Anda di halaman 1dari 27

HALAMAN DEPAN

LAPORAN HASIL PENINJAUAN


MANAJEMEN LOGISTIK FARMASI DI UPTD PUSKESMAS
SUKOREJO I KOTA KENDAL

Disusun oleh :
dr. Marga Adi Winata
dr. Mutriono Nugroho
dr. Puti Renata Tandi Ari Warnawan
dr. Shinta Anggun Brilliani

Pendamping :
dr. I Made Astawa

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE FEBRUARI 2021 – MEI 2021
UPTD PUSKESMAS SUKOREJO I
KABUPATEN KENDAL
JAWA TENGAH
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PENINJAUAN


MANAJEMEN POLI UMUM DI UPTD PUSKESMAS SUKOREJO I
KOTA KENDAL

Diajukan Oleh :
dr. Bima Ghofaroli
dr. Febri Bimayana
dr. Qonita Luthfiyyana
dr. Dini Atika Azmi

Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas sebagai dokter internsip,


dipresentasikan pada tanggal 9 Februari 2021 di Puskesmas Sukorejo I Kabupaten
Kendal Provinsi Jawa Tengah, dan telah diperbaiki sesuai dengan saran-saran
yang diberikan.

Pembimbing
Nama : dr. I Made Astawa (.................................)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................2
C. TUJUAN......................................................................................................2
D. MANFAAT..................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. SOP Pelayanan Poli Umum.........................................................................3
1. Definisi......................................................................................................3
2. Tujuan........................................................................................................3
3. Prinsip........................................................................................................3
4. Fungsi........................................................................................................4
B. Pelayanan Poli umum...................................................................................4
1. Definisi......................................................................................................4
2. Paket Dasar Pelayanan Di Poli Umum......................................................5
BAB III....................................................................................................................6
A. Analisis Masalah..........................................................................................6
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................7
C. Prioritas Masalah..........................................................................................8
D. Membuat kerangka konsep yang menghubungkan masalah diprioritaskan
dengan kemungkinan penyebab dengan menggunakan diagram fishbone..........8
E. Alternatif Solusi.........................................................................................11
F. Alternatif Prioritas Pemecahan Masalah....................................................11
BAB IV..................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................14

iii
PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
dengan baik laporan ini. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah salah satu
persyaratan dalam menempuh program dokter internsip di Puskesmas Sukorejo I
Kabupaten Kendal.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Moh. Jamaludhin, SKM.MM selaku Kepala Puskesmas


Sukorejo I
2. dr. I Made Astawa selaku pembimbing di Puskesmas Sukorejo I
3. Semua rekan dokter internsip dan pegawai Puskesmas Sukorejo I
periode November 2020 – Februari 2021 yang telah banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat membatu
penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya
dibidang kesehatan masyarakat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendal, Februari 2021

Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (PMK No 75 Tahun 2012). Puskesmas
berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama (Depkes, 2011).
Puskesmas sebagai organisasi yang menghasilkan produk layanan
pada bidang kesehatan seharusnya memiliki standar baku yang disebut SOP
(Standar Operasional Prosedur) dalam pelaksanaan kegiatannya. SOP
merupakan pedoman pasti yang sudah terstandarisasi tanpa kehilangan
keefektifannya dan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. SOP digunakan
sebagai acuan kepatuhan petugas kesehatan dalam melayani masyarakat
untuk menjaga kualitas pelayanan yang baik (Kuswenda, 2012).
Puskesmas Sukorejo I merupakan salah satu puskesmas di Kota
Kendal yang sedang berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka
dari itu peneliti tertarik untuk meneliti mutu pelayanan di Puskesmas
tersebut.
Penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya
kesehatan yang di laksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan
yang di rujukan pada semua golongan umur maupun jenis kelamin.
Berdasarkan pentingnya pelayanan di poli umum maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat kepatuhan petugas
Puskesmas Sukorejo I terhadap SOP Pelayanan Poli Umum di Puskesmas
Sukorejo I.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat kepatuhan petugas pelayanan terhadap Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan Pelayanan Poli Umum di
Puskesmas Sukorejo I?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memahami managemen logistik farmasi di Puskesmas Sukorejo 01, serta

memberikan pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan mutu

Puskesmas Sukorejo 01.

.
2. Tujuan Khusus
 Mengetahui tentang P1 perencanaan kebutuhan obat di puskesmas

Sukorejo 01

 Mengetahui tentang P2 penggerakkan dan pelaksanaan manajemen

logistik farmasi di puskesmas Sukorejo 01

 Mengetahui tentang P3 pengawasan, pengendalian dan penilaian

manajemen logistik farmasi di puskesmas Sukorejo 01

 Melakukan analisa pada manajemen logistik farmasi di puskesmas

Sukorejo 01

D. MANFAAT
 Bagi Dokter Internship

Memperluas wawasan Dokter Internship mengenai manajemen

logistik farmasi dan mampu menjalankan pelayanan kesehatan untuk

masyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia.

2
 Bagi Puskesmas Sukorejo 01

a. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pemerintah Kota Kendal

dalam rangka penentuan arah kebijakan, perbaikan dalam hal

pengelolaan logistik farmasi di puskesmas Sukorejo 01.

b. Bahan masukan bagi puskesmas Sukorejo 01 dalam pengelolaan

logistik farmasi dalam rangka peningkatan efisiensi.

c. Sebagai aplikasi ilmu dan pengalaman berharga dalam memperluas

wawasan dan pengetahuan penelitian tentang pengelolaan logistik

farmasi di puskesmas Sukorejo 01.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Managemen Logistik

Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing,

Actuating, Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan

efesien. Efektif berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui

proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta

bermutu, berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data

dan informasi yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti

bagaimana Puskesmas memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk

dapat melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar,

sehingga dapat mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan.

(Permenkes,2016)

Agar tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dapat tercapai, maka

manajemen memerlukan unsur atau sarana atau “ the tool of management”

meliputi unsur 6 M yaitu:

a. Man (manusia)

b. Money (uang)

c. Methods (metode)

d. Materials (bahan)

e. Machine (mesin)

f. Market (Sasaran penduduk)

4
Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik, unsur-unsur

tersebut diproses melalui fungsi-fungsi manajemen. Prinsip manajemen

tersebut merupakan pegangan umum untuk terselenggaranya fungsi-fungsi

logistik dengan baik (Seto, 2004).

Logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap

pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari

suplair, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan

(Bowersox, 2000).

2.2. P1 Perencanaan Obat di Puskesmas

Perencanaan obat dan alat kesehatan merupakan proses kegiatan

seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan Puskesmas yang mengacu pada Daftar Obat esensial

Nasional (DOEN) dan Fomularium Nasional (FORNAS), serta

KOMPENDIUM alat kesehatan. Perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas

setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses

perencanaan kebutuhan obat pertahun dilakukan secara berjenjang (bottom

5
up). Puskesmas menyediakan data pemakaian obat dan alat kesehatan

dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kota akan melakukan kompilasi

dan analisa terhadap kebutuhan Obat Puskesmas di wilayah kerjanya,

memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari

stok berlebih. Perencanaan obat dapat dihitung menggunakan metode

konsumsi obat dan metode morbiditas.

1) Metode konsumsi

Metode ini dilakukan dengan menganalisis data konsumsi obat tahun

sebelumnya untuk mengetahui estimasi kebutuhan obat yang akan

dianggarkan untuk 1 tahun.

2) Metode morbiditas

Metode ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan obat

berdasarkan pola penyakit, perkiraan kunjungan dan waktu tunggu (lead

time). Langkah-langkah dalam metode ini antara lain dengan menentukan

jumlah penduduk yang akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus

berdasarkan frekuensi penyakit, menyediakan standar/pedoman pengobatan

yang digunakan, menghitung perkiraan kebutuhan obat, penyesuaian dengan

alokasi dana yang tersedia.

2.2.1. Penerimaan obat

Penerimaan obat dan alat kesehatan adalah suatu kegiatan

dalam menerima obat dan alat kesehatan dari Instalasi Farmasi Kota

sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah

agar obat dan alat kesehatan yang diterima sesuai dengan kebutuhan

6
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Semua

petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab

atas keterlibatan penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan

penggunaan obat berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.

Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap obat

yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah

obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO,

ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala

Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima

dapat mengajukan keberatan. Masa kadaluarsa minimal dari obat

yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas

ditambah satu bulan.

2.3. P2 Pengelolaan obat di puskesmas

Pengelolaan obat dan alat kesehatan adalah suatu urutan kegiatan yang

mencakup perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian obat, pencatatan/pelaporan obat dan

pemantauan serta evaluasi pengelolaan obat dan alat kesehatan. Pengelolaan

obat bertujuan memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara

rasonal dan ekonomis di unit-unit pelayanan kesehatan melalui penyediaan

obat-obatan yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tempat. Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) merupakan salah satu

contoh pengelolaan obat yang bermanfaat untuk mengendalikan tingkatan

stok, perencanaan distribusi, perencanaan kebutuhan obat dan memantau

penggunaan obat.

7
Terlaksananya pengelolaan obat dengan efektif dan efisien perlu

ditunjang dengan sistem informasi manajemen obat untuk menggalang

keterpaduan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan obat. Dengan

adanya sistem ini pelaksanaan salah satu kegiatan pengelolaan obat dapat

dengan mudah diselaraskan dengan yang lain. Selain itu, berbagaim kendala

yang menimbulkan kegagalan atau keterlambatan salah satu kegiatan

dengan cepat dapat diketahui, sehingga segera dapat ditempuh berbagai

tindakan operasional yang diperlikan untuk mengatasinya. Pengelolaan obat

di Puskesmas bertujuan untuk :

a. Terlaksananya peresepan yang rasional.

b. Pengembangan dan peningkatan pelayanan obat yang dapat menjamin:

1). Penyerahan obat yang benar kepada pasien.

2). Dosis dan jumlah yang tepat.

3). Wadah obat yang baik yangb dapat menjamin mutu obat.

4). Informasi yang jelas dan benar kepada pasien.

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Pengadaan obat dan alat kesehatan adalah salah satu aspek penting

dan menentukan dalam pengelolaan obat dan alat kesehatan. Tujuan

pengadaan obat adalah tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang

cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat

diperoleh pada saat yang diperlukan.

2.3.1. Penyimpanan obat

Penyimpanan obat dan alat kesehatan, setiap obat yang

disimpan dilengkapi dengan kartu stok untuk mencatat setiap mutasi

8
obat. Penyimpanan obat harus sedemikian rupa sehingga

memudahkan distribusi obat secara FIFO (first in first out), yaitu sisa

stok tahun lalu digunakan lebih dahulu daripada pengadaan baru

untuk mencegah terjadinya obat rusak atau obat kadaluwarsa.

2.3.2. Pendistribusian obat

Pendistribusian obat dan alat kesehatan merupakan kegiatan

pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk

memenuhi kebutuhan sub unit/ satelit farmasi Puskesmas dan

jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub

unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub unit di

Puskesmas dan jaringannya antara lain : Sub unit pelayanan

kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas Keliling, Posyandu, Polindes. Pendistribusian ke sub unit

dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima

(floor stock), pemberian obat per sekali minum (unit dose dispensing

system) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan

Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan obat sesuai dengan

kebutuhan (floor stock).

Berikut adalah alur distribusi obat dan alat kesehatan dari

Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) di Puskesmas.

9
Gudang Farmasi Kabupaten

Gudang Obat Puskesmas

PUSTU UGD Kamar Obat Ponkesdes


Puskesmas Induk

BP, Poli Gigi,


Laboratorium,

Sumber: Protap ISO 2012

Obat yang telah diterima dari GFK masuk ke gudang obat

puskesmas induk. Setelah diperiksa oleh penanggungjawab obat

puskesmas, lalu dilakukan penyimpanan dan pencatatan. Obat-

obatan tersebut didistribusikan ke kamar obat, unit-unit seperti poli

gigi, UGD, KIA, laboratorium, rawat inap dan pustu-pustu sesuai

dengan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

Dengan LPLPO, sub unit puskesmas melaporkan penggunaan

obatnya pada bulan tersebut sekaligus juga melakukan permintaan

dengan mempertimbangkan jumlah penggunaan bulan sebelumnya,

kenaikan kunjungan, dan buffer stock untuk memenuhi kebutuhan 1

bulan ke depan.

2.4. P3 Pemantauan Obat di Puskesmas

2.4.1. Pengendalian obat

Pengendalian obat dan alat kesehatan adalah suatu kegiatan

untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai

10
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak

terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan

kesehatan dasar yang terdiri dari pengendalian persediaan,

pengendalian penggunaan, dan penanganan obat hilang, rusak dan

kadaluwarsa.

2.4.2. Pencatatan/Pelaporan obat

Pencatatan/Pelaporan obat dan alat kesehatan merupakan

fungsi pengendalian dan evaluasi administratif obat mulai dari

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, sampai pendistribusian obat.

Pencatatan perencanaan kebutuhan jumlah dan jenis obat digunakan

untuk mengevaluasi kesesuaian dengan pengadaan obat. Pencatatan

penggunaan total semua jenis obat pada pasien puskesmas, sisa stok

obat, dan pola penyakit dapat digunakan untuk perencanaan

kebutuhan obat tahun mendatang.

2.4.3. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan alat kesehatan

dilakukan secara periodik dengan tujuan mengendalikan dan

menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan obat sehingga

dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan, memperbaiki

secara terus menerus pengelolaan obat dan memberikasn penilaian

terhadap capaian kinerja pengelolaan.

11
2.5. Struktur Organisasi Manajemen Obat di Puskesmas

Setiap Puskesmas memiliki kamar obat dimana terdapat tim yang

menangani manajemen obat dan alat kesehatan yang terdiri atas kepala

Puskesmas sebagai penanggung jawab, apoteker pengelola, dan pengelola

obat unit layanan.

Kepala Puskesmas

Apoteker Penanggung Jawab


Gudang Obat Puskesmas

AA AA Penanggung Penanggung Penanggung


Kamar Obat UGD & Jawab Obat Jawab Obat Jawab Obat
Rawat Inap Pustu Pustu Ponkesdes

POLINDES

Sumber: Protap ISO 2012

Pada Puskesmas, gudang obat menjadi pusat kegiatan manajemen obat

dan Bahan Medis Habis Pakai, pendistribusian dilakukan ke seluruh sub unit

puskesmas yaitu kamar obat, puskesmas pembantu, polindes, UGD,

laboratorium, Poli Gigi dan Balai Pengobatan (BP) pada jenis-jenis tertentu,

utamanya untuk obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan segera. Pasien

yang telah mendapat pelayanan dari BP, Poli Gigi, KIA dan UGD akan

mendapatkan resep obat yang dapat diambil di kamar obat.

12
BAB III
EVALUASI PROGRAM

A. Analisis Masalah
Analisis masalah dilakukan dengan observasi petugas dalam
memberikan Pelayanan Poli umum menggunakan daftar tilikan penilaian
pelayanan dengan total 12 pasien.
SOP yang digunakan sebagai acuan pada peninjauan manajemen poli
umum di UPTD Puskesmas Sukorejo I berdasarkan SOP Pelayanan Medis
UPTD Puskesmas Sukorejo I tahun 2018 dan SOP pelayanan kesehatan
Puskesmas di masa pandemi covid-19 oleh KEMENKES RI tahun 2020.
Nilai Compliance Rate (CR) atau tingkat kepatuhan petugas terhadap
SOP dikatakan baik jika CR diatas 80%. Hasil perhitungan CR yaitu :
CR = (Jawaban Ya/Jawaban Ya + Tidak ) x 100%
Interpretasi standar mutu kepatuhan petugas :
a. Patuh apabila nilai CR ≥ 80%
b. Kurang Patuh apabila nilai CR 20%-79%
c. Tidak Patuh apabila nilai CR < 20%
Nilai CR SOP Pelayanan Medis UPTD Puskesmas Sukorejo I tahun
2018 dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tidak
No Masalah Ya Tidak CR (%)
berlaku
Apakah Petugas menegakan diagnosis ?
1 12 0 0 100.00%
Apakah petugas menjelaskan mengenai rencana
2 10 2 0 83,33%
terapi dan tindakan yang akan dilakukan?
Apakah petugas memastikan apakah pasien akan
3 melanjutkan atau menolak rencana terapi dan 12 0 0 100,00%
tindakan ?
Apakah petugas memastikan bahwa pasien mengerti
4 11 1 0 91,66%
tentang penjelasan yang diberikan?
Apakah petugas melakukan rujukan jika diperlukan
5 0 0 12 100.00%
Apakah petugas melakukan tindakan medis jika
6 0 4 8 66,66%
diperlukan?

13
Apakah bila diperlukan tindakan medis, maka
7 petugas melakukan informed concent terlebih dahulu 12 0 0 100.00%
pemeriksaan?
Apakah petugas memberikan kesempatan kepada
8 11 1 0 91,66%
pasien untuk bertanya?
Apakah petugas mendokumentasikan semua hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
9 penunjang,diagnose,KIE,therapy 12 0 0 100.00%
farmakotheraphy,tindakan medis , di dalam rekam
medis?
Total
80 8 20 83,33%

Nilai CR SOP pelayanan kesehatan Puskesmas di masa pandemi


covid-19 oleh KEMENKES RI tahun 2020 dapat dilihat dari tabel dibawah
ini :

Tidak
No Masalah Ya Tidak CR (%)
berlaku
Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk
1 6 6 0 50,00%
dan pintu keluar berbeda.
Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar
2 gedung dekat pintu masuk yang memiliki sistem 0 12 0 0.00%
sirkulasi udara natural
Skrining adalah penapisan pasien berdasarkan gejala 0 12 0 0.00%
3
ISPA dan Non ISPA
Petugas ditempatkan di lokasi dilengkapi dengan 12 0 0 100,00%
4
alkes dan APD sesuai dengan panduan yang berlaku
Wajib menggunakan masker bagi petugas dan 12 0 0 100.00%
5
seluruh pengunjung Puskesmas
Tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air 12 0 0 100.00%
6
mengalir/hand sanitizer di semua lokasi strategis
Menerapkan pengaturan jarak duduk/antri antar 12 0 0 100,00%
7
pengunjung > 1 meter
Jika diperlukan, gunakan pembatas transparan yang 0 12 0 0,00%
8
membatasi pasien dan petugas
Ruangan harus memenuhi persyaratan ventilasi
sirkulasi udara yang baik (jendela terbuka lebar, 12 0 0 100,00%
9
kipas angin/AC dan exhaust fan dengan posisi
berlawanan arah)
Total 136 20 0 87,17%

B. Identifikasi Masalah
1. Petugas melakukan tindakan medis jika diperlukan. CR = 66,66%

14
2. Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk dan pintu keluar
berbeda. CR = 50%
3. Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar gedung dekat pintu
masuk yang memiliki sistem sirkulasi udara natural. CR = 0,00%
4. Skrining adalah penapisan pasien berdasarkan gejala ISPA dan Non
ISPA. CR = 0,00%
5. Jika diperlukan, gunakan pembatas transparan yang membatasi pasien
dan petugas. CR = 0,00%

C. Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah menggunakan kriteria matriks
berdasarkan dari tingkat urgensi (U), tingkat perkembangan (G), dan tingkat
keseriusan (S).

Matriks Penentuan Prioritas Masalah


Screening
Tindakan Alur pasien
Masalah Lokasi Pembatas
satu ISPA dan
Kriteria medis screening transparan
arah Non
ISPA
Urgensi 3 3 3 4 5
Keseriusan 3 3 4 4 5
Perkembangan 3 3 3 3 5

U+S+G 9 9 10 11 15

Prioritas IV IV III II I
Keterangan :
Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1-5. Nilai semakin besar
jika tingkat urgensinya sangat mendesak, atau tingkat perkembangan dan tingkat
keseriusan semakin memprihatinkan apabila tidak diatasi.

Setelah dilakukan matrikulasi masalah di atas dapat ditentukan bahwa


prioritas masalah yang akan di susun alternatif pemecahan masalahnya adalah
tidak adanya pembatas transparan yang membatasi pasien dan petugas.

15
D. Membuat kerangka konsep yang menghubungkan masalah
diprioritaskan dengan kemungkinan penyebab dengan menggunakan
diagram fishbone.

16
Analisis Penyebab Masalah

Material Man
Money Petugas tidak membaca
kembali protokol
Kurangnya
pelayanan kesehatan di
masa pandemi
koordinasi antar
Tidak tersedia bahan yang petugas
digunakan untuk pembatas
Kurangnya
Anggaran untuk kesadaran petugas
membuat fasilitas
pelayanan sesuai
protokol di era
pandemic kurang

Tidak ada pembatas


transparan antara
pasien dan petugas
Tidak adanya tindak lanjut dari himbauan kepala bagian
untuk standar pelayanan kesehatan di masa pandemi

Method Enviroment
17

Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah Metode Fishbone


Man
- Kurangnya koordinasi antar petugas
- Petugas tidak membaca kembali protokol pelayanan kesehatan di masa
pandemi
Money
- Anggaran untuk membuat fasilitas pelayanan sesuai protokol di era
pandemic kurang
Material
- Tidak tersedia bahan yang digunakan untuk pembatas
Method
- Tidak adanya tindak lanjut dari himbauan kepala bagian untuk standar
pelayanan kesehatan di masa pandemi
Enviroment
-
E. Alternatif Solusi
Setelah diperoleh daftar penyebab masalah paling mungkin, langkah
selanjutnya adalah membuat alternative pemecahan masalah.

Tabel. Daftar Alternatif Pemecahan Masalah


No. Akar masalah Alternatif Pemecahan
Kurangnya koordinasi antar Mengadakan rapat internal untuk
1.
petugas petugas pelayanan poli umum
Petugas tidak membaca Mencetak peraturan mengenai
2 kembali protokol pelayanan protokol pelayanan kesahatan di
kesehatan di masa pandemi masa pandemi
Anggaran untuk membuat Pengadaan anggaran untuk
fasilitas pelayanan sesuai membuat fasilitas pelayanan
3
protokol di masa pandemic sesuai protokol di masa pandemic
kurang yang sesuai
Tidak tersedia bahan yang Penyediaan bahan menggunakan
4
digunakan untuk pembatas anggaran yang tersedia
Tidak adanya tindak lanjut
dari himbauan kepala bagian Kepala bagian melakukan audit
5 untuk standar pelayanan
untuk standar pelayanan
kesehatan di masa pandemi kesehatan di masa pandemi

F. Alternatif Prioritas Pemecahan Masalah


Berikut martikulasi prioritas pemecahan masalah dari kegiatan PTM

Tabel 8. Matriks Prioritas Pemecahan Masalah


No Daftar Pemecahan Masalah Efektivitas Efisiensi Jumla
M I V (C) MxI
M
xI
x
V
C
1 Mengadakan rapat internal untuk 4 4 4 2 32
petugas pelayanan poli umum
2 Mencetak peraturan mengenai 4 3 3 2 18
protokol pelayanan kesahatan di
masa pandemi
3 Pengadaan anggaran untuk 4 4 3 2 24
membuat fasilitas pelayanan sesuai
protokol di masa pandemic yang
sesuai
4 Penyediaan bahan menggunakan 4 3 3 2 18
anggaran yang tersedia
5 Kepala bagian melakukan audit 3 3 3 2 13,5
untuk standar pelayanan kesehatan
di masa pandemi

Kriteria efektivitas :
1. M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat deselesaikan)
2. I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
3. V = Vulnerability (sensitivitas jalan keluar)
Kriteria penilaian efektifitas :
1 = tidak efektif
2 = agak efektif
3 = cukup efektif
4 = efektif
5 = paling efektif
Kriteria efisiensi :
C = Efficiency – Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin tidak
efisien)
Berdasarkan kriteria matriks di atas, maka urutan pemecahan masalah
adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan rapat internal untuk petugas pelayanan poli umum
2) Pengadaan anggaran untuk membuat fasilitas pelayanan sesuai protokol di
masa pandemic yang sesuai
3) Mencetak peraturan mengenai protokol pelayanan kesahatan di masa
pandemi
4) Penyediaan bahan menggunakan anggaran yang tersedia
5) Kepala bagian melakukan audit untuk standar pelayanan kesehatan di masa
pandemi

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Salah satu fungsi puskesmas adalah melaksanakan upaya kesehatan
perseorangan (UKP), dimana salah satu indikator keberhasilannya adalah
tingkat kepatuhan terhadap pelaksanaan SOP. Pada Poli Umum, tingkat
kepatuhan terhadap SOP pelayanan poli umum baik akan tetapi terdapat 5 poin
pada SOP yang belum dilaksanakan dengan baik oleh petugas.
Setelah dilakukan audit eksternal terhadap SOP pelayanan poli umum
yang belum dilakukan pada pelayanan, yaitu Petugas melakukan tindakan
medis jika diperlukan, menerapkan sistem alur satu arah (pintu masuk dan
pintu keluar berbeda), lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar gedung
dekat pintu masuk yang memiliki sistem sirkulasi udara natural, skrining
penapisan pasien berdasarkan gejala ISPA dan Non ISPA, dan penggunaan
pembatas transparan yang membatasi pasien dan petugas.
Kurangnya kepatuhan dan kurangnya keinginan petugas menjadi masalah
tidak terlaksananya pelayanan sesuai SOP. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan
beberapa kegiatan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap SOP pelayanan
poli umum. Kegiatan-kegiatan seperti audit internal, mengevaluasi SOP
terhadap pelayanan poli umum dan koordinasi antar bagian yang terlibat perlu
dilakukan sehingga diharapkan dapat terlaksananya pelayanan poli umum yang
sesuai SOP.
B. Saran
1. Penanggung jawab Pelayanan Poli Umum :
 Meningkatkan kepatuhan petugas dengan SOP pelayanan poli umum
 Mencari informasi pedoman pelayanan poli umum yang sesuai
dengan protokol pelayanan di masa pandemi covid 19.
2. Penanggung jawab UKP
 Melakukan evaluasi berkala terhadap kepatuhan SOP pelayanan poli
umum.

22

Anda mungkin juga menyukai