Lporan KARU Hari Senin Hari 7
Lporan KARU Hari Senin Hari 7
Baik teman2 sudah lengkap semua nya disini, baik saya mulai ya
Assalamualaikum wr. Wb, teman2 semua perkenalkan saya dewi damayanti sebagai karu,
selamat sore semuanya. Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah
menjaga dan melindungi kita semua sehingga kita semua bisa dipertemukan hari ini untuk
menjalankan tugas kita masing-masing. Pada hari ini tepatnya hari Senin, 15 November 2021,
pukul 15.10 WIB. Baik teman2 semua sebelum kita menjalankan tugas di sore hari ini marilah
kita berdoa menurut keyakinan dan kepercayaan kita masing-masing agar kita diberikan
kemudahan dan kelancaran disetiap langkah yang kita ambil dan untuk pasien-pasien kita
semoga bisa diberikan kesembuhan, berdoa mulai… berdoa selesai.
- Baik, sebelum kita hand over saya akan mengkonfirmasikan di sini saya akan melakukan
fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan
- Sebelum kita mulai saya menjelaskan visi misi dan moto ruangan Mawar
Visi , Misi dan Motto Ruangan Mawar
- Visi
Menjadi Ruangan dengan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan
terjangkau sesuai standar internasional
- Misi
PENUTUP
- Baik terimakasih ya semua atas waktunya dalam mengikuti pre conference di hari, tetap
semangat dan iklas dalam menjalankan setiap tugasnya. Mohon maaf jika ada tutur kata
yang salah. wassalamualaikum
POST CONFERENCE
Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat malam untuk kita semua . perkenalkan saya uswatun
hasanah, disini saya berperan sebagai karu, dan hari ini kita akan melakukan post conference tapi
sebelum itu mari kita berdoa menurut agama kepercayaan kita masing2 berdoa mulai…. Berdoa
selesai. Nah teman2 disaat ini seperti yang sudah di jadwalkan kita akan melakukan post
conference dengan fungsi manajemen yaitu fungsi pengendalian dimana saya sebagai karu akan
memberikan saran atau kritik terkait dengan askep yang sudah dibuat oleh teman2 perawat, baik
dinas pagi atapun sore dan setelah saya memberikan saran dan kritik selanjutnya kita akan
mengevaluasikan dari askep2 tersebut yang akan dipimpin oleh katim yaitu Ners Dewi. Nah
disini post conference ttg fungsi pengendalian dimana fungsi pengendalian adalah pengawasan
atau meninjau kembali sesuai rencana atau tindakan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan
rencana di targetkan ataukah belum. Sesuai dengan pengertian dari fungsi pengendalian ini
sendiri maka disini saya akan melihat kembali rencana tindakan askep yang sudah dibuat salah
satunya saya memilih askep dari ……… dengan dx medis …… dari data yang saya dapatkan
untuk dinas pagi tadi, nah disini saya melihat dari dianosa keperawatannya tidak sesuai/sudah
sesuai tetapi menurut saya mungkin harus ditambahkan atau dicocokan lagi dengan keluhan
pasien pada dasarnya mis...................................................................................................dan
disini
untuk intervensinya menurut saya bisa diterapkan ke pasien dan diharapkan dengan tindakan
yang sudah diberikan ini pasien lekas sembuh dan lebih baik kondisinya daripada sebelumnya.
Bagaimana untuk katim apabiala diagnosa kep dari pasien ini ditambahkan dan intervensi yang
dilakukan ini apakah bisa untuk diterapkan?
Baik, saya juga berharap untuk katim dan PP tolong lebih memperhatikan kondisi pasien
terutama Tn. P dx hiv aids+tb paru serta tn.H dx medis DM Tipe II dan TB paru on oat dan
pasien2 lainnya, saya harap agar selalu memantau kondisi mereka
Baik terimakasih semua atas waktunya terutama bu rina dalam mengikuti post conference di
malam ini, tetap semangat dan iklas dalam menjalankan setiap tugasnya. Mohon maaf jika ada
tutur kata yang salah. wassalamualaikum
FUNGSI PENGARAHAN
- Memberikan pengarahan dan informasi kepada Katim 1 dan Katim 2 beserta anggota tim
mengevaluasi pemberian askep yang dilakukan katim 1 dan 2 serta aggotanya
- Melakukan dokumentasi bersama tim dan intervensi yang sudah diberika kepada psien
- Melakukan supervisi kepada perawat pelaksana tim 1 tolong tingkatkan perawatan
luka untuk tn. I dengan benar dan tepat dan tim 2 katim tolong arahkan PP untuk
meningkatkan perawatan Luka kepada Tn. M denga baik dan benar
- Teman-teman tim 1 maupun tim 2 tetap semangat untuk melakukan asuhan
keperawatan ya sebab senyum pasien adalah keberhasilan kita semua
FUNGSI PENGONTROLAN
- Mengevaluasi askep
- Melakukan pendokumentasian dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan
- Melakukan post conference
- operan
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kondisi klien bersih, penampilan umum klien rapi, dan cara
berpakaian sesuai. Kondisi kepala simetris, rambut bersih, tersisir rapi, beberapa sudah berwarna
putih. Nyeri tekan pada kepala klien tidak ada. Pada wajah tampak masih berbentuk moonface,
tidak ada nyeri tekan pada wajah. Kedua mata isokor, reflek pupil terhadap cahaya positif.
Konjungtiva sedikit anemis, ikterik pada kedua sklera tidak ada. Pemeriksaan hidung didapatkan
nostril simetris, tidak ada pernapasana cuping hidung. Kondisi hidung bersih, tidak ada lesi, dan
tidak ada nyeri tekan pada hidung. Tampak klien masih menggunakan nasal kanul dengan 4 liter
oksigen. Pada kedua telinga didapatkan simetris, tidak ada kelainan, serumen tidak ada, dan
fungsi pendengaran baik. Pada mulut didapatkan, mukosa bibir sedikit pucat, gigi bersih, tidak
ada karies, dan tidak ada gigi yg berlubang. Lidah dan gusi tampak bersih. Pada pemeriksaan
leher didapatkan tidak ada pembesaran pada kelenjar Tiroid dan getah bening. Pada kedua
lapang paru, tampak kedua dada simetris, tidak ada lesi, dan tidak tampak penggunaan otot
bantu pernapasan. Tidak ada pulsasi yang abnormal. Saat palpasi, tidak ditemukan nyeri tekan,
terdengar Dullness pada dada sebelah kanan atas. Pada auskultasi terdengar ronchi pada dada
sebelah kanan dan gallop positif. Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen sedikit
membesar, tidak ada lesi dan asites. Sedikit nyeri tekan pada daerah epigastrium dan abdomen
kanan atas, dan abdomen sebelah kiri bawah. Bising usus 6-8 kali permenit. Hasil perkusi
dullness. Pemeriksaan pada ekstremitas, didapatkan edema pada seluruh ekstremitas +2, dan
tampak pada lengan kanan dan kaki, kulit kering bersisik, dan ada rasa gatal sehingga sering
di garuk klien. Untuk aktifitas, klien masih belum bisa ke kamar mandi karena saat aktifitas
masih terasa sesak, sehingga aktifitas masih di tempat tidur. Tampak klien terpasang poly
catheter dengan urine tampak keruh, jumlah 1000 cc dari jam 08.00 – 12.00 WIB. Hasil
pemeriksaan ttv didapatkan; suhu 37,3 0C, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas
24x/menit, tekanan darah 150/90 mmHg, CRT > 3 menit dan saturasi oksigen 92%. BB 70 kg
(sebelum sakit 50 kg) dan PB 155 cm. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,9 gr/dl,
hematokrit 20 %, leukosit 15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40, Kreatinin 0,9,
Natrium 135 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/L Hasil USG pada ginjal
tanggal 10 Nov 2021 didapatkan ginjal kanan ukuran 7,20 cm, bentuk normal, tepi irregular,
parnekimal echodensitas meningkat, korteks dan medulla tidak tampak differensiasi, tebal
kortek tidak dapat dinilai, piramida normal, sinus pelviokalises tdk dapat dilatasi, tidak ada
kista, tidak ada btu. Ginjal kiri: ukuran 7,14 cm, bentuk normal, tepi irregular, parenkimal
echodensitas meningkat, kortek dan medulla tidak dapat differensiasi, tebal kortek tidak dapat
dinilai, pyramid normal, sinus pelviokalises tidak dilatasi, kista 1,222 cm x 1,39 cm, batu tidak
ada. Vesika urinarius; tidak ada kista, tidak ada batu, tampak ujung kateter. Kesimpulan:
Sonografi kedua ginjal sesuai dengan gambaran penyakit ginjal kronis. Hasil pemeriksaan urine
lengkap didapatkan warna urine keruh, leukosit 6-8, eritrosit 10-12, silinder negative, sel epitel
14, kristal negative, bakteria positif, BJ 1.020, pH 7,5. Protein +2, Glukosa negative, keton
negative, darah/Hb +2, bilirubin negative, urobilinogen 3,2 μmol/L, nitrit negative, leukosit
sterace race. Hasil pemeriksaan Radiografi Thorax dengan kesimpulan Kardiomegali dengan
bendungan paru
dengan Efusi pleura ekserbasi. Terapi yang diberikan adalah Captopril 12.5 mg per oral (2x1)
dan Lasik per injeksi (1x1), inhalasi Ventolin 2.5 cc per 8 jam, Omeprazole 40 mg/12 Jam,
Ceftriaxone 1 gr/12 Jam, Ondancentron 8 mg/12 jam. Restriksi cairan 600 cc/24 jam, dengan
hasil Balance cairan selama dirawat adalah + 300 cc (data 2 hari sejak dirawat).
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan, abdomen tampak supel, tidak ada tekanan, bising usus
hiperaktif, dan pada teraba nyeri pada epigastric, pada saat di perkusi, terdengar hipersonor pada
bagian umbilical, abdominal sebelah kiri dan bag bawah. Pada ekstremitas atas dan bawah
didapatkan pada kedua tangan banyak luka garukan yang menghitam, pada kaki klien juga
ditemukan luka bekas garukan yang masih basah dan keluar sedikit cairan. Ukuran lingkar
lengan atas klien kanan kiri yaitu 21 cm. Tampak kaki sebelah kiri saat digerakkan terasa nyeri,
dan terdapat luka terbuka pada kaki sebesar 7 cm. Kondisi luka telah dilakukan perawatan luka
selama dirawat. Untuk kaki yang sebelah kanan mengalami mati rasa sehingga kekuatan otot
pada kaki sebelah kanan dan kiri adalah 3 dan 2. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb
8,8 gr/dl, hematokrit 20 %, leukosit 15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40,
Kreatinin 0,9, Natrium 135 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/L. Hasil Gula
darah sewaktu 305 mg/dL dan hasil GDS pagi ini 250 mg/dL. Hasil AGD tanggal 11 Nov 2021
didapatkan pH 7,350, pCO2 53,5
mmHg, pO2 180 mmHg, HCO3 28,7 mmol/L, TCO2 38,3 mmol/L, Base excess 3,5, std HCO3
26,5 mmol/L, saturasi O2 89,5%. Hasil Toraks foto pada tanggal 11 Nov 2021 didapatkan
Suspek TB paru dengan lesi luas.
Terapi pada klien adalah infus RD 500 cc /8 jam (pada tangan sebelah kiri), Levofloxcacin
1x750 mg/IV, glimepiride 1x2 mg/oral, Levomir 1x 5 UI pada jam 17.00, paracetamol 3x500
mg/oral. Klien direncanakan untuk cek sputum BTA 3x, cek sputum mikrobiologi & sitologi.
Kontrol gula darah harian, cek darah rutin per 3 hari sekali setelah antibitoik selesai. Diet 1500
kalori, perawatan luka pagi-sore.
KASUS: HIV AIDS + TB PARU
Tn P (usia 28 tahun), masuk ke rumah sakit dengan diagnosa medis HIV-AIDS + TB Paru. Klien
masuk dengan penurunan kesadaran dan sampai pengkajian dilakukan, klien belum sadar. Klien
masih lajang dan bekerja di perusahaan swasta. Klie datang seminggu yang lalu ke UGD karena
teman kos klien mendapati klien sudah tidak sadarkan diri di kosannya. Teman kos klien
mengatakan, sebelumnya klien demam dengan sesak napas juga serta mual muntah hebat kurang
lebih 3 hari lamanya. Saat di UGD didapatkan klien masih muntah 1 kali dan sempat kejang
selama 3 menit. Saat dilakukan anamnesa, tampak klien sudah tidak kejang, penurunan
kesadaran positif, dan ekstremitas atas dan tungkai kanan bawah kaku. Tampak klien diare
dengan feses encer dan berwarna coklat kehitaman serta agak bau. Keluarga klien mengatakan,
klien tidak pernah punya riwayat kesehatan, di keluarga juga tidak mempunyai penyakit bawaan
ataupun penyakit yang sama dengan klien. Ibu klien mengatakan pekerjaan klien membuat klien
sering kumpul-kumpul dengan teman atau customernya. Klien juga tidak mempunyai alergi.
Pada sistem pernapasan didapatkan bentuk dada simetris, tidak ada lesi, terdapat retraksi dinding
dada, dan sesak terutama jika klien aktifitas, respirasi 30 x/menit. Tidak ada nyeri tekan, vokal
fremitus dan taktil fremitus turun pada dada sebelah kanan, terdengar bunyi redup pada dada
sebelah kanan dan sonor pada dada sebelah kiri. Terdengar Ronchi pada paru sebelah kanan dan
sebelah kiri dengan bronkovesikuler. Tampak ada pulsasi pada aorta, klien tampak pucat
terutama di ujung-ujung jari, CRT >3 detik, dan akral teraba dingin. Pada perkusi, terdengar
dullness pada dada sebelah kiri, dan ada BJ tambahan berupa Gallop. Pada peemriksaan
persarafan Sopor koma, GCS : E4V1M2, pada abdomen, tampak bentuk supel, terdengar bunyi
timpani, bising usus hiperaktif 12-13 x/menit. Pada sistem muskuloskeletal, tampak ekstremitas
atas dan bawah hiperekstensi. Penuruna berat badan sebanya 20 kg dari berat badan klien normal
yaitu 50 kg. PB 165 cm. Tidak ada ikterik dan konjungtiva tampak pucat. Tampak klien
terpasang NGT dan kanul nasal oksigen dengan 5 liter/menit. Tampak pada kulit tangan dan
kaki, lesi berwarna kehitaman dan berair, klien sudah terpasang poly catheter dengan urine 1500
cc dan warna keruh. Pengkajian pada mulut didapatkan rongga mulut penuh dengan kandidiasis
dan mukosa bibir pucat. Tampak rongga mulut kotor dan berbau. Tampak personal hygine tidak
adekuat, dengan rambur kotor, kulit berminyak dan hitam. Pada area lipatan leher, ketiak, dan
paha, tampak banyak kotoran. Pada area bokong, tampak luka terbuka dengan diameter luka 4
cm dan berwarna merah, saat diraba terasa hangat dan ditekan
terasa sakit oleh klien. Hasil pemeriksaan ttv didapatkan; suhu 38,3 0C, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 30x/menit, tekanan darah 150/90 mmHg, CRT > 3 menit dan saturasi
oksigen 92%. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,9 gr/dl, hematokrit 20 %, leukosit
15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40, Kreatinin 0,9, Natrium 135 mmol/L,
Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/. Hasil AGD didapatkan pH 7,350, pCO2 53,5
mmHg, pO2 180 mmHg, HCO3 28,7 mmol/L, TCO2 38,3 mmol/L, Base excess 3,5, std HCO3
26,5 mmol/L, saturasi O2 89,5%. Hasil Toraks foto didapatkan Suspek TB paru. Anti HIV
Konfirmasi Tes ke – 1 Reaktif, Tes ke – 2 reaktif, Sel T (CD4+) absolute 35 , Ureum darah 24
mg/dL, Kreatinin darah 0,8 mg/dL. Rencana pemeriksaan CT Scan otak dan konsul dokter paru.
Ibu klien mengatakan bingung dengan kondisi anaknya, ibu klien mengatakan
juga tidak tahu merawat klien selama ini, karena takut jika dibantu atau dimandikan, klien sering
mengerang. Sehingga ibu klien membiarkan anaknya seperti ini. Ibu klien juga mengatakan
bahwa anaknya adalah anak yang taat beribadah, sayang keluarga, dan tidak mempunyai
kebiasaan yang aneh-aneh. Saat ibu klien dijelaskan penyakit klien, tampak ibu klien emosi dan
tampak terpukul. Setelah kejadian tersebut, ibu klien sering murung, jarang mau berkomunikasi
dan lebih banyak menghindar dengan perawat ataupun dokter.
Tn. M., usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki, masuk ke RS A pada tanggal 10 Nov 2021 dengan
diagnosis medis tumor suprasella dan keluhan utama sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 9
hari sebelum masuk rumah sakit, disertai dengan keluhan batuk pilek, gusi bengkak, sariawan,
dan bibir pecah-pecah. Selain itu, terdapat benjolan pada leher kanan yang diikuti penonjolan
pada mata kanan dan kiri yang semakin membesar, dan diikuti bengkak di seluruh wajah. Hasil
Computerized Tomografi/CT-Scan orbia orofaring mandibula (03/11/2021) terdapat massa
suprasella ukuran 1,23 x 1,14 x 1,09 cm, massa di regio temporal bilateral disertai destruksi wing
sphenoid bilateral, soft tissue mass pada regio bucall dan mandibula bilateral dan massa
sinonasal yang meluas ke retroorbita terutama kanan dengan infiltrasi intrakranial. Hasil
pemeriksaan patologi anatomi (histologi) tanggal 03/11/2021 didapatkan bahwa gambaran
histologi condong ke arah neuroblastoma. Berdasarkan pemeriksaan ini, klien telah menjalani
kemoterapi dengan protokol neuroblastoma siklus pertama. Hasil CT-Scan abdomen tanpa
kontras (03/11/2021) menyimpulkan tidak tampak massa intraabdomen, pembesaran kelenjar
getah bening maupun
destruksi tulang, terdapat efusi pleura bilateral dengan asites. Hasil DPL (25/1/2021):
hemoglobin 10,9gr/dl, hematokrit 33,3%, eosinofil 3,4%, neutrofil 42,9%, dan limfosit 51,3%.
Klien dengan kesadaran Compos Mentis dan klien tampak lemah, suhu 36,9oC/axilla, frekuensi
nadi 120x/menit, tekanan darah 100/60mmHg, dan frekuensi pernafasan 40x/menit, klien terlihat
sesak, terdapat retraksi interkostal, terdapat
suara nafas tambahan ronki. Menurut istri klien, sesak nafas pada suaminya sudah berkurang,
begitu juga batuk dan pilek. Saat sesak, istri klien mengatakan terdengar bunyi “ngik” dan klien
juga mengalami demam. Klien mengatakan bahwa nafsu makan menurun drastis sejak sakit
sehingga berat badan klien turun dari 60 kg menjadi 50 kg. Klien mengatakan sulit tidur pada
saat malam hari, sering terbangun sehingga saat bangun pagi klien masih sering mengantuk.
Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya karena tidak kunjung sembuh juga padahal sudah
berobat dan sering masuk rumah sakit. Klien mengatakan mempunyai riwayat merokok sejak
dari sekolah menengah atas (SMU) dan makin sering merokok karena pekerjaannya yang sering
dilapangan. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan data sebagai berikut, yaitu suhu
tubuh 37 0C, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 27x/menit, tekanan darah 110/60 mmHg,
CRT > 3 menit dan saturasi oksigen 92%. BB 50 kg dan PB 165 cm. Hasil pemeriksaan head to
toe didapatkan kepala simetris, rambut kotor, kusam, dan berminyak. Mata anemis, tidak ada
ikterik, kedua pupil isokor, reflek pada cahaya positif.
Pada pemeriksaan hidung didapatkan kedua lubang hidung simetris, terpasang NGT, tampak
pernapasan cuping hidung. Kedua telinga bentuk simetris, tampak serumen pada kanan kiri
telinga, fungsi pendengaran kurang baik pada telinga sebelah kanan. Pada pemeriksaan mulut
didapatkan warna bibir sianosis, membrane mukosa tampak kering, dan sering menggunakan
pernapasan menggunakan mulut. Rongga mulut didapatkan kering, dengan kondisi kotor.
Beberapa gigi ada yang berlubang dan berkaries. Pemeriksaan leher didapatkan pembesaran pada
leher sebelah kanan, terasa nyeri dalam skala 5 dan disertai adanya pembengkan pada kelenjar
getah bening. Reflek menelan positif namun terasa nyeri saat menelan. Pada pemeriksaan dada
didapatkan dada sebelah kiri tertinggal pada saat bernapas, bentuk asimetris, penggunaan otot
bantu pada interkosta kanan kiri, vocal fremitus pada dada sebelah kiri menurun dibandingkan
sebelah kanan. Pada asukultasi terdengar bunyi ronkhi pada kedua lapang paru dan
pernapasan bronkovesikuler di
kanan dan kiri. Tampak terpasang oksigen dengan nasal kanul sebanyak 4 liter/menit. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan, bising usus 3-4x/menit, kondisi kulit abdomen berminyak,
kurang bersih, dan pada teraba nyeri pada epigastric, pada saat di perkusi, terdengar hipersonor
pada bagian umbilical, abdominal sebelah kiri dan bag bawah. Pada ekstermitas tidak ada
keluhan pada ekstremitas atas dan bawah, namun jika berjalan klien merasakan sesak. Tampak
semua aktifitas dilakukan di tempat tidur. Klien mengatakan selama dirawat mandi hanya dilap
pada pagi hari saja, dan hanya wajah, tangan serta kaki yang dilap karena jika semuanya terdapat
infus pada tangan kiri sehingga sulit untuk membuka baju. Hasil pemeriksaan Bartel Indek
didapatkan skor 7 (ketergantungan berat). Pada kebutuhan eliminasi didapatkan klien berkemih
dan defekasi menggunakan diapers, klien mengeluhkan BAK sedikit-sedikit tapi sering namun
seperti tidak tuntas. Tidak ada keluhan saat BAK ataupun BAB, namun klien mengatakan sudah
2 hari tidak BAB. Tampak klien lebih banyak diam, jarang berkomunikasi dengan istri atau klien
lain. Klien juga hanya mau menjawab pertanyaan yang ditanyakan, tampak klien sering
termenung saat anamnesa dilakukan. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,3 gr/dl,
hematokrit 20 %, leukosit 15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40, Kreatinin
0,9, Natrium 135 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/L. Hasil Gula darah
sewaktu 385 mg/dL dan hasil GDS pagi ini 230 mg/dL. Hasil AGD tanggal 10 Nov 2021
didapatkan pH 7,280, pCO2 53,5 mmHg, pO2 180 mmHg, HCO3 28,7 mmol/L, TCO2 38,3
mmol/L, Base excess 3,5, std HCO3 26,5 mmol/L, saturasi O2 89,5%. Hasil Toraks foto pada
tanggal 10 Nov 2021 didapatkan Suspek efusi pleura pada paru sebelah kiri. Terapi pada klien
adalah oksigen 4 L/menit, infus Rl 500 cc /12 jam (pada tangan sebelah kiri), Levofloxcacin
1x750 mg/IV, glimepiride 1x2 mg/oral, Levomir 1x 5 UI pada jam 17.00, paracetamol 3x500
mg/oral dan inhalasi Ventolin 2.5 cc per 8 jam. Klien direncanakan untuk cek sputum BTA 3x,
cek sputum mikrobiologi & sitologi. Kontrol gula darah harian, cek darah rutin per 3 hari sekali
setelah antibitoik selesai. Usg pada toraks dan marker bronkoskopi, serta CT Scan Toraks
kontras pada tanggal 15 Nov 2021 dan rencana pungsi pleura jika sesak makin bertambah,
rencana konsul dokter kardiologi pada hari ini.