Anda di halaman 1dari 7

MIND MAP MODEL KOLABORASI TIM PENGEMBANG UNTUK MENUNJANG

KESUKSESAN PROYEK APLIKASI BERBASIS KOMPETENSI

Penjelasan Mindmap

1. Perencanaan Kinerja
Rencana dari proyek ini adalah untuk membentuk suatu kolaborasi tim pengembang
piranti lunak yang baik dengan menyesuaikan kemampuan antar individu dengan peran yang
tersedia. Faktor kecakapan individu menjadi faktor utama pada pengembangan perangkat
lunak. Proyek ini akan dimanfaatkan untuk menjadi landasan dalam pengembangan aplikasi
assessment penentuan kesesuaian individu dengan peran yang tersedia dalam tim, sehingga
dapat dicapai kesuksesan proyek.
Fitur pada platform prototipe ini hanya bisa digunakan untuk melakukan assessment
dan memberikan rekomendasi tim terbaik serta rekomendasi job role untuk anggota di tim
terbaik tersebut. Pembagian role pada aplikasi ini masih terbatas pada admin perusahaan
dengan pekerja (employee) dapat dikembangkan ke role “Human Resource (HR)”. Role HR
ini dapat melakukan setting model kompetensi dan menambahkan master kompetensi ke
dalam framework atau kamus kompetensi.
Rencana tahap kedepannya untuk proyek yang akan dilanjutkan adalah
mengembangkan role Human Resource (HR) ke dalam aplikasi assessment ini, menambahkan
“competencies framework” pada menu master, model kompetensi kedepannya dapat dibuat
master model kompetensi berdasarkan job area yang dapat digunakan oleh perusahaan-
perusahaan yang tergabung dalam platform, fitur assessment kompetensi dapat dikembangan
dengan mengadopsi metode 360 derajat dengan pembobotan nilai dari atasan, subordinat
(bawahan) dan kolega, dan platform dapat dikembangkan untuk menangani user yang banyak
dengan membuat clustering pada sisi server dan penggunaan microservice.

2. Fungsionalitas Sistem
Fungsionalitas sistem assessment dikembangkan berdasarkan hasil analisa fitur dan
desain mockup sistem. Secara garis besar fungsionalitas sistem terdiri dari tiga modul utama,
yaitu master data, assessment dan rekomendasi. Modul master data, digunakan untuk
mengelola data-data yang akan digunakan pada saat proses assessment. Modul assessment,
digunakan untuk mengelola assessment dan mapping user yang akan dinilai. Sedangkan,
modul rekomendasi berisikan hasil rekomendasi dan laporan hasil assessment yang telah
dilakukan.
Proses bisnis alur kerja sistem assessment tim pengembang perangkat lunak yang
dibangun melibatkan empat role/ peran untuk menjalankan sistem, yaitu assessee & asesor,
admin company, HR (company) dan super admin. Sistem akan menampilkan fungsionalitas
sistem berdasarkan role akun yang masuk. Pertama, super admin akan mendaftarkan
company-company yang akan melakukan assessment di sistem, kemudian setelah berhasil
terdaftar, super admin akan membuatkan akun admin company tersebut sehingga admin
company dapat mengelola assessment tim pengembang di perusahaannya. Kedua, admin
company akan melakukan pengelolaan user-user pengguna sistem yang ada di perusahaannya,
mendaftarkan assessee atau asesor assessment. Selanjutnya admin company akan membuat
competency group, dan competency untuk masing-masing competency group.
Pada setiap competency group admin company akan membuatkan key behaviors yang
sesuai dengan competency. Setelah key behavior berhasil dibuat maka admin company akan
membuat assessment sessions untuk pelaksanaan assessment. Selanjutnya, pada assessment
session yang telah dibuat, admin company akan melakukan mapping assessee dan asesor.
Ketiga, assessee dan asesor melakukan penilaian sesuai dengan yang telah dibuat oleh admin
company. Kemudian setelah assessment berakhir, sistem akan mengeluarkan rekomendasi tim
dan generate laporan assessment. Pihak Human Resource company dapat melihat hasil
rekomendasi dan laporan assessment pegawai.

3. Perancangan Sistem
Perancangan User Interface dari proyek ini telah dirancang dengan menggunakan
aplikasi proto.io. Desain yang dibuat telah mencakup semua modul dan fungsionalitas aplikasi
yang diusulkan. Tampilan proyek ini terdiri dari tampilan menu login, menu add user, menu
add admin user, company register, daftar detail perusahaan, daftar user perusahaan, pemetaan
assessor dan asesse, dan sistem penentuan tim.
Arsitektur sistem ini dikategorikan menjadi beberapa style, yang mana setiap style
akan memberikan gambaran mengenai struktur dari sistem software. Style arsitektur ini akan
menggambarkan sistem dari berbagai view. arsitektur sistem assessment akan digambarkan
dalam “layered architectures. Layered architecture ini terdiri dari one tier, two tier (client-
server), dan three-tier. Arsitektur n-tier tersebut mempunyai komponen yang sama yaitu
presentation, business/logic, dan data. Pada arsitektur one-tier, ketiga komponen tersebut pada
mesin yang sama, sehingga ketergantungan antar komponen sangat tinggi. Arsitektur two-tier
(client server) adalah komponen data terpisah dengan komponen yang lain dan
memungkinkan dilakukan deployment dengan mesin yang berbeda. Sedangkan arsitektur
three-tier merupakan arsitektur dengan layer presentation, layer logic/business, dan layer data
merupakan komponen yang terpisah dengan ketergantungan antar komponen yang rendah.
Terdapat 6 buah teknologi yang digunakan dalam menyusun server, diantaranya
terdapat Aplikasi Assessment Tool, exec, Simple OR, JNI, Google OR dan database. Aplikasi
Assessment Tools adalah aplikasi yang digunakan untuk menjalankan proses-proses bisnis
yang sudah digambarkan sebelumnya, peran dari aplikasi Assessment Tool ini adalah
menyediakan data yang ada untuk kemudian akan diproses oleh google OR dan di simpan
dalam database. SimpleOR adalah teknologi yang digunakan untuk melakukan proses
optimasi pembentukan tim dalam bentuk bahasa pemrograman java karena Google OR hanya
tersedia dalam bahasa C++, Phyton, Java dan C#. Oleh karena itu setelah Aplikasi assessment
tool melakukan pengumpulan data, data tersebut akan dikirimkan ke dalam SimpleOR melalui
exec library yang digunakan untuk melakukan perubahan format data dari php(Aplikasi
Assessment Tool menggunakan framework laravel yang berbahasa php) ke bahasa lain
(SimpleOR yang digunakan menerapkan bahasa java). Google OR Tools disini adalah
penyedia library dari algoritma yang tadi sudah dilakukan penulisan atau perancangan dalam
SimpleOR. Jenis algoritma yang dipakai dalam Google OR Tools di dalam aplikasi
Assessment tools adalah Minimum Cost Flow. Database dalam server berperan untuk
melakukan penyimpanan data setelah proses dari aplikasi assessment tool ke Google OR-
Tools selesai.
Struktur database aplikasi assesment menggunakan ERD yang dikembangkan telah
dibuat menggunakan MySQL workbench berdasarkan hasil Analisa entity-entity yang ada
pada aplikasi assessment. Struktur kelas yang ada pada sistem assessment tim pengembang
perangkat lunak dikembangkan berdasarkan class-class yang digunakan di sistem.

4. Algoritma
Model optimasi tim dibuat sesuai dengan job role (programmer, analis, dan manajer
proyek). Model optimasi tersebut diperoleh dengan melakukan analisis gap antara model
kompetensi (minimum level) dengan kompetensi individu. Penilaian dilakukan dengan
mengadopsi metode 360 derajat tanpa memperhatikan pembobotan dari peer (penilai). Level
individu ditentukan dari jumlah rata-rata level hasil penilaian peer dan diri sendiri Jalur
analisis gap model optimasi tim pengembang diilustrasikan dengan menggunakan graph
seperti berikut.
Gambar 1 graph pada Optimasi Tim Pengembang

Gambar 1 merupakan bentuk penggambaran dari algoritma optimasi dengan menggunakan


graph. Setiap node(titik) dari gambar memiliki arti yang berbeda, node 0 mewakili user dari
perusahaan yang melakukan assessment, node 1 sampai 3 adalah node yang mewakili jumlah
anggota tim yang akan dibentuk. Kemudian node 4 sampai 6 adalah node yang mewakili
jumlah jenis job role yang menjadi target. Node 7 yang merupakan node rekomendasi tim
pengembang sesuai dengan jumlah tim yang akan dibentuk dan job role yang ditentukan.
Setiap nodes juga memiliki capacity dan cost yang berbeda, capacity setiap node ini
merupakan jumlah individu yang akan mengisi anggota tim (jumlah maksimum setiap posisi
yang harus diisi dalam anggota tim). Sedangkan cost merupakan gap kompetensi individu
dengan kompetensi tim (level minimum komptensi).

5. Model
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian multi years, untuk dua tahun penelitian.
Penelitian pada tahun pertama mengembangkan model kompetensi dan model optimasi
kolaborasi tim pengembang yang menunjang kesuksesan proyek pengembangan perangkat
lunak. Kompetensi yang dikaji dalam penelitian ini meliputi tiga job role, yaitu manajer
proyek, analis, dan programer. Hasil dari penelitian tahun pertama ini menjadi landasan untuk
pengembangan aplikasi formasi tim pengembang di tahun kedua. Aplikasi yang
dikembangkan merupakan aplikasi yang menghasilkan keluaran rekomendasi susunan tim
untuk tim pengembang perangkat lunak.
Penentuan model kompetensi dilakukan dengan mengumpulkan kompetensi dalam
pengembangan perangkat lunak dari berbagai literatur, kemudian dilakukan pengurangan
jumlah kompetensi dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA).
Penentuan level kompetensi tim dilakukan dengan metode Focus Discussion Group (FGD)
dengan mengadopsi metode Behavior Event Interview (BEI). Model optimasi tim dilakukan
dengan melakukan analisis gap kompetensi individu dengan level kompetensi minimum
berdasarkan model kompetensi yang ditentukan. Optimasi tim dilakukan dengan
menggunakan metode minimum cost flow. Model kompetensi dan model optimasi tim
tersebut dibuat sistem informasi dalam bentuk platform assessment dan rekomendasi tim.
Aplikasi platform tersebut dibuat dengan metode pengembangan software agile yang disebut
dengan collaborative model for software development.
Hasil dari pengurangan kompetensi tersebut diperoleh 24 kompetensi utama dan 7
kompetensi pendukung dalam pengembangan perangkat lunak yang menjamin kesuksesan
proyek. Berdasarkan hasil wawancara dan FGD diperoleh 27 kompetensi utama. Model
kompetensi tersebut meliputi Information seeking, Generating feedback, Willingness to learn,
Trustworthiness / Dependability and reliability, Integrity, Analytical skill, Planning and
control, Critical thinking, Mediator, Open communication, Leadership, Teamwork (peran dan
kontribusi), Team building, Achievement orientation (inovasi) / creative thinking, Time
management, Conflict management, Pengetahuan produk, Pemahaman tren teknologi,
Pelayanan pelanggan, Manajemen proyek, Software tool usage, Business analys, System
design, User requirement, System testing, Data Analysis, dan Stakeholder relationship
management

6. Kendala
Kendala dalam penelitian secara garis besar adalah di bagian pengumpulan data, baik
dari tahap pertama maupun tahap kedua. Tahap pertama berkendala pada jumlah responden
untuk mengisi kuesioner pada tahap penentuan kompetensi utama dan kompetensi
pendukung. Keterbatasan jumlah responden dikarenakan banyaknya list kompetensi awal
sebelum dilakukan reduksi. Selain itu kesediaan waktu yang diberikan oleh perusahaan
sampel untuk wawancara dan validasi hasil wawancara dalam penentuan model kompetensi
awal. Kendala tersebut dapat diatasi oleh peneliti dengan pendekatan secara personal terhadap
responden, sehingga responden meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner dan wawancara.
Kendala penelitian pada tahap dua adalah kesediaan pakar untuk dilakukan wawancara
dalam pengumpulan informasi untuk pengembangan platform aplikasi. Selain itu kesulitan
dalam pengembangan adalah mengimplementasikan algoritma optimasi tim dengan input
jumlah dan job role anggota tim yang ditentukan. Solusi implementasi algoritma optimasi
tersebut adalah dengan memodifikasi implementasi algoritma min-cost flow yang telah dibuat
google (google-OR) yang merupakan open source program.

Anda mungkin juga menyukai