Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Jagung manis biasa tumbuh hampir di seluruh dunia. Sebagai tanaman serealia

jagung manis termaksud bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung manis telah

menjadi komoditas utama setelah beras. Bahkan, dibeberapa daerah di Indonesia,

jagung manis dijadikan sebagai bahan pangan utama. Tidak hanya sebagai bahan

pangan, jagung manis juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri

(Purwono, 2010).

Sentral produksi jagung manis masih didominasi di Pulau Jawa, yaitu sekitar

65% sedangkan diluar pulau jawa hanya sekitar 35%. Hingga tahun 2003, produksi

jagung di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan. Untuk menutupi

kekuranganya, pemerintah mengimpor jagung manis beberapa negara produsen.

Padahal, sejak tahun 2001 pemerintah telah menggalakkan sebuah program yang

dikenal dengan sebutan Gema Palagung (Gerakan Mandiri Padi dan Jagung). Dengan

adanya progam tersebut, ternyata memang dapat memecu petani untuk meningkatkan

produktivitasnya dan terbukti dapat meningkatkan produksi jagung manis di dalam

negeri, tetapi tetap belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri (Hartono,2010).
2

Jagung manis menempati posisi penting dalam perekonomian nasional karena

merupakan sumber karbohidrat dan bahan baku industri pakandan pangan. Di

samping bijinya, biomas hijauan jagung manis diperlukan dalam pengembangan

ternak sapi. Kebutuhan jagung manis dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 4,9

juta ton pada tahun 2005 dan di prediksi menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010.

Peluang ekspor semangkin terbuka mengingat Negara penghasil jagung manis seperti

Amerika, Argentina, dan cina mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan

jagungnya meningkat. (Hartono,2010)

Propinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang cukup potensial untuk

pengembangan jagung manis dan merupakan daerah penghasil utama jagung manis

ke 5 setelah Jawa Timur, Jawah Tengah, Sulawesi Selatan, dan Lampung.

Peningkatan produksi jagung manis di Sumatera Utara masih terbuka lebar baik

melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam. Rata-rata tingkat

produktivitas jagung manis nasional dari areal panen sekitar, 3,60 juta hektar baru

mencapai 3,40 t/ha (Purwono, 2010).

Teknologi budaya jagung manis dengan produktivitas 4,5-10 t/ha tergantung

pada potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan. Salah satu penyebabnya

besarnya senjang hasil antra teknologi penelitian dan hasil petani diakibatkan karena

jurang tahuan petani akan teknologi terbaru yang dihasilkan peneliti. Dengan adanya
3

teknologi budaya jagung manis ini diterapkan akan meningkatkan produksi dan

pendapatan petani ( Muhrizal, 2009 ).

Keuntungan bertanam jagung manis ternyata sangat besar. Selain biji sebagai

hasil utama, batang jagung manis merupakan bahan pakan ternak yang sangat

potensial. Dengan demikian, dalam pengusahaan jagung manis selain mendapat biji

atau tongkol jagung, masih ditambah dengan berangkasnya yang juga memiliki nilai

ekonomi tinggi (Hartono, 2010)

Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang tidak membutuhkan

perawatan intensif ( tidak manja ) dan dapat ditanam dihampir semua jenis tanah.

Resiko bertanam jagung umumnya sangat kecil dibandingkan tanaman palawija

lainnya (Purwono, 2010).

Jagung manis merupakan salah satu bahan makanan pokok. Sekitar 70% dari

hasil produksi jagung manis digunakan untuk komsumsi. Selain sebagai bahan

pangan, jagung manis juga menjadi campuran bahan pakan ternak, bahan ekspor

nonmigas, serta bahan baku pendukung indusri ( Hartono, 2010 ).

Pupuk ialah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik maupun

yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam

tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor

keliling atau lingkungan baik ( Mulyani 2008 ).


4

Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir negara-negara industri mulai

berpendapat bahwa paket pertanian modern yang memberi hasil panen yang tinggi

ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan pupuk

anorganik yang berlebihan dapat mencemari lingkungan, sedangkan penggunaan

pupuk organik yang tidak hati-hati terutama pada proses pengolahannya juga akan

mencemari lingkungan, udara utamanya, sebagai contoh hamparan limbah pertanian

yang dibiarkan terendam air dan mengalami proses fermentasi aeroup akan

menghasilkan gas metane yang berpotensi besar terhadap pelubangan pada lapisan

ozon (Musnawar, 2009).

Menurut Susilo (2005), menyebutkan beberapa dampak negatif dari sistem

pertanian konvensional, yaitu sebagai berikut :

a.      Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia pertanian dan

sedimen,

b.     Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena pestisida

maupun aditif pakan,

c.      Pengaruh aditif senyawa kimia pertanian pada mutu dan kesehatan makanan,

d.     Peningkatan daya tahan organisme terhadap pestisida,dan

e.      Penurunan produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan serta berkurangnya

bahan organik tanah.


5

Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam

dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami, sementara pupuk

anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang

sengaja ditambahkan atau diatur dalam jumlah tertentu. Pupuk organik merupakan

salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya untuk memperbaiki kebutuhan

tanah dan penggunaannya masih sering dibarengi dengan pupuk anorganik atau

pupuk kimia buatan pabrik (Musnawar, 2009).

Pupuk organik, tanah yang subur dan mengandung hara yang cukup

merupakan syarat mutlak bagi tanaman jagung manis. Hara NPK juga di perlukan

oleh tanaman jagung manis. Produksi maksimum tanaman akan tercapai apabila

kandungan nutrisi di dalam tanah pada kondisi cukup dan seimbang. Keseimbangan

penggunaan pupuk organik dan anorganik akan memberikan stimulan yang cukup

untuk mengaktualkan potensi genetik produksi (Musnawar, 2009).

Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun. Untuk itu dalam

penanaman mutlak diperlukan pengolahan tanah dan penambahan usur hara. Dalam

hal ini dapat dilakukan pemanfaatan pupuk kandang dan pemupukan anorganik

sebagai solusi yang dapat dilakukan.Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari

kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan

maupun air kencing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis,
6

yaitu padat dan cair. Walau pun demikian, sepertinya orang enggan berbicara kotoran

cair yang berupa urine ternak ( Mulyani 2008 )..

Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

mentimun. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami

penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang sangat

dipengaruhi beberapa faktor antara lain, yaitu jenis hewan, umur hewan, keadaan

hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan

sebelum diaplikasikan. Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan

tanah permukan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya

serap dan daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan

tanah (Musnamar, 2006).

Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan

tanaman juga dapat meningkatkan efisensi pengunaan pupuk kimia, sehingga dosis

pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat

secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan dosis

penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupupukan telah

dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi, jagung

dan kentang) maupun tanaman sayur – sayuran (kacang panjang, timun, terong

(Rusmaili, 2011).
7

Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air

dan lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-

bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah,

juga mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman

seperti jenis sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan, belewah). Pupuk kandang sapi,

karena pupuk ini merupakan pupuk dingin sebaiknya pemakaian dilakukan 2 minggu

sebelum tanam (Intan, 2010).

Pupuk Kandang Sapi adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran sapi

dari urine, serta dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Komposisi

pupuk kandang sapi adalah 86 % H2O, 0,60 % N, 0,15 % P2O5, 0,45 % K2O

(Mulyani¸ 2008).

Pada penelitian ini pemberian pupuk akan sangat mempengaruhi dari

pertumbuhan tanaman tersebut selain faktor-faktor yang lain, hal ini dikarenakan

pupuk sebagai salah satu pemberian unsur-unsur nutrisi yang diperlukan oleh

tanaman. Penggunaan pupuk pada penelitian ini adalah Pupuk Kandang Sapi dan

Pupuk KCl.

Pupuk KCl (kalium) didalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan

bervariasi sekitar 1,7 – 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion

K di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang

berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman (Sarif, 2006).


8

Berdasarkan penelitian Hartono (2010), perlakuan pemupukan Kalium pada

tanaman jagung manis, memberikan hasil terbaik pada tanaman jagung manis terlihat

dari berat buah per tanaman dan per petak. Pupuk Kalium mempunyai peranan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, namun dalam aplikasinya tidak boleh

berlebihan agar memberikan hasil yang optimal.

Berdasarkan hal diatas maka saya melakukan penelitian “Pengaruh Pemberian

Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk KCl Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Jagung Manis (Zea mays saccharata sturt) Varietas Hibrida Bisi-2.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun indentifikasi masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pemberian pupuk Kandang Sapi terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis pada semua parameter

yang diamati ?

2. Apakah ada pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung manis pada semua parameter yang diamati ?

3. Apakah ada interaksi atas pemberian pupuk Kandang Sapi dan pupuk KCl

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis pada semua

parameter yang diamati ?


9

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pemberian pupuk Kandang Sapi terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pemberian pupuk KCl terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

3. Untuk mengetahui sejauh mana interaksi antara pemberian pupuk

Kandang Sapi dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung manis

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Labuhanbatu, Yayasan Universitas Labuhanbatu.

2. Sebagai bahan informasi tambahan pada semua pihak yang

membutuhkannya, terutama bagi saya sendiri dan yang bergerak dibidang

budidaya jagung manis (Zea mays saccharata sturt ).


10

1.5. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya proyek

penelitian itu ditujukan hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang

secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah

yang telah diidentifikasi melalui proses secara langsung.

Kerangka pemikiran ini mengemukakan tentang variabel yang di teliti yaitu

Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl merupakan variabel bebas, serta pertumbuhan

dan produksi tanaman Jagung Manis merupakan variabel terikat, secara sederhana

kerangka pemikiran didalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:
11

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Pupuk Kandang Sapi

Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung
Manis

Pupuk KCl
Pelaksanaan Penelitian

Parameter yang diamati yaitu : - Tinggi Tanaman (cm)


Diameter Batang (cm)
Jumlah Daun (helai)
Berat Tongkol per tanaman sampel (gr)
Berat Tongkol Pertongkol (gr)

Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok

Metode Analisa
Sidik Ragam Linier
12

1.6. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Ada pengaruh Pupuk Kandang Sapi terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung manis.

2. Ada pengaruh pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

jagung manis.

3. Ada pengaruh interaksi pupuk Kandang Sapi dan pupuk KCl terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

1.7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di Dusun VI Desa Simpang Empat Marbau,

Kecamatan Marbau, Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan tofografi datar dan jenis

tanah top soil yang berada pada ketinggian ± 50 m dari permukan laut. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jagung manis termasuk tanaman familiar bagi sebagian masyarakat. Seiring

berkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Tanaman jagung

manis termasuk keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata sturt

(Purwono, 2010)

2.1. Klasifikasi Tanaman jagung

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiosperma

Kelas : Monocotyledonena

Ordo : Poales

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea Mays saccharata sturt (Hartono,2010).


14

2.2. Morfologi Tanaman Jagung

2.2.1. Akar

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar.,

yaitu akar senimal, akar edvetif, dan akar udara. Akar sinemal tumbuh dari radikula

dan embrio. Akar edvetif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling

bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah

akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah.

Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah dan keadaan air

tanah ( Purwono, 2010 ).

2.2.2. Batang

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa

ruwas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul yang berkembang menjadi

tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya

berkisar 60-300 cm ( Hartono, 2010).

2.2.3. Daun

Daun jagung dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 -48

helai, tergatung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah

daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. antara kelopak

dan helain terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak.
15

fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalm kelopak daun dan batang

( Purwono, 2010 ).

2.2.4. Bunga

Bunga berumah satu. Letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bunga

jantung berada diujung tanaman sedangkan bunga betina berada diketiak daun. Bunga

betina berbentuk gada, berwarna putih, panjang, biasa disebut rambut jagung. Bunga

betina dapat menerima tepung sari disepanjang rambutnya. Penyerbukan terjadi

dengan bersatunya tepung sari dan rambut. Umumnya 95 % dari bakal biji terjadi

karena perkawinan sendiri. Semua tepung sari yang menyerbuki bakal biji jagung

datang dari tanaman terdekat. Tepung sari siap melakukan penyerbukan pada satu

sampai tiga hari sebelum rambut keluar dari tongkol pada tanam yang sama.

Perkawianan ini biasa terjadi dalam 12-28 jam setelah penyerbukan

( Hartono, 2010 ).

2.2.5 Biji

Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400

biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian luar disebut pericarp. Bagian kedua

lapisan yaitu endosperma yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian

paling dalam yaitu embrio atau lembaga . (Hartono, 2010).


16

2.3. Syarat Tumbuh

Wilayah Indonesia merupakan daerah tropis dan memiliki keragaman jenis

ekosistem yang tinggi. Tanaman Jagung memiliki daya adaptasi tinggi terhadap

kondisis iklim dan tanah di daerah tropis. Hal ini mendukung pengembangan

budidaya tanaman jagung manis di berbagai wilayah di Indonesia (Yadiyanto, 2000).

2.3.1. Tanah

Tanah merupakan media atau tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman

berpajang kuat pada tanah serta medapatkan air dan unsure hara dari tanah. Meskipun

ada tanam yang diusahakan dengan media air (hhydrophonic) tetapi belum banyak

berarti dibandingkan dengan usaha pertanian yang dilakukan di atas tanah pertanian.

Perubahan keadaan tubuh tanah, baik secara kimia, fisik, maupun biologi akan

mempengaruhi fungsi dan kekuatan akar dalam menopang pertumbuhan tanaman.

Pemberian pupuk, misalnya, akan memperkaya secara kimia ketersediaan hara dalam

tanah sehingga akar dapat menyerapnya untuk keperluan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Dengan demikian, tanaman akan perproduksi maksimal.

Akar tanaman mendapatkan sebagian besar air melalui tanah. (Purwono, 2010)

Ketersediaan air dalam tanah merupakan hal yang sangat penting bagi

tanaman.Tidak semua air yang terkandung dalam tanah dapat diserap oleh akar

tanaman. Air yang terlampau dalam dari jangkauan akar atau air yang terikat kuat

pada butir-butir tanah tidak dapat dimamfaatkan tanaman. Sebaliknya, air yang terlalu
17

banyak sehingga menggenangi akar tanaman akan membuat akar tanaman busuk.

Pengaturan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman atau usaha

pertanian sangatlah penting. Tanah merupakan tempat akar tanaman mencari makan,

hara tanaman, serta mineral dalam tanah.

Pengertian tentang kesuburan tanah kesuburan tanah tidak hanya dikaitkan

pada ketersediaan hara tanaman saja seperti pemupukan, tetapi pada keseluruhan

sistem tanah berserta fungsinya bagi tanaman.

Tanah sebenarnya terdiri dari zat padat, cair, dan udara. Zat dapat dalam tanah

terdiri dari bahan batuan tanah, mineral tanah, humus, dan organisme hidup yang

bermukim dalamnya. Zat cair terutama berupa air tanah serta unsur-unsur yang

terlarut di dalamnya, eksudet-eksudet, dan ekskresi-ekskresi cair. Udara dalam

rongga tanah mengandung oksigen (O2) yang penting untuk respirasi akar guna

memperoleh tenaga mengisap air dan hara tanaman.

Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan olahnya

(top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran tanaman berkembang dengan

baik. Untuk itu, pengolahan tanah sebelum penanaman dan pengolahan tanah pada

waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting bagi suburnya tanaman. Pada

pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat padat, cair, dan udara di dalam

lapisan olah menjadikan tanah gembur dan menguntungkan bagi pertumbuhan akar

tanaman.
18

- Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain

Andosol (berasal dari gunung berapi), Latosol, dan Grumosol. Pada Tanah

bertekstur berat (Grumosol) masi dapat ditanami Jagung dengan hasil yang

baik, Tanah bertekstur Lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis

tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung Akan

tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, dan gembur, dan kaya humus

- Kemasan tanah erat hubunganya dengan ketersediaan unsur Hara tanaman.

Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan Tanaman jagung antara 5,6-7,5

pada tanah yang memiliki pH Kurang dari 5,5 tanaman jagung tidak bisa

tumbuh maksimal karena keracunan ion alumunium.

- Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan areasi dan ketersediaan air

dalam kondisi baik.

- Kemiringan tanah yang optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. Hal

ini dikarenakan kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Pada derah

dengan tingkat kemiringan 5-8% sebaiknya dilakukan pertumbuhan teras.

Tanah dengan kemiringan lebih dari 8% kurang sesuai untuk penanaman

jagung.

Jagung termaksud tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang

khusus dalam penanamanya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh

dilahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan syarat tumbuh yang diperlukan
19

terpenuhi. Secara umum ada beberapa persyaratan kondisi yang dikendalikan

tanaman jagung antara lain sebagai berikut.

Tanah yang paling baik untuk tanaman jagung sudah barang tentu barang

yang subur. Yang dimaksud dengan tanah subur adalah tanah yang akan kaya zat hara

yang sangat di butuhkan oleh tanaman. Tapi kesuburan tanah juga belum menjamin

berhasilnya tanaman. Selain menghendaki tanah yang subur, tanaman jagung juga

membutuhkan air yang cukup dan kepadatan tanah memadai pula (Yadiyanto, 2000).

Tanah merupakan media tempat atau tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman

berpegang kuat pada tanah serta mendapatkan air unsur hara dari tanah. Meskipun

ada tanaman yang diusahakan dengan media air (hydrophonic), tetapi belum banyak

berarti dibandingkan usaha pertanian yang dilakukan diatas tanah pertanian.

Tanah sebenarnya terdiri dari zat padat cair, dan udara. Zat padat terdiri dari

bahan batuan tabah, mineral tanah, humus dan organisme hidup yang bermukim

didalamnya. Zat cair terutama berupa air tanah serta unsur-unsurnya terlarut

didalamnya, eksudat-eksudat dan ekskresi ekskresi cair. Udara didalam rongga tanah

mengandung oksigen (02) yang penting untuk respirasi akar guna memperole tenaga

menghisap air dalam hara tanaman (Purwono, 2010).

Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya merupakan tanah yang

gembur, perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi atau pernapasan.
20

Tanah yang remah dan berbutir – butir memiliki aerasi dan daya tahan air yang baik.

Selain itu, akar juga akan mudah manembus saat mencari bahan makanan.

2.3.2 Iklim

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persaratan

lingkungan yang terlalu ketat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jagung

dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang agak

kering. Tropis basah. Jagung tumbuh di daerah yang letak antra 50 LU-40 LS pada

lahan yang tidak beririrgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal

sekitar 85-200 mm/ bulan selama masa pertumbuhan.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Intersitas

sinar matahari sangat penting bagi tanaman , terutama dalam masa pertumbuhan.

Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung. Dengan demikian,

hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung yang ternaungi,

pertumbuhannya akan terhambat atau merana. Produksi biji yang dihasilkan pun

kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan sebaiknya antara

27-32 C. Pada proses perkecambahan benih. Jagung memerlukan suhu sekitar 30 C.

Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan

karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.


21

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim

sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh didaerah terletak antra 0-50 0 LU

hingga 0-400 LS. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.

Tanaman jagung yang ternaungi akan terhambat dan memberikan hasil biji yang

kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Purwono, 2010)

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah

beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh

di daerah yang terletak diantara 500LU – 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi,

pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan

selama masa pertumbuhan (Hartono, 2010).

2.3.3. Air

Jagung termaksud tanaman yang membutuhkan air yang cukup bayak,

terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji.

Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun.

Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara umum

tanaman jagung membutuhkan 2 liter air pertanam per hari kondisi panas dan

berangin. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa kekurangan air pada saat

3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%.

Sementara kekurangan air yang selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji

yang terbentuk (Adisarwanto, 2005).


22

Air adalah suatu unsur yang menentukan mati/hidupnya tanaman. Telah

ditentukan secara umum, bahwa tanaman hanya dapat mengisap garam-garam

mineral dari lautan didalam tanah melalui air. Di sinilah peranan air bagi kehidupan

tumbuh-tumbuhan

Yang dimaksud curah hujan di sini adalah air hujan dengan segala bentuknya

yang langsung diterima oleh bumi, seperti air embun, kabut dan segenap jumlah air

yang turun berbagai macam. Banyak air yang diterima pada permukaan tanah diukur

dengan tebalnya lapisan air per mm, andai kata air tidak mengalir, tidak menguap dan

tidak meresap kedalam tanah ( Purwono, 2010).

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam

awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutukan sinar matahari,

tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji

yang tidak optimal. Suhu optimal anara 230 C-300 C. Jagung tidak memerlukan

persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan

berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5 Aerasi dan ketersediaan air baik,

kemiringan tanah kurang dari 8% Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%

sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antra 1000-1800 m dpl

dengan ketinggian optimum antra 50-600 m dpl.


23

2.4. Peranan Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

jagung manis. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

mengalami penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang

sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan

hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan

sebelum diaplikasikan.

Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah permukan

(top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya

simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah

(Musnamar, 2006).

Pupuk kandang dipilih yang benar - benar matang, pupuk kandang yang masih

mentah (basah) akan terurai dulu didalam tanah dengan mengeluarkan panas yang

dapat mematikan tanaman. Bila pupuk kandang yang diberikan belum atau tidak

disterilisasi maka dapat merusak tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati.

Terdapat 2 jenis pupuk kandang yaitu : padat dan cair yang biasanya dipergunakan

adalah pupuk padat karena lebih mudah mengumpulkanya daripada jenis yang cair.

(Lingga, 2007).

Pupuk Kandang Sapi, disamping mengandung unsur makro seperti nitrogen,

phosphor, dan kalium, juga mengandung unsure mikro seperti kalsium, magnesium,
24

tembaga, dan sejumlah kecil mangan, coper, dan boron. Kebutuhan pupuk kandang

untuk tanaman jagung manis yaitu 5 – 10 ton/ha atau sama dengan 0,5 – 1

kg/tanaman (Lingga, 2007).

Manfaat dari pada menggunakan pupuk kandang adalah Memperbaiki struktur

tanah, ini terjadi akibat penguraian yang dilakukan organisme tanah terhadap bahan

organik yang terdapat pada pupuk kandang mempunyai sifat pereka yang mengikat

butir - butir tanah menjadi butiran yang lebih besar (Hardjowigono, 2007).

Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang mempunyai daya serap

yang tinggi terhadap air tanah. Karena itu pupuk kandang (kotoran sapi) sering kali

mempunyai pengaruh tanaman pada musim kering karena dapat menyerap air

(Musnawar, 2009).

Menaikan kondisi kehidupan dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh

organisme didalam tanah yang dapat memanfaatkan bahan organik, misalnya pupuk

kandang kotoran sapi yang kita berikan pada tanah sebelumnya diserap oleh akar

tanaman. peguraian yang dilakukan oleh jasad renik dengan jalan pembusukan

peragian dari proses pembusukan ini, semakin banyak juga banyak juga jasad renik

memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk kandang

(kotoran sapi) yang diberikan, semakin banyak pula jasad renik yang dapat hidup

didalam tanah. Tetapi pemberian pupuk kandang harus tetap disesuaikan dengan

tanaman yang kita budidayakan (Marsono, 2003).


25

Sebagai sumber zat hara bagi tanaman. Kelebihan pupuk kandang dari pupuk

buatan ialah bahwa pupuk kandang sapi dan kambing. Pemupupukan dengan

menggunakan pupuk kandang ini memberikan hasil terbaik dari jenis kotoran hewan

yang ada, hal ini di karenakan, sapi dan kambing memakan bermacam - macam jenis

daun. Sehingga kotoran yang dihasilkan banyak mengandung nitrat dan amonia, yang

baik untuk memperbaiki struktur tanah (Marsono, 2003).

Untuk meningkatkan produksi tanaman jagung manis diperlukan media tanam

yang cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang (kotoran sapi),

pemberian pupuk kandang untuk tanaman jagung manis dilakukan pada saat

pengolahan media tanam, penggunaan pupuk kandang (sapi) sebagai media tanam

yang dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi

mikroorganisme tanah (Rukmana, 2004).

2.5. Peranan Pupuk KCl (Kalium) Pada Tanaman Jagung

Pupuk (K) kalium juga penting bagi tanaman Jagung khususnya pada

pembentukan daun, tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium

akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengkrut atau keriting terutama pada

daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak

merah coklat. Selanjutnya daun akan mengeriting, lalu mati. Buah tumbuh tidak

sempurna kecil, jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan
26

tanda-tanda seperti itu maka segeralah melakukan pemupukan kalium

(Sarif, 2006).

Elemen ini dapat dikatakan elemen yang langsung pembentuk bahan organic,

dalam hal ini dapat di tegaskan, bahwa kalium berperan membantu pembentukan

protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman,

meningkatkan risistensi tanaman terhadap penyakit, meningkatkan kualitas biji/buah.

Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda), menurut

penelitian kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang

banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada se-sel zat

ini terdapat sebagai ion didalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan

bagian penting dalam melaksanakan turgor, yang disebabkan oleh tekanan osmotis.

Selain itu kalium mempunai pungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang,

ang berarti apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan

terhenti (Mulyani, 2008).

Kebutuhan (K) ini sesungguhnya cukup tinggi dan dalam hal ini apabila akan

K tidak tercukupi akan terjadi translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang tua

kabagian muda. Berbeda kebagian unsur-unsur N, S dan P (terdapat dalam protein)

tetapi kalium tidak terdapat dalam protein. Protoplasma, selulosa, sehingga diduga

bahwa K hanya bersipat sebagai katalisator. Terlepas dari kenyataan ini K


27

mempunyai peranan penting dalam tanaman yaitu dalam peristiwa-peristiwa

fisiologis (Marsono, 2003).

Tanaman yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejalah-

gejalah seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walau pun tidak

merata. Kemudian pada daun akan menimbul bercak-bercak merah coklat,

selanjutnya daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil,

mutunya jelek, hasilnya renda, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan tanaman

tanda-tanda seperti ini maka segera lah melakukan pemupukan kalium.

Kalium didalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan

bervariasi sekitar 1,7 – 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara

normal. Ion K di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim

yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman

(Mulyani, 2008).

Kalium sangat vital dalam proses fotosintesis. Apabila K defisiensi

maka proses fotosintesis akan turun, akan tetapi respirasi tanaman akan

meningkat. Kejadian ini akan menyebabkan banyak karbohidrat yang ada

dalam jaringan tanaman tersebut digunakan untuk mendapatkan energi untuk

aktivitas-aktivitasnya sehingga pembentukan bagian-bagian tanaman akan

berkurang yang akhirnya pembentukan dan produksi tanaman berkurang.

Fungsi kalium yang lain adalah :


28

─ Esensiil dalam sintesis protein

─ Penting dalam pemecahan karbohidrat, proses pemberian energi bagi

tanaman.

─ Membantu dalam keseimbangan ion dalam tanaman.

─ Penting dalam translokasi logam-logam berat seperti Fe.

─ Membantu tanaman mengatasi gangguan penyakit

─ Penting dalam pembentukan buah

Menurut Lingga (2007). Tanaman jagung diberi pupuk untuk memacu

pertumbuhan vegetatif yaitu pupuk kalium. Pemberian pupuk kalium umumnya

menggunakan KCl. Pemupukan diberikan setelah tanaman berumur 2 minggu dari

waktu tanam dengan dosis 12 gr per tanaman. Pupuk diberikan ke dalam sebuah

lingkaran yang dibuat 5 cm dari batang tanaman, lalu ditutup dengan tanah dan

disiram air.

2.6. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang banyak ditemukan dalam budidaya jagung manis antara lain

penggerek, penggerek tongkol, belalang, kutu daun dan tikus. Berikut sifat-sifat hama

pada tanman jagung manis:


29

 Penggerek batang jagung (O. furnacalis), hama ini menyerang tanaman pada

vase vegetatif maupun generatif. Kerusakan tanaman terjadi karena larva

menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan. Penggerek

batang jagung bisa dikendalikan secara teknis dengan mengatur rotasi tanam

seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan

memotong bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat.

Pembasmian hayati dengan memanfaatkan musuh alami seperti

Trichogramma spp. atau predator alami Euborellia annulata yang memangsa

larva.

 Ulat Tongkol (H. armigera), hama ini menyerang tongkol jagung. Pada

awalnya imago meninggalkan telur pada rambut-rambut jagung. Setelah larva

tumbuh akan masuk kedalam tongkol. Hama ini mempunyai kebiasaan

berpindah-pindah, sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tongkol jagung

bisa lebih banyak dibanding jumlah larvanya. Pencegahan terhadap hama ini

adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang baik. Pengolahan tanah

yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh utama dari

hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan

Eriborus argentiopilosa parasit pada larva muda.

 Kutu Daun (R. maidis), hama ini mengeluarkan embun madu pada daun yang

berubah menjadi jelaga warna hitam. Noda-noda tersebut akan menghambat


30

daun melakukan fotosintesis. Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus

mirzai, Coccinella sp. dan Micraspis sp. Kultur teknis yang bisa dilakukan

untuk menghindari serangan hama ini dengan melakukan polikultur tanaman

atau menumpangsarikan jagung manis dengan tanaman lain.

 Belalang (Oxya spp.), hama ini banyak berkembang didataran rendah yang

berupa padang rumput atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang

adalah Systoechus sp., burung dan laba-laba. Selain itu patogen seperti

Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang. Metarhizium anisopliae

merupakan bahan biopestisida yang sanggup mengendalikan 70-90% hama

belalang.

 Tikus (Rattus argentiventer), hama ini biasanya menyerang tanaman jagung

manis yang ditanam di lahan sawah. Tikus memakan tongkol muda yang

sedang matang susu, umumnya tikus memakan tongkol dari ujung hingga

pertengahan pangkal. Pengendalian hama tikus secara organik adalah dengan

memburu dan membasmi tikus dari sarangnya.

Disamping hama, budidaya jagung manis tidak terlepas dari serangan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun cendawan. Berikut beberapa

penyakit yang sering menyerang tanaman jagung manis terutama yang ditanam di

daerah tropis:
31

 Bule (Peronosclespora Maydis), gejala penyakit bule adalah permukaan daun

bergaris-garis putih sampai kuning diikuti dengan warna coklat. Kemudian

kerusakan menyerang tongkol. Penyakit ini bisa menyerang disepanjang

musim tanam, namun kasus terbesar menyerang budidaya jagung manis yang

ditanam diluar musim atau terlambat tanam. Serangan penyakit ini

menyebabkan kerusakan yang besar, bisa menyebabkan kehilangan hinga

100%. Serangan penyakit bule bisa dihindari dengan pemilihan varietas benih

yang tahan P. Maydis, memusnahkan tanaman terinfeksi, penanaman sesuai

musim, dan rotasi tanaman.

 Karat (Puccinia sorghi), gejalanya terdapat bercak-bercak bisul berwarna

coklat sampai oranye pada permukaan daun bagian atas. Penyakit ini biasanya

menyerang jagung yang ditanam di daerah beriklim tropis hingga sedang.

Penyakit ini berkembang baik pada suhu 16-23oC dengan kelembaban tinggi.

Bisa dikendalikan dengan pemilihan varietas benih, menjaga sanitasi kebun

dan aplikasi biopestisida apabila bisul muncul pada permukaan daun.

 Hawar daun (Helminthosporium turcicum), penyakit ini menyerang daun

dengan gejala awal bercak-bercak kecil berbentuk oval yang berkembang

menjadi hawar berwarna coklat keabu-abuan. Biasanya serangan ditemukan

pada daun tua (bawah) kemudian menjalar ke daun muda (atas). Pada keadaan

yang parah bisa menyababkan kematian pada tanaman dengan penampakan


32

daun kering seperti terbakar. Untuk mengendalikannya gunakan varietas yang

tahan, pengolahan tanah yang baik, penyiangan dan pengaturan jarak tanam.

Pada budidaya jagung manis non-organik bisa diaplikasikan fungisida.

 Hawar daun (Curvularia sp.), cendawan ini menyebabkan hawar daun dengan

gejala awal bercak tak beraturan di ujung daun, pusat bercak berwarna coklat

keputihan dengan pinggiran coklat tua. Bercak meluas ke pangkal daun

hingga membuat seluruh daun mengering. Penyakit ini cepat menyebar pada

kondisi kelembaban dan curah hujan tinggi. Pengendaliannya dengan memilih

varietas tahan, perbaikan drainase tanah, meningkatkan sanitasi kebun dan

menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang terkena.

 Hawar pelepah (Rhizoctonia solani), gejalanya berupa busuk pada pelepah.

Awalnya menyerang pada bagian tanaman yang terdekat dengan tanah

kemudian menjalar ke bagian lain. Pada varietas tertentu bida menyerang

hingga ke tongkol buah. Pengendaliannya dengan mengatur budidaya jagung

manis ke musim kemarau, menanam varietas yang memiliki jarak tongkol dari

tanah cukup tinggi, merompes daun-daun yang bersentuhan dengan tanah,

menyiangi kebun, memotong bagian tanaman yang terserang dan

mengaplikasikan rotasi tanaman.


33

2.7. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Akar

Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO2 yang

diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar

tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia sekitar akar.

Akar akan menghisap hara yang larut dalam air pada kedalaman tertentu,

tergantung pada perkembangan dan kedalaman penetrasi akar. Pada perkembangan

akar yang tidak normal akibat adanya rintangan dalam menembus tanah, maka unsur

hara yang terdapat jauh dibawah jangkauan daya hisap akar tidak akan terserap

(Sarif, 2006).
34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah benih jagung

manis varietas Hibrida Bisi-2, tanah topsoil, pupuk kandang Sapi, pupuk KCl, decis

2,5 EC, dithane M-45, dan air. Sedangkan alat yang digunakan untuk penelitian ini

adalah cangkul, parang, parang babat, gembor, schliper, alat ukur, hand sprayer,

timbangan, gergaji dan alat tulis.

3.2. Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

1. Faktor pemberian pupuk Kandang Sapi dengan 4 taraf yaitu :

- K0 : Tanpa perlakuan

- K1 : Pemberian pupuk Kandang Sapi 0,5 kg / tanaman

- K2 : Pemberian pupuk Kandang Sapi 1 kg / tanaman (Lingga, 2007)

- K3 : Pemberian pupuk Kandang Sapi 2 kg / tanaman

2. Faktor pemberian pupuk KCl dengan 3 taraf yaitu :


35

- C0 : Tanpa pemberian pupuk KCl

- C1 : Pemberian pupuk KCl 12 gr/bibit (Lingga, 2007)

- C2 : Pemberian pupuk KCl 15 gr/bibit

3.3. Analisa Data

Data hasil pengamatan analisis dengan menggunakan sidik ragam linear

sebagai berikut :

Yijk : μ + pi + aj + βk + (aβ) jk + ∑ijk

Dimana :

Υijk = Hasil pengamatan pada ulangan ke-1, di perlukan pupuk Kandang


Sapi pada taraf ke-j dan pengaruh diperlukan pupuk KCl taraf ke-
k.
μ = Efek dari nilai tengah

Sl = Eefek dari ulangan ke-1

Lj = Efek dari pupuk Kandang Sapi taraf ke-j

βk = Efek dari pupuk KCl pada taraf ke-k

Jk = Efek dari pupuk KCl pada taraf ke - 1

(Lβ)jk = Efek dari pupuk Kandang Sapi interaksi pada taraf ke-j dan pupuk
KCl pada taraf ke-k
Σ (ijk) = Efek acak pada ulangan ke-i perlakuan pupuk Kandang Sapi taraf
ke-j dan pupuk KCl taraf ke-k (Hanafiah, 2010).
36

Menurut Hanafiah (2010), untuk memudahkan pengujian, maka analisa sidik

ragam (uji F) ini dilakukan dalam suatu daftar analisa sidik ragam seperti berikut :

Tabel 3.1. Daftar Analisa Sidik Ragam Menurut Rancangan Acak Kelompok

F tabel
Sumber Derajat bebas Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman kuadrat tengah 5% 1%
Ulangan r-1 = 2 JKR KTR KTR/KTG * 3,44 5,72
Perlakuan t-1 = 11 JKT KTT KTT/KTG ** 2,26 3,18
Galat (r-1)(t-1) = 22 JKG KTG
Total 35 JKT
Keterangan * = nyata (F hitung > F 5 %)

** = sangat nyata (F hitung > F 1 %)

Hasil uji F ini menunjukkan derajat pengaruh perlakuan terhadap data hasil

percobaan sebagai berikut : (1) Perlakuan berpengaruh nyata jika H 1 (biasanya =

hipotesis penelitian diterima pada taraf uji 5%. (2) Perlakuan berpengaruh sangat

nyata jika H1 diterima pada taraf uji 1%, dan (3) Perlakuan berpengaruh tidak nyata

jika H0 diterima pada taraf uji 5 % (Hanafiah, 2010).

Sehubungan dengan uji F ini, berdasarkan pengalamannya Gomez dan Gomez

(2007) mengemukakan bahwa hasil uji F ini akan dapat diandalkan kebenarannya jika

dilakukan terhadap percobaan-percobaan yang mempunyai derajat bebas galat

minimal = 6, untuk itu sebaiknyauji F hanya dilakukan jika derajat bebas galat ≥ 6.
37

Kombinasi perlakuan yang diperlukan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan yaitu :

1. K0C0 4. K1C0 7. K2C0 10. K3C0

2. K0C1 5. K1C1 8. K2C1 11. K3C1

3. K0C2 6. K1C2 9. K2C2 12. K3C2

Jumlah ulangan (n) adalah :

(t-1) (n-1) ≥ 15

(12-1) (n-1) ≥ 15

11 (n-1) ≥ 15

11- n (11) ≥ 15

11- n ≥ 15 + 11

n ≥ 26/11

n = 2,36

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jumlah tanaman perplot : 12 tanaman

Jumlah seluruh tanaman : 432 tanaman

Jumlah tanaman sampel perplot : 3 tanaman

Jumlah tanaman sampel keseluruhan : 108 tanaman

Jarak antar plot : 30 cm


38

Jarak antar ulangan : 60 cm


Jarak Tanam : 75 cm x 25 cm

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1. Persiapan lapangan

Tempat pembibitan dilakukan pada lokasi yang memiliki sumber air yang

cukup, areal yng rata dan drainase harus baik pula, sehingga tidak terjadi genangan

air suwaktu hujan lebat, dan aman dari gangguan hama binatang besar maupun

serangga.

4.2. Pembersihan lahan

Pembersihan lahan dilakukan sebelum melakukan pembibitan. Lahan

dibersikan dari segala macam gulma dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan

untuk memudahkan penanaman dan memudahkan perakaran tanaman berkembang.

Selain itun juga untuk menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang

kemungkinan masih ada.

4.3. Pembuatan plot

Setelah areal penanaman bersih daan rata, maka dilakukan pembuatan plot

percobaan yang berukuran panjang plot 245 cm, dan lebar plot 70 cm sebanyak 36
39

plot, terdiri dari 3 ulangan dengan jarak ulangan 100cm dan jarak antra plot 50cm

dengan setinggi plot 30 cm.

4.4. Penyiapan Benih

Sebelum penanaman, benih terlebih dahulu direndam dalam larutan Rhidomil

selama ± 30 menit untuk mencegah serangan penyakit bulai.

4.5. Penanaman

Penanaman dilakukan pada sore hari. Lubang kecambah dibuat dengan ibu

jari atau dengan kayu ditengah-tengah sedalam 2-3 cm. Setelah itu benih dimasukan

kedalam lubang. Benih yang sudah dimasukkan ditutup dengan tanah gembur sambil

dipadatkan.

4.6 Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl

Pupuk Kandang sapi diberikan 1 kali aplikasi pada saat pengolahan lahan atau

pada saat pembuatan bedengan dengan dosis disesuaikan pada perlakuan masing-

masing.

- K0 : Tanpa perlakuan

- K1 : Pemberian pupuk Kandang Sapi 0,5 kg / tanaman

- K2 : Pemberian pupuk Kandang Sapi 1 kg / tanaman (Lingga, 2007)


40

- K3 : Pemberian pupuk Kandang Sapi 2 kg / tanaman

Pupuk KCl dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu diberikan dengan

cara ditanam ditanah dengan jarak 5 cm dari batang. Setelah pupuk dimasukkan,

lubang ditutup kembali dan pupuk KCl diberikan 2 kali aplikasi yaitu aplikasi

pertama pada saat tanaman berumur 4 minggu dan aplikasi kedua pada saat tanaman

berumur 8 minggu setelah tanam dengan dosis sebagai berikut :

- C0 : Tanpa pemberian pupuk KCl

- C1 : Pemberian pupuk KCl 12 gr/bibit (Lingga, 2007)

- C2 : Pemberian pupuk KCl 15 gr/bibit

4.7. Pemeliharaan

4.7.1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari, pagi sebelum

pukul 10.00 wib dan sore hari pukul 16.00 wib. Penyiraman menggunakan gembor

jika hujan turun dan keadaan tanah cukup basah atau lembab maka penyiraman tidak

dilakukan, penyiraman dilakukan sampai tanaman berumur 21 hari setelah tanaman.

4.7.2 Penyisipan

Penyisipan dilakukan apabila ditemukan bibit mati dan abnormal, bibit yang

yang digunakan sebagai bibit sisipan yaitu bibit sulaman yang usianya sama dan

memiliki perlakuan yang sama pula.


41

4.7.3. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan adalah salah satu tindakan untuk mengendalikan pertumbuhan

pertumbuhan gulma pada areal pertanaman jagung. Penyiangan dilakukan setelah

tanaman berumur 2 minggu atau tergantung pada keadaan gulma dilapang yaitu umur

satu bulan setelah tanaman atau pada saat penyiangan kedua dengan tinggi

pembubuhan kira-kira 5 cm agar tanam jagung pertumbuhanya tegak atau kokoh

sehingga mengurangi kerebahan yang mungkin disebabkan oleh angin,

pembumbunan harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai merusak akar.

4.7.4 Pengendalian hama dan penyakit

Pengamatan hama dan penyakit dilakukan setiap hari, usahakan

pengendalianya dengan cara manual. Apabila tingkat tingkat ganguan hama lebih

berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektesida dan fungisida

dengan kosentrasi 0,2%.

4.7.5 Panen

Jagung dipanen setelah buah sudah matang fisiologis, atau tanaman sudah

berumur 105 hari. Cara panen jagung adalah dengan mengambil seluruh bagian

tanaman, dari akar, batang, daun dan tongkol, kemudian dipisahkan antara akar

dengan tajuk atas.


42

4.8. Pengamatan Parameter

4.8.1 Tinggi tanaman (cm)

Tanaman diukur dengan alat meteran atau rol,dan diukur dari patok nol ujung

titik sampai dengan ujung daun yang tertinggi atau terpanjang. Dimana setiap

tanaman sampel dihitung semua tinggi tanaman dan kemudian dirata-ratakan,

pengukuran dilakukan setelah bibit berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu

sekali sampai bibit berumur 12 minggu yaitu pada minggu ke 6, 8, 10 dan 12

4.8.2. Diameter batang (cm)

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong (schliper),

pengukuran dilakukan 5 cm diatas leher dengan 2 arah berlawanan kemudian

dijumlahka dan dirata- ratakan, untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran

maka setiap tanaman sampel diberi tanda. Pengukuran dilakukan 2 minggu sekali

mulai bibit berumur 6 minggu sampai bibit berumur 12 minggu yaitu pada minggu ke

6, 8, 10 dan 12.

4.8.3. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna,

termasuk daun yang gugur juga dihitung. Dimana setiap tanaman sampel dihitung

jumlah daun dan kemudian dirata-ratakan Pengukuran dilakukan pada saat tanaman
43

berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu sekali sampai akhir penelitian yaitu

pada minggu ke 6, 8, 10, dan 12.

4.8.4. Berat tongkol pertanaman sampel (gr)

Penghitungan dilakukan pada setiap tanaman sampel dengan ciri-ciri tongkol

yang paling berat dan panjang tongkol lebih besar dari 15 cm ditimbang lalu dihitung

setiap tanaman sampel dan kemudian dirata-ratakan . Pengukuran dilakukan pada saat

panen atau diakhir penelitian

4.8.5. Berat tongkol perplot (gr)

Penimbangan berat tongkol peplot dilakukan dengan cara timbang tongkol

yang paling berat dan panjang lalu dihitung setiap tanaman sampel dan kemudian

dirata-ratakan . Pengukuran dilakukan pada saat panen atau diakhir penelitian


44

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari data rataan pengaruh

pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl serta interaksi keduanya pada

parameter yang diamati seperti tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat

tongkol pertanaman sampel, berat tongkol perplot dapat dilihat pada Lampiran 4

sampai dangan Lampiran 17.

5.1.1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman umur 6 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 7. Untuk perlakuan Pupuk

Kandang Sapi pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dan

Pupuk KCl pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3C2

sebesar 56,28 cm dan nilai terendah pada K0C0 sebesar 40,83 cm. Dari hasil rataan

pada tinggi tanaman jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.
45

Tabel 5.1. : Rataan Tinggi Tanaman (cm) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

K0 40.83 42.62 42.78 42.08

K1 44.72 48.00 48.99 47.24

K2 49.84 50.60 50.49 50.31

K3 52.24 53.10 56.28 53.87

Rataan 46.91 48.58 49.64 48.37

5.1.2. Diameter batang (mm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang umur 6 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 8 sampai Lampiran 11. Untuk perlakuan Pupuk

Kandang Sapi dan Pupuk KCl pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh tidak

nyata sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari diameter batang jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3C2

sebesar 5,69 mm dan nilai terendah pada K0C0 sebesar 3,55 mm. Dari hasil rataan

pada diameter batang jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2.
46

Tabel 5.2. : Rataan Diameter Batang (mm) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

K0 3.55 3.89 3.95 3.80

K1 4.59 4.62 4.58 4.59

K2 4.68 4.55 4.69 4.64

K3 5.11 5.00 5.69 5.27

Rataan 4.48 4.52 4.73 4.58

5.1.3. Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun umur 2 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 15. Untuk perlakuan Pupuk

Kandang Sapi dan Pupuk KCl pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang

tidak nyata, sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun jagung pada perlakuan

Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai terendah

pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3C2 sebesar

214,00 helai dan nilai terendah pada K0C0 sebesar 124.89 helai. Dari hasil rataan

pada jumlah daun jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.
47

Tabel 5.3. : Rataan Jumlah Daun (helai) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

K0 124.89 153.00 143.44 140.44

K1 148.88 158.88 147.55 151.77

K2 155.55 159.44 162.66 159.22

K3 185.33 184.44 214.00 194.59

Rataan 153.66 163.94 166.91 161.50

5.1.4. Berat tongkol pertanaman sampel (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol pertanaman sampel

umur 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 16. Untuk perlakuan Pupuk Kandang

Sapi pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan untuk

perlakuan Pupuk KCl pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat tongkol pertanaman sampel

jagung pada perlakuan Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl dapat dilihat nilai

tertinggi dan nilai terendah pada jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada

K3C2 sebesar 26,80 gr dan nilai terendah pada K0C0 sebesar 21.27 gr. Dari hasil

rataan pada jumlah tongkol produksi per plot jagung tersebut dapat dilihat pada

Tabel 5.4.
48

Tabel 5.4. : Rataan Berat Tongkol Pertanaman Sampel Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

K0 21.27 22.33 23.53 22.38

K1 24.00 23.00 24.07 23.69

K2 24.80 24.87 25.60 25.09

K3 26.07 26.40 26.80 26.42

Rataan 24.03 24.15 25.00 24.39

5.1.5. Berat tongkol perplot (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol perplot umur 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 17. Untuk perlakuan Pupuk Kandang Sapi dan

Pupuk KCl pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat tongkol perplot jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3C2 sebesar

231.47 gr dan nilai terendah pada K0C0 sebesar 185.27 gr. Dari hasil rataan pada

berat tongkol perplot jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.
49

Tabel 5.5. : Rataan berat tongkol perplot jagung Umur 12 MST.

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

K0 185.27 199.09 205.07 196.48

K1 202.88 218.34 201.66 207.63

K2 207.43 209.05 206.07 207.52

K3 207.33 210.45 231.47 216.42

Rataan 200.73 209.23 211.07 207.01

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengaruh pupuk Kandang Sapi terhadap tertumbuhan dan produksi tanaman
jagung

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk Kandang Sapi

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, secara keseluruhan dapat

dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Kandang Sapi berpengaruh sangat nyata terhadap

parameter berat tongkol pertanaman sampel sedangkan terhadap parameter tinggi

tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan berat tongkol perplot tidak menunjukkan

hasil yang nyata pada umur 12 minggu,

Pupuk Kandang Sapi menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat

tongkol pertanaman sampel. Hal ini di akibatkan pemberian pupuk Kandang Sapi

yang mengandung banyak Nitrogen dapat mengakibatkan proses fotositensis, dengan

adanya Nitrogen maka lebih banyak hasil fotosintesis di alirkan ke tongkol atau biji
50

untuk pembesarannya. Sehingga fotosintesis yang berupa karbohidrat, protein, lemak

vitamin dan zat lainnya akan disimpan dalam pembentukan tongkol atau biji.

Pengaruh pemberian pupuk Kandang Sapi sangat nyata terhadap berat tongkol

pertanaman sampel. Apabila berat tongkol pertanaman sampel semakin tinggi maka

akan mengakibatkan berat tongkol pertanaman sampel akan semakin tinggi juga.

Dalam hal ini berat tongkol pertanaman sampel sangat nyata akibat pemberian pupuk

Kandang Sapi, dengan demikian dapat dimengerti bahwa berat tongkol pertanaman

sampel sangat nyata.

Dari seluruh parameter yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata seperti

tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan berat tongkol perplot di akibatkan

karena dipengaruhi oleh factor genetik dan faktor lingkungan (Hartono, 2010). Hal ini

dapat dimengerti bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

satu varietas, sehingga potensi genetiknya sama.

5.2.2. Pengaruh pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi jagung.

Dari hasil analisa statistik menunjukakan bahwa pupuk KCl memberikan

pengaruh yang sangat nyata meningkatkan tinggi tanaman, serta berpengaruh nyata

terhadap berat tongkol pertanaman sampel. Namun demikian diameter batang, jumlah

daun dan berat tongkol perplot pengaruhnya tidak nyata.

Pupuk KCl berpengaruh sangat nyata pada umur 6-12 MST terhadap tinggi

tanaman. Hal in disebabkan oleh jumlah populasi tanaman per satu satuan luas,
51

dimana semakin banyak populasi tanaman per satu satuan luas akan mengakibatkan

timbulnya persaingan ketat diantara tanaman dalam memperoleh unsur hara, air dan

cahaya matahari. Dengan cahaya yang kurang maka auksin tanaman aktif sehingga

pertumbuhan tanaman (tinggi) meningkat. Terlihat bahwa tanaman tertinggi adalah

pada perlakuan C2 (15 gr/bibit). Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pupuk

yang diberikan kepada tanaman akan semakin tinggi usaha untuk mendapatkan

cahaya matahari dengan memberikan respon tanaman tumbuh lebih tinggi.

Perlakuan pupuk KCl menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap berat

tongkol pertanaman sampel. Karena pupuk KCl yang semakin banyak, dimana

tanaman dapat memanfaatkan energi hasil tersebut digunakan untuk meningkatkan

berat tongkol pertanaman sampel.

Pupuk KCl yang berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, jumlah

daun dan berat tongkol perplot. Karena diameter batang, jumlah daun dan berat biji

pertongkol dikendalikan oleh faktor genetik, faktor lingkungan dan tanaman itu

sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartono (2010), yang menyatakan genotif

dapat dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah dan menentukan potensial untuk

jumlah bunga , jumlah asimilasi yang diproduksi dan pembagian fotosintesis.

Pengaruh pupuk KCl yang tidak nyata pada berat tongkol perplot. Hal ini

diduga karena ukuran setiap biji hampir sama karena berasal varietas yang sama, hal

ini juga di pengaruhi oleh faktor genetik. Sehubungan dengan itu Purwono (2010)
52

juga menyatakan bahwa ukuran biji dominan dikendalikan oleh faktor genetik di

bandingkan faktor lingkungan.

5.2.3. Interaksi pemberian pupuk Kandang Sapi dengan pupuk KCl terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

Dari hasil analisis sidik ragam interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati.

Menurut Mulyani (2008) menyatakan bahwa dibandingkan faktor lain, sehingga

faktor yang lain tersebut tertutup dan masing-masing faktor bekerja sendiri-sendiri.

Dengan kata lain masing masing perlakuan baik Pupuk Kandang Sapi tidak

dipengaruhi oleh Pupuk KCl demikian sebaliknya.

Menurut Lingga (2007), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kesuburan tanaman, yaitu :

- Struktur tanah

- Derajat keasaman tanah (pH), dan

- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Menurut Mulyani (2008), bahwa pada Pupuk Kandang Sapi terdapat unsur

Natrium yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau

mencegah pengisapan kalium (K) yang berlebihan.


53

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
54

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Perlakuan pemberian pupuk Kandang Sapi berpengaruh sangat nyata

terhadap parameter berat tongkol pertanaman sampel sedangkan pengaruh

yang tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang

jumlah daun dan berat tongkol perplot.

2. Perlakuan pemberian pupuk KCl menunjukkan pengaruh yang sangat

nyata terhadap parameter tinggi tanaman, namun ada juga pengaruh yang

nyata terhadap parameter berat tongkol pertanaman sampel Sedangkan

yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter

diameter batang, jumlah daun dan berat tongkol perplot.

3. Interaksi pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl tidak berpengaruh nyata

terhadap semua parameter yang diamati.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Untuk pemberian Pupuk Kandang Sapi dianjurkan dengan dosis 2

kg/tanaman (K3).
55

2. Untuk pemberian Pupuk KCl lebih baik dengan dengan dosis 15 gr/bibit

(C2).

3. Perlu penelitian lebih lanjut dianjurkan memberi pupuk Kandang Sapi

minimal dengan taraf diatas 2 kg/tanaman dan untuk penggunaan pupuk

KCl minimal dengan taraf dimulai 15 gr/bibit.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2005. Budi Daya dengan Pemupukan yang Efektif dan


Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.
56

Gomez, Kwanchai A. Dan Arturo A. Gomez. 2007. Prosedur Statistik Untuk


Penelitian Pertanian; Penerjemah Endang Sjamsuddin, Justika S. Baharsjah.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI – Press).

Hanafiah, 2010. Rancangan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas sri wijaya.


Palembang.

Hartono, 2010. Bertanam Jagung Unggul, Penebar Swadaya.Jakarta

Haryadi. 2001. Pupuk dan Cara Pemupukan. Swadaya. Jakarta.

Hardjowigono, 2007. Dasar-Dasar ilmu tanah. Erlangga. Jakarta.

Intan, 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya
Jakarta.

Lingga, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Marsono, 2003. Serapan Unsur Kaliun di Dalam Tanah. Depok Estate.

Musnawar, E. I. 2009 Pupuk Organik. Penerbit swadaya.

Musnamar, 2006 Manfaat Pupuk Kandang. Penerbit swadaya.

Muhrizal, 2009. Informasi teknologi pertanian. Bogor.

Mulyani 2008, Pupuk Dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta, Jakarta


Purwono,M,S, 2010 Bertanam Jagung Unggul. Seri Agribisnis. Jakarta.

Rukmana, R 2004. Budidaya Jagungi . Kanisius. Yogyakarta.

Rusmaili, 2011. Manfaat Dari Penggunaan Pupuk Organik. Erlangga. Jakarta.


57

Sarif. 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung

Susilo. 2005. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Untung, S. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yadiyanto. 2000. Bercocok Tanam Hortikultura, M2S Bandung.

Anda mungkin juga menyukai