Awig-Awig merupakan nilai lokal yang melekat dan menjadi pedoman dalamberperilaku, terutama dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam di lingkungan sekitar Lombok Barat dan Bali. Di bali misalnya, Awig-Awig bahkan dianggap sakral dan memilik pengaruh yang lebih kuat dibandingkan hukum yang berlaku. Contoh penerapan Awig-Awig di Bali terlihat dari sikap masyarakat terhadap seseorang yang melanggar aturan lokal, misalnya melakukan pencurian, penipuan, pemanfaatan sumber daya alam, bahkan hingga pengalahgunaan narkoba. Orang yang kedapatan melanggar, akan diberikan sanksi berupa Mengaksama (minta maaf), Dedosaan (denda uang), Kerampang (disita harta bendanya), Kasepekang (dikucilkan atau tidak bersosialisasi dalam kurun waktu tertentu, Kaselong (pengusiran dari desa nya, Upacara Prayacista (ritual pembersihan desa secara spiritual)