Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

DI

OLEH.

NAMA : MULIANI RITONGA

NIM : 12420342

SEMESTER : II (DUA ) ESKSEKUTIF

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU ( UNISLA )

FALKUTAS EKONOMI

T.A. 2013
BAB I

HUKUM EKONOMI

1.      PENGERTIAN HUKUM DAN NORMA

Agar di masyarakat terdapat ketertiban dalam korelasi maka berkembang mulai dari

aturan yang lazim disebut norma, dalam kehidupan masyarakat setiap subjek hukum baik

orang maupun badan hukum selalu berhadapan dengan berbagai aturan maupun norma,

baik yang bersifat forma maupun nonformal. Norma sangat diperlukan dalam kehidupan

bermasyarakat agar hubungan antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib

dan berjalan baik. Oleh karena itu , norma adalah suatu criteria bagi orang lain untuk

menerima atau menolak perilaku seseorang. Dimana setiap anggota masyarakat

mengetahui hak dan kewajiban di dalam lingkungan masyarakat sehingga memungkinkan

seseorang bisa menentukkan terlebih dahulu bagaimana tindakan seseorang itu untuk

dinilai orang lain.

Macam-macam Norma adalah :

1.      Norma Agama, merupakan peraturan yang diterima sebagai perintah, larangan, dan

anjuran yang diperoleh dari Tuhan YME, bersifat umum dan universal, apabila dilanggar

maka mendapat sanksi hukum yang diberikan Tuhan YME.

2.      Norma Kesusilaan, merupakan aturan hidup yang berasal dari hati sanubari manusia

itu sendiri, bersifat umum dan universal, apabila dilanggar setiap manusia tersebut akan

menyesalkan dirinya sendiri


3.      Norma Kesopanan, merupakan peraturan hidup yang timbul daripada pergaulan

manusia, berupa suatu tatanan pergaulan ,masyarakat, apabila dilanggar oleh setiap

anggota masyarakat akan dicela oleh masyarakat setempat

4.      Norma Hukum, merupakan aturan yang bersifat mengikat pada setiap orang yang

pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat Negara untuk

melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan masyarakat.

2.      HUKUM

Definisi dan tujuan tentang hukum antara lain :

1.      Van Kan, Hukum merupakan keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa

untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.

Tujuan : untuk ketertiban dan perdamaian.

2.      Utrecht, hukum merupakan himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun

larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh

anggota masyarakat yang bersangkutan.

3.      Wiryono Kusumo, Hukum merupakan keseluruhan peraturan baik yang tertulis

maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib di dalam masyarakat dan terhadap

pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi.

Tujuan : untuk mengadakan keselamatan, kebahagiaan dan ketertiban dalam masyarakat.

Hukum meliputi beberapa unsur-unsur yaitu :

1.      Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat

2.      Peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa

3.      Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi, dan

4.      Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dikenakan sanksi yang tegas


3.      PENGERTIAN EKONOMI DAN HUKUM EKONOMI

Menurut M. Manulang ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam

usahanya untuk mencapai kemakmuran baik barang-barang atau pun jasa).

Menurut Rochmat Soemitro hukum ekonomi adalah keseluruhan norma yang dibuat oleh

pemerintah sebagai satu personifikasi dari masyarakat yang mengatur kehidupan

ekonomi di mana saling berkepentingan.

Sunaryati Hartono, Hukum ekonomi Indinesia adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan

keputusan hukum secara khusus mengatur kegiatan dan kehidupan ekonomi Indonesia.

4.      HUKUM DAN EKONOMI

Hukum ekonomi disebabkan karena semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan

perekonomian, yang berfungsi mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi

dengan harapan tidak mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat.

Dua aspek dalam hukum ekonomi :

1.      Aspek pengaturan usaha-usaha pembangunan ekonomi dalam arti peningkatan

kehidupan ekonomi keseluruhan

2.      Aspek pengaturan usaha-usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi secara merata

di antara seluruh lapisan masyarakat.

Hukum di Indonesia dapat dibedakan menjadi :

a.       Hukum ekonomi pembangunan yang meliputi pengaturan dan pemikiran hukum

mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia secara

nasional.

b.      Hukum ekonomi social menyangkut pengaturan pemikiran hukum mengenai cara-cara

pembagian hasil pembangunan ekonomi nasional secara adil dan merata.


Dasar asas hukum ekonomi bersumber pada pancasila dan UUD 1945 yaitu :

1.      Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME

2.      Asas manfaat

3.      Asas demokrasi Pancasila

4.      Asas adil dan merata

5.      Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam kehidupan

6.      Asas hukum

7.      Asas kemandirian

8.      Asas keuangan

9.      Asas ilmu pengetahuan

10.  Asas kebersamaan, kekeluargaan, keseimbangan dan kesinambungan dalam

kemakmuran rakyat

11.  Asas pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

12.  Asas kemandirian yang berwawasan kenegaraan


BAB II

SUBJEK DAN OBJEK HUKUM

1.      Subjek Hukum

Adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan menggunakan

hak serta kewajiban dalam lalu lintas hukum.

Subjek hukum terdiri atas dua :

a.       Manusia (natuurlijke person)

Pasal 1 KUH perdata menyatakan bahwa menikmati hak kewarganegaraan tidak

bergantung pada hak-hak kenegaraan.

Pasal 2 KUH Perdata bahwa anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan,

dianggap telah dilahirkan bila kepentingan si anak menghendakinya dan apabila si anak

itu mati sewaktu dilahirkan dianggap ia tidak pernah ada.

Sebagai Negara hukum, Negara Indonesia mengakui setiap orang sebagai manusia

terhadap undang-undang, artinya bahwa setiap orang diakui sebagai subjek hukum oleh

undang-undang.

Pasal 27 UUD 1945 menetapkan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sama

di dalam hukum serta pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya.

Oleh karena itu dalam hukum dapat dibedakan dari segi perbuatan hukum :

1.      Cakap melakukan perbuatan hukum. Orang dewasa menurut hukum (telah berusia 21

tahun) dan berakal sehat


2.      Tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Berdasarkan pasal 1330 KUH perdata

tentang orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian :

A.    orang-orang yang belum dewasa

B.     orang yang ditaruh dibawah pengampunan, yang terjadi karena gangguan jiwa,

pemabuk dfan pemboros

C.     wanita yang dalam perkawinan/berstatus sebagai istri.

b.      Badan Hukum (rechts Persoon)

Adalah subjek hukum yang dapat bertindak hukum seperti manusia dan sebagai pembawa

hak dan tidak berjiwa dapat melakukan sebagai hak manusia.

Suatu perkumpulan dapat dimintakan pengesahan sebagai badan hukum dengan cara :

a.       Didirikan dengan AKTA notaries

b.      Didaftarkan di kantor panitera pengadilan negeri setempat

c.       Dimintakan pengesahan anggaran dasar kepada Mentri Kehakiman dan HAM

d.      Diumumkan dalam berita Negara

Badan hukum (rechts persoon) dibedakan dalam dua bentuk :

1.      Badan hukum public (public rechts persoon)

Adalah badan hukum yang didirakan berdasarkan hukum public, yang menyangkut

kepentingan public, orang banyak dan Negara umumnya.

Contoh : eksekutif, pemerintahan.

2.      Badan hukum privat (privat rechts persoon)

Adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil atau perdata yang

menyangkut kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum itu.

Contoh : PT, Koperasi, yayasan, dan badan amal.


3.      Objek Hukum

Menurut system KUH perdata benda dpat dibedakan sebagai berikut :

1.      Barang yang wujud (lichamelijik) dan barang yang tidak berwujud (onlichamelijk)

2.      Barang yang bergerak dan barang yang tidak bergerak (yang paling penting)

Benda tidak bergerak Dapat dibedakan menjadi :

a.       Benda tidak bergerak karena sifatnya, misalnya pohon, arca, dan patung.

b.      Benda tidak bergerak karena tujuannya, yaitu alat-alat yang dipakai dalam pabrik.

c.       Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang, berwujud atas benda-benda

yang tidak tidak bergerak. Misak hipotik.

Benda bergerak dapat dibedakan menjadi :

a.       Benda bergerak karena sifatnya, yaitu benda yang dapat dipindahkan

b.      Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, yaitu hak atas benda bergerak

misalnya saham PT.

3.      Barang yang dapat dipakai habis dan barang-barang yang dipakai tidak habis

4.      Barang-barang yang sudah ada dan yang masih aka nada.

5.      Barang-barang uang dalam perdagangan dan yang diluar perdagangan

6.      Brang-barang yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi.

Pembedaan antara benda bergerak dan tidak bergerak berhubungan 4 hal yaitu:

1.      Bezit (pemilikan), berlaku asa yang tercantum dalam Pasal 1977 KUHP sedangkan

benda tidak bergerak tidak.

2.      Levering (penyerahan), dapat dilakukan penyerahan secara nyata.

3.      Verjaring (kadarluarwarsa), ada kadarluawarsanya sedang tidak bergerak tidak.


4.      Bezwaring (pembebanan), dilakuykan dengan pand (gadai), sedangkan tidak bergerak

tidak.

Secara garis besar benda terbagi dalam dua :

1.      Benda yang bersifat kebendaan, yaitu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba dan

dirasakan

2.      Benda yang bersifat tidak kebendaan yaitu suatu benda yang hanya dirasakan oleh

pancaindra saja.

Hak kebendaan adalah hak mutlak sedangkan lawannya adalah hak yang nisbi/hak

relative yang kedua merupakan bagian dalam hak perdata.

Hak Mutlak

1.      Hak kepribadian, misalnya hak atas namanya, hidup, kemerdekaan

2.      Hak yang terletak dalam hukum keluarga yaitu hak yang timbul karena adanya

hubungan suami istri

3.      Hak mutlak atas suatu benda inilah disebut hak kebendaan.

Hak Nisbi

Yaitu semua hak yang timbul karena adanya hubungan perutangan, sedangkan

perutangan timbul dari perjanjian, undang-undang.

Hak kebendaan didalam KUHP dibedakan menjadi dua :

1.      Hak kebendaan yang sifatnya memberikan kenikmatan atas suatu benda.

2.      Hak kebendaan yang sifatnya memberikan jaminan atas pelunasan hutang.

Cara memperoleh hak milik suatu benda :

1.      Pelekatan

2.      Kadarluwarsa
3.      Pewarisan

4.      Penyerahan (levering) berdasarkan suatu tittle pemindahan hak yang berasal dari

seseorang yang berhak memindahkan hak milik. Macfam-macm levering :

1.      Levering atas benda bergerak, diatu dalam pasal 612 BW

2.      Levering atas benda tak bergerak

3.      Levering atas benda tak berwujud, diatur dalam pasal 613BW

4.      HAK KEBENDAAN YANG BERSIFAT SEBAGAI PELUNASAN HUTANG

(HAK JAMINAN)

Merupakan hak yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan kepadanya

untuk melakukan eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan, apabila debitor

melakukan wanprestasi. Macam-macam hak jaminan :

a.      Jaminan Umum

Diatur pasal 1131 KUHP : segala kebendaan debitor, baik yang ada maupun yang aka

nada, baik bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap pelunasan

hutang dibuatnya.

Pasal 1132 KHUP : harta kekayaan debitor menjadi jaminan secara bersama-sama bagi

semua kreditor yang memberikan utang kepadanya.

Benda yang dapat dijadikan jaminan :

1.      Berda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang)

2.      Benda tersebut dapat dipindahtangankan haknya kepada pihak lain.

b.      Jaminan Khusus

merupakan jaminan yang diberikan hak khusus, misalnya :


1.      Gadai

Pasal 1150 : gadai adalah hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak yang

diberikan kepadanya oleh debitor untuk menjamin suatu hutang.

Sifat-sifat gadai :

1.      Gadai adalah benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

2.      Gadai bersifat accsoir, artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang

dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai debitor itu lalai membayar hutangnya

kembali.

3.      Adanya sifat kebendaan

4.      Syarat inbezitztelling, artinya benda gadai harus ke luar dari kekuasaan pemberi gadai

atau benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.

5.      Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri

6.      Hak preferensi (hak untuk didahulukan), sesuai dengan pasal 1130 jo pasal 1150 KUHP

7.      Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi, artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi hapus

dengan membayarnya sebgaian dari hutang.

Hak pemegang gadai :

1.      Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang digadaikan atas kekuasaan sendiri.

2.      Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi yang berupa biaya-biaya yang

telah dikeluarkan utnuk menyelamatkan benda gadai.

3.      Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai ada

pelunasan hutang dari debitur

4.      Pemegang gadai mempunyai hak preferensi (hak untuk didahulukan) dari kreditur-

kreditur yang lain.


5.      Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim

6.      Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.

Kewajiban-kewajiban pemegang gadai :

1.      Pasal 1157 ayat 1 KUHP, pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya atau

merosotnya harga barang yang digadaikan

2.      Pasal 1156 KUHP ayat 2, kewajiban untuk memberitahukan pemberi gadai jika barang

gadai dijual

3.      Pasal 1159 ayat 1 KUHP, bertanggung jawab terhadap hasil penjualan barang gadai

4.      Kewajiban untuk mengembalikan benda gadai jika debitor melunasi hutangnya

5.      Kewajiban untuk memelihara benda gadai.

Hapusnya gadai :

1.      Hapusnya perjanjian pokok

2.      Karena musnahnya benda gadai

3.      Karena pelaksana eksekusi

4.      Karena pemegang gadai telah melepaskan hak gadai secara sukarela

5.      Karena pemegang gadai telah kehilangan kekuasanaan atas benda gadai

6.      Karena penyalahgunaan benda gadai

2.      Hipotik

Pasal 1162 KUHP adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak untuk

mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perutangan.

Sifat-sifat hipotik :

1.      Bersifat accesoir, seperti halnya dengan gadai


2.      Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit de suite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti

bendanya dalam tagihan tangan siapapun benda tersebut berada (pasal 1163 ayat KUHP)

3.      Lebih didahulukan pemenuhannya dari piutang yang lain pasal (1133-1134 ayat2

KUHP)

4.      Objeknya benda-benda tetap.

Hipotik hanya digunakan untuk hipotik kapal laut dan pesawat udara yang mempunyai

berat diatas 20 m3.

Perbedaan gadai dan hipotik :

1.      Gadai harus disertai dengan penyerahan kekuasaan atas barang yang digadaikan,

sedangkan hipotik tidak

2.      Gadai hapus jika barang yang digadaikan berpindah ke tangan orang lain, sedangkan

hipotik tidak.

3.      Suatu barang tidak pernah dibebani lebih dari satu gadai, walaupun tidak dilarang,

tetapi beberapa hipotik yang bersama-sama dibebankan di atas satu beda adalah sudah

merupakan keadaan biasa.

4.      Adanya gadai dibuktikan dengan segala macam pembuktian yang dapat dipakai untuk

membuktikan perjanjian pokok, sedangkan adanya perjanjian hipotik dibuktikan dengan

akta otentik.

Hak tanggunan

Berdasakan pasal 1 (1) UUHT, hak tanggunan merupakan hak jaminan atas tanah yang

dibebankan pada hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda yang merupakan 1

kesatuan.
Benda-benda yang dapat dijadikan jaminan utang yang bersifat khusus dengan

syarat :

1.      Benda tersebut dapat bersifat ekonomis

2.      Benda tersebut dapat dipndahtangankan haknya kepada pihak lain

3.      Tanah yang dijadikan jaminan ditunjuk oleh undang-undang

4.      Tanah-tanah tersebut sudah terdaftar dalam daftar umum berdasarkan PP no.29 tahun

1997

Fungsi pendaftaran tanah adalah :

1.      Sebagai syarat konstitutif lahirnya hak tanggungan

2.      Sebagai pembuktian telah terjadi hak tanggungan.

3.      Sebagai alat bukti bagi para debitor, kreditor maupun pihak ketiga, setiap pembebanan

hak tanggungan diberikan sertifikat hak tanggungan yang terdiri dari :

1.      Salinan buku tanah hak tanggungan

2.      Salinan akta pemberian hak tanggungan

3.      Fidusia

Dikenal dengan nama FEO yang dasarnya merupakan suatu perjanjian accosor antara

debitor dan kreditor yang isisnya penyerahan hak milik secara kepercayaan atas benda

bergerak milik debitor kepada kreditur.

Bentuk perjanjian Fidusia :

Pasal 5 ayat 1 UUJF, akta jaminan fidusia memuat :

1.      Identitas pihak pemberi dan penerimaan fidusia

2.      Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia

3.      Uraian benda yang menjadi objek jaminan fidusia


4.      Nilai penjamin

Pendaftaran fidusia

Sebagai bukti kreditor sebagai pemegang jaminan fidusia diperoleh sertifikat jaminan

fidusia diperoleh 965060 sertifikat jaminan fidusia yang ditertibkan oleh kantor

pendaftaran fidusia pada tanggal yang sama.

Tujuan daripada pendaftaran adalah sebagai berikut :

1.      Untuk melahirkan jaminan fidusia bagi penerimaan fidusia dan menjamin pihak yang

mempunyai kepentingan atas benda yang dijaminkan

2.      Untuk memberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum kepada penerima dan

pemberi fidusia serta pihak ketiga yang berkepentingan.

3.      Memberikan hak yang didahulukan

4.      Memenuhi asas spesialitas dan publisitas

5.      Member rasa aman kepada kreditur penerima jaminan fidusia dan pihak ketiga yang

berkepentingan.

Ekesekusi jaminan fidusia :

Diatur dalam pasal 29 s/d 34 UUJF, di mana pasal 39 UUJF dikatakan apabila debitor

cidera janji. Eksekusi dapat dilakukan dalam beberapa cara :

1.      Pelaksanaan title eksekultoral sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2) oleh

kreditor

2.      Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan debitor sendiri

melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan.
3.      Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan debitor dan

kreditor, jika dengan cara demikian dapat diperoleh hasil tertinggi yang menguntungkan

para pihak.

Hapusnya jaminan fidusia :

Pasal 25 UUJF, jaminan fidusia hapus karena :

1.      Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia

2.      Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh debitor

3.      Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia


BAB 3

HUKUM PERIKATAN

3.1  Pengertian

Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi di antara dua orang (pihak) atau

lebih, yakni pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi

prestasi, begitu juga sebaliknya. Perikatan disebut juga verbintenissenrecht.

Menurut beberapa ahli hukum :

         Verbintenissenrecht menurut Wirjono Prodjodikoro adalah hukum perjanjian, bukan

hokum perikatan.

         R. Subekti tidak menggunakan istilah hukum perikatan, tetapi menggunakan istilah

perikatan sesuai Buku III KUH Perdata tentang perikatan. Di dalam buku III KUH

Perdata memuat tentang persetujuan atau perjanjian, perbuatan yang melanggar hukum

dan pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan.

Perjanjian adalah peristiwa dimana pihak yang satu berjanji kepada pihak yang lain

untuk melaksanakan suatu hal. Hubungan hukum yang terjadi akibat perjanjian adalah

perikatan. Dengan kata lain, hubungan perikatan dengan perjanjian adalah perjanjian

yang menimbulkan perikatan.

3.2. Dasar Hukum Perikatan

Dasar hukum perikatan terdapat tiga sumber adalah sebagai berikut :

1.      Perikatan yang timbul dari persetujuan.

2.      Perikatan yang timbul dari undang-undang.

A.    Perikatan terjadi karena undang-undang semata.


B.     Perikatan terjadi karena undang-undang akibat perbuatan manusia menurut hokum

terjadi karena perbuatan yang diperbolehkan dan yang bertentangan dengan hokum.

3.      Perikatan terjadi bukan perjanjian, tetapi terjadi karena perbuatan melanggar hokum

dan perwakilan sukarela.

3.3  Asas Hukum Perjanjian

Asas-asas dalam hukum perjanjian diatur dalam Buku III KUH Perdata, yakni menganut

asas kebebasan berkontrak dan asas konsensualisme.

3.4 Wansprestasi

Wansprestasi timbul akibat adanya salah satu pihak yang tidak melakukan sesuai apa

yang dijanjikan misalnya lalai atau ingkar janji.

Bentuk wansprestasi ada 4 kategori yaitu:

a.       Tidak melakukan apa yanag disanggupinya akan dilakukannya

b.      Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan

c.       Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat

d.      Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

3.4.1 Asas Kebebasan berkontrak

Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkn bahwa segala sesuatu perjanjian yang dibuat

adalah sah bagi para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya. Dalam perjanjian ini para pihak diperkenankan untuk

menentukan isi dari perjanjiannya dan sebagai undang-undang bagi mereka sendiri.

            3.4.2 Asas Konsensualisme

            Bahwa Perjanjian itu lahir pada saat tercapainya kata sepakat antara pihak mengenai hal-

hal pokok dan tidak memerlukan sesuatu formalitas. Asas konsensualisme sering
disimpulkan untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu kata sepakat

antara ppara pihak yang mengaitkan diri, cakap untuk membuat suatu perjanjian,

mengenai suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal.

            Perjanjian dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu

a.       Bagian Inti. Adalah bagian yang sifatnya harus ada di dalam perjanjian.

b.      Bagian bukan inti. Terdiri dari sifat yang dibawa dalam perjanjian dan sifat yang

melekat secara tegas oleh para pihak.

3.5 Akibat-akibat Wansprestasi

Akibat-akibat wansprestasi berupa hukuman atau akibat-akibat bagi debitur yang

melakukan wansprestasi dapat digolongkan mejadi tiga kategori.

a.       Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur.

b.      Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian

c.       Peraliah resiko

3.5.1 Jenis-jenis resiko

1. Risiko dalam perjanjian sepihak

Risiko dalam perjanjian sepihak diatur dalam pasal 1237 KUH Perdata yakni ditanggung

kreditur.

2.  Risiko dalam perjanjian timbale balik

Risiko dalam perjanjian timbale balik terbagi menjadi tiga yaitu risiko dalam jual beli,

risiko tukar menukar dan risiko dalam sewa menyewa.


3.5.2 Membayar Biaya Perkara

Yang dimaksud dengan membayar biaya perkara adalah para pihak yang dikalahkan

dalam berperkara diwajibkan untuk membayar biaya perkara, jika dalam berperkara

sampai diajukan ke pengadilan.

Sementara itu seorang debitor yang dituduh lalai, ia dapat membela diri dengan

mengajukan beberapa alas an untuk membebaskan dirinya dari hukuman. Dalam hal ini

terdapat tiga kategori yakni mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa, mengajukan

bahwa si berpiutang sendiri telah lalai, dan pelepasan hak.

3.6 Hapusnya Perikatan

Ada 10 cara penghapusan suatu perikatan :

a.       Pembayaran meruapakan setiap pemenuhan perjanjian secara sukarela

b.      Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan

c.       Pembaharuan utang

d.      Perjumpaan utang atau kompensasi

e.       Percampuran utang

f.       Pembebasan utang

g.      Musnahnya barang yang terutang

h.      Batal / pembatalan

i.        Berlakunya suatu syarat batal

j.        Lewat waktu

3.7 Memorandum of Understandi ng (MoU)

MoU merupakan suatu perjanjian pendahuluan yang nantinya akan diikui dan dijabarkan

dalam perjanjian lain yang mengaturnya secara lebih detail.


Asas kebebasan berkontrak adalah bsuatu asas yang memberikan kebebasan kepada para

pihak untuk

a.       Membuat atau tidak membuat perjanjian

b.      Mengadakan perjanjian dengan siapapun

c.       Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya

d.      Menentukan bentuk perjanjian, tertulis atau lisan.

Asas kebebasan berkontrak dibatasi oleh rambu-rambu hokum sebagai berikut :

a.       Harus memenuhi syarat sebagai kontrak

b.      Tidak dilarang oleh undang-undang

c.       Tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku

d.      Harus dilaksanakan dengan itikad baik

Kedudukan yuridis suatu MoU terdapat perbedaan

a.       Pendapat yang mengatakan bahwa MoU hanya merupakan pengikat.

b.      Pendapat yang mengatakan bahwa sekali perjanjian dibuat hanya diatur pokok-

pokoknya saja.

3.7.1 Ciri-ciri Memorandum of Understanding

a. isinya ringkas, seringkali hanya satu halaman

b. berisikan hal-hal pokok saja

c. hanya bersifat pendahuluan saja

d. mempunyai jangka waktu berlakunya apabila dalam jangka waktu tersebut tidak

ditindaklanjuti dengan penandatanganan suatu perjanjian yang lebih rinci maka perjanjian

tersebut akan batal.

e. dibuat dalam bentuk perjanjian bawah tangan


f. tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa kepada para pihak untuk melakukan suatu

perjanjian yang lebih detail.

3.7.2 Alasan-alasan

a. karena prospek bisnisnya belum jelas sehingga belum bisa dipastikan

b.karena dianggap penandatanganan kontrak masih lama dengan negosiasi yang a lot.

c. karena tiap-tiap pihak dalam perjanjian masih ragu dan perlu waktu dalam

menandatangani suatu kontrak.

d. MoU dibuat dan ditandatangani oleh para eksekutif dari suatu perusahaan maka perlu

suatu perjanjian yang lebih rinci yang dirancang dan dinegosiasi khusus oleh staf-staf

yang berkaitan.

3.7.3 Tujuan Memorandum of Understanding

Tujuan MoU adalah supaya memberikankesempatan kepada pihak yang bersepakat untuk

memperhitungkan apakah saling menguntungkan atau tidak jika diadakan kerjasama.


BAB 4

HUKUM DAGANG

4.1 Hubungan Hukum Perdata Dengan Hukum Dagang

Berdasarkan Pasal 1 dan Pasal 15 KUHD dapat diketahui kedudukan KUH

Dagang terhadap KUH Perdata. Pengertiannya, KUH dagang merupakan hukum yang

khusus (lex specialis), sedangkan KUH Perdata merupakan hukum yang bersifat umum

(lex generalis), sehingga berlaku suatu asas “lex specialis derogat legi genelari”, artinya

hukum yang khusus dapat mengesampingkan hukum yang umum.

4.2 Berlakunya Hukum Dagang

Sebelum tahun 1938 Hukum Dagang hanya mengikat kepada para pedagang saja

yang melakukan usaha dagang. Kemudian, sejak tahun 1938 pengertian perbuatan

dagang menajdi lebih luas dan dirubah menjadi perbuatan perusahaan yang mengandung

arti menjadi lebih luas, sehingga berlaku bagi setiap pengusaha (perusahaan).

Ada beberapa pendapat yang dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang baru

dapat dikatakan menjalankan perusahaan jika telah memenuhi unsur-unsur, seperti

berikut:

a.       Terang-terangan.

b.      Teratur.

c.       Bertujuan untuk memperoleh keuntungan materi.

Suatu perusahaan yang dijalankan dapat berbentuk sebagai berikut:

a.       Ia seorang diri saja.

b.      Ia sendiri dan dibantu oleh para pembantu.


c.       Orang lain yang mengelola dengan pembantu-pembantu.

4.3 Hubungan Pengusaha dan Pembantu-Pembantunya

            Di dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan tidak mungkin melakukan

usahanya seorang diri. Oleh karena itu, diperlukan bantuan orang/pihak lain untuk

membantu melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

            Pembantu-pembantu dalam perusahaan dapat dibagi menjadi dua fungsi:

1.      Pembantu di dalam perusahaan.

Bersifat sub ordinasi, yaitu hubungan atas dan bawah sehingga berlaku suatu perjanjian

perburuhan.

2.      Pembantu di luar perusahaan.

bersifat koordinasi, yaitu hubungan yang sejajar, sehingga berlaku suatu perjanjan

pemberian kuasa yang akan memperoleh upah.

4.4 Pengusaha dan Kewajibannya

            Menurut undang-undang, ada dua macam kewajiban pengusaha:

a.       Membuat pembukuan.

Mewajibkan setiap orang yang menjalankan perusahaan supaya membuat catatan atau

pembukuan mengenai kekayaan dan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan agar

dapat diketahui hak dan kewajiban para pihak.

b.      Mendaftarkan perusahaannya.

Setiap orang atau badan yang menjalankan perusahaan menurut hukum wajib melakukan

pendaftaran tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan usahanya.


4.5 Bentuk-Bentuk Badan Usaha

1.      Dilihat dari jumlah pemiliknya.

a.       Perusahaan perseorangan, yaitu suatu perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan atau

seorang pengusaha.

b.      Perusahaan persekutuan, yaitu suatu perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang

pengusaha yang bekerja sama dalam satu persekutuan.

2.      Dilihat dari status hukumnya.

a.       Perusahaan berbadan hukum, yaitu sebuah subjek hukum yang mempunyai

kepentingan sendiri terpisah dari kepentingan pribadi anggotanya.

b.      Perusahaan bukan badan hukum, yaitu harta pribadi para sekutu juga akan terpakai

untuk memenuhi kewajiban perusahaan tersebut.

Sementara itu, di dalam masyarakat dikenal juga dua macam perusahaan:

1.      Perusahaan swasta, yaitu perusahaan yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta atau

tidak ada campur tangan pemerintah.

2.      Perusahaan negara, yaitu perusahaan yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki

negara.

4.6 Perseroan Terbatas

            Perseroan terbatas merupakan kumpulan orang yang diberi hak dan diakui oleh

hukum untuk mencapai tujuan tertentu

            Dasar hukum perseroan terbatas diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1995 tentang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut UUPT.


4.7 Penyatuan Perusahaan

            Dalam membentuk suatu perusahaaan dapat dilakukan berbagai cara:

1.      Penggabungan (merger), yaitu penggabungan dua atau lebih perusahaan ke dalam satu

perusahaan.

2.      Peleburan (konsolidasi), yaitu peleburan dua atau lebih perusahaan menjadi satu

perusahaan yang baru.

3.      Pengambilalihan (akuisisi), yaitu pembelian seluruh atau sebagian saham dalam satu

atau lebih oleh perusahaan atau pemilik perusahaan lainnya.

4.8 Pembubaran dan Likuidasi Perseroan Terbatas

Pembubaran dan likuidasi perseroan terbatas berpedoman pada Pasal 114 UUPT,

dapat terjadi karena:

a.       Keputusan RUPS.

b.      Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.

c.       Penetapan pengadilan.

Dengan demikian, jika perseroan telah bubar maka perseroan tidak dapat

melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk membereskan kekayaannya dalam proses

likuidasi.

Kewajiban likuidator dari perseroan terbatas adalah sebagai berikut:

1.      Likuidator dari perseroan yang telah bubar wajib memberitahukan kepada semua

kreditornya dengan surat tercatat mengenai bubarnya perseroan.

2.      Pemberitahuan sebagaimana dimaksud memuat:

a.       Nama dan alamat kantor.

b.      Tata cara pengajuan tagihan.


c.       Jangka waktu pengajuan tagihan yang tidak boleh lebih dari 120 hari terhitung sejak

surat pemberitahuan diterima.

3.      Kreditor yang mengajukan tagihan sesuai dengan ketentuan yang belaku ditolak, dapat

mengajukan gugatan ke pengadilan negeri, paling lambat 90 hari terhitung sejak tanggal

penolakan.

4.      Likuidator wajib mendaftarkan dan mengumumkan ahsik akhir proses likuidasi sesuai

ketentuan yang berlaku.

5.      Dalam hal perseroan bubar, likuidator dalam waktu paling lambat 30 hari berkewajiban

melakukan hal-hal berikut:

a.       Mendaftarkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.

b.      Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

c.       Mengumumkan dalam dua surat kabar harian.

4.9 Koperasi

            Koperasi adalah perserikatan yang memenuhi keperluan para anggotanya dengan

cara menjual barang keperluan sehari-hari para anggotanya dengan harga murah (tidak

bermaksud mencari untung). Pembentukan koperasi diatur dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pasal 1 butir 1 koperasi adalah badan

hukum yang beranggotakan orang-seorang atau daban hukum koperasi yang melandaskan

usahanya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan.

            Jadi, koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan para anggotanya pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

4.10 Yayasan

            Yayasan adalah badan hukum yang tidak mempunyai anggota yang dikelola oleh

pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial. Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2001, yayasan merupakan suatu badan hukum dan untuk dapat menjadi badan hukum

wajib memenuhi kriteria dan tersyaratan tertentu, yakni:

1.      Yayasan terdiri atas kekayaan yang terpisahkan.

2.      Kekayaan yayasan diperuntukkan untuk mencapai tujuan yayasan.

3.      Yayasan mempunyai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

4.      Yayasan tidak mempunyai anggota.

Yang termasuk sebagai organ yayasan adalah:

a.      Pembina, yaitu organ yayasan yang mempunyai kewenangan dan memegang kekuasaan

tertinggi.

b.      Pengurus, yaitu organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan. Seorang

pengurus harus mampu melakukan perbuatan hukum dan diangkat oleh pembina

berdasarkan keputusan rapat pembina.

c.       Pengawas, yaitu organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi

nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.

4.11 Badan Usaha Milik Negara

            Badan usaha milik negara adalah persekutuan yang berbadan hukum yang

didirikan dan dimiliki negara. Perusahaan negara adalah daban hukum dengan kekayaan
dan modalnya merupakan kekayaan sendiri dan tidak terbagi dalam saha-saham. Jadi,

badan usaha milik negara dapat berupa:

1.Perusahaan jawatan (perjan), yaitu BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam

anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan.

2.      Perusahaan umum (perum), yaitu BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan

tidak terbagi atas saham.

3.      Perusahaan perseroan (persero), yaitu BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang

modalnya terbagi dalam sahan yang seluruh atau sebagian paling sedikit 51% sahamnya

dimiliki negara dan bertujuan mengejar keuntungan.


Bab 7

Hak Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan adalah kekayaan berupa hak yang mendapat perlindungan hukum,

sedangkan intelektual adalah kegiatan intelektual bedasarkan kegiatan daya cipta dan

daya pikir dalam bentuk ekspresi, ciptaan, dan penemuan di bidang teknologi dan jasa.

Jadi, hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berpikir atau

oalh piker yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia.

Dalam ilmu ekonomi, hak kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan khusunya

hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek benda intelektual, yaitu benda yang

tidak berwujud yang bersifat immaterial.

Intellectual property right (IPR) adalah perlindungan terhadap hasil karya

manusia baik hasil karya yang berupa aktivitas dalam ilmu pengetahuan, industri,

kesusastraan, dan seni.

Dalam pasal 7 TRIPS (tread related aspect of intellectual property right)

diajabrkan tujuan dari perlindungan dan penegakan HKI adalah untuk mendorong

timbulnya inovasi, pengalihan dan penyebaran teknologi dan diperolehnya manfaat

bersama antara penghasil dan penggunaan pengetahuan teknologi, menciptakan

kesejahteraan social dan ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual :

 prinsip ekonomi : bentuk yang akan memberi keuntungan kepada pemilik

 prinsip keadilan : mendapat perlindungan dalam kepemilikan


 prinsip kebudayaan : daapt meningkatkan taraf kehidupan, peradaban, dan

martabat manusia

 prinsip social : mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara

Berdasarkan WIPO, hak atas kekayaan intelektual dibagi menjadi dua, yaitu hak cipta

(copyrights), dan hak kekayaan industri (industrial property rights).

Hak kekayaan industri meliputi paten, merek, varietas tanaman, rahasia dagang,

desain industri, dan desain tata letak sirkuit terpadu.

Pengertian hak cipta menurut pasal 1 ayat 1 UU nomor 19 tahun 2002 adalah hak

eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-

pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak cipta terdiri dari:

-          hak ekonomi (economic rights) adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas

ciptaan serta produk hak terkait

-          hak moral (moral rights) adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang

tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak

terkait telah dialihkan.

Fungsi dan Sifat Hak Cipta

      Hak cipta berfungsi untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya yang

timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan

menurut perundang-undangan yang berlaku.


      Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak, sehingga hak cipta dapat dialihkan, baik

seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis, atau

lainnya.

Cipta yang dilindungi :

 buku, program, dan semua hasil karya tulis lain

 ceramah, kuliah, pidato

 alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan

 lagu atau musik dengan atau tanpa teks

 drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime

 seni rupa dalan segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,

seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan

 arsitektur

 peta

 seni batik

 fotografi

 sinematografi

 terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain dari hasil

pengalihwujudan

Masa berlaku hak cipta

-          hak cipta atas suatu ciptaan berlaku selama hidup pencipta dan terus menerus

berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia


-          hak atas ciptaan dimiliki atau dipengang oleh suatu badan hukum berlaku selama 50

tahun sejak pertama kali diumumkan

-          untuk perwajahan karya tulis yang diterbitkan berlaku selama 50 tahun sejak

penerbitan

-          untuk ciptaan yang tidak diketahui siapa penciptanya, dan peninggalan sejarah dan

prasejarah benda budaya nasional dipegang oleh negara, tanpa batas waktu

-          untuk ciptaan yang belum diterbitkan dipegang oleh Negara

-          untuk ciptaan yang sudah diterbitkan penerbit sebagai pemegang hak cipta, jangka

waktu berlaku selama 50 tahun sejak penerbitan

Penyelesaian sengketa

Pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga atau

dapat diajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung.

Pelanggaran Terhadap Hak Cipta

Diatur dalam pasal 72 dan 73 UU nomor 19 tahun 2002 yang dapat dikenakan hukum

pidana dan perampasan oleh negara untuk dimusnahkan.

Hak Paten

Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada investor atas hasil

investasinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan.

            Invensi adalah ide investor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan

masalah yang spesifik di bidang teknologi,dapat berupa produk atau proses atau

penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

Lingkup Paten
Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat

diterapkan dalam industri.

Paten yang tidak diberikan untuk invensi, yaitu :

-          proses atau produk, pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketetiban umum,

atau kesusilaan

-          metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang ditetapkan

terhadap manusia dan atau hewan

-          teori metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika

Jangka Waktu Paten

Berdasarkan pasal 8 UU nomor 14 tahun 2001, paten diberikan jangka waktu selama 20

tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tidak dapat diperpanjang.

Untuk paten sederhana diberi jangka waktu 10 tahun.

Permohonan Paten

Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang

merupakan satu kesatuan invensi. Permohonan paten diajukan dengan membayar biaya

kepada Direktorat Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman & HAM

Pengalihan Paten

Berdasarkan pasal 66 UU nomor 14 tahun 2001, paten dapat dialihkan baik seluruh atau

sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab lain yang

dibenarkan undang-undang.

Paten Sederhana
Paten sederhana hanya diberikan untuk satu invensi, dicatat, dan diumumkan di direktorat

jendral sebagai bukti. Paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi wajib.

Penyelesaian Sengketa

Pemegang paten berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga

terhadap siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksudkan dengan perundang-undangan ini.

Pelanggaran terhadap hak paten akan dikenakan hukum pidana dan perampasan oleh

negara untuk dimusnahkan.

Hak Merek

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, warna,atau kombinasi

yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan barang atau jasa.

Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek

yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu.

Jenis-jenis Merek :

 merek dagang : merek pada barang yang diperdagangkan untuk membedakan

dengan barang sejenisnya

 merek jasa : merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan untuk

membedakan dengan jasa sejenisnya

 merek kolektif : merek yang digunakan pada barang atau jasa degan karakteristik

yang sama yang diperdagangkan untuk membedakan dengan barang atau jasa

sejenisnya.

Merek yang tidak dapat didaftar


Tidak dapat didaftar apabila mengandung unsure yang bertentangan dengan peraturan

undang-undang, tidak memiliki daya pembeda, telah menjadi milik umum, dan

merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohon

pendaftarannya.

Pendaftaran merek diajukan kepada DirJen Merek Departemen Kehakiman dan HAM.

Jangka waktu merek yaitu 10 tahun sejak penerimaan dan dapat diperpanjang dengan

jangka waktu yang sama.

Merek yang ditolak, yaitu :

-          ada persamaan dengan yang sudah terdaftar

-          ada persamaan dengan merek yang sudah terkenal

-          ada persamaan dengan indikasi geografis yang dikenal

-          merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto atau nama badan hukum

-          merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambing atau

simbol negara

-          merupakan tiruan atau menyerupai cap atau tanda atau setempel resmi yang

digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah

Penghapusan dan Pembatalan Pendaftaran Merek :

-          merek tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut dalam perdagangan

-          merek digunakan untuk jenis barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan yang

didaftarkan

Perlidungan Varietas Tanaman


Perlidungan varietas tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan Negara,

diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaan dilakukan oleh kantor perlindungan varietas

tanaman.

Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dari jenis atau spesies tanaman

baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.

Ketentuan Penamaan Varietas :

-          nama tersebut dapat terus digunakan meskipun masa perlidungan telah habis

-          pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas

-          dilakukan oleh pemohon PVT dan didaftarkan pada kantor PVT

-          Apabila tidak sesuai dengan ketentuan kedua, kantor PVT berhak menolak penamaan

-          Apabila nama sudah digunakan, pemohon wajib mengganti nama varietas tersebut

-          Nama varietas dapat juga diajukan sebagai merek dagang

Jangka waktu PVT sesuai pasal 4 UU nomor 29 tahun 2000 adalah 20 tahun untuk

tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan.

Hak untuk menggunakan varietas dapat meliputi :


BAB 8

PASAR MODAL

Pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek atau perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan

transaksi jual beli.

Dasar Hukum

1. Undang—Undang Nomor 8 Tahun 1995.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995.

4. SK Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995.

5. SK Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995.

6. SK Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995.

7. Keputusan Presiden Nomor 117/1999.

8. Keputusan Presiden Nomor 120/1999.

9. Keputusan Presiden Nomor 121/1999.

10. Keputusan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Nomor SK 38/SK/1999.

Produk—Produk Yang Terdapat Dalam Pasar Modal


1. Saham, Saham Merupakan penyertaan dalam odal dasar suatu perseroan terbatas,

sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat saham/saham kolektif

kepada pemegang saham. Hak—hak pemegang saham adalah deviden, suara

dalam RUPS, peningkatan modal atau selisih nilai yang mungkin ada.

2. Obligasi, Obligasi merupakan surat pernyataan utang dari perusahaan kepada para

pemberi pinjaman, yakni para pemegang obligasi. Hak—hak pemilik obligasi

adalah pembayaran bunga, pelunasan utang, penignkatan nilai modal yang

mungkin ada, apabila obligasi dijual kembali.

3. Reksadana, Reksadana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemilik

menitipkan uang kepada pengelola reksadana untuk digunakan dalam investasi di

pasar modal atau pasar uang. Hak –hak pemilik sertifikat obligasi adalah dividen

yang dibayarkan secara berkala, peningktan nilai modal yang ada, apabila setifikat

dijual kembali, hak menjual kembali kepada PT Danareksa.

Para Pelaku Pasar Modal

1. Pelaku, yakni pembeli dana/modal baik perorangan maupun kelembagaan/badan

usaha yang menyisihkan kelebihan dana/uangnya untuk usaha yang bersifat

produktif.

2. Emiten, yakni pihak yang melakukan penawaran ummum atau perusahaan yang

memperoleh dana melalui pasar modal. Sementara itu dalam pasar modal ada dua

kesempatan untuk menjadi pemodal, yakni pasar perdana dan pasar sekunder.

3. Komoditi, yakni barang yangdiperjual belikan, dapat berupa bursa uang, modal,

timah, karet, tembakau, minyak, emas, perkapalan, asuransi, perbankan dan lain

lain.
4. Lembaga Penunjang, yakni lembaga yang terkait dalam kegiatan pasar modal

serta lembaga—lembaga swasta yang terkait sebagai profesi penunjang.

5. Investasi , yakni kegiatan menanamkan modal, baik secara langsung maupun

tidak langsung dengan harapan pada waktunya mendapatkan sejumlah

keuntungan.

Instansi yang terkait Dalam Pasar Modal

1. Badan Pengawas pasar modal, yaitu pengelola pasar modal dibawah departemen

keuangan.

2. Bursa Efek yaitu lembaga yang menyelenggarakn dan menyediakan sistem atau

atau sarana untuk mempertemukan pemilik modal dan yang membutuhkannya.

3. Lembaga Kliring dan Penjamin yaitu pihak yang menyelenggarakan jasa kliring

dan penjamin penyelesaian transaksi bursa.

4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yaitu pihak yang menyelenggarakn

kegiatan custodian sentral bagi bank cusstodian, perusahaan efek, dan lain—lain.

Profesi Penunjang Pasar Modal

1. Notaris

Notaris adalah pejabat umum yang berhak membuat akta otentik dan terdaftar di

Bapepam.

2. Konsultan Hukum

Konsultan Hukum adalah pihak yang memeberikan nasihat dan pendapat dari segi hukum

mengenai kewajiban yang mengikat perusahaan yang hendak go public secara hukum.

3. Akuntan Publik
Akuntan publik adalah pihak yang bertanggung jawab memberikan pendapat terhadap

kewajaran kewajiban laporan keuangan perusahaan yang hendak go public dan bukan

kebenaran atas laporan keuangan.

4. Perusahaan Penilai

Perusahaan penilai adalah pihak yang melakukan kegiatan penilaian kekayaan yang

dimilik oleh perusaah yang hendak go public.

Larangan Dalam Pasar Modal

1. Penipuan dan manipulasi dalam kegiatan efek.

2. Perdagangan orang dalam.

3. Larangan bagi orang dalam., yaitu mempengaruhi pihak lain dan memberikan

informasi terhadap pihak lain.

4. Larangan bagi pihak yang disamakan dengan orang dalam.

5. Perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam.

Sanksi Terhadap Larangan

1. Sanksi administrasi, yaitu peringatan terulis, denda, pembatasan kegiatan usaha,

pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan perjanjian,

pembatalan pendaftaran.

2. Sanksi pidana, yaitu dikenakan pelanggaran pidana di pasar modal dan denda.
BAB 9

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Pengertian

Berdasarkan pasal 1 angka 2 Undang—undang Nomor 8 Tahun 1999, konsumen adalah

setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.

Asas dan Tujuan

1. Asas manfaat, segala upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen

harus memberikan manfaat yang sebesar—besarnya bagi konsumen.

2. Asas Keadilan, memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha

untuk memperoleh haknya dan kewajibannya.

3. Asas keseimbangan, memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen,

pelaku usaha , dan pemerintah dalam materi ataupun spiritual.

4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen, untuk memberikan jaminan atas

keamanan dan keselamatan kepada konsumen atas penggunaan , pemakaian, dan

pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.


5. Asas kepastian hukum, yakni baik pelaku maupun konsumen mentaati hukum dan

memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen.

Tujuan perlindungan konsumen antara lain adalah :

1. Meningkatkan kesadaran ; kemampuan; kemandirian konsumen untuk ,elindungi

diri sendiri;

2. Mengangkat harkat martabat konsumen;

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih.

Hak dan Kewajiban Konsumen:

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang,

2. Hak untuk memilih,

3. Hak atas informasi yang benar dan jelas,

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya,

5. Hak untuk mendapatkan advokasi dalam perlindungan konsumen,

6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan untuk konsumen,

7. Hak untuk diperlakukan dan dilayani,

8. Hak utuk mendapatkan kompensasi atau ganti rugi,

9. Hak-hak yang diatur dalam undang-0-undang.

Kewajiban

1. Membaca, mengikuti petunjuk informasi dan prosedur,

2. Beritikan baik dalam bertransaksi pembelian,


3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati,

4. Mengikuti u[aya penyelesaian hukum sengketa secara patuh.

Hak dan Kewajiban Pelaku usaha

Hak

1. Hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan,

2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum atas itikap konsumen yang tidak

baik,

3. Hak untuk membela diri sepatutnya dalam perlindungan hukum,

4. Hak untuk rehabilitasi nama baik bila telah terbukti bersalah dalam pengadilan,

5. Hak—hak yang diatur dalam undang—undang.

Kewajiban

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2. Melakukan informaso yang benar , jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang.

3. Memperlakukan konsumen secara benar.

4. Menjamin mutu barang atau jasa.

5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan mencoba baran yang

diperdagangakn.

6. Memeberi kompensasi dan/atau ganti rugi kepada pihak yang dirugiikan.

Tanggung Jawab Pelaku Usaha


Setiap pelaku usaha harus bertanggung jawab atas apa yang diperdagangkannya ,

tanggung gugat produk timbul karena ada kerugian yang dialami pihak konsumen sebagai

akibat dari produk yang cacat. Bentuk kerugian jonsumen dengan ganti rugi berupa

pengembalian uang, penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya,

perawatan kesehatan, dan/atau pemberian santunan sesuai dengan peraturan perundang—

undangan yang berlaku.

Sanksi

Sanksi yang diberikan oleh Undand—undang Nomor 8 Tahun 1999 yang terulis dalam

pasal 60 sampai dengan pasal 63 dapat berupa sanksi administratif , dan sanksi pidana

pokok, serta tambahan berupa penempatan barang tertentu, pengumunan keputusan

hakim, pembayaran ganti rugi, perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan

kerugian bagi pihak konsumen.


BAB 10

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT

Berdasarkan undang—undang yang ada dan pembuktian lainnya dalam beberapa hukum

negara bahwa praktik monopoli tersebut harus dibuktikan adanya unsur—unsur yang

mengakibatkan persaingan tidak sehat berdasarkan Undang—undang Nomor 5 Tahun

1999.

Asas Tujuan

Dengan melakukan usaha di Indonesia, pelaku usaha harus berasaskan demokrasi

ekonom i dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dengan

kepentingan umum. Seperti yang diatur dalam undang—undang sebagai berikut :

1. Menjaga kepentingan umum dan menjaga efisiensi ekonomi nasional,

2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan yang

sehat, sehingga menjamin adanya kesempatan berusaha yang sama.

3. Mencegah praktik monopoli dan persaingan tidak sehat,

4. Terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.


Kegiatan yang dilarang dalam praktik bisnis adalah monopoli, monopsoni, penguasaan

pasar, persekongkolan, dominan, jabatasn rangkap, pemilikan saham mayoritas dalam

perusahaan sejenis dan persaingan tidak sehat.

1. Monopoli adalah situasi pengadaan barang dagangan tertentu sekurang—

kurangnya sepertiga dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok, sehingga

harganya dapat dikendalikan.

2. Monopsoni adalah keadaan pasar yang tidak seimbang , yang dikuasai oleh

seorang pembeli, oligopsoni yang terbatas terhadap seorang pembeli.

3. Prnguasaan pasar adalah proses, cara atau perbuatan menguasai pasar. Dengan

demikian pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan pasar baik secara sendiri

ataupun bersama—sama pelaku usaha lainnya.

4. Persekongkolan adalah berkomplot atau bersepakat melakukan sesuatu kejahatan

atau kecurangan. Ada beberapa bentuk persekongkolan yang dilarang dalam

undang—undang no 5 tahun 1999.

5. Posisi Dominan artinya pengaruhnya sangat kuat yang merupakan suatu keadaan

dimana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan

dalam pasar yang digelutinya.

6. Jabatan Rangkap adalah seseorang yang menduduki jabatan direksi atau komisaris

dari suatu perusahaan pada waktu yang bersamnaan dalam suatu perusahaan.

7. Pemilikan saham adalah pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada

beberapa perusahaan sejenis , melakukan kegiatan yang sama dalam mendirikan

perusahaan.
8. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambil alihan adalah mengarahkan pelaku

usaha yang berbadan hukum ataupun tidak untuk menjalankan usahanya secara

terus menerus dan tetap dengan tujuan mencari keuntungan.

Perjanjian yang Dilarang

Dalam bisnis telah ditentukan pelarangan para pelaku usaha, antara lain oligopoli,

penetapan harga, pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, integrasi

vertikal, dan perjanjian dengan pihak luar negeri.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah sebuah lembaga yang berfungsi untuk

mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya melakukan praktik

monopoli atau persaingan secara tidak sehat.

Sanksi

Ketentuan pemberian sanksi terhadap pelanggaran bagi pelaku usaha yang melanggar

undang—undang ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok , antara lain sanksi

administratif yaitu sanksi dapat berupa penetapan pembatasan perjanjian, atau

pemberhentian tindakan produksi yang melanggar konsumen dan sanksi pidana pokok

dan tambahan yaitu sanksi yang dierikan denda antara lain adalah pencabutan izin usaha,

penghentian kegiatan usaha, larangan bagi terdakwa untuk menduduki jabatan tertentu.
BAB 11

KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

Pengertian kepailitan adalah seorang pedagang yang melakukan tindakan tertentu untuk

mengelabui pihak kreditornya atau bersembunyi dari kreditor. Sedangkan yang dimaksud

dengan utang adalah kewajiban yang dinyatakn atau dapat dinyatakan dalam jumlah

uang, baik mata uang indonesia maupun mata uang negara asing yang langsung atau tidak

langsung yang timbul dikemudian hari karena perjanjian atau undang—undang dan yang

wajib dipenuhi oleh debitor.

Pihak Pihak yang dapat mengajukan kepailitan adalah Debitor yang mempunyai dua atau

lebih kreditor dan tidak membayar lunas, Kejaksaan dapat mengajukan kepailitan untuk

kepentingan umum, Debitor merupakan bank sehingga pernyataan pailit bagi bank

sepenuhnya merupakan tanggung jawab Bank Indonesia, debitor adalah perusahaan efek,

debitor adalah perusahaan asuransi.

Namun selama putusan atas permohinan pernyataan pailit belum ditetapkan maka dapat

mengajukan permohonan kepada pengadlan untuk


1. Meletakkan sita jaminan.

2. Menunjukkan kurator sementara untuk mengawas

1. Pengelolaan usaha debitor

2. Pembubaran kepada kreditor, pengalihan atau penggunaan kekayaan

debitor dalam kepailitan merupakan kewenangan kurator.

Pihak—Pihak yang terkait dalam Pengurusan Harta Pailit

1. Hakim pengawas bertugas untuk mengawasi pengurusan dan pemberesan harta

pailit.

2. Kurator bertugas dalam pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit, kurator

dapat meminta penyegelan harta pailit kepada pengadilan, berdasarkan untuk

mengamankan harta pailit melalui hakim pengawas.

3. Panitia debitor dalam putusan pailit atau penetapan, kemudian panitia dapat

membentuk panitia kreditor.

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Dalam pasal 222, penundaan kewajiban pembayaran utang diajukan debitor apabila

memiliki dua atau lebih kreditor. Permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang

harus diajukan kepada pengadilan niaga dengan di tanda tanhgani dengan pemiliknya dan

advokatnya.

Dalam hal ini hakim pengawas setiap waktu dalam penundaan, berkewajiban mengawasi

pembayaran utang tetap, berdasarkan


1. Prakarsa hakim pengawas

2. Permintaan pengurus atau permintaan satu atau lebih kreditor.

Sementara itu, dalam 244 tidak berlaku penundaan utang, antara lain:

1. Tagihan yang dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik,

atau hak agunan atas kebendaan lainnya.

2. Tagihan biaya pemeliharaan, pengawasan, atau pendidikan yang sudah harus

dibayar.

3. Tagihan yang diistimewakan terhadap benda tertentu milik debitor.

Pencocokan

Pencocokan piutang merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam proses kepailitan,

karena dengan pencocokan piutang iniliah nantinya ditentukan pertimbangan penentuan

hak masing—masing kreditor. Dalam hal ini hakim pengawas dapat menetapkan:

1. Batas akhir pengajuan tagihan

2. Batas akhir verifikasa pajak untuk menentukan besarnya pajak sesuai dengan

pperaturan pajak.

3. Hari, tanggal, waktu, dan tempat rapat kreditor untuk mencocokkan piutang.

Perdamaian

Debitor pailit berhak untuk menawarkan rencana perdamaian kepada para krediturnya.

Apabila rencana perdamaian telah diajukan ke panitera, hakim pengawas harus

menentukan :
1. Hari terkahir tagihan harus disampaikan kepada pengurus,

2. Tanggal dan waktu rencana perdamaian.

Sementara itu pengadilan dapat menolak rencana perdamaian apabila :

1. Harta debitor termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan suatu

benda jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian,

2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin,

3. Perdamaian itu dicapai karena penipuan atau persekongkolan dengan satu atau

lebih kreditor.

Permohonan Peninjauan kembali

Terhadap keputusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dapat diajukan

permohonan peninjauan kembali kepada mahkamah agung, permohonan ini dilakukan

apabila :

1. Setelah perkara diputus ditemukan bukti baru yang bersifat menentukan nantinya,

2. Dalam keputusan hakim terdapat kekeliruan yang nyata.


BAB 12

PENYELESAIAN SENGKETA

Pada umumnya dibagian suatu akhir perjanjian dicantumkan suatu kalusula yang dapat

menentukan penyelesaian sengketa. Pada umumnya di dalam kehidupan suatu

masyarakat telah mempunyai cara untuk menyelesaikan konflik atau sengketa sendiri,

yakni penyelesaian sengketa dengan cara yang formal ataupuun yang informal.

Cara—cara Penyelesaian Sengketa

1. Negosiasi

Negosiasi adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai

kesepakatan antara pihak yang satu dengan yang lainnya, negosiasi juga diatikan sebgai

penyelesaian sengketa secara damaimelalui perundingan pihak yang bersengketa.

2. Mediasi

Mediasi adalah proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian sutu perselisihan

sebagai penasihat. Sementara itu pihak ketiga yang ditunjuk menyelesaikan sengketa

disebut mediator, oleh karena itu mediasi mengandung unsur—unsur berikut.


1. Merupakan sebuah penyelesaian sengketa melalui perundingan.

2. Mediator terlibat dan di terima oelh kedua pihak yang sedang berseteru.

3. Mediator bertugas sebagai pencari jalan keluar dari pihak yang

bersengketa.

4. Tujuan mediasi untuk mencapai penyelesaian dan kesepakatan yang dapat

diterima oleh pihak—pihak yang bersengketa.

2. Konsiliasi

Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih utuk mencapai

persetujuan dan penyelesaian. Namun dalam Undang—Undang 30 Tahun 1999 tidak

memberikan suatu rumusan yang eksplisit tentang konsiliasi. Nama yang menjadi pihak

kosiliasi adalah konsialiator.

Dalam meyelesaikan perselisihan,konsiliator memiliki hak dan kewenangan untuk

menyatakan pendaapat secara terbuka dan tidak meihak kepada yang bersengketa.

4. Arbitrase

Arbitrase adalah usaha perantara dalam meleraikan sengketa. Dalam pada itu

penyelesaian sengketa dengan arbitrase lebih disukai oleh pelaku bisnis dan ekonomi

karena tingkat kerahasiaannya, prosedur sederhana , keputusan arbiter mengikat pihak—

pihak yang bersengketa, dan disebabkan keputusan yang diberikan bersifat final. Suatu

perjanjian arbitrase tidak batal dikarenakan sebab berikut :

1. Meninggalnya salah satu pihak

2. Bangkrutnya salah satu pihak


3. Novasi (pembaruan utang)

4. Insolvensi (keadaan tidak mampu membayar)

5. Pewarisan

6. Berlakunya syarat—sayarat hapusnya perikatan pokok

7. Berakhrnya atau batalnya perjanjian pokok.

Dalam pada itu arbitrase terbagi kedalam dua jeni, yaitu :

1. Arbitrase ad hoc atau arbitrase volunter yakni arbitrase

yang dibentuk secara khusus untuk menyelesaiakn suatu

masalah.

2. Arbitrase institusional yakni merupakan lembaga yang

bersifat permanen untuk mengut=rusi masalah arbitrase.

2. Peradilan

1. Peradilan adalah suatu lembaga yang di bentuk untuk

mengahindari perlakuan mengahakimi sendiri atas

pengadilan tinggi, dan mahkamah agung

suatu masalah persengketaan yang sedang terjadi.

1. Peradilan umum adalah salah satu kekuasaan hakim bagi

rakyat pencari keadilan yang pada umumnya mengenai

perkara perdata atau pidana, dengan demikina pelaksanaan

hukum dalam peradilan umu meliputi pengadilan negeri,

Anda mungkin juga menyukai