman- tanaman yang ada disekitar kita. Kosmetik ini diolah
menurut resep dan cara pengolahannya yang turun- temurun
dari nenek moyang.
23

2) Kosmetik semi tradisional adalah kosmetik yang berbahan


alami yang ditambah bahan-bahan pengawet, sehingga
kosmetik tersebut menjadi tahan lama, diolah dengan jumlah
yang banyak, dikemas dalam bentuk yang indahdanmenarik.
3) Kosmetik modern adalah kosmetik yang diproduksi secara
pabrik (laboratorium) dimana bahan-bahannya telah dicampur
dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut,
agar tahan lama dan tidak cepat rusak, dikemas dalam bentuk
yang indah dan menarik.

Kosmetika tradisional menurut Tritanti (2009:2), merupakan kosmetika

yang bahan bakunya berasal dari alam, dimana dalam pengolahannya

menggunakan teknik tradisional, dan tidak menambahkan bahan pengawet

maupun bahan kimia. Kosmetika tradisional digunakan baik untuk perawatan

dari dalam tubuh maupun luar tubuh.

Berdasarkan uraian ahli diatas kosmetik berdasarkan sifat dan cara

pembuatannya digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) kosmetik tradisional

yang diolah secara alami dan menggunakan bahan alami. (2) kosmetik semi

tradisional ini menggunakan bahan alami tetapi telah diolah dalam pabrik, (3)

kosmetik modern yang diolah di pabrik dengan tambahan zat-zat kimia agar

dapat disimpan dalam jangka waktupanjang.

3. Masker

a. Pengertian Masker

Masker adalah kosmetik yang digunakan pada bagian terakhir dalam

perawatan kulit wajah. Menurut Achroni (2012:50) mengatakan bahwa

masker wajah merupakan sedian kosmetik yang dipergunakan pada tingkat

terakhir dalam perawatan kulit wajah. Masker tersebut ada yang berbentuk

alami (tradisional), semi tradisional dan modern. Dalam pemakaian masker


24

tersebut haruslah disesuaikan dengan jenis kulit wajah seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya.

Setiap perawatan dilakukan secara teratur. Bila tidak teratur akan

dapat menimbulkan efek yang negatif seperti ditumbuhi jerawat,

figmentasi dan kelainan lainnya. Oleh karena itu perawatan harus

dilakukan secara bertahap. Penggunaan masker dapat dilakukan 2 x dalam

seminggu atau 1 kali seminggu, Pipin (2010:16) dalam Yulianti (2014).

Widiawati, (2012:218) dalam Ajeng (2017) menjelaskan bahwa

“masker adalah jenis kosmetik yang dioleskan, masker sangat bermanfaat

untuk menjaga dan merawat kulit wajah, menyegarkan, memperbaiki serta

mengencangkan kulit wajah”.

Menurut Maspiyah (2009:9) menjelaskan bahwa:

Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat akhir


dalam perawatan kulit wajah. Penggunaannya dilakukan setelah
massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan
bibir sehingga tampak seperti memakai topeng wajah. Masker
juga termasuk kosmetik yang bekerja mendalam (deep cleansing)
karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang sudahmati.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa masker adalah

bahan kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dari perawatan

kulit wajah dan penggunannya secara teratur.

b. Manfaat Masker

Menurut Keen (2012:117) dalam Yulianti (2014), bahwa masker

berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah, mengecilkan pori-pori,

megurangi kadar minyak pada kulit berminyak dan mengurangi jerawat

serta menyamarkan noda hitam pada kulit wajah.


25

Fungsi masker menurut pendapat Hayatunnufus (2009:100):

1) Sebagai pelembut, penyejuk dan pelindung wajah, sehingga


kulit wajah akan lebih lembutdansegar
2) Menghilangkan kusam pada kulit, sehingga kulit wajah
kelihatan lebih bercahaya
3) Menggugurkan sel-sel yang sudah tuadanmati
4) Menyegarkan kulit, memupuk kulit yakni memberi makan
walaupun jumlah yang terbatas dapat diterima atau diserap oleh
kulit dan bertujuan untuk memuluskan danmelembutkankulit
5) Mengencangkan kulit dan mencegah keriput pada wajah
6) Menutup pori-pori danmemutihkankulit
7) Menormalkan kulit dari gangguan jerawat, noda-noda hitam
dan mengeluarkan lemak yang berlebihan padakulit
8) Meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan dan kecantikan kulit,
memperbaharui dan merangsang kembali kegiatan- kegiatan
sel kulit.

Muliyawan (2013:137), menjelaskan fungsi masker yaitu :

1) Memperbaiki dan merangsang sel-sel kulit yang masih aktif.


2) Mengangkat kotoran dan sel-sel kulit mati yang masih terdapat
pada kulit secara mendalam.
3) Memperbaiki dan mengencangkan kulit.
4) Memberi nutrisi, menghaluskan, melembutkan dan menjaga
kelembabankulit.
5) Mencegah, mengurangi dan menyamarkan kerusakan pada
kulit seperti gejala keriput dan hyperpigmentasi.
6) Melancarkan aliran darah dan getah bening oada jarigan
kulit.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

fungsi dari masker adalah mengecilkan pori-pori, megurangi kadar minyak

pada kulit berminyak dan mengurangi jerawat serta menyamarkan noda

hitam pada kulit wajah.

c. Macam-macam Masker Wajah

Masker macam-macam bentuknya ada yang diolah secara modern

dan adapula yang dibuat secara alami (tradisional), bagaimanapun

penggolahannya yang terpenting adalah penggunaanya yang harus sesuai


26

dengan jenis kulit dan permasalahan kulit wajah yang sedang dialami.

Macam-macam bentuk masker terbagi menjadi lima Leoni (2014), dalam

Ajeng (2017) yaitu:

1) Masker Bubuk

Masker bubuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan

diambil kadarairnya. Untuk membuatnya, campurkan 1 sendok makan

masker bubuk dengan air mawar secukupnya kemudian aduk sampai

adonan menjadi kental dan oleskan pada wajah dan leher. Arah

pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan biarkan sampai

mengering sekitar kurang lebih 15 menit.

2) Masker krim

Masker krim biasanya dikemas dalam bentuk tube. Kelebihan

masker ini adalah bisa dipadukan dengan beberapa jenis bahan masker.

Masker krim cocok untuk kulit kombinasi. Cara pemakaiannya,

aplikasikan masker pada wajah, tunggu hingga kering lebih kurang 15

menit, lalu bersihkan dengan menggunakan handuk/ washlap yang

lembapdan hangat.

3) Masker Gel

Fungsi masker gel sama dengan krim pengelupas. Di pasaran

sudah tersedia masker gel yang mengandung asam alfa hidroksi (AHA)

yang dibuat dari sari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Karena sifat

kandungannya yang asam, masker gel cocok digunakan untuk kulit

yang berjerawat. Masker gel cukup praktis, karena setelah kering bisa
27

langsung diangkat tanpa perlu dibilas.

4) Masker Kain/ Masker Kertas

Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah

dengan beberapa lubang dibagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan

masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. Biasanya

masker kertas ataupun kain sebelum digunakan harus dibasahi terlebih

dahulu dengan cairan tertentu sesuai dengan kebutuhan kulit. Cairannya

bias berupa pelembap berbentuk cairan, minyak esensial, dan airmurni.

5) Masker Bahan Alami

Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya ekstrak dari

buah- buahan atau sayur-sayuran, kuning telur, putih telur, susu, madu,

minyak zaitun, dan sebagainya. Bahan-bahannya biasanya diolah

menjadi bubuk atau hanya diiris lalu langsung ditempelkan pada wajah.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa macam-

macam masker yaitu: 1) masker bubuk, 2) masker krim, 3) masker gel, 4)

masker kain/kertas, 5) masker bahan alami.

4. Kulit Kayu Manis

Gambar 1. Kulit Kayu Manis


Sumber: www.google.com
28

Kulit kayu manis di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang

sering digunakan untuk mengobati segala penyakit. Khususnya untuk jerawat

kayu manis (Cinnamomum burmanni) belum banyak diketahui oleh

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri

masker anti jerawat kulit kayu manis serta kualitasnya terhadap

Staphylococus aureus. (Reppi,dkk:2016).

Kulit kayu manis memiliki efek antibakteri dalam menghambat

pertumbuhan Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes (Reppi, dkk.,

2016). Menurut Bandar (2012) kandungan kimia kulit kayu manis sebagian

besar alkohol cinnamyl, coumarin, asam sinamat, cinnamaldehyde,

anthocynin, dan minyak esensial serta gula, protein, lemak kasar,pektin,dan

lain-lain,bukan hanya bermanfaat untuk bumbu masakan tetapi juga berguna

untuk pengobatan. Menurut Bin Shan et.al. (2007) kulit kayu manis memiliki

kandungan yang dominan yaitu minyak atsiri, cinnamaldehyde, beberapa

polyphenol terutama proanthocyanidin dan (epi) catechins. Cinnamaldehyde

dan proanthocyanidin nyatanya berpengaruh sebagai antibakteri. Reppi dkk.

(2016) juga membuktikan bahwa kulit kayu manis hasil meserasi

menggunakan ekstrak etanol 80% bersifat sebagai antibakteri terhadap E.

Coli dan streptococcuspygenes. Senyawa yang dianggap bersifat antibakteri

adalah eugenol dan cinnamaldehyde.

Menurut Gupta C,Garg AP,dkk (2008;2) Salah satu herbal yang diteliti

memiliki aktivitas antibakteri adalah kayu manis (Cinnamomum burmanni

Neesex Bl.). Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh para ahli, disebutkan
29

bahwa herbal oil kayu manis maupun ekstrak etanol (50%) kayu manis

cinnamomum zeylanicum memiliki aktivitas antibakteri terhadap 10 jenis

bakteri. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa (E)- cinnamaldehyde (minyak

atsiri) dan proanthocyanidins (folipenol) merupakan kandungan yang

terdapat dalam herbal oil kulit batang kayu manis cinnamomum burmanii

blume yang memberikan efek antibakteri sedangkan herbal oil daun

kayu manis cinnamomum osmophloem mengandung cinnamaldehyde yang

memiliki aktivitas antibakteri. Kulit batang dan daun cinnamomum burmannii

mengandung minyak atsiri, saponin dan flavonoida. Disamping itu kulit

batang juga mengandung tannin, mengandung alkaloida dan polifenol.

Menurut Shan B,Cai YZ,dkk (2007;55) Masalah pada kulit dapat

ditimbulkan oleh bakteri, jamur atau virus yang dapat menyebabkan

terjadinya infeksi kulit. Dari lima jenis kulit wajah, masalah kulit paling

sering terjadi pada kulit wajah berminyak yang disebabkan oleh bakteri.

Masalah pada kulit yang disebabkan oleh bakteri memicu terjadinya infeksi

kulit, ekzema (kulit kering atau gatal), dermatitis (radang kulit), tinea,

folikulitis, impetigo dan jerawat. Jerawat muncul disebabkan oleh empat

faktor yaitu kelenjar minyak yang terlalu aktif, penyumbatan pori-pori,

aktifitas bakteri kulit dan peradangan. Kelenjar minyak yang terlalu aktif

berkaitan dengan kulit dan pori-pori. Produksi minyak berlebih dari kelenjar

minyak membuat pori-pori menjadi tersumbat karena adanya penumpukan

minyak, yang menyebabkan adanya aktivitas bakteri didalam pori-pori yang

tersumbat.
30

Menurut Santoso,B (2012) Aktivitas bakteri mengakibatkan terjadinya

infeksi, sehingga kulit mengalami peradangan. Peradangan pada kulit

berjerawat terjadi untuk melawan zat asing berupa bakteri atau senyawa

lainnya. Berdasarkan penyebab timbulnya masalah-masalah pada kulit,

jerawat merupakan masalah kulit wajah yang mudah muncul sehingga perlu

dilakukan perawatan untuk menyembuhkan jerawat. Tepung beras dapat

digunakan sebagai bahan dasar masker kulit wajah, karena mengandung

amilosa, amilopektin, hydralized amylum/dekstrin, gamma oryzanol dan

asam kojik yang dapat mencerahkan kulit sebagai hasil dari fermentasi

amylum selama perendaman.

Menurut Sulistianingrum (2016) Untuk kemudahan dan kenyamanan

penggunaan kayu manis perlu diformulasikan dalam bentuk sediaan topikal,

salah satunya adalah masker serbuk. Masker serbuk merupakan bentuk masker

yang paling awal dan populer. Masker serbuk terbuat dari bahan-bahan yang

dihaluskan dan diambil serbuknya.

a. Klasifikasi Kulit Kayu Manis

Klasifikasi dari tanaman kulit kayu manis (Cinnamomum burmannin

Nees.ex B1) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak Kelas : Magnoliidae

Bangsa : Laurales
31

Suku : Lauraceae

Marga : Cinnamomum

Jenis : Cinnamomum burmanni Nees ex B1

b. Morfologi Kulit Kayu Manis

Kulit batang pohon kayu manis agak berat, agak lunak, padat dan

struktur agak halus, serat lurus, bau seperti adas dan warna ros kecoklat-

coklatan. Kulit yang berwarna kelabu, dengan bau kayu manis yang tajam.

Bagian yang paling sering digunakan adalah bagian dalam kulit kayu

manis (Heyne,1987:795).

Daun kayu manis tunggal, berbentuk lanset,ujung dan pangkal

runcing, tepi rata,panjang 4-14 cm, lebar 1-6 cm,pertulangan daun

melengkung, berbau harum ketika diremas, warna daun ketika muda

merah pucat,dan setelah daun tua menjadi berwarna hijau. Bunga

majemuk, berbentuk malai, tumbuh diketiak daun, berambut halus, tangkai

panjang 4-12 mm, benang sari dengan kelenjar di tengah tangkai

sari,mahkota panjang 4-5 mm, dan berwarna kuning. Jenis buahnya berupa

buah buni dengan panjang lebih kurang 1 cm, ketika masih muda berwarna

hijau dan setelah tua menjadi berwarna hitam. Bijinya kecil-kecil,bulat

telur, masih muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi berwarna hitam.

Akar pohon tunggang dan berwarna coklat (Backer and Brink,1963:121)

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh kulit batang kayu manis

adalah memiliki aktivitas tabir surya dan antioksidan sekaligus. Hal

tersebut menjadikan kulit batang kayu manis potensial untuk dijadikan


32

bahan aktif pada sediaan tabir surya. Kandungan kimia dalam kulit batang

kayu manis diantaranya sinamaldehid, asam sinamat, kumarin, tanin, dan

flavanoid. Senyawa-senyawa tersebut diketahui berpotensi sebagai

antioksidan serta dapat digunakan sebagai kandungan sediaan tabir surya

karena mampu menyerap radiasi sinar ultraviolet pada panjang gelombang

daerah UV-B. Surya Medika:2019

Untuk kemudahan penggunaan pada kulit, maka kulit batang kayu

manis perlu diformulasi menjadi suatu sediaan farmasi. Sediaan semisolid

dalam industri farmasi dapat berupa krim, gel, salep, ointment dan lotion.

Bentuk sediaan yang dipilih adalah emulgel. Emulgel merupakan salah

satu bentuk sediaan kulit yang merupakan gabungan dari sediaan emulsi

dan gel. Sediaan emulgel disebut juga sebagai sediaan emulsi yang

viskositas fase airnya ditingkatkan melalui penambahan gelling agent.

Kelebihan dari sediaan emulgel ini adalah nyaman digunakan dan mampu

melekat pada waktu yang relatif lama pada kulit sehingga dapat

mendukung penggunaannya sebagai sediaan tabir surya.(Surya Medika:

2019)

Tabel 1. Komposisi Sampel

Tepung Beras Tepung kayu Air


Sampel
organik (Gram) manis (Gram) (mL)
1 10 0,75 10
2 10 0,5 10
3 10 0,25 10
33

Dari hasil tiga sampel tersebut setelah di campurkan dengan air

menunjukkan bahwa:

1) Sampel pertama menunjukkan bahwa sediaan masker terlihat sangat

kental,warna masker terlihat coklat pekat, ba masker khas kayu manis.

2) Sampel kedua menunjukkan bahwa sediaan masker masih terlihat

kental,warna masker coklat sedikit pekat, dan bau khas kayu manis.

3) Sampel ketiga menunjukkan bahwa sediaan masker terlihat

kekentalannya cukup,warna masker tidak terlalu pekat, dan bau khas

kayu manis.

Dari ketiga sampel tersebut yang membentuk hasil optimal

menunjukkan pada sampel ketiga yaitu tepung beras organik 10 gr,bubuk

kayu manis 0,25 gr, dengan warna tidak terlalu pekat dan bau khas kayu

manis.

Setelah didapat komposisi yang ideal, kemudian dilakukan uji

organoleptis meliputi pengamatan bentuk, warna, bau, rasa, dan

berjamur atau tidaknya selama tiga minggu dan pengecekan dilalukan

setiap hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 21 hariyang

ditempatkan pada suhu kamar yaitu suhu 280c dan suhu kulkas 150c. hasil

pengamatan yang dilakukan selama 21 hari menunjukkan tidak terjadinya

perubahan warna dari hari ke 1 sampai dengan hari ke 21 yaitu berwarna

putih tulang, sedangkan dari pengamatan aroma,beraroma khas kayu manis

dan tidak berjamur serta rasa yang keset sedikit mint sedingga menunjukan
34

bahwa kondisi sediaan tersebut stabil di dua tempat dan suhu yang berbeda.

Karena sebelum diteliti selama tiga minggu tepung beras organik dan bibik

kayu manis dikeringkan pada suhu 78oC, supaya sediaan tersebut bisa

bertahan atau bisa dipakai dalam jangka waktu cukup lama, serta sediaan

tersebut tidak berjamur dan tetap beraroma khas kayu manis diharapkan

efektif sebagai antioksidan serta antibakteri sehingga dapat diaplikasikan

sebagai antioksidan dan pengawet alami. Penelitian hanya ke tahap

pembuatan sediaan dan adapun pengujian dilakukan yaitu pengujian

organoleptik hanya dilihat dari bau,rasa dan warna. Penelitian ini tidak

diuji cobakan pada kulit wajah manusia, sehingga khasiat sediaan untuk

pemakaian pada wajah belum diketahui. (Sulistianingrum;2016)

5. Tepung Beras

Gambar 2.Beras Putih


Sumber: www.google.com

Beras merupakan butir padi yang telah dibuang kulit luarnya

(sekamnya) yang menjadi dedak kasar. Berasal dari kata weas dalam

bahasa kuno, beras dapat membantu melembabkan dan meningkatkan

produksi kolagen kulit yang dapat membantu meningkatkan elastisitas

kulit sehingga kulit terlihat lebih cerah dan tampak lebihmuda.


35

Nirmala, 2012 dalam (Maspiyah, 2014:17) mengemukakan tepung

beras sangat berkhasiat, karena mengandung amilosa, amilopektin,

hydralized amylum / dekstrin dan asam kojik yang dapat memutihkan kulit

sebagai hasil dari fermentasi amylum selama perendaman. Beras sering

digunakan sebagai pembuatan kosmetik karena mengandung gamma

oryzanol. Gamma oryzanol terdapat pada seluruh bagian beras, termasuk

pada bekatul dan produk samping padi lainnya (Kusbiantoro, Teja, 2012

dalam Irma, 2018).

Menurut Munawar Khalil (2016:15), beras putih memiliki beberapa

manfaat, yaitu :

1. Memberikan energi, beras putih memiliki banyak sumber


karbohidrat dan sebagai sumber energi. 2. Mendukung pertumbuhan
otot, beras putih mengandung asam amino penting sehingga dapat
mendukung pertumbuhan otot. 3. Mengobati dan mencegah
gangguan pencernaan, beras putih mengandung serat yang rendh
sehingga baik untuk mencegah gangguan pencernaan. 4. Menjaga
kelembaban kulit dan menjadikan kulit tampak putih dan bersih. 5.
Antioksidan yang menangkal radikal bebas pada kulit. 6. Menangkal
sinar ultraviolet yang dapat merusak kulit sekaligus memperbarui
pigmen kulit yang rusak.

Beras memiliki kandungan gizi sebagai berikut :

Tabel 2.Kandungan Beras Per 100 Gram

Nilai nutrisi per 100 gr


Kalori 360 kal
Protein 6,8 g
Lemak 0,7 g
Kalsium 6 mg
Karbohidrat 78,9 g
Besi 0,8 g
Fosfor 140 mg
Vitamin B1 0,12 g
Sumber: Munawar Khalil: 2016
36

6. Pembuatan Masker kulit kayu manis dan Tepung Beras

Masker kulit kayu manis dan tepung beras merupakan masker

tradisional dan syarat dari bahan dasar pembuatan masker adalah bersih,

sehat, permukaan mulus, dan tidak terdapat butiran kasar, maupun kotoran-

kotoran lain, kualitas bahan dasar akan menentukan jenis masker yang dibuat.

Adapun alat yang digunakan untuk pembuatan masker sebagai berikut:

Tabel 3. Peralatan yang Digunakan

No Nama Alat spesifikasi Kegunaan


1. Timbangan Melamin dan Untuk menimbang kulit kayu
logam manis dan tepung beras
2. penggilingan Batu Tempat menggiling kulit kayu
manis dan tepung beras
3. Parutan Stainless Untuk memarut kulit kayu
manis
4. Baskom Melamin Tempat pengaduk masker kulit
kayu manis dan tepungberas
5. Saringan Stainless Untuk menyaring bubuk kulit
kayu manis dan tepung beras
6. Blender Elektronik Untuk menghaluskan kulit
kayu manis dan tepung beras

a. Pembuatan Masker Kulit Kayu Manis

1) Kulit kayu manis dicuci dengan air mengalir

2) Kulit kayu manis diparut dengan alat parutan keju dan blender

3) Kulit kayu manis kemudian di ayak dengan saringan agar terlihat

partikel partikel yang halus dan kasar

4) Setelah itu dicampur dengan tepung beras

b. Pembuatan Tepung Beras

Cara kerja pembuatan tepung beras pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:
37

1) Beras sebanyak 10 gram direndam selama satu malam (12 jam).

2) Beras yang sudah direndam dikeringkan dibawah terik sinar matahari.

3) Beras yang sudah kering kemudian diblender hingga halus.

4) Setelah halus, diayak menggunakan saringan ukuran 70 mesh untuk

hasil yang halus.

c. Penilaian Uji Organoleptik dan Uji Hedonik Masker Kulit Kayu


Manis dan Tepung Beras

Evaluasi sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang

menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan,

aroma, dan rasa pada produk. Pemeriksaan terhadap organoleptik yang

dilakukan meliputi tekstur, warna dan bau yang diamati secara visual

(Septiani, 2011). Rangsangan yang dirasakan oleh pengindraan bisa

bersifat mekanis seperti; tusukan dan tekanan atau bersifat fisis seperti;

panas, dingin, sinar, dan warna maupun sifat kimia seperti; aroma, bau,

dan rasa (Agusman,2013:3-4). Panelis dapat mengidentifikasi sifat-sifat

sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk.

Hedonik (uji kesukaan) merupakan pernyataan kesan tentang baik

atau buruknya mutu suatu produk. Uji ini dilakukan apabila uji didesain

untuk memilih satu produk di antara produk lainsecara langsung. Uji ini

dapat diaplikasikan pada saat pengembangan produk atau pembandingan

produk dengan produk pesaing. Uji kesukaan meminta panelis untuk harus

memilih satu pilihan di antara yang lain. Maka itu, produk yang tidak

dipilih dapat menujukkan bahwa produk tersebut disukai ataupun tidak

disukai (Setyaningsih dkk, 2010:59).Skala hedonik dapat direntangkan


38

atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki.Skala hedonik

dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut

tingkat kesukaan (Sulistiyo, 2006). Skala uji yang digunakan dengan nilai

1 = tidak suka, 2 = netral, 3 = suka dan 4 = sangat suka.

Dalam pengujian ini panelis mengemukakan responnya terhadap

sifat produk hasil penelitian yangdiuji yaitu masker ekstrak kulit kayu

manis. Uji organoleptik yang akan dilakukan dalam penelitian ini merujuk

pada penelitian Stesvanni (2019) adalah:

1) Tekstur

Penilaian tekstur adalah halus atau tidaknya masker kulit kayu

manis dan tepung beras menggunakan skala penilaian 1-4 yaitu skala

tertinggi dengan skor (4) tekstur sangat halus, (3) tekstur halus,(2)

tekstur kurang halus, (1) tekstur tidak halus atau kasar.

2) Aroma

Penilaian aroma adalah ada atau tidaknya aroma khas masker

kulit kayu manis dan tepung beras menggunakan skala penilaian 1-4

yaitu skala tertinggi dengan skor (4) sangat beraroma khas kulit kayu

manis dan, (3) beraroma khas kulit kayu manis, (2) kurang beraroma

khas kulit kayu manis, (1) tidak beraroma kulit kayu manis.

3) Daya lekat

Penilaian daya lekat adalah lekat atau tidaknya masker kulit kayu

manis dan tepung beras sebagai pengental yang telah dicampur air

dengan perbandingan 1:1 dengan menggunakan skala penilaian 1-4


39

yaitu skala tertinggi dengan skor (4) sangat lekat, (3) lekat, (2) kurang

lekat, (1) tidak lekat.

Uji hedonic dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kesukaan panelis

Kesukaan panelis adalah suka atau tidaknya panelis terhadap

masker bubuk dan kulit kayu manis dan tepung beras yang telah

diaplikasikan. Penilaian kesukaan panelis masker tradisional kulit kayu

manis dan tepung beras dengan menggunakan skala penelitian 1- 4

yaitu skala tertinggi dengan skor (4) sangat suka, (3) suka, (2) kurang

suka, (1) tidak suka.

B. Kerangka Konseptual

Kelayakan Masker Kulit Kayu Manis


terhadap Kulit Berjerawat

Uji kandungan masker Uji organoleptik Uji Hedonik


ekstrak kulit kayu 1. Tekstur 1. kesukaan panelis
manisdan Tepung 2. Aroma
Uj (Uji
Beras 3. Daya Lekat
Laboratorium)
1. Asam sinamat
2. Flavonoid

Gambar 3. Kerangka Berfikir

1. Kelayakan masker dilihat dari uji laboratorium masker kulit kayu manis
40

dan tepung beras dilakukan untuk mengetahui kandungan Asam sinamat

dan flavonoid terhadap kulit wajahberjerawat.

2. . Kelayakan masker dilihat dari uji indra (organoleptik) masker kulit kayu

manis dan tepung beras dilakukan untuk mengetahui penilaian dari panelis

yang meliputi tekstur, aroma, dayalekat.

3. Kelayakan masker dilihat dari uji kesukaan (hedonik) masker kulit kayu

manis dan tepung beras dilakukan untuk mengetahui kesukaan dari

panelis.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,110:2010).

Hipotesis yang diajukan menurut kerangka berfikir diatas adalah

1. Hipotesis Nol (Ho)

Kualitas masker kulit kayu manis dan tepung beras tidak layak

dilihat berdasarkan uji laboratorium, uji organoleptik dan uji hedonik.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:17) penelitian kuantitatif diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /

statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotetsis yang telah ditetapkan.

Peneltian ini juga menggunakan pendekatan eksperimen dengan tujuan

mendapatkan hasil alamiah dan benar dengan cara di uji.

Menurut Sugiyono (2019) “eksperimen adalah suatu penelitian yang

digunakan untuk mencari perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

yang terkendalikan”. Penelitian eksperimen dalam penelitian ini bertujuan

untuk menentukan kandungan flavonoid dan asam sinamat yang terdapat

didalam masker bubuk kulit kayu manis dan tepung beras sebagai pengental

untuk mengetahui kualitas masker bubuk kulit kayu manis dan tepung beras

dilihat dari tekstur, aroma, daya lekat dan kesukaan panelis.

B. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan hal yang sangat pentingguna

menghindari kesalah pahaman dan perbedaan penafsiran yangberkaitan

dengan istilah-istilah tertentu. Dalam penelitian ini,definisi operasional

variabelnya sebagai berikut :

41
42

Sesuai dengan judul penelitian “Kelayakan Masker Bubuk Kulit Kayu

Manis dan Tepung Beras terhadap KulitWajah Berjerawat”. Maka definisi

operasional yang penting dijelaskan yaitu kelayakan dari kosmetik tradisional

yang terbuat dari masker daun binahong dan tepung untuk perawatan semua

tipe jerawat dengan cara menguji laboratorium, uji organopletik dan uji

hedonik.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kulit kayu manis yang dikeringkan

dan dihaluskan dibuat menjadi bubuk daun binahong untuk perawatan kulit

wajah berjerawat, di tambah tepung beras sebagai pengental. Kandungan

yang terdapat didalam masker kulit kayu manis untuk perawatan kulit

berjerawat dan sifat organoleptik masker kulit kayu manis dan tepung beras

meliputi tekstur, aroma, daya lekat dan hedonik (kesukaan panelis).

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:68) variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini hanya memakai satu variabel

yaitu :

1. Variabel Bebas (X)

Adapun menurut Sugiyono (2019:69) variabel independen (variabel

bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab


43

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas

(X) dalam penelitian ini adalah kelayakan masker dari bubuk kulit kayu

manisdan tepung beras.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul dan masalah penelitian “Kelayakan Masker kulit

kayu manis dan Tepung Beras. Untuk Perawatan Kulit Wajah Berjerawat”.

Maka tempat penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Jurusan Tata Rias

dan Kecantikan FPP UNP, Laboratorium FMIPA UNP dan waktu penelitian

uji organoleptik dan uji hedonik.

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Sugiyono (2019:194) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer biasanya

didapatkan langsung dari subyek penelitian atau sampel penelitian (Lutfri,

2007).

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.


44

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Observasi sebagai aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu

dengan menggunakan mata.Di dalam pengertian psikologik, observasi atau

yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera

(Arikunto, 2010:199). Menurut Sugiyono, (2019:205) Metode observasi

dalam penelitian menggunakan metode observasi tidak terstruktur karena

dalam pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku.

Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati cara

pembuatan masker kulit kayu manis dan tepung beras dengan mengetahui

tingkat keberhasilan dalam pembuatan seperti tekstur, aroma, daya lekat,

dan kesukaan panelis.

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2019:133) merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang digunakan dalam alat ukur sehingga alat ukur

tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif. Pada saat observasi ini panelis bisa merasakan tekstur,

mencium aroma, mengetahui daya lekat fisik masker bubuk kulit kayu

manisdan tepung beras ini dan menghasilkan penilaian terhadap

perbandingan paling yang disukai. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan lembaran observasi berbentuk check list (v)

yang memuat jumlah skala pengukuran sebagai nilai patokan dan cheklist
45

berupa nilai oleh panelis sesuai dengan yang telah rasakan panelis.

Menurut Arikunto (2010:195) checklist adalah sebuah daftar, dimana

responden tinggal membubuhkan tanda check (v) pada kolom yang sesuai.

Dalam checklist terdapat skala pengukuran sebagai patokan nilai

sedangkan dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengambil foto proses pembuatan, foto bahan baku dan foto hasil jadi dari

keseluruhan bubuk masker dari kulit kayu manis dan tepung beras.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Menurut

Sugiyono (2019:329) metode dokumentasi adalah catatan peristiwa yang

sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi dengan cara mengambil foto atau gambar yaitu foto proses

pembuatan, foto bahan baku dan foto hasil jadi keseluruhan masker bubuk

kulit kayu manisdan tepung beras.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu

metode (Arikunto, 2010:192). Penelitian ini menggunakan Lembar

observasi/angket. Lembar observasi/angket adalah daftar pertanyaan tertulis

yang diberikan kepada panelis yang bersedia memberikan respon tentang

masker dari bubuk daun binahong dan tepung beras yang akan diamati. Dan
46

angket digunakan untuk mengumpulkan data uji organoleptik masker kulit

kayu manisdan tepung beras merujuk pada penelitian Stevanni (2020).

1. Uji Labor

Pengujian ini dilakukan menggunakan alat-alat laboratorium yaitu

dengan metode spektrofometer Uv-Vis (kuantitatif) untuk menguji

flavonoid dan metode Titrasi Iodometri untuk vitamin c yang bertujuan

untuk menilai komposisi/kandungan yang terdapat dalam masker bubuk

kulit kayu manishasil eksperimen.

2. Uji Organoleptik

Organoleptik yaitu penilaian dan mengamati tekstur, warna, bentuk,

aroma, rasa dari suatu makanan, minuman, maupun obat-obatan (Nasiru,

2014:9 dalam Dewita 2020). Organoleptik merupakan suatu metode yang

digunakan untuk menguji mutu suatu bahan atau produk menggunakan

indera manusia termasuk indera penglihatan, peraba, dan perasa. Untuk

melaksanakan pengujian ini diperlukan instrumen sebagai alat ukur, yaitu

panelis terlatih yang ahli dalam mengetahui sifat-sifat sensorik dari sampel

yang dinilai dan pengetahuan tentang carapenilaian terhadap kualitas

produk masker. Menurut (Susiwi, 2009 dalam Dewita dan 2020), ada

enam macam panelis yang digunakan dalam penelitian organoleptic yaitu:

(1) panelis pengindra secara perorangan, (2) panelis pengindra terbatas, (3)

panelis terlatih, (4) panelis tidak terlatih, (5) panelis agak terlatih, (6)

panelis konsumen”.
47

Berdasarkan pertimbangan di atas, pemilihan panelis yang diberikan

tugas untuk melakukan penilaian dalam penelitian ini adalah 7 (tujuh)

orang panelis yang terlatih, yaitu 1 (satu) orang panelis yang berasal dari

institusi pendidikan pada bidang ilmuTata Rias dan Kecantikan, 1 (satu)

orang merupakan panelis ahli yang berasal dari gelar Farmasi, 5 (lima)

orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan

yang telah belajar mata kuliahKosmetologi.

Penilaian uji organoleptik meliputi:

a. Tekstur

Penilaian tekstur masker bubuk daun binahong dan tepung beras

menggunakan skala penilaian 1-4 yaitu skala tertinggi dengan skor (4)

jika tekstur sangat halus, (3) jika tekstur halus, (2) jika tekstur kurang

halus, (1) jika tekstur tidak halus atau kasar.

b. Aroma

Penilaian aroma pada masker bubuk kulit kayu manis dan tepung

beras menggunakan skala penilaian 1-4 yaitu skala tertinggi dengan

skor (4) jika sangat beraroma khas kulit kayu manis, (3) jika beraroma

khas kulit kayu manis, (2) jika kurang beraroma khas kulit kayu

manis, jika tidak beraromakulit kayu manis.

c. Daya Lekat

Penilaian daya lekat pada masker bubuk kulit kayu manisdan

tepung beras yang telah dicampur air secukupnya dengan menggunakan

skala penilaian 1-4 yaitu skala tertinggi dengan skor (4) jika sangat
48

lekat, (3) jika lekat, (2) jika kurang lekat, (1) jika tidak lekat.

3. Uji Hedonik

Uji hedonik merupakan suatu kegiatan pengujian yang dilakukan

oleh seorang atau beberapa orang panelis yang mana memiliki tujuan

untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan konsumen tersebut

terhadap suatu produk tertentu. Penilaian kesukaan panelis pada masker

bubuk kulit kayu manisdan tepung beras dengan menggunakan skala

penilaian 1-4 yaitu skala tertinggi dengan skor (4) sangat suka, (3) suka,

(2) kurang suka, (1) tidak suka

Tabel 4. Interval Skor Panelis Terlatih

Interval Daya Kesukaan


Tekstur Aroma
Skor Lekat Panelis
1 Jika tekstur Jika tidak beraroma Jika tidak Jika tidak
Tidak halus/ khas kulit kayu manis lekat suka
kasar
2 Jika tekstur Jika kurang beraroma Jika kurang Jika kurang
kurang halus khas kulit kayu manis lekat suka
3 Jika tekstur Jika beraroma khas Jika lekat Jika suka
Halus kulit kayu manis
4 Jika tekstur Jika sangat beraroma Jika sangat Jika sangat
sangat halus khas kulit kayu manis lekat suka

Kriteria penilaian dalam uji organoleptik atau uji kesukaan ini

menggunakan teknik scoring. Rentangan skor dalam penilaian adalah 4-1

sebagai berikut:

Sangat suka 4

Suka 3

Kurang suka 2

Tidak suka 1
49

I. Teknik Analisis Data

Metode analisis data adalah cara menganalisis data yang telah diperoleh

dari hasil pengujian. Analisis data digunakan untuk menjabarkan data,

mendeskripsikan data yang diperoleh dari penelitian dengan metode statistik

atau non statistik untuk menjawab permasalahan pada penelitian. Adapun

metode analisis data yang akan digunakan yaitu:

1. Teknik Analisis Deskriptif

Sugiyono (2017:35) mendefinisikan analisis statistik deskriptif

adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri

sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu

sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain. Analisis statistik

deskriptif merupakan teknik analisa data untuk menjelaskan data secara

umum atau generalisasi, dengan menghitung nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (standarddeviation)

(Sugiyono, 2017:147). Teknik ini digunakan untuk menjelaskan

kandungan yang terdapat dalam masker bubuk kulit kayu manis yang

akan dilakukan pada saat uji laboratorium.

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan

panelis terhadap masker kulit kayu manisdan tepung beras menggunakan

analisis deskriptif presentase. Analisis deskriptif kualitatif persentase yang

digunakan untuk mengetahui kesukaan panelis, artinya kuantitatif yang

diperoleh dari panelis harus dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data
50

kualitatif. Mutu organoleptik dan hedonik yang akan dianalisis yaitu

masker kulit kayu manisdan tepungberas.

F
P= x 100%
N

Keterangan :

P = Presentase atau gambaran yang diperoleh


F = Frekuensi
N = Jumlah skor ideal (Sugiyono,2017:137)

Tingkat penilaian diperoleh dengan adanya lembar observasi atau

angket yang telah diisi oleh panelis. Selanjutnya data hasil analisis dibuat

dengan menggunakan diagram lingkaran yang bertujuan agar hasil yang

ditunjukkan dalam data terlihatlebihjelas, sehingga akan lebih mudah

untuk dimengerti.

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang

telah ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatan maskerdari

bubuk kulit kayu manis dan tepung beras. Prosedur pelaksanaan eksperimen

meliputi waktu dan tempat eksperimen serta tahap-tahap pelaksanaan

eksperimen. Peneliti akan membuat prosedur pembuatan masker bubuk kulit

kayu manisdan tepung beras dengan panduan hasil penelitian (Lestari, 2018).

1. Persiapan Alat

Sebelum melakukan proses pembuatan masker, hal yang perlu

dipersiapkan terlebih dahulu adalah alat yang akan digunakan dalam

proses pembuatan masker kulit kayu manis dan tepung beras, berikut ini
51

alat yang dibutuhkan:

Tabel 5. Peralatan yang Digunakan

No Nama Alat Spesifikasi Kegunaan


1. Timbangan Melamin dan Untuk menimbang kulit kayu
logam manis dan tepung beras
2. penggilingan Batu Tempat menggiling kulit kayu
manis dan tepung beras
3. Parutan Stainless Untuk memarut kulit kayu
manis
4. Baskom Melamin Tempat pengaduk masker kulit
kayu manis dan tepungberas
5. Saringan Stainless Untuk menyaring bubuk kulit
kayu manis dan tepung beras
6. Blender Elektronik Untuk menghaluskan kulit
kayu manis dan tepung beras

Tabel 6. Bahan yang digunakan

No. Bahan

1. Kulit Kayu Manis

2. Beras
52

Tabel 7. Pembuatan

No. Langkah Kerja Gambar Kegunaan

1. Blender kulit Untuk

kayu manis menghaluskan

bahan kulit

kayu manis

2. Giling beras Untuk

menggiling

beras menjadi

tepung

3. Saring/ayakan Untuk

menyaring

partikel yang

halus dari kulit

kayu manis

4. Saring/ayakan Untuk

menyaring

partikel yang

halus dari beras


DAFTAR PUSTAKA

Gupta C, Garg AP, Uniyal RC, dkk. Comparative Analysis of the


Antimicrobial Activity of Cinnamon Oil and Cinamon Extract on
Somefood-borne Microbes. African Journal of Microbiology Research.
2008;2(9): 247-251.

Hayatunnufus. 2009. Perawatan Kulit Wajah. Padang: UNP Press.

Irma, Rachmawati. 2018. Pengaruh Proporsi Bayam Hijau (Amaranthus tricolor


L) dan Tepung Beras (oryza sativa L) terhadap hasil jadi masker
Tradisional. Jurnal, Volume 07 Nomor 02 Tahun2018.

Jain, Poonam. 2004. Acne New Dawn. Terjemahan Agustina

Katno, Dyah S., Rohmat M. dan Harto W., 2006, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, edisi VI, Departemen Kesehatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Balai Penelitian Tanaman Obat, Jakarta, Hal : 16-
17.

Khalil, Munawar. 2016. Raja Obat Alami Beras. Yogyakarta:ANDI.

Kusantati, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Jakarta: Gramedia Utama

Kusantati, Herni. Dkk. 2009. Tata Kecantikan Kulit untuk SMK Jilid 3. Jakarta:
Direktorat Pembeinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
PendidikanNasional.

Lestari, Putri dkk.2018. Pengaruh Komposisi Rumput Laut (Eucheuma Cottonii)


dan Tepung Beras Terhadap Sifat Kimia dan Sensoris Masker Wajah.
Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. Volume. 7, Nomor.2: 111-119, Tahun
2018

Mardiana, Lina. 2013. Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta Timur: Penebar
Swadana.

Maspiyah, 2009. Modul Perawatan Kulit Wajah. Surabaya: UNESA

Moleong Lexy. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

____________. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

53
54

____________. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Mulyawan, Dewi. 2013. A-Z tentang kosmetik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Mumpuni Yekti, Wulandari Ari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Jerawat. Yogyakarta:
PT. Andi.

Nabila Hendryana,& Rahmiati. Kelayakan Masker Tepung Beras Dan Bubuk


Jintan Hitam (Nigella Sativa L) Untuk Mencegah Kulit Berjerawat. Jurnal
Tata Rias dan Kecantikan. Vol. 2, No. 2, 2020

Ni Wayan, Sasri Septiari. 2014. Pengruh proporsi puree stroberi (fragaria vesca L)
dan tapioca terhadap kualitas masker wajah tradisional. e- journal. volume
03 nomer 01 tahun 2015

Pangaribuan, L., 2016. Pemanfaatan Masker Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa


Linn.) Untuk Pencerahan Kulit Wajah. Keluarga Sehat Sejahtera, 14(28),
pp.46-58.

Perdanakusuma, D. S. (2007). Anatomi Fsiologi Kulit Dan Penyembuhan Luka,


Plastic Surgery Department, Ailangga University School Of Medicine- Dr.
Soetomo General Hospital, Surabaya. Hal 3.

Rostamailis & Hayatunnufus. 2005. Penggunaan kosmetik, Dasar Kecantikan &


Berbusana Yang Serasi. Jakarta Rineka Cipta.

Rostamailis. 2005. Perawatan Badan, Kulit dan Rambut. Jakarta: Rineka Cipta.

Rudi,dkk. Pembuatan Sediaan Masker Tepung Beras Organik Dan Kayu Manis
(Cinnamomum burmannii Nees ex BI) Untuk Mengobati Kulit Pada Wajah
Berjerawat. Purwarkarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik.

Santoso, B. 2012. Buku Pintar Perawatan Kulit Terlengkap. Jogjakarta: Buku


Biru

Septiani, Santi. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari 53 Ekstrak
Etanol Biji Melinjo (Gnetun Gnemon Linn.). Skripsi

Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M. P. Sari. 2010. Analisis sensori untuk


industri pangan dan agro. Institit Pertanian Bogor Press. Bogor

Shan B, Cai YZ, Brooks JD, et al. Antibacterial Properties and Major Bioactive
Components of Cinnamon Stick (Cinnamomum burmannii): Activity
55

against Foodborne Pathogenic Bacteria. Journal of Agricultural and Food


Chemistry. 2007; 55: 5484-5490.

Stesvanni, G. 2019. Kelayakan Masker Tradisonal Labu Kuning Untuk Perawatan


Kulit Wajah Kering. Journal of resida, 3 (23, Novemb), 171-176.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

Sulastomo, E. 2013. Kulit Cantik dan Sehat. Jakarta: Buku kompas.

Sulistianingrum, F. Pengaruh Perbedaan Persentase Tepung Biji Buah


Pinang terhadap Kualitas Sediaan Masker Kulit Wajah Berbahan Dasar
Tepung Beras Sebagai Kosmetika Tradisional. Diunduh dari URL:
http://ejournal.unesa.ac.id.html Diakses pada 04 Mei 2016.

Susetya Darma. 2012. Khasiat dan Manfaat Daun Ajaib Binahong Solusi Sehat
Dengan Daun Ajaib Binahong Untuk Menangkal Berbagai Penyakit.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susetya Darma. 2014. Khasiat dan Manfaat Daun Binahong. Yogyakarta: Pustaka
BaruPress

Syaifuddin (2006) Anatomi fisiologi untuk mahasiswa akademi keperawatan.


Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Syamsi Nur, Slamet Widodo. 2018. Manfaatan Daun Binahong Dan Madu
Sebagai Masker Untuk Menyamarkan Bekas Luka Pada Kulit. Jurnal
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1,2018

Tarwendah, I. P. (2017). Jurnal review: studi komparasi atribut sensoris dan


kesadaran merek produk pangan. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 5(2)

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Gajah


Mada Univerity Press

Wasitaadmadja, S. M. (2010). Akne Vulgaris. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Edisi VI. Jakarta: FK UI, hal 254-60.

Widya, Max, Gayatri. 2013. Kandungan Flavonoid Dan Kapasitas Antioksidan


Total Ekstrak Etanol Daun Binahong [Anredera Cordifolia (Ten.)Steenis.].
Jurnal, Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

Wulandari, Maya 2014.Perbedaan Hasil Pengurangan Jerawat dengan


Menggunakan Masker Daun Pepaya dan Masker Daun Jambu Biji. JTR-
Jurnal Tata Rias, journal.unj.ac.id
56

Yulianti, Nelayu Putri. 2014. Pengaruh Pemakaian Masker Temulawak Terhadap


Perawatan Kulit Wajah Berjerawat. Skripsi. Padang: Program Sarjana UNP

Zulfikar Khalid. 2010. Cara Menanggulangi Jerawat. Bandung: CV.Habsajaya.

Anda mungkin juga menyukai