Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.Latar Belakang
Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru baik bagi pribadi maupun di
masyarakat umum. Namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang kecerdasan
pun berkembang yang meliputi perkembangan otak manusia.
B.Rumusan Masalah
BAB II
ISI
Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yakni dalam satuan IQ
(Intelligence Quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negatif atas persepsi ini adalah
siswa yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”, yakni matematika dan verbal (kata-
kata), seakan tidak dihargai di sekolah dan masyarakat luas. Kini tradisi yang sudah berlangsung
hampir seabad tersebut, sudah terbongkar dan terkuaklah bahwa ternyata kecerdasan manusia itu
banyak rumpunnya. Kecerdasan itu multidimensional, banyak cabangnya.
2.Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
5.Mampu menulis dan berbicara secara efektif.Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai
menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
6.Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
7.Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
8.Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran secara tepat .
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, hubungan sebab akibat, proses
kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian, hipotesis, dan pengambilan
keputusan.
6.Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
7.Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi,
teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
2.Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.Kaya akan
khayalan, imaginasi dan kreatif.
4.Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
5.Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer,
guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dan
keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah . Kecerdasan ini mencakup
kemampuan fisik yang spesifik antara lain : koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan,
ketepatan, dan lin-lainnya.
1.Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita
secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik
dalam menangani objek.
2.Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
3.Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang
menggunakan fisik.
4.Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.Suka menyentuh, memegang atau bermain
dengan apa yang sedang dipelajari.
5.Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau
dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang
bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainy
1.Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik
6.Menyukai dan mampu bernyanyi.Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai
penyanyi atau pemusik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu,
insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.
1.Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
2.Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
3.Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik
secara verbal maupun non-verbal.
4.Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima
umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
5.Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.Mau melihat sudut pandang orang lain.
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga
memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari suasana hati, keinginan
motivasi, temperamen/watak disiplin diri, dan harga diri.
1.Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.
3.Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau
meningkatkan diri.
4.Mengembangkan konsep diri dengan baik.Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog
atau di jalur spiritual.
5.Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
Keahlian mengendalikan dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dan alam
sekitar. Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan menyikapi makhluk
hidup.
1.Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.
6.Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.Senang melakukan aktivitas outdoor,
seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan
hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan
sebagainya.
Ditambahkan Chaplin (dalam Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau
kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak,
kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol emosi. Seseorang yang telah
matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan
kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi
stimulus, namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965).
Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat dekat dengan kepribadian. Bentuk kepribadian
inilah yang akan dibawa individu dalam kehidupan sehari-hari bagi diri dan lingkungan mereka.
Seseorang dapat dikatakan telah matang emosinya apabila telah dapat berpikir secara objektif.
Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat kontruktif dan interaktif. Individu
yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan didalam mengontrol
emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri dan mampu menampakkan emosi disaat
dan tempat yang tepat.
Seseorang yang mempunyai pandangan atau penilaian yang baik terhadap kekuatan dan
kelemahannya mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realitas.
Seorang yang bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda dikatakan dewasa jika
mampu menghargai perbedaan. Orang yang dewasa mengenal dirinya dengan baik senantiasa
berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak menandingi orang lain melainkan berusaha
mengembangkan dirinya sendiri.
Orang yang belum dewasa akan merasa terbebani apabila diberikan tanggung jawab. Tetapi
apabila orang yang sudah dewasa bisa menerima tanggung jawab atas semua kegiatan dan
mempunyai dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.
d. Sabar
Seorang yang dewasa akan lebih sabar karena memiliki kematangan emosi untuk mampu
menerima, merespon, dan melakukan sesuatu secara rasional.
Orang yang dewasa memiliki rasa humor yang tinggi merupakan bagian dari emosi yang sehat,
yang memunculkan senyuman hangat untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
keberadaannya.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kematangan emosi antara lain adalah :
1.kemampuan untuk merespon secara berbeda-beda dalam kaitannya dengan kebutuhan dan
faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat dalam situasi tertentu.kemampuan menyalurkan
tekanan-tekanan impuls dan emosi-emosi dalam bentuk prilaku yang konstruktif serta dapat
mengarahkannya kearah tujuan yang positif.
2.kemampuan membangun pola hubungan interdepensi dan mampu memelihara peran-perannya
secara fleksibel. kemampuan memperkaya ketrampilan dan memahami potensi-potensi dan
keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas problem-problemnya
secara kreatif dan mendapat persetujuan dari orang lain.
3.kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, juga mampu memandang
dirinya dengan orang lain dengan rasa hormat.kemampuan mempertimbangkan dan memulai
alternatif-alternatif, konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kematangan emosi seseorang (Astuti,
2000, Faktor-faktor yang mempengaruhi Kematangan Emosi,), antara lain:
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam kehidupan anak, tempat belajar dan
menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial, karena keluarga merupakan kelompok sosial yang
pertama tempat anak dapat berinteraksi. Dari pengalaman berinteraksi dalam keluarga ini akan
menentukan pula pola perilaku anak.
b.Pengalaman traumatik
c.Temperamen
Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional
seseorang. Pada tahap tertentu masing-masing individu memiliki kisaran emosi sendiri-sendiri,
dimana temperamen merupakan bawaan sejak lahir, dan merupakan bagian dari genetik yang
mempunyai kekuatan hebat dalam rentang kehidupan manusia.
d. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal
antara laki-laki dan perempuan, peran jenis maupun tuntutan sosial yang berpengaruh terhadap
adanya perbedaan karakteristik emosi diantara keduanya.
e. Usia
Perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseorang sejalan dengan pertambahan usia, hal
ini dikarenakan kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan
fisiologis seseorang.Kematangan emosi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik intern
(dari dalam diri sendiri) maupun faktor ekstern (dari luar diri sendiri), yaitu antara lain
adalah:Adanya penyesuaian diri yang baik, kemampuan untuk berfungsi sebagai manusia yang
dapat bergantung pada diri sendiri, harus dikembangkan secara bertahap dan terus menerus
seiring dengan bertambahnya umur serta kedewasaannya.
Setiap pribadi dalam kehidupannya selalu mengalami perubahan secara terus menerus oleh
karena itu diperlukan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada
disekitarnya,Suasana lingkungan sosial, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat
sekitar yang berhubungan dengan proses-proses sosialisasi yang dapat membentuk seseorang
menjadi pribadi yang matang.Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi individu dalam
mengekspresikan emosinya dalam perilaku keseharian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap individu tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu atau disebut juga dengan
MULTIPLE INTELLIGENCES atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah sehimpunan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki individu. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan
cara belajar yang mengembangkan kemampuan secara penuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2011/07/jenis-jenis-intelegensi-menurut-howard.html?m=1
http://raul-aul7.blogspot.com/2013/04/multi-kecerdasanmultiple-intelligence.html?m=1
http://sabilillahsidoarjo.blogspot.com/2012/11/a-pengertian-multiple-intelligences.html?m=1
http://muhammadsetiawan1991.blogspot.com/2013/06/kecerdasan-ganda-multiple-
intelligences_30.html?m=1
http://tbp-unj.blogspot.com/2011/10/pendekatan-multiple-intelligences.html?m=1