Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

A.Latar Belakang

Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru baik bagi pribadi maupun di
masyarakat umum. Namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang kecerdasan
pun berkembang yang meliputi perkembangan otak manusia.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah

1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan.          

2. Untuk mengetahui jenis – jenis MULTIPLE INTELLIGENCE

BAB II

ISI

1.  Pengertian Kecerdasan.Gardner (2000) mengatakan bahwa pengertian kecerdasan mencakup


tiga faktor, yakni :

a.      Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.

b.      Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.

c.      Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam


budaya seorang individu.    

 2.  Dulu Tunggal, Kini Multi

Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yakni dalam satuan IQ
(Intelligence  Quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negatif atas persepsi ini adalah
siswa yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”,  yakni matematika dan verbal  (kata-
kata), seakan tidak dihargai di sekolah dan masyarakat luas. Kini tradisi yang sudah berlangsung
hampir seabad tersebut,  sudah terbongkar dan terkuaklah bahwa ternyata kecerdasan manusia itu
banyak rumpunnya. Kecerdasan itu multidimensional, banyak cabangnya.

3.  Multi Kecerdasan (Multiple Intelligence) Ada delapan rumpun multiple intelligenceyakni :


a.    Kecerdasan Linguistik (Word Smart) atau Cerdas Berbahasa     Kemampuan   menggunakan
kata secara efektif, baik secara lisan maupun secara tertulis. Kecerdasan Linguistik mencakup
kemampuan menggunakan kata, bahasa, bunyi, retorika, dan lain-lainnya.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca. 

2.Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.

3.Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing,

4.mampu membaca karya orang lain.

5.Mampu menulis dan berbicara secara efektif.Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai
menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.

6.Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.

7.Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.

8.Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.

Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris,


guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.

b.    Kecerdasan matematis-logis (Number Smart atau Cerdas Angka)

Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran secara tepat .
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, hubungan sebab akibat, proses
kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian, hipotesis, dan pengambilan
keputusan.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat. 

2.Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.

3.Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.

4.Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode


riset.

5.Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis,


merumuskan dan membangun argumentasi kuat.

6.Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
7.Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.

Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi,
teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.

c.    Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)

Kemampuan menjelaskan dimensi spasial-visual (keruangan) secara akurat dan


mentransformasikan.intinya adalah kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan
antarunsur tersebut.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung. 

2.Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.Kaya akan
khayalan, imaginasi dan kreatif.

3.Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.

4.Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.

5.Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.

6.Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.

Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer,
guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.

d.   Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah. (Body Smart) atau Cerdas Tubuh

Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dan
keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah . Kecerdasan ini mencakup
kemampuan fisik yang spesifik antara lain : koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan,
ketepatan, dan lin-lainnya.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita
secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik
dalam menangani objek. 

2.Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
3.Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang
menggunakan fisik.

4.Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.Suka menyentuh, memegang atau bermain
dengan apa yang sedang dipelajari.

5.Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau
dilihat.

Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang
bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainy

e.    Kecerdasan Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)

Kemampuan mengerjakan bentuk-bentuk musikal dengan alat (pengguna musik), membedakan


(kritikus musik) mengubah (composer) dan mengekspresikan (penyanyi). Komponen dasar
kecerdasan musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada/melodi, warna suara suatu lagu.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik

2. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.

3.Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.

4.Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.

5.Mampu menciptakan komposisi musik.Senang improvisasi dan bermain dengan suara.

6.Menyukai dan mampu bernyanyi.Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai
penyanyi atau pemusik.

7.Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.

Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu,
insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

f.     Kecerdasan Interpersonal  (Self Smart) atau Cerdas Diri


Kemampuan membuat persepsi dan membedakan suasana hati, keinginan motivasi, dan perasaan
orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan pada  ekspresi wajah, suara, gerak, isyarat,
merespon, dan persuasi (mempengaruhi).

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.

1.Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial. 

2.Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.

3.Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik
secara verbal maupun non-verbal.

4.Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima
umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

5.Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.Mau melihat sudut pandang orang lain.

6.Menciptakan dan mempertahankan sinergi.

Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah,


ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan
sebagainya.

g.    Kecerdasan Intrapersonal (People Smart) atau Cerdas Bergaul

Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga
memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari suasana hati, keinginan
motivasi, temperamen/watak disiplin diri, dan harga diri.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan. 

2.Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.

3.Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau
meningkatkan diri.

4.Mengembangkan konsep diri dengan baik.Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog
atau di jalur spiritual.

5.Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.

6.Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.


Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program,
pengusaha, dan sebagainya.

h.    Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)

Keahlian mengendalikan dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dan alam
sekitar.  Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan menyikapi makhluk
hidup.

kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut:

1.Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan. 

2.Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.

3.Mampu mengenali pola di antara spesies.

4.Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.

5.Senang memelihara tanaman, hewan.Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular,


mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.

6.Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.Senang melakukan aktivitas outdoor,
seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).

Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan
hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan
sebagainya.

Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi  Chaplin (1989) mendefinisikan


kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan
perkembangan emosional.

Ditambahkan Chaplin (dalam Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau
kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak,
kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol emosi. Seseorang yang telah
matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan
kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi
stimulus, namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965).

Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat dekat dengan kepribadian. Bentuk kepribadian
inilah yang akan dibawa individu dalam kehidupan sehari-hari bagi diri dan lingkungan mereka.
Seseorang dapat dikatakan telah matang emosinya apabila telah dapat berpikir secara objektif.
Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat kontruktif dan interaktif. Individu
yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan didalam mengontrol
emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri dan mampu menampakkan emosi disaat
dan tempat yang tepat.

Karakteristik Kematangan Emosi Feinberg (dalam Handayani, 2008:115), ada beberapa


karakteristik atau tanda mengenai kematangan emosi seseorang untuk dapat menerima dirinya
sendiri, menghargai orang lain, menerima tanggung jawab, percaya pada diri sendiri, sabar dan
mempunyai rasa humor.

Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mampu menerima dirinya sendiri

Seseorang yang mempunyai pandangan atau penilaian yang baik terhadap kekuatan dan
kelemahannya mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realitas.

b. Menghargai orang lain

Seorang yang bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda dikatakan dewasa jika
mampu menghargai perbedaan. Orang yang dewasa mengenal dirinya dengan baik senantiasa
berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak menandingi orang lain melainkan berusaha
mengembangkan dirinya sendiri.

c. Menerima tanggung jawab

Orang yang belum dewasa akan merasa terbebani apabila diberikan tanggung jawab. Tetapi
apabila orang yang sudah dewasa bisa menerima tanggung jawab atas semua kegiatan dan
mempunyai dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.

d. Sabar

Seorang yang dewasa akan lebih sabar karena memiliki kematangan emosi untuk mampu
menerima, merespon, dan melakukan sesuatu secara rasional.

e. Mempunyai rasa humor

Orang yang dewasa memiliki rasa humor yang tinggi merupakan bagian dari emosi yang sehat,
yang memunculkan senyuman hangat untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
keberadaannya.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kematangan emosi antara lain adalah :

1.kemampuan untuk merespon secara berbeda-beda dalam kaitannya dengan kebutuhan dan
faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat dalam situasi tertentu.kemampuan menyalurkan
tekanan-tekanan impuls dan emosi-emosi dalam bentuk prilaku yang konstruktif serta dapat
mengarahkannya kearah tujuan yang positif.
2.kemampuan membangun pola hubungan interdepensi dan mampu memelihara peran-perannya
secara fleksibel.        kemampuan memperkaya ketrampilan dan memahami potensi-potensi dan
keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas problem-problemnya
secara kreatif dan mendapat persetujuan dari orang lain.

3.kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, juga mampu memandang
dirinya dengan orang lain dengan rasa hormat.kemampuan mempertimbangkan dan memulai
alternatif-alternatif, konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya.

● Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kematangan emosi seseorang (Astuti,
2000, Faktor-faktor yang mempengaruhi Kematangan Emosi,), antara lain:

a Pola asuh orang tua

Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam kehidupan anak, tempat belajar dan
menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial, karena keluarga merupakan kelompok sosial yang
pertama tempat anak dapat berinteraksi. Dari pengalaman berinteraksi dalam keluarga ini akan
menentukan pula pola perilaku anak.

b.Pengalaman traumatik

Kejadian-kejadian traumatis masa lalu dapat mempengaruhi perkembangan emosi seseorang.


Kejadian-kejadian traumatis dapat bersumber dari lingkungan keluarga ataupun lingkungan di
luar keluarga.

c.Temperamen

Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional
seseorang. Pada tahap tertentu masing-masing individu memiliki kisaran emosi sendiri-sendiri,
dimana temperamen merupakan bawaan sejak lahir, dan merupakan bagian dari genetik yang
mempunyai kekuatan hebat dalam rentang kehidupan manusia.

d. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal
antara laki-laki dan perempuan, peran jenis maupun tuntutan sosial yang berpengaruh terhadap
adanya perbedaan karakteristik emosi diantara keduanya.

e. Usia

Perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseorang sejalan dengan pertambahan usia, hal
ini dikarenakan kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan
fisiologis seseorang.Kematangan emosi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik intern
(dari dalam diri sendiri) maupun faktor ekstern (dari luar diri sendiri), yaitu antara lain
adalah:Adanya penyesuaian diri yang baik, kemampuan untuk berfungsi sebagai manusia yang
dapat bergantung pada diri sendiri, harus dikembangkan secara bertahap dan terus menerus
seiring dengan bertambahnya umur serta kedewasaannya.

Setiap pribadi dalam kehidupannya selalu mengalami perubahan secara terus menerus oleh
karena itu diperlukan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada
disekitarnya,Suasana lingkungan sosial, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat
sekitar yang berhubungan dengan proses-proses sosialisasi yang dapat membentuk seseorang
menjadi pribadi yang matang.Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi individu dalam
mengekspresikan emosinya dalam perilaku keseharian.

BAB III

PENUTUP

   Kesimpulan

Setiap individu tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu atau disebut juga dengan
MULTIPLE INTELLIGENCES atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah sehimpunan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki individu. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan
cara belajar yang mengembangkan kemampuan secara penuh.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.psychologymania.com/2011/07/jenis-jenis-intelegensi-menurut-howard.html?m=1

http://raul-aul7.blogspot.com/2013/04/multi-kecerdasanmultiple-intelligence.html?m=1

http://sabilillahsidoarjo.blogspot.com/2012/11/a-pengertian-multiple-intelligences.html?m=1

http://muhammadsetiawan1991.blogspot.com/2013/06/kecerdasan-ganda-multiple-
intelligences_30.html?m=1

http://tbp-unj.blogspot.com/2011/10/pendekatan-multiple-intelligences.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai