Anda di halaman 1dari 7

J. Tek. Kim. Ling.

2019, 3 (1), 27-33


p-ISSN : 2579-8537, e-ISSN : 2579-9746
www.jtkl.polinema.ac.id

Pengaruh Pitch Turbulator Terhadap NTU Pada


Double Pipe Heat Exchanger
Mufid Mufid*, Arif Rahman Hakim, Bambang Widiono
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
*E-mail: mufid@polinema.ac.id

ABSTRAK
Saat ini kebutuhan akan energi di dunia terus meningkat, sejalan dengan semakin tumbuhnya industri untuk
menopang kehidupan manusia. Namun kenaikan kebutuhan energi tersebut tidak diimbangi dengan
bertambahnya sumber energi, sehingga harga energi semakin mahal. Untuk meminimalisir kebutuhan
energi, maka perlu dicari sumber-sumber energi alternatif baru, terutama sumber energi baru dan
terbarukan. Disamping itu perlu dilakukan pengelolaan energi yang lebih baik, sehingga kebutuhan energi
dunia bisa dikurangi. Double Pipe Heat exchanger memiliki pipa luar stainless steel dengan diameter dalam
(Do) 3,5 inchi, ketebalan pipa (To) 1,5 mm, dan panjang pipa (Lo) 790mm dan pipa dalam (Di) 1 3/8 inchi,
ketebalan(Ti) 0,6 mm, dan panjang pipa (Li) 920mm, dengan air dingin dan air panas yang digunakan
sebagai fluida uji di annulus dan pipa dalam. Helical turbulator dari besi (mild steel) dengan dimensi
geometris jarak antar elemen (pitch) sebesar 25mm, 50 mm dan 75 mm berdiameter dalam (Di) 5/16 inchi
dan diameter luar(Do) 1 5/16 inchi dengan panjang 750mm dimasukkan dalam inner tube dari heat
exchanger. Air panas memasuki tabung dengan variasi flowate mulai 400 l/jam sampai 900 l/jam,
sedangkan flowrate air dingin konstan 900 l/jam. Hasil penelitian dengan disisipkannya helical turbulator
sebagai turbulator pada heat exchanger mengakibatkan peningkatan laju perpindahan kalor. Helical
turbulator dengan pitch 25mm menimbulkan peningkatan laju perpindahan kalor paling besar sebesar
62% dibandingkan plain tube. Helical turbulator mengakibatkan peningkatan NTU heat exchanger
terbesar sebesar 63% dihasilkan oleh helical turbulator dengan pitch 25mm.

Kata kunci: heat exchanger, helical turbulator, NTU, pitch

ABSTRACT
At present the need for energy in the world continues to increase, in line with the growing industry to sustain
human life. However, the increase in energy needs is not offset by the increase in energy sources, so energy
prices are increasingly expensive. To minimize energy needs, it is necessary to look for new alternative
energy sources, especially new and renewable energy sources. Besides that, better energy management is
needed, so that the world's energy needs can be reduced. Double Pipe Heat Exchanger has stainless steel
outer pipe with inner diameter (Do) 3.5 inch, pipe thickness (To) 1.5 mm, and pipe length (Lo) 790 mm
and pipe inside (Di) 1 3/8 inch, thickness (Ti) 0.6 mm, and the length of pipe (Li) 920 mm, with cold water
and hot water used as test fluid in the annulus and inner pipe. Mild steel helical turbulators with geometric
dimensions of 25mm, 50mm and 75mm intervals between 5/16 inch in diameter and a 750mm length 5/16
inch outer diameter (Do) are included in the inner tube of heat exchanger. Hot water enters the tube with
variations in flowate from 400 l / hour to 900 l / hour, while the cold water flowrate is constant 900 l / hour.
The results of the study by inserting a helical turbulator as a turbulator in a heat exchanger resulted in an
increase in the heat transfer rate. Helical turbulators with a pitch of 25mm give rise to the highest heat
transfer rate of 62% compared to plain tubes. Helical turbulators cause the largest increase in NTU heat
exchanger of 63% produced by a helical turbulator with a 25mm pitch.

Keywords: heat exchanger, helical turbulator, NTU, pitch

Corresponding author: Mufid Mufid Diterima: 17 Februari 2019


Jurusan Teknik Kimia Disetujui: 28 Maret 2019
Politeknik Negeri Malang © 2019 Politeknik Negeri Malang
E-mail: mufid@polinema.ac.id
Mufid, dkk./ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 3, No. 1, April 2019

1. PENDAHULUAN aliran fluida kerja, jenis material heat


Perkembangan teknologi industri yang exchanger, efektifitas perpindahan kalor,
demikian pesatnya akhir-akhir ini jenis heat exchanger. Solusi dari
menyebabkan kebutuhan akan energi permasalahan tersebut diharapkan dapat
meningkat dengan tajam. Sebagian besar meningkatkan efisiensi perpindahan kalor
kebutuhan akan energi tersebut dipenuhi pada heat exchanger karena terjadinya
dari sumber energi fossil yaitu minyak pengurangan pada energi yang dibutuhkan
bumi yang ketersediaannya di alam atau penurunan terhadap ukuran heat
semakin lama semakin menipis. Hal exchanger [12]. Meningkatnya konveksi
tersebut berdampak pada berkurangnya paksa akan dapat memperkecil kebutuhan
pasokan bahan bakar, sehingga harga energi dalam mengalirkan fluida kerja ke
bahan bakar di pasaran dnia cenderung sistem penukar kalor [2].
menjadi tinggi.
Pada penelitian mengenai peningkatkan
Untuk mengatasi permasalahan- koefisien perpindahan panas dari
permasalahan tersebut, perlu dilakukan permukaan aliran karena terjadinya
manajemen energi yang lebih baik dengan peningkatan gerak turbulen pada tabung
cara: mengupayakan penggunaan dengan menggunakan pin [11] dan pelat
peralatan industri yang lebih hemat energi, sirip [11], menunjukkan bahwa laju
mengoptimalkan pemanfaatan energi perpindahan panas semakin meningkat
panas yang terbuang dari peralatan- dengan digunakannya pin dan pelat sirip.
perlatan industri, mencari sumber-sumber Penggunaan turbulator berbentuk plat
energi alternatif baru yang ada di alam, berpilin dengan potongan bentuk
pengembangkan peralatan-peralatan trapesium [9] atau bentuk potongan daun
industri yang lebih efisien, dan (louvered strip) [5] yang disisipkan ke
meningkatkan efisiensi peralatan industri dalam pipa dalam (inner tube) double pipe
yang sudah ada. heat exchanger terbukti dapat
meningkatkan laju perpindahan kalor.
Salah satu bentuk upaya peningkatan Selain itu turbulator bentuk sekrup helic
efisiensi pemindahan energi di industri dengan/tanpa inti [4], juga memperbesar
adalah dengan mengatur parameter dari terjadinya aliran pusaran sehingga
peralatan industri yang digunakan. memperbesar terjadinya aliran turbulen
Beberapa cara diantaranya adalah dan mengakibatkan perpindahan panas
mengubah tipe aliran fluida, mengubah konveksi yang lebih baik.
area penerimaan energi, dan
mengkondisikan temperatur fluida kerja. Penelitian pada brazed plate heat
Faktor perubahan parameter yang exchanger (BPHE) dengan
berpengaruh dalam proses engineering memvariasikan sudut chevron [1]
baik di Power Plant Industry, Production memberikan hasil bahwa perubahan sudut
Processing utility, dll sangat penting, chevron berdampak pada perubahan laju
karena pengaturan tersebut akan perpindahan panas dan penurunan tekanan
menentukan kualitas produk yang dimana penurunan tekanan berbanding
dihasilkan [7]. terbalik dengan sudut chevron. Mesh
dengan berbagai diameter pitch yang
Pengembangan terhadap heat exchanger berbeda yang digunakan pada pipa
dilakukan dalam upaya untuk mengatasi horisontal untuk meningkatkan
permasalahan-permasalahan seperti: laju perpindahan panas [10], juga terbukti
perpindahan kalor, faktor gesekan, pola dapat meningkatkan terjadinya turbulensi

28
Mufid, dkk./ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 3, No. 1, April 2019

aliran. Mesh dengan pitch lebih kecil akan 1


U (5)
menimbulkan turbulensi yang lebih kuat.  1 ln( Do / Di ) 1 
   . As
 i i
h A 2  .k .L h0 A0 
Panas dilepas oleh air panas dalam pipa
dalam (inner tube) heat exchanger, 𝑄̇ℎ, Angka Nusselt untuk aliran turbulen
dapat dirumuskan seperti pada persamaan melalui pipa halus ditentukan menurut
(1). persamaan Dittus-Boelter [3] seperti
 
 Qh   m h .C ph .(Th,out  Th,in )
(1) dirumuskan pada persamaan (6).
 0,7  Pr  160 
dimana 𝑚̇ℎ adalah laju alir massa air Nu  0,023. Re 0,8 . Pr n   (6)
panas; 𝐶𝑝ℎ adalah panas spesifik air  Re  10.000 
panas; 𝑇ℎ,𝑜𝑢𝑡 dan 𝑇ℎ,𝑖𝑛 adalah temperatur dengan n = 0,4 ( untuk pemanasan ) dan
outlet dan inlet air panas. 0,3 ( untuk pendinginan ); Re adalah
angka Reynolds; Pr adalah angka Prandt.
Panas yang diserap oleh air dingin dalam
Angka Nusselt untuk aliran turbulen
pipa annulusnya, 𝑄̇𝑐, dapat dirumuskan
melalui pipa dengan turbulator berupa
seperti pada persamaan (2).
 
helical fin ditentukan menurut persamaan
 Qc  m c .C pc .(Tc,out  Tc,in ) (2) Eiamsa-ard [5], seperti yang dirumuskan
dimana 𝑚̇𝑐 adalah laju alir massa air pada persamaan (7):
1
dingin; 𝐶𝑝𝑐 adalah panas spesifik air 𝑁𝑢 = 0,0215. 𝑅𝑒 0,9143. 𝑃𝑟 ⁄3 (7)
dingin; 𝑇𝑐,𝑜𝑢𝑡 dan 𝑇𝑐,𝑖𝑛 adalah temperatur
outlet dan inlet air dingin. Angka Reynold adalah perbandingan
antara gaya inersia/kinetik dengan gaya
Laju perpindahan kalor menyeluruh pada viskos dalam aliran fluida [6], Re dapat
dirumuskan seperti persamaan (8).
heat exchanger, 𝑄̇ dirumuskan seperti
D .v.
pada persamaan (3). Re  h (8)
 
Q  U . As .Tlm (3) dengan Dh adalah diameter hidrolis (m); v
dengan U adalah koefisien perpindahan adalah kecepatan rata-rata fluida (m/s); 
panas menye-luruh; 𝐴𝑠 adalah luas adalah koefisien viskositas dinamik(Pa.s);
permukaan perpindahan panas  adalah densitas fluida (kg/m3).
menyeluruh; ∆𝑇𝑙𝑚 adalah log mean
temperatur difference. Perbandingan antar ketebalan relatif dari
Besar log mean temperature different kecepatan dengan lapisan batas termal
(LMTD) dapat dirumuskan seperti pada merupakan sebuah parameter tak
persamaan (4). berdimensi yang dinamakan Angka
T1  T2 Prandtl, Pr yang dirumuskan seperti pada
Tlm  (4)
ln( T1 / T2 ) persamaan (9).
dengan:  .C p
Pr   (9)
T1  Th,in  Tc ,out dan T2  Th,out  Tc ,in  k
dengan v adalah difusivitas momentum
Koefisien perpindahan panas menyeluruh
(overall heat transfer coefficient) pada (m2/s);  adalah difusivitas panas (m2/s);
double tube heat exchanger [6], U dapat  adalah koefisien kekentalan dinamik
dirumuskan seperti pada persamaan (5). (kg/m.s); Cp adalah kalor spesifik fluida
(joule/kg.°C); k adalah konduktivitas
termal (watt/m.°C).

29
Mufid, dkk./ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 3, No. 1, April 2019

Number of Thermal Unit (NTU) dapat Penelitian diawali dengan melakukan


dirumuskan seperti pada persamaan (10). kalibrasi terhadap flowmeter. Kemudian
U . As U . As dilanjutkan dengan mengalirkan fluida
NTU    (10)
Cmin panas di pipa dalam (inner tube) dan fluida
(m C p ) min
dingin di annulus. Flowrate fluida panas
divariasikan dengan flowrate 400 – 900 l/h
dengan U adalah koefisien perpindahan sedangkan fluida dingin flowrate konstan
kalor menyeluruh; As adalah luas sebesar 900 l/h. Kemudian penelitian
permukaan perpindahan panas diulang dengan memasukkan helical
menyeluruh; Cmin adalah kapasitas kalor turbulator (Gambar 2) mulai dari pitch 25
minimum fluida. mm, 50 mm, dan 75 mm ke dalam inner
pipe.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh pitch helical
turbulator yang disisipkan pada tabung
bagian dalam (inner tube) dari double pipe
heat exchanger terhadap laju perpindahan
kalor dan NTU.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Gambar 2. Helical Turbulator
Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang.
Skema peralatan penelitian seperti dapat
dilihat pada Gambar 1. Data pengamatan yang dicatat adalah
temperatur masuk (Tin) dan keluar (Tout)
T H fluida panas dan fluida dingin. Untuk
T
menentukan laju perpindahan kalor
dihitung dari beda temperatur LMTD
(logaritmic mean thermal difference),
kemudian dilakukan perhitungan NTU.
R R
M 0 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
5 V Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada
1 Gambar 2 untuk pengaruh flowrate fluida
V
air panas terhadap laju perpindahan kalor
V 2 dan Gambar 3 untuk pengaruh flowrate air
V W panas terhadap Number of Taransfer Unit
P (NTU).
P
3
P E
3.1 PENGARUH FLOWRATE FLUIDA
AIR PANAS TERHADAP LAJU
PERPINDAHAN KALOR
Gambar 1. Skema Peralatan Berdasarkan analiasa data yang dihasilkan
dari penelitian, dapat digambarkan grafik
Keterangan:
yang menunjukkan hubungan antara
(P) Pompa air; (E) Elemen Pemanas;
flowrate fluida panas terhadap laju
(W) Tandon air; (V) Valve; (R) Rotameter;
perpindahan kalor pada heat exchanger
(M) Manometer; (T) Termometer;
seperti Gambar 3.
(H) Heat exchanger

30
Mufid, dkk./ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 3, No. 1, April 2019

Tabel 1. Laju perpindahan kalor rata-rata sehingga makin besar kalor yang
dalam Watt untuk debit 400 l/h s.d 600 l/h. dipindahkan.
Pitch Flowrate (l/h)
4000
Helical 400 500 600
Helical 2422,38 2562,83 2925,59
25mm 3500
Helical 2152,36 2604,34 2531,43

Laju Perpindahan Kalor (watt)


50mm 3000
Helical 1997,64 2381,68 2502,98
75mm
2500
Plain 1439,939 1473,69 1674,48
tube
2000
Tabel 2. Laju perpindahan kalor rata-rata
dalam Watt untuk debit 700 l/h s.d 900 l/h 1500

Pitch Flowrate (l/h)


1000
Helical 700 800 900 400 500 600 700 800 900
helical 3021,34 3211,58 3568,56 Flowrate air panas (l/h)
25mm
helical 25mm helical 50mm
helical 2791,71 3008,57 3267,93 helical 75mm plain tube
50mm
helical 2689,97 2879,46 3185,67 Gambar 3. Hubungan flowrate fluida
75mm panas dengan laju perpindahan kalor
plain 1891,86 2122,54 2441,54
tube Dalam hal perubahan yang dilakukan
terhadap flowrate air panas, ternyata
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa makin tinggi flowrate air panas yang
penyisipan helical turbulator digunakan mengakibatkan kenaikan laju
menyebabkan peningkatan laju perpindahan kalor. Hal ini disebabkan oleh
perpindahan kalor dibandingkan dengan semakin meningkatnya kuantitas partikel
tanpa helical turbulator. Adanya helical air panas yang mengalami kontak dengan
turbulator menyebabkan orientasi aliran dinding pipa sebelah dalam, maka semakin
fluida berubah dari axial menjadi radial, banyak energi kalor yang ditransferkan
sehingga kuantitas partikel air panas yang oleh partikel-partikel air panas ke dinding
mengalami kontak pada dinding pipa pipa.
dalam (tube) bagian dalam terjadi lebih
banyak, akibatnya makin banyak kalor Helical Turbulator dengan pitch 25mm,
yang dipindahkan oleh air panas ke 50mm, dan 75mm berturut-turut
dinding pipa. Disamping itu adanya menimbulkan kenaikan laju perpindahan
helical turbulator yang sisi luarnya kalor sebesar 62%, 50%, dan 43% lebih
menempel pada dinding dalam pipa dalam besar dibandingkan laju perpindahan
akan menyebabkan luas permukaan kalor pada plain tube. Helical Turbulator
perpindahan kalor semakin besar, dengan pitch 25mm mampu menimbulkan
akibatnya partikel air panas yang laju perpindahan yang lebih besar karena
memindahkan kalor ke dinding melalui memiliki luas permukaan perpindahan
permukaan helical semakin banyak kalor yang paling besar.

31
Mufid, dkk./ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 3, No. 1, April 2019

4000
3.2 PENGARUH FLOWRATE FLUIDA perpindahan kalor real yang dipindahkan
AIR PANAS TERHADAP LAJU oleh heat exchanger yang disisipi dengan
NUMBER OF TRANSFER UNIT 3500 Turbulator.
Helical
(NTU)

Perpindahan Kalor (watt)


Dari analiasa data penelitian yang 0.25
3000
dihasilkan, dapat digambarkan grafik yang
0.2
menunjukkan hubungan antara flowrate 2500
fluida panas terhadap NTU pada heat
0.15
exchanger seperti Gambar 4.

LajuNTU
2000
0.1
Tabel 3. NTU rata-rata untuk debit 400 l/h
s.d 600 l/h. 1500
0.05

Pitch Flowrate (l/h)


1000
0
Helical 400 500 600 400
400 500
500 600
600 700
700 800
800 900
900
Helical Flowrate air(l/h)
Flowrate panas (l/h)
0,23326 0,19826 0,18697 Poly. (helical 25mm) Poly. (helical 50mm)
25mm helical
Poly. 25mm
(helical 75mm) helical
Poly. 50mm
(plain tube)
Helical helical 75mm plain tube
0,20393 0,19611 0,16205
50mm Gambar 4. Hubungan flowrate fluida
Helical panas dengan NTU
0,19043 0,17934 0,15311
75mm
Plain
0,12908 0,11581 0,10837
tube Helical Turbulator dengan pitch lebih
kecil menyebabkan partikel-partikel fluida
Tabel 4. NTU rata-rata untuk debit 700 l/h berada dalam tabung lebih lama dan
s.d 900 l/h bergerak ke arah radial lebih banyak,
sehingga akan memindahkan panas ke
Pitch Flowrate (l/h) dinding yang lebih banyak, akibatnya
Helical 700 800 900 Number of Transfer Unit (NTU) heat
helical exchanger meningkat.
0,16476 0,15239 0,15264
25mm
helical Sedangkan kenaikan flowrate air panas
0,15082 0,14088 0,13979
50mm justru mengakibatkan menurunnya
helical Number of Transfer Unit (NTU). Hal ini
0,1364 0,13228 0,13421
75mm terjadi disebabkan oleh semakin besarnya
plain kapasitas kalor minimum yang
0,1017 0,10068 0,09888
tube diakibatkan oleh kenaikan flowrate air
panas. Kapasitas kalor minimum adalah
Gambar 4 menunjukkan bahwa penyisipan hasil kali antara massa dengan kalor jenis,
Helical Turbulator sebagai turbulator sehingga dengan naiknya flowrate, maka
menghasilkan peningkatan terhadap massa air panas yang mengalir menjadi
Number of Thermal Unit (NTU) heat semakin besar.
exchanger. Helical Turbulator dengan
pitch 25mm, 50mm, dan 75mm berturut- 4. KESIMPULAN
turut menimbulkan peningkatan NTU Berdasarkan pembahasan yang telah
sebesar 80%, 57%, dan 47% lebih besar dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
dari pada plain tube. Peningkatan ini sebagai berikut, laju perpindahan kalor
diakibatkan oleh semakin besarnya laju akan semakin besar apabila ke dalam heat

32
Mufid, dkk./ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 3, No. 1, April 2019

exchanger ditambahkan helical turbulator [7] J. Gaurav, V. Hasda, Experimental


yang memiliki pitch yang lebih kecil. Studies On Heat Transfer
Penambahan helical turbulator akan Augmenatation Using Modified
meningkatkan NTU heat exchanger, Reduced Width Twisted Tapes
dengan kenaikan NTU terbesar terjadi (RWTT) As Inserts For Tube Side
untuk pitch helical terkecil. Flow of Liquids, Thesis, Department
of Chemical Engineering National
DAFTAR PUSTAKA Institute of Technology Rourkela,
2010.
[1] M. A. J. Selvam, S. Kumar P, S.
Muthuraman, The characteristics of [8] R. Kalaivanan, R. Rathnasamy,
brazed plate heat exchangers with Experimental investigation of forced
different chevron angles, Asian Res. convective heat transfer in rectangular
Publ. Netw., vol. 4, no. 10, hal. 19- micro-channels, J. Eng. Appl. Sci., vol
26, 2009. 5, no. 5, hal. 21 – 26, 2010.

[2] A. E. Bergles, The Imperative to [9] P. Murugesan, K. Mayilsamy, S.


Enhance Heat Transfer, in: Energy Suresh, P.S.S. Srinivasan, Heat
Conservation through Heat Transfer transfer and pressure drop
Enhancement of Heat Exchanger, characteristics of turbulent flow in a
NATO Advanced Study Institute, tube fitted with trapezoidal-cut
Izmir-Turkey, 1998. twisted tape insert, Int. J. Acad. Res.,
vol. 1, no. 1, hal. 123-128, 2009.
[3] Y. A. Çengel, Heat Transfer A
Practical Approach, 2nd edition, [10] N. S. Sarada, A.V. S. R. Raju, K. A.
New York, Mc Graw Hill Companies Radha, Experimental numerical
Inc, 2003. analysis enhancement of heat transfer
in a horizontal circular tube using
[4] S. Eiamsa-ard, P. Promvonge, Heat mesh inserts in turbulent region,
transfer characteristics in a tube fitted European Journal of Mechanical and
with helical screw-tape with/without Environmental Engineering, vol. 2,
core-rod insert, Int. Commun. Heat hal. 3 – 16, 2010.
Mass, vol. 34, hal. 176-185, 2006.
[11] N. Sahiti, F. Durst, A. Dewan, Heat
[5] S. Eiamsa-ard, P. Promvonge, C. transfer enhancement by pin element,
Thiaanpong, S. Pethkool,. Turbulent Int. J. Heat Mass Trans., no. 48, hal.
flow heat transfer and pressure loss in 4738-4747, 2005.
a double pipe heat exchanger with
louvered strip insert, Int. Commun. [12] M. Thirumarimurugan, T.
Heat Mass, no. 35, hal. 120-129, Kannadasan, E. Ramasany,
2008. Simulation studies on a cross flow
plate turbulator heat exchanger, Am.
[6] C. J. Geankoplis, Transport J. Appl. Sci., vol. 5, no. 10, hal. 1318-
Processes and Separation Process 1321, 2008.
Principle, 4th edition Pearson
Professional Education, 2003.

33

Anda mungkin juga menyukai