Anda di halaman 1dari 7

Uraian Proses InsyaAllah Fix

Proses pembuatan sabun padat transparan dengan bahan tambahan timun terdiri dari
tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan Umpan

Umpan terdiri dari Minyak Zaitun, Minyak Kelapa, Minyak Sawit, dan NaOH.
Masing- masing ditempatkan pada sebuah tanki T-110 . Minyak Zaitun dialirkan
menggunakan pompa L-121, Minyak Kelapa dialirkan menggunakan pompa L-
122, Minyak Sawit dialirkan menggunakan pompa L-123 dialirkan ke dalam
Mixer tank M-110. Selain itu, larutan NaOH dipompakan menggunakan pompa
L-124 ke dalam Mixer tank M-110.
2. Tahap Reaksi Saponifikasi Trigliserida

Campuran minyak dan larutan NaOH dipompakan ke dalam Mixer tank M-110.
Mixer tank M-110 dilengkapi circulation loop yang bertindak sebagai pengaduk.
Setelah itu, hasil reaksi tersebut dialirkan menggunakan pompa L-211 ke tahap
penambahan zat adiktif. Produk keluar Mixer tank M-110 berupa cairan yang
terdiri dari atas sabun, gliserol, air, dan sedikit campuran minyak yang belum
bereaksi.
3. Tahap Penambahan Zat Aditif pada Sabun

Setelah proses saponifikasi, proses selanjutnya adalah penambahan aditif sabun


pada hasil campuran sabun. Zat aditif yang ditambahkan antara lain: Parfum
(Minyak wangi mentimun) yang berfungsi untuk memberi kesegaran dan
keharuman pada sabun, dan pewarna (CP hijau aroma sabun) untuk memperbaiki
penampilan asli dari sabun dan juga Ekstrak Mentimun pada Reaktor R-110. Zat
tambahan ini dicampur dalam tangki dengan jumlah sesuai dengan spesifikasi
mutu yang diinginkan. Setelah melewati tahap penambahan pewangi dan pewarna,
sabun akan ditransfer ke unit pengeringan.
4. Tahap Pendinginan Sabun
Hasil keluaran Reaktor R-110 dialirkan menuju proses pendinginan yang mana
terjadi dalam alat Cooler E-110. Pada tahap ini dilakukan pendinginan yang
bertujuan untuk memadatkan sabun. Kondisi operasi pada Cooler E-110 yaitu ....
C dengan waktu ... menit. Hasil sabun yang sudah memadat akan diproses pada
unit pemotong.
5. Tahap Pemotongan Sabun
Padatan Sabun yang telah terbentuk kemudian di teruskan menuju alat
pemotong Cutting C-210. Pada tahap ini padatan sabun akan dipotong dalam
bentuk balok panjang. Hasil potongan sabun akan diteruskan menuju unit
pengeringan.
6. Tahap Pengeringan Sabun
Pengeringan sabun dilakukan dalam unit Dryer B-210 untuk mengurangi
kadar air dalam sabun. Sabun yang masuk ke dalam Dryer B-210 akan keluar
dalam bentuk sabun padat dengan kadar air yang lebih rendah. Selanjutnya akan
masuk pada unit pencetakan.
7. Tahap Pencetakan Sabun
Pencetakan sabun dilakukan dalam Mesin Pencetak / Stamping F-310 untuk
menghasilkan produk sabun dengan bentuk bermacam-macam sesuai target awal.
Selanjutnya, produk sabun yang sudah tercetak akan masuk pada unit
pembungkusan.
8. Tahap Pembungkusan Sabun
Pembungkusan sabun dilakukan dalam Mesin Pembungkus / Wrapping W-
310. Pada tahap ini potongan sabun akan dikemas menggunakan ..... Selanjutnya,
produk sabun yang sudah dikemas akan masuk unit packaging.
9. Tahap Packaging Sabun
Tahap selanjutnya adalah memasukkan produk sabun kemasan dalam sebuah
karton. Tahap ini dilakukan dalam alat Packaging P-310. Dalam satu karton akan
diisi sabun yang sudah terkemas sesuai jumlah yang ditentukan. Selanjutnya,
kardus yang sudah tersegel akan masuk dalam Soap storage S-310 untuk disimpan
terlebih dahulu sebelum nantinya akan didistribusikan secara luas.
Uraian Proses
Proses pembuatan sabun padat transparan dengan bahan tambahan timun terdiri dai
tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan Umpan
Umpan terdiri dari Minyak Zaitun, Minyak Kelapa, Minyak Sawit, dan NaOH.
Minyak Zaitun dialirkan menggunakan pompa L-121 menuju heater (DPHE) E-
120, Minyak Kelapa dialirkan menggunakan pompa L-122 menuju heater (DPHE)
E-120, Minyak Sawit dialirkan menggunakan pompa L-123 menuju heater
(DPHE) E-120, untuk dipanaskan terlebih dahulu sampai 90°C, lalu dialirkan ke
dalam reaktor R-210. Sedangkan NaOH dimasukkan ke dalam Mixer Tank M-110
menggunakan conveyor J-112 untuk dilarutkan dengan air proses pada suhu
kamar sampai konsentrasinya 50% massa. Setelah itu, larutan NaOH dipanaskan
menggunakan heater E-111. Larutan NaOH kemudian dipompakan menggunakan
pompa L-124 ke dalam reaktor R-210.
2. Tahap Reaksi Saponifikasi Trigliserida
Campuran minyak dan larutan NaOH dipompakan ke dalam reaktor R-210 yang
diberi jaket pemanas dengan tujuan untuk menjaga suhu agar tetap pada
temperatur operasi yaitu 90°C. Tekanan dalam reaktor R-210 berkisar 2-3 bar.
reaktor R-210 dilengkapi circulation loop yang bertindak sebagai pengaduk
dalam reaktor. Konversi reaksi 99,5% dengan waktu tinggal 80 menit. Setelah itu,
hasil reaksi tersebut dialirkan menggunakan pompa L-211 ke tahap pemurnian.
Produk keluar reaktor berupa cairan yang terdiri dari atas sabun, gliserol, air, dan
sedikit campuran minyak yang belum bereaksi.
3. Tahap Pemurnian Sabun
Hasil reaksi kemudian dipompakan ke Mixer M-311 untuk ditambahkan larutan
NaCl (Brine) 10-20% yang berfungsi sebagai pengendap gliserol pada dekanter
H-310. Aliran keluar Mixer M-311 dialirkan ke dekanter H-310, yang mana
sebagai alat pemisah yang bekerja dengan prinsip perbedaan densitas. Kondisi
operasi pada alat dekanter H-310 pada suhu 65°C dan tekanan atmosferis. Pada
unit ini akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan bagian atas (produk utama) yang
terdiri dari sabun, air, sedikit gliserol, alkali dan sisa campuran minyak,
sedangkan pada lapisan bagian bawah (produk samping) terdiri dari gliserol,
alkali, dan sedikit air yang secara keseluruhan membentuk lapisan yang lebih
berat daripada sabun, sehingga berada pada lapisan bagian bawah pada pemisahan
statis. Kemudian untuk lapisan atas akan dipompa menggunakan pompa L-241 ke
Mixer M-410. Sedangkan, lapisan bawahnya akan masuk kedalam tangki F-311.
4. Tahap Penambahan Zat Aditif pada Sabun
Setelah proses pemisahan sabun mandi dari gliserol dan air. Proses selanjutnya
adalah penambahan aditif sabun pada hasil lapisan atas dekanter. Zat aditif yang
ditambahkan antara lain: Stearic Acid yang digunakan untuk menetralkan NaOH
menjadi sabun atau pengatur pH, EDTA yang berfungsi sebagai surfaktan pada
sabun (pembersih dan pemutih) yang dapat menangkat kotoran pada kulit, natrium
sulfat sebagai filler (bahan pengisi) pada Mixer M-410 . Selain itu, menambahkan
Parfum (Minyak wangi mentimun) yang berfungsi untuk memberi kesegaran dan
keharuman pada sabun, dan pewarna (CP hijau aroma sabun) untuk memperbaiki
penampilan asli dari sabun pada Mixer M-420/ Mixer M-410?????. Zat tambahan
ini dicampur dalam tangki dengan jumlah sesuai dengan spesifikasi mutu yang
diinginkan. Kondisi pencampur (mixer) pada suhu 65°C dan tekanan atmosferis.
Setelah melewati tahap penambahan pewangi dan pewarna, sabun akan ditransfer
ke unit pengeringan.
5. Tahap Pengeringan
A. Pengeringan sabun dilakukan dalam unit spray dryer untuk mengurangi kadar
air dalam sabun. Sabun yang masuk ke dalam spray dryer akan disemburkan
dan membentuk serpihan (Flake) kemudian dikirim ke unit finishing yang
terdiri dari satuan mesin pembentukan sabun batang yang disebut Bar Soap
Finishing Machine (BSFM).
B. Pengeringan sabun dilakukan dalam unit vacuum spray chamber yang
dilengkapi dengan steam ejector dan cyclone separator bertingkat. Steam
ejector berfungsi untuk menghasilkan keadaan vakum yang dapat menghisap
uap air pada sabun. Uap air hasil pengisapan akan masuk ke barometric
condenser dan dibuang menuju hot well. Sabun yang masuk ke dalam vacuum
spray chamber akan disemburkan dan dihasilkan sabun berupa serpihan
(Flake) kemudian dikirim ke unit finishing yang terdiri dari satuan mesin
pembentukan sabun batang yang disebut Bar Soap Finishing Machine
(BSFM). Sedangkan sabun yang tidak berhasil masuk spray chamber akan
dihisap masuk ke cyclone separator bertingkat dan akan keluar sebagai serbuk
sabun. Serbuk sabun dikemas dalam jumbo bag.
DAFPUS :

Anda mungkin juga menyukai