Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan Pustaka

1.7.1 Timun

Mentimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis
sayuran dari family Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia.
Pembudidayaan mentimun meluas ke seluruh dunia, baik di daerah
beriklim panas (tropis) maupun sedang (sub-tropis). Di Indonesia
tanaman mentimun banyak ditanam di dataran rendah (Wijoyo, 2012).

Mentimun memiliki bermacam-macam manfaat dalam kehidupan


sehari-hari, antara lain sebagai bahan makanan, bahan untuk obat-obatan
dan bahan kosmetik. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah
ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Buah mentimun
mengandung zat-zat saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi,
belerang, vitamin A, B1, dan C (Sumpena, 2008). Mentimun diketahui
memiliki kandungan potasium dan vitamin C dengan kadar cukup tinggi
sehingga sangat efektif dalam menangkal radikal bebas yang membuat
manusia mengalami penuaan dini.

Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar.


Tanaman tersebut menjalar atau memajat dengan menggunakan alat panjat
berbentuk pilin (spilar). Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250
cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun (Wijoyo, 2012).
Daunnya merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang dan
berwarna hijau. Bentuknya bulat lebar, bersegi mirip jantung dan bagian ujung
daunnya meruncing serta tepi daun bergerigi.

Menurut Sharma (2002), mentimun dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:

 Kingdom : Plantae

 Divisio : Spermatophyta

 Sub division : Angiospermae

 Class : Dicotyledonae

 Ordo : Cucurbitales
 Family : Cucurbitaceae

 Genus : Cucumis

 Spesies : Cucumis sativus L

Gambar ..... Bagian – Bagian Timun

1. Daun

Bentuk daun mentimun lebar berlekuk menjari dan dangkal,


berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daunnya beraroma kurang
sedap dan langu, serta berbulu tetapi tidak tajam dan berbentuk bulat
lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung.
Kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu
daun dengan daun diatasnya (Sumpena, 2001 cit. Hariyadi, 2015).

2. Bunga

Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet,


tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betinah
terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai
bakal buah berbentuk lonjong yang membengkak, sedangkan bunga
jantan tidak. Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga
(Sunarjono, 2007).

3. Buah

Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau


muda, hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar yang
diusahakan. Sementara buah mentimun yang sudah tua (untuk
produksi benih) berwarna cokelat, cokelat tua bersisik, kuning tua,
dan putih bersisik. Panjang dan diameter buah mentimun antara 12-
25 cm dengan diameter antara 2-5 cm atau tergantung kultivar yang
diusahakan (Sumpena, 2001 cit. Hariyadi, 2015). Biji timun
berwarna putih, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji
mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang
tempat biji

4. Biji

Biji timun berwarna putih, berbentuk bulat lonjong (oval) dan


pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada
ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-
biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan
(Cahyono, 2006)

Gambar ..... Kandungan Gizi dan Kalori dalam Buah Timun per 100
gram

Kandungan Kimia yang terdapat dalam bagian- bagian diatas :

1. Daun dan Buah timun mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol


(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991), protein, lemak, kalsium, fosfor,
besi, belerang, vitamin A, Bl, dan C (Anonim, 2003).

 Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol


mempunyai rasa pahit yang menusuk biasanya menyebabkan
bersin atau iritasi terhadap selaput lendir, bersifat racun
terhadap binatang berdarah dingin, bersifat hemolitik, dan
dalam air membentuk busa yang mantap pada penggojogan
(Harborne,1987).

Dari berbagai hasil penelitian disimpulkan bahwa


saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan
antikarsinogenik. Mekanisme antikarsinogenik saponin
meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel
kanker (Anonim, 2003).

 Flavonoid

Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa


fenol yaitu sebagai cincin aromatik yang mengandung satu
atau dua substituen hidroksil atau turunannya. Semua
flavonoid menurut strukturnya, merupakan turunan senyawa
induk flavon yang berupa tepung putih (Harborne,1987).

2. Bijinya mengandung minyak lemak, dan asetilkolin. Biji buah


mentimun juga mengandung banyak vitamin E untuk menghambat
penuaan (antioksidan) dan menghilangkan minyak berlebih.

1.7.2 Natrium Hidroksida (NaOH)

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau


sodium hidroksida. Natrium hidroksida berperan sebagai reaktan pada reaksi
penyabunan dengan asam lemak. Natrium hidroksida sangat larut dalam air,
korosif, dan melepaskan panas ketika dilarutkan. Natrium hidroksida juga larut
dalam etanol dan methanol, tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Sifat-sifat natrium hidroksida adalah sebagai berikut :

1. Bentuk fisik : padatan

2. Warna : putih

3. Berat molekul : 40 g/mol

4. Titik leleh : 1390 o C (1663 K) pada 1 atm


5. Spesific gravity : 2,13 (Perry, 1997)

1.7.3 Air

Air digunakan untuk melarutkan NaCl dan mengurangi viskositas


sehingga memudahkan sirkulasi dalam reaktor. Sifat-sifat fisika air adalah
sebagai berikut :

1. Bentuk fisik : cair pada suhu kamar

2. Warna : tidak berwarna

3. Bau : tidak berbau

4. Titik lebur : 0o C pada 1 atm

5. Titik didih : 100o C pada 1 atm

6. Massa jenis : 0,995 (gr/L) pada 30o C

7. Berat molekul : 18 gr/mol (Perry, 1997)

Selain itu, berikut ini adalah sifat kimia air :

 Bereaksi dengan karbon menghasilkan metana, hidrogen, karbon


dioksida, monoksida membentuk gas sintetis ( dalam proses
gasifikasi batubara ).
 Bereaksi dengan kalsium, magnesium, natrium dan logam – logam
reaktif lain membebaskan H2.
 Air bersifat amfoter.
 Bereaksi dengan kalium oksida, sulfur dioksida membentuk basa
kalium dan asam sulfat.
 Bereaksi dengan trigliserida (minyak/lemak) menghasilkan asam
lemak dan gliserol (rekasi hidrolisis trigliserida).
 Air dapat berfungsi sebagai media reaksi dan atau katalis, misalnya
dalam rekasi substitusi garam – garam padat dan perkaratan
permukaan logamlogam.
 Dengan anhidrid asam karboksilat membentuk asam karboksilat
(Kirk Othmer, 1976)

1.7.4 Minyak Zaitun


Virgin olive oil atau minyak zaitun murni adalah minyak yang didapatkan
dari buah pohon zaitun (Olea europaea L) dengan cara mekanik atau secara
fisik lainnya dengan kondisi tertentu, khususnya dalam suhu tertentu, yang
tidak menyebabkan perubahan pada minyak, dan tidak melalui perlakukan
apapun selain pencucian, dekantasi, sentrifugasi dan penyaringan
(International Olive Council, 2013).

Extra virgin olive oil terdiri dari fraksi gliserol (90-99% dari buah zaitun)
dan non-gliserol (0,4-5% dari buah zaitun) yang mengandung senyawa fenolik.
Fraksi gliserol EVOO terdiri dari Monounsaturated Fatty Acid (MUFA), 6
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA), dan Saturated Fatty Acid (SFA),
sedangkan fraksi non gliserol diantaranya terdiri dari senyawa fenolik
(hydroxytyrosol, oleuropein, caffeic acid, coumaric acid, vanillic 13 acid), α-
tokoferol, squalene, klorofil (pigmen warna), dan β-karoten yang berfungsi
sebagai antioksidan (Tripoli E et al, 2005; Ghanbari R et al, 2012).

1.7.5 Minyak Sawit

Minyak kelapa sawit sering digunakan sebagai bahan baku minyak goreng,
margarin, sabun, kosmetika, dan industri farmasi. Minyak kelapa sawit dapat
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan karena keunggulan sifat yang
dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan
bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, dan tidak
menimbulkan iritasi pada tubuh.

Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5%


FFA. Minyak kelapa sawit merupakan senyawa yang tidak larut dalam air.
Karakteristik minyak kelapa sawit antara lain :

• Titik leleh : 33-39

• Nilai Iodine : 50-55

• Bilangan Penyabunan : 196-205 mg KOH/g minyak

• Free Fatty Acid : maks. 5%

• Berat Molekul : 838,74 g/mol

• Kadar air : 0,45%


• Densitas : 0,891-0,895 g/mL

Komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel
I.1. di bawah ini :

Anda mungkin juga menyukai