Anda di halaman 1dari 17

PRE CONFERENCE

Baik teman2 sudah lengkap semua nya disini, baik saya mulai ya

Assalamualaikum wr. Wb, teman2 semua perkenalkan saya dewi damayanti sebagai karu,
selamat sore semuanya. Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah
menjaga dan melindungi kita semua sehingga kita semua bisa dipertemukan hari ini untuk
menjalankan tugas kita masing-masing. Pada hari ini tepatnya hari Senin, 15 November 2021,
pukul 15.10 WIB. Baik teman2 semua sebelum kita menjalankan tugas di sore hari ini marilah
kita berdoa menurut keyakinan dan kepercayaan kita masing-masing agar kita diberikan
kemudahan dan kelancaran disetiap langkah yang kita ambil dan untuk pasien-pasien kita
semoga bisa diberikan kesembuhan, berdoa mulai… berdoa selesai.

- Baik, sebelum kita hand over saya akan mengkonfirmasikan di sini saya akan melakukan
fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan

- Sebelum kita mulai saya menjelaskan visi misi dan moto ruangan Mawar
Visi , Misi dan Motto Ruangan Mawar
- Visi
Menjadi Ruangan dengan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan
terjangkau sesuai standar internasional
- Misi

 Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.


 Meningkatkan sdm yang profesional
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana secara terus-menerus
 Memberikan pelayanan kesehatan yang prima secara efektif dan efisien
 Menciptakan suasana kekeluargaan di lingkungan rumah sakit islam
malahayati

- Motto Ruangan mawar


- I : Iman
- •
- K : Kualitas
- •
- H : Harapan
- •
- L : Lugas
- •
- A : Akrab
- •
- S : Sejahtera
- Dan saya akan lanjutkan dengan menjelaskan mengenai jumlah pasien saat ini, Di
ruangan Mawar saat ini tidak ada pasien baru dan masih melanjutkan 4 pasien untuk
dilakukan asuhan keperawatan
- Terkait dengan jumlah pasien kita saat ini berjumlah 4 pasien yaitu :
1. Pasien pertama Ny. Y usia 40 tahun dengan diagnosa medis CKD Kronis dan efusi
pleura
2. Pasien kedua Tn. H usia 49 tahun dengan dx medis DM Tipe II dan TB Paru On OAT
serta ulkus diabetikum
3. Pasien ketiga Tn. P usia 28 tahun dengan diagnosa medis HIV-AIDS + TB Paru
4. Dan yang terakhir pasien kita yang bernama Tn. M usia 43 tahun dengan dx medis
KNF
+ DM Tipe II + Efusi Pleura
- Selanjutnya saya akan menjelaskan BOR pasien (Bed Occupancy Ratio), dimana BOR
pasien untuk saat ini adalah 100% dengan perhitungan : jumlah pasien saat ini 4 orang
dibagi jumlah tempat tidur 5 bed dikali 100% jadi sama dengan 0,8%, dimana bed yang
terisi pasien adalah 4 bed.
- Disini Saya akan menyampaikan tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan perawatan
pada hari senin tanggal 15 November 2021 diruangan Mawar didapatkan tingkat
ketergantungannya terdiri dari
 Total care yaitu ada 1 pasien, karena pasien ini setiap kebutuhan sehari-hari tidak bisa
dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat
 Yaitu dengan pasien Tn.P usia 28 th, dan untuk
 Parsial care yaitu ada 2 pasien, karena pasien ini memerlukan bantuan sebagian perawat
 Yaitu dengan pasien Ny. Y usia 40 tahun dan Tn. H usia 49 tahun, dan untuk
 Minimal care ada 1 pasien yaitu dengan Tn. M usia 43 th semua aktifitas dilakukan
secara mandiri dan akan direncanakan pulang hari ini

 Selanjutnya saya akan menjelaskan perhitungan kebutuhan perawat dimana saya


menggunakana rumus dauglas dan didapatkan
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat
Pasien Pagi Sore Malam
Minimal Care 0,17 x 1 = 0,17 0,14 x 1 = 0,14 0,07 x 1 = 0,07
Parsial Care 0,27 x 2= 0,54 0,15 x 2 = 0,3 0,10 x 2 = 0,2
Total Care 0,36 x 1 =0,36 0,30 x 1 = 0,30 0,20 x 1 = 0,20
Jumlah 1,07 0,74 0,47
 Jadi, perawat yang dibutuhkan di Ruang mawar menurut Douglas :
Pagi 1,07 dibulatkan menjadi 1 orang
Sore 0,74 dibulatkan menjadi 1 orang
Malam 0,47 dibulatkan menjadi 1 orang
 Total nya 1,07+0,74+0,47 adalah 2,28 jadi saya bulatkan menjadi 3 orang
 Jadi dengan perawat pelaksana 6 orang sudah sangat cukup untuk jumlah 4
pasien
- Selanjutnya disini saya akan menjelaskan analisa swot mengenai ruangan Mawar. Dimana
yang pertama adalah
 Strenghts ( kekuatan)
a. Sistem penugasan diruangan mawar menggunakan model keperawatan tim yang
dimana dapat memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh, dapat
mendukung pelaksanaan proses keperawatan dan memungkinkan komunikasi antar
tim.
b. 1 kamar dipegang oleh 1 katim dan 3 perawat pelaksana (jumlah perawat
mencukupi)
c. Fasilitas penunjang cukup memadai
d. Ketenagaan yang ada sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal
 Weekness (kelemahan)
a. Dalam sistem penugasan/system keperawatan tim, komunikasi antar anggota tim
terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, hal ini biasanya membutuhkan
waktu karena sulit untuk melaksanakannya
b. Masih ada beberapa fasilitas penunjang yang kurang memadai, seperti:
- Alat hyumidifiar yang kurang berfungsi dengan baik
c. Perilaku hand hygine belum menjadi budaya
d. Pendokumentasian banyak yang tidak dilengkapi dalam waktu 1x24 jam
 Opportunity (Peluang)
Dengan system keperawatan tim, setiap perawat katim dan perawat pelaksana,
masing-masing dapat mengenal/mengetahui kondisi klien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan yang pasien perlukan
 Thraets (Ancaman)
a. Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal dan lebih
professional.
b. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
c. Pendokumentasian yang tidak dilengkapi dalam waktu 24 jam mengakibatkan
penentuan masalah keperawatan akan tertunda, sehingga tindakan keperawatan
yang akan diberikan juga tertunda.
d. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang kurang sesuai antara data, masalah,
rencana dan tindakan keperawatan akan mengakibatkan kurang efektifnya asuhan
yang diberikan kepada pasien
e. Penyebaran kuman dari tenaga medis jika budaya hand hygine tidak dilakukan.
- Selanjutnya saya akan menyampaikan untuk post conference yang nanti jam 7 malam kita
adakan dimana saya akan supervisi perawat pelaksana dan demonstrasikan cara mencuci
tangan dengan benar dan tepat, sesuai dengan SOP yang ruang mawar punya agar
tujuannya melindungi diri dari berbagai macam infeksi dan penyakit berbahaya, mencegah
penyebaran bakteri dan virus keorang lain melalui tangan
- Baik saya ingatkan kembalikan untuk teman-teman terutama katim mohon untuk mengatur
tim perawat agar selalu kondisikan keadaan-keadaan pasien. Saya harap agar selalu bisa
memantau mereka.
- Teman-teman tim 1 maupun tim 2 tetap semangat untuk melakukan asuhan keperawatan
ya sebab senyum pasien adalah keberhasilan kita semua
- Hanya itu saja yang ingin saya sampaikan apakah ada pertanyaan teman2 semua? Kalau
tidak ada
- Selanjutnya saya persilahkan ketua tim untuk menyampaikan hasil askep dari 4 orang
pasien dengan metode SBAR.

PENUTUP
- Baik terimakasih ya semua atas waktunya dalam mengikuti pre conference di hari, tetap
semangat dan iklas dalam menjalankan setiap tugasnya. Mohon maaf jika ada tutur kata
yang salah. wassalamualaikum
POST CONFERENCE

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat malam untuk kita semua . perkenalkan saya uswatun
hasanah, disini saya berperan sebagai karu, dan hari ini kita akan melakukan post conference tapi
sebelum itu mari kita berdoa menurut agama kepercayaan kita masing2 berdoa mulai…. Berdoa
selesai. Nah teman2 disaat ini seperti yang sudah di jadwalkan kita akan melakukan post
conference dengan fungsi manajemen yaitu fungsi pengendalian dimana saya sebagai karu akan
memberikan saran atau kritik terkait dengan askep yang sudah dibuat oleh teman2 perawat, baik
dinas pagi atapun sore dan setelah saya memberikan saran dan kritik selanjutnya kita akan
mengevaluasikan dari askep2 tersebut yang akan dipimpin oleh katim yaitu Ners Dewi. Nah
disini post conference ttg fungsi pengendalian dimana fungsi pengendalian adalah pengawasan
atau meninjau kembali sesuai rencana atau tindakan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan
rencana di targetkan ataukah belum. Sesuai dengan pengertian dari fungsi pengendalian ini
sendiri maka disini saya akan melihat kembali rencana tindakan askep yang sudah dibuat salah
satunya saya memilih askep dari ……… dengan dx medis …… dari data yang saya dapatkan
untuk dinas pagi tadi, nah disini saya melihat dari dianosa keperawatannya tidak sesuai/sudah
sesuai tetapi menurut saya mungkin harus ditambahkan atau dicocokan lagi dengan keluhan
pasien pada dasarnya mis...................................................................................................dan
disini
untuk intervensinya menurut saya bisa diterapkan ke pasien dan diharapkan dengan tindakan
yang sudah diberikan ini pasien lekas sembuh dan lebih baik kondisinya daripada sebelumnya.
Bagaimana untuk katim apabiala diagnosa kep dari pasien ini ditambahkan dan intervensi yang
dilakukan ini apakah bisa untuk diterapkan?

Baik, saya juga berharap untuk katim dan PP tolong lebih memperhatikan kondisi pasien
terutama Tn. P dx hiv aids+tb paru serta tn.H dx medis DM Tipe II dan TB paru on oat dan
pasien2 lainnya, saya harap agar selalu memantau kondisi mereka

Baik terimakasih semua atas waktunya terutama bu rina dalam mengikuti post conference di
malam ini, tetap semangat dan iklas dalam menjalankan setiap tugasnya. Mohon maaf jika ada
tutur kata yang salah. wassalamualaikum
FUNGSI PENGARAHAN

- Memberikan pengarahan dan informasi kepada Katim 1 dan Katim 2 beserta anggota tim
mengevaluasi pemberian askep yang dilakukan katim 1 dan 2 serta aggotanya
- Melakukan dokumentasi bersama tim dan intervensi yang sudah diberika kepada psien
- Melakukan supervisi kepada perawat pelaksana tim 1 tolong tingkatkan perawatan
luka untuk tn. I dengan benar dan tepat dan tim 2 katim tolong arahkan PP untuk
meningkatkan perawatan Luka kepada Tn. M denga baik dan benar
- Teman-teman tim 1 maupun tim 2 tetap semangat untuk melakukan asuhan
keperawatan ya sebab senyum pasien adalah keberhasilan kita semua
FUNGSI PENGONTROLAN
- Mengevaluasi askep
- Melakukan pendokumentasian dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan
- Melakukan post conference
- operan

a. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :


1). Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di
bidang perawatan.
3) Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien,
4) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

A. Fungsi Kepala Ruangan


Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan -
peraturan, membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan organisasi, menetapkan biaya - biaya untuk setiap kegiatan serta
merencanakan dan pengelolaan rencana perubahan.
2. Pengorganisasian
Meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan
metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuaan unit, serta melakukan peran dan
fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewenang dengan tepat,
3. Ketenagaan
Pengaturan ketenagaan dimulai dari rekrutmen, interview, mencari, orientasi dari staf
baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosial isasi staf, dan sosialisasi staf.
4. Pengarahan
Mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi
untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi dan memfasilitasi
kolaborasi.
5. Pengawasan
Meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal, dan
pengawasan pofesional. Seorang manejer dalam mengerjakan kelima fugsinnya tersebut
sehari-hari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi,
personalia dan lain - lain.
B. Peran Kepala Ruangan
Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan dan
mengevaluasi stafnya. Mereka di berikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran
tahunan unit yang di pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai
tugas dan tanggung jawabya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga
kerjanya, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter & Perry, 2005).
Menurut Arwani (2006) Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, Perlu
melakukan kegiatan koordinasi, kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan
melakukan kegiatan evaluasi, kegiatan penampilan kerja staff dalam upaya mempertahankan
kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi
dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan.
KASUS: CKD + EFUSI PLEURA
Ny. Y (usia 40 tahun), masuk ke rumah sakit dengan diagnosa medis CKD Kronis DAN Efusi
Pleura dengan keluhan sesak dan kedua kaki bengkak. Klien masuk UGD pada 11 Nov 2021
yang lalu, saat ini sudah di ruangan rawat inap lantai 2. Klien mengatakan sebelum masuk rumah
sakit, klien sering sesak dan BAK sedikit-sedikit dan seperti tidak tuntas. Klien mengatakan
kedua kaki bengkak sudah seminggu yang lalu, lama kelamaan semakin membesar sehingga
klien sulit utntuk beraktifitas dan saat melakukan aktifitas akan timbul sesak. Klien mengatakan
saat ini sering merasakan mual sehingga nafsu makannya berkurang. Klien mengatakan
mempunyai riwayat Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, klien mengatakan jarang kontrol dan
jarang minum obat. Tahun 2018 klien mengatakan, pernah operasi batu ginjal di Semarang dan
dianjurkan untuk mengikuti Hemodialisa namun klien menolak karena pindah kerja ke Jakarta.
Klien mengatakan keluarga klien, yaitu ayah juga dengan riwayat Hipertensi. Klien mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit lain. Klien mengatakan saat bekerja dulu aktifitas pekerjaan
lebih banyak duduk dan ruangan tempat bekerja ber-AC. Klien juga mengatakan jarang
berolahraga dan jarang melakukan aktifitas fisik yang berat. Klien mengatakan sering merasa
gelisah terutama saat mau tidur malam sehingga sering klien tidak tidur semalaman. Sebelum
sakit, klien mengatakan tidak pernah tidur siang, dan tidur cukup 6-8 jam setiap hari. Klien
mengatakan jarang mengkonsumsi minuman berwarna ataupun kopi dan the. Klien juga
mengatakan mengalami kesemutan pada kaki dan tangan, dan biasanya klien akan
menguranginya dengan dipijit. Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit, dijaga oleh
anak-anaknya secara bergiliran. Saat ini klien direncanakan untuk Hemodialisa namun
menunggu hasil laboratorium dan visit dokter. Saat dikonfirmasi apakah klien cemas terhadap
tindakan Hemodialisa, klien mengatakan cemas karena beberapa kenalan klien setelah
melakukan Hemodilisa justru kondisinya bertambah buruk.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kondisi klien bersih, penampilan umum klien rapi, dan cara
berpakaian sesuai. Kondisi kepala simetris, rambut bersih, tersisir rapi, beberapa sudah berwarna
putih. Nyeri tekan pada kepala klien tidak ada. Pada wajah tampak masih berbentuk moonface,
tidak ada nyeri tekan pada wajah. Kedua mata isokor, reflek pupil terhadap cahaya positif.
Konjungtiva sedikit anemis, ikterik pada kedua sklera tidak ada. Pemeriksaan hidung didapatkan
nostril simetris, tidak ada pernapasana cuping hidung. Kondisi hidung bersih, tidak ada lesi, dan
tidak ada nyeri tekan pada hidung. Tampak klien masih menggunakan nasal kanul dengan 4 liter
oksigen. Pada kedua telinga didapatkan simetris, tidak ada kelainan, serumen tidak ada, dan
fungsi pendengaran baik. Pada mulut didapatkan, mukosa bibir sedikit pucat, gigi bersih, tidak
ada karies, dan tidak ada gigi yg berlubang. Lidah dan gusi tampak bersih. Pada pemeriksaan
leher didapatkan tidak ada pembesaran pada kelenjar Tiroid dan getah bening. Pada kedua
lapang paru, tampak kedua dada simetris, tidak ada lesi, dan tidak tampak penggunaan otot
bantu pernapasan. Tidak ada pulsasi yang abnormal. Saat palpasi, tidak ditemukan nyeri tekan,
terdengar Dullness pada dada sebelah kanan atas. Pada auskultasi terdengar ronchi pada dada
sebelah kanan dan gallop positif. Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen sedikit
membesar, tidak ada lesi dan asites. Sedikit nyeri tekan pada daerah epigastrium dan abdomen
kanan atas, dan abdomen sebelah kiri bawah. Bising usus 6-8 kali permenit. Hasil perkusi
dullness. Pemeriksaan pada ekstremitas, didapatkan edema pada seluruh ekstremitas +2, dan
tampak pada lengan kanan dan kaki, kulit kering bersisik, dan ada rasa gatal sehingga sering
di garuk klien. Untuk aktifitas, klien masih belum bisa ke kamar mandi karena saat aktifitas
masih terasa sesak, sehingga aktifitas masih di tempat tidur. Tampak klien terpasang poly
catheter dengan urine tampak keruh, jumlah 1000 cc dari jam 08.00 – 12.00 WIB. Hasil
pemeriksaan ttv didapatkan; suhu 37,3 0C, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas
24x/menit, tekanan darah 150/90 mmHg, CRT > 3 menit dan saturasi oksigen 92%. BB 70 kg
(sebelum sakit 50 kg) dan PB 155 cm. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,9 gr/dl,
hematokrit 20 %, leukosit 15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40, Kreatinin 0,9,
Natrium 135 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/L Hasil USG pada ginjal
tanggal 10 Nov 2021 didapatkan ginjal kanan ukuran 7,20 cm, bentuk normal, tepi irregular,
parnekimal echodensitas meningkat, korteks dan medulla tidak tampak differensiasi, tebal
kortek tidak dapat dinilai, piramida normal, sinus pelviokalises tdk dapat dilatasi, tidak ada
kista, tidak ada btu. Ginjal kiri: ukuran 7,14 cm, bentuk normal, tepi irregular, parenkimal
echodensitas meningkat, kortek dan medulla tidak dapat differensiasi, tebal kortek tidak dapat
dinilai, pyramid normal, sinus pelviokalises tidak dilatasi, kista 1,222 cm x 1,39 cm, batu tidak
ada. Vesika urinarius; tidak ada kista, tidak ada batu, tampak ujung kateter. Kesimpulan:
Sonografi kedua ginjal sesuai dengan gambaran penyakit ginjal kronis. Hasil pemeriksaan urine
lengkap didapatkan warna urine keruh, leukosit 6-8, eritrosit 10-12, silinder negative, sel epitel
14, kristal negative, bakteria positif, BJ 1.020, pH 7,5. Protein +2, Glukosa negative, keton
negative, darah/Hb +2, bilirubin negative, urobilinogen 3,2 μmol/L, nitrit negative, leukosit
sterace race. Hasil pemeriksaan Radiografi Thorax dengan kesimpulan Kardiomegali dengan
bendungan paru
dengan Efusi pleura ekserbasi. Terapi yang diberikan adalah Captopril 12.5 mg per oral (2x1)
dan Lasik per injeksi (1x1), inhalasi Ventolin 2.5 cc per 8 jam, Omeprazole 40 mg/12 Jam,
Ceftriaxone 1 gr/12 Jam, Ondancentron 8 mg/12 jam. Restriksi cairan 600 cc/24 jam, dengan
hasil Balance cairan selama dirawat adalah + 300 cc (data 2 hari sejak dirawat).

KASUS: DM TIPE II + TB PARU ON OAT


Tn H (usia 49 tahun), masuk ke rumah sakit dengan diagnosa DM tipe II dan TB Paru on OAT
serta Ulkus Diabetikum. Klien masuk ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri pada tanggal 11
Nov 2021. Tanggal 12 Nov 2021, klien sudah berada di ruang rawat dan kesadaran sudah
compos mentis. Klien mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit, klien mengalami mual, dan
penurunan nafsu makan. Klien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit TB Paru sejak bulan
Juli 2021 lalu dan sudah berobat OAT namun tidak tuntas karena pada bulan September 2021,
klien jatuh sehingga menyebabkan klien tidak bisa berjalan. Klien mengatakan selama ini tidak
ada keluhan terkait dengan penyakit DM nya,
hal ini disebabkan di keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat dengan DM. Pola makan
klien juga normal namun memang sejak sakit, semua aktifitas dilakukan klien di tempat tidur.
Klien mengatakan sewaktu masih bekerja dulu, sering pulang larut malam dan saat pulang sering
makan malam. Selain itu, klien juga mengatakan jarang melakukan olahraga dan aktifitas yang
berat. Klien mengatakan bahwa mulai merokok pada usia 20 tahun dan sebelum sakit masih
merokok. Kebiasaan makan makanan yang bersantan, klien mengatakan jarang namun klien
mengatakan senang mengkonsumsi seafood. Klien mengatakan berat badan turun drastis selama
sakit, klien mengatakan sebelum sakit BB 75 kg dan sekarang hanya 40 kg. PB 160 cm. Klien
juga mengatakan selama sakit, mudah merasa kenyang dan hilang selera makan padahal sebelum
sakit klien biasa makan 3 kali dan habis 1 porsi setiap makan.. Klien juga mengatakan saat ini
mengalami kelemahan, bergerak sedikit saja sudah mulai terasa Lelah, dan jika tidur juga sulit
saat sakit ini. Hasil pemeriksaan ttv didapatkan; suhu tubuh 37 0C, frekuensi nadi 90x/menit,
frekuensi napas 27x/menit, tekanan darah 130/90 mmHg, CRT > 3 menit dan saturasi oksigen
92%. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kepala simetris, tidak ada nyeri tekan, rambut sedikit
kotor dan berketombe. Pemeriksaan wajah didapatkan wajah tidak edema, tidak ada nyeri tekan,
mata isokor, konjungtiva anemis, sklera tidak ada ikterik. Reflek pupil normal terhadap cahaya.
Lubang hidung simteris kanan kiri, tidak ada nyeri tekan pada hidung, namun tampak pernapasan
cuping hidung,
dan ada kotoran. Tampak pada hidung terpasang oksigen dengan nasal kanul 5 liter/menit. Pada
mulut didapatkan mukosa bibir kering dan anemis, rongga mulut berbau khas seperti anggur,
dengan kondisi mulut kotor. Tampak pada gigi banyak karies, dan lidah kotor. Tampak sariawan
pada lidah dan gusi. Pada pemeriksaan leher didapatkan tidak ada rasa sakit pada menelan, tidak
ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran pada kelenjar getah
bening. Pada pemeriksaan dada, didapatkan Pada pemeriksaan dada didapatkan dada sebelah kiri
tertinggal pada saat bernapas, bentuk asimetris, penggunaan otot bantu pada interkosta kanan
kiri, vocal fremitus pada dada sebelah kiri menurun dibandingkan sebelah kanan. Pada asukultasi
terdengar bunyi ronkhi pada kedua lapang paru dan pernapasan bronkovesikuler di kanan dan
kiri.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan, abdomen tampak supel, tidak ada tekanan, bising usus
hiperaktif, dan pada teraba nyeri pada epigastric, pada saat di perkusi, terdengar hipersonor pada
bagian umbilical, abdominal sebelah kiri dan bag bawah. Pada ekstremitas atas dan bawah
didapatkan pada kedua tangan banyak luka garukan yang menghitam, pada kaki klien juga
ditemukan luka bekas garukan yang masih basah dan keluar sedikit cairan. Ukuran lingkar
lengan atas klien kanan kiri yaitu 21 cm. Tampak kaki sebelah kiri saat digerakkan terasa nyeri,
dan terdapat luka terbuka pada kaki sebesar 7 cm. Kondisi luka telah dilakukan perawatan luka
selama dirawat. Untuk kaki yang sebelah kanan mengalami mati rasa sehingga kekuatan otot
pada kaki sebelah kanan dan kiri adalah 3 dan 2. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb
8,8 gr/dl, hematokrit 20 %, leukosit 15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40,
Kreatinin 0,9, Natrium 135 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/L. Hasil Gula
darah sewaktu 305 mg/dL dan hasil GDS pagi ini 250 mg/dL. Hasil AGD tanggal 11 Nov 2021
didapatkan pH 7,350, pCO2 53,5
mmHg, pO2 180 mmHg, HCO3 28,7 mmol/L, TCO2 38,3 mmol/L, Base excess 3,5, std HCO3
26,5 mmol/L, saturasi O2 89,5%. Hasil Toraks foto pada tanggal 11 Nov 2021 didapatkan
Suspek TB paru dengan lesi luas.
Terapi pada klien adalah infus RD 500 cc /8 jam (pada tangan sebelah kiri), Levofloxcacin
1x750 mg/IV, glimepiride 1x2 mg/oral, Levomir 1x 5 UI pada jam 17.00, paracetamol 3x500
mg/oral. Klien direncanakan untuk cek sputum BTA 3x, cek sputum mikrobiologi & sitologi.
Kontrol gula darah harian, cek darah rutin per 3 hari sekali setelah antibitoik selesai. Diet 1500
kalori, perawatan luka pagi-sore.
KASUS: HIV AIDS + TB PARU
Tn P (usia 28 tahun), masuk ke rumah sakit dengan diagnosa medis HIV-AIDS + TB Paru. Klien
masuk dengan penurunan kesadaran dan sampai pengkajian dilakukan, klien belum sadar. Klien
masih lajang dan bekerja di perusahaan swasta. Klie datang seminggu yang lalu ke UGD karena
teman kos klien mendapati klien sudah tidak sadarkan diri di kosannya. Teman kos klien
mengatakan, sebelumnya klien demam dengan sesak napas juga serta mual muntah hebat kurang
lebih 3 hari lamanya. Saat di UGD didapatkan klien masih muntah 1 kali dan sempat kejang
selama 3 menit. Saat dilakukan anamnesa, tampak klien sudah tidak kejang, penurunan
kesadaran positif, dan ekstremitas atas dan tungkai kanan bawah kaku. Tampak klien diare
dengan feses encer dan berwarna coklat kehitaman serta agak bau. Keluarga klien mengatakan,
klien tidak pernah punya riwayat kesehatan, di keluarga juga tidak mempunyai penyakit bawaan
ataupun penyakit yang sama dengan klien. Ibu klien mengatakan pekerjaan klien membuat klien
sering kumpul-kumpul dengan teman atau customernya. Klien juga tidak mempunyai alergi.
Pada sistem pernapasan didapatkan bentuk dada simetris, tidak ada lesi, terdapat retraksi dinding
dada, dan sesak terutama jika klien aktifitas, respirasi 30 x/menit. Tidak ada nyeri tekan, vokal
fremitus dan taktil fremitus turun pada dada sebelah kanan, terdengar bunyi redup pada dada
sebelah kanan dan sonor pada dada sebelah kiri. Terdengar Ronchi pada paru sebelah kanan dan
sebelah kiri dengan bronkovesikuler. Tampak ada pulsasi pada aorta, klien tampak pucat
terutama di ujung-ujung jari, CRT >3 detik, dan akral teraba dingin. Pada perkusi, terdengar
dullness pada dada sebelah kiri, dan ada BJ tambahan berupa Gallop. Pada peemriksaan
persarafan Sopor koma, GCS : E4V1M2, pada abdomen, tampak bentuk supel, terdengar bunyi
timpani, bising usus hiperaktif 12-13 x/menit. Pada sistem muskuloskeletal, tampak ekstremitas
atas dan bawah hiperekstensi. Penuruna berat badan sebanya 20 kg dari berat badan klien normal
yaitu 50 kg. PB 165 cm. Tidak ada ikterik dan konjungtiva tampak pucat. Tampak klien
terpasang NGT dan kanul nasal oksigen dengan 5 liter/menit. Tampak pada kulit tangan dan
kaki, lesi berwarna kehitaman dan berair, klien sudah terpasang poly catheter dengan urine 1500
cc dan warna keruh. Pengkajian pada mulut didapatkan rongga mulut penuh dengan kandidiasis
dan mukosa bibir pucat. Tampak rongga mulut kotor dan berbau. Tampak personal hygine tidak
adekuat, dengan rambur kotor, kulit berminyak dan hitam. Pada area lipatan leher, ketiak, dan
paha, tampak banyak kotoran. Pada area bokong, tampak luka terbuka dengan diameter luka 4
cm dan berwarna merah, saat diraba terasa hangat dan ditekan
terasa sakit oleh klien. Hasil pemeriksaan ttv didapatkan; suhu 38,3 0C, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 30x/menit, tekanan darah 150/90 mmHg, CRT > 3 menit dan saturasi
oksigen 92%. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,9 gr/dl, hematokrit 20 %, leukosit
15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40, Kreatinin 0,9, Natrium 135 mmol/L,
Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/. Hasil AGD didapatkan pH 7,350, pCO2 53,5
mmHg, pO2 180 mmHg, HCO3 28,7 mmol/L, TCO2 38,3 mmol/L, Base excess 3,5, std HCO3
26,5 mmol/L, saturasi O2 89,5%. Hasil Toraks foto didapatkan Suspek TB paru. Anti HIV
Konfirmasi Tes ke – 1 Reaktif, Tes ke – 2 reaktif, Sel T (CD4+) absolute 35 , Ureum darah 24
mg/dL, Kreatinin darah 0,8 mg/dL. Rencana pemeriksaan CT Scan otak dan konsul dokter paru.
Ibu klien mengatakan bingung dengan kondisi anaknya, ibu klien mengatakan
juga tidak tahu merawat klien selama ini, karena takut jika dibantu atau dimandikan, klien sering
mengerang. Sehingga ibu klien membiarkan anaknya seperti ini. Ibu klien juga mengatakan
bahwa anaknya adalah anak yang taat beribadah, sayang keluarga, dan tidak mempunyai
kebiasaan yang aneh-aneh. Saat ibu klien dijelaskan penyakit klien, tampak ibu klien emosi dan
tampak terpukul. Setelah kejadian tersebut, ibu klien sering murung, jarang mau berkomunikasi
dan lebih banyak menghindar dengan perawat ataupun dokter.

KEL 5: KNF+DM Tipe II + EFUSI PLEURA

Tn. M., usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki, masuk ke RS A pada tanggal 10 Nov 2021 dengan
diagnosis medis tumor suprasella dan keluhan utama sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 9
hari sebelum masuk rumah sakit, disertai dengan keluhan batuk pilek, gusi bengkak, sariawan,
dan bibir pecah-pecah. Selain itu, terdapat benjolan pada leher kanan yang diikuti penonjolan
pada mata kanan dan kiri yang semakin membesar, dan diikuti bengkak di seluruh wajah. Hasil
Computerized Tomografi/CT-Scan orbia orofaring mandibula (03/11/2021) terdapat massa
suprasella ukuran 1,23 x 1,14 x 1,09 cm, massa di regio temporal bilateral disertai destruksi wing
sphenoid bilateral, soft tissue mass pada regio bucall dan mandibula bilateral dan massa
sinonasal yang meluas ke retroorbita terutama kanan dengan infiltrasi intrakranial. Hasil
pemeriksaan patologi anatomi (histologi) tanggal 03/11/2021 didapatkan bahwa gambaran
histologi condong ke arah neuroblastoma. Berdasarkan pemeriksaan ini, klien telah menjalani
kemoterapi dengan protokol neuroblastoma siklus pertama. Hasil CT-Scan abdomen tanpa
kontras (03/11/2021) menyimpulkan tidak tampak massa intraabdomen, pembesaran kelenjar
getah bening maupun
destruksi tulang, terdapat efusi pleura bilateral dengan asites. Hasil DPL (25/1/2021):
hemoglobin 10,9gr/dl, hematokrit 33,3%, eosinofil 3,4%, neutrofil 42,9%, dan limfosit 51,3%.
Klien dengan kesadaran Compos Mentis dan klien tampak lemah, suhu 36,9oC/axilla, frekuensi
nadi 120x/menit, tekanan darah 100/60mmHg, dan frekuensi pernafasan 40x/menit, klien terlihat
sesak, terdapat retraksi interkostal, terdapat

suara nafas tambahan ronki. Menurut istri klien, sesak nafas pada suaminya sudah berkurang,
begitu juga batuk dan pilek. Saat sesak, istri klien mengatakan terdengar bunyi “ngik” dan klien
juga mengalami demam. Klien mengatakan bahwa nafsu makan menurun drastis sejak sakit
sehingga berat badan klien turun dari 60 kg menjadi 50 kg. Klien mengatakan sulit tidur pada
saat malam hari, sering terbangun sehingga saat bangun pagi klien masih sering mengantuk.
Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya karena tidak kunjung sembuh juga padahal sudah
berobat dan sering masuk rumah sakit. Klien mengatakan mempunyai riwayat merokok sejak
dari sekolah menengah atas (SMU) dan makin sering merokok karena pekerjaannya yang sering
dilapangan. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan data sebagai berikut, yaitu suhu
tubuh 37 0C, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 27x/menit, tekanan darah 110/60 mmHg,
CRT > 3 menit dan saturasi oksigen 92%. BB 50 kg dan PB 165 cm. Hasil pemeriksaan head to
toe didapatkan kepala simetris, rambut kotor, kusam, dan berminyak. Mata anemis, tidak ada
ikterik, kedua pupil isokor, reflek pada cahaya positif.

Pada pemeriksaan hidung didapatkan kedua lubang hidung simetris, terpasang NGT, tampak
pernapasan cuping hidung. Kedua telinga bentuk simetris, tampak serumen pada kanan kiri
telinga, fungsi pendengaran kurang baik pada telinga sebelah kanan. Pada pemeriksaan mulut
didapatkan warna bibir sianosis, membrane mukosa tampak kering, dan sering menggunakan
pernapasan menggunakan mulut. Rongga mulut didapatkan kering, dengan kondisi kotor.
Beberapa gigi ada yang berlubang dan berkaries. Pemeriksaan leher didapatkan pembesaran pada
leher sebelah kanan, terasa nyeri dalam skala 5 dan disertai adanya pembengkan pada kelenjar
getah bening. Reflek menelan positif namun terasa nyeri saat menelan. Pada pemeriksaan dada
didapatkan dada sebelah kiri tertinggal pada saat bernapas, bentuk asimetris, penggunaan otot
bantu pada interkosta kanan kiri, vocal fremitus pada dada sebelah kiri menurun dibandingkan
sebelah kanan. Pada asukultasi terdengar bunyi ronkhi pada kedua lapang paru dan
pernapasan bronkovesikuler di
kanan dan kiri. Tampak terpasang oksigen dengan nasal kanul sebanyak 4 liter/menit. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan, bising usus 3-4x/menit, kondisi kulit abdomen berminyak,
kurang bersih, dan pada teraba nyeri pada epigastric, pada saat di perkusi, terdengar hipersonor
pada bagian umbilical, abdominal sebelah kiri dan bag bawah. Pada ekstermitas tidak ada
keluhan pada ekstremitas atas dan bawah, namun jika berjalan klien merasakan sesak. Tampak
semua aktifitas dilakukan di tempat tidur. Klien mengatakan selama dirawat mandi hanya dilap
pada pagi hari saja, dan hanya wajah, tangan serta kaki yang dilap karena jika semuanya terdapat
infus pada tangan kiri sehingga sulit untuk membuka baju. Hasil pemeriksaan Bartel Indek
didapatkan skor 7 (ketergantungan berat). Pada kebutuhan eliminasi didapatkan klien berkemih
dan defekasi menggunakan diapers, klien mengeluhkan BAK sedikit-sedikit tapi sering namun
seperti tidak tuntas. Tidak ada keluhan saat BAK ataupun BAB, namun klien mengatakan sudah
2 hari tidak BAB. Tampak klien lebih banyak diam, jarang berkomunikasi dengan istri atau klien
lain. Klien juga hanya mau menjawab pertanyaan yang ditanyakan, tampak klien sering
termenung saat anamnesa dilakukan. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,3 gr/dl,
hematokrit 20 %, leukosit 15.000/ μL, Trombosit 250.000/ μL, hasil ureum 40, Kreatinin

0,9, Natrium 135 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, dan Chlorida 90 mmol/L. Hasil Gula darah
sewaktu 385 mg/dL dan hasil GDS pagi ini 230 mg/dL. Hasil AGD tanggal 10 Nov 2021
didapatkan pH 7,280, pCO2 53,5 mmHg, pO2 180 mmHg, HCO3 28,7 mmol/L, TCO2 38,3
mmol/L, Base excess 3,5, std HCO3 26,5 mmol/L, saturasi O2 89,5%. Hasil Toraks foto pada
tanggal 10 Nov 2021 didapatkan Suspek efusi pleura pada paru sebelah kiri. Terapi pada klien
adalah oksigen 4 L/menit, infus Rl 500 cc /12 jam (pada tangan sebelah kiri), Levofloxcacin
1x750 mg/IV, glimepiride 1x2 mg/oral, Levomir 1x 5 UI pada jam 17.00, paracetamol 3x500
mg/oral dan inhalasi Ventolin 2.5 cc per 8 jam. Klien direncanakan untuk cek sputum BTA 3x,
cek sputum mikrobiologi & sitologi. Kontrol gula darah harian, cek darah rutin per 3 hari sekali
setelah antibitoik selesai. Usg pada toraks dan marker bronkoskopi, serta CT Scan Toraks
kontras pada tanggal 15 Nov 2021 dan rencana pungsi pleura jika sesak makin bertambah,
rencana konsul dokter kardiologi pada hari ini.

Anda mungkin juga menyukai