Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN KRITIS

“ MIOKARDITIS “
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Dosen Pembimbing Mata kuliah

Ibu Ns. Arabta Malem PP, S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh :

Yulia Rahman Mahmud


17.156.01.11.084
3B KEPERAWATAN

S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES MEDISTRA INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat dan
karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas keperawatan kritis Studi S1 Keperawatan dan
untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik.

Bekasi, 21 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi dan fisiologi 2
B. Definisi Miokarditis 2
C. Etiologi 3
D. Klasifikasi 4
E. Patofisiologi 5
F. Manifestasi Klinis 7
G. Pemeriksaan Penunjang 7
H. Penatalaksanaan 9
I. Pencegahan 10
J. Komplikasi 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.
Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik yang sering
dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Pada waktu infeksi terkena virus,
infiltrasi sel-sel inflamatoris ke jantung dapat terjadi. Inflamasi pada miokard didefinisikan
oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), sebagai miokarditis.
Sedangkan inflamasi miokard yang berkaitan dengan disfungsi jantung didefinisikan
sebagai kardiomiopati inflamatoris
Dari data terbaru (2011), terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif pada
saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi
yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic. Insidens miokarditis 10-
60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada
usia lanjut
Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang
disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak dengan
difteria terdapat sekitar 10-20 persen dan 50 persen dari anak yang meninggal karena
difteria disebabkan oleh komplikasi jantung Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah
terjadinya kolaps sirkulasi yang terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis
umumnya timbul pada minggu kedua dan ketiga.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang epat dan sesegera mungkin
karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang definisi Miokarditis?
2. Menjelaskan tentang Etiologi, Klasifikasi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
Miokarditis?
3. Menjelaskan macam-macam Pemeriksaan Penunjang Miokarditis?
4. Menjelaskan tentang Penatalaksanaan, Pencegahan, dan Komplikasi Miokarditis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Miokarditis?
2. Untuk mengetahui Etiologi, Klasifikasi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
Miokarditis?
3. Untuk mengetahui macam-macam Pemeriksaan Penunjang Miokarditis?
4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan, Pencegahan, dan Komplikasi Miokarditis?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi

Gambar 1. Lapisan-lapisan jantung

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang
sangat khusus (Brooker,2001).

B. Definisi Miokarditis

Gambar 2. Penampang jantung dengan miokarditis

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya
miokarditis disebabkan penyakit penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat
disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan
miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan
menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan
infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang
dinding arteri kecil, terutama arter koronaintramuskular yang akan memberikan reaksi
radang perivaskular miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pseudomonas dan
beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil mikroorganisme
menyerang langsung sel-sel miokardium yang menyebaban reaksi radang. Hal ini dapat

2
terjadi pada Toksoplasmosis gondii Pada trikinosis, sel-sel radang yang ditemukan
terutama eusinofil (Elly Nurachmach, 2009).

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang
sangat khusus (Brooker, 2001).

Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUl, 1999).

Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau
penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).

Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung, tepatnya
miokardium. (Doenges, 1999).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/


inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.

C. Etiologi

Penyebab miokarditis dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Infeksi

a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr, influenza,


cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B, MUMPs, folio virus, rabies,
respiratori syincitial virus, rubella, vaccinea, varicella zoster, arbovirus

b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococuspyogenis, staphilococcus aureus,


haemophilus pneumoniae, salmonella, nieserria gonorrhoeae, leptospira, treponema
pallidum, mycobacterium tuberkulosis,mycoplasma pneumonia, riketsia

c. Jamur (candida, aspergilus)

d. Parasit (tripanosoma cruzii, toxoplasma, schistosoma, trichina)

2. Non infeksi

a. Obat-obatan yang menyebabkan reaksi hypersensitifitas Antibiotik (sulfonamida,


penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin streptomicyn)

1) Anti Tuberculosis (isoniazin, paraaminosalisilik acid)

2) Anti konfulsan (phenindion, phenitoin, carbamazepin)

3
3) Anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea). Diuretik (acetazolamid, klortalidon,
spironolacton)

b. Obat-obatan yang tidak reaksi hypersensitifitas, seperti Kokain, Siklofosfamid,


Litium, Interferon alfa.

c. Penyebab lain selain obat-obatan adalah : Radiasi dan Giant cell

D. Klasifikasi

Dorland (2002) mengklasifikasikan miokarditis sebagai berikut:

1. Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi yang
tidak diketahui

2. Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

3. Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik

4. Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang
dihasilkan pada difteri: lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons
radang sekunder.

5. Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/ difus mikardial yang disebabkan oleh
peradangan kronik.

6. Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan
adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma
dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang
tersebar luas.

7. Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang


disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide,
penicillin, dan metildopa.

8. Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius; termasuk bakteri, virus,
riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium
melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunoloqis.

9. Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial

10. Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi


ototnya sendiri. K.Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh
protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.

4
11. Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.

12. Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang
disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/ toksin serangga
atau bahan/ keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.

13. Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada


tuberkulosa

14. Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus; paling
sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune
rendah.

E. Patofisiologi

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar:

1) Invasi langsung ke miokard.

2) Proses immunologis terhadap miokard.

3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.

Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu:

1) Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi
invasi virus ke miokardium, replikas virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk
neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan
bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK)

2) Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan
diaktifkan antara lain dengar terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat
perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa
minggu sampai beberapa bulan dan dikuti kerusakan miokardium dan yang minimal
sampai yang berat.

Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan
terbentuknya antibod endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular Walaupun
etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon
imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.

Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses berulang
antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan

5
habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung,
dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhimya proses ini mengakibatkan habisnya
kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly
Nurachmach, 2009).

PATHWAY

6
F. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai terjadi syok
kardiogenik. Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan miokardium, kemampuan
miokardium memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau tidak ada sama sekali. Gejala bisa
ringan atau tidak sama sekali, biasanya:

1. Kelelahan dan dispneu

2. Demam

3. Nyeri dada

4. Palpitasi

Gejala klinis mungkin memperlihatkan:

1. Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang T.

2. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi


akan meningkat lebih tinggi

3. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung Katub-katub


mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras

4. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.

5. Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung sebelah kanan.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. MRI

Modalitas pencitraan yang dianjurkan adalah MRI jantung karena dapat


memberikan informasi tentang adanya edema, inflammatory hyperemia dan
irreversible inflammatory injury sesuai kriteria Lake Louise. Memang hingga kini
penelitian masih berlanjut dengan menyertakan biopsi endomiokardium sebagai
standart emas. Penggunaan CMR untuk evaluasi miokarditis ini mempunyai spesifitas
dan PPV yang tinggi tapi sensitivitas sekitar 67%.

7
Gambar 3. MRI pada miokarditis

2. Laboratorium

a. Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat


menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi parasit terdapat
eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat
dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard.

b. Dijumpai leukositosis dengan poli morfonuklear atau limfosit yang dominan


tergantung penyebabnya.Pada infeksi parasit ditemukan eosinofilia. Laju endap
darah meningkat. Enzim jantung dan kreatinkinase atau LDH (Lactat
Dehidrogenase) meningkat tergantung luas nekrose. Peningkatan CKMB
ditemukan pada kurang 10% pasien, namun pemeriksaan Troponin lebih sensitif
untuk mendeteksi kerusakan miokard.

3. Elektrocardiograf

a. Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T serta


low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler, AV block, intra
ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.

b. Pada pemeriksaan EKG yang sering ditemukan adalah sinus takikardia, perubahan
segmen ST dan/ atau gelombang T, serta low voltage.Kadang-kadang ditemukan
aritmia atrial atau ventrikuler. AV blok total yang sifatnya sementara dan hilang
tanpa bekas, tetapii kandang-kadang menyebabkan kematian mendadak pada
miokarditis.

4. Foto thorak

a. Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.

b. Biasanya normal pada fase awal. Fungsi vebtrikel kiri yang menurun progresif
mengakibatkan kardiomegali. Dapat ditemukan gagal jantung kongestif dan edema
paru.

5. Ekokardiograf
8
a. Sering didapatkan hipokinasis kedua ventrikel,ditemukan juga penebalan ventrikel,
trombus ventrikel kiri, pengisian diastolik yang abnormal atau efusi perikardial.

b. Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di


apeks.

c. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic yang
abnormal dan efusi pericardial.

6. Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging. Ditemukan adanya


perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada miokarditis.

7. Biopsy endomiokardial Melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium


ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang
negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada
biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi
infiltrasi sel sel radang.

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Keperawatan

Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:

1) Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin


untuk streptokokus hemolitikus).

2) Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring


juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi
miokarditis.

3) Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.

4) Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat
frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi

2. Penatalaksanaan Medis

1) Pengobatan infeksi penyebab

2) Pengendalian terhadap gagal jantung

3) Transplantasi jantung

4) Mengurangi atau menurunkan faktor resiko yang dapat diubah

9
5) Oksigen untuk meningkatkan oksigenasi darah sehingga beban jantung berkurang
dan perfusi sistemik meningkat.

6) Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri seperti Morfin dan Meperidin.

7) Diuretik untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah dan
mempertahankan fungsi ginjal. Mencegah kelebihan volume dan gagal jantung
kongestif.

Klien diberi pengobatan khusus terhadap penyembuhan ang mendasarinya, bila


diketahui (misalnya Penicilin untuk Streptokokus Hemolitikus) dan baringkan di tempat
tidur untuk menqurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan
miokardial residual dan komplikasi miokarditis

Pengobatan pada dasarnya sama dengan yang digunakan pada gagal jantung kongestif.
Fungsi jantung dan suhu tubuh selalu dievaluasi untuk menentukan apakah penyakit sudah
menghilang dan apakah sudah terjadi gagal jantung kongestif. Bila terjadi disritmia, klien
harus dirawat di unit yang mempunyai sarana pemantauan jantung berkesinambungan
sehingga personel dan peralatan selalu tersedia bila teriadi disritmia yang mengancam jiwa.

I. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi yang tepat dan penanganan awal
nampaknya sangat penting dalam menurunkan insidensi miokarditis. Setelah mengalami
suatu episode miokarditis biasanya masih tersisa pembesaran jantung. Aktifitas fisik harus
ditingkatkan dengan perlahan-lahan dan bertahap, pasien di instruksikan untuk melaporkan
gejala yang dirasakan saat aktifitas meningkat seperti jantung berdenyut cepat sekali,
olahraga yang kompetitif dan alkohol sama sekali harus dihindari.

J. Komplikasi

1. Kardiomiopati kongestif/ dilated.

2. Payah jantung kongestif.

3. Efusi perikardial.

4. Gangguan konduksi jantung (Blok total) : AV block total.

5. Trombi Kardiac.

6. Gagal jantung kongestif

10
7. Disritmia jantung yang menyebabkan kematian mendadak .

BAB III
PENUTUP

11
A. Kesimpulan

Miokarditis jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup
oleh manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan.
Bentuk ini umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk
kardiomiopati dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau payah
jantung yang secara struktural dianggap normal.

Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-
debar, sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada bila disertai
perikarditis. Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan
suhu. Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan
pulsasi.

B. Saran

Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis karena
akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health
education kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan myocarditis dan
bagaimana pengobatannya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Brunner dan Suddarth, (2001) Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 2, Jakarta: EGC.

Corwin E, (2008). Patofisiologi (Buku Saku), Jakarta: EGC. Depkes RI. Direktorat Jenderal

Ignatavicius Donna D. (1991), Medical Surgical Nursing: a nursing process approach,


Philadelpia. Diakses dil http://medicastore.com/ Medical/Surgical/Nursing /2009 pada
tanggal 18 April 2020. Pukul 14.08 WIB.

Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba Medika.

PPM & PLP. (1992). Pedoman Pemberantasan Penyakit miokarditis. Jakarta : Doenges, E.

Soeparman, DR, Dr, (1987). IImu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid 1, Balai Penerbit FKUl,
Jakarta Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. lakarta: Salemba
Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai